Professional Documents
Culture Documents
1424-Article Text-1402-3-10-20220515
1424-Article Text-1402-3-10-20220515
13057/biofar/f030101
2005 Jurusan Biologi FMIPA UNS Surakarta
Abstract. The aims of this research were to study the effect of methanol meniran (Phyllanthus niruri L.) root extract on
blood glucose and total cholesterol content. The concentration level has a significant effect on alloxan treatment. Meniran
root contains ellagic acid as an antioxidant which provides the hypoglycemic capability to reduce diabetic blood glucose.
This research was done using a completely randomized design (CRD) including eight treatments as follow: negative
control (CMC 1%, 2 mL/200 g BW), positive control (glibenclamide 0,126 mg/200 g bw), normal control, meniran root
extract in various concentration (2; 4; 6; 8; 10 mg/200 g bw). Data were elucidated until 15 days of treatment and
analyzed using ANOVA followed by DMRT at a 5% confidence level. The result indicated that meniran root extract has a
significant effect on reducing blood glucose. However, it does not appear to have the same result as total cholesterol
content. At various concentrations of meniran root extract, the total cholesterol of rats remains stable. The optimum
concentration to provide hypoglycemic activity raised at 10 mg/200 b bw dose.
Keywords: Phyllanthus niruri L., root extract meniran, blood glucose, total cholesterol content.
Perlakuan kontrol negatif (plasebo) dan Ester Kolesterol + H 2O Kolesterol + asam lemak
kontrol normal. Pada kontrol negatif, hewan Kolesterol + O2 Kolesterol 3 One + H2O2
diabetik diberi bahan yang tidak mengandung obat
2 H2O2 + 4 Aminoantipirin + Fenol uinonemine + 4 H 2O
yang diteliti yaitu larutan CMC 1% sebanyak 2
mL/hari/ekor. Pada kontrol normal hewan dibiarkan
Teknik analisis data
tanpa pemberian alloksan dan ekstrak.
Data dianalisis dengan menggunakan Anova
Perlakuan glibenclamide (kontrol positif).
(Analysis of Variance), dilanjutkan uji DMRT (Duncan
Perlakuan Glibenclamide diberikan pada tikus
Multiple Range Test) pada taraf signifikansi 5%.
dengan dosis 0,126 mg/200 g BB, 3 hari setelah
perlakuan alloksan. Suspensi Glibenclamide dibuat
dengan melarutkan 0,126 mg Glibenclamide dalam
1 mL larutan CMC 1% . HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1. Rerata kadar glukosa darah tikus putih (Rattus norvegicus L.) pada hari pengamatan aktif dalam tanaman
ke- 1, 3, 6, 9, 12, 15 setelah perlakuan dan persentase penurunannya. meniran yang
berpengaruh
Kadar glukosa darah hari ke- (mg/dl) Persentase hipoglikemik
Perlakuan
1 3 6 9 12 15 penurunan termasuk dalam
CMC 1% 194,26c 181,45c 166,37c 165,78g 164,89f 161,24f 16,99b kelompok polifenol,
Glibenclamide 192,18bc 178,57b 162,31b 147,63b 132,82c 123,64b 35,66f yaitu ellagitanin jenis
Normal 96,14a 96,03a 95,65a 96,15a 95,45a 95,07a 1,11a
asam ellagat
EMAM 2 mg 191,59bc 192,26f 176,06f 160,75f 146,19e 136,78e 28,61c
EMAM 4 mg 195,06 c
192,66 f
177,05 f
159,17 f
144,80 e
135,80 e
30,38 cd (Shimizu et al.,
EMAM 6 mg 190,59b 188,79e 173,10e 157,00e 144,01e 134,52e 29,43c 1989; Taylor, 2003).
EMAM 8 mg 192,48bc 184,23d 169,14d 154,04d 141,24d 130,97d 30,92de Asam ellagat
EMAM 10mg 192,58bc 181,25c 166,17c 150,89c 137,29c 127,91c 33,58ef dapat menghambat
Nilai p ANOVA 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 kerja enzim aldosa
Keterangan: angka yang diikuti huruf superscript yang sama dalam satu kolom menunjukkan reduktase. Menurut
antar perlakuan tidak beda nyata (p>0,05). Shimizu et al.,
(1989), ekstrak
alkohol meniran
perlakuan Glibenclamide (35,66%). Penurunan
mengandung senyawa-senyawa asam ellagat, asam
kadar glukosa darah diduga disebabkan stres dalam
brevivolin karbosiklik dan enzim etil brevifolin
pemberian perlakuan yang meningkatkan hormon
karboksilase yang dapat menghambat kerja enzim
epinefrin (Murray et al., 1999).
aldosa reduktase (AR). Diantara ketiga senyawa
Berdasarkan analisis DMRT 5% ternyata
tersebut asam ellagat memberikan aktivitas paling
perlakuan Glibenclamide berpengaruh nyata
kuat yaitu enam kali lebih besar daripada paten
terhadap kadar glukosa darah tikus pada seluruh
quercitrin yang juga dikenal sebagai penghambat
waktu pengamatan. Pada akhir perlakuan,
enzim AR (Shimizu et al., 1989).
