You are on page 1of 11

Bandung Conference Series: Pharmacy https://doi.org/10.29313/bcsp.v2i2.

ID

Kajian Literatur Efek Farmakologi Biji dan Buah Anggur (Vitis


vinifera L.)
Kamilia Ayu Khairunnisa*, Siti Hazar, Lanny Mulqie
Prodi Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Islam Bandung, Indonesia.

*kamiliaayuk@gmail.com, sitihazar1009@gmail.com, lannymulqie.26@gmail.com

Abstract. Grapes are divided into two types that are commonly cultivated and can
be consumed, namely Vitis vinifera and Vitis Labrusca. The vine (Vitis vinifera L)
is one of the fruit plants with a high production rate, which has an important
function in health. This study aims to determine the pharmacological potential of
grape seeds and fruit from several research results and to find out what types of
secondary metabolite compounds are contained in grape seeds and fruit. The
research method used is SLR with two keywords using several databases. The
results of the literature search showed pharmacological activities as antibacterial,
antifungal, anticancer, antioxidant, and antihyperlipidemic. Antibacterial activity
obtained from the inhibition zone produced strong activity, activity as antifungal
obtained from the inhibition zone resulted in moderate activity, activity as a strong
anticancer with an LC50 value produced with some cancer cells, activity as an
antioxidant with an IC50 value of 11.3998 g/mL and activity as antihyperlipidemia
obtained from a significant decrease in total cholesterol values. The secondary
metabolite compounds contained in seeds and grapes are alkaloids, flavonoids,
carotenoids, saponins, tannins and terpenoids.

Keywords: Grape seed, Grapes, Pharmacologycal Activity, Secondary Metabolite


Compound

Abstrak. Tanaman anggur dibagi menjadi dua jenis yang umum dibudidayakan dan
bisa dikonsumsi, yakni Vitis vinifera dan Vitis Labrusca. Tanaman anggur (Vitis
vinifera L) merupakan salah satu tanaman yang buah dengan tingkat produksi yang
tinggi, yang memiliki fungsi penting dalam kesehatan. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui potensi biji dan buah anggur secara farmakologi dari beberapa
hasil penelitian dan mengetahui apa saja golongan senyawa metabolit sekunder
yang terkandung dalam biji dan buah anggur. Metode penelitian yang digunakan
adalah SLR dengan dua kata kunci menggunakan beberapa basis data. Hasil
pencarian literatur menunjukkan aktivitas farmakologi sebagai antibakteri,
antifungi, antikanker, antioksidan, dan antihiperlipidemia. Aktivitas antibakteri
diperoleh dari zona hambat dihasilkan aktivitas yang kuat, aktivitas sebagai
antifungi diperoleh dari zona hambat dihasilkan aktivitas yang sedang, aktivitas
sebagai antikanker kuat dengan nilai LC50 yang dihasilkan dengan beberapa sel
kanker, aktivitas sebagai antioksidan dengan nilai IC50 sebesar 11,3998 µg/mL dan
aktivitas sebagai antihiperlipidemia diperoleh dari penurunan nilai kolesterol total
yang signifikan. Golongan senyawa metabolit sekunder yang terkandung dalam biji
dan buah anggur yaitu alkaloid, flavonoid, karotenoid, saponin, tanin dan terpenoid.

Kata Kunci: Biji Anggur, Buah Anggur, Aktivitas Farmakologi, Golongan


Senyawa Metabolit Sekunder

Corresponding Author
Email: sitihazar1009@gmail.com
2 | Kamilia Ayu Khairunnisa et al.

A. Pendahuluan
Anggur (Vitis vinifera L.) adalah salah satu tanaman buah dengan tingkat produksi
yang tinggi, sekitar 75 juta ton/tahun. Sekitar 50% dari produksi anggur ini digunakan untuk
membuat wine, sepertiganya dikonsumsi sebagai buah segar dan sisanya dijual dalam bentuk
buah yang dikeringkan atau dibuat jus buah [10]. Anggur adalah tanaman yang termasuk ke
dalam famili Vitaceae. Tumbuhan ini berbentuk semak, batang berkayu, berbentuk silindris
dan berwarna coklat. Anggur memiliki kandungan nutrien seperti, mineral, vitamin,
karbohidrat, serat dan senyawa metabolit sekunder. Senyawa metabolit sekunder yang
ditemukan pada anggur adalah polifenol yang memiliki fungsi penting dalam kesehatan.
Senyawa metabolit sekunder yang terdapat dalam anggur diantaranya senyawa fenolat
yaitu berupa antosianidin, katekin, resveratrol, asam fenolik dan proantosianidin. Dalam buah
anggur mengandung sebanyak 65-76% flavonoid, buah yang mengandung flavonoid diketahui
dapat menjadi agen kemopreventif. Senyawa flavonol yang ditemukan dalam kulit anggur
(Vitis vinifera L.) sebagai glikosida dan kaempferol, quercetin, myricetin dan isorhamnetin
[25]. Biji anggur (Vitis vinifera L.) Biji anggur umumnya mengandung 74-78%
proantosianidin dan kurang dari 6% berat kering ekstrak biji anggur (Vitis vinifera L.)
mengandung flavonoid [21]. Proantosianidin biji anggur (Vitis vinifera L.) adalah kelompok
dari polifenolik bioflavonoid. Warna merah dan rasa astringen biji anggur (Vitis vinifera L.)
dapat mengindikasi bahwa biji anggur (Vitis vinifera L.) kaya akan kandungan polifenol
terutama proantosianidin [26].
Senyawa yang terkandung dalam anggur (Vitis vinifera L.) memiliki banyak manfaat
sebagai antioksidan, antibakteri, antifungi, antikolesterol, antiosteoporosis, antikanker dan
antikaries [3]. Penggunaan ekstrak biji anggur (Vitis vinifera L.) sebesar 6,5% efektif untuk
meningkatkan crosslinking kolagen [21]. Selain itu ekstrak biji anggur (Vitis vinifera L.) yang
mengandung proantosianidin dapat membantu penyembuhan luka dengan meningkatkan
neovaskularisasi lokal, remodeling matriks ekstrakseluler, migrasi dan diferensiasi sel
fibroblastik [11].
Senyawa fenol di dalam bagian tanaman anggur (Vitis vinifera L.) salah satunya biji
memiliki potensi sebagai antimikroba, antidiabetes dan antifungi. Pada bagian buah juga
senyawa fenolat dapat digunakan sebagai antioksidan dan mencegah penurunan osteoblast.
Pencegahan untuk penyakit PJK dan stroke salah satunya adalah dengan mengatur kadar LDL
darah dalam keadaan normal. Banyak tanaman tradisional yang diuji coba untuk dapat
mengatasi masalah yang diakibatkan oleh kadar LDL ini, salah satunya ialah buah anggur
[28].
Berdasarkan uraian tersebut, rumusan masalah pada kajian literatur ini yaitu
bagaimana potensi biji dan buah anggur (Vitis vinifera L.) secara farmakologi dilihat dari
beberapa hasil penelitian dan apa senyawa kimia yang dapat memberikan efek farmakologi
dari biji dan buah anggur (Vitis vinifera L.) tersebut.
Tujuan pada kajian literatur ini yang pertama untuk mengetahui potensi biji dan buah
anggur (Vitis vinifera L.) secara farmakologi dilihat dari beberapa hasil penelitian, kedua
untuk mengetahui apa saja senyawa kimia yang terkandung dalam biji dan buah anggur (Vitis
vinifera L.). Manfaat pada kajian literatur ini yaitu memberikan kajian ilmiah mengenai
aktivitas efek farmakologi serta senyawa kimia yang dimiliki oleh biji dan buah anggur (Vitis
vinifera L.).

