You are on page 1of 9
Bal XXIil es Manajemen Piutang dan Kebijakan Kredit 1, PENDAHULUAN Manajemen piutang dimulai dengan keputusan apakah perusahaan akan memberi- jan kredit atau tidak. Selanjutnya, piutang yang timbul harus dimonitor agar tidak me- kbihi batas yang diijinkan. Tingkat piutang yang tinggi akan mengurangi arus kas dan piutang tak tertagih (bad debt) akan mengurangi keuntungan dari penjualan. Oleh karena itu manajemen piutang yang efektif ikut mempengaruhi tingkat keuntungan dan risiko perusahaan. Piutang dagang atau account recerivable terjadi ketika perusahaan menjual barang atau jasa secara kredit, bukan tunai. Ketika uang tunai diterima, piutang akan ber- furang dengan jumlah yang sama. Investasi pada piutang seperti aktiva lainnya, harus didanai dengan berbagai cara. Jumlah piutang pada suatu waktu dtentukan oleh dua faktor: (1) volume penjualan ieedit, dan (2) rata-rata waktu antara penjualan dan penerimaan pembayaran. Semakin volume penjualan kredit dan semakin panjang waktu penagihan piutang akan Memperbesar piutang. Piutang ini harus didanai dengan modal jangka panjang (saham dan obligasi) maupun kredit jangka pendek dari bank. Pada kebanyakan perusahaan tingkat piutang yang permanen didanai dengan modal jangka panjang, sedangkan kenaikan piutang yang disebabkan oleh faktor musim dan siklus didanai dengan kredit Jangka pendek. Pada umumnya ada 3 metode yang digunakan un.uk memonitor piutang perusaha- an: (1) Days Sales Outstanding (DSO), (2) Aging schedule, dan (3) Payments pattern. 2 DAYS SALES OUTSTANDING Days Sales Outstanding mengulur rata-rata waktu yang dibutuhkan perusahaan Untuk menerima uang tunai dari suatu penjualan kredit. Ramus DSO atau sering di- ‘but Average Collection Period (ACP) adalah: Piutang Ds a $0 atau ACP = 5 jalan tahunan/360 Manajemen ke a ajemen Kevangan Contoh: PT RCTI OKE menjual 200.000 pesawat TV per tahun pada harga Rp. 450.000,00 per unit. Semua penjualan dilakukan secara kredit dengan terminologi 2/10, net 50 ‘Andaikan 70% dari pembeli memanfaatkan diskon dan membayar pada hari ke 10, sedangkan sisanya membayar pada hari ke 30. Berapakah piutang perusahaan? DSO = ACP = 0,7 (10 hari) + 0,3 (30 hari) = 16 hari. (200,000)(450.000) 360 = Rp. 250.000.000,00 Piutang = (ADS) (DSO) —_= (250 juta) (16) Average Daily Sales.= ADS = = Rp. 4 milyar . Piutang Pembuktian DSO = —____—_——_=-____ nee Penjualan tahunan/360 adalah sebagai berikut: Dso = 60 0 © 200 10% Total Piutang 2000 100% 2000. 100% Dari Aging Schedule tampak bahwa perusahaan A dapat mengelola piutangnya dengan lebih baik. 70% pelanggan memanfaatkan diskon pembelian dan sisanya membayar tepat waktu (hari ke 30). Hal ini tidak terjadi pada perusahaan B dimana 35% pelanggan membayar lebih dari 30 hari. yonajemen Piutang dan Kebijakan Kredit 397 Baik DSO maupun Aging Schedule dapat memberikan indikasi yang Kurang tepat jhka penjualan bersifat musiman atau sikdus, Jika penjualan naik atau turun, secara tomatis DSO atau Aging Schedule akan terpengaruh meskipun pola pembayaran pe- janggan tidak berubah. Kelemahan ini dapat ditutup dengan pendekatan payment pattern. 