You are on page 1of 24
Balo xX Analisis Risiko Dalam Penganggaran Modal 1. RISIKO PROYEK © Ada 3 jenis risiko suatu:proyek yang dapat diukur: 1) Risiko yang berdiri sendiri (stand-alone risk) 2) Risiko dalam perusahaan (within firm atau corporate risk) 3) Risiko pasar (beta risk) * Stand-alone risk adalah risiko suatu proyek yang berdiri sendiri. Biasanya diukur dengan deviasi standar. Ide dasarya: risiko ini sama dengan tingkat variabilitas dari profitabilitas proyek. * Corporate risk adalah risiko suatu proyek dilihat dari konteks perusahaan secara keseluruhan atau kontribusi proyek. terhadap risiko total perusahaan. Corporate risk diukur dengan within firm beta: . (6p /oF)-tpe dimana: bpp within-firm beta (within-firm risk) Op = deviasi standar dari keuntungan proyek Gp = deviasi standar dari keuntungan perusahaan Tpp = koefisien korelasi antara keuntungan proyek dengan keuntungan perusahaan. Jika within-firm beta = 1 artinya proyek memiliki risiko yang sama besar dengan risiko proyek-proyek lain perusahaan. Jika Within-firm beta > 1 artinya proyek me- miliki risiko yang lebih besar dari risiko rata-rata perusahaan (risiko proyek-proyek lain perusahaan), Demikian sebaliknya untuk beta < 1, * Risiko pasar atau beta risk adalah risiko Suatu proyek dilihat dari konteks atau sudut pandang seorang investor yang memiliki portfolio saham atau kontribusi Proyek tethadap risiko suatu portfolio. Risiko pasar dapat diukur dengan meng- hitung beta pasar proyek atau project market beta: 188 Manajemen Kevan aw = (6p /OF)- Teng bp. = beta pasar dari proyek (beta proyele Gp = deviasi standar dari keuntungan proyek. oy = deviasi standar dari keuntungan portfolio pasar (indeks pasar) tpy_ = koefisien korelasi antara keuntungan proyek dengan keuntungan _ portfolio pasar. dimana: Jika beta pasar proyek sama dengan beta pasar perusahaan, maka proyek mem, risiko pasar yang sama dengan risiko pasar proyek-proyek lain perusahaan. Jika beta pasar proyek lebih besar dari beta pasar perusahaan, maka proyek mem, like risiko pasar yang lebih besar dari risiko pasar proyek-proyek lain perusahaan, Demikian sebaliknya. Perlu diingat rumus beta pasar untuk perusahaan adalah: b . (6, /oy)-t¢4- dimana F adalah keuntungan perusahaan. © Hubungan antara ke 3 jenis risiko proyek ini dapat digambarkan sebagai ber. ieut: °p (Stand Alone Risk) ° ter | [tea Ow (4/05) « tpp (Corporate Ris) 2. RISIKO YANG BERDIRI SENDIRI (STAND-ALONE RISK} . Meagulan stand-alone risk berarti mengukur ketidak-pastian keuntungan atau Ada 5 metoda yang digunakan untuk mengukur risiko ini: ) itas, b) Analisis Skenario, c) Simulasi Monte-Carlo d) Analisis Mean-Standard Deviation dan e) Analisis Pohon Keputusan. a) Analisis Sensitivitas Analisis sensitivitas (sensitivity analysis) adalah suatu teknik yang menunjuk- kan perubahan pada NPV jika terjadi perubahan pada satu variabel yang mem: pengaruhi NPV (variable input), sedangkan variabel lain dianggap tetap. Analisis ini dimulai dengan memperkirakan nilai-nilai yang dipakai untuk menghitung NPV seperti: unit penjualan, harga jual, biaya-biaya dan biaya