You are on page 1of 20
PANDUAN BUDAYA KESELAMATAN RUMAH SAKIT MITRA SIAGA TEGAL Nomor : 036.4/SK-RSMS/1/2022 MITRASIAGA Melayani Dengan Ketulusan Hati ‘A Pala Raya $4 Tegal, Jawa engab | (0283) 322 $50, Fas (0283) 351 518, | rsmseyal@gmailcom | www mitrasiagn.o id WwW MITRASIAGA SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT MITRA SIAGA, Nomor : 036.4/SK-RSMS/1/2022 Tentang PANDUAN BUDAYA KESELAMATAN DI RUMAH SAKIT MITRA SIAGA Menimbang a Balwa untuk mewajudkan good coorporate governance dan good clinical governance di Rumah Sakt Mitra Siagn, maka perlu adaya pelaksanaan kepiatan penyelenggaraan today keselamatan yang optimal di Rumah Sakit Mitra Saga; Bawa sebagaimana maksud poin a dates perks adanya Panduan Budaya Keseamatan sebagai landesan terwujudaye keselamatan asin, sumber daya manusia, sarana prasarana di Rumah Sakit Mita Siags, Bahwa untuk maksud sebagaimana poin a dan b diats, perluditetapkan dengan Surat Keputusan Direktur, Menginga 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009, Tentang Kesehatan, 2 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009, Tentang Rumah Sakit; 3, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014, Tentang Tenaga Kesehatan; 44. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 77 Tahun 2015, Tentang Pedoman Organisesi ‘Rumah Saki 5, Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1 Tahun 2017 Tentang Keselamatan Pasien, 6 Peraturan Pemerinah Nomor 47 Tahun 202] Tentang Penyelenggaraan Bidang Perumahsakitan; 7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 03 Tahun 2020 Tentang Klasifikasi Dan Perizinan Rumah Sakit, 8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 14 Tahun 2021 Tentang Standar Kegiatan Usaha Dan oduk Pada Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko Sektor Kesehatan 9. Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, Nomor : C-31498 HT01.01 Tahun 2004, Tanggal 29 Desember 2004, Tentang Pengesahan Akta Pendirian Perseroan Terbatas; 10, Surat Keputusan Direktur Utama PT. Texin Permata Husada Nomor » 008/SK- ‘TPH/XI12017 Tanggal . 22 Desember 2017 Tentang Hospital Bylaws Rumah Sakit Mitra Siaga, MEMUTUSKAN Menetapkan Pertama Panduan Budaya Keselamatan Di Rumah Sakit Mitra Siaga; Kedua + Panduan Budaya Keselamatan sebagai acuan dalam pelaksanaan Kegiatan program keselamatan pasien di RS. Mitra Siaga Ketign + Surat Keputusan Direktur Nomor : 022.1 19/SK-RSMS/IV/2018 tentang Panduan Budaya Keselamatan sudah tidak diberlakukan sejak keputusan ini dtetapkan, Keempat : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetepkan dan akan dievaluasi setiap 2( dua ) tahun, Kelima + Apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan, maka akan dilakukam perbaikan sebagaimar Ditetapkan di: Tegal Pada tanggal 12 Januari 2022 RUMAH SAKIT MITRA SIAGA Direktur, iAH SAKIT MITRA SIAGA Wahyu Heru Ti NIP. 205.30.08.63.000 Tembusan ! Salinan Keputusan ini disampaikan Kepada Yth 1. Direktur Utama PT. Texin Permata Husada (sebagai pemberitahuan), di Tegal 2. Pertinggal PACE CERT Panduan Budaya Keselamatan No.SK :036.4/SK-RSMS1V/2022 DAFTAR ISI SK Panduan Budaya Keselamatan BAB Lesnccciscac PENDAHULUAN.. BABII RUANG LINGK' BAB IIL... KEBLJAKAI BABIV.... . TATA LAKSANA., ee anak RN 18 18 1]RSMS Panduan Budaya Keselamatan No.SK :036.4/SK-RSMS1/2022 A. Latar Belakang Budaya Keselamatan di rumah sakit dapat diartikan sebagai sebuat lingkungan kolaboratif yang menekankan pada perilaku senua staf yang menekankan pada keselamatan pasien, petugas, sarana prasarana dan lingkungan, Semua pemberi pelayanan di Rumah Sakitmemperlakukan satu sama lain secara hormat dengan melibatkan serta memberdayakan pasien dan keluarga, Pimpinan mendorong semua staf bekerja sama dalam satu kesatuan tim yang efektif, professional, dna mengutamakan keselamatan pasien. Budaya keselamatan mencerminkan pola perilaku individu maupun kelompok yang didasari atas nilai-nilai kemanusiaan, etika dan profesionalisme. Didalam pelaksaan budaya keselamatan memerlukan komitmen dari semua perilakuserta kemampuan manajemen di dalam pengelola semua potensi yang ada