B. Metodologi Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan metode Systematic Literature Review melalui artikel
penelitian dipublikasi yang telah terindeks scopus dan sinta. Pencarian dilakukan dengan
menggunakan basis data diantaranya Elsevier, Sage Journals, Pubmed dan Google Scholar
dengan menggunakan dua kata kunci yaitu Kata kunci pertama adalah “Buah Anggur” “Biji
Anggur” “Vitis vinifera L.”. Pencarian dilakukan dengan advanced search yaitu “Buah
Anggur” OR “Biji Anggur” OR “Vitis vinifera L.”. Sedangkan kata kunci yang kedua adalah
“Efek Farmakologi Buah Anggur” “Pharmacology Effect of Grape dengan advanced search

Vol. 2 No. 2 (2022), Hal: 1-4 ISSN: 2828-2116


Kajian Literatur Efek Farmakologi Biji dan Buah Anggur (Vitis vinifera L.) | 3

yaitu “Efek Farmakologi Buah Anggur” OR “Effect Pharmacology of Grape”.


Artikel utama yang digunakan sebanyak 13 artikel, sedangkan beberapa sumber
pustaka pendukung lainnya diperoleh dari buku (e-book) dan artikel lainnya. Penyaringan
artikel yang digunakan berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi meliputi
artikel yang terbit tahun 2012-2022, full text, artikel yang berbentuk research article mengenai
tanaman anggur, Vitis vinifera L, aktivitas farmakologi serta senyawa golongan metabolit
sekunder yang ada di dalam biji dan buah anggur. Sedangkan kriteria eksklusi meliputi artikel
yang berbentuk review article, artikel yang tidak dapat diakses penuh dan artikel yang tidak
memuat data yang dibutuhkan.

C. Hasil Penelitian dan Pembahasan


Kajian Literatur Efek Farmakologi Biji dan Buah Anggur (Vitis vinifera L.)
Berdasarkan penelusuran literatur, diperoleh beberapa hasil penelitian tanaman anggur
(Vitis vinifera L.). Tanaman anggur (Vitis vinifera L.) memiliki aktivitas efek farmakologi,
terutama terdapat pada biji dan buahnya. Aktivitas efek farmakologi yang dihasilkan dari biji
dan buah anggur (Vitis vinifera L.) antara lain sebagai antibakteri, antifungi, antikanker,
antioksidan dan antihiperlipidemia. Berikut hasil literatur penelusuran mengenai berbagai
aktivitas efek farmakologi dari biji dan buah anggur (Vitis vinifera L.):
Aktivitas Ekstrak Biji dan Buah Anggur (Vitis vinifera L.) Sebagai Antibakteri
Biji dan buah anggur (Vitis vinifera L.) telah banyak diteliti mengenai aktivitas
antibakteri. Hasil penelusuran literatur aktivitas antibakteri biji dan buah anggur (Vitis vinifera
L.) dapat dilihat pada Tabel III.1

Tabel III.1 Hasil Penelusuran Literatur Aktivitas Antibakteri dari Biji dan Buah Anggur (Vitis
vinifera L.)

Bagian Hasil
Metode Ekstraksi Metode Uji Aktivitas Bakteri Uji Referensi
Tanaman Konsentrasi Efektif Diameter Hambat

10% 9,17 mm
Staphylococcus
epidermidis
10% 10,11 mm
Maserasi (n-heksana dan etanol Syafriana V et al ,
Biji Anggur
70%) 2020
20% 9,67 mm
Propionebacterium
acnes
5% 10,22 mm

5% 9,34 mm
Maserasi (n-heksana, etil asetat Difusi Agar (menggunakan Syafriana V et al ,
Biji Anggur Streptococcus pyogenes 20% 10,16 mm
dan etanol 70%) cakram kertas) 2020
5% 11,12 mm

Streptococcus mutans 50% 54,00 mm *


Buah Anggur Maserasi (etanol 96%) Busman et al , 2020
Lactobacillus
50% 10,22 mm
acidophilus

5% 7,72 mm
Maserasi (etil asetat dan etanol Streptococcus mutans
Biji Anggur Hamida F et al , 2021
70%) ATCC 31987
5% 8,46 mm

Hasil penelusuran literatur aktivitas antibakteri menunjukkan, biji dan buah anggur telah
diuji pada beberapa bakteri Gram positif diantaranya:
a. Staphylococcus epidermidis dan Propionebacterium acnes
Pada penelitian yang dilakukan Syafriana et al [31], aktivitas ekstrak etanol dan n-
heksana terhadap S. epidermis serta P. acnes menunjukkan bahwa semakin besar konsentrasi
ekstrak biji anggur maka semakin besar pula diamter zona hambat yang terbentuk. Pada
penelitian ini adanya perbedaan dimeter zona hambat pada masing-masing konsentrasi bisa
disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya perbedaan besar kecil konsentrasi, atau sedikitnya
kandungan zat aktif dalam antibakteri yang terkandung dalam ekstrak, kecepatan difusi bahan
antibakteri ke dalam media, kepekaan bakteri, reaksi antara bahan aktif dengan media dan
suhu inkubasi [6].
b. Streptococcus pyogenes
Selain melakukan pengujian aktivitas antibakteri pada bakteri S. epidermis serta P.
Pharmacy
4 | Kamilia Ayu Khairunnisa et al.

