You are on page 1of 12

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/277103547

PEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK GORENG BEKAS DENGAN PROSES


CATALYTIC CRACKING

Article  in  Teknik · January 2007

CITATIONS READS

9 10,872

2 authors:

Luqman Buchori Widayat Widayat


Universitas Diponegoro Universitas Diponegoro
81 PUBLICATIONS   437 CITATIONS    177 PUBLICATIONS   812 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Biodiesel Production from rubber seed by in situ method View project

biodiesel production View project

All content following this page was uploaded by Widayat Widayat on 29 February 2016.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


PEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK
GORENG BEKAS DENGAN PROSES CATALYTIC CRACKING

Luqman Buchori, Widayat*)

Abstract
Crude oil is a source of energy which is not be renewable. This fact motivates so much countries in
economizing on fuel. Many researches have been done to gets another fuel substitute the crude oil.
Biodiesel is represented as fuel instead of diesel fuel, and it is produced from vegetable oil. In the other
side, ex-cooking oil is waste-product from food industry, restaurant and household which is potential to
be alternative fuels because of the high contents of carbon and hydrogen atoms. Commonly the biodiesel
made from vegetable oil by esterification and transesterification process. But if using esterification and
transesterification process to ex-cooking oil material, it is not economically feasible because the process
makes another reaction between alkaly catalist and oil to produce soap. One of biodiesel process is
catalytic cracking of the ex-cooking oil. This research is aimed to analyze zeolite catalist size effect
(0.125mm; 0.3375mm; 0.425mm; 0.85mm; 1.18mm), and acid concentration on the product (2N; 3N;
4N). This result shows that at 4N acid concentration and 0.125 mm zeolite catalist size is optimal which
can reach diesel specification.
Key words : biodiesel, ex-cooking oil, catalytic cracking, natural zeolite

Pendahuluan
Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia merupakan bahwa ester asam lemak dari kelapa sawit dapat
salah satu produk yang banyak dibutuhkan oleh disintesis menjadi pelumas dengan cara esterifikasi
masyarakat. Dengan bertambahnya penduduk maka metil ester asam lemak kelapa sawit dengan poliol
semakin meningkat pula konsumsi akan kebutuhan (Nama dagang : TMP - Ester) (Kompas, 22 Oktober
BBM tersebut, sehingga cadangan energi dari minyak 2001). Djaeni dkk, meneliti tentang penggunaan mi-
bumi semakin menipis dan suatu saat bisa habis. Di nyak goreng bekas menjadi biodiesel dengan cara
sisi lain, bahan bakar minyak sendiri banyak meng- transesterifikasi. Hasil penelitiannya menunjukkan
hasilkan gas buang yang dapat menyebabkan pen- bahwa zeolite yang telah diaktivasi dengan asam
cemaran lingkungan sehingga perlu dicari bahan sulfat mempunyai kemampuan sebagai katalis dalam
bakar yang akrab lingkungan. proses transesterifikasi minyak nabati bekas menjadi
biodiesel (Djaeni dkk, 2004). Bismo, meneliti pro-
Banyak peneliti telah menguji kemungkinan – spek ozonosasi etil ester dari minyak nabati untuk
kemungkinan penggunaan minyak nabati sebagai bahan bakar mesin diesel. Penelitian ini menyim-
pengganti bahan bakar baik secara langsung maupun pulkan bahwa reaksi ozonisasi dapat mengubah sifat
sebagai bahan pencampur. Diantaranya adalah Ger- – sifat dan atau karakteristik dari ester yang berasal
hard Knothe yang meneliti tentang pengolahan dari minyak – minyak nabati seperti kelapa sawit,
minyak tanaman, lemak hewan dan minyak jelantah minyak sawit, minyak kedelai dan minyak matahari
secara transesterifikasi menjadi biodiesel (BAPE- (Bismo, 2004).
DALDA kota makassar, 2003). Kemudian peru-
sahaan NANKO di Jepang membuat mesin diesel Minyak merupakan trigliserida yang tersusun atas
pembangkit listrik dengan bahan bakar dari minyak tiga unit asam lemak, berwujud cair pada suhu kamar
goreng jelantah yang telah disaring dan kemudian (25°C) dan lebih banyak mengandung asam lemak
ditambah methanol. Supranto dkk, meneliti tentang tidak jenuh sehingga mudah mengalami oksidasi.
pengaruh suhu dan perbandingan pereaksi pada Minyak yang berbentuk padat biasa disebut dengan
pembuatan metil ester biodiesel dari distilat asam lemak. Minyak dapat bersumber dari tanaman,
lemak sawit (Supranto dkk, 2003 ). Herawan meneliti misalnya minyak zaitun, minyak jagung, minyak
tentang kemungkinan penggunaan kelapa sawit untuk kelapa, dan minyak bunga matahari. Minyak dapat
minyak pelumas mesin otomotif, alat – alat hidrolik juga bersumber dari hewan, misalnya minyak ikan
dan kompresor. Hasil penelitiannya menunjukkan sardin, minyak ikan paus dan lain-lain (Ketaren,
1986). Minyak sayur adalah jenis minyak yang
digunakan dalam pengolahan bahan pangan, biasanya
*) Staf Pengajar Jurusan Teknik Kimia Fakultas terbuat dari kelapa maupun kelapa sawit. Komposisi
Teknik Universitas Diponegoro minyak goreng dari kelapa sawit seperti disajikan
dalam tabel 1.