modal. Lalu kita membuat beberapa kondisi dengan pertanyaan "What If. Misalnya, bagaimana NPV jika biaya modal naik atau turun 10%, 20% dan sebagainya. ‘Anelsis Risiko Dalam Penganggeran Modal 189 Conteh: Perubahan dari NPV Kondisi yang Diperkirakan (%) Penjualan Biayavariabel__Biaya modal +10 7.900 20.300 13.700 -5 10.000 16.200 13.000 0 12.100 12.100 12.100 +5 14,000 8,000 11.200 +10 16.200 3.900 10.500 Kemudian analisis sensitivitas untuk ke 3 variabel: penjualan, biaya modal dan biaya variabel tersebut dapat kita gambarkan pada 3 grafik sebagai berikut: a) Biaya Variabel. Nv 29.000 16000 \ ' ' i Pah ae Konda (m1 b) Penjualan. 20.000 ae 000 12000 8.000 4.000 j|siocejioee mabedials Dene Leese o 10 6 0 6 10 = C. Biaya Modal Nev 20.000 16.000 ie earning i 8.000 4000 Po cea 10 4 7 q 10 ~ ita Manajemen Kevang,, + Dari contoh diatas tampak bahwa biaya Variabel memiliki dampak terbesar terhad,, NPV proyek, Jika biaya variabel aktual meleset sedikit dari perkiraan, NPV tury? cukup besar. Sebaliknya pengaruh naik turunnya biaya modal terhadap NPV tiday sebesar pengaruh variabel penjualan, + Jika kita membandingken 2 proyek, proyek dengan garis sensitivitas yang lebi, datar adalah proyek yang lebih kecil risikonya. Kita bisa menggunakan prograr, lotus 1-2-3 untuk membuat garis sensitivitas secara cepat. Bahkan kita bisa me. nyatukan semua garis sensitivitas dalam 1 grafik sehingga lebih mudah mengana, lisisnya secara keseluruhan. * Analisis sensitivitas ini berguna untuk mendeteksi variabel-variabel yang kritis (besar pengaruhnya}, tapi kurang berguna dalam menilai suatu risiko karena tidak mengukur ketidakpastian dalam variabel input. b) Analisis Skenario + Analisis ini lebih lengkap karena selain membicarakan sensitivitas dari NPV ter. hadap variabel-variabel kunci, ia juga mempertimbangkan probabilitas dari pery. bahan-perubahan pada variabel kunci. * Mula-mula kita buat 3 skenario: Kemungkinan besar (most likely), kemungkinan terjelek (worst case) dan kemungkinan terbaik (best case). Nilai-nilai input dari setiap skenario ditentukan dan digunakan untuk menghitung NPV setiap skenario, * Probabilitas untuk setiap skenario ditentukan, kemudian kita dapat menghitung NPV yang diharapkan atau expected NPV (yaitu dengan menghitung nilai harap-an NPV), deviasi standar NPV dan koefisien variasi NPV. Koefisien variasi proyek ini kemudian dapat dibandingkan dengan koefisien variasi dari proyek “rata- rata’ (proyek pada umumnya) dari perusahaan untuk menentukan risiko relatif dari proyek tersebut. Contoh: Skenario Probabilitas Penjualan (unit) Harga jual NPV Worstcase 0,4 10.000 2000 (10 jt) Most likely 0,4 20.000 2500 10jt Best case 0,2 30.000 3000 50 jt Expected NPV = (0,4 x -10 jt) + (0,4 x 10 jt) + (0,2 x 50 jt) = 10jt Deviasi standar NPV = [0,4(-10 jt10 jt)*+0,4 (10 jt - 10 jt)?