acnes, Syafriana et al [30], juga melakukan pengujian aktivitas antibakteri pada bakteri S.
pyogenes. Hasil yang menunjukkan bahwa ketigga ekstrak biji anggur (Vitis vinifera L.) yang
diujikan memiliki aktivitas penghambatan terhadap S. pyogenes. Hasil juga menunjukkan
bahwa semakin besar konsentrasi ekstrak, maka semakin besar pula diameter daya hambat
yang ditunjukkan terhadap bakteri S. pyogenes. Ini membuktikan bahwa semakin banyak
senyawa aktif yang terkandung dalam ekstrak tersebut [20].
c. Streptococcus mutans dan Lactobacillus acidophilus
Busman et al (2020) melakukan pengujian aktivitas antibakteri pada bakteri S. mutans
dan L. acidophilus, aktivitas antibakteri ekstrak etanol buah anggur pada bakteri S. mutans
termasuk dalam kategori sangat kuat. Sedangkan pada bakteri L. acidophilus termasuk dalam
kategori sedang, ini terjadi karena peningkatan kosentrasi menyebabkan semakin besar kadar
fitokemikal yang terkandung. Kemampuan buah anggur dalam menghambat pertumbuhan S.
mutans menunjukkan bahwa kandungan terdapat buah anggur dapat menekan pertumbuhan
bakteri mulut penyebab karies dan penyakit periodontal. Pada pengujian L. acidophilus
kemampuan buah anggur dalam menghambat rendah karena L. acidophilus memiliki
kemampuan dalam metabolisme karbohidrat dan memiliki kemampuan dalam pH yang sangat
rendah [2]. L. acidophilus diketahui tahan terhadap pH, garam empedu, asam lambung, suhu
dan antibakteri karena memiliki dinding sel tebal dengan ukuran 18-80 nm. Dinding sel
bakteri menentukan bentuk dan memiliki fungsi melindungi bagian dalam sel terhadap
antibiotik atau bahan antibakteri dan kondisi lainnya [1].
d. Streptococcus mutans ATCC 31987
Pengujian aktivitas antibakteri yang dilakukan Hamida et al (2021), dilakukan
terhadap bakteri S. mutans ATCC 31987. Didapatkan hasil yang menunjukkan bahwa ekstrak
etanol dan etil asetat biji anggur memiliki aktivitas menghambat pertumbuhan bakteri S.
mutans ATCC 31987. Dimana kedua ekstrak menunjukkan bahwa semakin besar kosentrasi
ekstrak yang semakin besar nilai DDH yang diperoleh. Nilai DDH dari ekstrak etanol 70%
lebih besar dibandingkan ekstrak etil asetat, ini disebabkan karena ekstrak etanol 70%
mengandung senyawa metabolit sekunder yang lebih banyak dibanding ekstrak etil asetat.
Dari hasil pengujian menunjukkan bahwa biji dan buah anggur (Vitis vinifera L.)
memiliki aktivitas antibakteri terhadap beberapa bakteri Gram positif tersebut. Aktivitas
antibakteri dari biji dan buah anggur menunjukkan hasil perbandingan dengan beberapa
sampel bakteri yang digunakan. Dari keseluruhan hasil literatur pengujian aktivitas antibakteri
yang memiliki diameter hambat besar yaitu pada bakteri uji Streptococcus mutans dengan
ekstrak etanol 96% yang memiliki diameter 54,00 mm yang termasuk ke dalam daya hambat
sangat kuat. Sedangkan yang memiliki diameter hambat rendah yaitu pada bakteri uji
Streptococcus mutans ATCC 31987 dengan ekstrak etil asetat 5% yang memiliki diameter
hambat 7,72 mm yang termasuk ke dalam daya hambat sedang. Dari hasil beberapa penelitian
tersebut dapat disimpulkan ekstrak biji dan buah anggur memiliki aktivitas antibakteri karena
adanya metabolit sekunder yaitu flavonoid, tanin, terpenoid dan saponin.
3.1. Aktivitas Ekstrak Biji Anggur (Vitis vinifera L.) Sebagai Antifungi
Beberapa penelitian telah dilakukan mengenai aktivitas antifungi yang berasal dari biji
anggur (Vitis vinifera L.). Hasil penelusuran literatur aktivitas antifungi biji anggur (Vitis
vinifera L.) dapat dilihat pada Tabel III.2
Tabel III.2 Hasil Penelusuran Literatur Aktivitas Antifungi dari Biji Anggur (Vitis vinifera L.)

Hasil
Bagian Tanaman Metode Ekstraksi Metode Uji Aktivitas Jamur Uji Referensi
Konsentrasi Efektif Diameter Hambat

Malassezia furfur

Biji Anggur Maserasi etanol 70% Syafriana V et al , 2020


Trichophyton
5% 6,92 mm
Difusi Agar (menggunakan kertas mentagrophytes
cakram)

Biji Anggur Maserasi etanol 96% Candida albicans 5% 12,03 mm * Fadillah C Y et al , 2017

