You are on page 1of 9

Jurnal Kesehatan Gigi 9 Nomor 2 (2022) 103-110

Jurnal Kesehatan Gigi


p-ISSN: 2407-0866 http://ejournal.poltekkes-
e-ISSN: 2621-3664 smg.ac.id/ojs/index.php/jk
g/index
Development of Virtual Reality Application for Oral and Dental Health Promotion on
Early Childhood

Mira Sri Gumilar 1, Muliadi 2, Warsono3


1,2,3
Department of Dental Nursing, Poltekkes Kemenkes Jambi , Indonesia

Corresponding author: Mira Sri Gumilar


Email: mira_kemkes@yahoo.com

ABSTRACT

Oral health is a condition that cannot be separated from the life of a child because poor of dental
health will affect the other bodies. Education of oral health can improving oral health status, because the
good education will be improved an effort to maintenance oral health. Improving health knowledge for
early childhood can optimizing health promotion because the information will adhere effectively for
them. It is important to develop appropriate media for health education in early childhood so the goals of
health promotion can be achieved. This study was aim to develop oral health promotion media using
virtual reality and to obtain the effectifeness of that media. This study was consist of development
research and experimental research that develop virtual reality media and obtain the effectiveness of that
media for improving oral health knowledge. This study conducted at SD Negeri 150/IV Jambi City. The
stages of development research was done based on the ADDIE method. The method of experimental
research was quasi experimental. Validation by expert was involved six expert that covering about design
and material. There were eighty eight students to be subjects of this study, fourty for development
research and fourty eight for experimental research. The data collected in this study were in the form of
qualitative data and quantitative data. The study shown that virtual reality media was decent to use for
oral health promotion and it was proven can improving oral health knowledge.

Keyword : Health promotion; Oral health; Virtual reality

Pendahuluan dan mulut yang berkualitas dalam meningkatkan


status kesehatan pada masyarakat.[2]
Kesehatan gigi dan mulut tidak dapat Masalah kesehatan gigi dan mulut pada
terlepas dari kehidupan seorang anak karena anak-anak salah satunya adalah karies.
buruknya status kesehatan gigi pada anak akan Berdasarkan data Riskesdas tahun 2018, Indonesia
berpengaruh terhadap kesehatan tubuh lainya yang memiliki prevalensi karies yang tinggi yaitu
diakibatkan adanya gangguan pengunyahan dan sebesar 88,8%. Prevalensi karies berdasarkan
rasa sakit.[1] Anak-anak merupakan salah satu distribusi usia, pada kategori anak umur 5-10
kelompok rentan yang menjadi sasaran pelayanan adalah sebesar 92,6 %. Berdasarkan prevalensi
kesehatan gigi dan mulut. Kelompok rentan karies tersebut, maka kesehatan gigi dan mulut
lainnya selain anak-anak adalah ibu hamil, lansia, pada anak di Indonesia merupakan salah satu
dan remaja. Pelaksanaan upaya kesehatan gigi dan masalah kesehatan yang perlu diperhatiankan
mulut harus dilakukan secara menyeluruh pada secara menyeluruh. Salah satu upaya kesehatan
setiap kelompok masyarakat. Hal ini dilakukan yang dapat dilakukan pada anak-anak adalah upaya
untuk menciptakan suatu layanan kesehatan gigi promosi Kesehatan.[3]