menuju kepada suatu pelayanan paripurna yang bercirikan komunikasi efektif, pelayanan yang kolaboratif dan terintegrasi dalam semua kegiatan rumah sakit Dengan udaya keselematan maka mutu pelyanan rumah sakit akan menigkat baik kwantitas maupun kwalitas sesuai dengan perkembangan tuntutan masyarakat. Hal-hal yang penting menuju budaya keselamatan, adalah adanya 1. Kebijakan 2. Pedoman 3. SPO 4. Komitmen, kolaborasi dan integrasi B. Pengertian 1. Budaya keselamatan di rumah sakit dapat diartikan sebagai berikut, sebuah lingkungan kolaboratif yang menekankan pada perilaku staf yang menekan kan pasa keselamtan pasien, petugas, sarana prasarana dan lingkungan, Budaya keselamtan juga merupakan hasil dari nilai-nilai, sikap, persepsi, komitmen terhadap keselamatan, serta kemampuanmanajemen rumah sakit, dicirikan dengan komunikasi yang berdasarkan rasa saling percaya, dengan persepsi yang sama tentang pentingnya keselamatan dan dengan keyakinan akan manfaat langkah-langkah pencegahan, 2. Keselamatan pasien adalah sebagai layanan yang tidak mencederai dan merugikan pasien ‘ataupun sebagai suatu system dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman, Sistem tersebut meliputi penilaian risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan keselamatan pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko. 3. Aspek Keselamatan Petugas adalah upaya rumah sakit untuk memberikan jaminan keschatan dan keselamatan kerja dan meningkatkan derajat keschatan dengan cara pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja, pengendalian bahaya ditempat kerja, promosi kesehatan, pengobatan dan rehab 4. Aspek Keselamatan lingkungan adalah upaya rumah sakit untuk memberikan jaminan keselamatan lingkungan kerja 2|RSMS Panduan Budaya Keselamaian No.SK :036.4/SK-RSMS 1/2022 5. Budaya Organisasi adalah suatu pola keyakinan, nilai-nilai perilaku, norma-norma yang disepakati/diterima dan melingkupi semua proses schingga membentuk bagaimana seseorang berperilaku dan bekerja sama. Budaya organisasi merupakan kekuatan yang sangat besar dan sesuatu yang tetap ada walaupun terjadi perubahan tim dan perubahan personal, C. Tujuan 1, Tujuan umum tercapainya keselamatan : a) Pasien dan keluarga b) Petugas ¢) Sarana dan Prasarana 4) Lingkungan 2. Tujuan Khusus a) Tercapainya keselamatan pasien di IGD, Ruang rawat jalan, ICU, ruang rawat inap, Kamar Operasi, Hemodialisa dan unit-unit lainya yang ada di Rumah Sakit Mitra Siaga b) Tercapainya keselamatan seluruh petugas atau karyawan di Rumah Sakit Mitra Siaga. ©) Tercapainya keselamatan sarana prasarana di rumah sakit 4d) Tercapainya keselamatan lingkungan di rumah sakit dan sekitar rumah sakit 3|RSMS Panduan Budaya Keselamatan No.SK :036.4/SK-RSMS1/2022 BABII RUANG LINGKUP A. RUANG LINGKUP BUDAYA KESELAMATAN 1. Pasien dan keluarga yang mendapatkan pelayanan di rumah sakit. 2 Sumber daya manusia adalah seluruh karyawan rumah sakit dan pihak lain yang, bekerja sama dengan rumah sakit. 3, Sarana prasarana adalah semua sarana medis , penunjang medis dan non medis. 4, Lingkungan adalah lingkungan fisik dan non fisik Program Budaya Keselamatan Program budaya keselamatan rumah sakit mencakup 1. Perilaku memberikan pelayanan yang aman secara konsisten untuk mencegah terjadinya kesalahan pada pelayanan berisiko tinggi 2. Perilaku dimana individu dapat melaporkan kesalahan dan insiden tanpa takut ikenakan sanksi atau teguran dan diperlakukan secara adil ( just culture ) 3. Kerjasama tim dan koordinasi untuk menyelesaikan masalah keselamatan pasien. 4, Komitmen pimpinan rumah sakit dalam mendukung staf seperti waktu kerja para staf,pendidikan, metode yang aman untuk melaporkan masalah dan hal lainnya untuk menyelesaikan masalah keselamatan. 5. Indentifikasi dan mengenali masalah akibat perilaku yang tidak diinginkan (perilaku sembrono). 