You are on page 1of 10

IMPLIKASI PEMBATALAN UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG

SUMBER DAYA AIR TERHADAP PERUSAHAAN PENGELOLA AIR (PDAM Kota


Surakarta dan PT Tirta Investama Klaten)

Justicia M. Grace Istia


(jmayrendika@yahoo.com)
Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta

Albertus Sentot Sudarwanto


Email : alsentotsudarwanto@yahoo.com
Dosen Fakultas Hukum UNS

Abstract
This law article is written in order to determine the implication of abrogated law number 7 year 2004 on
water resource into government’s water management company and private’s water management com-
pany, in this case is PDAM Kota Surakarta and PT Tirta Investama Klaten. The writer using empirical
research which tries to identify law that live in society based on fact that happen in the location, and the
writer got the answer by interviewing the head of legal unit PDAM Kota Surakarta and HRD manager
PT Tirta Investama Klaten. Implication of abrogated law number 7 year 2004 on the Government is the
legislation as rules of law implementation water management does not apply, so as a legal umbrella re-
introduced Irrigation and molded Government Law No. 121 and 122 in 2015 as an implementing regula-
tion of the law on water resources. Both the Government Law is to restore the priority right to control and
exploit the water resources to the country’s state and public enterprises. Regulation No. 121 Year 2015

of water resources must cooperate with State or local government in the region, while private companies

run the business until the contract expires, and if it will be extended to refer to the latest rules on water
resources. Many important things are not regulated by the Water Act, therefore the government should
immediately prepare a draft water resource management was good and ideally suited to the concept of
domination and exploitation of water resources by the State.
Keywords : Implication, abrogated, domination, exploitation

Abstrak
Artikel hukum ini ditulis dengan tujuan untuk mengetahui implikasi pembatalan UU SDA terhadap peru-
sahaan pengelola air milik pemerintah dan milik swasta, dalam hal ini adalah PDAM Kota Surakarta dan
PT Tirta Investama Klaten. Penelitian menggunakan jenis penelitian empiris yaitu suatu penelitian yang
-
pangan, sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dengan Kepala Seksi
Hukum, Humas, dan Kerjasama PDAM Kota Surakarta dan HRD Manager PT Tirta Investama Klaten.
Implikasi dibatalkannya UU SDA terhadap Pemerintah adalah peraturan perundang-undangan sebagai
aturan pelaksanaan UU SDA tidak berlaku, sehingga sebagai payung hukum diberlakukan kembali UU
-
gairan. Kedua PP tersebut mengembalikan prioritas hak menguasai dan mengusahakan sumber daya
-
ber Daya Air mengatur tentang perusahaan swasta yang akan menjalankan usaha di bidang sumber

swasta yang sudah menjalankan usaha di bidang sumber daya air sebelum UU SDA dibatalkan tetap
menjalankan usahanya hingga kontrak berakhir, dan apabila akan diperpanjang harus mengacu pada
aturan-aturan terbaru tentang sumber daya air. Banyak hal penting yang tidak diatur oleh UU Pengai-
ran, oleh karena itu Pemerintah hendaknya segera menyusun RUU pengelolaan sumber daya air yang

