Professional Documents
Culture Documents
Pembuatan Biodiesel Dari Minyak Goreng Bekas Denga
Pembuatan Biodiesel Dari Minyak Goreng Bekas Denga
net/publication/277103547
CITATIONS READS
9 10,872
2 authors:
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Widayat Widayat on 29 February 2016.
Abstract
Crude oil is a source of energy which is not be renewable. This fact motivates so much countries in
economizing on fuel. Many researches have been done to gets another fuel substitute the crude oil.
Biodiesel is represented as fuel instead of diesel fuel, and it is produced from vegetable oil. In the other
side, ex-cooking oil is waste-product from food industry, restaurant and household which is potential to
be alternative fuels because of the high contents of carbon and hydrogen atoms. Commonly the biodiesel
made from vegetable oil by esterification and transesterification process. But if using esterification and
transesterification process to ex-cooking oil material, it is not economically feasible because the process
makes another reaction between alkaly catalist and oil to produce soap. One of biodiesel process is
catalytic cracking of the ex-cooking oil. This research is aimed to analyze zeolite catalist size effect
(0.125mm; 0.3375mm; 0.425mm; 0.85mm; 1.18mm), and acid concentration on the product (2N; 3N;
4N). This result shows that at 4N acid concentration and 0.125 mm zeolite catalist size is optimal which
can reach diesel specification.
Key words : biodiesel, ex-cooking oil, catalytic cracking, natural zeolite
Pendahuluan
Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia merupakan bahwa ester asam lemak dari kelapa sawit dapat
salah satu produk yang banyak dibutuhkan oleh disintesis menjadi pelumas dengan cara esterifikasi
masyarakat. Dengan bertambahnya penduduk maka metil ester asam lemak kelapa sawit dengan poliol
semakin meningkat pula konsumsi akan kebutuhan (Nama dagang : TMP - Ester) (Kompas, 22 Oktober
BBM tersebut, sehingga cadangan energi dari minyak 2001). Djaeni dkk, meneliti tentang penggunaan mi-
bumi semakin menipis dan suatu saat bisa habis. Di nyak goreng bekas menjadi biodiesel dengan cara
sisi lain, bahan bakar minyak sendiri banyak meng- transesterifikasi. Hasil penelitiannya menunjukkan
hasilkan gas buang yang dapat menyebabkan pen- bahwa zeolite yang telah diaktivasi dengan asam
cemaran lingkungan sehingga perlu dicari bahan sulfat mempunyai kemampuan sebagai katalis dalam
bakar yang akrab lingkungan. proses transesterifikasi minyak nabati bekas menjadi
biodiesel (Djaeni dkk, 2004). Bismo, meneliti pro-
Banyak peneliti telah menguji kemungkinan – spek ozonosasi etil ester dari minyak nabati untuk
kemungkinan penggunaan minyak nabati sebagai bahan bakar mesin diesel. Penelitian ini menyim-
pengganti bahan bakar baik secara langsung maupun pulkan bahwa reaksi ozonisasi dapat mengubah sifat
sebagai bahan pencampur. Diantaranya adalah Ger- – sifat dan atau karakteristik dari ester yang berasal
hard Knothe yang meneliti tentang pengolahan dari minyak – minyak nabati seperti kelapa sawit,
minyak tanaman, lemak hewan dan minyak jelantah minyak sawit, minyak kedelai dan minyak matahari
secara transesterifikasi menjadi biodiesel (BAPE- (Bismo, 2004).