Glibenclamide dapat menurunkan kadar glukosa
Aktivitas hipoglikemik EMAM terjadi melalui
darah sebesar 35,66%. Ganiswara (1995) dan
peningkatan penggunaan glukosa dalam hati. Pada
Hardjasaputra et al., (2002), menyatakan bahwa
penderita DM, proses perubahan glukosa menjadi
Glibenclamide merupakan salah satu obat turunan
fruktosa (jalur polyol) mengalami peningkatan,
sulfonilurea dengan potensi penurunan kadar
sehingga keseimbangan metabolisme terganggu
glukosa darah lebih tinggi dibanding sulfonilurea
(Hernawan, 2000). Proses peningkatan penggunaan
lain.
glukosa tersebut terjadi, diperkirakan melalui
Perlakuan EMAM pada berbagai tingkat dosis
penghambatan laju aliran jalur polyol dan
diakhir pengamatan seluruhnya menunjukkan
peningkatan glikolisis sehingga meningkatkan
prosentase penurunan kadar glukosa darah yang
pemasukan glukosa ke dalam siklus TCA. Hal ini
berbeda nyata dan efek ekstrak sebanding dengan
didasarkan pada penelitian yang menunjukkan
kenaikan dosis. Pada perlakuan EMAM 2 mg/200g
bahwa kerja enzim AR pada jalur polyol dapat
BB prosentase penurunan diakhir perlakuan
dihambat oleh senyawa Zopolrestat (Trueblood dan
kelompok ini adalah sebesar 28,61%. Pemberian
Ramasamy, 1998).
ekstrak dosis 4 mg/200 g BB juga menunjukkan
Secara umum, aktifitas hipoglikemik EMAM
prosentase penurunan diakhir perlakuan sebesar
diduga melalui cara sebagai berikut:
30,38%. Kelompok perlakuan ekstrak dosis 6
Meningkatkan kelarutan glukosa darah.
mg/200 g BB mengalami penurunan kadar glukosa
Mekanisme aktifitas hipoglikemik EMAM diduga
darah di akhir perlakuan sebesar 29,40%. Kelompok
karena adanya kandungan senyawa glikosida
perlakuan 8 mg/200 g BB mengalami penurunan
flavonoid. Mekanisme hipoglikemik EMAM diduga
kadar glukosa darah di akhir perlakuan yang tidak
disebabkan senyawa glikosida flavonoid yang
berbeda nyata (30,92%) dengan perlakuan ekstrak
terabsorpsi dalam darah dan meningkatkan
dosis 10 mg/200g BB. Penurunan kadar glukosa
kelarutan glukosa darah sehingga mudah untuk
darah terbesar pada akhir perlakuan ekstrak dicapai
diekresikan melalui urin (Chairul et al., 2000).
oleh perlakuan dosis 10 mg/200 g BB yaitu sebesar
Menghambat kerusakan oksidatif pada sel β
33,58%.
pankreas. Okamoto (1996), melaporkan bahwa
Dosis yang paling efektif untuk menurunkan
alloksan merusak sel β pankreas dengan
kadar glukosa darah, pada penelitian ini, adalah 10
menginduksi pembentukan radikal bebas hidroksil.
mg/200g BB. Perlakuan ini menunjukkan prosentase
Radikal bebas hidroksil menyerang substansi
penurunan yang tidak berbeda nyata dengan
esensial sel β pankreas (seperti membran plasma
perlakuan glibenclamide. Hal ini menunjukkan
sel, lisosom, mitokondria dan DNA) dan mengawali
bahwa pada dosis yang lebih tinggi diduga
kerusakan sel β pankreas.
mengandung senyawa aktif yang lebih banyak,
Terapi dengan EMAM diduga memiliki mekanisme
sehingga dapat menurunkan kadar glukosa lebih
hipoglikemik melalui inaktivasi radikal bebas
besar.
hidroksil yang menyerang sel β pankreas, sehingga
Kemampuan EMAM dalam menurunkan kadar
sel β dapat mensekresi insulin secara lebih baik.
glukosa darah tikus diabetik berkaitan dengan
Tanaman meniran mengandung berbagai
aktivitas biologis senyawa dalam tanaman meniran.
antioksidan terutama golongan flavonoid (Sugati
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa senyawa
dan Johnny, 1991). Hal ini sejalan dengan
FAHRI dkk. – Pengaruh ekstrak Phyllanthus niruri terhadap kadar glukosa dan kolesterol darah 5
Tabel 2. Rerata berat badan tikus putih (Rattus norvegicus) pada hari pengamatan ke- 1, namun dalam
3, 6, 9, 12, 15 setelah perlakuan dan persentase penurunannya. prosentase kecil dan
tidak berbeda nyata.