6. Evaluasi budaya secara berkala dengan metode seperti kelompok focus diskusi (FGD), wawancara dengan staf dan analisa data. 7. Mendorong kerjasama dan membangun sistem, dalam mengembangkan budaya perilaku yang aman. 8 Menanggapi perilaku yang tidak diinginkan pada semua staf pada semua jenjang i rumah sakit, termasuk manajemen, staf adminiastrasi, staf klinis dan non klinis, representasi pemilik. LANDASAN HUKUM. ‘Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009, Tentang Kesehatan; 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009, Tentang Rumah Sakit; 3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014, Tentang Tenaga Kesehatan; 4. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor : 77 Tahun 2015, Tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit; 5. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Bidang Perumahsakitan; 6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Nomor 1438/Menkes/Per/IX/2010 tentang Standar Pelayanan Kedokteran: 7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 03 Tahun 2020 Tentang Klasifikasi Dan Perizinan Rumah Sakit; 8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11 tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit; 9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 14 Tahun 2021 Tentang Standar Kegiatan ‘Usaha Dan Produk Pada Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko Sektor Kesehatan; 4|RSMS EEE, Panduan Budaya Keselamatan No.SK :036.4/SK-RSMS1/2022 10. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 66 tahun 2016 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit 11, Surat Keputusan Direktur Utama PT. Texin Permata Husada Nomor : 004/SK- ‘TPH/V/2022, tanggal 18 Mei 2022 Tentang Revisi Hospital ByLaws Rumah Sakit Mitra Siaga; 12. Surat Keputusan Direktur Utama PT. Texin Permata Husada Nomor : 005/SK- ‘TPH/V1/2022, tanggal 11 Juni 2022 Tentang Perubahan Kedua Atas Keputusan Direktur Utama PT. Texin Permata Husada Nomor 001/SK-TPH/VIL/2019 ‘Tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Mitra Siaga; SIRSMS Panduan Budaya Keselamatan No.SK :036.4/SK-RSMS1/2022 BAB IIL KEBIJAKAN 1. Direktur RS menciptakan dan mendukung budaya keselamatan di seluruh area di RS sesuai peraturan perundang-undangan 2. Direktur RS mendorong staf klinis pemberi asuhan bekerja sama dalam tim yang efektif dan mendukung proses kolaborasi interprofesional dalam asuhan berfokus pada pasien. 3. Keselamatan dan mutu berkembang dalam suatu lingkungan yang mendukung kerjasama dan rasa hormat terhadap sesama, tanpa melihat jabatan mereka dalam rumah sakit. 4, Direktur RS menunjukkan komitmennya tentang budaya keselamatan dan medorong budaya keselamatan untuk seluruh staf RS. 5. Seluruh staf bertanggung jawab mendukung budaya keselamatan dan menghindari perilaku yang tidak mendukung budaya keselamatan seperti a) Perilaku yang tidak layak (Inappropriate), seperti kata-kata atau bahasa tubuh yang merendahkan atau menyinggung perasaan sesama staf, misalnya mengumpat, memaki b) perilaku yang mengganggu (disruptive) antara lain perilaku tidak layak yang dilakukan secara berulang. c)_bentuk tindakan verbal atau non verbal yang membahayakan atau mengintimidasi staf lain, “celetukan maut” adalah komentar sembrono didepan pasien yang berdampak menurunkan kredibilitas staf klinis lain, contoh mengomentari negatif hasil tindakan atau pengobatan staf lain didepan pasien. 4) perilaku yang melecehkan (harassment) terkait dengan ras, agama, suku termasuk gender; pelecehan seksual. 6. Hal penting menuju budaya keselamatan: a) staf rumah sakit mengetahui bahwa kegiatan operasional rumah sakit berisiko tinggi dan bertekad untuk melaksanakan tugas dengan konsisten serta aman, ) regulasi serta lingkungan kerja mendorong staf tidak takut mendapat hukuman bila membuat laporan tentang kejadian tidak diharapkan dan kejadian nyaris cedera ¢) direktur rumah sakit mendorong tim keselamatan pasien melaporkan insiden keselamatan pasien ke tingkat nasional sesuai dengan peraturan perundang- undangan 4) mendorong kolaborasi antarstaf klinis dengan pimpinan untuk mencari penyelesaian masalah keselamatan pasien. 7. Survey budaya keselamatan pasien di RS, Mitra Siaga dilakukan 1 kali dalam setahun oleh Komite Mutu dan Keselamatan Pasien ; Sub Keselamatan Pasien. Survey dilakukan kepada seluruh karyawan RS. Mitra Siaga. 