You are on page 1of 12

DAMPAK BURUK PEMBANGUNAN TANPA PEMERATAAN :

KESENJANGAN EKONOMI ANTAR WILAYAH DI INDONESIA

Reika Happy Sugiastuti1, Muhammad Rizki Pratama2


Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia1
Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia2
Email: reikahappy.s@ub.ac.id, Tel: +62 82242419817 1
pratamarizkim@ub.ac.id, Tel: +62 82338736452

ABSTRACT

This study aims to examine more deeply how the negative impacts of development without equity in
Indonesia. This study uses a literature study method that uses various library sources to find out data
and information related to the adverse effects of economic disparities between regions in Indonesia
due to uneven development. The results of the study show that economic disparities between regions
are a bad impact on economic development which only focuses on economic growth. The government
must think long and strategically in dealing with the problem of inequality because it involves
structural aspects so that it is not easy to change. Recommendations that can be made are that there
must be a new program or master plan to support or develop a pattern of development in Indonesia.
The new master plan must contain economic development in Indonesia, especially careful planning
about an inclusive economy that is able to equalize income. In addition, to ensure the sustainability of
the community with a healthy and quality economy, it is necessary to pay attention to non-economic
factors which in this case are quality and equitable public services, especially basic services such as
education and health. The two recommendations must be realized through a new program and are a
good idea.

Keywords:Economic Development, Economic Gap, Economic Policy

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana dampak buruk pembangunan tanpa
pemerataan di Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode studi literature yang menggunakan
berbagai sumber pustaka untuk mengetahui data dan informasi yang berkaitan dengan dampak buruk
kesenjangan ekonomi antar wilayah di Indonesaia karena Pembangunan yang tidak merata. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa kesenjangan ekonomi antar wilayah merupakan dampak buruk dalam
pembangunan ekonomi yang hanya berfokus pada pertumbuhan ekonomi. Pemerintah harus berfikir
panjang dan strategis dalam menghadapi masalah kesenjangan karena telah menyangkut aspek
struktural sehingga tidaklah mudah untuk dirubah. Rekomendasi yang dapat dilakukan adalah harus
ada program ataupun masterplan baru untuk mendukung atau mengembangkan pola pembangunan di
Indonesia. Masterplan yang baru harus berisi tentang pembangunan ekonomi di Indonesia terutama
perencanaan yang matang tentang ekonomi yang inklusif yang mampu memeratakan pendapatan.
Selain itu untuk menjamin keberlangsungan masyarakat dengan ekonomi yang sehat dan berkualitas
maka perlu memperhatikan faktor non-ekonomi yang dalam hal ini adalah pelayanan publik yang
berkualitas dan merata terutama pelayanan dasar seperti pendidikan dan kesehatan. Dua rekomendasi
tersebut harus diwujudkan melalui program baru dan merupakan ide yang bagus.

Kata kunci: Pembangunan Ekonomi, Kesenjangan Ekonomi, Kebijakan Ekonomi

Profit: Jurnal Administrasi Bisnis | Volume. 16 No. 1 2022| 79


https://profit.ub.ac.id
PENDAHULUAN resep-resep liberalisasi, stabilisasi dan
Proses pembangunan pada suatu Negara privatiasi telah melumpuhakan sendi-sendi
dimanapun hendaknya harus selaras dengan perekonomian nasional di Negara berkembang
meningkatnya kesejahteraan, terutama yang hingga kini banyak dihinggapi masalah
peningkatan pada sektor ekonomi yang kemiskinan yang tak kunjung dapat
dianggap sebagai roda penggerak utama yang diminimalisir. Ditambah lagi dengan analisis
berperan dalam meningkatkan pendapatan terbaru oleh Thomas Piketty seorang ekonom
masyarakat. Harapan dari kegiatan ini asal Perancis yang menyusun peta kesenjangan
terciptanya kesejahteraan dengan pemerataan ekonomi di Dunia melalui bukunya The
yang baik. Namun pada perjalanan Capital in 21 Century telah menujukkan fakta
pembangunan ekonomi ada kesan bahwa teori- lengkap bahwa kesenjangan ekonomi di dunia
teori ekonomi pada dasarnya memusatkan semakin buruk akibat ketidakadilan ekonomi
perhatiannya pada soal bagaiman mencapai serta tidak meratanya distribusi pendapatan di
kemakmuran melalui proses akumulasi kapital dunia, hanya segilintir individu yang
(Rahardjo, 1983). Hal tersebut tidaklah salah mendapatkan manfaat dari kapitalisme
ketika pandangan klasik sangat mendominasi
ekonomi Dunia hingga saat akan tetapi hasil Grafik 1.1 Piramida Kemakmuran Ekonomi
yang diharapkan tidak selalu sejalan dengan
kesejahteraan dunia, banyak hal akibat terlalu
berpedoman pada pertumbuhan ekonomi dan
akumulasi kapital berdampak buruk, pada abad
ini yang lebih dikenal dengan abad
kesenjangan yang terus menunjukkan lebarnya
jurang perbedaan ekonomi pada segala sektor.
Dan fenomena yang terjadi di dunia pada
beberapa dekade terakhir menunjukkan bahwa
pembangunan ekonomi tersebut tak selamanya
selaras dengan kesejahteraan masyarakat.
Adanya liberalisme ekonomi yang lebih kita
kenal dengan wujud pasar bebas, selama ini
dianggap model terbaik untuk menuju
kesejahteraan bersama, namun nyatanya dinilai
telah gagal dan justru menimbulkan Sumber : Michael Roberts Dalam Pontoh,
kemiskinan. Menurut Piketty (2014), (2014)
pertumbuhan ekonomi tidak selaras dengan Sementara itu analisis dari Michael
kepuasan demokrasi dan harapan meritokrasi, Roberts yang mendukung data dari Global
yang mengharuskan Lembaga spesifik dengan Wealth Report 2014 yang menunjukkan bahwa
tujuan dan tidak mengandalkan satu-satunya setengah terbawah dari populasi dunia secara
harapan pada pasar atau perkembangan kolektif hanya memiliki 1 persen dari
teknologi. Dengan demikian secara sederhana kekayaan global, sementara 10 persen
menyatakan apabila fokusnya hanya berbicara penduduk dewasa terkaya menguasai 87 persen
tentang pertumbuhan saja maka akan ada kekayaan dan top 1 persen menguasai hampir
kelompok yang kecewa sementara itu pada setengah dari kekayaan global seperti yang
kelompok lain akan mendapatkan manfaat terlihat pada grafik 1.1. Hal ini memperkuat
yang lebih, hal inilah yang disebut dengan fakta bahwa kenikmatan pembangunan dunia
ketimpangan. melalui akumulasi kapital hanya didapatkan
Menurut Stiglitz (2002), seorang pakar oleh Sebagian kecil dari besarnya populasi
ekonomi publik memberikan banyak sekali yang ada akibatnya jelas yang kaya semakin
penjelasan yang terang bawah keberadaan kaya dan yang miskin semakin miskin.
globalisasi hanyalah sebuah kebohongan
semata dengan bukti para antek lembaga
keuangan internasional seperti World Bank dan LITERATURE REVIEW
IMF ternyata menghancurkan tatanan ekonomi Pertumbuhan Ekonomi
suatu Negara. Krisis global yang terjadi Pertumbuhan ekonomi adalah perubahan
ditahun 1998 adalah salah satu bukti bahwa kondisi perekonomian suatu negara secara