4, PAYMENT PATTERN Contoh: PT BESAR KECL mulai beroperasi pada tahun 1997. Tabel berikut memperlihatkan penjualan kredit dan piutang perusahaan pada 1997. Asumsi: 10% pelanggan mem- bayar pada bulan penjualan, 30% membayar 1 bulan sesudahnya, 40% membayar 2 bulan sesudahnya dan 205 membayar 3 bulan sesudahnya. Berdasarkan Data Kwartalan, Bulan(1) —Penjualan —Piutang ADS (4) DSO (5) redit (2) (3) Tanwar © 3 Pebruart 6o 90 Maret 60 102 2 51 hari “April 60 102 Met 0 129, Jun 120 im 3 se Tull 120 198 ‘Agustus 90 uw September 60 132 a “ ‘Oktober CF 108 November 60 102 Desember 60 102 2 31 Keterangan: = 0% dari penjualan Januari sebesar 60 dibayar pada bulan Januari, sehingga saldo piutang = 90% x 60 = 54. - Pada bulan Februari, 30% penjualan Januari dilunasi + 10% penjualan Februari. Maka saldo piutang akhir Februari = [ 54 - (30% x 60)] + [60 - (10% x 60)] = 90 Demikian seterusnya. — ADS (Average Daily Sales) untuk kowartal April hingga Juni = (60 + 90 + 120)/90 =3 ~ DSO pada akhir Juni = Piutang/ADS = 174.000 / 3.000 = 58 hari. Tabel berikut disebut “Uncollected Balances Schedule”. Kwartal _Penjualan _Plutang tersisa Pada Akhir Kwartal _ Piutang/ penjualan Keartal 1. Januari 60 ae Februari 60 2 Maret a 0 Tro% Kwartal 2. i 20% April 60 60 Mei 90 54 Suni 10 ak a im 170% 00 Manajemen Kevangan Kwartal 3, : Jul 120 4 20% ‘Agustus 90 54 60 ‘September 60 ae 0 132 170% Kwartal 4, Oktober oo 2 20% November 60 % 60 Desember 60 54 90 102 170% Keterangan: Pada akhir kwartal 1, 205 dari penjualan Januari yang sebesar 60, belum dilunasi, Maka saldo piutang tersisa adalah 12. Pada akhir kwartal 2, 20% penjualan April juga belum dilunasi. Demikian seterusnya. Tabel “Uncollected Balances Schedule” diatas memperlihatkan bahwa rasio piutang tersisa dengan penjualan adalah tetap pada setiap kwartal. Pada kwartal 1, rasio tersebut adalah 20, 60 dan 90%. Pada kwartal 2, 3 dan 4 juga sama meskipun pada kwartal 3 dan 4 terjadi kenaikan piutang akibat kenaikan penjualan. Hal ini me- nunjukkan bahwa perilaku pembayaran pelanggan perusahaan tidak berubah sepanjang 1997. Payment Pattern Approach dengan “Uncollected Balances Schedule” memungkinkan perusahaan memonitor piutangnya dengan lebih baik. Disamping itu, pendekatan ini dapat pula digunakan untuk memprediksi saldo piutang di masa mendatang. Contoh. Melanjutkan contoh sebelumnya, PT BESAR KECIL memperkirakan pola pemba- yaran pelanggannya pada tahun 1998 masih sama dengan 1997. Jika diprediksi penjualan pada April, Mei dan Juni 1998 adalah 70, 100 dan 140 maka total piutang yang diproyeksi pada akhir Juni adalah: Kwartal 2 Penjualan yang —_Piutang —_—Piutang yang 1998 ai proyeksi an prov ‘April 70 20% 4 Mei 100 60 60) Juni 140 90 126 ‘Total Piutang yang diproveksi = “200 5, KEBIJAKAN KREDIT DAN ANALISIS PERUBAHAN KEBIJAKAN KREDIT. Keberhasilan atau kegagalan suatu perusahan sangat tergantung pada permin-taan terhadap produk perusahaan tersebut. Semakin tinggi penjualan semakin tinggi ke- uuntungan yang diperoleh (seharusnya demikian). Penjualan perusahaan tergantung pada banyak faktor: sebagian dapat dikontrol sebagian lagi tidak. Faktor-faktor yang dapat di- kendalikan (controllable) misalnya: harga jual, kualitas produk, periklanan dan kebi- jakan kredit. Kebijakan kredit terdiri atas 4 variabel: (1) Periode Kredit yakni jangka waktu kredit yang diberikan. Menaikkan periode kredit pada umumnya dapat mendongkrak penjualan, namun ada biaya peru- bahan bagi perusahaan, misalnya pembayaran tertunda. wr | onajemen Piutang dan Kebijakan Kredit 399 (2) Standar kredit yakni