Kata Kunci : Implikasi, pembatalan, penguasaan, pengusahaan

18 Privat Law Vol. IV No. 2 Juli - Desember 2016


A. Pendahuluan PikirHakAtasAir.html. Diakses 17/2/2016 pukul
Sektor sumber daya air, sebelum Undang- 20.24 WIB).

Daya Air (selanjutnya akan disebut UU SDA) kewajiban untuk menjamin hak atas air bagi se-
tiap orang guna memenuhi kebutuhan minimum
11 Tahun 1974 tentang Pengairan (selanjutnya sehari-hari yang sehat, bersih dan produktif.
disebut UU Pengairan), namun seiring dengan Sayangnya, pada pasal-pasal berikutnya tidak
perkembangan zaman dan adanya perubahan- pernah ditemukan mekanisme yang hendak di-
perubahan yang cepat dalam tatanan kehidupan tempuh oleh negara agar jaminan negara seb-
masyarakat (globalisasi, perubahan kebijakan agaimana diamanatkan oleh Pasal 5 ini dapat di-
ekonomi dan politik) maka UU Pengairan dirasa wujudkan. Jaminan ketersediaan air bagi semua
sudah tidak lagi memadai, sehingga Pemerintah orang tidak mendapat mekanisme yang tegas
membuat UU SDA. dan jelas, maupun janji akan adanya pengaturan
Undang-Undang SDA telah disahkan oleh lebih lanjut dalam bentuk peraturan pemerintah
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan dimasuk- atau peraturan di bawahnya.
kan dalam lembaran negara tahun 2004 dengan Sistem hak atas air juga terdapat dalam
nomor 32 pada tanggal 18 Maret 2004, namun Pasal 7 yang menyebutkan bahwa Hak Guna
banyak kalangan mengecam undang-undang Air meliputi Hak Guna Pakai Air dan Hak Guna
tersebut karena mengandung unsur privatisasi Usaha Air. Kemudian ditegaskan bahwa Hak
dan itu akan berdampak pada dikomersilkannya Guna Air tersebut tidak dapat disewakan atau
air yang merupakan kebutuhan dasar bagi ma- dipindahtangankan baik sebagian maupun selu-
nusia. ruhnya. Jika berhenti pada ayat ini maka kelihat-
annya sangat tegas bahwa sebagai sebuah hak
privatisasi. Secara bebas privatisasi merupakan untuk menguasai sumber daya air yang dimiliki
sebuah proses pengalihan kepemilikan dari milik oleh negara (Pasal 6) maka hak tersebut tidak
dapat disewakan ataupun dipindahtangankan.
Dengan demikian maka seharusnya Pemerintah
sebagai wakil negara dalam pengelolaan sum-
Pasal 1 angka 12 adalah penjualan saham per- ber daya air guna sebesar-besarnya kemakmu-
sero, baik sebagian maupun seluruhnya, kepa- ran rakyat tidak boleh menyewakan ataupun
da pihak lain dalam rangka meningkatkan kiner- memindahtangankan baik sebagian maupun se-
ja dan nilai perusahaan, memperbesar manfaat luruhnya Hak Guna Air yang dimilikinya.
bagi negara dan masyarakat, serta memperluas Pasal 9 menyebutkan kemungkinan pembe-
pemilikan saham oleh masyarakat. Privatisasi rian izin kepada orang-perorangan untuk Hak
termasuk di dalamnya pengalihan kepemilikan Guna Usaha Air. Sebagai bagian dari Hak Guna
aset produktif dari sektor publik ke swasta atau Air yang dimiliki pemerintah maka seyogyanya
hanya sekedar memberikan ruang kepada sek- pemerintah tidak sekedar memberikan izin atas
tor privat untuk ikut terlibat dalam kegiatan op- hak tersebut tetapi tetap selalu dalam kerangka
erasional seperti contracting out dan internal kerjasama antara pemerintah dan pihak ketiga.
markets (Indra Bastian, 2002: 5). Hal itupun tetap disertai catatan bahwa kewa-
Pasal 1 UU SDA yang berisi ketentuan jiban utama yang dimiliki pemerintah sebagai
umum, menggunakan istilah-istilah yang ternya- pemegang Hak Guna Air adalah memenuhi am-
ta lebih mengarah kepada pengertian water anat dalam Pasal 5 UU ini.
right daripada the right to water. Disebutkan Berdasarkan hal-hal di atas, maka kegiatan
adanya Hak Guna Air, Hak Guna Pakai Air dan untuk menguasai sumber air dan memanfaat-
Hak Guna Usaha Air. Tidak ada satupun penger- kannya demi kepentingan pribadi menjadi sah
tian hak atas air yang merujuk kepada penger- atas nama hukum. Water right juga mendukung
tian the right to water sebagaimana ditegaskan upaya-upaya untuk melihat nilai ekonomis dari
dalam Komentar Umum Komisi Hak Ekonomi, air sehingga bisa dijadikan sebagai komoditi.
Sosial dan Budaya PBB (http://www.kruha.org/ Dengan kata lain, water right sangat mendukung
page/id/dinamicdetil/13/129/HakatasAir/Sesat-

Privat Law Vol. IV No. 2 Juli - Desember 2016 19


dimaksudkan untuk menjalankan program refor- Estiyanto, S.H. selaku Kepala Seksi Persona-
masi air Bank Dunia yang telah dicanangkan se-
jak 1992, berbasis pada Dublin Statement (Ibnu selaku HRD Manager PT Tirta Investama Klaten
Sina Chandranegara, 2015). untuk menemukan jawaban.
Berdasarkan paradigma pengelolaan sum-
berdaya air yang dijelaskan di atas, maka ada C. Hasil Penelitian dan Pembahasan
kesalahan mendasar dari UU SDA terhadap Un-
1. Akibat Hukum yang Ditimbulkan Setelah
Dibatalkannya UU SDA terhadap Proses
Tahun 1945, yaitu adalah air dipandang sebagai
Pengelolaan Air oleh Perusahaan
barang ekonomi dengan diperkenalkannya hak
guna air yang terdiri dari hak guna pakai dan hak Undang-Undang Sumber Daya Air yang
guna usaha dan penyelenggaraan oleh swasta dibatalkan juga membuat aturan-aturan
(privatisasi). Hal inilah yang menjadi dasar ala- dibawahnya tidak berlaku. Beberapa aturan
san Mahkamah Konstitusi (MK) membatalkan yang dibuat oleh Pemerintah untuk melak-
semua pasal dalam UU SDA pada tanggal 18 sanakan UU SDA, diantaranya :