Copyright @2022 Authors, JURNAL KESEHATAN GIGI, e-ISSN 2621-3664, p-ISSN 2407-0866
103
Penelitian yang dilakukan oleh Rabinder motivasi mencuci tangan setelah diberikan promosi
Kaur dkk. menunjukan bahwa konsumsi makanan kesehatan melalui media VR.[10]
yang mengandung gula seperti coklat, permen, Pengembangan media promosi kesehatan
agar-agar, dan minuman ringan menjadi penyebab berupa aplikasi VR diharapkan dapat
utama karies. Responden pada penelitian ini rata- meningkatkan minat anak-anak pada materi yang
rata mengkonsumsi makanan yang mengandung disampaikan. Dengan minat yang meningkat
gula tinggi sebanyak 3-5 kali sehari.[4] terhadap materi, maka selanjutnya pengetahuan
Pengetahuan tentang kesehatan gigi dan anak-anak akan mengalami peningkatan.
mulut adalah faktor yang dapat mempengaruhi Berdasarkan penelitian sebelumnya
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut seseorang. didapatkan bahwa kesehatan gigi dan mulut di
Hal tersebut dikarenakan pengetahuan dapat Sekolah Dasar Negeri 150/IV Kota Jambi masih
membentuk perilaku mandiri dalam memelihara buruk dengan angka prevalensi sebesar sebesar
kesehatan gigi dan mulut.[5] Peningkatan 78%. Walaupun angka ini dibawah angka
pengetahuan kesehatan pada usia anak-anak dapat prevalensi karies di Indonesia, namun masih
mewujudkan pemeliharaan kesehatan yang optimal berada diatas target yang ditetapkan WHO yaitu
karena pengetahuan ditanamkan sejak usia dini.[6] prevalensi karies aktif pada usia diatas 10 tahun
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut untuk adalah sebesar 52%. Dari penelitian ini
anak usia dini, lebih diutamakan pada upaya menunjukan bahwa di SDN 150/IV Kota Jambi
promotif dan preventif tanpa mengesampingkan memiliki angka bebas karies yang masih rendah
pelayanan kesehatan kuratif dan rehabilitatif. yaitu 3,1%. Faktor penyebab karies di SD 150/IV
Pelayanan kesehatan tersebut dapat dilaksanakan Kota Jambi salah satunya adalah makanan yang
di tempat pemberi pelayanan kesehatan, posyandu, mengandung gula yang dimakan sampai 5 kali
dan lingkungan Pendidikan.[2] dalam sehari.[11]
Pengembangan media yang tepat untuk upaya Tujuan dari penelitian ini adalah :
promotif pada anak-anak perlu terus dikembangkan 1. Untuk
supaya tujuan promosi kesehatan dapat tecapai. mengembangkan media promosi kesehatan
Media promosi sebagai alat dalam menyampaikan terkini yang sudah melewati uji validasi dan uji
pesan kepada sasaran diharapkan dapat lapangan sehingga dapat menghasilkan media
meningkatkan pengetahuan dan terjadi perubahan promosi kesehatan yang tervalidasi dan layak
perilaku yang lebih baik pada sasaran.[7] untuk anak usia dini.
Seiring dengan perkembangan teknologi, 2. Untuk
telah ditemukan sebuah perangkat berupa Virtual membuktikan efektifitas dari penggunaan
Reality (VR). Perangkat ini adalah sebuah aplikasi aplikasi VR dalam media penyuluhan kesehatan
berbasis teknologi multimedia yang mempunyai gigi dan mulut pada anak usia dini
unggulan dalam mendeskripsikan lingkungan atau dibandingkan dengan penggunaan media video.
obyek berupa tampilan visual dari berbagai sudut.
Hal ini terjadi karena perangkat VR memiliki tiga Metode Penelitian
dimensi visual sehingga dengan perangkat ini
pengguna seolah-olah berada pada lingkungan Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri
yang nyata sehingga dapat berinteraksi dengan 150/IV Kota Jambi pada Bulan September 2021.
lingkungannya.[8] Pengembangan VR dilakukan Metode yang digunakan untuk penelitian
pada berbagai bidang seperti game, film, dan pengembangan produk ini adalah metode Research
pendidikan. Saat ini, dengan peralatan and Development (R&D) yaitu metode yang
pengambilan gambar atau video yang berbiaya bertujuan untuk menghasilkan sebuah produk dan
rendah untuk VR seluler menjadikan penggunaan melakukan uji efektif dari produk yang
VR di bidang-bidang tersebut semakin meningkat. dikembangkan. Penelitian ini dinyatakan layak etik
Dalam dunia pendidikan kesehatan, teknologi VR oleh Komite Etik Penelitian Kesehatan Poltekkes
dapat memotivasi siswa untuk aktif dalam Kemenkes Jambi.
pembelajaran melalui pengalaman tiga dimensi.[9] Tahapan pengembangan produk aplikasi VR
Sebuah penelitian mengenai upaya promosi akan dilakukan berdasarkan model pengambangan
kesehatan dalam mencuci tangan menunjukan ADDIE yaitu metode yang terdiri dari tahapan
bahwa penggunaan media VR efektif dalam Analysis, Design, Development, Implementation,
menyampaikan edukasi kesehatan. Responden dan Evaluation. Metode pengembangan tersebut
pada penelitian ini mengalami peningkatan merupakan metode yang dikembangkan oleh Dick