Profit: Jurnal Administrasi Bisnis | Volume. 16 No. 1 2022| 80


https://profit.ub.ac.id
berkesinambungan menuju keadaan yang lebih berkembang (Jhingan, 2007). Ketimpangan
baik. Menurut Sukirno (2002) yang dinamakan atau disparitas antar daerah merupakan hal
dengan Pertumbuhan Ekonomi berarti meliputi yang umum terjadi dalam kegiatan ekonomi
tentang perkembangan kegiatan dalam suatu daerah. Hal ini terjadi karena adanya
perekonomian yang menyebabkan barang dan perbedaan kandungan sumber daya alam dan
jasa yang diproduksi dalam masyarakat perbedaan kondisi demografi yang terdapat
bertambah dan kemakmuran masyarakat pada masing-masing wilayah. Perbedaan ini
meningkat, dari satu periode ke periode membuat kemampuan suatu daerah dalam
lainnya kemampuan suatu negara untuk mendorong proses pembangunan juga menjadi
menghasilkan barang dan jasa akan meningkat. berbeda. Oleh karena itu di setiap daerah
Kemampuan yang meningkat ini disebabkan biasanya terdapat istilah daerah maju dan
karena faktor-faktor produksi akan selalu daerah terbelakang (Sjafrizal, 2012). Kuznet
mengalami pertambahan dalam jumlah dan (1955) menyatakan bahwa pada tahap awal
kualitasnya. pertumbuhan ekonomi, distribusi pendapatan
Pendapat lain disampaikan oleh Jhingan akan memburuk, namun pada tahap
(2007) menyatakan bahwa pertumbuhan selanjutnya, distribusi pendapatan akan
ekonomi itu kenaikan secara jangka panjang mengalami peningkatan seiring dengan adanya
dan dinilai sebagai kemampuan suatu negara pemerataan pendapatan. Observasi inilah yang
(daerah) dalam menyediakan barang-barang kemudian dikenal sebagai kurva kuznet “U-
ekonomi kepada penduduknya, dan ada terbalik”, karena perubahan longitudinal (time-
kemampuan tumbuh yang selaras dengan series) dalam distribusi pendapatan.
kemajuan teknologi dan penyesuaian
kelembagaan dan ideologis yang diperlukan. Pembangunan
Bahwa Pertumbuhan Ekonomi diartikan Menurut Siagian pembangunan
sebagai Kenikan GDP/GNP tanpa memandang, merupakan “usaha atau rangkaian usaha
apakah kenaikan itu lebih besar atau kecil dari pertumbuhan dan perubahan yang merencana
tingkat pertumbuhan penduduk atau apakah yang dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa,
perubahan struktur ekonomi terjadi atau tidak. negara dan pemerintah menuju modernitas
Suatu perekonomian baru dapat dinyatakan dalam rangka pembinaan bangsa.” Dengan
dalam keadaan berkembang jika pendapatan demikian, ide pokok pembangunan menurut
perkapita menunjukkan kecenderungan dalam Siagian mengandung makna : “(a) bahwa
jangka panjang naik. pembangunan merupakan suatu proses yang
tanpa akhir; (b) pembangunan merupakan
Kesenjangan Ekonomi suatu usaha yang secara sadar dilaksanakan
Menurut Kuncoro (2006) menyatakan secara terus menerus; (c) pembangunan
bahwa ketimpangan mengacu pada standar dilakukan secara berencana dan
hidup yang relatif pada seluruh masyarakat, perencanaannya berorientasi pada
karena kesenjangan antar wilayah yaitu adanya pertumbuhan dan perubahan; (d) pembangunan
perbedaan faktor produksi dan sumber daya mengarah kepada modernitas; (e) modernitas
yang tersedia. Perbedaan ini yang yang dicapai melalui pembangunan bersifat
menyebabkan tingkat pembangunan dan multi dimensional; proses dan kegiatan
distribusi pendapatan di setiap wilayah pembangunan ditujukan kepada usaha
berbeda-beda, sehingga menimbulkan adanya membina bangsa dalam rangka pencapaian
gap atau jurang kesejahteraan di berbagai tujuan bangsa dan negara yang telah
wilayah tersebut. ditentukan.
Pendapat lain dari Baldwin (1986) jika
kita membahas tentang kesenjangan atau METODE PENELITIAN
ketimpangan distribusi pendapatan berarti Pendekatan yang digunakan pada
terjadi selisih atau perbedaan kemakmuran penelitian ini adalah dengan menggunakan
ekonomi antara yang kaya dengan yang pendekatan Studi literature. Dalam melakukan
miskin, hal ini tercermin dari adanya pengumpulan data penulis mengumpulkan data
perbedaan pendapatan. Selanjutnya pada dan informasi yang berkaitan dengan dampak
kondisi ketimpangan distribusi pendapatan bisa buruk kesenjangan ekonomi antar wilayah di
terjadi karena kuatnya dampak balik dan Indonesaia karena Pembangunan yang tidak
lemahnya dampak sebar di negara-negara Merata melalui data-data pendukung yang

Profit: Jurnal Administrasi Bisnis | Volume. 16 No. 1 2022| 81


https://profit.ub.ac.id
bersumber dari jurnal penelitian, buku-buku Grafik 1.2 Perbandingan Gini Ratio Dan
penunjang, surat kabar, dan majalah. literature Pertumbuhan Ekonomi
review seperti yang dijelaskan Cooper dalam
Creswell (2010) memiliki beberapa tujuan
yaitu menginformasikan kepada pembaca
hasil-hasil penelitian lain yang berkaitan erat
dengan penelitian yang dilakukan saat itu,
menghubungkan penelitian dengan literatur-
literatur yang ada, dan mengisi celah dalam
penelitian-penelitian sebelumnya. Studi
literatur ini mempunyai tujuan untuk
mengetahui dampak buruk pembangunan tanpa
pemerataan ialah kesenjangan ekonomi antar
wilayah di Indonesia.

