You are on page 1of 3

Indonesian Startup GoTo is

World’s Worst Large Size Tech


IPO This Year
 Shares dropped for 10 sessions amid fears of expiring lock-up
 Early backers in the startup include Alibaba and Softbank
By Filipe Pacheco
December 2, 2022 at 12:29 PM GMT+7

GoTo Group’s post-IPO stock selloff makes it the worst performer among 11 tech and
internet companies that raised more than $500 million in inaugural share sales this year.
Shares of the Indonesian startup provider of food delivery services to fintech solutions
are falling for a 10th straight session, taking losses since listing to 61%. The recent slide
was triggered by fears that backers such as Alibaba Group Holding Ltd. and SoftBank
Group Corp. would sell stakes when a lock-up period ended this week. The stock has
tumbled by the most allowed by the exchange every day this week.
Several tech companies that listed over the past 18 months, such as Zomato Ltd. in
India and SenseTime Group Inc. in Hong Kong, saw their shares plunge once early
investors were allowed to sell stakes following their initial public offerings.
Other recent big tech listings from Southeast Asia have also tumbled amid a slump in
peers shares globally. Competitor Grab Holdings Ltd.’s stock has lost 65% since its
listing in New York following the merger with a special purpose acquisition company one
year ago. Online marketplace PT Bukalapak.com is down 67% since its Jakarta debut in
Aug. 2021.
GoTo officers planned to facilitate a controlled stake sale by pre-IPO backers,
attempting to avoid a plunge in price, but the proposal didn’t come to fruition. GoTo
shareholders that had considered selling decided not to proceed at this time, GoTo said
on Nov. 30.
Indonesia’s largest tech company has lost about $22 billion in market capitalization from
a peak reached in June. The company’s IPO raised $1.1 billion and the shares soared
13% in their first day of trade in April, following what was at the time one of the world’s
largest IPOs for the year.
Aksi jual saham GoTo Group pasca IPO menjadikannya sebagai perusahaan dengan
kinerja terburuk di antara 11 perusahaan teknologi dan internet yang mengumpulkan
lebih dari $500 juta dalam penjualan saham perdananya tahun ini.

Saham perusahaan rintisan Indonesia yang menyediakan layanan pesan-antar


makanan dan solusi fintech ini turun selama 10 sesi berturut-turut, membawa kerugian
sejak listing hingga 61%. Penurunan baru-baru ini dipicu oleh kekhawatiran bahwa para
penyokong dana seperti Alibaba Group Holding Ltd. dan SoftBank Group Corp. akan
menjual sahamnya ketika periode lock-up berakhir minggu ini. Saham ini telah jatuh
paling dalam setiap hari di bursa minggu ini.p

Beberapa perusahaan teknologi yang tercatat dalam 18 bulan terakhir, seperti Zomato
Ltd. di India dan SenseTime Group Inc. di Hong Kong, mengalami penurunan harga
saham setelah para investor awal diizinkan untuk menjual saham setelah penawaran
umum perdana mereka.

Beberapa perusahaan teknologi besar lainnya dari Asia Tenggara juga jatuh di tengah
kemerosotan saham perusahaan sejenis secara global. Saham kompetitor Grab
Holdings Ltd. telah kehilangan 65% sejak pencatatannya di New York setelah merger
dengan perusahaan akuisisi dengan tujuan khusus satu tahun yang lalu. Pasar online
PT Bukalapak.com turun 67% sejak debutnya di Jakarta pada Agustus 2021.

Para pejabat GoTo berencana untuk memfasilitasi penjualan saham terkontrol oleh
para pendukung pra-IPO, untuk menghindari penurunan harga, tetapi proposal tersebut
tidak membuahkan hasil. Para pemegang saham GoTo yang telah mempertimbangkan
untuk menjual sahamnya memutuskan untuk tidak melanjutkannya saat ini, kata GoTo
pada 30 November.
Perusahaan teknologi terbesar di Indonesia ini telah kehilangan sekitar $22 miliar
kapitalisasi pasar dari puncaknya yang dicapai pada bulan Juni. IPO perusahaan ini
berhasil mengumpulkan dana sebesar $1,1 miliar dan sahamnya melonjak 13% pada
hari pertama perdagangannya di bulan April, yang pada saat itu merupakan salah satu
IPO terbesar di dunia untuk tahun ini.

You might also like