TEKNIK – Vol. 28 No. 2 Tahun 2007, ISSN 0852-1697 83


Tabel 1. Komposisi Asam Lemak Minyak Kelapa Sawit (Ketaren, 1986)
Asam Lemak Kandungan

Asam miristat 1.1 - 2.5


Asam palmitat 40 - 46
Asam stearat 3.6 - 4.7
Asam oleat 39 - 45
Asam linoleat 7.0 - 11

Tabel 2. Karakteristik Minyak Goreng Bekas (Sidjabat, 2004)


No Karakteristik Hasil analisis Metode uji
o
1. Spesifik gravitas, 60/60 F 0.9225 ASTM D-1298
2. Viskositas Kinematik, 100oC, cSt 50.47 ASTM D-445
3. Warna >3.5 ASTM D-1500
4. Bilangan Asam total, mg KOH/gr 5.289 ASTM D-664
5. Residu karbon, %-brt 0.314 ASTM D-189
6. Asam lemak bebas, %-brt 4.2 -
7. Komposisi as.lemak, %-brt :
- Asam Laurat 1.606
- Asam palmitat 14.939
- Asam margarat 3.959
HPLC
- Asam Stearat 13.121
- Asam Oleat 32.192
- Asam linoleat 5.022
- Asam arkhidat 2.585

Penggunaan minyak nabati berulang kali sangat mem- Ada tiga tipe dari proses catalytic cracking yaitu Fluid
bahayakan kesehatan. Hal ini dikarenakan selain sema- catalytic cracking (FCC), moving – bed catalytic cra-
kin banyaknya kotoran yang terkandung dalam minyak cking, dan thermofor catalytic cracking (TCC).
goreng akibat penggorengan bahan makanan sebe-lumnya 1. Fluid catalytic cracking
dan semakin banyaknya senyawa – senyawa asam Yaitu proses perengkahan dimana minyak dipecah
karboksilat bebas di dalam minyak serta warna minyak dengan adanya katalis yang ada didalam reaktor
goreng yang semakin tidak jernih jika dipakai berulang dengan jalan menjaga aliran fluida dalam proses
kali. Selama proses penggorengan, terjadi pemanasan dan tersebut.
minyak berubah menjadi berwarna gelap karena 2. Moving-bed catalytic cracking
terjadinya reaksi kimia yang dapat menghasilkan sekitar Proses ini hampir sama dengan proses fluid
400 senyawa kimia yang umum-nya bersifat karsinogenik catalytic cracking. Perbedaannya terletak pada per-
(Boyd dan Margaret, 1996). Sedangkan pembuangan lakuan katalis yang dipindahkan secara kontinyu
minyak goreng bekas secara langsung ke lingkungan akan untuk dijatuhkan kedalam reaktor dan kemudian
menimbulkan pencema-ran. Komposisi minyak goreng diregenerasi.
bekas dari kelapa sawit, disajikan dalam tabel 2. 3. Thermofor catalytic cracking
Proses ini dilakukan dengan cara memanaskan
Catalytic cracking atau perengkahan berkatalis adalah minyak terlebih dahulu, kemudian dialirkan hingga
suatu cara untuk memecah hidrokarbon kompleks men- mencapai reaktor bed katalitik. Dalam reaktor ini
jadi molekul yang lebih sederhana yang dapat mening- uap akan terpisah dari katalis dan mengirimnya ke
katkan kualitas dan kuantitas produk dan juga dapat kolom fraksinasi.
menurunkan jumlah residu yang dihasilkan. (SET laboratories, 1999)