Vol. 2 No. 2 (2022), Hal: 1-4 ISSN: 2828-2116


Kajian Literatur Efek Farmakologi Biji dan Buah Anggur (Vitis vinifera L.) | 5

Hasil penelusuran literatur aktivitas antifungi menunjukkan biji anggur telah diuji
pada beberapa jenis fungi diantaranya:
a. Malassezia furfur dan Trichophyton mentagrophytes
Pengujian aktivitas antifungi yang dilakukan Syafriana et al [32], dilakukan pada
fungi M. furfur dan T. Mentagrophytes. Hasil literatur yang diperoleh yaitu pada hasil uji
terhadap M. furfur ekstrak etanol biji anggur tidak dapat menghambat pertumbuhan fungi
tersebut, sedangkan pada T. mentagrophytes menunjukkan adanta penghambatan. Tidak
terbentuknya zona hambat pada M. furfur dikarenakan fungi dapat hidup pada media yang
mengandung asam lemak. Biji anggur ini memiliki kandungan 10-20% minyak yang terdiri
dari trigliserida yang mengandung banyak asam lemak tak jenuh seperti asam oleat dan
linoleat [4]. Nilai DDH yang terbentuk pada T. mentagrophytes menunjukkan bahwa adanya
peningkatan seiring dengan ditambahkannya konsentrasi ekstrak. Hal ini menunjukkan bahwa
semakin tinggi konsentrasi ekstrak, maka semakin banyak kandungan zat aktif di dalamnya
sehingga aktivitas antifungi akan semakin besar [9].
b. Candida albicans
Fadillah et al [39] melakukan pengujian aktivitas antifungi pada fungi C. albicans.
Hasil menunjukkan bahwa aktivitas penghambatan ekstrak etanol biji anggur terhadap C.
albicans tergolong kuat dan sangat kuat, karena semakin tinggi konsentrasi ekstrak maka
semakin tinggi diameter zona hambat yang dihasilkan.
Dari hasil pengujian menunjukkan bahwa biji dan buah anggur (Vitis vinifera L.)
memiliki aktivitas antifungi terhadap beberapa jenis fungi, hasil perbandingan penelitian
antara 3 sampel jamur/fungi yang digunakan, yang memiliki diameter hambat besar yaitu pada
fungi uji Candida albicans dengan ekstrak etanol (96%) yang memiliki diameter 12,03 mm
yang termasuk ke dalam daya hambat sedang. Sedangkan yang memiliki diameter hambat
rendah yaitu pada bakteri uji Malassezia furfur dengan ekstrak etanol (70%) yang tidak
memiliki diameter hambat. Ekstrak biji anggur memiliki aktivitas antifungi karena adanya
metabolit sekunder yaitu flavonoid, alkaloid, tanin, saponin dan terpenoid.
3.2. Aktivitas Ekstrak Biji dan Buah Anggur (Vitis vinifera L.) Sebagai Antikanker
Biji dan buah anggur (Vitis vinifera L.) telah banyak diteliti mengenai aktivitas
antikanker. Hasil penelusuran literatur aktivitas antikanker biji dan buah anggur (Vitis vinifera
L.) dapat dilihat pada Tabel III.3
Tabel III.3 Hasil Penelusuran Literatur Aktivitas Antikanker dari Biji dan Buah Anggur (Vitis vinifera L.)
Bagian Tanaman Metode Ekstraksi Metode Uji Aktivitas Hasil (LC50) Referensi

Biji Direct Counting 25-100 μg/ml Dery M et al , 2013

MTT (Microtetrazolium atau 3-


(4,5-dimethyl thiazol-2-yl)-2,5-
Buah 0,5 μg/ml Li W et al , 2013
diphenyltetrazolium bromide)
assay

Biji Direct Counting 100 μg/ml (Kanker), 200 μg/ml (Tumor) Ravindranathan et al , 2018

Biji Direct Counting 25 μg/ml Raina K et al , 2013

Pada tabel diatas diketahui bahwa pengujian aktivitas biji dan buah anggur sebagai
antikanker menggunakan dua metode uji yaitu MTT dan Direct Counting. Aktivitas sitotoksik
ekstrak biji dan buah anggur diuji dengan melihat nilai LC50 (median lethal concentration)
ekstrak uji, yaitu jumlah dosis atau konsentrasi ekstrak yang dapat menyebabkan sejumlah
50% kematian larva udang setelah masa inkubasi selama 24 jam. Bila suatu senyawa bahan
alam memberikan efek toksik pada LC50 dengan konsentrasi lebih dari 1000 μg/mL maka
termasuk ke dalam kategori senyawa tidak toksik. Sedangkan apabila LC50 dengan
konsentrasi kurang dari 1000 μg/mL maka termasuk kategori senyawa toksik [23].
Hasil perbandingan beberapa penelitian sampel yang digunakan, yang memiliki
potensi toksisitas akut yaitu Li W et al [40] dengan nilai LC50 0,5 μg/mL. Dari hasil
penelitian tersebut dapat disimpulkan ekstrak biji dan buah anggur memiliki aktivitas agen
Pharmacy
6 | Kamilia Ayu Khairunnisa et al.

sitotoksik sebagai kandidat untuk antikanker. Senyawa yang bertanggung jawab untuk
antikanker adalah dari flavonoid, alkaloid, saponin, polifenol, proantosianidin, resveratrol dan
terpenoid.
3.3. Aktivitas Ekstrak Buah Anggur (Vitis vinifera L.) Sebagai Antioksidan
Pada penelitian yang dilakukan oleh Gustandy [41] mengenai aktivitas antioksidan,
hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak buah anggur memiliki nilai IC 50 kuersetin
dengan konsentrasi 11,3998 ± 0,1625 µg/mL dan nilai IC50 etil asetat dengan konsentrasi 36,55
± 0,09 µg/mL, yang menandakan bahwa ekstrak dengan kuersetin memiliki aktivitas
antioksidan yang lebih besar dibandingkan dengan fraksi etil asetat.
Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan ekstrak buah anggur memiliki
aktivitas antioksidan. Senyawa yang terkandung dalam ekstrak buah anggur untuk antioksidan
adalah dari golongan polifenol yaitu flavonoid yang dikenal sebagai penangkap radikal bebas
yang kuat.
3.4. Aktivitas Ekstrak Buah Anggur (Vitis vinifera L.) Sebagai Antihiperlipidemia
Buah anggur (Vitis vinifera L.) telah banyak diteliti dalam aktivitas sebagai
antikolesterol. Hasil penelusuran literatur aktivitas antihiperlipidemia buah anggur (Vitis
vinifera L.) dapat dilihat pada Tabel III.4
Tabel III.4 Hasil Penelusuran Literatur Aktivitas Antihiperlipidemia dari Buah Anggur (Vitis
vinifera L.)