PUU-XI/2013. Kebijakan pada Undang-Undang Pengembangan Sistem Penyediaan Air


tersebut dianggap belum menjamin pembatasan Minum;
pengelolaan air oleh pihak swasta, sehingga
- -
hun 1945. Untuk menghindari terjadinya keko- lolaan Sumber Daya Air;
songan hukum yang dapat berakibat terjadinya
-
kekacauan hukum, maka MK memberlakukan
nah;
kembali UU Pengairan hingga adanya pemben-
tukan undang-undang baru. Hal ini tentu saja -
akan berpengaruh terhadap proses pengelo- gai;
laan air selanjutnya, terlebih dasar yuridis yang
dipakai oleh perusahaan swasta dalam menge-
lola sumber daya air selama ini telah dibatalkan Guna Air.
sehingga perusahaan swasta kehilangan kekua-
-
tan hukum dalam pelaksanaan pengelolaan air.
Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengkaji
Mahkamah Konstitusi menyatakan bahwa
dengan isu hukum implikasi pembatalan un-
MK dilarang membuat putusan Ultra Petita
dang-undang nomor 7 tahun 2004 tentang sum-
Partium, Hakim tidak boleh memberi putusan
ber daya air terhadap perusahaan pengelola air
tentang sesuatu yang tidak dituntut atau tidak
di PDAM Kota Surakarta dan PT Tirta Investama
diminta dalam petitum atau mengabulkan
Klaten.
lebih dari pada yang ditutuntut oleh peng-
gugat, tetapi Hakim tidak dilarang memberi
B. Metode Penelitian putusan yang mengurangi isi dari tuntutan
Penelitian menggunakan jenis penelitian gugatan. Landasanya adalah pasal 178 ayat
empiris dan bersifat deskriptif, yang mendeskrip- 3 HIR, dan pasal 189 ayat 3 R.Bg. Penggu-
sikan secara lengkap mengenai akibat hukum gat hanya memohon agar MK menyatakan
yang ditimbulkan setelah dibatalkannya UU UU SDA bertentangan dengan UUD 1945
SDA terhadap proses pengelolaan air oleh pe- dan UU SDA dinyatakan tidak mempunyai
rusahaan pengelola air, baik perusahaan milik kekuatan hukum mengikat secara keseluru-
negara maupun milik swasta dan mendeskrip- han. Oleh karena itu, MK hanya memasuk-
sikan juga mengenai implikasi hukum setelah kan keenam PP tersebut ke dalam bahan
diberlakukannya kembali UU Pengairan. Penulis pertimbangan putusan MK dan dalam amar
melakukan wawancara dengan Ibu Laksmisitha putusan hanya memutuskan sesuai dengan
P., S.H. selaku Kepala Seksi Hukum, Humas, yang dimohon oleh para penggugat. Bahan
dan Kerjasama PDAM Surakarta, Bapak Eko pertimbangan dan amar putusan merupakan
satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan,

20 Privat Law Vol. IV No. 2 Juli - Desember 2016


sehingga PP yang telah terbit sebagai aturan sepenuhnya dimanfaatkan untuk
pelaksana UU SDA menjadi tidak memiliki kemakmuran masyarakat dan
kesempatan komersialisasi air oleh
69 Tahun 2014 tentang Hak Guna Air seb- perusahaan swasta harus diatur dan
agai pelaksana Pasal 10 UU SDA tidak dima- diawasi secara ketat.
sukkan ke dalam pertimbangan MK karena Secara praktik, berdasarkan penelitian
telah PP ini telah ditetapkan tanggal 12 Sep- yang telah dilakukan di dua perusahaan pen-
tember 2014, lama setelah MK mengakhiri gelola air, penulis mendapat hasil mengenai
sidang pembatalan UU SDA. dampak pembatalan tersebut. Pertama di
Pembatalan UU SDA tentunya akan ber- PDAM Kota Surakarta. Penulis melakukan
dampak pada pengelolaan air oleh perusa- wawancara dengan Ibu Laksmisitha P., S.H.
haan. Secara teori, dampak dibatalkannya selaku Kepala Seksi Hukum, Humas, dan
UU SDA akan dirasakan oleh tiga pihak yaitu Kerjasama PDAM Surakarta dan Bapak Eko
pemerintah, badan usaha pengelola air, dan Estiyanto, S.H. selaku Kepala Seksi Perso-
masyarakat (Al. Sentot Sudarwanto, 2015). nalia PDAM Surakarta yang memberikan ha-
1. Dampak bagi Pemerintah sil sejauh ini belum ada akibat hukum yang
dirasakan oleh PDAM Kota Surakarta, se-
a. Berimplikasi pada peraturan
gala proses pengelolaan air yang dijalankan
perundang-undangan sebagai aturan
masih sama baik sebelum maupun sesudah
pelaksanaan UU SDA tidak berlaku,
UU SDA dibatalkan. Hal ini dikarenakan
sehingga sebagai payung hukum
PDAM Surakarta merupakan satu-satunya
diberlakukan kembali UU Pengairan;
perusahaan yang mengelola dan mendistri-
busikan air bersih di Surakarta. Belum adan-
sumber daya air, prioritas utama ya pesaing di bidang pengelola air membuat
menguasai atas air diberikan kepada PDAM masih memegang kendali monopoli
sumber daya air dan penyediaan air bersih
2. Dampak bagi Badan Usaha Pengelola Air bagi masyarakat. Secara umum dengan ad-
a. Dibatalkannya UU SDA berimplikasi anya pembatalan UU SDA membuat perusa-
turunan peraturan sebagai peraturan haan pengelola air milik Pemerintah memiliki
pelaksanaannya menjadi batal kewenangan seluas-luasnya untuk mengua-
sehingga hilangnya payung hukum sai dan mengusahakan sumber daya air
yang menjadi dasar penerbitan izin yang akan didistribusikan kepada masyara-
pengambilan air bagi Badan Usaha kat, sehingga kebutuhan masyarakat akan
Pengelola Air baik ditingkar pusat air bersih baik untuk minum maupun untuk
maupun daerah; keperluan MCK menjadi terpenuhi. Prioritas
b. Untuk proses pengusahaan air harus Pemerintah adalah pelayanan kepada ma-
syarakat, sehingga tidak menitikberatkan
di wilayahnya; pada keuntungan, oleh karena itu tarif yang
ditetapkan dalam akses air bersih juga akan
c. Akan berdampak pada terhambatnya
terjangkau dan tidak memberatkan masyara-
iklim yang tidak kondusif dan proses
kat dengan ekonomi rendah.
investasi yang belum ada kepastian
hukumnya untuk mengatur pendirian Selain melakukan wawancara dengan
industri berbasis air di Indonesia. perusahaan pengelola air milik pemerintah,
penulis juga melakukan wawancara dengan
3. Dampak bagi Masyarakat
a. Dibatalkannya UU SDA akan PT Tirta Investama Klaten yang menyatakan
berdampak positif dalam kehidupan bahwa pembatalan UU SDA ini belum mem-
masyarakat secara luas. Semangat berikan akibat hukum apapun karena PT Tir-
masyarakat atas air bisa terpenuhi ta Investama Klaten masih memiliki kontrak
sesuai landasan konstitusional UUD perjanjian yang sah dengan negara dalam
1945 Pasal 33 ayat (3); proses pengelolaan airnya. Ketika UU SDA
b. Kekayaan alam berupa air bisa dibatalkan, pihak-pihak penuntut pembata-