TEKNIK – Vol. 28 No. 2 Tahun 2007, ISSN 0852-1697 84


Zeolite cracking catalyst Hasil dan Pembahasan
Cracking adalah suatu cara untuk memecah rantai Pengaruh ukuran katalis
molekul hidrokarbon yang besar menjadi molekul yang Analisis pengaruh ukuran katalis pada produk biodiesel
lebih kecil. Pemecahan ini menggunakan suhu dan proses catalytic cracking minyak jelantah, untuk hu-
tekanan yang tinggi tanpa adanya katalis, atau suhu dan bungannya dengan specific gravity/densitas disajikan
tekanan yang rendah dengan menggunakan katalis. pada gambar 2, sedangkan hubungan ukuran katalis
Keunikan dari reaksi ini adalah molekul hidrokarbon dengan Indeks bias disajikan pada gambar 3, dan pada
dihancurkan secara acak untuk meng-hasilkan cam- gambar 4 disajikan hubungan ukuran katalis dengan
puran hidrokarbon yang lebih kecil. Suatu misal hidro- viskositas.
karbon C15H32 dapat dipecah de-ngan zeolite menjadi :
0.85

Specific gravity/densitas (g/ml)


C15H32 2C2H4 + C3H6 + C8H18 0.845

ethena propene oktana 0.84

(Clark, 2003) 0.835


H2SO4 2N
0.83 H2SO4 3N
H2SO4 4N
0.825
Penelitian ini bertujuan mempelajari pengaruh ukuran 0.82
katalis zeolit alam (0.125 mm; 0.3375 mm; 0.425 mm; 0.815
0.85 mm; 1.18 mm), dan konsentrasi asam (2N; 3N; 0.81

4N) yang digunakan terhadap produk yang akan 0 0.5 1 1.5


Ukuran katalis (mm)
dihasilkan.
Gambar 2. Grafik Hubungan ukuran katalis zeolite
Metode Penelitian alam (0,125mm; 0,3375mm; 0,425mm; 0,85mm;
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah labu 1,18mm) dengan spesifik graviti (gr/ml)
pemanas yang dilengkapi dengan temperatur kontrol
dan pendingin balik. Langkah pertama yang dila-kukan 1.45
adalah preparasi katalis zeolit dengan cara meng- 1.4
Indeks bias (n)

hancurkan hingga sesuai dengan ukuran yang telah 1.35


H2SO4 2N
ditentukan. Kemudian dilakukan proses aktivasi zeolite 1.3 H2SO4 3N
menggunakan larutan H2SO4 pada berbagai konsentrasi. H2SO4 4N
1.25
Aktivasi ini bertujuan untuk memur-nikan zeolite dari
1.2
senyawa-senyawa yang terkandung di dalamnya seperti
1.15
modernite, clipotilotile dan senyawa - senyawa lainnya. 0 0.5 1 1.5
Senyawa ini dapat meng-ganggu atau mengurangi Ukuran katalis (mm)
penyerapan ion pada zeolite. Katalis selanjutnya dike-
ringkan dan dimasukkan ke dalam oven pada suhu Gambar 3. Grafik Hubungan ukuran katalis zeolite
1100C selama 2 jam Proses perengkahan dilakukan alam (0,125mm; 0,3375mm; 0,425mm; 0,85mm;
seperti pada Gambar 1. 1,18mm) dengan Indeks Bias (n)