meryjuk pada kemampuan keuangan minimal yang harus dimiliki calon penerima Kredit serta jumlah Kredit yang tersedia bagi masing- masing pelanggan. (3) Kebijakan pengumpulan yakni merujuk pada posedur-prosedur yang diguna- kan oleh perusahaan untuk menagih piutang yang sudah jatuh tempo. (4) Kebijakan diskon untuk pembayaran yang dipercepat, termasuk didalamnya jumlah dan periode diskon. Menentukan standar kredit bukan pekerjaan mudah, Jika perusahaan hanya mem- perikan kredit kepada sejumlah kecil pelanggan yang terbaik, ia tidak pernah meng- ‘alami bad debt, namun disisi lain penjualan tidak bisa maksimal. Dalam menentukan Standar kredit, manajer kredit memerlukan suatu ukuran tentang kualitas kredit. Kuali- tas kredit berbicara tentang probabilitas penerima kredit tidak dapat membayar hutang- nya (probability of default). Pada umumnya penentuan probabilitas kegagalan tersebut dilakcakan secara subyektif terhadap masing-masing pelanggan. Perubahan pada kebijaken Kredit harus dianalisis dengan baik. Jika kredit diper- luas, pada umumnya penjualan alan naik, mengakibatkan kenaikan pada biaya-biaya (2) untuk memproduksi tambahan produk, (2) menanggung tambahan piutang yang ber- edar, dan (3) karena biaya “bad debt” mungkin meningkat, Oleh karena itu, pertanyaan yang harus dijawab jika mempertimbangkan perubahan pada kebijakan kredit adalah “apakah penghasilan dari penjualan akan naik lebih tinggi dari pada biaya-biaya?” ‘Ada 2 cara untuk menjawab pertanyaan ini: (1) pendekatan Laporan Rugi-Laba, dan (2) Analisis incremental. (1) Pendekatan Laporan Rugi-Laba Pada pendekatan Laporan rugi-laba kita mencoba memperkirakan dampak peru- bahan kebijakan kredit pada laba bersih perusahaan, Perhatikan contoh berikut: Analisis perubahan kebijakan kredit PT. NAIK DELMAN pada tahun 1998 (dalam jutaan) Proveksi 1998 lek perubahan — Proyeksi 1998 jika dengan kebijaken ——_kebijakan ebijakan diubah lami Penjualan kotor “4.000 +1.300 3.300 Diskon ; 20 +40 60 Penjuaten bersih, 3.980 +1.260 5.240 ‘Baya produkt 2.800 1910, 3210 Laba sebelum biava & pajak 1180 bd neem Biaya kredit ~ Penanggungan piutang »” vd be + Biaya analisis & 50 30 20 enguinpulan kredi 100 $220 320 Bad debt a Laba Sebeluum pajak Pajak (50%) 1.000 +140 1.140 Laba bersih $00 +70 570 300 #70. 570 EER Tabel di atas menggambarkan kondisi laba bersih jika perusahaan mengubah kebi- jakan kreditnya dari ‘1/10, net 30” menjadi “2/10, net 40°. Penjelasan untuk mem- peroleh angka-angka pada tabel: 400 Manajemen Keuangen Dengan kebijakan kredit lama, 50% pelanggan memanfaatkan diskon, 40% mem- bayar pada hari ke 30 dan 10% membayar pada hari ke 40 (terlambat). Maka DSO (days sales outstanding) = (0,5) (10) + (0,4) (30) + (0,1) (40) = 21 hari dan diskon = 1% x 4.000 x 50% = 20. Biaya penanggungan piutang (cost of carrying receivables) dihitung dengan rumus: cen-(os0 Sales I Variabel \/Cost < per day | Cost ratio), funds CCR = (DSO) (Sales per day) (Variable Cost ratio) (cost of funds) Asumsikan variable cost ratio = 70% dan cost of funds = 20%, maka: CCR = (21) (4000/360) (0,7) (0,2) = 32,67 (untuk penyederhanaan, kita anggap 30). Kebijakan baru adalah “2/10, net 40°, akibatnya diskon semakin besar dan periode pembayaran semakin panjang. Perusahaan yakin bahwa perubahan ini akan meningkat- kan penjualan sebesar 1.300 (menjadi 5.300). Mereka juga