9. Survey Survei mengacu kepada pedoman Survei Budaya Keselamatan Pasien Rumah Sakit (Hospital Survei on Patient Safety Culture),dikeluarkan oleh AHRQ (American Hospital Research and Quality), didesain untuk mengukur opini staf rumah sakit mengenai isu keselamatan pasien, medical errors, dan pelaporan insiden. Survei ini terdiri atas 42 item yang mengukur 12 dimensi keselamatan pasien Program Budaya Keselamatan, 10. KMKP menganalisa hasil survei dengan cara: a) Membandingkan capaian antar profesi b) Membandingkan capaian dengan tahun sebelumnya 6|RSMS Panduan Budaya Keselamatan No.SK :036.4/SK-RSMS1/2022 11, Populasi penelitian ini adalah seluruh karyawan di RS. Mitra Siaga terdiri dari dokter, perawat dan staf lain di rumah sakit yang tidak kontak langsung dengan pasien tetapi mempunyai dampak perawatan pasien. 12. Teknik sampling menggunakan proportionate stratified random sampling, sampel yang diperoleh lebih representatif dari pada sampel yang diperoleh dengan sampling acak yang sederhana dengan jumlah yang sama bagi setiap kategori. 13, Besar sampel menggunakan tabel isaac michael dengan « 5%. Teknik analisis data pada survei ini berupa analisis deskriptif, yaitu suatu teknik untuk mengungkap dan ‘memaparkan pendapat dari responden berdasarkan jawaban dari instrumen penelitian yang telah diajukan. Dari data yang telah terkumpul kemudian dilakukan analisis data secara deskriptif yaitu dengan cara memaparkan secara objektif dan sistematis situasi yang ada dilapangan, 14, KMKP memberikan laporan hasil pengukuran dipresentasikan kepada pimpinan setiap tahun 15, Simpulan dan rekomendasi hasil survey di tindaklanjuti oleh pimpinan dan pimpinan unit kerja, 16. Monitoring evaluasi dilakukan oleh wakil direktur, manajer, kepala unit dengan KMKP. 7|RSMS Panduan Budaya Keselamatan No.SK :036.4/SK-RSMS 1/2022 BABIV TATA LAKSANA A, SURVEY BUDAYA KESELAMATAN RUMAH SAKIT 1. PRINSIP UMUM a) Aspek Keselamatan Pasien 1 2. 3 6 1. Memperoleh layanan yang manusiawi, adil jujur, dan tanpa diskriminasi Mendapat layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakitnya yang diderita termasuk data medisnya. ‘Mendapatkan informasi yang meliputi prosedur dan tata cara tindakan ‘medis, tujuan tindakan medis risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi, dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan. Memperoleh persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya. Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan dirumah sakit. Menerapkan budaya keselamatan pasien. b) Aspek Keselamatan Petugas 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) Memeriksa kesehatan petugas ( berkala,khusus) Menyediakan alat pelindung diri dan keselamatan kerja Menciptakan lingkungna kerja yang hyegienis secara teratur, melalui monitoring ~ Lingkungan kerja dari hazard yang ada - Melaksanakan surveilans kesehatan pekerja Staf terbebas dari perilaku yang tidak layak ( inappropriate ) seperti kata-kata yang merendahkan atau menyinggung perasaan staf missal ‘mengumpat, memaki, body shaming dll Staf terbebas dari perilaku yang mengganggu ( disruptive ) antar lain perilaku tidak layak yang dilakuka secara berulang , bentuk tindakan verbal atau non verbal yang membahayakan atau mengintimidasi staf lain, atau komentar yang berdampak menurunkan kredibilitas staf linis lain missal : mengomentasi hasil tindakan atau pengobatan staf Jain didepan pasien. Perilaku yang melecehkan ( harassment ) terkait dengan ras, agama dan suku termasuk gender Pelecehan seksual c) Aspek Keselamatan Sarana Prasarana 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) ‘Ada daftar inventaris alat medis dan non medis Alat medis diinveksi secara teratur ( dikalibrasi ) Peralatan medis di uji coba sejak baru & sesuai umur, penggunaan & rekomendasi pabrik. ‘Ada program pemeliharaan preventif ( jadwal pemeliharaan internal ) ‘Tenaga yang kompeten menggnakan alat medis dan non medis Air bersih dan listrik tersedia dalam 24 jam Kualitas air di monitoring secara teratur 8IRSMS Panduan Budaya Keselamatan No.SK :036.4/SK-RSMS1/2022 8) Merencanakan sumber darurat