Minyak goreng bekas bersama dengan zeolite yang 4.7


telah diaktifasi selanjutnya dipanaskan pada tempe- 4.65
V is kos itas (cP )

ratur 250°C dalam labu pemanas yang telah disetting 4.6


dengan temperatur kontrol. Uap minyak goreng bekas 4.55 H2SO4 2N
yang telah direngkahkan oleh zeolite kemudian di- 4.5 H2SO4 3N
4.45 H2SO4 4N
dinginkan, sehingga uap tersebut terkondensasi. Re-
4.4
aksi dihentikan ketika komposisi minyak dalam labu 4.35
pemanas sudah habis atau sudah tidak mengeluarkan 4.3
uap cair. Cairan hasil kondensasi kemudian ditam-pung 0 0.5 1 1.5
untuk dianalisa secara kuantitatif dan kualitatif sesuai Ukuran katalis (mm)
dengan respon yang diamati. Uji kuantitatif meliputi
spesific gravity, indeks bias dan viskositas sedangkan
Uji kualitatif dilakukan untuk mengetahui senyawa Gambar 4. Grafik Hubungan ukuran katalis zeolite
komponen penyusunnya dengan menggu-nakkan Ana- alam (0,125mm; 0,3375mm; 0,425mm; 0,85mm;
lysis Gas Chromathograph Mass Spe-ctrofotometry dan 1,18mm) dengan viskositas (cP)
nilai kalor bahan bakarnya dengan Bom Calorimeter.

TEKNIK – Vol. 28 No. 2 Tahun 2007, ISSN 0852-1697 85


Dari ketiga grafik tersebut, terlihat jelas bahwa semakin Pengaruh konsentrasi asam
kecil ukuran katalis maka nilai karakteristik dari spesifik Analisis pengaruh konsentrasi asam pada produk
gravity/ densitas, indeks bias dan viskositasnya semakin biodiesel proses catalytic cracking minyak jelantah, untuk
mendekati nilai spesifikasi dari bahan bakar solar, Hal ini hubungannya dengan specific gravity/densitas disajikan
dikarenakan semakin kecil ukuran zeolite, maka ukuran pada gambar 5, sedangkan hubungan ukuran katalis
pori zeolite semakin luas, sehingga frekuensi tumbukan dengan Indeks bias disajikan pada gambar 5, dan pada
dengan atom minyak goreng akan semakin besar dan gambar 7 disajikan hubungan konsentrasi asam dengan
akibatnya aktifitas perengkahan zeolite dalam memu- viskositas.
tuskan rantai semakin baik. Hal ini sesuai dengan per-
samaan Arhenius: (Levenpiel, 1985)

k = A exp ( - Ea/RT)

Ket.gambar :
1. Kompor listrik
2. Labu pemanas
3. Termokontrol
4. Pendingin balik
5. Erlenmeyer
6. Statif
7. Klem
8. Air pendingin masuk
9. Air pendingin keluar
10. Aliran uap keluar
11. Aliran uap keluar

Gambar 1. Rangkaian Alat Pembuatan Biodiesel dengan Catalytic Cracking

TEKNIK – Vol. 28 No. 2 Tahun 2007, ISSN 0852-1697 86


0.85
S pe c ific g ra v ity/d e ns itas (g /m l)

4.7
0.845 4.65

V is k o s ita s (c P )
0.84 4.6 0.125 mm
0.125 mm 4.55
0.835 0.3375 mm
0.3375 mm
4.5 0.425 mm
0.83 0.425 mm
4.45 0.85 mm
0.85 mm
0.825 1.18 mm
1.18 mm 4.4
0.82 4.35
0.815 4.3
0.81 0 1 2 3 4 5
0 1 2 3 4 5 Konsentrasi H2SO4 (N)
Konsentrasi H2SO4 (N)

Gambar 7. Grafik Hubungan konsentrasi asam (2N;


Gambar 5. Grafik Hubungan konsentrasi H2SO4 (2N; 3N; 4N) dengan viskositas (cP)
3N; 4N) dengan spesifik gravity/densitas (gr/ml)
Dari ketiga grafik tersebut, terlihat jelas bahwa semakin
1.45
besar konsentrasi asam maka nilai ka-rakteristik dari
spesifik graviti/densitas, indeks bias dan viskositasnya
1.4 semakin mendekati nilai spesifikasi dari bahan bakar
In d e k s B ia s (n )