Copyright @2022 Authors, JURNAL KESEHATAN GIGI, e-ISSN 2621-3664, p-ISSN 2407-0866 104
dan Carry.[12] Tahapan pengembangan produk b. Mi +
ditampilkan pada gambar 1. 0,60 Sbi < rata-rata skor ≤ Mi + 1,8 SBi maka
produk layak
c. Mi -
0,60 SBi < rata-rata skor ≤ Mi + 0,60 SBi maka
produk kurang layak
d. Mi -
1,80 SBi < rata-rata skor ≤ Mi - 0,60 SBi maka
produk tidak layak
e. rata-
rata skor < Mi - 1,80 SBi maka produk sangat
tidak layak
Revisi
Keterangan :
Mi (Mean ideal) = ½ (skor maksimal ideal + skor
minimal ideal)
Gambar 1. Alur Tahapan Pengembangan SBi (Simpangan Baku ideal) = 1/6 (skor maksimal
Produk Aplikasi Virtual Reality ideal - skor minimal ideal).
Data yang didapatkan dari uji lapangan akan
Analisis dilakukan untuk melihat kebutuhan dianalisis dengan menggunakan analisi deskriptif
guru dan siswa usia dini mengenai media promosi dengan persentase. Analisis skor pada uji lapangan
kesehatan gigi dan mulut. Validasi pengembangan menggunakan persentase kelayakan menurut
produk dilakukan oleh tiga orang ahli materi dan Arikunto (2009). Persentase kelayakan merupakan
tiga orang ahli media. Uji coba lapangan skala persentase perbandingan skor hasil uji lapangan
kecil dilakukan pada 10 orang siswa dan uji dengan skor yang diharapkan. Menurut Arikunto,
lapangan skala besar dilakukan pada 30 orang kategori pengelompokkan kelayakan terdiri dari :
siswa. Siswa yang diikutsertakan pada penelitian a. Perse
ini adalah siswa Sekolah Dasar 150/IV Kota Jambi ntase kelayakan 81%-100% maka media
yang masuk ke dalam kategori anak usia dini yaitu termasuk kedalam kategori sangat layak.
yang berusia enam sampai delapan tahun. b. Perse
Data yang dikumpulkan pada penelitian ini ntase kelayakan 61%-80% maka media
berupa data kualitatif dan data kuantitatif. Data termasuk kedalam kategori layak.
kualitatif berupa saran dan penilaian dari ahli c. Perse
materi, ahli media, dan sasaran. Data kuantitatif ntase kelayakan 41%-60% maka media
berupa konversi penilaian terhadap kelayakan termasuk kedalam kategori cukup layak.
media yang diproduksi. Instrument pengambilan d. Perse
data berupa kuisioner yang diberikan kepada ahli ntase kelayakan 21%-40% maka media
dan sasaran. Kuisioner untuk validasi oleh ahli termasuk kedalam kategori tidak layak.
media terdiri dari 20 item pertanyaan sedangkan e. Perse
kuisioner untuk validasi oleh ahli materi sebanyak ntase kelayakan <21% maka media termasuk
22 pertanyaan. Rentang nilai untuk kuisioner kedalam kategori sangat tidak layak.
validasi ahli adalah 1 sampai 5 untuk setiap item Setelah dilakukan uji pengembangan
pertanyaan dengan makna angka berturut-turut dari produk, maka dilakukan uji efektifitas yang
kecil ke besar adalah sangat tidak baik, kurang melibatkan 48 anak di SD Negeri 150/IV Kota
baik, cukup baik, baik, dan sangat baik. Kuisioner Jambi sebagai subjek penelitian. Pada uji
untuk sasaran terdiri dari 12 item pertanyaan efektifitas, subjek harus memenuhi kriteria inklusi
dengan nilai 0 untuk jawaban “tidak” dan nilai 1 dan kriteri ekslusi penelitian. Kriteria inklusi
untuk jawaban “ya”. penelitian yaitu semua siswa yang berusia 6-8
Setelah didapatkan rata-rata skor penilaian tahun dimana kriteria ini diambil berdasarkan
validasi ahli dan materi, maka selanjutnya nilai pengelompokkan anak usia dini menurut NAEYC
skor diubah menjadi data kuantitatif dengan (National Association for The Education of Young
klasifikasi penilaian skala lima yang memiliki Children).
pedoman sebagai berikut [13] : Kriteria ekslusi pada uji efektifitas terdiri
a. Mi + dari:
1,8 SBi < rata-rata skor maka produk sangat
layak
105
Copyright @2022 Authors, JURNAL KESEHATAN GIGI, e-ISSN 2621-3664, p-ISSN 2407-0866
1. Subje Tabel 4. Karakteristik Responden berdasarkan