Privat Law Vol. IV No. 2 Juli - Desember 2016 21


lan UU ini beranggapan bahwa perusahaan Izin pengusahaan sumber daya air diberikan
swasta pengelola air sudah tidak lagi memi- apabila air untuk pemenuhan kebutuhan po-
liki payung hukum dan proses pengelolaan kok sehari-hari dan pertanian rakyat telah
air yang selama ini dilakukan menjadi ber- terpenuhi, serta sepanjang ketersediaan air
henti, namun faktanya tidak semudah itu, masih mencukupi.
saat UU SDA dibatalkan PT Tirta Investama Belum berdampaknya pembatalan UU
Klaten menggunakan Peraturan Menteri SDA terhadap PT Tirta Investama Klaten,
Pertambangan dan Energi sebagai payung juga dirasakan oleh PDAM Surakarta. Se-
hukum untuk pengelolaan air bawah tanah, gala usaha pengelolaan air yang selama ini
sedangkan untuk izin pengelolaan air permu- dilakukan masih tetap sama, baik sebelum
kaan menggunakan UU Pengairan sebagai maupun sesudah pembatalan UU SDA. Pem-
payung hukum. Seiring berjalannya waktu, batalan UU SDA dan pemberlakuan kembali
dengan dibatalkannya UU SDA dan diber- UU Pengairan akan lebih berpengaruh pada
lakukannya kembali UU Pengairan oleh MK perusahaan swasta pengelola air yang baru
- akan memulai usahanya harus bermitra den-
mor 121 Tahun 2015 tentang Pengusahaan
akan dibuat akan mengacu pada peraturan
2015 tentang Sistem Penyediaan Air Minum -
yang ditetapkan tanggal 28 Desember 2015 tang pengusahaan sumber daya air. PP ini
untuk melaksanakan ketentuan dalam UU mengandung konsep penguasaan dan pen-
Pengairan yang sekarang dijadikan payung gusahaan sumber daya air oleh negara, ses-
hukum bagi perusahaan swasta pengelola uai Pasal 33 UUD 1945 sebuah pasal yang
air dalam menjalankan usahanya. Selain dikenal sebagai pasal ideologi dan politik
karena sudah memiliki payung hukum yang ekonomi Indonesia.
legal, izin kontrak yang dimiliki perusahaan
Berdasarkan hal-hal yang telah disebut-
swata pengelola air ini juga masih valid dan
kan diatas, akibat hukum dari dibatalkannya
UU SDA adalah hak menguasai dan men-
2015 menyatakan bahwa izin pengusahaan
gusahakan sumber daya air yang merupakan
sumber daya air atau izin yang diterbitkan
kebutuhan pokok masyarakat dikembalikan
untuk tujuan pelaksanaan kegiatan usaha di
kepada negara melalui UU Pengairan dan
bidang sumber daya air permukaan dan izin
PP PSDA serta PP SPAM, meskipun saat ini
pengusahaan air tanah yang telah diberikan
belum ada implikasi besar yang terjadi na-
sebelum ditetapkannya Peraturan Pemer-
mun pembatalan UU SDA merupakan lang-
intah ini dinyatakan tetap berlaku sampai
kah awal untuk mengembalikan hak rakyat
dengan masa berlaku izin berakhir, namun
atas air dan juga mengembalikan peran
setelah berakhirnya izin yang dimiliki tentu-
utama negara dalam pemenuhan kebutuhan
nya akan membawa perubahan besar pada
pokok rakyat seperti yang telah diamanatkan
proses pengelolaan sumber daya air dimana
-
kewenangan leluasa akan diberikan kepada
hun 1945.
perusahaan pengelola air milik pemerintah
karena peran perusahaan swasta telah diba-
tasi dengan syarat yang ketat seperti yang 2. Implikasi Hukum Setelah Berlakunya UU
telah tertera dalam Peraturan Pemerintah Pengairan