0.125 mm
1.35 solar, Hal ini dikarenakan katalis zeolite yang telah
0.3375 mm
diaktivasi oleh asam sulfat mem-punyai kemampuan
1.3 0.425 mm
merengkahkan minyak jelantah menjadi biodiesel yang
0.85 mm
1.25 lebih baik.
1.18 mm
1.2
Perengkahan awal minyak goreng kelapa sawit :
1.15
0 1 2 3 4 5
CH2 – O – OC – (CH2)14 – CH3 (1)
Konsentrasi H2SO4 (N)
I
CH – O – OC – CH = CH – (CH2)14 – CH3 (2)
Gambar 6. Grafik Hubungan konsentrasi H2SO4 (2N; I
CH2 – O – OC – C C – (CH2)14 – CH3 (3)
3N; 4N) dengan Indeks Bias (n)

TEKNIK – Vol. 28 No. 2 Tahun 2007, ISSN 0852-1697 87


[ Perengkahan rantai trigliserida menjadi 3 bagian, yaitu (1), (2), dan (3) ]

a. Perengkahan lanjut untuk bagian (1)

CH2- – O – OC – (CH2)14 – CH3

CO2 – CH2- CH2- – (CH2)13 – CH3


H
CO2 (g) + C(s) + H2(g) CH3 – (CH2)11 – CH3 tridekana
+
CH3 – (CH2)7 – CH3 nonana

b. Perengkahan lanjut untuk bagian (2)


CH2- – O – OC – CH = CH – (CH2)14 – CH3

CO2 – CH2- CH- = CH – (CH2)14 – CH3


3
/2 H2
CO2 (g) + C(s) + ½ H2(g) CH3 – CH2 – (CH2)14 – CH3 heptadekana
+
CH3 – (CH2)14 – CH3 heksadekana
+
CH3 – (CH2)9 – CH3 undekana

c. Perengkahan lanjut untuk bagian (3)


CH2- – O – OC – C C – (CH2)14 – CH3

CO2 – CH2- C- C – (CH2)14 – CH3

CO2 (g) + C(s) + H2(g) C C CH2- – (CH2)13 – CH3


H
CH3 – (CH2)13 – CH3 pentadekana
+
CH3 – (CH2)10 – CH3 dodekana

TEKNIK – Vol. 28 No. 2 Tahun 2007, ISSN 0852-1697 88


Dari semua hasil tersebut dapat dilihat bahwa kondisi Tabel 5. Hasil Analisa GCMS
yang memberikan hasil optimum adalah minyak je- dengan waktu retensi 13,875
lantah yang di operasikan dengan katalis zeolit alam No. Berat Rumus Nama
yang berukuran 0.125 mm yang sebelumnya diaktivasi Molekul Molekul Senyawa
oleh asam sulfat dengan konsentrasi 4N. 1 197 C14H29 Tetradekana
2 85 C11H23 Undekana
Selanjutnya hasil optimum ini dianalisis lebih lanjut 3 212 C15H32 Pentadekana
secara kimiawi untuk diketahui senyawa komponen 4 212 C15H32 Pentadekana
penyusunnya dengan menggunakkan Analysis Gas 5 184 C13H28 Tridekana
Chromathograph Mass Spectrofotometry, dan nilai
kalor bahan bakarnya dengan Bom Calorimeter. Tabel 6. Hasil Analisa GCMS
dengan waktu retensi 15,142
Tabel 3. Hasil Analisa GCMS No. Berat Rumus Nama
dengan waktu retensi 2,850 Molekul Molekul Senyawa
No. Berat Rumus Nama 1 197 C14H29 Tetradekana
Molekul Molekul Senyawa 2 85 C11H23 Undekana
1 128 C9H20 Nonana 3 268 C17H36 Heptadekana
2 128 C9H20 Nonana 4 240 C17H36 Heptadekana
3 128 C9H20 Nonana 5 240 C17H36 Heptadekana
4 128 C9H20 Nonana
5 142 C10H22 Dekana

Tabel 4. Hasil Analisa GCMS


dengan waktu retensi 4,692
No. Berat Rumus Nama
Molekul Molekul Senyawa
1 142 C10H22 Oktana
2 142 C10H22 Oktana
3 156 C11H24 Undekana
4 114 C8H18 Heksana
5 156 C11H24 Undekana