k tidak bersedia untuk mengikuti penelitian Umur
yang disampaikan melalui orangtua. Rerata Std.
Kelompok Min – Max
2. Subje (tahun) Deviasi
k sudah mengikuti kegiatan pada penelitian VR 7,22 0,482 7–9
pengembangan
Video 7,38 0,5 7–8
3. Subje
k tidak kooperatif. Kontrol 7,4 0,512 7-8
Subjek yang mengikuti penelitian uji
efektifitas akan dibagi ke dalam tiga kelompok Tabel 5 Hasil Uji Normalitas
yaitu kelompok yang diberi penyuluhan dengan P- Distribusi
Kelompok Nilai Statistik
aplikasi VR, kelompk yang diberi penyuluhan Value Data
dengan video, dan kelompok yang tidak diberikan VR Pretest 0,863 0,21 Normal
penyuluhan sebagai kelompok kontrol. Masing- Posttest 0,506 0,0005 Tidak Normal
masing kelompok terdiri dari 16 responden yang Video Pretest 0,852 0,015 Tidak Normal
memenuhi kriteria inklusi dan kriteria ekslusi yang Posttest 0,692 0,0005 Tidak Normal
telah ditetapkan.Pada setiap kelompok akan Kontrol Pretest 0,849 0,013 Tidak Normal
dilakukan penilaian pengetahuan kesehatan gigi Posttest 0,784 0,002 Tidak Normal
dan mulut melalui pretest dan posttest. Hasil
evaluasi akan dianalisis univariat dan bivariat. Tabel 6 Analisis Skor Pengetahuan Kesehatan
Gigi dan Mulut Sebelum dan Sesudah
Hasil dan Pembahasan Perlakuan
P- P-
Tabel 1. Skor Hasil Validasi oleh Ahli Kelompok Pretest Posttest
Value Value
Validasi Validasi VR 6,63 14,31
Skor
Media Materi Video 5,38 0,054 7,75 0,0005
Validator 1 96 108 Kontrol 6,63 7,19
Validator 2 90 104
Validator 3 92 100 Tabel 7. Hasil Hitung Mean Difference
Total Skor 278 312 Skor Skor Mean difference
Rata-rata Skor 92,67 104 Kelompok
Pretest Posttest ((3-2)/3)*100%
Mi 60 66 1 2 3 4
Sbi 13,33 14,67 VR 6,63 14,31 54 %
Mi + 1,8 Sbi 75,13 92,4 Video 5,38 7,75 31 %
Sangat Sangat
*Kriteria Produk Kontrol 6,63 7,19 8%
Layak Layak
* Rata-Rata Skor> Mi + 1,8 Sbi
Tabel 2. Hasil Implementasi Uji Lapangan Tabel 8. Hasil Analisis Bivariat dengan uji
kepada Sasaran Wilcoxon
Skala Skala Kelompok p value
Skor Video Virtual 0,0005
Kecil Besar
Total Skor 114 344 Video Dua Dimensi 0,021
Rata-rata skor 11,4 11,5 Kontrol 0,072
Skor yang diharapkan 120 360
Persentase Kelayakan 95,5% 95,6% Tahap analisis dilakukan untuk menganalisis
perlunya pengembangan media promosi kesehatan
Tabel 3. Karakteristik Responden berdasarkan berbentuk aplikasi VR. Tahapan ini dilakukan pada
Jenis Kelamin anak-anak yang akan menjadi sasaran bagi
Jenis VR Video Kontrol Total penerapan media promosi kesehatan gigi dan mulut
Kelamin n % n % n % n % berupa aplikasi VR.
Perempuan 9 19 6 13 10 21 25 52 Pada tahap analisis penulis dan tim
memberikan promosi kesehatan pada 15 orang
Laki-laki 7 15 10 21 6 13 23 48
siswa SD Negeri 150/IV Kota Jambi berupa
Responden 16 33 16 33 16 34 48 100 penyuluhan dengan menggunakan metode ceramah
dan diskusi. Ketika dilakukan penyuluhan siswa
106
Copyright @2022 Authors, JURNAL KESEHATAN GIGI, e-ISSN 2621-3664, p-ISSN 2407-0866
terlihat kurang fokus dalam memperhatikan materi menunjukan hasil rekapitulasi dari implementasi
penyuluhan. Perlu dilakukan inovasi dalam media terhadap sasaran.
penyampaian materi penyuluhan untuk Tabel 2 menunjukkan ketertarikan sasaran
meningkatkan perhatian dan minat anak usia dini yang merupakan anak usia dini terhadap media VR
dalam materi yang disampaikan. Siswa yang penyuluhan kesehatan gigi dan mulut. Berdasarkan
menjadi peserta untuk tahap analisis berbeda pengelompokkan kategori yang telah ditetapkan
dengan siswa yang akan diikutsertakan untuk uji oleh Arikunto, maka hasil uji lapangan
lapangan. Tahap design dilakukan dengan menunjukkan bahwa media ini sangat layak untuk
membuat storyboard yang menjelaskan tahapan- digunakan sebagai upaya promosi kesehatan gigi
tahapan materi yang akan disampaikan dalam dan mulut.