DALDA kota makassar, 2003). Kemudian peru-
sahaan NANKO di Jepang membuat mesin diesel Minyak merupakan trigliserida yang tersusun atas
pembangkit listrik dengan bahan bakar dari minyak tiga unit asam lemak, berwujud cair pada suhu kamar
goreng jelantah yang telah disaring dan kemudian (25°C) dan lebih banyak mengandung asam lemak
ditambah methanol. Supranto dkk, meneliti tentang tidak jenuh sehingga mudah mengalami oksidasi.
pengaruh suhu dan perbandingan pereaksi pada Minyak yang berbentuk padat biasa disebut dengan
pembuatan metil ester biodiesel dari distilat asam lemak. Minyak dapat bersumber dari tanaman,
lemak sawit (Supranto dkk, 2003 ). Herawan meneliti misalnya minyak zaitun, minyak jagung, minyak
tentang kemungkinan penggunaan kelapa sawit untuk kelapa, dan minyak bunga matahari. Minyak dapat
minyak pelumas mesin otomotif, alat – alat hidrolik juga bersumber dari hewan, misalnya minyak ikan
dan kompresor. Hasil penelitiannya menunjukkan sardin, minyak ikan paus dan lain-lain (Ketaren,
1986). Minyak sayur adalah jenis minyak yang
digunakan dalam pengolahan bahan pangan, biasanya
*) Staf Pengajar Jurusan Teknik Kimia Fakultas terbuat dari kelapa maupun kelapa sawit. Komposisi
Teknik Universitas Diponegoro minyak goreng dari kelapa sawit seperti disajikan
dalam tabel 1.
Penggunaan minyak nabati berulang kali sangat mem- Ada tiga tipe dari proses catalytic cracking yaitu Fluid
bahayakan kesehatan. Hal ini dikarenakan selain sema- catalytic cracking (FCC), moving – bed catalytic cra-
kin banyaknya kotoran yang terkandung dalam minyak cking, dan thermofor catalytic cracking (TCC).
goreng akibat penggorengan bahan makanan sebe-lumnya 1. Fluid catalytic cracking
dan semakin banyaknya senyawa – senyawa asam Yaitu proses perengkahan dimana minyak dipecah
karboksilat bebas di dalam minyak serta warna minyak dengan adanya katalis yang ada didalam reaktor
goreng yang semakin tidak jernih jika dipakai berulang dengan jalan menjaga aliran fluida dalam proses
kali. Selama proses penggorengan, terjadi pemanasan dan tersebut.
minyak berubah menjadi berwarna gelap karena 2. Moving-bed catalytic cracking
terjadinya reaksi kimia yang dapat menghasilkan sekitar Proses ini hampir sama dengan proses fluid
400 senyawa kimia yang umum-nya bersifat karsinogenik catalytic cracking. Perbedaannya terletak pada per-
(Boyd dan Margaret, 1996). Sedangkan pembuangan lakuan katalis yang dipindahkan secara kontinyu
minyak goreng bekas secara langsung ke lingkungan akan untuk dijatuhkan kedalam reaktor dan kemudian
menimbulkan pencema-ran. Komposisi minyak goreng diregenerasi.
bekas dari kelapa sawit, disajikan dalam tabel 2. 3. Thermofor catalytic cracking
Proses ini dilakukan dengan cara memanaskan
Catalytic cracking atau perengkahan berkatalis adalah minyak terlebih dahulu, kemudian dialirkan hingga
suatu cara untuk memecah hidrokarbon kompleks men- mencapai reaktor bed katalitik. Dalam reaktor ini
jadi molekul yang lebih sederhana yang dapat mening- uap akan terpisah dari katalis dan mengirimnya ke
katkan kualitas dan kuantitas produk dan juga dapat kolom fraksinasi.
menurunkan jumlah residu yang dihasilkan. (SET laboratories, 1999)
k = A exp ( - Ea/RT)
Ket.gambar :
1. Kompor listrik
2. Labu pemanas
3. Termokontrol
4. Pendingin balik
5. Erlenmeyer
6. Statif
7. Klem
8. Air pendingin masuk
9. Air pendingin keluar
10. Aliran uap keluar
11. Aliran uap keluar
4.7
0.845 4.65
V is k o s ita s (c P )
0.84 4.6 0.125 mm
0.125 mm 4.55
0.835 0.3375 mm
0.3375 mm
4.5 0.425 mm
0.83 0.425 mm
4.45 0.85 mm
0.85 mm
0.825 1.18 mm
1.18 mm 4.4
0.82 4.35
0.815 4.3
0.81 0 1 2 3 4 5
0 1 2 3 4 5 Konsentrasi H2SO4 (N)
Konsentrasi H2SO4 (N)
0.125 mm
1.35 solar, Hal ini dikarenakan katalis zeolite yang telah
0.3375 mm
diaktivasi oleh asam sulfat mem-punyai kemampuan
1.3 0.425 mm
merengkahkan minyak jelantah menjadi biodiesel yang
0.85 mm
1.25 lebih baik.