TEKNIK – Vol. 28 No. 2 Tahun 2007, ISSN 0852-1697 89


Analisa GCMS

Gambar 8. Hasil Analisa GCMS

TEKNIK – Vol. 28 No. 2 Tahun 2007, ISSN 0852-1697 90


Tabel 7. Hasil Analisa GCMS (Undekana), C15H32 (Pentadekana) dan C13H28 (Tri-
dengan waktu retensi 23,008 dekana) yang menyerupai spesifikasi komponen
penyusun bahan bakar solar (C10 - C20) (Indartono,
No. Berat Rumus Nama 2005)
Molekul Molekul Senyawa
1 212 C15H32 Pentadekana Dan analisa nilai kalor bahan bakar yang diperoleh pun
2 268 C19H40 Oktadekana menunjukkan nilai 37.46 MJ/ kg yang telah mencukupi
3 212 C15H32 Pentadekana spesifikasi minimum dari bahan bakar solar. Oleh
4 254 C18H38 Heptadekana karena itu dapat diasumsikan bahwa produk biodiesel
5 282 C20H42 Eikosana yang dihasilkan dari minyak goreng bekas dengan pro-
ses catalytic cracking telah mencukupi batas minimum
Analisa GCMS menujukkan bahwa luas area terbesar produk bakar solar.
terdapat pada waktu retensi 13,875 dimana produk
yang dihasilkan adalah C14H29 (Tetradekana), C11H23

Tabel 8. Perbandingan Karakteristik Produk Biodiesel dari Minyak Goreng Bekas dengan Spesifikasi Solar
No. Karakteristik Hasil Penelitian Spesifikasi Solar
Min Max
1 Spesifik Gravity, gr / ml 0.848 0.82 0.87
2 Viskositas kinematik, cP 4.64 4.5 5.8
3 Indeks Bias 1.42 1.3 1.45
4 Nilai Kalor, MJ / Kg 37.46 35 -
(Sidjabat, 2004)
Kesimpulan Daftar Pustaka
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat 1. BAPEDALDA Kota Makassar, (2003),
diberikan kesimpulan sebagai berikut: “Pengembangan Industri Biodiesel Sawit”,
1. Minyak goreng bekas dapat menjadi produk bio- Badan Pengendalian Dampak Lingkungan
diesel dengan cara perengkahan menggunakan ka- Daerah Kota Makasar, Sulawesi Selatan
talis zeolite. 2. Bismo, S., (2004), “Prospek Ozonisasi Etil Ester
2. Zeolit yang telah diaktivasi dengan asam sulfat dari Beberapa Minyak Nabati untuk Bahan
mempunyai kemampuan untuk merengkahkan Bakar Mesin Diesel”, Prosiding Seminar
minyak goreng bekas menjadi produk biodiesel. Nasional Rekayasa Kimia dan Proses Tek-
3. Hasil optimum yang diperoleh dari produk bio- nik Kimia, ISSN 1411 – 4216, Universitas
diesel adalah yang dioperasikan dengan katalis ze- Diponegoro Semarang
olit alam yang berukuran 0.125 mm yang sebe- 3. Budi, B. (1999), “Pirolisis Minyak Goreng Bekas
lumnya diaktivasi oleh asam sulfat dengan kon- Menjadi Bahan Bakar Alternatif Dengan
sentrasi 4N. Katalisator NaOH”, Laporan Penelitian,
4. Dari analisa GCMS didapatkan senyawa dengan Jurusan Teknik Kimia UNTAG. Semarang.
komponen C12-C20 yang menyerupai komposisi 4. Clark, Jim, (2003), “Cracking Alkanes”, http:/
senyawa penyusun bahan bakar solar (C10-C20) /www. chemguide. co. uk / organicprops
5. Analisa nilai kalor bahan bakar yang diperoleh /cracking alkanes – thermal and cat-
menunjukkan nilai 37.46 MJ/ kg yang telah alytic.htm.
mencukupi spesifikasi minimum dari bahan bakar 5. Djaeni, M., Suherman, Robyansah dan Hermawan
solar. H., (2004), “Transesterifikasi Minyak Naba-
ti Bekas Menjadi Biodiesel Menggunakan
Ucapan Terimakasih Katalis Zeolite”, Prosiding Seminar Nasi-
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Rizky onal Kejuangan Teknik Kimia, ISSN 1693 –
Widyo Laksito dan Tri Wulandari yang telah memban- 4393, UPN “Veteran”. Yogyakarta
tu terlaksananya penelitian ini hingga selesai.