PEMBAHASAN Sumber : Iryanti, 2014


Kesenjangan Di Indonesia : Pola Umum
Dan Antar Wilayah Seperti yang terlihat pada grafik 1.2, Indonesia
Hal yang semakin memburuk juga sama mengalami pertumbuhan ekonomi yang stabil
tengah terjadi di Indonesia, selama beberapa dan mengarah secara gradual pada
peningkatan. Hal ini dibukitkan mulai tahun
orde terakhir pembangunan di Indonesia jelas
memiliki hubungan pada desain yang berfokus 2000 ekonomi Indonesia telah tumbuh 5 persen
pada pertumbuhan ekonomi bahkan rata-rata kemudian terus tumbuh hingga menginjak
angka 6 persen lebih hingga tahun 2012 akan
pertumbuhan ekonomi Indonesia telah
dijadikan patokan keberhasilan pemerintahan tetapi peningkatan pertumbuhan ekonomi
orde SBY selama 10 tahun terakhir bersamaan tersebut justru selaras dengan angka
kesenjangan pendapatan yang dibuktikan
dengan penurunan angka kemiskinan.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat dengan makin tingginya gini ratio yang telah
dikatakan stabil bahkan ketika terjadi resesi mencapai poin 0.40 pada tahun 2012. Hal ini
global ekonomi Indonesia mampu bertahan. Di juga dapat dibandingkan dengan Negara-
lingkaran Asia pun Indonesia pada periode itu Negara lain seperti di Filipina dan Thailand
mencapai pertumbuhan ekonomi yang yang mengalami penurunan indeks gini saat
mengalami pertumbuhan ekonomi yang
termasuk tinggi. Secara teoritis sesuai dengan
signifikan. Inilah yang seharusnya terjadi,
ajaran kaum kapitalis bahwa akumulasi kapital
melalui pertumbuhan ekonomi akan seharusnya negara yang menghasilkan PDB
memberikan rembesan kepada golongan di besar, pendapatan per kapita yang tinggi, dan
bawahnya, memang ada yang merembes akan distribusi pendapatan relatif merata,
tetapi sangat tidak signifikan ketika hanya mempunyai koefisien gini yang relatif rendah.
Parahnya Indonesia juga dalam kurun waktu
tetesan air saja yang dinikmati oleh sebagian
besar individu dalam masyarakat akibatnya tahun 2000-2012 mengalami peningkatan
akumulasi kapital dipastikan hanya akan terus koefisine gini paling tinggi di Asia seperti
kembali ke golongan yang paling atas. Dalam yang terlihat di grafik 1.4. Indonesia
isitlah Prof. Mudrajat Kuncoro (2013) yang berdasarkan tabel tersebut mengalami
sering kali digunakan untuk menjelaskan peningkatan sebasar 10 persen mulai tahun
fenomena ini adalah tidak ada bukti trickle 2000 hingga 2012 jika dihitung pertahun maka
Indonesia mengalami peningkatan sbesar 1,5
down effect yang ada hanyalah trickle up effect
yang artinya benefit hanya akan muncrat ke persen per tahun, bahkan urusan kesenjangan
atas. Pembuktian tersebut dapat dilihat dari ini Indonesia tertingal dari Filipina dan
Thailand yang terus mengalami penurunan
semakin tidak meratanya proses pembagian
kue-kue ekonomi di Indonesia. angka kesenjangan pendapatan.

Profit: Jurnal Administrasi Bisnis | Volume. 16 No. 1 2022| 82


https://profit.ub.ac.id
Grafik 1.3 Penurunan Kemiskinan Dan Grafik 1.4 Perubahan Koefisien Gini beberapa
Peningkatan Kesenjangan Pendapatan Negara di Asia

Sumber : World Bank, 2014

Sumber : Iryanti, 2014 Selain itu Indonesia juga mengalami


kesenjangan antar golongan, seperti analisis
Sering kali kemiskinan dan kesenjangan yang dilakukan oleh koran Tempo tentang
menjadi hal yang beriringan, semakin banyak distribusi pendapatan masyarakat Indonesia.
orang miskin maka dapat disimpulkan semakin Seperti yang terlihat pada tabel 1.1. Pada
tajam angka kesenjangan yang ada. Persoalan golongan teratas seharusnya hanya
kemiskinan juga menjadi basis data yang mendapatkan sekitar 28,6 persen akan tetapi
menjadi masalah di Indonesia meskipun terjadi pada kenyataannya mendapatkan 38.2 persen,
penurunan akan tetapi angka penurunan yang sedangkan parahnya golongan paling bawah
kurang signifikan, selain itu kondisi yang seharusnya mendapatkan 13.2 persen dari
kesejahteraan rakyat Indonesia juga semakin seluruh pendapatan yang ada hanya
parah ketika angka kesenjangan justru semakin mendapatkan 7.4 persen. Perbedaan antara
naik. Sesuai dengan grafik 1.3 dapat dijelaskan golongan teratas dan golongan terbawah sangat
bahwa sejak tahun 1999 hingga 2013 terjadi jauh, golongan terbawah tertinggal lima kali
penurunan angka kemiskinan terutama pasca lipat dari golongan teratas. Kesenjangan
terjadinya krisis keuangan tahun 1998, akan pendapatan antar golongan adalah yang paling
tetapi penurunan kemiskinan tidak diimbangi berbahaya ketika golongan atas semakin
dengan semakin meratanya pendapatan. Dapat menikmati akumulaasi kapital dan golongan
dlilihat bahwa sejak tahun 2000 kesenjangan bawah hanya mampu mengais sedikit kapital
pendapatan semakin lebar dan pada akhir tahun yang didapatkan akibatnya jarang sekali terjadi
2013 telah melebihi angka 0.4. Hal ini mobilitas vertikal secara masif dari golongan
membuktikan tidak terjadi distribusi bawah.
pendapatan yang merata di Indonesia,
meskipun terjadi penurunan angka kemiskinan. Tabel 1.1 Distribusi Pendapatan
Selain itu berbagai kebijakan pengentasan
kemiskinan dari pemerintah selama ini tidak
dapat membantu untuk mengatasi kesenjangan
yang seharusnya ketika kemiskinan dapat
diturunkan maka tingkat pemerataan
pendapatan juga akan terjadi di masyarakat
sebab pemberian bantuan baik berupa program
pemberdayaan maupun bantuan cash transfer
seharusnya membuat masyarakat mandiri dan Sumber : Tempo, 2014
memiliki kemampuan untuk meningkatkan
ekonomi mereka. Apa yang terlihat sekarang Masalah kesenjangan di Indonesia
sangat jelas bahwa jurang antara penduduk sebenarnya juga tidak selalu berkisar pada
miskin dengan penduduk kelas atas semakin persoalan ekonomi, banyak fakta lain yang
jauh sehingga masyarakat kelas bawah akan mendukung bahwa Indonesia tengah
semakin terjerembab karena tidak mungkin mengalami kesenjangan multidimensional
tetesan dari atas akan segera turun kepada sama seperti halnya dengan kemiskinan yang
mereka jika gap diantarnya melintang sangat tidak dapat dipahami dengan hanya faktor
jauh dan dalam. tunggal. Hal ini sangat berbahaya jika
kesenjangan hanya dipahami oleh satu faktor