untuk listrik dan air ( Mou dengan PDAM, genset dll ) 4d) Aspek Keselamatan lingkungan Rumah sakit melakukan identifikasi dan pencegahan terhadap bahaya lingkungan, bahaya potensial yang mungkin terjadi : 1) Faktor biologis ( virus, bakteri , jamur ) 2) Faktor kimia ( gas medis , gas anestesi ) 3) Faktor ergonomi ( cara duduk yang salah, mengangkat pasien yang salah dll ) 4) Faktor Fisik ( subu, cahaya, bising, listrik, getaran dan radiasi ) 5) Faktor psikososial ( hubungan antar staf / atasan, bekerja shift ) 6) Kebakaran 7) Risiko keamanan ( pencurian, kekerasan fisik ) 8) Kebanjiran 9) Gempa Bumi 10) Area bebas rokok 11)Saluran limbah umum dan limbah medis terpisah dan tertutup 12)Tempat sampah tersedia dilingkungan rumah sakit 13)Rumah sakit bebas dari hewan ( tikus, kucing,kesoa dil) 14)Lantai tidak licin, mudah dibersihkan 15) Tersedia fasilitas pemadam kebakaran 16) Tersedia CCTV pada area yang berisiko keamanna dan keselamatan (lingkungan terpencil, ruang bayi, ruang anak-anak) 17)Pemberian identitas pasa semua staf, pasien, pengunjung ( penunggu pasien, tamu, vendor ) 2. SISTEM PELAPORAN Sistem pelaporan sangat vital di dalam pengumpulan informasi sebagai dasar analisa dan penyampaikan rekomendasi. Pelaporan budaya keselamatan rumah sakit dilakukan dengan menjamin kerahasiaan dan menjamin tidak ada dampak terhadap yang melaporkannya dan dijelaskan pada SPO pelaporan budaya keselamatan rumah sakit. Pelaporan budaya keselamatan pasien dijelaskan pada panduan tersendiri (Panduan pengukuran budaya keselamatan pasien) dengan penjelasan: a. Sistem pelaporan insiden secara internal (Iokal) maupun eksternal (nasional). Kegiatan yang dilaksanakan Rumah Sakit: laporan internal sampai pada pemilik, melaporkan insiden secara nasional ke Komite Nasional Keselamatan Pasien (KNKP). b. Pelaporan Budaya keselamatan setiap bulan pada Direktur melalui Setiap kepala Unit atau ruang wajib membuat laporan budaya keselamatan pada Direktur melalui Ka,SuBag HUKMAS, yang dilanjutkan pada Komite Etik Rumah Sakit untuk dilakukan telaah dan tindak lanjut. 3. PENGENDALIAN MUTU Indikator mutu budaya keselamatan a. Kepatuhan penandaan lokasi operasi b. Kepatuhan pemasangan tanda risiko jatuh 9|RSMS mor re me ae Panduan Budaya Keselamatan No.SK :036.4/SK-RSMS1/2022 Tidak terjadi medication error Kepatuhan identifikasi pasien Kepatuhan cuci tangan Kepatuhan pelaporan insiden Emergency respon time (waktu tanggap pelayanan gawat darurat <5 menit. Kepatuhan penggunaan APD ‘Tidak adanya SIP/STR yang kadaluarsa Ketepatan waktu pelaksanaan kalibrasi alat medi Ketepatan waktu pemeliharaan alat-alat non medis, Budaya ceklist dalam supervisi berjenjang. - Mencegah supaya tdk terjadi risiko (OK, GIZI, CSSD) = Untuk melakukan monitoring dan evaluasi (ceklist 5 K) Budaya pelaporan, pengumpulan data, analisa dan membuat rencana tindak Janjut B. SURVEY BUDAYA KESELAMATAN Survei Budaya Keselamatan Pasien Rumah Sakit menggunakan kuesioner yang dikeluarkan oleh AHRQ (American Hoaspital Research and Quality) Survei ini terdiri atas 42 item yang mengukur 12 dimensi keselamatan pasien. Instrumen ini terdiri atas 42 item pertanyaan dalam 12 aspek keselamatan pasien yang menilai persepsi karyawan mengenai: a, Persepsi Budaya keselamatan pasien level unit kerja: 7 aspek dengan 24 item pertanyaan ~ Ekspektasi & tindakan Supervisor / Manajer, dalam mengembangkan budaya Keselamatan Pasien ~ Pembelajaran Organisasi — Continous Improvement - Tim kerja dalam Unit di Rumah sakit ~ Keterbukaan Komunikasi - Umpan Balik/Feedback dan komunikasi tentang error ~ Respon tidak menghukum terhadap error - Ketenagaan / Staffing b. Persepsi Budaya keselamatan pasien level manajemen rumah sakit: 3 aspek dengan 11 item ~ Dukungan Manajemen RS untuk Keselamatan Pasien - Teamwork di Unit RS - Transisi dan Handoff di RS ¢. Outcome keselamatan pasien : 4 aspek dengan 9 item - Persepsi Keselamatan Pasien secara umum - Frekuensi Pelaporan Insiden ~ Level Keselamatan Pasien (dari Unit di RS) - Jumlah pelaporan Kejadian Survei mengandung dua pertanyaan kepada responden mengenai tingkat budaya