+0,2 (50 jt - 10 jx)2]"/? = [160 jt + 0 + 320 jt}? = 21,9 jt GNPV _ 21,9 juta Koefisic iasi NPV = = ‘oefisien veriasi NPV = Fey 10 jute =2,19 + Meskipun analisis skenario memberikan nilai risiko suatu proyek, tapi metoda ini hanya mempertimbangkan beberapa kemungkinan saja. Pada kenyataannya, di dunia bisnis terhadap banyak sekali kemungkinan. ¢) Simulasi Monte Carlo * Analisis ini dapat dilakukan dengan bantuan program Lotus 1-2- 3. Mula- mula kita memasukkan data untuk variabel arus kas yang tidak pasti seperti harga jual, ‘Analisis Risiko Dalam Penganggaran Modal 191 jumlah penjualan dll. Misalnya, rata-rata harga = Rp 2.200,- dengan nilai tertinggi Rp 2.700,- dan terendah Rp 1.700,-. Nilai-nilai tersebut adalah untuk membentuk distribusi probabilitass dari setiap varabel yang tidak pasti. Setelah ini dilakukan, simulasi akan berjalan sebagai berikut: 1) Program simulast (misalnya, EXCEL dan @ RISK) akan memilih secara random suatu nilai untuk setiap variabel yang tidak pasti, berdasarkan distri- busi, probabilitasnya. Misalnya, suatu nilai untuk harga jual akan dipilih. 2) Nilai yang telah terpilih dari setiap variabel yang tidak pasti, bersama dengan nilai-nilai dari variabel yang pasti seperti pajak dan depresiasi, kemudian di- gunakan oleh program untuk menghitung arus kas setiap tahun dan NPV. 3) Langkah 1 dan 2 diulang berkali-kali, katakanlah 1000 kali, menghasilkan 1.000 NPV yang akan membentuk suatu distribusi probabilitas yang memiliki nilai rata-rata (expected value) dan deviasi standar. Contoh hasil simulasi: 12.096 46.755 (13.888) 60.643 85,7% ProbabilitasNPV <0 —14,3% Deviasi standar 10,724 Asumsikan bahwa NPV terdistribusi secara normal dengan rata-rata (4) = 12.096 dan deviasi standar (a) = 10.724. | Pevbatitite. = 12096 Kita dapat menghitung probabilitas bahwa NPV proyek lebih kecil dari nol sebagai berikut: i ' 1 1 t 1 ° 12.006 Oo Manajemen Kevangs, Luas daerah yang diarsir adalah probabilitas NPV < 0. Luas daerah ini bisa dihitun, dengan bantuan tabel distribusi normal standar (tabel distribusi Z). 0708 Luas 37,08% inj adalah dari rata-rata (12,096) sampai dengan titik NPV = 0. Maka Iuas daerah yang diarsir adalah 50% - 37,08% = 12,92%. Maka probabilitas bahwa NPV proyek = 0 adalah 12,92% dan probabilitas NPV proyek = 0 adalah 87,08%. d) Analisis Mean-Standard Deviation + Pendekatan ini hampir menyerupai simulasi Monte Carlo, yaitu membentuk suatu distribusi probabilitas untuk NPV, kemudian menghitung probabilitas untuk NPV tertentu (misalnya, probabilitas bahwa NPV proyek = 0, probabilitas bahwa NPV proyek = 10.000, dsb). * Pendekatan ini mengasumsikan bahwa arus kas bersifat independen dari waktu ke waktu, atau arus kas periode 1 tidak berhubungan dengan arus kas periode 2, dan seterusnya, Rata-rata (mean atau 11) dari distribusi probabilitas NPV adalah: cr (1+ kerf)! =i Mapv = 3 dimana: Hyey = rata-rata distribusi probabilitas NPV CF, -xpected cash flow periode t kerf = suku bunga bebas risiko n usia proyek CF. dapat dicari dengan rumus nilai harapan (expected value) sebagai berikut: _analsisPisiko Dalam Penganggaran Modal 193 dimana: Pi_ = probabilitas kondisi i akan terjadi (pada periode t) CR, = Arus kas periode t jika kondisi i terjadi. ‘Sedangkan deviasi standar distribusi probabilitas NPV adalah: dimana: Gnpy = deviasi standar distribusi probabilitas NPV 6? = varians arus kas