Profit: Jurnal Administrasi Bisnis | Volume. 16 No. 1 2022| 83


https://profit.ub.ac.id
ekonomi tanpa melibatkan sendi-sendi sosial yaitu pada tahun 2008 mencapai 0.38 dan pada
yang lain, bahkan jika para policy maker akhir 2013 mencapai angka 0.442.
mengabaikan aspek sturuktural. Kenyataan perbandingan yang jauh antara Provinsi
yang ada bahwa aspek struktural yang Bangka Belitung dan Provinsi Papua
menopang praktek ekonomi Indonesia tidak menyerupai botol kaca gendut yang semakin
mampu mendukung sehingga pada dasarnya akan semakin lebar jika diisi semakin ke
lemahnya struktur masyarakat dan bawah. Dari penjelasan tersebut dapat
pemerintahlah yang membebani kegiatan diperoleh pemahaman selain mengalami
ekonomi yang seharusnya efisien. Menurut kesenjangan ekonomi yang semakin buruk
Bambang Sudibyo dalam Dewanta dkk (Ed). secara nasional, Indonesia juga mengalami
(1999) Pola ekspresi struktural dicerminkan kesenjangan antar wilayah dalam hal ini adalah
oleh kesenjangan yang terjadi antar daerah, antar daerah yang semakin senjang. Hal ini
misal : antar propinsi,desa dan kota, timur dan juga disepkati oleh Irman Gusman ketika
barat dan lain-lain yang bersifat parsial; antar masih menjabat sebagai Ketua DPD-RI.
sektor yang berupa sektor modern dan Gusman (2013) menyatakan bahwa
tradisional, sektor industri dan pertanian dan pertumbuhan ekonomi hanya terpusat di
antar sosial atau golongan. Ekspresi struktural Jakarta, sementara daerah-daerah lain terutama
yang salah tersebut membuat kesenjangan di di kawasan Indonesia timur sangat tertinggal
banyak bagian basis produksi yang dikuasai sehingga terjadi ketimpangan disertai
masyarakat. ketidakadilan ekonomi. Dari grafik 1.6 dapat
dilihat perbedaan yang sangat signifikan antara
Grafik 1.5 Gap Koefisien Gini Antar Provinsi daerah atau wilayah yang memiliki sumber
daya tertentu sehingga memiliki output yang
lebih besar dari daerah lainnya, fenomena ini
sangat mengganggu jika dibandingakan secara
langsung misalkan DKI Jakarta dengan
Maluku Utara. Dari data tersebut juga dapat
dilihat bahwa daerah yang memiliki potensi
minyak dan gas bumi dipastikan meninggalkan
daerah lain. Daerah yang dimaksudkan antara
lain Kepulauan Riau, Kutai Barat, Riau dan
Sumber : BPS, 2013 Kalimantan Timur. Selain itu DKI Jakarta
tetap menjadi daerah dengan nilai PBDRB
Beberapa data dapat ditunjukkan melalui paling tinggi, fakta ini menunjukkan bahwa
bagian ini. Grafik 1.5 menyederhanakan pola sentralisasi arus modal tetap terjadi di
pengamatan bahwa sejak tahun 2009 indeks Ibukota meskipun telah terjadi desentralisasi
gini Indonesia secara nasional mengalami kekuasaan melalui otonomi daerah dan
peningkatan. Dimulai dari tahun 2009 dengan desentralisasi fiskal melalui mekanisme dana
0.37, kemudian merangkat naik satu poin bagi hasil dan dana alokasi umum.
menjadi 0.38 pada tahun 2010, meningkat lagi
pada tahun 2011 menjadi 0.41, kemudian Grafik 1.6 Perbandingan PDRB Perkapita
stagnan pada tahun 2012 pada poin yang sama Dengan Migas Antar Provinsi
seperti pada tahun 2011 yaitu 0.41 serta pada
tahun 2013 melonjak menjadi titik poin yang
tertinggi yaitu mencapai level 0.413. melalui
grafik tersebut juga dapat dijelaskan semakin
lebarnya jurang perbedaan pendapat antar
provinsi yang terendah dan juga tertinggi,
dalam grafik dicontohkan dengn yang terendah
adalah Provinsi Bangka Belitung yang pada
tahun 2009 memiliki indeks gini 0.29 dan pada Sumber : BPS, 2012
akhir 2013 mencapai 0.318 sedangkan
perbedaan terjadi di Provinsi Papua yang Banyak teori yang telah menjelaskan
memilliki kesenjangan tertinggi di Indonesia fenomena kesenjangan yang dalam konteks ini
adalah kesenjangan antar wilayah di Indonesia,