bentuk gambar yang diberi keterangan. Selain Hasil Uji Efektifitas Penggunaan Aplikasi
melakukan design terhadap media, dilakukan juga Virtual Reality untuk Media Penyuluhan
penyusunan kuisioner untuk validasi ahli materi, Reponden terdiri dari 48 orang siswa berusia
validasi ahli design dan uji lapangan kepada 6-8 tahun. Responden dibagi ke dalam tiga
sasaran. kelompok yaitu kelompok VR, Video, dan
Tahap development dilakukan dengan Kontrol. Kelompok VR merupakan responden
memproduksi aplikasi VR berdasarkan storyboard yang diberi perlakuan berupa penyuluhan
yang telah dibuat. Setelah media VR selesai dibuat, kesehatan gigi dan mulut melalui aplikasi VR.
dilakukan validasi materi dan validasi desain oleh Kelompok video merupakan responden yang diberi
ahli. Penulis akan melakukan revisi terhadap perlakuan berupa penyuluhan kesehatan gigi dan
masukan-masukan dari ahli setelah dilakukan mulut melalui media video. Kelompok kontrol
validasi. merupakan responden yang tidak diberi perlakuan
Validasi ahli dilakukan dengan mengisi penyuluhan kesehatan gigi dan mulut. Tabel 3
kuisioner validasi ahli yang telah diberikan. menunjukkan karakteristik responden yang
Validasi dilakukan pada isi materi yang terkandung mengikuti uji efektifitas berdasarkan jenis kelamin.
didalam penyuluhan dan tampilan media pada Tabel 3 menunjukkan karakteristik
aplikasi VR. Validator pada media yang responden yang mengikuti penelitian ini sebanyak
dikembangkan ini terdiri dari 3 orang validator 25 orang (52%) adalah perempuan dan 23 orang
materi dan 3 orang validator media. Tabel 1 (48%) adalah responden laki-laki. Dari tabel
menunjukan skor hasil validasi ahli: tersebut terlihat bahwa karakteristik responden
Tabel 1 menunjukkan rata-rata skor pada berdasarkan jenis kelamin pada penelitian ini
validasi desain media adalah 92,67 nilai ini lebih hampir sebanding antara laki-laki dan perempuan.
besar dari 75,13 sehingga berdasarkan penilaian Apabila responden dipilah berdasarkan kelompok,
ahli media, aplikasi VR kesehatan gigi dan mulut maka persentase jenis kelamin pada setiap
ini sangat layak untuk digunakan sebagai media kelompok cukup bervariatif. Selanjutnya
promosi kesehatan untuk anak usia dini. Rata-rata karakteristik sasaran berdasarkan umur
skor pada validasi materi adalah sebesar 104. Nilai ditampilkan pada tabel 4 dibawah ini :
tersebut lebih besar dari 92,4 sehingga berdasarkan
ahli materi produk ini sangat layak digunakan Tabel 4 menunjukan karakteristik sasaran
untuk promosi kesehatan gigi dan mulut bagi anak penelitian berdasarkan umur. Dari tabel diatas
usia dini. menunjukkan bahwa rata-rata umur responden
Pada tahap implementation penulis akan pada kelompok VR, kelompok video, dan
melakukan ujicoba produk pada 40 orang anak SD kelompok kontrol berturut-turut 7,22; 7,38; dan
dengan menyebarkan kuisioner untuk penilaian 7,4. Dilihat dari hasil analisis tersebut, maka rata-
produk serta memberi masukan terhadap produk rata umur responden pada setiap kelompok setara.
yang telah diujicobakan. Dari 40 orang tersebut, 10 Setelah dilakukan analisis bivariat
orang untuk uji lapangan skala kecil dan 30 orang selanjutnya dilakukan uji normalitas. Uji
siswa untuk uji lapangan kelompok besar. normalitas dilakukan pada data pretest
Pada tahap implementasi, sasaran pengetahuan kesehatan gigi maupun data post test
memberikan respon yang positif pada media pengetahuan kesehatan gigi. Uji normalitas
pembelajaran aplikasi virtual yang digunakan. menggunakan uji Shapiro-Wilk karena jumlah
Sasaran merasa senang dan tertarik terhadap materi sampel kurang dari 50. Hasil analisis uji normalitas
yang disampaikan. Tabel 2 dibawah ini pada sebaran data variabel pengetahuan dapat
dilihat pada tabel 5 dibawah ini :