daya air yang ditetapkan bukan merupakan 2004 tentang Sumber Daya Air yang tidak
izin untuk memiliki atau menguasai air dan/ mempunyai kekuatan hukum mengikat dan
atau sumber air, tetapi hanya terbatas pada -
pemberian izin oleh pemerintah kepada pe- hun 1974 tentang Pengairan (UU Pengairan),
megang izin untuk memperoleh dan men- berdasarkan Putusan Mahkamah Konstitusi
gusahakan sejumlah air, daya air dan/atau
sumber air sesuai dengan alokasi yang -
ditetapkan Pemerintah kepada pengguna air. tang Pengusahaan Sumber Daya Air dan PP

22 Privat Law Vol. IV No. 2 Juli - Desember 2016


- miliki atau menguasai air dan/atau sumber
nyediaan Air Minum untuk menjadi peraturan air, tetapi hanya terbatas pada pemberian
pelaksana dari UU Pengairan. izin oleh pemerintah kepada pemegang izin
untuk memperoleh dan mengusahakan se-
bahwa sumber daya air dikuasai negara dan jumlah (kuota) air, daya air dan/atau sumber
dipergunakan untuk sebesar-besar kemak- air sesuai dengan alokasi yang ditetapkan
muran rakyat. Hal ini sesuai dengan amanat Pemerintah atau Pemerintah Daerah kepa-
Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar da pengguna air. Izin pengusahaan sumber
daya air tidak dapat disewakan atau dipin-
menyatakan “bumi, air, dan kekayaan alam dahtangankan baik sebagian atau seluruh-
yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh nya.
negara dan dipergunakan untuk sebesar-be- Izin pengusahaan sumber daya air diberi-
sar kemakmuran rakyat”. Penguasaan neg- kan apabila air untuk pemenuhan kebutuhan
ara atas sumber daya air dilakukan dengan pokok sehari-hari dan pertanian rakyat telah
tetap mengakui hak ulayat masyarakat hu- terpenuhi, serta sepanjang ketersediaan air
kum adat setempat atas air sepanjang tidak masih mencukupi. Izin pengusahaan sumber
bertentangan dengan kepentingan nasional daya air atau izin pengusahaan air tanah di-
dan ketentuan peraturan perundang-undan- berikan oleh Pemerintah Pusat atau Pemer-
gan. Penguasaan oleh negara atas air di- intah Daerah sesuai dengan kewenangan-
lakukan dengan melakukan pengaturan dan nya. Jumlah kuota air yang ditetapkan dalam
pengurusan perizinan dan alokasi air untuk izin pengusahaan sumber daya air tidak
menjamin hak setiap orang untuk mendapat- bersifat mutlak dan tidak harus dipenuhi
kan air bagi pemenuhan kebutuhan pokok sebagaimana tercantum dalam izin. alokasi
sehari-hari. air diberikan berdasarkan ketersediaan air
serta prioritas alokasi air. Di samping itu,
85/PUU-XI/2013 terkandung 6 (enam) prin- kuota air yang ditetapkan dalam izin dapat
sip dasar pembatasan Pengelolaan Sumber ditinjau kembali apabila persyaratan atau ke-
Daya Air yang antara lain menyatakan “pem- adaan yang dijadikan dasar pemberian izin
berian izin Pengusahaan Sumber Daya Air dan kondisi ketersediaan air pada sumber air
kepada usaha swasta dapat dilakukan den- yang bersangkutan mengalami perubahan
gan syarat-syarat tertentu dan ketat”. Prinsip yang sangat berarti.
tersebut mengandung arti bahwa di dalam Ditentukan Pasal 4 UU Pengairan bahwa
pengelolaan sumber daya air, kegiatan pen- negara menguasai air beserta sumber-sum-
gusahaan sumber daya air oleh badan usa- ber, termasuk kekayaan alam yang terkand-
ha swasta merupakan prioritas terakhir, se- ung di dalamnya. Hak tersebut memberikan
hingga persyaratan tertentu dan ketat dapat wewenang kepada pemerintah untuk dian-
dilaksanakan pengusahaan sumber daya air taranya mengelola serta mengembangkan
tidak sekedar merupakan syarat dalam per- kemanfaatan air, mengatur, memberikan
mohonan izin tetapi merupakan bagian dari izin peruntukan, pengunaan, penyediaan air.
seluruh aspek dalam penyelenggaraan pen- Wewenang pemerintah dalam penguasaan
gelolaan sumber daya air. Dengan demikian air tersebut dapat dilimpahkan kepada in-
pengaturan mengenai persyaratan tertentu stansi-instansi Pemerintah, baik pusat mau-
dan ketat harus diatur mulai dari pengaturan pun daerah, dan/atau badan-badan hukum
penyusunan rencana penyediaan sumber tertentu yang syarat-syarat dan cara-caranya
daya air yang merupakan bagian dari ren- diatur oleh PP.
cana pengelolaan sumber daya air, prioritas
pemberian izin, prioritas alokasi air, dan pen- 2015 tentang Pengusahaan Sumber Daya Air
gawasan pelaksanaan kegiatan pengusa- sebagai pelaksana dari UU Pengairan, pen-
haan sumber daya air serta pemberian sank- guasaan sumber daya air dilakukan dengan
si dalam rangka penegakan hukum. berpedoman kepada asas usaha bersama
Izin pengusahaan sumber daya air yang dan kekeluargaan, dan bentuk usaha yang
ditetapkan bukan merupakan izin untuk me- memenuhi asas tersebut ialah berupa Ko-