yakin bahwa 60% pelanggan akan memanfaatkan diskon 2% sehingga diskon naik menjadi (2%) (5.300) (60%) = 63,6 (sederhanakan menjadi 60). Diper-kirakan 20% pelanggan membayar pada hari ke 40 dan 20% sisanya pada hari ke 50 (ter-lambat). Maka days sales outstanding (DSO) men- jadi: . (0,6) (10) + (0,2) (40) + (0,2) (50) = 24 hari dan cost of carrying receivables (CCR) menjadi: (24) (5.300/360) (0,7) (0,2) = 50 Perusahaan merencanakan mengurangi biaya pada analisis kredit dan pengum- pulan piutang menjadi 20. Akibat kebijakan kredit yang lebih longgar bad debt losses diperkirakan naik menjadi 6% dari penjualan atau (6%) (5.300) = 318 = 320, yakni naik 220 dari tingkat sebelumnya. Kenaikan laba bersih sebesar 70 merupakan estimasi yang mungkin bisa keliru. Variabel biaya dan pendapatan dari penjualan tidak mudah untuk diprediksi. Selain itu. hasil akhir dari perubahan kebijakan kredit juga tergantung pada reaksi pesaing, Oleh Karena itu, keputusan akhir mengenai perubahan kebijakan Kredit tidak sekedar di- dasarkan pada analisis kuantitatif tetapi juga berdasarkan judgment (pertimbangan-per- timbangan yang lebih bersifat kualitatif) (2) Analisis Incremental . Pada analisis incremental, kita mencoba menentukan kenaikan atau penurunan pada penjualan dan biaya yang berhubungan dengan perubahan kebijakan kredit. Perbedaan antara isil i costs” atau selisih biaya-biaya didefinisikan sebagai ‘incremental profit”. Jika incre- mental profit diperkirakan positif dan culup besar untuk mengkompensasi risiko yang timbul, maka usulan perubahan kebijakan kredit sebaiknya diterima, Rumus-rumus dasar yang dipergunakan dalam analisis: ‘A Lyaitu perubahan investasi pada piutang 4 P yaitu perubahan laba sebelum pajak. Rumus untuk 4 | ada dua macam: jika penjualan naik dan jika penjualan turun. We ,yisomen Patong dan Kebijakan Kredit ‘ot Rumus 4 | jika penjualan naik Kenaikan investasipada Kenaikan investasi pada A1| piutang yang terkait +| piutang yang terkait dengan penjualansekarang| | dengan selisihpenjualan pewananpeie | ‘ene +v|(0so,){**tisiapeniuatan) sO perhari perhari A1=[(080, - DSO, ) (8, / 360)]+ V [(DS0,) Sy - $,)/360] Rumus 41 jika penjualan turan Penurunaninvestasipada] [Penurunaninvestasipada A1s| piutang yang terkait +| piutang yang terkait dengan pelanggantersisa| | dengan pelanggan yang hilang perubahan pada||penjualantersisa) /(,. /slisinpenjualan DsO per hari per hari A= [(P8Oy - DSO,) (Sy / 360)]+ V [OS0,) &, -S,)/360] Rumus 4 P (bah ibahan ‘perubahan Apa] Perubahan pada fe weno pail’ i a a he ines ya menanggung||-| pada kerugian ay piutang bad debt diskon AP = (Sy - So) (1 - V) - K(A1) - (By Su = Bo Se) ~ (Dw Sn Pu = Do So Po Keterangan: S. = Penjualan kotor sekarang Sy = Penjualan kotor baru, setelah ada perubahan kebijakan kredit. sy bisa > atau < dari s, Sy-s, = Selisih atau perubahan pada penjualan kotor = Biaya variabel sebagai persentase dari peniualan kotor. V meliputi biaya produksi, persediaan dan administrasi kredit, kecuali biaya bad debt, penanggungan piutang dan diskon 1-V = Margin kontribusi atau gross profit margin, Menggambarkan persentase dari setiap rupiah penjualan kotor yang menjadi laba. k = Biaya mendanai investasi pada piutang = Days sales outstanding sebelum ada perubahan kebijakan kredit. so, = Days sales outstanding sesudah perubahan kebijakan Kredit, 402 