Professional Documents
Culture Documents
21-Phyllanthus Acidus-Jihan Virdianti Putri
21-Phyllanthus Acidus-Jihan Virdianti Putri
Oleh :
Dosen Pembimbing:
HAIYUL FADHLI, M.Si, Apt
2017
1.1 Klasifikasi Ceremai (Phyllanthus acidus (L.) Skeels).
Divisi : Spematophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Euphorbiales
Suku : Euphorbiaceae
Marga : Phyllanthus
Jenis : Phyllanthus acidus (L.) Skeels (Hutapea dkk., 1991)
Gambar 1.
Pohon ceremai memiliki tinggi ± 10 m. Batangnya tegak, bulat, berkayu, mudah patah,
kasar, dengan percabangan monopodial, warna batang coklat muda. Daunnya halus,
tangkai silindris, majemuk, lonjong, berseling, panjang 5-6 cm, lebar pertulangan 2-3 cm,
tepi daun rata, ujung runcing, pangkal tumpul, warna hijau muda. Bunga majemuk, bulat,
diranting, tangkai silindris, panjang ± 1 cm, warna hijau muda, kelopak bentuk bintang,
halus, mahkota merah muda. Buah ceremai bulat, dengan permukaan berlekuk, warna
kuning keputih-putihan. Bijinya bulat pipih, coklat muda. Akarnya tunggang dengan
warna coklat muda (Hutapea dkk., 1991).
Gambar 2.
Ceremai merupakan tanaman yang berasal dari India yang termasuk ke dalam famili
Euphorbiaccae. Ceremai dapat tumbuh hingga ketinggian 1000 meter dpl dan bertahan
hidup pada tanah dengan kondisi kekurangan air. Ceremai sendiri diketahui tumbuh
hampir di seluruh bagian kepulauan Indonesia terutama di Sumatera, Jawa, Sulewesi,
kepulauan Nusa Tenggara, dan Maluku. (IPTEKa , 2005)
Ceremai banyak ditanam orang di halaman, ladang, atau tempat lainnya sampai
ketinggian sekitar 500 m dpl. Pohon kecil, tinggi ± 10 m, percabangan banyak. Kulit
kayunya tebal, daun tunggal, bertangkai pendek, tersusun dalam 6 tangkai membentuk
rangkaian seperti daun majemuk. Helaian daun bentuk bundar telur sampai jorong, ujung
runcing. Pangkal tumpul sampai bundar, tepi rata, pertulangan menyirip, permukaan licin
tidak berambut, panjang 2-7 cm, lebar 1,5- 4 cm, warna hijau muda. Tangkai bila gugur
akan menimbulkan bekas yang nyata. Bunga majemuk tandan, panjang 1,5 cm – 9 cm,
keluar disepanjang cabang. Buahnya berupa buah batu, bentuk bulat pipih, berlekuk 6-8,
panjang 1,25-1,5 cm, lebar 1,75-2,5 cm, warna kuning muda, rasanya asam. (Dalimarta,
2002).
Sule dan Sani (2008), Isolation of Ricinine from Methanol extracts tree different seed
varieties of Ricinus communis Linn (Euphorbiaceae) berhasil mengisolasi melalui profil
kromatografi lapis tipis dari ekstrak metanol ditemukan senyawa golongan alkaloid dan
steroid. Uji kromatografi gas/spektroskopi massa dan IR menunjukkan adanya ricinine
(1)(1,2-dihidro-4-metoksi-2oxo-3-pyridinecarbonitrile).
(1)
Syah et al. (2012) Berdasarkan data penelitian terhadap spesies Macaranga pruinosa,
didapatkan metabolit sekunder yang berasal dari bagian daun diperoleh senyawa turunan
fenolik yaitu flavonoid meliputi nimfaeol B (2), dan 6-farnesil-3′,4′,5,7-
tetrahidroksiflavanon .
(2)
(3)
Yang et al.( 2007) berhasil mengisolasi metabolit sekunder dari tanaman Baccaurea
ramiflora, Buah B. ramiflora mengandung flavonoid (6), flavonol (7), proanthocianidin
(8), vitamin C (9), dan Senyawa fenol pada daun B. ramiflora 1.6’- O-
vanilloylisotachioside (10) , 2.6’-Ovanilloyltachioside (11)
(Bakar et al. 2014). melaporkan bahwa buah B. Lanceolata juga mengandung fenol
(13), antosianin (14), dan karotenoid (15).