Berat badan tikus putih pada hari ke- (mg/dl) Persentase Penurunan tertinggi
Perlakuan
1 3 6 9 12 15 penurunan hanya sebesar
CMC 1% 235,6c 236,7b 241,5d 251,7d 246c 263,9d 10,72d 11,59%, tidak berbeda
Glibenclamide 220,4b 244d 228,4b 241,7b 243,3b 245,7a 10,3de nyata dengan
Normal 204,7a 208,9a 216,4a 232,7a 234,4a 249,2b 17,76f
penurunan terendah
EMAM 2 mg 235,2c 237,9c 240c 249,4c 258,5d 260,2c 9,61d
EMAM 4 mg 258,6b 257,2g 259,2e 267,5e 279,8f 269,6e 4,0b
5,09%. Berbagai dosis
EMAM 6 mg 268,5e 256f 273,4g 282,9f 265,2e 294,3g 8,77c perlakuan EMAM
EMAM 8 mg 257,7d 253,4e 260,5f 268,4e 298,3g 285,9f 9,86d ternyata juga tidak
EMAM 10mg 296,7f 290,2h 291,7h 297,9g 301,6h 306h 3,03a menunjukkan
Nilai p ANOVA 0,000 0,000 0,000 251,7 0,000 0,000 0,000 perbedaan yang nyata.
Keterangan: angka yang diikuti huruf superscript yang sama dalam satu kolom Dapat disimpulkan
menunjukkan antar perlakuan tidak beda nyata (p>0,05). bahwa EMAM pada
berbagai tingkat dosis
ternyata belum dapat
Tabel 3. Rerata kadar kolesterol total darah tikus putih (Rattus norvegicus) pada hari menurunkan kadar
pengamatan ke- 1, 3, 6, 9, 12, 15 setelah perlakuan dan persentase penurunannya.
kolesterol total
Kadar Kolesterol Total Darah Hari ke- (mg/dl) Persentase
diabetik secara
Perlakuan signifikan.
1 3 6 9 12 15 penurunan
CMC 1% 116,74b 116,52b 112,52b 111,78b 111,81b 110,21b 5,59a Perlakuan
Glibenclamide 114,63 b
113,51 b
110,11 b
110,57 b
110,01 b
108,71 b
5,16 a glibenclamide tidak
Normal 97,44a 96,99a 98,94a 100,63a 101,64a 102,40a 5,09a menunjukkan aktivitas
EMAM 2 mg 113,42b 112,61b 108,30ab 108,11ab 107,92ab 106,91ab 5,74a penurunan kolesterol
EMAM 4 mg 123,98b 115,62b 112,22b 112,01b 111,51b 109,61b 11,59a total yang berbeda
EMAM 6 mg 115,23b 112,31b 109,50b 108,71ab 108,82ab 105,71ab 8,26a nyata jika
EMAM 8 mg 115,84b 114,11b 110,41b 108,41ab 109,12ab 108,11ab 6,67a
dibandingkan dengan
EMAM 10 mg 116,74 b
114,11 b
110,71 b
109,91 b
109,72 b
108,11 ab
7,39 a
dalam penelitian ini adalah 10 mg/200g BB. Ekstrak differentiation-inhibitory activities in 3T3-14Cells.
metanol akar meniran tidak menunjukkan aktivitas Journal of Nutrition 131: 2242-2247.
penurunan kadar kolesterol total darah pada seluruh Montgomery, R., R.L. Dryer, T.W. Conway, dan A.A.
Spector. 1993. Biokimia Studi Pendekatan Berorientasi
dosis perlakuan yaitu 2 mg/200g BB, 4 mg/200g
Kasus. Yogyakarta: UGM Press.
BB, 6 mg/200g BB, 8 mg/200g BB dan 10 mg/200g Moshi M.J., J.J. Lutalle, G.H. Rimoy, Z.G. Abbas, R.M.
BB. Josiah, and A.B. Swai 2001. The Effect of Phyllanthus
amarus Aqueos Extract On Blood Glucose In Non-
Insulin Diabetic Patients. Phytother Research 15 (7):
DAFTAR PUSTAKA 577-580.
Murray, R.K., D.K. Granner, P.A. Mayes, and V.W. Rodwell.
1999. Biokimia Harper. Edisi 24. Penerjemah: Hartono,
Budijanto, D., D. Astuti, W. Anggraeni, dan Rahayu. 1999.