Privat Law Vol. IV No. 2 Juli - Desember 2016 23


perasi. Walau telah ditentukan bentuk usaha air tanah” yaitu kondisi sumber daya air
yang memenuhi asas ialah koperasi, Pasal permukaan dan air tanah dan dampaknya
13 PP PSDA masih memungkinkan pengusa- terhadap lingkungan hidup harus dipertim-
haan sumber daya air dilakukan oleh Badan bangkan secara terpadu dalam pengambilan
- keputusan. Melalui PP PSDA ini Pemerintah
rah, Badan Usaha Milik Desa, Badan Usaha
Swasta, Koperasi, Perseorangan, dan kerja mengusahakan sumber daya air sepenuh-
sama antar badan usaha. nya yang dipergunakan sebesar-besarnya
Dasar penyelenggaraan pengusahaan bagi kesejahteraan rakyat. Adanya PP PSDA
sumber daya air dijelaskan di Pasal 4, pen- ini seharusnya perusahaan pengelola air
gusahaan sumber daya air dilakukan pada milik Pemerintah, yang dalam hal ini adalah
sumber daya air permukaan dan air tanah PDAM Kota Surakarta memiliki kewenangan
mengutamakan sumber daya air permukaan yang luas untuk mengelola air karena peran
dan dapat diselenggarakan apabila air untuk perusahaan swasta meskipun masih ada na-
kebutuhan pokok sehari-hari dan pertanian mun perannya dibatasi berdasarkan prioritas
rakyat telah terpenuhi, serta sepanjang ket- yang telah ditentukan dalam PP.
ersediaan air masih mencukupi, pengusa- Selain PP PSDA, Pemerintah juga mene-
haan sumber daya air ini dilakukan dengan
memperhatikan fungsi sosial dan lingkun- Sistem Penyediaan Air Minum untuk melak-
gan hidup, serta terjaminnya keselamatan sanakan ketentuan Pasal 3, Pasal 7, dan
kekayaan negara. Kebutuhan pokok sehari-
hari yang dimaksudkan adalah air untuk 1974 serta untuk memenuhi tanggung jawab
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari yang
digunakan pada atau diambil dari sumber rakyat atas air minum dan akses terhadap air
air untuk keperluan sendiri guna mencapai minum.
kehidupan yang sehat, bersih dan produktif, Penyelenggaraan SPAM menjadi tang-
misalnya untuk keperluan ibadah, minum, gung jawab Pemerintah Pusat dan/atau
masak, mandi, cuci dan, peturasan. Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenan-
Izin pengusahaan sumber daya air di- gannya guna memenuhi kehidupan yang
berikan untuk jangka waktu paling lama 10 sehat, bersih, dan produktif sesuai dengan
(sepuluh) tahun. Penetapan masa berlaku ketentuan peraturan perundang-undangan.
dilakukan dengan memperhatikan keterse- Dalam rangka melaksanakan penyelengga-
diaan air, kondisi dan lingkungan sumber
air, dan tujuan pengusahaan. Pengusahaan BUMD oleh Pemerintah Pusat atau Pemer-
sumber daya air yang memerlukan prasa- intah Daerah sesuai dengan kewenangan-
rana dan sarana dengan investasi besar, izin nya. Jika penyelenggaraan SPAM di luar
pengusahaan diberikan untuk jangka waktu
sesuai dengan perhitungan rencana keuan- maka Pemerintah Pusat atau Pemerintah
gan investasi. Daerah dapat membentuk UPT atau UPTD
Izin Pengusahaan Sumber Daya Air di- sesuai dengan kewenangannya yang dilak-
berikan kepada perseorangan atau badan sanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
usaha bukan berbentuk badan hukum yang perundang-undangan. Pemerintah Pusat
pemilik usahanya berubah, izin batal dengan dan Pemerintah Daerah dapat melakukan
sendirinya. Pengusahaan sumber daya air -
yang diberikan kepada badan usaha yang tivitas penyelenggaraan SPAM.
berbentuk badan hukum yang nama badan Penyelenggaraan SPAM dilaksanakan
usahanya berubah, izin batal dengan send- -
irinya. jasama dengan badan usaha swasta, UPT/
Pelaksanaan pengelolaan air berdasar- UPTD, Kelompok Masyarakat, dan badan
kan PP ini menggunakan “prinsip keter- usaha.
paduan penggunaan air permukaan dan Badan Usaha dapat melakukan peny-