periode , lef = Suku bunga bebas risiko n =usia proyek, oj atau varians arus kas periode t adalah ukuran variabilitas arus kas-arus kas pada periode t dari nilai harapan (rata-rata) arus kas periode tersebut. of = (CR -CR)P, dimana: CR,,= Arus kas periode t untuk kondisi i CR, = Nilai harapan arus kas periode t P, = Probabilitas kondisi i terjadi. Contoh: Suatu proyek membutuhkan investasi awal 10 juta. Diperkirakan usia proyek ada- lah 3 tahun dan kondisi perekonomian selama 3 tahun tersebut adalah sama. Suku bunga bebas risiko (KR) = 8%. Manajemen telah membuat perkiraan tentang arus kas selama 3 tahun sebagai berikut: Perlode 1 Perlode 2 Perlode 3 ponalet Prob | Arus Kas | Prob | Arus Kas | Prob | Arus Kas rekonomlan Bersih Beralh Bersih Resesi berat 01 3 a ; oy ; Resi oe 4025 | 3 [os 3 tera 0.3 . “3 4 = 4 ra are ‘ 025 | 8 | 025 3 i 7 on 6 Ou 6 > 3, Mangjemen Keus, 85, Nilai harapan untuk masing-masing periode: Periode 1 = CR = 5 PCR, = (0,1) (3) + (0,25) (4) + (0,3) (5) + (0,25) (6) + (0,1) (7) = 5 juta Periode 2 = CF) = E P\.CF2; = (0,1) (2) + (0,25) (3) + (0,3) (4) + (0,25) (5) + (0,1) (6) = 4 juta Periode 3 = CF; = £ P,.CFy; = (0,1) (2) + (0,25) (3) + (0,3) (4) + (0,25) (5) + (0,1) (6) = 4 juta Sjuta | 4juta 4 juta (1,08)' (1,08) * (1,08)° = 1,234 juta, i Maka jiypy = -10 jt+ Deviasi standar arus kas masing-masing periode adalah: © = [0,1 (3-5)? + 0,25 (4-5)? + 0,3 (5-5)? + 0,25 (6-5)? + 0,1 (7-5)°]"/? = 1,14 juta 6 = (0,1 (2-4)? + 0,25 (3-4)? + 0,3 (4-4)? + 0,25 (5-4)? + 0,1 (6-4)?]"/ = 1,14 juta oz adalah sama dengan karena probabilitas dan arus kas pada periode 2 dan 3 ada lah sama. Deviasi standar distribusi probabilitas NPV adalah: aes (1,14 juta)? | (1,14 juta)? (1,14 jutal? a (1,087 (1,08)* (1,08) = 1,7 juta. Distribusi probabilitas NPV proyek adalah: B= 1234 ae onl Kemudian manajemen dapat menentukan, misalny: a) Probabilitas NPV proyek < 0. gpstsis Risiko Dalam Penganggaran Modal 195 0 1,234 =-0,726 =0,73 Dari tabel distribusi Z diketahui nilai 0,73 memberikan Iuas: 23,57%, maka uas ‘daerah yang diarsir adalah 50% -23,57% = 26,43%. Probabilitas NPV proyek << 0 adalah 26,43%. Semakin besar probabilitas NPV proyek = 0, semakin besar risiko proyek. b) Probabilitas NPV proyek > 1 juta. 1 1,294 ga Xi, 0-1,234 - 1,7 Probabilitas NPV proyek > 1 juta adalah 5,57% + 50% = 55,57%. e) Analisis Pohon Keputusan * ‘+ Analisis ini sering digunakan untuk mengevaluasi proyek-proyek yang memiliki beberapa titik pembuatan keputusan (decision points), Arus kas dan proba-bilita~ nya digambar dalam suatu diagram pohon yang disebut "pohon keputusan” (de sion tree). Kemudian probabilitas gabungan (joint probability) dari setiap cabang dikalikan dengan NPV dari cabang tersebut dan hasilnya dijumlahkan untuk mem- peroleh expected NPV. Contoh: 0,726 = 0,73 Pada t=O perusahaan mengeluarkan biaya survey untuk suatu proyek sebesar 5 juta. Pada t=1, jika survey menunjukkan adanya pasar yang cukup besar (probabilitas 80%), suatu prototype proyek dibuat dengan biaya 10 juta. Jika tidak ada pasar (probabilitas 20%), proyek stop. 196 9 yr ° Menajemen Kevang, Pada