107
Copyright @2022 Authors, JURNAL KESEHATAN GIGI, e-ISSN 2621-3664, p-ISSN 2407-0866
Tabel 5 menunjukan hasil analisis uji sesudah diberikan perlakuan pada masing-masing
normalitas pada nilai pretest dan post test di ketiga kelompok yang dianalisis dengan uji non
kelompok responden. Dari hasil uji normalitas parametrik wilcoxon.
yang menunjukan bahwa hampir semua kelompok Dari hasil analisis, p-value sebesar 0,0005
hasil evaluasi tidak terdistribusi dengan normal, (<0,05) pada kelompok VR dan 0,021 (<0,05) pada
maka uji bivariat akan dilakukan dengan uji non kelompok video sehingga dapat menunjukan
parametrik. bahwa terdapat perbedaan rata-rata nilai yang
Analisis dilakukan pada skor pengetahuan bermakna pada hasil pre test dan post test pada
kesehatan gigi dan mulut baik sebelum perlakuan kedua kelompok tersebut. Pada kelompok kontrol
maupun setelah perlakuan. Analisis pada skor menunjukan nilai p value sebesar 0,71 (>0,05)
pengetahuan sebelum perlakuan dilakukan untuk sehingga perbedaan rata-rata pretest dan postest
melihat kesetaraan pengetahuan kesehatan gigi dan tidak bermakna pada kelompok kontrol. Hal ini
mulut antar kelompok sebelum diberikan menunjukkan penyuluhan dengan metode VR dan
perlakuan. Analisis dengan uji non parametrik video pada anak usia dini dapat meningkatkan
pada uji beda mean antara tiga kelompok dapat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut secara
menggunakan metode kruskal-wallis. Hasil analisis bermakna, namun apabila melihat nilai p-value
tersebut ditunjukkan pada tabel 6 dibawah ini : aplikasi VR merupakan media yang paling efektif
Dari hasil analisis nilai rata-rata pretest dalam meningkatkan pengetahuan kesehatan gigi
pengetahuan kesehatan gigi pada kelompok VR, dan mulut pada anak usia dini.
kelompok video dan kelompok kontrol berturut- Hasil analisis skor dari validasi ahli dan uji
turut adalah 6,63; 5,38; dan 6,63. Pada tabel lapangan menunjukan bahwa aplikasi virtual
tersebut terlihat bahwa rata-rata skor pengetahuan reality sangat layak untuk digunakan sebagai
kesehatan gigi dan mulut sebelum diberikan media penyuluhan kesehatan gigi dan mulut pada
perlakuan pada setiap kelompok tidak memiliki anak usia dini. Virtual reality (VR) adalah sebuah
perbedaan yang bermakna dengan p-value > 0,054 teknologi yang memungkinkan pengguna untuk
(> 0,05) sehingga sebelum diberikan perlakuan mengeksplorasi dan memanipulasi lingkungan
kondisi pengetahuan di setiap kelompok setara. melalui multimedia tiga dimensi yang dihasilkan
Skor pengetahuan kesehatan gigi dan mulut komputer secara real time. Perangkat ini dapat
setelah diberikan perlakuan berturut-turut pada digunakan untuk mendapatkan pengetahuan praktis
pada kelompok VR, kelompok video dan dalam praktik klinis [14].
kelompok kontrol adalah 14,31; 7,75; 7,19. Setelah Saat pandemi Covid19, pendidikan digital
perlakuan terdapat perbedaan rata-rata skor menjadi salah satu sistem yang digunakan dalam
pengetahuan kesehatan gigi dan mulut yang kegiatan belajar mengajar. Sebuah penelitian
bermakna dengan nilai p-value 0,0005 (<0,05) menyatakan bahwa pendidikan digital merupakan
dimana penggunaan metode VR sebagai media tindakan mengajar dan belajar melalui teknologi
penyuluhan pada anak usia dini dapat digital. Pendidikan digital dapat mencakup
meningkatkan pengetahuan kesehatan gigi dan pendidikan secara online dan offline. Virtual
mulut secara bermakna pada anak usia dini reality merupakan salah satu teknik digital yang
dibandingkan dengan media video dan kontrol. dapat digunakan untuk pendidikan baik secara
online maupun offline [14].
Penelitian yang dilakukan lin dkk.
Dari hasil perhitungan mean difference, menunjukan bahwa upaya promosi kesehatan yang
maka diketahui kelompok video virtual memiliki dilakukan melalui game virtual reality dapat
persentase mean difference yang paling tinggi mengubah perilaku anak-anak dalam memilih pola
(54%) sehingga menunjukan bahwa intervensi hidup sehat. Teknologi virtual yang digunakan
dengan video virtual lebih efektif dibandingkan pada penelitian ini berupa game virtual reality.
dengan kelompok kontrol dan kelompok video dua Penggunaan game virtual reality yang melibatkan
dimensi. motorik anak-anak efektif dalam merubah perilaku
Selain dianalisis berdasarkan perbedaan anak-anak menjadi lebih sehat dalam pemilihan
rata-rata skor pengetahuan pada tiga kelompok, makanan dan kebersihan diri [15].
data juga dianalisis berdasarkan perbedaan rata- Penggunaan teknologi virtual tidak hanya
rata sebelum dan setelah diberikan perlakuan. digunakan dalam game, tetapi saat ini sudah
Tabel 8 menunjukan hasil analisis perbedaan skor digunakan dalam pendidikan kesehatan baik untuk
pengetahuan kesehatan gigi dan mulut sebelum dan tindakan medis maupun upaya promosi kesehatan.