TEKNIK – Vol. 28 No. 2 Tahun 2007, ISSN 0852-1697 91


6. Fessenden, Ralph J and Fessenden Joan S., (1997), 15. Sidjabat, O., (2004), “Pengolahan minyak goreng
“Kimia Organik Jilid 2”, Penerbit Erlangga, bekas menjadi Biodiesel”, Lembaran Publ-
Jakarta ikasi, LEMIGAS Jakarta
7. Gates, B.C, dkk, (1977), “Chemistry of Catalyst 16. SET Laboratories, Inc., (1999), “Catalytic Cra-
Processes”, New York : Academic. cking”, http:// www. setlaboratories. com/
8. Germain, J. E., (1969), “Catalytic Conversion of Cat cracking.htm.
Hydrocarbons”, Academic Pres Inc. 17. Setiawan, R. W., (1999), “Dekarboksilasi Sabun
9. Harian Kompas, “Biodiesel Jelantah dan Pelumas Dari Minyak Goreng Bekas Menjadi Bahan
Sawit”, http:// www. Kompas. com\ kompas Bakar Minyak Menggunakan Pereaksi Soda
– cetak / 0110 / 22 / daerah / bo25.htm, 22 Api”, Laporan Penelitian, Jurusan Teknik
Oktober 2001 Kimia UNTAG Semarang
10. Indartono, Yuli, (2005), “Minyak Tanah Sebagai 18. Subagjo, (1998), “Zeolite”, Laboratorium Konver-
Pengganti Solar”, http://www .beritaiptek si Termokimia, Institut Teknologi Bandung
.com/zberita-beritaiptek Indonesia.
11. Ketaren, S., (1986), ”Minyak dan Lemak Pangan”, 19. Sumber Bratako, (2002), “Daftar Harga Katalis”,
Indonesia : UI – Press Supplier Bahan Kimia. Semarang.
12. Kusumo, Priyono dan M. F. Sri Mulyaningsih, 20. Supranto, Suhardi dan Purnomo, (2003), “Ranca-
(2004), “Kemungkinan Bahan Bakar ngan Proses Produksi Biodiesel Bahan Ba-
Minyak Dari Minyak Goreng Bekas Melalui kar Mesin Diesel dari Limbah Proses
Proses Dekarboksilasi”, Prosiding Seminar Pengolahan Minyak Goreng Berbasis Crude
Nasional Rekayasa Kimia dan Proses Palm Oil”, Prosiding Seminar Nasional
Teknik Kimia, ISSN 1411 – 4216, UNDIP Rekayasa Kimia dan Proses Teknik Kimia,
Semarang ISSN 1411 – 4216, Universitas Diponegoro
13. Laniwati M., (1999), “Isomerisasi 1 – buten Semarang
menggunakan zeolite alam asal malang 21. Tahar,A dan Soerawidjaja, T.H., (2003), “Evaluasi
Jawa Timur Sebagai Katalis”, http:// www. Teknis Pembuatan Biodiesel Dari Minyak
lp. itb. ac. id./ product/ vol31no2/ melia. Jelantah,” Prosiding Seminar Nasional Re-
html. kayasa Kimia dan Proses Teknik Kimia,
14. Othmer, Kirk, (1978), “Chemical Engineering ISSN 1411 – 4216, UNDIP Semarang
Ensiclopedia”, Volume 11, Mc Graw Hill 22. The Breck Group, (1975), “Heterogeneous Cata-
Book Company, Singapore. lysis and Zeolite Synthesis”, http:// www.
umich. edu/ ~becklab/ The Breck Group –
Current Research.htm.

TEKNIK – Vol. 28 No. 2 Tahun 2007, ISSN 0852-1697 92


TEKNIK – Vol. 28 No. 2 Tahun 2007, ISSN 0852-1697 93

View publication stats

You might also like