Profit: Jurnal Administrasi Bisnis | Volume. 16 No. 1 2022| 84


https://profit.ub.ac.id
misalkan dari pakar ekonomi Gunnar Myrdal. signifikan terhadap ketimpangan regional.
Menurut Myrdal dalam Restiatun (2009) Sedangkan penanaman modal dalam negeri
ketimpangan pembangunan daerah selalu (PMDN), penanaman modal asing (PMA),
muncul dan cenderung semakin melebar. tingkat pendidikan, belanja barang memiliki
Fenomena yang dijelaskan oleh Myrdal pengaruh yang negatif tetapi tidak signifikan
sebagai akibat dari proses penyebab akumulatif serta ekspor berpengaruh secara positif dan
(Cumulative Causation). Menurut Myrdal tidak signifikan.
backwash effect (dampak yang merugikan) Dalam analisis ini maka dapat dilihat
lebih besar dibanding spread effect (dampak bahwa sejak era otonomi daerah yang bahkan
yang menguntungkan). Penjelasan dari Myrdal hingga saat ini telah melalui berbagai
memberikan kontribusi pentng untuk perombakan perundang-udangan mulai dari
memahami kesenjangan antar wilayah bahwa UU No. 22 tahun 1999 kemudian berubah ke
karakteristik daerah maju dan kurang maju UU No. 32 tahun 2004 dan pada tahun 2014 ini
memberikan jawaban ketika terjadi kembali berubah pada UU No. 23 tahun 2014
kesenjangan, aliran kapital dan turunannya ternyata belum mampu menghasilkan
selalu memusat sedangkan ketersediaan desentralisasi ekonomi yang adil dan
sumber daya murah dipastikan hanya ada di signifikan ke berbagai daerah secara merata
daerah yang kurang maju. Kemudian dari akibatnya sangat kentara antara darah maju
Armstrong dan Taylor yang menyebutkan dengan deerah yang masih terbelakang, porsi-
setidaknya ada tiga faktor utama yang porsi pembangunan utama masih sangat
menyebabkan kesenjangan ekonomi antar kentara pada daerah yang kaya akan sumber
daerah : (1) Kemajuan teknologi yang berbeda daya. Hal ini sangat berbahaya sebab pasti
antar daerah, (2) Pertumbuhan persediaan akan terjadi kutukan sumber daya yang lambat
modal (capital stock) yang berbeda antar laun akan menghancurkan daerah yang dahulu
daerah, (3) Pertumbuhan angkatan kerja (labor kaya akan sumber daya menjadi daerah yang
force) yang berbeda antardaerah. Pendapat tidak mampu berkembang lagi yang pada
Armstrong dan Taylor juga memperkuat akhirnya menjadi daerah miskin. Sesuai
bahwa kesenjangan ekonomi antar daerah tidak dengan fakta di lapangan maka terdapat dua
hanya soal kegiatan ekonomi saja akan tetapi faktor utama, yaitu faktor ekonomi dan faktor
juga terkait dengan teknologi dan angkatan non-ekonomi yang mempengaruhi kesenjangan
kerja yang berkualitas tentunya. Pendapat lebih antar wilayah . Faktor ekonomi setidaknya
lengkap lagi dikemukakan oleh Williamson. terdiri dari dua masalah utama yaitu pertama,
Menurut Williamson kesenjangan antar daerah pertumbuhan ekonomi yang bias ke golongan
yang semakin membesar disebabkan oleh atas dan yang kedua adalah aglomerasi
pertama, adanya migrasi tenaga kerja antar kegiatan ekonomi di daerah kaya sumber daya
daerah yang bersifat selektif, yang pada sedangkan faktor non-ekonomi terdiri dari tiga
umumnya para migran tersebut lebih terdidik masalah utama yaitu pertama migrasi tenaga
dan memiliki keterampilan yang tinggi dan kerja berkualitas dari daerah miskin ke daerah
masih produktif. Kedua, adanya migrasi kaya, kedua kesenjangan pembangunan
kapital antar daerah, adanya aglomerasi pada pelayanan publik, dan ketiga kurangnya
daerah yang relatif kaya merupakan daya tarik konektivitas antar daerah.
tersendiri bagi investor. Ketiga, adanya
pembangunan sarana publik pada daerah yang Bias Pertumbuhan Ekonomi
lebih padat dan potensial berakibat mendorong Pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat
terjadinya ketimpangan antardaerah lebih dilihat dari ulasan berbagai data sebelumnya
besar. Keempat, kurangnya keterkaitan antar yang menghasilkan kesimpulan bahwa
daerah yang dapat menyebabkan terhambatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia cukup strabil.
proses efek sebar dari proses pembangunan Ulasan lain dari hasil Laporan Diskuni Panel
yang berdampak pada semakin besarnya Ahli Ekonom) (2014) dilakukan oleh Kompas
kesenjangan yang terjadi. Kemudian ditambah dengan mengundang beberapa ekonom untuk
dari hasil studi dari Ramly (2012) memberikan membahas ekonomi Indonesia. Setidaknya ada
kesimpulan bahwa terdapat enam faktor yang beberapa kutipan menarik yang dapat
mempengaruhi ketimpangan regional, yaitu, ditampilkan disini sebagai bahan
hanya belanja modal dan pertumbuhan yang perbandingan. Secara rata-rata kemakmuran
mempengaruhi secara negatif sekaligus meningkat 4,87 persen, tetapi distribusinya tak

Profit: Jurnal Administrasi Bisnis | Volume. 16 No. 1 2022| 85


https://profit.ub.ac.id
merata. Pada kelompok 40 persen masyarakat untuk belanja birokrasi bukan untuk
berpenghasilan rendah, peningkatan meningkatkan kesejahteraan masyarakat
kesejahteraan hanya sekitar 2 persen. Adapun melalui investasi strategis. Ini merupakan hal
pada 20 persen kelompok berpenghasilan yang fatal yang memperlihatkan hilangnya
tinggi, kenaikan kesejahteraan di atas 8 persen. esensi dari otonomi daerah yang memberikan
Artinya, kelompok miskin menerima lebih kesempatan kepada daerah untuk berkembang
sedikit manfaat pembangunan dibandingkan dengan caranya sendiri akan tetapi justru
dengan kelompok tidak miskin. Ketimpangan daerah masih mengalami ketergantungan
juga terjadi antar provinsi. Delapan provinsi kepada pemerintah pusat.
dengan ketimpangan di atas rata-rata nasional Permasalahan kesenjangan bukan
tahun lalu adalah Sumut, DKI Jakarta, Sulsel, merupakan persoalan yang sepele sudah
Sultra, Papua Barat, Yogyakarta, Gorontalo, banyak hasil studi yang menujukkan hasil
dan Papua. Ketimpangan tertinggi ada di akhir pembiaran dari kesenjangan adalah
Papua dengan rasio gini 0,44 dan terendah di merugikan amsyarakat dan berujung pada
Kepulauan Bangka Belitung (0,31). Ulasan konflik. Seperti hasil tulisan dari Prof.
tersebut membuktikan pertumbuhan ekonomi Mudrajat Kuncoro (2013) : Masalah
di Indonesia gagal menghadirkan pemerataan ketimpangan ini-dalam praktik-ering memicu
kesejahteraan. Mungkin ajaran Lewis tentang kecemburuan sosial dan kekerasan yang sering
bagaimana memprioritaskan pembangunan terjadi di berbagai daerah di Indonesia. Sumber
ekonomi dengan titik tumpu pertumbuhan daya alam yang melimpah seharusnya
ekonomi yang selama ini menjadi paradigma memberikan kesejahteraan masyarakat jika
pemerintah Indonesia. Menurut Todaro (1995) regulasi berpihak kepada rakyat. Namun, yang
Doktrin pertumbuhan ekonomi Lewis yang terjadi sebaliknya, kesenjangan terjadi di
pertama dan yang paling utama adalah bahwa mana-mana. Misalnya, di daerah yang miskin
pertumbuhan ekonomi itu akan dan APBD-nya rendah, para pejabat dan
menguntungkan bagi masyarakat bukan karena kepala dinas mengendarai mobil mewah dan
kesejahteraan ekonomi itu diperlukan untuk tinggal di perumahan mewah. Tak ketinggalan,
meningkatkan kebahagiaan dalam hidup, tetapi para kontraktor sebagai mitra kerja pemda juga
karena kesejahteraan ekonomi itu akan ikut menampilkan gaya hidup mewah di tengah
meningkatkan jumlah pilihan yang diambil kesulitan masyarakat dalam memenuhi
oleh manusia. Padahal Lewis dengan jelas kebutuhan dasarnya. Belum lagi perusahaan-
bahwa pertumbuhan ekonomi bukan untuk perusahaan yang mengeksploitasi alam secara
mengejar kesejahteraan bersama. Secara klasik besar-besaran di daerah, masyarakat di
juga sudah diingatkan oleh Polanyi (1944), sekitarnya hanya bisa menjadi penonton
ketika peningkatan secara luar biasa sehingga mendorong munculnya kecemburuan
perdagangan dan produksi kebetulan disertai sosial, kesenjangan, dan berujung pada tindak
dengan kenaikan secara luar biasa pada tingkat kekerasan (Kuncoro, 2013). Sudah seharusnya
penderitaan manusia. Itulah artinya bagaimana persoalan kesenjangan diakhiri karena
pertumbuhan ekonomi tidak dapat memastikan mengakibatkan persoalan yang fatal di
pemerataan. kemudian hari, sering kali kesenjangan
Pertumbuhan ekonomi tidak mampu merupakan problem utama dari konflik karena
manjamin adanya kesetaraan pendapatan bagi perebutan sumber daya tertentu. Menurut
individu jika ditarik dalam skala makro suatu Kurnianto (2012) dalam menyelesaikan akar
negara maka akan ada perbedaan pendapatan persoalan konflik, yakni masalah kesenjangan
yang signifikan antara satu daerah dengan ekonomi, akan menjadi garansi negara di masa
daerah lain sebab masing-masing daerah depan dalam mencegah konflik-konflik baru
memiliki karakteristik yang berbeda yang terjadi.
seharusnya mendapatkan perlakuan khusus Kesenjangan antar wilayah ini pada
atau afirmatif untuk mengembangkan ekstrimnya menujukkan gagalnya
kemandirian perekonomiannya, fakta selama pembangunan suatu Negara sebab Negara yang
ini di Indonesia masih terlau banyak daerah harus menciptakan keadilan dengan
yang tidak mampu meningkatkan pendapatan memeratakan pendapatan sama sekali tidak
asli daerahnya dan masih menyusu kepada mampu untuk merumuskan kebijakan yang
pemerintah pusat hanya untuk mendapatkan tepat agar masing-masing wilayah apapun
transfer dana yang rata-rata lucunya juga habis bentuknya dapat meningkatkan kemandirian