24 Privat Law Vol. IV No. 2 Juli - Desember 2016


elenggaraan SPAM untuk memenuhi ke- masyarakat dan organisasi, sanksi pidana
butuhan sendiri pada kawasan yang belum yang lebih logis (Al. Sentot Sudarwanto,
2015). Selain itu juga kedua PP yang telah
BUMD, UPT, dan UPTD. Penyelenggaraan diterbitkan sebagai aturan pelaksana dari UU
SPAM untuk memenuhi kebutuhan sendiri Pengairan masih memberikan peluang bagi
dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan pihak swasta untuk ikut terlibat dalam pen-
pokok air minum sehari-hari dan tidak melay- gelolaan air. Terlibatnya pihak swasta dalam
ani masyarakat umum. pengelolaan air akan membuat air memiliki
nilai ekonomis yang dapat diperdagangkan,
ini dapat disimpulkan bahwa penyeleng- hal ini akan membuat rakyat kehilangan
haknya untuk mendapatkan air. Oleh karena
bekerjasama dengan badan usaha swasta itu, dalam penyusunan RUU sumber daya
air harusnya tidak melibatkan pihak swasta
membiayai kebutuhan Penyelenggaraan dalam proses pengelolaan sumber daya air
dan penyediaan air minum, karena kalau
dengan badan usaha swasta dalam Peny- mengenai modal untuk mengusahakan sum-
elenggaraan SPAM tersebut hanya dapat ber daya air tidaklah seberat mengusahakan
dilakukan dengan prinsip dan bentuk ker- sumber daya minyak dan gas. Pengelolaan
jasama tertentu. Prinsip tertentu, yaitu surat air lebih yang lebih sederhana ini harusnya
memampukan Pemerintah untuk sepenuh-
BUMD dan kerjasama dalam penyelengga- nya menguasai dan mengusahakan sumber
raan SPAM mengutamakan masyarakat ber- daya air untuk selanjutnya didistribusikan ke-
penghasilan rendah. Bentuk kerjasama ter- pada rakyat.
tentu, yaitu : investasi pengembangan SPAM,
pengelolaan SPAM terhadap unit air baku D. Simpulan
dan unit produksi, investasi unit distribusi
1. Pembatalan UU SDA tidak berakibat pada
yang selanjutnya dioperasikan dan dikelola
proses pengelolaan air oleh PT Tirta In-
vestama Klaten dan PDAM Kota Surakarta.
dan investasi teknologi pengoperasian dan
Proses pengelolaan air yang dilakukan oleh
pemeliharaan dalam rangka mengupayakan
dua perusahaan ini masih sama baik sebe-
Penyelenggaraan SPAM yang efektif dan
lum maupun sesudah UU SDA dibatalkan.
Saat UU SDA dibatalkan PT Tirta Investama
kinerja.
Klaten menggunakan Peraturan Menteri
Karena dibatalkannya UU SDA, maka Pertambangan dan Energi sebagai payung
MK sementara memberlakukan UU Pengai- hukum untuk pengelolaan air bawah tanah,
ran kembali untuk mengisi kekosongan hu- sedangkan untuk izin pengelolaan air per-
kum agar tidak terjadi kekacauan hukum di
bidang pengelolaan sumber daya air. Perlu 1974 tentang Pengairan sebagai payung
diingat bahwa pemberlakuan ini hanya se- hukum, namun setelah Pemerintah mener-
mentara, sehingga Pemerintah perlu segera
meyusun RUU terkait pengelolaan sumber Pengusahaan Sumber Daya Air dan PP
daya air yang sesuai dengan situasi dan -
kondisi saat ini, yang mengandung unsur nyediaan Air Minum sebagai aturan pelak-
asas pengelolaan dan hak guna air, detail sana UU Pengairan, maka kedua PP terse-
wewenang dan tanggung jawab untuk mas- but yang sekarang dijadikan payung hukum
ing-masing wilayah sungai, empat misi pen- bagi perusahaan swasta pengelola air dalam
gelolaan sumber daya air (konservasi, pen- menjalankan usahanya. Sebelum diben-
dayagunaan sumber daya air, pengendalian tuk sampai dibatalkannya UU SDA, PDAM
daya rusak air, dan sistem informasi sumber Surakarta merupakan satu-satunya perusa-
daya air), peran serta masyarakat, pelaksa- haan yang mengelola sumber daya air dan
naan konstruksi, operasi dan pemeliharaan, mendistribusikan air bersih kepada masyara-
koordinasi, penyelesaian sengketa, gugatan kat Surakarta, hal inilah yang menyebabkan