Hasil
Bagian Tanaman Metode Ekstraksi Metode Uji Aktivitas Referensi
Kadar Trigliserida Darah (mg/dL)
Kelompok
Kolesterol Total

Buah Anggur 500mg/200gramBB 96,23 ± 1,53 * Orbayinah S et al , 2011


Pre and post test control
group design
Buah Anggur Maserasi etanol 96% 500mg/200gramBB 97,2 Saputra F et al , 2016

Penelitian yang dilakukan oleh Orbayinah et al [42], kelompok ekstrak buah anggur
(Vitis vinifera L.) dosis III yang mengalami penurunan rata-rata kadar trigliserida darah tikus
putis (Rattus norvegicuss) post test paling banyak yaitu mencapai nilai posttest 96,23 ± 1,53
ml/dL dibandingkan dosis II (112,62 ± 2,48 ml/dL) dan dosis I (132,69 ± 3,35 ml/dL). Ekstrak
biji buah V. vinifera dapat menurunkan kadar trigleserida serum dengan mekanisme
menghambat pencernaan dan penyerapan lemak, biji buah V. vinifera mengandung
proantosianidin.
Saputra et al [43] melakukan penelitian mengenai aktivitas antikolesterol ekstrak buah
anggur terhadap penurunan trigliserida tikus putih. Tikus putih dibagi menjadi 5 kelompok
yaitu kelompok K1 (kontrol negatif), K2 (kontrol positif), sedangkan kelompok P1, P2 dan P3
sebagai kelompok perlakuan. Ekstrak dari buah anggur dibuat 3 dosis, yaitu dosis 1 kelompok
perlakuan 1 dibetikan ekstrak anggur 2ml/ekor dengan dosis pemberian 100mg/200gram BB,
dosis 2 kelompok perlakuan 2 diberikan ekstrak anggur 2 ml/ekor dengan dosis pemberian
25mg/200gramBB dan dosis 3 kelompok perlakuan 3 diberikan ekstrak anggur 2ml/ekor
dengan dosis pemberian 500mg/200gram BB. Berdasarkan hasil penelitian kadar kolesterol
kadar trigliserida post test yang artinya pada semua kelompok uji dan antar kelompok kontrol.
Kelompok P3 memiliki kadar trigliserida post test yang paling rendah (97,2 mg/dl)
dibandingkan dengan P2 (135,2 mg. dl) dan P1 (147,4 mg/dl).
Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan ekstrak buah anggur dapat digunakan untuk
menurunkan kadar kolesterol, perbandingan diantara hasil literatur diatas hasil penelitian dari
Orbayinah et al [42] memiliki aktivitas antikolesterol yang baik dibandingkan Saputra et al
[43] karena dapat menurunkan kadar trigliserida hingga 69,42 mg/dl. Dalam ekstrak buah
anggur terdapat kandungan proantosianidin, resveratrol, likopen dan pterostilbene.
Kajian Literatur Golongan Senyawa yang Berperan dalam Aktivitas Efek Farmakologi
Biji dan Buah Anggur (Vitis vinifera L.)

Vol. 2 No. 2 (2022), Hal: 1-4 ISSN: 2828-2116


Kajian Literatur Efek Farmakologi Biji dan Buah Anggur (Vitis vinifera L.) | 7

Anggur merupakan tanaman dari suku Vitaceae yang dilaporkan memiliki senyawa
aktif yang dapat berpotensi sebagai beberapa aktivitas efek farmakologi seperti antibakteri,
antifungi, antikanker, antioksdian dan antikolesterol. Skrining fitokimia atau penapisan
fitokimia dilakukan untuk menguraikan komposisi kandungan kimia golongan senyawa
metabolit sekunder dalam tanaman yang berkhasiat sebagai bahan obat. Penapisan fitokimia
ini adalah tahap seleksi awal sebelum melakukan uji aktivitas agar dapat mengetahui golongan
senyawa kimia yang ada didalam tumbuhan. Uji penapisan fitokimia pada tumbuhan yaitu uji
alkaloid, flavonoid, terpenoid, tanin dan saponin [14]. Hasil dari kajian literatur, senyawa
kimia yang terdapat dalam biji dan buah anggur tertera pada tabel dibawah ini:
Tabel III.5 Hasil Penelusuran Literatur Golongan Senyawa Aktif yang Terkandung
dalam Biji dan Buah Anggur (Vitis vinifera L.)

Golongan Senyawa Metabolit Sekunder Bagian Tanaman Efek Farmakologi

Alkaloid Biji Antifungi


Antibakteri, Antifungi, Antikanker, Antioksidan,
Flavonoid Biji dan Buah
Antikolesterol
Karotenoid Buah Antikolesterol
Saponin Biji dan Buah Antibakteri, Antifungi, dan Antikanker
Tanin Biji dan Buah Antibakteri, dan Antifungi
Terpenoid Biji dan Buah Antibakteri, dan Antifungi

Flavonoid pada tumbuhan berperan memberi warna, rasa pada biji, bunga dan buah
serta aroma [24], serta melindungi tumbuhan dari pengaruh lingkungan, sebagai antimikroba
dan perlindungan dari paparan sinar UV. Flavonoid merupakan kelompok polifenol dan di
klasifikasikan berdasarkan struktur kimia dan biosintesisnya [27]. Flavonoid juga berperan
sebagai antibakteri, antioksidan, antiinflamasi dan antidiabetes. Mekanisme flavonoid sebagai
antibakteri yaitu menghambat pertumbuhan bakteri dengan mendenaturasi protein yang
menyebabkan terhentinya aktivitas metabolisme sel bakteri, dengan terhentinya aktivitas
metabolisme mengakibatkan kematian sel [12,16], flavonoid memiliki aktivitas untuk
menghambat pertumbuhan bakteri dengan merusak membran sel [13].
Flavonoid sebagai antioksidan memiliki mekanisme kerjanya bisa langsung maupun
tidak langsung. Flavonoid sebagai antioksidan secara langsung yaitu dengan mendonorkan ion
hidrogen sehingga dapat menetralisir efek toksik dari radikal bebas. Sedangkan flavonoid
secara tidak langsung dengan meningkatkan sensitifitas antioksidan endogen [22]. Lalu
mekanisme kerja dari flavonoid sebagai antifungi yaitu dengan menyebabkan kerusakan
membran sel sehingga terjadi kebocoran isi sel yang berakibat lisis, yang dapat mengakibatkan
pemasukan bahan atau zat yang diperlukan terganggu sehingga sel membengkak dan pecah
[34]. Serta flavonoid memiliki kemampuan untuk membentuk kompleks dengan protein
ekstrakseluler dan protein terlarut serta membentuk kompleks dengan dinding sel. Flavonoid
memiliki aktivitas sebagai antikanker dengan mekanisme kerja sebagai stomach poiting atau
racun perut. Bila senyawa-senyawa ini masuk kedalam tubuh larva, alat pencernaanya akan
terganggu. Senyawa ini juga menghambat reseptor perasa pada daerah mulut larva, ini
mengakibatkan larva tidak mampu mengenali makanannya sehingga larva mati kelaparan [17].
Flavonoid sebagai antikanker juga menginduksi apoptosis seluler dan menghambat proliferasi,
ini bertindak terutama melalui penghambatan proliferasi sel dan induksi mekanisme apoptosis
[35]. Terakhir yaitu flavonoid memiliki aktivitas sebagai antihiperlipidemia dengan
mekanisme kerja mengurangi kadar plasma dari apolipoprotein B (Apo B) yang terkandung
dalam trigliserida yaitu berupa proatherogenic lipoprotein serta menurunkan (kilomikron di
usus dan VLDL, LDL di hati) dan memperbaiki profil serum kolesterol [5] serta menghambat
akumulasi lipid dalam tubuh, dengan mekanisme menghambat akumulasi lipid melalui 4 jalur

