KUNJUNGAN PRA-ANESTESI
EY No. Dokumen No. Revisi | Halaman
RSGM GH -SPO-RSGMUNI6 =| gs dari
UNERSTAS NOAA
| | Ditetapkan
| | Direktur
‘Tanggal Terbit
STANDAR \S Mei 2022
PROSEDUR
OPERASIONAL |
(spo) |
| PENGERTIAN | Mengadakan kunjungan ke kamar pasien guna mengevaluasi kondisi
ddan kesiapan tindakan yang akan dilakukan pada pasien tersebut
TUJUAN —_| Mengadakan evaluasi dan penilaian tindakan,sebagai bahan pertimbangan
dalam menentukan baik atau tidaknya tindakkan tersebut dilakukan atau
untuk menentukan Jangkah dalam upaya memberikan pelayanan tindakan
yang optimal
KEBIJAKAN _ | Surat Keputusan Direktur Nomor : 03/UN.16.14D/RSGM/KPT/XIII/2022,
‘Tentang Kebijakan Pelayanan Anestesi dan Bedah di Rumah Sakit Gigi dan
|
| PROSEDUR /1. Kunjungan pra anestesia dilakukan oleh DPJP anestesiologi atau
peserta didik sesuai dengan tingkat kompetensinya,
2. Kunjungan pra anestesia dilakukan setelah DPJP Anestesiologi |
menerima konsultasi atau jadwal tindakan yang membutuhkan
anestesia dan sedasi
Pasien atau keluarga pasien sebelumnya diminta untuk mempelajari dan
‘mengisi form persiapan anestesia,
4. DPIP Anestesiologi dan peserta didik mempelajari rekam medis dan
form persiapan anestesia
5. DPJP Anestesiologi dan peserta didik memperkenalkan diri kepada
| pasien,
| 6. Sebelum melakukan wawancara dan pemeriksaan DPJP_ harus
memastikan identitas pasien yang dimaksud dengan melihat kesesuaian
nama, tempat, tanggal lahir dan nomor rekam medis sesuai dengan
gelang identitas pasien.(Iihat Instruksi Kerja [dentifikasi pasien
Wawancara dilakukan dengan :
Membahas riwayat penyakit, riwayat alergi, kebiasaan, pengalaman
anestesia sebelumnya, dan pengobatan yang sedang dijalani.
8. Menilai aspek kondisi fisik yang mungkin merubah keputusan dalam
hal risiko dan pengelolaan anestesia
9,_Mempelajari_hasil-hasil_pemeriksaan yang tersedia terkait_denganpenyulit dan rencana tindakan sedasi yang akan dilakukan,
10. Meminta proses pemeriksaan penunjang dan tindakan konsultasi lain
sesuai kondisi pasien,
IL. Menentukan status fisik pasien
12, Menentukan teknik sedasi pilihan dan alternatif yang akan dilakukan,
13, Menentukan obat-obat yang diperlukan untuk tindakan sedasi
14,Menentukan pengelolaan jenis dan jumlah cairan termasuk estimasi
kehilangan darah,
15, Menentukan pengelolaan obat-obat lain yang dikonsumsi oleh pasien.
16, Menentukan jenis pemantauan yang akan dilakukan,
17. Menentukan tindakan invasif tambahan termasuk pemasangan CVP dan
kanulasi intra arterial bila diperlukan
18. Menentukan persiapan puasa sebelum sedasi.
19. Menentukan transportasi ke tempat tindakan sesuai dengan sesuai
dengan kondisi pasien.
20.Menentukan pengelolaan pasca sedasi, termasuk manajemen nyeri
pasca tindakan,
21. Bila diperlukan menentukan Kebutuhan ruang rawat khusus pasca
sedasi
22. Menentukan usulan jumlah dan jenis persiapan darah yang dibutuhkan.
23. Penjelasan yang adekuat tentang keadaan pasien kepada keluarga atau
pasien (dewasa) sendiri, mengenai alternatifiya, risiko dan faktor
penyulit sedasi, kemungkinan komplikasi intra maupun pasca sedasi,
pengelolaan
24, pasca sedasi, termasuk manajemen nyeri pasca tindakan, kebutuhan
ruang rawat khusus pasca sedasi, serta kemungkinan transfusi termasuk
risik
25. DPJP. Anestesiologi yang bertanggung jawab memeriksa kembali
bahwa hal-hal tersebut di atas sudah dilakukan secara benar dan dicatat
dalam rekam medis pasien. (Formulir pra sedas
26. Kunjungan pra-sedasi dapat dilakukan di ruang rawat, pol
operatif dan tempat lain bila kondisi mengharuskan.
ik pre~
27. Setiap hasil kunjungan pra-sedasi yang dilakukan oleh peserta di
harus dilaporkan kepada konsulen Anestesi
UNIT TERKAIT
1. Komite Medis
Instalasi Kamar Operasi
Instalasi Gawat Darurat
Instalasi Rawat Inap
yaen
Instalasi Rawat Jalan
Rekam Medis