1.18 mm
1.2
Perengkahan awal minyak goreng kelapa sawit :
1.15
0 1 2 3 4 5
CH2 – O – OC – (CH2)14 – CH3 (1)
Konsentrasi H2SO4 (N)
I
CH – O – OC – CH = CH – (CH2)14 – CH3 (2)
Gambar 6. Grafik Hubungan konsentrasi H2SO4 (2N; I
CH2 – O – OC – C C – (CH2)14 – CH3 (3)
3N; 4N) dengan Indeks Bias (n)
Tabel 8. Perbandingan Karakteristik Produk Biodiesel dari Minyak Goreng Bekas dengan Spesifikasi Solar
No. Karakteristik Hasil Penelitian Spesifikasi Solar
Min Max
1 Spesifik Gravity, gr / ml 0.848 0.82 0.87
2 Viskositas kinematik, cP 4.64 4.5 5.8
3 Indeks Bias 1.42 1.3 1.45
4 Nilai Kalor, MJ / Kg 37.46 35 -
(Sidjabat, 2004)
Kesimpulan Daftar Pustaka
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat 1. BAPEDALDA Kota Makassar, (2003),
diberikan kesimpulan sebagai berikut: “Pengembangan Industri Biodiesel Sawit”,
1. Minyak goreng bekas dapat menjadi produk bio- Badan Pengendalian Dampak Lingkungan
diesel dengan cara perengkahan menggunakan ka- Daerah Kota Makasar, Sulawesi Selatan
talis zeolite. 2. Bismo, S., (2004), “Prospek Ozonisasi Etil Ester
2. Zeolit yang telah diaktivasi dengan asam sulfat dari Beberapa Minyak Nabati untuk Bahan
mempunyai kemampuan untuk merengkahkan Bakar Mesin Diesel”, Prosiding Seminar
minyak goreng bekas menjadi produk biodiesel. Nasional Rekayasa Kimia dan Proses Tek-
3. Hasil optimum yang diperoleh dari produk bio- nik Kimia, ISSN 1411 – 4216, Universitas
diesel adalah yang dioperasikan dengan katalis ze- Diponegoro Semarang
olit alam yang berukuran 0.125 mm yang sebe- 3. Budi, B. (1999), “Pirolisis Minyak Goreng Bekas
lumnya diaktivasi oleh asam sulfat dengan kon- Menjadi Bahan Bakar Alternatif Dengan
sentrasi 4N. Katalisator NaOH”, Laporan Penelitian,
4. Dari analisa GCMS didapatkan senyawa dengan Jurusan Teknik Kimia UNTAG. Semarang.
komponen C12-C20 yang menyerupai komposisi 4. Clark, Jim, (2003), “Cracking Alkanes”, http:/
senyawa penyusun bahan bakar solar (C10-C20) /www. chemguide. co. uk / organicprops
5. Analisa nilai kalor bahan bakar yang diperoleh /cracking alkanes – thermal and cat-
menunjukkan nilai 37.46 MJ/ kg yang telah alytic.htm.
mencukupi spesifikasi minimum dari bahan bakar 5. Djaeni, M., Suherman, Robyansah dan Hermawan
solar. H., (2004), “Transesterifikasi Minyak Naba-
ti Bekas Menjadi Biodiesel Menggunakan
Ucapan Terimakasih Katalis Zeolite”, Prosiding Seminar Nasi-
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Rizky onal Kejuangan Teknik Kimia, ISSN 1693 –
Widyo Laksito dan Tri Wulandari yang telah memban- 4393, UPN “Veteran”. Yogyakarta
tu terlaksananya penelitian ini hingga selesai.