Pharmacy
8 | Kamilia Ayu Khairunnisa et al.

yaitu meningkatkan cAMP, menurunkan lipogenesis, meningkatkan AMP activated protein


kinase (AMPK) dan meningkatkan aktivasi SIRT 1 [33].
Tanin adalah salah satu senyawa aktif metabolit sekunder yang mempunyai beberapa
khasiat seperti astrigen, antidiare, antibakteri dan antioksidan [8]. Pada hasil kajian literatur ini
didapatkan bahwa tanin memiliki aktivitas sebagai antibakteri dan antifungi, mekanisme kerja
tanin sebagai antibakteri yaitu dengan mengerutkan dinding sel sehingga menganggu
permeabilitas sel bakteri [16], menganggu kerja DNA gyrase yaitu enzim yang berperan dalam
replikasi DNA [18]. Sedangkan tanin memiliki aktivitas sebagai antifungi dengan
menghambat sintesis kitin yang digunakan untuk pembentukan dinding sel pada fungi dan
merusak membran sehingga pertumbuhan fungi terhambat [6] dan menghambat aktivitas
enzim glikosiltransferase. Enzim tersebut merupakan enzim yang terdapat pada membran
plasma dan bertanggung jawab untuk konstruksi dinding sel fungi [36].
Saponin merupakan senyawa glikosida, pada tanaman saponin tersebar merata dalam
bagian seperti akar, batang, umbi, daun, bijian dan buah [37]. Struktur saponin bersifat seperti
sabun atau deterjen sehingga saponin disebut surfaktan alami [15]. Dari hasil kajian literatur
diatas didapatkan bahwa saponin memiliki aktivitas sebagi antibakteri, antifungi dan
antikanker. Saponin sebagai antibakteri memiliki mekanisme kerja yaitu menurunkan
tegangan permukaan dinding sel bakteri dan merusak permeabilitas membran yang
menyebabkan kelangsungan hidup sel akan terganggu [7]. Saponin juga melarutkan lipid pada
membran sel bakteri (lipoprotein), sehingga menurunkan tergangan permukaan lipid dan
menyebabkan bakteri lisis hingga mati [29]. Selanjutnya mekanisme kerja sebagai antifungi
yaitu menurunkan tegangan permukaan membran sterol dari dinding sel fungi sehingga
permeabilitas meningkat, mengakibatkan cairan intraseluler yang lebih pekat tertarik keluar
sel sehingga nutrisi, zat metabolisme, enzim dan protein dalam sel keluar dan fungi
mengalami kematian. Mekanisme kerja saponin sebagai antikanker sama seperti flavonoid
yaitu menjadi stomach poiting (racun perut) yang menghambat reseptor perasa dan
menyebabkan larva tidak mengenali makananya dan larva pun mati [19].
Golongan senyawa terpenoid memiliki aktivitas sebagai antibakteri dan antifungi,
mekanisme terpenoid sebagai antibakteri yaitu merusak dinding sel bakteri dengan
mengganggu komponen peptidoglikan sel bakteri. Hal tersebut menyebabkan lapisan dinding
sel mengalami kerusakan, hingga sel bakteri menjadi lisis dan mengalami kematian [16].
Sedangkan aktivitasnya sebagai antifungi memiliki mekanisme kerja yaitu menghambat
pertumbuhan jamur patogen dengan cara merusak organel-organel sel jamur, baik melalui
membran sitoplasma maupun mengganggu pertumbuhan dan perkembangan spora jamur [9]
serta berinteraksi pada protein transmembran pada membran luar dinding sel fungi,
membentuk ikatan polimer yang kuat sehingga menyebabkan protein transmembran rusak.
Protein transmembran yang rusak menyebabkan keluar masuknya senyawa yang akan
mengurangi permeabilitas dinding sel fungi, sehingga mengakibatkan sel fungi kekurangan
nutrisi, pertumbuhan terhambat, dan mati [36].
Alkaloid adalah senyawa metabolit sekunder terbanyak yang memiliki atom nitrogen,
yang ditemukan dalam jaringan tumbuhan dan hewan. Sebagian besar senyawa alkaloid
bersumber dari tumbuh-tumbuhan, terutama angiosperm. Lebih dari 20% spesies angiosperm
mengandung alkaloid [38]. Dari hasil akjian literatur diatas didapatkan bahwa alkaloid
memiliki aktivitas sebagai antifungi dengan mekanisme kerja menganggu komponen
penyusunan dinding sel fungi, sehingga lapisan dinding sel fungi tidak terbentuk utuh dan
menyebabkan kematian sel [36].
Karotenoid merupakan salah satu yang dapat diserap oleh tubuh, namun distribusinya
pada bagian tubuh tidak merata. Proses penyerapan likopen dalam tubuh terjadi bersamaan
dengan lemak. Setelah dicerna oleh lipase pankreas di dalam duodenum dan diemulsi oleh
garam empedu, misel yang mengandung likopen masuk ke dalam mukosa usus melalui difusi
pasif. Setelah dicerna, likopen kemudian dibawa ke dalam aliran darah melalui sistem
limfatik, awalnya dalam VLDL (very low-density lipoproteins) kemudian dalam LDL (low
density lipoproteins) dan HDL (high density lipoproteins). Pendistribusian likopen ke dalam
jaringan tubuh terutama melalui LDL yang tingkat penyerapan tertinggi.