Manajemen Kevangan By = Kerugian bad debt rata-rata pada tingkat penjualan sekarang (sebagai persentase dari penjualan kotor sekarang) By = Kerugian bad debt rata-rata pada tingkat penjualan baru (sebagai persentase dari penjualan kotor baru). Dy = Persentase dari total pelanggan yang memanfaatkan diskon di bawah Kebijakan kredit sekarang (dalam rupiah). Atau persentase penjualan kotor yang merupakan penjualan diskon. Py = Persentase dari total pelanggan yang memanfaatkan diskon dibawah kebijakan kredit baru. De Persentase diskon yang ditawarkan sekarang. Persentase diskon yang ditawarkan di bawah kebijakan kredit baru. Contoh 1: Memperpanjang Periode Kredit PT. BABE GUE yang menjual produknya hanya secara tunai saat ini sedang mem- pertimbangkan menawarkan kredit 30 hari. Penjualan saat ini adalah Rp 100 juta per tahun, variable cost = 60% dari penjualan, terjadi kelebihan kapasitas produksi dan biaya modal yang tertanam pada piutang adalah 10%. Jika kebijakan kredit di- laksanakan, diperkirakan penjualan akan meningkat menjadi Rp 150 juta dan timbul kerugian bad debt sebesar 2% dari penjualan. Maka: v 1 Rp 100 juta Rp 150 juta £ 0 < woud g & 2 1 30 hari (diasumsikan pelanggan membayar tepat waktu). 0% By = % = Dy = 0% (tidak ada kebijakan diskon) & 1’ P " Karena penjualan meningkat, maka perubahan investasi pada piutang (a1) dapat dihitung dengan rumus: . Al=[(DSO, - DSO, ) (S,/360)]+ V (DSO, ) (Sy - S,)/360] =[(80- 0) (100 juta/360)]+ 0,6 [30 (150 - 100 juta)/360] =8,33 juta+2,5 juta= Rp 10,833 juta Selanjutnya A P dapat ditentukan dengan ramus: 4 P=(Sy -S,)(1- V)- (41)- (By Sy -Be S.)- (Dy «Sy Py - Do -S, Po) = (50 juta) (0,4) - 0,1 (10,833 juta) - {0,02 (150 juta) - 0 (100 juta)] - 0 = 20 juta - 1,083 juta - 3 juta= 15,917 juta. i, » amen Piutang dan Kebijakan Kredit s 403 Karena laba sebelum pajak (4 P)diperkirakan naik, perubahan kebijakan kredit nampaknya cukup menarik. Contoh 2: Memperpendelk Periode Kredit Andaikan setahun setelah PT. BABE GUE menawarkan kredit 30 hari, manajemen mempertimbangkan mengubah periode kredit dari 30 menjadi 20 hari. Diperkirakan penjualan akan turun Rp 20 juta per tahun dari tingkat penjualan sekarang sebesar Rp 150 juta. Diprediksi pula bahwa persentase bad debt tetap sebesar 2%. Karena penjualan diperkirakan turun, kita gunakan rumus berikut untuk meng- hitung perubahan investasi pada piutang: A1=[(DSOy - DSO, )(Sy /360)]+ V.[(DSO,) (Sy S,)/360] =|(20- 30) (130 juta/360)]+ 0,6[30 (130juta - 150 juta)/360] = ¢10)(361.110)+0,6 {(30)(-55.560)] 3.611.100 - 1.000.000 Rp 4.611.100,- Dengan periode kredit yang lebih pendek, hasil penjualan dapat dikumpulkan lebih cepat. hal ini ditunjukkan dengan nilai [(08q-DSQ)(Sv/360] yang negatif, Selain itu, dengan penjualan yang turun semakin sedikit investasi pada piutang seperti ditunjukkan pada nilai V. [(DS0,) (Su - 8.) /360| yang negatif pula. Setelah mengetahui perubahan investasi pada piutang, kita dapat menganalisis profitabilitas dari perubahan kebijakan kredit sebagai berikut: AP=(Sy-S,)(1-V)-Kal)-(By-Sy~B, S)-(Dy-Sy-Fu-Dy-S-%) =(130juta-150jutd(1-0,6-0,1(-4,61 ajutd-[(0,09(130jutd-(0,03(1 50jutd]-0 8 jutat 0,46 ijutat0,4juta Rp 7juta Karena diperkirakan selisih laba sebelum pajak AP adalah negatif, perusahaan sebaiknya tidak mengubah periode kredit dari 30 menjadi 20 hari. -00000-

You might also like