Profit: Jurnal Administrasi Bisnis | Volume. 16 No. 1 2022| 86


https://profit.ub.ac.id
ekonominya sekaligus mensejahterakan taraf hidup masyarakat dalam jangka panjang
masyarakatnya. Ketika kesenjangan semakin sekaligus menciptkan nilai tambah bagi
tinggi otomatis akan ada individu yang ada perkembangan masayrakat. Seperti pendapat
dibawah dan tidak mampu berbuat apa-apa Paul Krugman pada Whitfield (2001) : Global,
sebab kesenjangan ekonomi merupakan regional and national public goods are
variabel struktural yang sulit dirubah jika tidak becoming more important in determining
ada antitesis melalui instrumen struktural pula, collective and individual welfare and reducing
hal yang paling masuk akal dilakukan adalah inequality. Increasing instability of market
melalui kebijakan dari pemerintah. economies, the threat of financial crises, ‘the
Kesenjangan ekonomi antar wilayah juga return of depression economics’.
memperlihatkan buruknya kreatifitas ekonomi Variabel yang dimaksudkan termasuk
di daerah yang ditambah dengan minimnya dalam kategori non-ekonomi yang dalam hal
dorongan yang keras dari pemerintah pusat, ini adalah pelayanan publik yang dipastikan
dari segi kebijakan nasional maka hal ini juga mengalami kesenjangan. Hal ini penting
menjadi catatan buruk di era otonomi daerah sebab pelayanan publik memiliki dampak yang
yang seharusnya mampu menciptakan daerah tidak kalah besar dengan dampak ekonomi.
yang mandiri dalam segala bidang serta Kombinasi keduanya secara simultan akan
pemerintah pusat yang dihormati sekaligus mengarahkan masyarakat ke kesejahteraan
memiliki instrumen kebijakan yang tepat yang lebih baik, dalam konteks Negara maka
dalam menata ekonomi di daerah sehingga disebut dengan Negara kesejahteraan atau
tidak terlepas dari tujuan bersama. welfare state. Negara kesejahteraan sering kali
disebut sebagai penawar racun dari sakitnya
Memperhatikan Kesenjangan Non-Ekonomi liberalisasi perekonomian. Hal ini menjadi
Dan Ekonomi Inklusif konsep penting karena hampir tidak mngkin
Pada dasarnya tidak hanya variabel untuk menghindari arus kapitalisme dunia dan
ekonomi saja yang secara langsung globalisasi ekonomi, yang perlu dipersiapkan
mempengaruhi kesenjangan pendapatan akan adalah aspek struktural agar kesenjangan
tetapi ada variabel lain yang apabila tidak ekonomi tidak semakin menganga terutama
diperhatikan secara serius oleh pemerintah bagaimana melindungi dan memproteksi
akan dapat memperburuk keadaan. Ilmu masyarakat melalui pelayanan publik sehingga
ekonomi juga harus memperhatikan disiplin masyarakat tetap dapat berkembang meskipun
ilmu lain., bahkan Fletcher pada tahun 1979 dihimpit oleh akumulasi kapital yang
menerbitkan buku yang berjudul Economic terkadang tidak adil maka pelayanan publik
And Socials Problems. Menurut Raharjo dapat menjadi instrumen dalam menciptakan
(1983) buku tersebut merupakan upaya dari keadilan. Pendapat Dexter Whitfield dalam
kalangan ekonomi untuk mencangkup buku public service or corporate welfare
masalah-masalah sosial. Jadi dapat dikatakan (2001) kembali mengingatkan kita tentang
membahaa masalah ekonomi dipastikan juga fungsi negara untuk melindungi dan
akan membahas masalah diluar ekonomi atau meregulasi masyarakat “States have also acted
non-ekonomi. Kesenjangan non-ekonomi akan to regulate monopolies and afford consumer
memberikan suatu pandangan lain terhadap protection in the provision of goods and
variabel ekonomi yang selama ini masih services.”
berfokus pada kapital padahal di luar tersebut Kesenjangan pelayanan publik di
masih banyak hal lain yang sebenarnya Indonesia dapat dilihat dari hasil studi dari
mempengaruhi masyarakat dan ekonomi World Bank pada Desember 2014 menunjukan
sendiri sebab sebagai suatu fakta sosial jarak rata-rata menuju fasilitas kesehatan di
ekonomi tidak mungkin mampu berdiri sendiri Indonesia memang hanya 5 km pada tahun
dan bersifat uniter. Kesenjangan non-ekonomi 2011, akan tetapi di provinsi seperti Papua
akan menjelaskan bagaimana instrumen Barat, Papua, dan Maluku jarak rata-rata lebih
kebijakan ekonomi pemerintah tidak perlu dari 30 km. Lebih dari 40 persen masyarakat di
berlebih-lebihan untuk meningkatkan ekonomi Sulawesi Barat, Maluku dan Kalimantan Barat
secara makro melalui eksploitasi sumber daya membutuhkan waktu lebih dari satu jam untuk
alam dan lain sebagainya akan tetapi melalui mencapai rumah sakit umum, dibandingkan
investasi lain misalkan pendidikan dan dengan 18 persen secara nasional. Hanya 2
kesehatan yang terbukti mampu meningkatkan persen dari populasi membutuhkan waktu lebih