t=2, jika prototype proyek diterinia dengan baik (probabilitas 60%), Prove, dijalankan dengan investasi 100 juta. Jika tidak diterima (probabilitas 40%), Proyey, stop. Pada t#3 hingga t=6, jika perekonomian bagus (probabilitas 30%), arus kas masy, proyek adalah 100 juta setiap tahun. Jika perekonomian biasa (probabilitas 40%) arus kas masuk proyek adalah 40 juta setiap tahun. Jika perekonomian reses, (probabilitas 30%), arus kas masuk proyek adalah -20 juta setiap tahun. Analisis Pohon Keputusan t=6 te Prob NPV te2 ted ted — = = Cabungan t20 woojt —10Djt_ 00; 00 Od ——185ZIt doje 40x 0,192 <20je 202 Onde CABAL coi) gz (14,ajt) 0200 (jt) 1,900 Keterangan: 1, 2, 3 merupakan “decision points", yaitu titik-titik dimana kita harus membuat keputusan. Probabilitas gabungan atau joint probability adalah probabilitas untuk setiap kondisi. Besarnya probabilitas ini dicari dengan mengalikan semua proba bilita pada kondisi tersebut. Misalnya, untuk kondisi pertama, joint probabilitas sebesar 0,144 diperoleh dari perkalian: 0,8 x 0,6 x,0,3 = 0,144. Kemudian, 0,192 diperoleh dari 0,8 x 0,6 x 0,4. NPV untuk setiap kondisi dapat dicari terlebih dulu kita tentukan biaya modal sebagai discount rate. Biaya modal adalah 10% untuk soal ini. Nilai NPV sebesat 165,2 jt diperoleh dari: Selanjutnya kita dapat menghitung expected NPV: Probabilitas gabungan NPV Prob x NPV 0,144 165,2 23,78 0,192 81 1,55 0,144 (149,1) (21,47) 0,320 (14,1) (4,51) 0,200 os) (ct) Expected NPV (1,65) poss Rao Dom Ponganggeran Mog 197 Deviasi standar dan koefisien variasi dapat dihitung untuk memperoleh stand-Alone Risk, - ney = 84,9 jt + Bfek dari kemungkinan meninggalkan proyek (Abandonment). Jika proyek menujur kearah yang kurang menggembirakan, maka kesempatan menghentikan atau me- ninggalkan proyek sangatlah bernilai. Kemungkinan ini akan merubah pohon kepu- tusan, dan biasanya akan menurunkan risiko dan menghasilkan expected NPV yang lebih tinggi untuk proyek. contoh: Melanjutkan contoh pohon keputusan sebelumnya, andaikan pada t=3 jika kondisi perekonomian resesi sehingga arus kas masuk proyek adalah -20 juta, perusahaan dapat meninggalkan proyek tersebut pada awal tahun ke 4, Kemungkinan ini akan merubah cabang pohon keputusan sebagai berikut: 23, te4 probabilitas NPV gabungan 0,3 0 j STOP 0,144, (-111,7 jt) Expected NPV proyek menj (0,144 x 165,2) + (0,192 x 8,1) + (0,144 x - 111,7) + (0,320 x - 14,1) + (0,200 x 5) = 3,73 jt Onpy = 76,1 jt. Kemampuan meninggalkan proyek ini membuat NPV proyek menjadi positif dan stand-alone risk menurun seperti ditunjukkan oleh menurunnya deviasi standar proyek dari 84,9 jt menjadi 76,1 jt. 3, RISIKO DALAM PERUSAHAAN (WITHIN-FIRM RISK) + Risiko dalam perusahaan atau corporate risk adalah Kontribusi proyek terhadap risiko total perusahaan atau, dengan kata lain, dampak proyek terhadap variabilitas arus kas perusahaan secara keseluruhan, * Within-firm risk atau corporate risk, sesuai dengan rumusnya, merupakan fungsi dari: 1) deviasi standar proyek, dan 2) korelasi antara keuntungan proyek dengan keuntungan perusahaan. + Jika deviasi standar proyek besar dan koefisien korelasinya positif, maka within- firm risk akan besar. Demikian sebaliknya. + Within-firm Risk dapat dicari dengan 2 cara: 1) menggunakan rumus (op /¢p) tp.