Vol. 2 No. 2 (2022), Hal: 1-4 ISSN: 2828-2116


Kajian Literatur Efek Farmakologi Biji dan Buah Anggur (Vitis vinifera L.) | 9

Mekanisme kerja karotenoid dalam mencegah penyakit kronis dan generatif ada dua.
Pertama kerja oksidasi, karotenoid bereaksi dengan radikal bebas peroksil atau hidroksil yang
terbentuk dari hidroperoksida yang berasal dari lipid, sehingga tidak lagi berbahaya untuk
tubuh. Karotenoid mengurangi kerusakan oksidasi pada lipid (membran lipid dan lipoprotein),
protein, dan DNA. Kedua kerja non oksidasi, likopen memperbaiki komunikasi antarsel,
pengaturan fungsi gen, modulasi hormon metabolisme karsinogen dan jalur metabolik
termasuk fase II drug-metabolizing enzymes yang semuanya akan menyebabkan penurunan
risiko penyakit kronis termasuk jantung. Flavonoid pada tumbuhan berperan memberi warna,
rasa pada biji, bunga dan buah serta aroma [24], serta melindungi tumbuhan dari pengaruh
lingkungan, sebagai antimikroba dan perlindungan dari paparan sinar UV.

D. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelusuran literatur dapat disimpulkan bahwa ekstrak biji dan buah
anggur (Vitis vinifera L.) memiliki aktivitas farmakologi sebagai antibakteri, antifungi,
antikanker, antioksidan dan antihiperlipidemia serta mengandung senyawa alkaloid, flavonoid,
karotenoid, saponin, tanin dan terpenoid.

Acknowledge
Terimakasih kepada dosen pembimbing dan seluruh pihak yang telah membantu dan
mendukung saya sehingga dapat mengerjakan penelitian ini dengan sebaik-baiknya.

Daftar Pustaka

[1] [1] Agustiani, D., Kharisma, Y., & Romadhona, N. (2017). Efek Antibakteri
Ekstrak Air Buah Pepaya (Carica papaya L.) Muda terhadap Lactobacillus
acidophilus. Bandung Meeting on Global Medicine & Health (BaMGMH), Vol. 1, 12-
17.
[2] [2] Badet, C., & Thebaud, N. (2008). Ecology of Lactobacilli in the Oral Cavity.
The Open Microbiology Journal, 38-48.
[3] [3] Barel, A., Paye M, & Maibach H.I. (2010). Handbook of Cosmetic Science and
Technology. Boca Raton: CRC Press.
[4] [4] Baydar, N. G., Ozkan, G., & Sagdic, O. (2004). Total phenolic contents and
antibacterial activities of grape (Vitis vinifera L.) extract. Food Control 15, 335-339.
[5] [5] Blade, C., Arola, L., & Salvado, M. (2010). Hypolipidemic effects of
proanthocyanidins and their under lying biochemical and molecular mechanisms. Mol.
Nutr. Food Res, 37-59.
[6] [6] Christoper, W., Natalia, D., & Rahmayanti, S. (2017). Uji Aktivitas Antijamur
Ekstrak Etanol Umbi Bawang Dayak (Eleutherine americana (Aubl.) Merr. Ex K.
Heyne.) terhadap Trichophyton mentagrophytes secara In Vitro. Jurnal Kesehatan
Andalas, 685-689.
[7] [7] Cowan, M. (1999). Plant products as antimicrobial agents. Clinical
Microbiology Reviews, 564-582
[8] [8] Desmiaty, Y. (2008). Penentuan Jumlah Tanin Total pada Daun Jati Belanda
(Guazuma ulmifolia Lamk) dan Daun Sambang Darah (Excoecaria bicolor Hassk.)
Secara Kolorimetri dengan Pereaksi Biru Prusia. Ortocarpus.Vol 8, 106-109.
[9] [9] Dewi , S., Asseggaf, S. N., Natalia, D., & Mahyarudin. (2019). Efek Ekstrak
Etanol Daun Kesum (Polygonum minus Huds.) sebagai Antifungi terhadap
Trichophyton rubrum. Jurnal Kesehatan Andalas, 198-203
[10] [10] FAO and OIV. (2016). FAO-OIV FOCUS 2016: Table and dried grapes. Italia:
Food and Agriculture Organization of the United Nations and the International
Organisation of Vine and Wine.
[11] [11] Firdaus, N. Z., Alda, A. A., & Gunawan, I. S. (2020). POTENSI KANDUNGAN
BIJI ANGGUR DALAM MEMPERCEPAT PENYEMBUHAN LUKA. Jurnal Penelitian
Pharmacy
10 | Kamilia Ayu Khairunnisa et al.

Perawat Profesional Volume 2 Nomor 2, 139-146.