Profit: Jurnal Administrasi Bisnis | Volume. 16 No. 1 2022| 87


https://profit.ub.ac.id
dari satu jam untuk mencapai Puskesmas, harus menjadi ekonomi yang inklusif bagi
tetapi jumlah tersebut jauh lebih tinggi di masyarakat terutama golongan bawah.
Papua (28 persen), Nusa Tenggara Timur (11p Delivering economic, social, and territorial
ersen), dan Kalimantan Barat (11 persen). cohesion is at the heart of Europe 2020
Parahnya di tingkat layanan yang seharusnya strategy and constitutes a key theme of
paling dekat menjangkau masyarakat tidak ada ‘‘inclusive growth’’. Therefore, regional
satupun Puskesmas di Indonesia yang development and cohesion policies have to
dilaporkan memiliki keseluruh 38 indikator fulfill the task of both fostering a gradual
tracer (standar tindakan) untuk kesiapan convergence in per capita income, on one
pelayanan umum. Pembangunan deawsa ini hand, as well as achieving convergence in
tidak hanya perlu untuk bertumpu pada social welfare, on the other. Nonetheless,
pertumbuhan ekonomi saja seperti yang telah economic convergence does not necessarily
dijealaskan diatas banyak terjadi bias dan imply social convergence, and vice versa
distorsi akibat fokus kebijakan makro ekonomi menurut Rodrı´guez-Pose & & Tselios (2015).
yang menitikberatkan pada arus dan akumulasi Penjelasan tersebut menyebutkan bahwa
kapital. Kesenjangan pelayanan publik juga pertumbuhan yang inklusif harus berisi kohesi
harus diperhatikan karena mampu atau kerekatan ekonomi, sosial dan wilayah
mempengaruhi kehidupan masyarakat jika yang oleh karena itu harus ada kovergensi
diabaikan setinggi apapun derajat ekonomi pendapatan atau dalam bahasa sederahananya
menjadi tidak berguna karena tidak akan adalah pemerataan pendapatan dan
berjalan efisien jika tidak disokong oleh sistem kesejahteraan sosial.
pelayanan publik yang baik.
Konsep ekonomi yang dikembangkan Belajar Dari Tiongkok
harus tegas ketika dihadapkan pada kenyataan Tingginya angka kesenjangan ekonomi
dunia yang semakin liberal dan Indonesia antar wilayah sebenarnya merupakan
sendiri juga pasti terpengaruh meskipun fenomena yang juga menjadi trend di dunia
Indonesia memiliki nilai-nilai tersendiri yang dimana tidak semua daerah di dalam lingkup
seharusnya patut menjadi pondasi akan tetapi Negara mampu meningkatkan kinerja ekonomi
selama ini nilai-nilai tersebut rontok oleh secara optimal akan tetapi hal tersebut
dorongan modal yang luar biasa, bahkan merupakan catatan butuk bagi fokus
berbagai aturan perundangan-undangan pun pertumbuhan ekonomi suatu negara yang
dibentuk untuk mendukung masuknya modal nyata-nyata tidak mampu memeratakan
asing dengan deras. Akibat dari deregulasi dan kesejahteraan apalagi menuju harmony of
privatisasi tersebut sumberdaya manusia interest dan full employment seperti apa yang
Indonesia dikuasai oleh pasar, dan bukan oleh dikatakan oleh Adam Smith dan David Ricardo
negara bangsa ini (Susan, 2012). Ekonomi sebagai inisiator ekonomi klasik. Contoh
yang dikembangkan harus berasas pemerataan menarik dapat diambil dari pengalaman
dan besifat strategis sebagai visi kedepan yang Tiongkok dalam meng-handle kesenjangan
tidak mudah jatuh karena arus globalisasi. antar wilayah di negeri mereka, ini menjadi
Ekonomi yang merata atau anti eksklusif harus menarik ketika Tiongkok berhasil memisahkan
menjadi perhatian pemerintah. Sesuai dengan politik dan ekonomi secara berbeda dan
fakta bahwa usaha dan industri besar yang bertolak belakang akan tetapi justru
hanya berjumlah 1% dari total usaha menjadi menjadikan kinerja ekonomi mereka sekarang
penguasa sementara itu sektor usaha mikro, menjadi salah satu yang terbaik di dunia,
kecil dan menengah (UMKM) yang justru meskipun dengan perjuangan yang berdarah-
menguasai masyarakat berjumlah 99% tidak darah akan tetapi tujuan mereka untuk
mendapatkan perhatian lebih. Padahal ekonom meningkatkan kesejahteraan masyarakat
senior Sri Edi Swasono dalam Oesman dan melalui kegiatan perekonomi mampu terwujud.
Alfian (1991) menyatakan bahwa jauh-jauh Pada awalnya Tiongkok memang sadar
hari sudah mengingatkan bahwa kebijaksanaan bahwa ketika melepas perekonomian ke pasar
ekonomi yang memacu pertumbuhan ekonomi maka dipastikan akan ada pihak yang kalah
jika tidak kita waspadai malahan dapat dan menang sehingga menimbulkan
mengarahkan kepada restrukturisasi yang kesenjangan oleh kerena itu Tiongkok
berlawanan arah dengan cita-cita demokrasi merespon adanya kesenjangan tersebut dengan
ekonomi (pemerataan). Ekonomi Indonesia kebijakan tertentu sehingga dampak