108
Copyright @2022 Authors, JURNAL KESEHATAN GIGI, e-ISSN 2621-3664, p-ISSN 2407-0866
Pembelajaran VR pada tindakan medis salah pada materi yang disampaikan karena dengan
satunya adalah pembelajaran pada tindakan menggunakan alat pendukung VR sasaran hanya
operatif [14]. berinteraksi dengan materi dan lingkungan yang
Sebuah systematic review yang dilakukan ditampilkan pada media VR. Inovasi melalui
oleh Kyaw dkk. menunjukan fakta bahwa tidak ada metode ini dapat mendukung perilaku kesehatan ke
penelitian mengenai virtual reality (VR) yang arah yang lebih baik [20].
dilakukan sebelum tahun 2005 sehingga Peningkatan pengetahuan kesehatan gigi dan
menunjukkan bahwa VR adalah strategi mulut akan membentuk persepsi yang baik pada
pendidikan baru yang meningkatkan minat untuk kesehatan gigi dan mulut. Persepsi ini terbentuk
belajar. Pada penelitian ini, sebagian besar studi karena adanya proses pada kognisi sehingga
mengevaluasi pengetahuan dan keterampilan muncul kepercayaan atau keyakinan pada suatu
responden dan belum sampai tahap evaluasi pada objek. Dengan munculnya persepsi ini maka akan
kompetensi klinis. Beberapa studi menunjukan berpengaruh psoitif terhadap status kesehatan gigi
adanya peningkatan pengetahuan dan keterampilan dan mulut [21].
melalui pembelajaran VR [14]. Penggunaan aplikasi VR sebagai media
Dengan aplikasi VR, siswa lebih tertarik promosi kesehatan gigi dan mulut disukai oleh
untuk belajar dan lebih fokus dalam anak usia dini. penggunaan media ini memberikan
memperhatikan materi penyuluhan. Sebuah artikel pengalaman baru bagi anak-anak dalam
menyatakan bahwa VR dikombinasikan dengan tes mendapatkan informasi kesehatan. Melalui media
interaktif dapat menghilangkan gangguan di ini, diharapkan komunikasi dapat ditransfer dengan
lingkungan sekitar dan menahan perhatian dan baik kepada sasaran anak usia dini.
konsentrasi seseorang untuk waktu yang lama. Peningkatan pengetahuan kesehatan gigi dan
Pembelajaran melalui aplikasi VR dapat mulut dapat membentuk perilaku yang baik dalam
mempengaruhi kinerja kognitif, seperti memori, memelihara kesehatan gigi dan mulut pada seorang
dan perhatian seseorang. Berdasarkan hal ini, maka anak. Upaya ini dapat meningkatkan kemandirian
VR juga efektif untuk meningkatkan perhatian pada anak dalam menjaga kesehatan gigi dan
pada pasien ADHD yang memiliki gangguan mulutnya. Kondisi ini apabila terbentuk dan terjadi
dalam perhatian yang merupakan proses kognitif secara berkelanjutan maka akan menurunkan
utama.[16] pevalensi karies pada anak. Media VR ini
Penerapan VR merupakan salah satu selanjutnya dapat dikembangkan untuk media
teknologi yang dapat diterapkan pada upaya upaya promosi kesehatan gigi dan mulut dalam
pelayanan kesehatan promotif. Penerapan VR pada meningkatkan keterampilan menyikat gigi.
upaya pelayanan kesehatan promotif dapat
ditujukan untuk meningkatkan pendidikan Simpulan
kesehatan pada orangtua, guru, dan anak sekolah.
Penerapan VR semakin berkembang pada era Berdasarkan validasi ahli, aplikasi VR
pandemi Covid19 [17], [18]. kesehatan gigi dan mulut sangat layak untuk
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian digunakan dalam upaya promosi kesehatan gigi
lain yang dilakukan oleh Shuo yaitu penggunaan dan mulut pada anak usia dini. Sasaran anak usia
media VR untuk upaya promosi kesehatan dapat dini sangat menyukai media virtual ini dimana
meningkatkan motivasi seseorang untuk hasil uji lapangan menunjukkan bahwa anak-anak
meningkatkan kesehatannya melalui latihan fisik. memberikan skor 95% dari hasil maksimal yang
Penelitian ini membandingkan antara subjek yang diharapkan. Dari hasil uji eksperimen
diberikan promosi kesehatan melalui VR dengan menunjukkan bahwa media VR dapat
melalui video. Hasil penelitian menunjukkan meningkatkan pengetahuan kesehatan gigi dan
bahwa media promosi kesehatan melalui VR lebih mulut pada anak usia dini jauh lebih baik
efektif dalam meningkatkan motivasi dalam dibandingkan dengan promosi kesehatan
melakukan aktifitas fisik untuk meningkatkan menggunakan media video.
kesehatan [19].
Penggunaan teknologi VR dapat digunakan Daftar Pustaka
dalam meningkatkan upaya promosi kesehatan
melalui pengalaman yang lebih baik dalam [1] Z. R. Kantohe, V. N. S. Wowor, and P. N.
mentransfer pesan kesehatan kepada sasaran. Gunawan, “Perbandingan efektivitas
Dengan penggunaan VR, maka sasaran akan fokus pendidikan kesehatan gigi menggunakan