keselamatan di unit kerja masing-masing dan banyaknya jumlah insiden yang telah mereka laporkan selama satu tahun terakhir. Sebagai tambahan, responden juga ditanya mengenai latar belakang responden (unit kerja, masa kerja, apakah mereka berinteraksi langsung dengan pasien atau tidak) 1O/RSMS Panduan Budaya Keselamatan No SK :036.4/SK-RSMS1/2022 3. Dimensi Budaya Keselamatan Pasien dan Definisi Dimensi Budaya Keselamatan Definisi Komunikasi terbuka ‘Staf bebas berbicara ketika mereka melihat sesuatu yang berdampak negatif bagi pasien dan bebas ‘menanyakan masalah tersebut kepada atasan ‘Komunikasi dan Umpan Balik ‘mengenai insiden ‘Staf diber informasi mengenai insiden yang terjadi, dilberi umpan balik mengenai implementasi perbaikan, ddan mendiskusikan cara untuk mencegah kesalahan Frekuensi pelaporan insiden 1. Kesalahan dengan tipe berikut ini dilaporkan Kesalahan diketahui dan dikoreksi sebelum ‘mempengaruhi pasien 2. kesalahan tanpa potensi cedera pada pasien 3. kesalahan yang dapat mencederai pasien tetapi tidak terjadi Handofis dan Transisi Tnformasi mengenai pasien yang penting dapat dikomunikasikan dengan baik antar unit dan antar shift. Dukungan manajemen ‘Manajemen rumah sakit mewajudkan iklim bekerja yang untuk keselamatan pasien | mengutamakan kesclamatan pasien dan menunjukkan bahwa keselamatan pasien merupakan priotitas utama Respon nonpuniti (tidak | staf merasa kesalahan dan pelaporan insiden tidak smenghukum) terhadap Itahun 5. Pengumpulan Data KMKP mengumpulkan data dengan cara membagikan kuesioner kepada karyawan yang tersebar dibarbagai unit dan menjadi responden dalam survei ini melalui google form. Selain itu melihat dokumentasi pelaporan insiden keselamatan pasien di RS. Mitra Siaga sebagai bahan analisis hasil pengukuran/ survei. 6. Pengolahan Data a. Pengeditan ( editing ) Pengeditan adalah proses yang bertujuan agar data yang dikumpulkan dapat ‘memberikan kejelasan, mudah dibaca, konsisten, dan lengkap. Pemeriksaan dan ‘meneliti kembali data yang telah terkumpul adalah langkah pertama tahap pengolahan data. Langkah tersebut dilakukan untuk mengetahui apakah data yang telah terkumpul tersebut baik sehingga segera dapat dipersiapkan untuk tahap analisis berikutnya. Tujuan dilakukannya editing untuk * Melihat lengkap tidaknya pengisian kuesioner. ‘+ Melihat logis tidaknya jawaban, ‘© Melihat konsistensi antar pertanyaan, b. Pemberian kode ( coding ) Pemberian kode merupakan suatu cara untuk memberikan kode tertentu terhadap berbagai macam jawaban kuesioner untuk dikelompokkkan pada kategori yang sama. Setelah tahap pemeriksaan data (editing) selesai dikerjakan dan jawaban responden dalam kuesioner dipandang cukup memadai, maka langkah berikutnya adalah pembuatan kode (coding). Coding dilakukan sebagai usaha untuk menyederhanakan data, yaitu dengan memberi simbol angka pada tiap-tiap jawaban, atau suatu cara mengklasifikasi jawaban responden atas suatu pertanyaan menurut macamnya dengan jalan menandai masing-masing jawaban dengan kode tertentu. Input hasil kuisioner pada template sesuai skor yang telah ditetapkan Pemberian skor pada setiap butir pertanyaan/ pernyataan pada instrumen sebagai berikut: * Untuk pertanyaan/ pernyataan konten positif ss Sangat setuju Diberi skor 5 s Setuju Diberi skor 4 RG: Ragu-ragu Diberi skor 3 Ts Tidak setuju Diberi skor 2 st Sangat tidak setuju Diberi skor 1 N Netral diberi skor ‘© Untuk pertanyaan/ pernyataan konten negative ss Sangat setuju Diberi skor 1 s Setuju Diberi skor 2 RG: Ragu-ragu Diberi skor 3 TS ‘Tidak setuju Diberi skor 4 sT Sangat tidak setuju Diberi skor 5 N Netral diberi skor 3 12|RSMS mmeaos Panduan Budaya Keselamatan No.SK :036.4/SK-RSMS1/2022 c. Perhitungan 1) Hitung berapa respon positif untuk tiap item pada dimensi itu, Mis: ‘Sangat setuju / Setuju atau Sering / selalu merupakan respon positif untuk item positif. Untuk item kalimat negatif, Tidak setuju ‘mengidentifikasikan respon positif, jadi hitung jumlah respon “sangat tidak setuju / tidak setuju” atau “tidak penal / jarang, 2) Hitung total jumlah respon untuk item pada dimensi (tidak