-, dan 2) Meregresi keuntungan proyek dengan keuntungan perusahaan (sebagai variabel bebas) untuk memperoleh "Characteristic Line". Slope garis regresi ini adalah beta risiko dalam perusahaan atau within-firm risk. * Dalam praltik, sangat sulit untuk memperkirakan distribusi penghasilan dari ‘suatu proyek, sehingga sulit untuk mengkuantitatifkan within-firm risk. Dalam hal ini, penilaian secara subyektif terpaksa dilakukan, N 198 Mansjemen Keveng, * Jika korelasi antara proyek dengan perusahaan tinggi, maka stand-alone tisk day; Proyek akan menunjukken within-firm risk. Stand-alone risk yang tinggi aks) menghasilkan within-firm _4_"—~_,_“*_ (41s) (1,15)? "(1,15)" (1, 15" (1,15)° = 47 juta 2. PT. "TEGANGAN TINGGI" sedang mempertimbangkan untuk membangun pembang- kit tenaga listrik dengan bahan bakar minyak atau batu bara. Biaya modal peru- sahaan untuk proyek berisiko rendah adalah 10%, untuk proyek berisiko rata-rata adalah 12% dan untuk proyek berisiko tinggi adalah 15%. Manajemen yakin bahwa pembangkit tenaga listrik dengan minyak memilili risiko rata-rata, tapi pembangkit tenaga listrik dengan batu bara memiliki risiko tinggi. Arus kas keluar untuk mem- bangun ke 2 pembangkit tenaga listrik adalah: Tahun — Minyale Batubara 0 (100 jt) (400 jt) 1 (500 jt) (aM) 2 (5 M) aM) 3 (1,5 M) aM) 4 (1,5 M) (1M) 5 (1M) (1M) 6 (500 jt) (200 jt) Penghasilan, biaya bahan bakar dan biaya operasi lain untuk ke 2 pembangkit tenaga listrik adalah sama. Pembangkit tenaga listrik mana yang dipilih? Jawab: Karena penghasilan, biaya Bahan baker dan biaya operasi lain untuk ke 2 pem- bangkit listrik adalah sama, keputusan didasarkan pada biaya investasi yang lebih kecil. Berdasarkan ini kita lebih baik memiliki pembangkit listrik dengan bahan bakar batu bara. * Untuk pembangkit listrik dengan BBM. k= 12% (karena berisiko rata-rat). 500 , 1500 , 1500 | 1600 | 1000 , 500 qagy @1aF* 129 "aay (115 * ae PV investasi = 100 +—— = 4,583,9 juta aes Manejemen Kouony, ‘© Untuk pembangkit listrik dengan Batubara. ke= 15% (karena berisiko tinggi) PV investasi = 400+ 100 n 1000, noo; +2000 , 1000 , 200 (15) (1,15)? (1,15) (1,15)* © (1,15)* © (15)® = 3,838,6 juta 3) PT. KONDISI PRIMA SEKALI, sebuah perusahaan raket badminton dengan merk te, kenal "BUNEX", sedang mengembangkan suatu raket modal baru dengan nan, "BUNEX-007". Mula-mula perusahaan harus menginvestasikan 10 juta pada t = 0 untuk mendisain dan membuat prototipe raket ini, Manajer yakin bahwa ada probabilitas 50% rake; ini berhasil dan proyek dapat dilanjutkan. Jika tahap pertama gagal, proyek aka ditinggalkan tanpa nilai sisa. ‘Tahap berikutnya adalah membuat 1000 prototipe raket dan mengujinya dipasar. Inj membutuhkan biaya sebesar 200 juta pada t = 1. Jika test berhasil, perusahaan akan mulai berproduksi. Jika gagal, proyek berhenti dan prototipe masih dapat di jual seharga 100 juta, Manajer memperkirakan bahwa kemungkinan test berhasil