Pada isolasi senyawa Jathropa Curcas ,fraksi polar ekstrak kasar akar J.
curcas mengandung 5α-stigmastane-3,6-dione (15), β-sitosterol (16), estigmasterol (17),
taraxasterol (18), daucasterol (19), propasin (20),nobiletin (21), marmesin (22)
1.5 Kandungan Senyawa Kimia dari Genus Phyllanthus
Baker (2000) telah dilakukan isolasi dan identifikasi senyawa terpenoid antibakteri
dari herba meniran (Pyllanthus niruri Linn) dengan metode Kromatografi Gas –
Spektroskopi Massa didapatkan senyawa Phytol (23), dan phytadiene (24).
Friedal et al. (2005) berhasil mengisolasi metabolit sekunder dari tumbuhan
yaitu Phyllanthusols A (24) and B (25) yang bersifat sitotoksik terhadap BC dan KB cell
lines.
Daun ceremai mengandung saponin, flavonoida, tanin, dan polifenol (Purwarini,
2001). Akar mengandung saponin, asam galat (26), zat samak, dan zat beracun (toksik).
Sedangkan buah mengandung vitamin C (Dalimarta, 1999).
(26)
(Hu et al., 2014) Terdapat beberapa kandungan kimia yang telah berhasil diisolasi dan
di identifikasi oleh beberapa peneliti dari tumbuhan P. urinaria antara lain(þ)-
dihydrocubebin (27) ,(þ)-lyoniresiol (28),(7R,70R,8S,80S)-icariol A2 (29) , evofolin B
(30) , 4-oxopinoresinol (31) ,(_)-syringaresinol (32) , (_)-episyringaresinol (33),
glochidiol (34), oleanolic acid (35), cleistanthol (36), spruceanol (37), cloven-2b,9a-diol
(38) , (6R)-menthiafolic acid (39), (3b,22E)-stigmasta-5,22-diene-3,25-diol (40) ,(þ)-
cucurbic acid (41) , (þ)-methyl cucurbate (42), methyl (1R,2R,20Z)-2-(50-hydroxy-pent-
20-enyl)-3-oxocyclopentaneacetate(43), dehydrochebulic acid trimethyl ester (44) ,
ferulic acid (45) , p-hydroxybenzaldehyde (46) , 3,5-dihydroxy-4-methoxybenzoic acid
(47), dan 5-hydroxymethyl-2-furaldehyde (48) .
(27) (28)
(29) (30)
(31) (32)
(33)
(34) (35)
(38)
(39) (40)
(47) (48)
(Duke, 2007) Tanaman ceremai (Phyllanthus acidus (L.) Skeels) mengandung asam
askorbat mempunyai kemampuan sebagai antiasma, antihistamin dan antiinflamasi, niacin (49)
yang terkadung dalam ceremai mempunyai kemampuan sebagai antihistamin dan beta-carotene
(50) mempunyai kemampuan sebagai antiasma.
(49) (50)
Pratiwi dkk (2013) pada penelitian terhadap efektivitas ekstrak daun cermai didapatkan
hasil Lethal concentration yang menyebabkan mortalitas sebesar 50% (LC50) dan 90%
(LC90) dapat diketahui dengan analisis probit. Data mortalitas larva Ae. aegypti yang mati
pada 24, 48,dan 72 jam setelah pemberian ekstrak daunceremai dianalisis sehingga diperoleh
LC50 dan LC90.
LC50 dan LC90 semakin kecil seiring dengan semakin lama waktu perlakuan atau
pemaparan, sebab semakin lama waktu pemaparan makasemakin besar mortalitas larva. LC50
ekstrak daun ceremai pada 24, 48, dan 72 jam setelah perlakuan, yaitu 0,505% > 0,432%, >
0,421%. LC90 pada 24, 48,dan 72 jam setelah perlakuan, yaitu 0,922% >0,732% > 0,682%.
(Habib et al, 2010) dalam penelitian aktivitas sitotoksik ekstrak methanol dari ceremai
dengan metode BSLT (Brine Shrimp Lethality Test) didapatkan LC50 sebesar 4,46 µg/ml.
Sedangkan pada pengujian antioksidan menunjukkan hasil sedang (551,97 mg / g GAE) dan
Jumlah flavonoid adalah 24,18 mg / g kuersetin setara.
DAFTAR PUSTAKA
Duke JA. 2007. List of Chemicals of Phyllanthus acidus (L.) Skeels. In: Phyto-chemical
and Ethnobotanical Databases. http://www.natrindex.com/duke_plant-G.html
Winaryo WP 2003. Sambiloto: Budi Daya dan Pemanfaatan untuk Obat. Jakarta :
Penebar Swadaya.