A. Jakarta: EGC.
Analisis kecenderungan diabetes mellitus dalam
Nugroho, A.P. 1998. Pengaruh Pemberian Sari Buah Buncis
kaitannya dengan kadar kolesterol darah. Majalah
(Phaseolus vulgaris L.) per oral Terhadap Kadar
Kedokteran Unibraw 15 (1): 1-6 Glukosa Darah Hiperglkemik. [Skripsi]. Yogyakarta:
Ayensu, E.S. 1981. Medicinal Plants of The West Indies. Fakultas Biologi UGM.
New Delhi: Government of India.
Okamoto, H. 1996. Okamoto Model For β-Cell Damage.
Backer, C.A. and R.C. Bakhuizen van den Brink. 1963.
Recent Advances Lesson From Animal Diabetes VI. 75th
Flora of Java (Spermathophytes Only). Vol. 1. Anniversary of The Insulin Discovery. Birkhauzer,
Netherlands: Nordhoff-Groningen. Berlin: Elcazar Shafir.
Baraas, F. 1993. Mencegah Serangan Jantung Dengan
Palmer H.J., and K.E. Paulson. 1997. Reactive oxygen
Menekan Kolesterol. Jakarta: Gramedia Pustaka
species and antioxidants in signal tranduction and gene
Utama. expression. Nutritional Review 55 (10): 353-361.
Barham, D. and D. Trinder. 1972. An improved color Plownan, P.N. 1987. Endocrynology and Metabolic Disease.
reagen for determination of blood glucose by the Toronto: John Wiley and Sons.
oxydase system. Analist 97: 142-145. Rukmana, R. 1995. Temulawak-Tanaman Rempah dan
Bondy, P.K. and Rosenberg. 1980. Metabolic Control and
Obat. Yogyakarta: Kanisius.
Disease. 8th ed. Tokyo: Saunders Company.
Shimizu, M., S. Horie, S. Terashima, H. Ueno, T. Hayashi,
Chairul, Y. Jamal, dan Z. Zainul. 2000. Efek Hipoglikemik S. Suzuki, M. Yoshizaki, and N. Morita. 1989. Studies
Ekstrak Herba Meniran (Phyllanthus niruri L.) pada on aldose reduktase inhibitors from natural products.
Kelinci Putih Jantan. Berita Biologi 5 (1): 93-100. II. aktif component of a paraguayan crude drug parai-
Delgado, J.N. 1982. Karbohidrat, Buku Teks Wilson dan
parai, Phyllanthus niruri. Chemical and
Gisvold. Kimia Farmasi dan Medisinal Organik I. Pharmaceutical Bulletin 37 (9): 2531-2532.
Penerjemah: Fattah, A.M. Semarang: IKIP Semarang
Srividya, N and Periwal. 1995. Diuretic, Hypotensive and
Press.
Hipoglycaemic Effect of Phyllanthus amarus (Syn.
Ganiswara, S.G. 1995. Farmakologi dan Terapi. Edisi 4.
Phyllanthus niruri). Indian Journal of Experimental
Jakarta: Bagian Farmakologi FKUI.
Biology 33 (11): 861-864.
Harjasaputra, S.L.P., G. Budipranoto, S.U. Sembiring, I.
Sudarsono, 1996. Tumbuhan Obat (Hasil Peneltian, Sifat-
Kamil. 2002. Data Obat Indonesia. Edisi 10. Jakarta:
Sifat dan Penggunaan). Yogyakarta: PPOT UGM.
Grafidian Media Press.
Sugati, S., dan R.H. Johnny. 1991. Inventaris Tanaman
Hernawan, U.E. 2003. Aktivitas Hipoglikemik dan
Obat Indonesia I. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Hipolipidemik Ekstrak Air Daun Bungur
Taguchi, Y. 1985. Experimental Animals. Tokyo: Clea
(Lagerstroemia speciosa [L.] Pers.) pada Tikus
Japan, Inc.
Diabetik. [Skripsi]. Surakarta: Jurusan Biologi FMIPA
Taylor, L. 2003. Herbal Secret of The Rainforest. 2nd ed.
UNS.
Austin: Sage Press Inc.
Khanna A.K., F. Rizfi and R. Chander 2001. Lipid lowering
Tjokroprawiro, A. 2000. Diabetes Mellitus: Klasifikasi,
activity of Phyllanthus niruri in hiperlipidemic rats.
Diagnosis dan Terapi. Edisi ke-3. Jakarta: Gramedia
Journal of Ethnopharmacology 82 (1): 19-22.
Pustaka Utama.
Liu, F., J. Kim, Y. Li, X. Liu, J. Li, and X. Chen. 2001. An
Trueblood, N., and R. Ramasamy. 1998. Aldose reductase
extract of Lagerstremia speciosa L. has insulin like
inhibition improves altered ghucose metabolism of
glucose uptake stimulatory and adipocyte
isolated diabetic rat hearts. The American Physiological
Society 1 (1): 175-183.