termasuk data yang tidak lengkap), 3) Bagi jumlah respon positif dengan total jumlah respon. Representasi hasil pengukuran Terdiri dar: Latar belakang responden - Profesi = Masa kerja di rumah sakit - Masa kerja di unit ~ Lama bekerja dalam seminggu Dimensi budaya keselamatan pasien di tingkat unit Dimensi budaya keselamatan pasien di tingkat manajemen Rumah sakit ‘Outcome keselamatan pasien Level keselamatan pasien Jumlah pelaporan insiden Analisis data ‘Analisis data dengan membandingkan hasil kuesioner dengan laporan data unit kerja terkait, Hasil analisis dibandingkan dengan data hasil survei tahun lalu. Kesimpulan dan saran Kesimpulan merupakan gambaran budaya keselamatan pasien di RS. Mitra Siaga Tegal dan saran adalah tindak lanjut yang harus dilakukan sebagai upaya peningkatan budaya keselamatan Pasien, 13|RSMS Panduan Budaya Keselamatan No.SK :036.4/SK-RSMS/V2022 BABIV DOKUMENTASI a. Kuisioner Survey Budaya Keselamatan RS. Mitra Siaga KUESIONER SURVEY BUDAYA KESELAMATAN PASIEN A. Area Kerja / Unit Kerja 1. Unit Kerja/Ruang =... - cos ‘Harap diisi pemyataan-pernyataan dibawah ini sesuai pendapat anda. Lingkari jawaban anda Samet | Tek Soret No. Agpek yong dianyakan Tid | ty | Net | Seu | Si T {emus orang sling mendukung di uit in 1 2 3 4 3 2 [Bila terdapat Penonk ean yang} Taras dikejakan kam bekerja sama sebagal tim tnt 4 5 eapecsltan petejean teria ! 2 3 3 fp dalam unit int, semua orang memperlakukan satu sama Jain dengan hormat 4/5 3 i A 4 Sta dalam unit ini bekera dalam wakta yang lebih lama ; i : libanding waktu ideal yang terbaik untuk perawatan 1 2 jen ii secara aktif melakukan tindakan untuk inghatkan Keselamatan pasien 1 2 3 4 5 Hath anak ener agen aa emporer 6 Hibanding Kons ideal untuk perawatan pasien 1 2 5 4 s 7 Stafmerasa kesalahan mereka dianggap \ggung jawab mereka. 1 2 3 4 s ihan-kesalahan yang trjadi telah menghasilkan ken yang post dint . 2 7 ‘ 5 '. — {Hanya kebetulan saja belum pernah terjadi kesalahan yang | 2 3 4 s Jeb serius di sin. | TO Keka satu area dl unit fi menjadsangat sibuR, area Tain ikut membantu. 1 2 3 4 5 TT [Reta dlakikan pelaporaninsiden, rasanya seperti tat ersebutlah yang dilaporkan, bukan masalahnya. I 2 3 4 s 172 Sealah Kami melakukan perubahan untuk meningkatkan |keselamatan pasien, kami mengevaluasi efektivitasnya. 1 2 3 4 s [13 [Kami bekerja dalam “mode krisis” dengan mencoba metakukan terlalu banyak hal, dan dalam waktu yang 1 2 3 4 5 eral cepat. ‘Keselamatan pasen Wak pera dikorbankan untuk 14 menyelesaikan lebih banyak pekerjaan 1 2 3 4 5 ITS Sta? Rhawatir Kesalahan yang mereka lakukan dim Kita bras persona meek my 5 a : z 14|RSMS Panduan Budaya Keselamatan No.SK :036.4/SK-RSMS1V/2022 16 irmemiliki masalah mengenai Keselamatan pasien di it ini. 1 2 3 4 5 17 dan sistem Kami sudah Baik dalam mencegah |) 2 3 4 . jadinya kesalahan. B. MANAJER/ KEPALA INSTALASUKEPALA RUANG. Smet | Tikk Suet No, Agpek yong dianyekan Tek | i | Nea | Sun | San 1 jjer/Kepala Instalasi/Kepala Ruang.di unit Kami ;pujan ke melna poker disclesikan suai prosedur keselamatan pasien yang ditetapkan | 2 3 4 3 z ajer/Kepala Instalasi/Kepala Ruang dengan us mempertimbangkan ‘masukan staf’ mk | 5 ¥ 4 % i tekanan meningkat, supervisor/manajer saya preingnton Kerja lebih cepat, meskipun itu i mengambil jalan pintas. 1 2 3 4 3 ajet/Kepala Instalasi/Kepala Ruang kami selalu f ‘masalah Pasien yang |) | 5 3 4 2 i berulang kali di unit kami C. KOMUNIKASI Seberapa sering kejadian ini timbul di unit anda, Lingkari jawaban anda No Agpek yong dienyakn, oe Jarang | Kadang | Sering | Selalu 1 KKami diberikan umpan balik mengenai perubahan yang 2 3 4 5 lilakukan berdasarkan laporan insiden. “ 2 Siafakan dengan bebas berbicara bila mereka mela suatu hal yang dapat berdampak negatif terhadap layanan pasien. 1 2 3 4 5 3 informasikan tentang kesalahan terjadi di unit ini \t 2 3 é 5 ‘4 Staf merasa bebas untuk mempertanyakan Keputusan ata indakan pihak dengan wewenang lebih tinggi. 1 2 3 4 5 5 [Divunit ni, Kama mendiskusikan cara-cara untuk mencegah 4 salahan trjadi berulang. 1 2 3 4 5 6 ‘merasa takut untuk beranya bila ada suatu hal yang pak tidak benar. 