109
Copyright @2022 Authors, JURNAL KESEHATAN GIGI, e-ISSN 2621-3664, p-ISSN 2407-0866
media video dan flip chart terhadap [12] S. C. Wibawa, “the Design and
peningkatan pengetahuan kesehatan gigi dan Implementation of an Educational Multimedia
mulut anak,” e-GIGI, vol. 4, no. 2, pp. 7–12, Interactive Operation System Using Lectora
2016, doi: 10.35790/eg.4.2.2016.13490. Inspire,” Elinvo (Electronics, Informatics, and
[2] Kementerian Kesehatan, Permenkes 89 tahun Vocational Education), vol. 2, no. 1, pp. 74–
2015 tentang Upaya Kesehatan Gigi dan 79, 2017, doi: 10.21831/elinvo.v2i1.16633.
Mulut. Jakarta, 2015. [13] E. Pratiwi, “Pengembangan Alat Peraga
[3] E. S. Sakti, “Faktor Risiko Kesehatan Gigi Montessori untuk Keterampilan Berhitung
dan Mulut,” Pusat Data dan Informasi Matematika Kelas IV SDN Tamanan 1
Kementerian Kesehatan RI, pp. 2016–2021, Yogyakarta,” Universitas Sanatha Dharma
2019. Yogyakarta, 2013.
[4] R. Kaur, H. Kataria, S. Kumar, and G. Kaur, [14] B. M. Kyaw et al., “Virtual reality for health
“Caries Experience among Females aged 16– professions education: Systematic review and
21 in Punjab, India and its Relationship with meta-analysis by the digital health education
Lifestyle and Salivary HSP70 Levels,” Eur J collaboration,” J Med Internet Res, vol. 21,
Dent, vol. 04, no. 03, pp. 308–313, 2010, doi: no. 1, 2019, doi: 10.2196/12959.
10.1055/s-0039-1697844. [15] A. J. Lin, C. B. Chen, and F. Cheng, “Virtual
[5] R. W. Gayatri and D. Ariwinanti, “Tingkat Reality Games to Promote Healthy Behavior
Pengetahuan Kesehatan Gigi Anak Sekolah Choices,” International Journal of Computer
Dasar Negeri Kauman 2 Malang,” Preventia : Trends and Technology, vol. 54, no. 3, pp.
The Indonesian Journal of Public Health, vol. 133–139, 2017, doi: 10.14445/22312803/ijctt-
1, no. 2, p. 186, 2016, doi: v54p123.
10.17977/um044v1i2p186-190. [16] A. Bashiri, M. Ghazisaeedi, and L.
[6] Waryono, “Mengenalkan Pendidikan Shahmoradi, “The opportunities of virtual
Kesehatan di Sekolah Dasar,” 2013. reality in the rehabilitation of children with
https://lpmpjogja.kemdikbud.go.id/mengenalk attention deficit hyperactivity disorder: a
an-pendidikan-kesehatan-di-sekolah-dasar/ literature review,” Korean J Pediatr, vol. 60,
[7] S. E. D. Jatmika, M. Maulana, Kuntoro, and no. 11, pp. 337–343, 2017, doi:
S. Martini, Buku Ajar Pengembangan Media 10.1016/S0022-3476(55)80071-6.
Promosi Kesehatan. 2019. [17] R. Moussa, A. Alghazaly, N. Althagafi, R.
[8] H. T. Putro, U. T. Yogyakarta, V. Reality, A. Eshky, and S. Borzangy, “Effectiveness of
An, A. For, and D. Heritage, “Kajian Virtual Virtual Reality and Interactive Simulators on
Reality Makalah Studi Mandiri Kajian Virtual Dental Education Outcomes: Systematic
Reality Program Studi Teknik Arsitektur dan Review,” National Library of Medicine, vol.
Perencanaan Oleh Pembimbing : Ir . Jatmika 1, pp. 14–31, Aug. 2021.
Adi Suryabrata ., MSc ., Ph . D .,” no. [18] F. Farrokhi, S. Z. Mohebbi, F. Farrokhi, and
January, 2015. M. R. Khami, “Impact of COVID-19 on
[9] K. Choi, Y. J. Yoon, O. Y. Song, and S. M. dental education- a scoping review,” BMC
Choi, “Interactive and immersive learning Med Educ, vol. 21, no. 1, Dec. 2021, doi:
using 360° virtual reality contents on mobile 10.1186/s12909-021-03017-8.
platforms,” Mobile Information Systems, vol. [19] Shuo Zhou, “Using Virtual Reality to Promote
2018, 2018, doi: 10.1155/2018/2306031. Physical Activity,” Journal of Software
[10] D. H. Choi and G. Y. Noh, “The effect of Engineering and Applications, pp. 312–326,
presence in virtual reality video on 2020.
handwashing intention,” Asian J Commun, [20] J. Park, D. Lee, and S. Lee, “Effect of Virtual
vol. 30, no. 3–4, pp. 261–278, 2020, doi: Reality Exercise Using the Nintendo Wii Fit
10.1080/01292986.2020.1781218. on Muscle Activities of the Trunk and Lower
[11] Sukarsih and P. Razi, “Perbedaan Risiko Extremities of Normal Adults,” J Phys Ther
Terjadinya Karies Baru Pada Murid Kelas Vi Sci, vol. 2, pp. 271–273, Feb. 2014.
Sdn 149/Iv Kelurahan Rawasari Dan Sdn [21] M. N. Pay, N. P. Baunsele, and M. O.
150/Iv Kelurahan Beliung Wilayah Kerja Nubatoni, “The Effect Of Attitude,
Puskesmas Rawasari Kota Jambi,” Perception, Infrastructure On Dental Health
Journal.Poltekkesjambi.Ac.Id, vol. 2, no. 1, Behavior In 6th Grade Of Primary School
pp. 51–56, 2018.

110
Copyright @2022 Authors, JURNAL KESEHATAN GIGI, e-ISSN 2621-3664, p-ISSN 2407-0866
Students,” Jurnal Kesehatan Gigi, vol. 9, no. 1, pp. 53–57, Jun. 2022.

111
Copyright @2022 Authors, JURNAL KESEHATAN GIGI, e-ISSN 2621-3664, p-ISSN 2407-0866

You might also like