Privat Law Vol. IV No. 2 Juli - Desember 2016 25


pembatalan UU SDA tidak memberikan aki- E. Saran
bat terhadap proses pengelolaan air PDAM 1. Bagi Pemerintah
Surakarta.
a. Pemerintah hendaknya segera menyu-
- sun RUU pengelolaan sumber daya air
gusahaan Sumber Daya Air masih memberi- yang mengembalikan hak rakyat atas air
kan peluang bagi badan usaha swasta untuk
terlibat dalam pengusahaan sumber daya RI Tahun 1945;
air, PP PSDA menyatakan izin pengusahaan
b. Pemerintah Daerah hendaknya mengem-
sumber daya air yang ditetapkan hanya ter-
bangkan usaha PDAM dalam penyediaan
batas pada pemberian izin oleh pemerintah
air bersih dan air minum dalam kemasan;
kepada pemegang izin untuk memperoleh
dan mengusahakan sejumlah (kuota) air,
daya air dan/atau sumber air sesuai dengan
alokasi yang ditetapkan Pemerintah atau pendidikan dan pelatihan mengenai pen-
Pemerintah Daerah kepada pengguna air. gelolaan sumber daya air agar tercipta
SDM yang berkualitas dalam pengelolaan
Penyediaan Air Minum menyatakan bahwa
BUMD di bidang pengelolaan air.
BUMD dapat bekerjasama dengan badan 2. Bagi pelaku usaha pengelola air
Pelaku usaha hendaknya menjalankan
tidak mampu membiayai kebutuhan Peny- program CSR (Coorporate Social Responsi-
elenggaraan SPAM. masih memungkinkan bility) di bidang sosial dan lingkungan yang
pengusahaan sumber daya air dilakukan sesuai dengan kebutuhan masyarakat seki-
oleh swasta namun dengan prioritas pen- tar.

Badan Usaha Milik Daerah, Badan Usaha


F. Persantunan
Milik Desa, Badan Usaha Swasta, Koperasi,
Perseorangan, dan kerja sama antar badan Terimakasih kepada
usaha. Oleh karena itu Pemerintah harus PDAM Kota Surakarta dan PT Tirta Investa-
segera menyusun RUU pengelolaan sumber ma Klaten
daya air yang menutup peluang bagi badan Atas bantuan dan kerjasama yang telah di-
usaha swasta untuk terlibat dalam pengelo- berikan selama penulis melakukan wawancara
laan sumber daya air. guna menemukan jawaban pernasalahan

DAFTAR PUSTAKA

Buku:
A. Mukthie Fadjar. 2005. “Pasal 33 UUD 1945, HAM, dan UU SDA”. Jurnal Konstitusi
2. Jakarta : Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia.

Sumber Daya Air Terhadap Manajemen Air Untuk Kesejahteraan Masyarakat”. Jurnal Hukum
Yustisia. Edisi 92 Mei – Agustus 2015. Surakarta : Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret.

Dan Mencegah Bencana Hidrologi”. Makalah FGD Kelola Air, Cegah Bencana untuk Keberlanju-
tan Kehidupan Rakyat Indonesia yang Makmur dan Adil. 11 Februari 2016.
Pro-
siding Optimalisasi Peran Perguruan Tinggi Dalam Implementasi Putusan MK RI Tentang Pem-
batalan Undang-Undang Sumber Daya Air
Ibnu Sina Chandranegara. 2015. “Das Vatherland Res Comune : Mengharapkan sesuatu yang tidak

26 Privat Law Vol. IV No. 2 Juli - Desember 2016


perlu diharapkan”. Makalah Seminar Nasional UI Depok. 24 Maret 2015.
Indra Bastian. 2002. Privatisasi di Indonesia: Teori dan Implementasi. Jakarta: Salemba Empat.
Robert J. Kodoatie dan Roestam Sjarief. 2005. Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu. Yogyakarta:
Andi.
Sigit S. Arif dan Azwar Maas. 2015. Pembatalan UU No 7/2004 tentang Sumber Daya Air oleh Mahka-
mah Konstitusi. Koran Jakarta Edisi 11 Maret 2015.
Tim Kruha, et al., Kemelut SDA Menggugat Privatisasi Air di Indonesia, Yogyakarta: LAPERA Pustaka
Utama.
Tri Hayati. 2005. Konsep Penguasaan Negara di Sektor Sumber Daya Alam berdasarkan Pasal 33 UUD
1945. Jakarta : Sekretariat Jenderal MKRI dan CLGS FHUI.

dalam Putusan Mahkamah Konstitusi”. Jurnal Konstitusi


Konstitusi Republik Indonesia.

Internet:
BennyD.Setianto.2011.http://www.kruha.org/page/id/dinamic_detil/13/129/Hak_atas_Air/Sesat_Pikir_
Hak_Atas_Air.html, diakses tanggal 17 Februari 2016.
http://www.pdamsolo.or.id/content/sumber-air-pdam-kota-surakarta, diakses tanggal 10 April 2016
Septian Deni.2015.http://bisnis.liputan6.com/read/2308760/pp-pengganti-uu-sumber-daya-air-yang-
dibatalkan-mk-siap-terbit, diakses tanggal 20 Desember 2015.

Privat Law Vol. IV No. 2 Juli - Desember 2016 27

You might also like