1 2 3 4 5 D. FREKUENSI PELAPORAN INSIDEN No. Aspe yang tayaan peilth | tarang | Kadang | Sering | Setalw T Bila terjadi Kkesalahan, tetapi sempat diketahui dan ikoreksi sebel i Pouca ee 1 ; 3 4 5 2 Bila teed Kealaian, tap tidak Derpoins i ini 2 3 4 nencendrsipasienseberaa sering 1 5 15|RSMS Panduan Budaya Keselamatan No.SK :036.4/SK-RSMS1V/2022 1 | 2 3 4 s E, TINGKAT KESELAMATAN PASIEN Pilih tingkat Kesclamatan pasien pada unit anda ‘A. Luar Biasa —B. Sangat Baik C. Dapat diterima D. Jelek/Buruk —_E. Gagal F. RUMAH SAKIT Smet | ty Set No Agekyangdisnyakan “Tikek ma Ned | Sean | SSE 1 ajemen rumah sakit membuat suasana kerja yang mendukung keselamatan pasien 1 2 3 4 5 2 [Antar Unit di RS Kami tidak saling berkoordinasi ] baik 1 2 3 4 3 Ferdapat hal-hal yang luput dari perhatian saat - jemindahkan pasien dari satu unit ke unit lain, : > 3 als 4 Terdapat Kerja sama yang baik antar unit-nit rumah sak Dane: ‘perlu bekerja sama. 1 5 1 armas prawatan sin Jang pening sering | teviewatkan sat peraltan jam tas. 1 2 3 4 5 6 kerja dengan staf dari unit lain sering kali tidak jenyenangkan 1 2 3 4 5 7 ring timbul masalah dalam pertukaran informasi lintas: nit rumah sakit. 1 2 3 4 3 8 Tindakan manajemen RS menunjukkan bahwa eselamatan pasien merupakan prioritas utama 1 2 3 4 5 5 Manajemen rumah sakit tampak hanya pedull dengan smatan pasien bila trjadi Kejadian yang tidak iharapkan (KTD) 1 2 3 4 5 10 unit di RS bekerjasama dengan baik untuk can pelayanan yang terbaik untuk pasien 2 3 4 5 TT Pergantian shifi merupakan masalah bagi pasien- en di RS ini 1 2 3 4 5 G. JUMLAH KEJADIAN DILAPORKAN Dalam 12 bulan terakhir jumlah laporan kejadian yang telah anda isi ddan kirimkan : a Tidak ada 4. 6-10 taporan b. 1-2 laporan €. 11-20 laporan © 3-5 laporan £21 atau lebih laporan H. LATAR BELAKANG 1, Berapa lama anda bekerja di RS ini? a. kurang dari 1 tahun 4. 11-15 tahun bo 1-5 tahun © 16-20tahun ¢. 6-10 tahun £21 tahun atau lebih 16|RSMS Panduan Budaya Keselamatan No.SK :036.4/SK-RSMS1V/2022 2. Berapa lama anda bekerja diunit ini? a. kurang dari | tahun 11-15 tahun b. 1-5 tahun e 16-20tahun ¢. 6-10 tahun £2 tahun atau lebih 3. Tepatnya, berapa jam dalam seminggu anda bekerja di RS ini? a. kurang dari 20 jam seminggu b. 20-39 jam seminggu ¢. 40 jam atau lebih seminggu 4. Apa posisi/jabatan anda di RS ini? a Dokter g. Fisioterapis b. Perawat h. Analis Laboratorium <. Apoteker i. Sanitarian d. Asisten Apoteker i. Teknisi Abii Gizi k. Radiografer £ Administrasi / Manajemen 1 Security m. Laine Jain, soos (Sebutkan 5. Dalam posisi/jabatan anda, apakah anda biasanya berinteraksi atau berkontak langsung dengan pasien? a. Ya, saya biasanya berinteraksi atau kontak langsung dengan pasien b. Tidak, saya tidak berinteraksi tidak kontak langsung dengan pasien 6, Berapa lama anda bekerja sesuai profesi saat ini? a. kurang dari 1 tahun 1-15 tahun b. 1-5 tahun fe. 16-20 tahun 6-10 tahun £21 tahun atau lebih Tulis komentar anda mengenai keselamatan pasien, insiden, atau pelaporan insiden di RS anda: 17|RSMS Panduan Budaya Keselamatan No.SK :036.4/SK-RSMS1/2022 BABY PENUTUP Buku panduan budaya keselamatan RS Mitra Siaga mempunyai peranan penting sebagai pedoman bagi staf dan manajemen RS Mitra Siaga dalam memahami budaya keselamatan rumah sakit agar dapat dijalankan secara maksimal. Untuk mendukung terlaksananya budaya keselamatan maka kegiatan survey dilakukan menggunakan kuesioner yang telah di lampirkan. Pelaporan kegiatan survey budaya keselamatan dilaporkan langsung kepada Direktur Rumah Sakit Mitra Siaga untuk ditindak lanjuti, Pelaporan tersebut digunakan untuk mengevaluasi sejauh mana budaya keselamatan pasien diterapkan di Rumah Sakit Mitra Siaga Kesempurnaan panduan ini memerlukan saran dan masukan dari semua pihak baik staf maupun manajemen RS Mitra aga. Dengan demikian diharapkan dapat memberikan kontribusi secara maksimal demi terwujudnya RS Mitra Siaga sebagai pilihan utama masyarakat Tegal dan sekitarnya Ditetapkan di : Tegal Pada tanggal © 12 Januari 2022 Rumah Sakit Mitra Siaga Tegal 18|RSMS.

You might also like