Profit: Jurnal Administrasi Bisnis | Volume. 16 No. 1 2022| 88


https://profit.ub.ac.id
kesenjangan dapat diredakan. Wilayah di penting untuk menjadi sebuah perencanaan
Tiongkok dapat dibedakan menajdi tiga yaitu yang elit secara politis dan canggih secara
bagian pusat, barat dan timur yang masing- teknoratis buktinya adalah sedikit dan sangat
masing ciri khas. Misalkan bagian pusat di kecil sekali investasi yang disediakan
tandai dengan adanya Shanghai sebagai pusat pemerintah untuk sektor tersebut. Selain itu
pertumbuhan ekonomi dan dikenal dengan untuk menjamin keberlangsungan masyarakat
daerah yang mampu memiliki pertumbuhan dengan ekonomi yang sehat dan berkualitas
serta output yang tinggi dibandingan daerah maka perlu memperhatikan faktor non-
lain. Sedangkan daerah timur tidak memiliki ekonomi yang dalam hal ini adalah pelayanan
sumber daya alam sama sekali yang dapat publik yang berkualitas dan merata terutama
dieksploitasi. Menurut Wan (2008), beberapa pelayanan dasar seperti pendidikan dan
studi menunjukkan ada beberapa hal yang kesehatan. Pelayaan publik memiliki dampak
menyebabkan adanya kesenjangan yang terjadi penting sebab ketika individu atau daerah
pada daerah-daerah di Tiongkok membutuhkan gagal bersaing dalam kancah persaingan pasar
kapital yang besar untuk meningkatkan bebas makan setidaknya kelangsungan
perekonomian serta eksploitasi sumber daya hidupnya masih terjaga karena telah dilindungi
alam akan tetapi tidak disertai dengan tenaga oleh pemerintah melalui instrumen pelayanan
kerja yang memadai. publik. Dua rekomendasi tersebut harus
Melalui hasil kesenjangan tersebut maka diwujudkan melalui program baru dan
Tiongkok pada dasarnya melakukan strategi merupakan ide yang bagus dan dapat dijadikan
setiap wilayah antar daerah/provinsi masukan untuk program baru yaitu tentang ide
melakukan alokasi investasi tambahan baru pembagian koridor ekonomi daerah serta
dan melakukan restrukturisasi industri yang konektivitas daerah melalui pembangunan
ada sesuai dengan keunggulan komperatif yang infrastruktur akan tetapi hal tersebut juga harus
dimiliki oleh masing-masing wilayahnya. dikombinasikan dengan paradigma ekonomi
Dengan demkian maka kesenjangan wilayah yang inklusif serta pembangunan dan
dapat dipersempit seiring dengan pertumbuhan pemerataan pelayanan publik seperti apa yang
yang dinamis, jadi antar wilayah saling telah diungkapkan sebelumnya.
berkaitan dan membutuhkan.
Melalui penjelasan tersebut dapat DAFTAR PUSTAKA
ditemukan pembelajaran bahwa perkembangan Baldwin, Robert E, 1986. Pembangunan
ekonomi harus didasarkan pada keunggulan dan Pertumbuhan Ekonomi,
komparatif di daerah masing-masing serta terjemahan St.Dianjung. PT Bina
meningkatkan kemampuan para pekerja. Aksara, Jakarta.
Creswell, John W. 2010. Research Design :
KESIMPULAN Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan
Melalui analisis diatas maka dapat Mixed.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
disimpulkan bahwa kesenjangan ekonomi antar Dewanta, Awan Setya dkk., (Ed). 1999.
wilayah merupakan dampak buruk dalam Kemiskinan Dan Kesenjangan Di
pembangunan ekonomi yang hanya berfokus Indonesia. Aditya Media : Yogyakarta.
pada pertumbuhan ekonomi. Pemerintah harus Gusman, Irman. 2013, Kesenjangan Ekonomi.
berfikir panjang dan strategis dalam Opini Harian Suara Karya 15 Juli 2013.
menghadapi masalah kesenjangan karena telah Iryanti, Rahma. 2014, Kemiskinan dan
menyangkut aspek struktural sehingga tidaklah Ketimpangan di Indonesia:
mudah untuk dirubah. Rekomendasi yang Permasalahan dan Tantangan.
dapat dilakukan adalah harus ada program Bappenas : Jakarta.
ataupun masterplan baru untuk mendukung Jhingan, M.L. 2007. Ekonomi Pembangunan
atau mengembangkan pola pembangunan di dan Perencanaan. Jakarta: Raja
Indonesia. Masterplan yang baru harus berisi Grafindo.
tentang pembangunan ekonomi di Indonesia
Kuncoro, Murdrajat. 2006. “Ekonomi
terutama perencanaan yang matang tentang
ekonomi yang inklusif yang mampu
Pembangunan”, Penerbit Salemba
memeratakan pendapatan. Selama ini ekonomi Empat,Jakarta.
informal yang menguasai perekonomian
masyarakat Indonesia dianggap belum terlalu

Profit: Jurnal Administrasi Bisnis | Volume. 16 No. 1 2022| 89


https://profit.ub.ac.id
Kuncoro, Mudrajat. 2013, Mengurangi Kebijakan Pembangunan. Bumi Aksara
Ketimpangan. Opini harian Kompas 2 : Jakarta.
Maret 2013. Wan, Guangha (Ed). 2008, Inequality And
Kurnianto, Fajar. 2012, Konflik, Kesenjangan Growth In Modern China. Oxford
Ekonomi Dan Rapuhnya Negara. Opini University Press : New York.
Harian Sinar Harapan 5 November Whitfield, Dexter. 2001, Public Service Or
2012. Corporate Welfare. Pluto Press :
Kuznets, Simon. 1955. Economic Growth and London.
Income Inequality. The American World Bank. 2014, Membawa Perubahan,
Economic Review. Volume XLV Indonesia Economic Quartely.
Laporan Diskusi Panel Ahli Ekonomi.2014,
Kemakmuran Naik, Kesenjangan
Menajam. Harian Kompas 13 Juni 2014.
Oesman Oetojo & Alfian (Ed). 1991,
Demokrasi Ekonomi : Keterkaitan
Usaha Partisipatif VS Konsentrasi
Ekonomi, Pancasila Sebagai Ideologi.
BP-7 Pusat : Jakarta.
Piketty, Thomas. 2014, Capital In the Twenty
First Century. Belknap Press :
Cambridge.
Polanyi, Karl.1944, Transformasi Besar : Asal-
Usul Politik Dan Ekonomi Zaman
Sekarang. Pustaka Pelajar : Yogyakarta.
Rahardjo, M. Dawam. 1983, Esai-Esai
Ekonomi Politik. LP3ES : Jakarta.
Ramly, Fahrudin. 2012, Determinan
Ketimpangan Regional Di Indonesia
Tahun 2000-2008, Jurnal Assets. Vol.
2(1).
Restiatun. 2009, Identifikasi Sektor Unggulan
Dan Ketimpangan Antar
Kabupaten/Kota Di Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta, Jurnal Ekonomi
Dan Studi Pembangunan. Vol.10(11).
Rodrı´guez-Pose, Andre´s & Tselios, Vassilis.
2015, Toward Inclusive Growth: Is
There Regional Convergence in Social
Welfare ?, International Regional
Science Review. Vol. 38(1).
Sjafrizal. 2012. Ekonomi Wilayah dan
Perkotaan. Jakarta: PT. Rajagrafindo.
Persada
Stiglitz, Joshep E. 2002 Globalization and
Its Discontent, New York : Norton.
Sukirno, Sadono, 2002. Makro Ekonomi
Modern, P.T.Rajawali Grafindo Persada
: Jakarta.
Susan, Novri. 2012, Negara Gagal Mengelola
Konflik : Demokrasi Dan Tata Kelola
Konflik Di Indonesia. Pustaka Pelajar :
Yogyakarta.
Todaro, Michael P. 1995, Ekonomi Untuk
Negara Berkembang : Suatu Pengantar
Tentang Prinsip-Prinsip Masalah Dan

Profit: Jurnal Administrasi Bisnis | Volume. 16 No. 1 2022| 90


https://profit.ub.ac.id

You might also like