adalah 90%, Pada tahap ketiga, pada t = 2, perusahaan harus mengeluarkan biaya 1 M untuk membeli alat-alat produksi guna memproduksi raket baru. Setahun kemudian, pada t= 3, nilai bersih penjualan BUNEX- 007 adalah 4 M jika ekonomi baik (probabilitas 50%) dan 2 M jika ekonomi jelek (probabilitas 50% juga). Biaya modal perusahaan adalah 10%. a) Asumsikan bahwa proyek ini memiliki risiko rata-rata, buatlah pohon keputusan dan hitung NPV proyek ini. b) Hitung deviasi standar dan koefisien variasi dari NPV proyek. Jika rata-rata proyek perusahaan ini memiliki koefisien variasi sebesar 100% s/d 200%, apa- kah stand alone risk untuk proyek BUNEX-007 ini termasuk tinggi? Jawab: D) to ter tae tes Prob ‘Prob« NPV 4000 juta 0,225 7* 993,5 juta P=05 1000 juts}, P=09 (0 00min, ons 434 108.9 juta (10 juta). ies 0,05 +109 6,45 juta P=06 06 -10 Buta Expected NPV = 1092 juta nals Rsko Dalam Pongonggoran Model 207 *) Cara menghitung NPV untuk baris paling atas: -200 , -1000 4000 NPVs 10 Ty aa aa = 1987 juta Baris berikutnya dapat dihitung dengan cara yang sama. Jika risiko proyek adalah rata-rata, proyek ini seharusnya diterima karena memiliki NPV yang positif. b) otev =3 [P, (vPV, - Expected Nev? = 0,225 (1987-1092)? + 0,225 (484-1092)? + 0,05 (-109-1092)? + 0,5 (-10-1092) = 942,727,075 juta Suey = 970,94 juta Koefisien Variasi NPV = ——Snw __ _ 970,94 . 4 599 Expected NPV 1092 Proyek ini bisa dikategorikan sebagai proyek dengan risiko dibawah rata-rata karena koefisien variasinya hanya 88,9% (bandingkan dengan koefisien variasi proyek peru- sahaan yang rata-rata 100% sampai 200%). 4) PT. SHAQ ATTACK sedang mempertimbangkan untuk membeli sebuah truk yang berharga 100 juta. Truk ini akan meningkatkan arus kas operasi sebelum pajak (tidak termasuk efek depresiasi) sebesar 40 juta setahun. Truk, akan didepresiasi dengan metoda garis lurus tanpa nilai sisa. Pajak adalah 15% dan biaya modal Perusahaan adalah 20%. Terjadi perdebatan sengit antara 3 manajer perusahaan mengenai usia truk. Drs. Amat Pintar, MBA bersikeras bahwa kebanyakan truk jenis tersebut memiliki usia 5 tahun, Dra. Makin Bawel Aje, MBA sebaliknya berpendapat bahwa lebih realitis jika usia truk adalah 4 tahun. Sedangkan Drs. Makin Bodo Aje, MBA malah memperki- rakan bahwa truk dapat bertahan hingga 8 tahun. Direktur perusahaan, Mr. Shaq- quille "Shark" Oneal terpaksa menengahi perdebatan tersebut. Untuk tidak menge- cewakan ke 3 pembantunya itu, ia memutuskan untuk memperhitungkan pendapat ke 3 manajer tersebut dengan membuat Analisis Skenario. Ia memberikan proba- bilitas 70% bahwa usia truk adalah 5 tahun, 20% bahwa usia truk 4 tahun dan 10% bahwa usia truk adalah 8 tahun. Apakah proposal proyek pembelian truk ini diterima? Jawab: a) Jika usia truk adalah 5 tahun Depresiasi = 100/5 = 20 juta per tahun ‘Arus kas sesudah pajak {tanpa depresiasi) = 40 (1-0,15) = 34 juta per tahun Arus kas proyek = 34 + 20 = 54 juta 208 ») 7 Ee arn = 100+ + + + aad “hay” war” 2° 12)" * 25 = 61,5 juta Jika usia truk adalah 4 tahun Depresiasi = 100/4 = 25 juta per tahun Arus kas sesudah pajak (tanpa depresiasi) = 40 (1-0,15) = 34 juta per tahun Arus kas proyek = 34 + 25 = 59 juta. NPV = -100 + +" + +} + 42)" (1,2)? © (1,2) © (1,12) © (2,298 = 52,7 juta Jika usia truk adalah 8 tahun. Depresiasi = 100/8 = 12,5 juta per tahun. Arus kas proyek = 34 + 12,5 = 46,5 juta NPV = -1000+ 465 46,5 2)" (1,2)° = 78,4 juta Analisis Skenario: Skenario Prob. NPV Prob. x NPV UsiatrukStahun 0,7, 61,5juta 43,05 juta Usiatruk4tahun 0.2, 52,7juta «10,54 juta Usia truk 8 tahun 01 78,4 juta 7,84 juta Expected NPV 61,43 juta oiey = 0,7 (61,5-61,43)? + 0,2 (52,7-61,43)? + 0,1 (78,4-61,43)? = 44,04 juta Siipy = 6,63 juta Manajemen keys, Karena Expected NPV proyek masih positif dan cukup besar serta deviasi standar NPV relatif kecil, proyek ini sebaiknya diterima. 5) Manajer PT. ANGIN RIBUT, Drs. Optimis Banget, MBA sedang mempertimbangkan suatu proyek. Ia membuat analisis tentang arus kas proyek sebagai berikut: _anatsis Risiko Dalam Pengenggaran Modal 209 Tahun___Arus Kas Ber (300 juta) 100 juta 100 juta 100 juta 100 juta 120 juta Biaya modal proyek ini adalah 20%. Tingkat bunga bebas risiko (KR) adalah 10%. a) Menurut Drs. Optimis Banget, MBA, apakah proyek ini diterima? b) Direktur perusahaan ini, Mr. Ati-Ati tidaklah seoptimis manajemya. la meng- hitung NPV proyek ini dengan menerapkan konse Certainty Equivalen (CE). la menggunakan nilai persentase CE sebesar 90% setiap tahun. Apakah proyek ini akan diterima? Bagaimana jika persentase CE semakin menurun? ©) Berapa persentase CE setiap tahun agar perhitungan NPV Direktur perusahaan sama dengan hasil pada a)? aeenro (1,28 (1,12)* (1,2) Proyek sebailmya diterima. b) Tahun Arus Kas Bersih _ Certainty Equivalent 0 (300 juta) (300 juta) 1 100 juta 90 juta 2 100 juta 90juta 3 100 juta 90 juta 4 100 juta 90 juta 5 120 juta 108 juta Nev= ¢ CR: _ ©0(1+KR,}' 90 90 | 90 | 90 | 108 = ~300 +20 420, SS ay (a? aye ant a = 52,3 juta Proyek sebaiknya diterima. Jika persentase CE menurun, misalnya dengan rumus: at=(al)' Maka CE untuk t=1 adalah (0,9))x 10 0 juta CE untuk t=2 adalah (0,9)? x 100 = 81 juta CE untuk t=3 adalah (0,9)° x 100 = 72,9 juta CE untuk t=4 adalah (0,9)* x 100 = 65,6 juta CE untuk t=5 adalah (0,9)* x 120 = 59 juta 7 210 Manejemen Keun, 81 72,9 (4a? (1° 5.6, 59 Py 90 (yt (1 (uy = -15 juta. Proyek sebaiknya ditolak. Konsep ini digunakan jika direktur memang, ‘bahwa Expected cash flow 5 tahun mendatang lebih berisiko dari Expected cay flow setahun mendatang. Agar perhitungan direktur sama dengan manajernya, persentase CE harus gj hitung dengan rumus: CE, _ (1+krft CR (1+k)' dimana= persentase a = persentase CE \ kaf= 10% k = 20% 1 Persentase CE untuk tel adalah “+0. 9,9 +02)! 2 Persentase CE untuk t=2 adalah +04 - 9,94 (1+0,2)? 3 Persentase CB untuk t=3 adalah +00" = 0,77 (+0,2)° Persentase CE untuk te4 adalah 2+OU" - 0,71 (1+0,2) s Persentase CE untuk t+5 adalah {+017 = 0,65 (1+0,2) Tahun Arus Kas Bersih Certainty Equivalent oO (300 juta) * (300 juta) zs 100 juta 92 juta 2 100 juta 84 juta 3 100 juta 77 juta 4 100 juta 71 juta 5 120 juta 78 juta Perbedaan sebesar 0,7 juta disebabkan oleh pembulatan. -00000-

You might also like