[12] Fitriah, Mappiratu, & Prismawiranti. (2017). Uji aktivitas antibakteri ekstrak daun
tanaman johar (Cassia siamea Lamk.) dari beberapa tingkat kepolaran pelarut. Jurnal
Riset Kimia, 249.
[13] Gorniak, I., Bartoszewski, R., & Kroliczewski, J. (2019). Comprehensive review of
antimicrobial activities of plant flavonoids. Phytochemistry , 241-272
[14] Hanani, E. (2016). Analisis Fitokimia. Jakarta: Buku Kedokteran EGC
[15] Hawley, T., & Hawley , R. (2004). Flow Cytometry Protocols. Amerika: Humana Press.
[16] Ibrahim, A., & Kuncoro. (2012). Identifikasi metabolit sekunder dan aktivitas
antibakteri ekstrak daun sungkai (Peronema canescens Jack) terhadap beberapa
bakteri patogen. Journal of Tropical Pharmacy and Chemistry, 8-18
[17] Jalianto. (2015). Uji aktivitas anti jamur ekstrak etanol biji buah langsat (Lansium
domesticum Corr.) terhadap jamur Candida albicans secara in vitro. Jurnal Mahasiswa
Kedokteran Untan. 5(1):, 10-17.
[18] Khameneh, B., Iranshahy, M., Soheili, V., & Bazzaz , B. (2019). Review on plant
antimicrobials: A mechanistic viewpoint. Antimicrobial Resistance and Infection
Control, 1-28.
[19] Lenny, S. (2006). Senyawa flavonoida, fenilpropanoida dan alkaloida. Medan:
Universitas Sumatera Utara.
[20] Lingga, A. R., Pato, U., & Rossi, E. (2016). UJI ANTIBAKTERI EKSTRAK BATANG
KECOMBRANG (Nicolaia speciosa Horan) TERHADAP Staphylococcus aureus DAN
Escherichia coli. JOM Faperta Vol. 3, 1-15.
[21] Margono, A., Angellina, A. N., & Suprastiwi, E. (2017). The Effect of Grape Seed
Extraction Irrigation Solution towards Cleanliness the Smear Layer On Apical Third of
the Root Canal Wall. Journal of International Dental and Medical Research, 244-247.
[22] Maulida, W., Fadraersada, J., & Rijai, L. (2016). ISOLASI SENYAWA ANTIOKSIDAN
DARI DAUN PILA – PILA (Mallotus paniculatus). Prosiding Seminar Nasional
Kefarmasian Ke-4, 384-390.
[23] Meyer, B., Ferrigni, N., Putnam, J., Jacobsen, L., Nichols, D., & McLaughlin, J. (1982).
Brine Shrimp: A Convenient General Bioassay for Active Plant Constituents. Journal of
Medicinal Plant Research, 31-34.
[24] Mierziak , J., Kostyn, K., & Kulma, A. (2014). Flavonoids as important molecules of
plant interactions with the environment. Mol. Basel Switz. 19, 16240-16265.
[25] Mishra, A., Sharma, A. K., Kumar, S., Saxena, A. K., & Pandey, A. K. (2013).
Research Article: Bauhinia variegata Leaf Extracts Exhibit Considerable Antibacterial,
Antioxidant and Anticancer Activities. BioMed Research International, vol 2013, 1-10.
[26] Perumalla, A., & Hettiarachchy, N. S. (2011). Green tea and grape seed extracts —
Potential applications in food safety and quality. Food Research International, 827-839.
[27] Seleem , D., Pardi, V., & Murata, R. (2017). A diverse group of natural compounds with
anti-Candida albicans activity in vitro. Arch. Oral Biol, 76-83.
[28] Simonetti, P., Ciappellano, S., Gardana, C., Bramati, L., & Pietta, P. (2002).
Procyanidins from Vitis vinifera Seeds: In Vivo Effects on Oxidative Stress. J. Agric.
Food Chem, 6217-6221.
[29] Syafriana, V., Ningsih, W., & Wahidin. (2019). Uji aktivitas antibakteri metanol daun
hijau tanaman pucuk merah (Syzygium myrtifolium Walp.) terhadap Pseudomonas dan
Staphylococcus epidermidis. Jakarta: Universitas Pancasila.
[30] Syafriana, V., Hamida, F., Damayanti, R., & Nanda, E. V. (2020). Aktivitas Antibakteri
Ekstrak Biji Anggur (Vitis vinifera L.) terhadap Streptococcus pyogenes. Sainstech
Farma Vol 13 No.1 Januari 2020, 40-44.
[31] SYAFRIANA, V., HAMIDA, F., NANDA, E. V., LAILI, N., & ASLAMIYAH. (2020).
Aktivitas Antibakteri Ekstrak N-Heksana dan Etanol Biji Anggur terhadap

Vol. 2 No. 2 (2022), Hal: 1-4 ISSN: 2828-2116


Kajian Literatur Efek Farmakologi Biji dan Buah Anggur (Vitis vinifera L.) | 11

Staphylococcus epidermidis dan Propionibacterium acnes. Prosiding Seminar Nasional


Biologi di Era Pandemi COVID-19, 22-30.
[32] Syafriana, V., Hamida, F., Puspita, D., Haryani, F., & Nanda, E. V. (2020). AKTIVITAS
ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL BIJI ANGGUR TERHADAP Malassezia furfur DAN
Trichophyton mentagrophytes. BIOMA 16 (1), 2020, 21-30.
[33] Szkudelska , K., & Szkudelski, T. (2010). European Journal of Pharmacology, 1-8.
[34] Titis, M., Fachriyah, E., & Kusrini, D. (2013). Isolasi, Identifikasi dan Uji Aktifitas
Senyawa Alkaloid Daun Binahong (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis). Chem. Info.,
1 (1), 196-201.
[35] Unusan, N. (2020). Proanthocyanidins in grape seeds: An updated review of their
health benefits and potential uses in the food industry. Journal of Functional Foods, 67.
[36] Verhaegen, J., Engback, K., Rohner , P., Piot, P., & Heuck, C. (2011). Prosedur
Laboratorium Dasar Untuk Bakteriologi Klinis. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
[37] Vinken, J., Heng , L., De Groot, A., & Gruppen, J. (2007). Saponins, classification and
occurrence in the plant kingdom. Phytochem, 275-297.
[38] Wink, M. (2008). Ecological Roles of Alkaloids (Eds.) Modern Alkaloids, Structure,
Isolation Synthesis and Biology. Jerman: Wiley-VCH Verlag GmbH & Co. KgaA.
[39] FADHILA, S. I. (2021). UJI TOKSISITAS DAN KARAKTERISASI ISOLAT DARI
FRAKSI ETIL ASETAT BIJI ANGGUR BALI (Vitis vinifera L. Var. Alphonso Lavallee)
DENGAN LC-MS/MS. Malang: UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA
MALIK IBRAHIM.
[40] Li, W., Ma, J., Ma, Q., Li, B., Han, L., Liu , J., . . . Wu, E. (2013). Resveratrol Inhibits
the Epithelial-Mesenchymal Transition of Pancreatic Cancer Cells Via Suppression of
the PI-3K/Akt/NF-κB Pathway. Curr Med Chem. 2013 ; 20(33):, 1-18.
[41] Gustandy, M., & Soegihardjo, C. (2013). UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN
MENGGUNAKAN RADIKAL 1,1-DIFENIL-2-PIKRILHIDRAZIL DAN 44
PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL FRAKSI ETILASETAT EKSTRAK
ETANOL BUAH ANGGUR BALI (Vitis vinifera L.). JURNAL FARMASI SAINS DAN
KOMUNITAS, November 2013 Vol. 10 No. 2, 109-117.
[42] Orbayinah, S., & Permana, K. E. (2011). Pengaruh Ekstrak Buah Anggur Merah (Vitis
vinifera L) terhadap Kadar Trigliserida Darah Tikus Putih (Rattus novergicuss).
Mutiara Medika Vol. 11 No. 3, 175-180.
[43] Saputra, F., Sutrisna, E., & Nurhayani. (2016). UJI EFEK EKSTRAK ETANOL 96%
ANGGUR MERAH (Vitis vinifera) TERHADAP PENURUNAN KADAR
TRIGLISERIDA PADA TIKUS PUTIH (Rattus Novergicus) YANG DIINDUKSI
TRITON X-100. Biomedika, Volume 8 Nomor 2, Agustus 2016, 31-38.

Pharmacy

You might also like