You are on page 1of 10

TREND BERAGAMA KAUM GEN-Z DAN RELEVANSINYA

TERHADAP MORAL
RELIGIOUS TREND OF GEN-Z PEOPLE AND ITS RELEVANCE TO
MORALS

1
Atina Rohmatul Fajriyah, 2Fransisca Puspita Sari, 3Rasya Salsabilla, 4Muhammad Naufal
Muslich Ginting, 5Aditia Muhammad Noor
1-4Mahasiswa Program Studi Agribisnis Universitas Brawijaya PSDKU UB Kediri
Email: 1atinarrfff@gmail.com, 2fransiscaaaps@gmail.com, 3rasyabilaa@gmail.com,
4muslichgintingm@gmail.com

5 Dosen Mata Kuliah Agama Islam Universitas Brawijaya PSDKU UB Kediri


Email: maditia608@ub.ac.id

Abstract
Generation Z (gen-z) is a term from sociologists to define a group of people who live after the
Millennial Generation, namely humans who are found in the digital era or technological advances. This
causes the characteristics of the z-gen to be different from previous generations. One of the striking
differences between Generation Z and other generations is the religious race of Generation Z. At this time
the pattern of consumption of information about religion has undergone a significant change, namely
turning into more practical digital and online-based media. Technological advances in this digital era not
only have a positive impact on generation Z, they also have a negative impact. Therefore, moral education
is needed for generation Z. The importance of moral education is intended to overcome things such as
understanding in accepting religious knowledge, and so on. Moral education is also needed so that
Generation Z understands how to position themselves well, and how they must act and behave in every
condition. The current problem of Generation Z is moral and mental weakness, they are sometimes the
most right and feel the most wronged when they are being advised, even though it is all for their own good.
Keywords: Religion, Generation Z, Morals
Abstrak
Generasi Z (gen-z) merupakan istilah dari para sosiolog untuk mendefinisikan segolongan manusia
yang hidup setelah Generasi Milenial, yaitu manusia yang terlahir pada era digital atau kemajuan teknologi.
Hal ini menyebabkan karakteristik gen-z berbeda dengan generasi-generasi sebelumnya. Salah Satu
perbedaan yang mencolok antara generasi Z dengan generasi-generasi lainnya adalah rend beragama kaum
generasi z. Pada saat ini pola konsumsi informasi tentang agama mengalami perubahan yang signifikan,
yaitu berubah ke media-media berbasis digital dan online yang lebih praktis. Kemajuan teknologi di era
digital ini selain memberikan dampak positif bagi generasi Z, juga memberikan dampak negatif. Oleh karena
itu, diperlukan pendidikan moral kepada generasi Z. Pentingnya pendidikan moral ini dimaksudkan untuk
mengatasi hal-hal seperti kesalahpahaman dalam penerimaan ilmu agama, dan lain sebagainya. Pendidikan
moral juga diperlukan agar Generasi Z mengerti bagaimana cara menempatkan dirinya dengan baik, dan
bagaimana mereka harus bertindak serta berperilaku pada setiap kondisi. Permasalahan Generasi Z saat ini
adalah lemahnya moral dan mental, mereka terkadang merasa paling benar dan merasa paling terdzolimi
apabila sedang dinasehati, padahal itu semua untuk kebaikan mereka.
Kata Kunci : Agama, Generasi Z, Moral
Pendahuluan
Pada dewasa ini, pergaulan kaum generasi Z (gen-z) tidak bisa dipisahkan dengan kemajuan
teknologi dan derasnya informasi dari internet yang cukup sulit dikendalikan. Sebelumnya mungkin
masih banyak yang belum mengetahui tentang generasi Z. Generasi Z (gen-z) merupakan istilah
dari para sosiolog untuk mendefinisikan segolongan manusia yang hidup setelah Generasi Milenial,
yaitu manusia yang terlahir pada era digital atau kemajuan teknologi. Hal ini menyebabkan
karakteristik generasi Z berbeda dengan generasi-generasi sebelumnya. Selain memberikan dampak
positif bagi kemudahan akses informasi, kemajuan teknologi juga memiliki dampak negatif bagi
pergaulan sosial di setiap lapisan masyarakat, mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga orang
tua (Fitri, 2017; Rahayu, 2012). Oleh karena itu, sangat diperlukan sikap bijak dalam penggunaan
teknologi untuk mengantisipasi dampak negatif yang disadari atau tidak dapat mengancam
rusaknya moral, khususnya bagi anak yang menginjak usia remaja (Andini, 2010; Yanto, 2011; Putri,
Nurwati, & Budiarti S, 2016).
Masyarakat Indonesia sangat terkenal dengan religiusitas dan spiritualitasnya yang tinggi.
Agama berperan penting dalam mengatur, mengorganisasikan, dan mengarahkan kehidupan sosial
dalam menjalani aktifitas kehidupan di dunia. Mengingat teknologi yang semakin canggih,
sebenarnya Islam menyambut dengan baik segala perkembangan yang terjadi termasuk pada era
digital saat ini. Agama Islam berperan penting sebagai penuntun atau pengarah moral dan etika
perkembangan zaman. Kemajuan teknologi digital yang sangat pesat memudahkan apa saja yang
sebelumnya dirasa sulit menjadi sebuah kemungkinan yang bisa dan mudah dilakukan hanya
dengan sekali sentuhan tangan. Kemudahan ini bisa digunakan dalam hal positif tetapi pada saat
bersamaan juga bisa digunakan untuk hal yang negatif. Industri terlarang seperti seks bebas, obat-
obatan terlarang, dan hoaks politik, bisa dengan mudah diakses dan tentunya siap untuk
menjerumuskan generasi Z ke dalam sisi gelap era digital.
Trend beragama kaum generasi Z saat ini jauh berbeda dengan kaum generasi terdahulu.
Pada saat ini pola konsumsi informasi tentang agama mengalami perubahan yang signifikan dari
pengajian tatap muka langsung, buku atau majalah, dan sebagainya, kemudian saat ini berubah ke
media-media berbasis digital dan online yang lebih praktis. Tetapi dengan segala kemudahan yang
diberikan lewat media digital tentunya memiliki kelemahan yaitu konten informasi yang cukup
terbatas. Pemahaman terhadap Islam yang sangat beragam memunculkan upaya-upaya yang
berusaha untuk menggiring opini masyarakat kepada sebuah pemahaman tertentu. Selain itu, pada
era digital yang tengah berlangsung di Indonesia saat ini lebih banyak ditemukan media-media
online yang mengusung narasi-narasi ekstremisme dan radikalisme yang menyebabkan perpecahan
antar umat beragama daripada narasi-narasi persatuan dan perdamaian. Oleh karena itu, diperlukan
adanya pendidikan moral yang baik kepada generasi Z. Moral yang baik bermanfaat dalam
membantu penyelesaian masalah dari tiap-tiap individu yaitu dari tiap-tiap individu tersebut akan
mengetahui bagaimana cara menyikapi permasalahan yang ada dan mengetahui bagaimana
menyelesaikannya. Moral yang baik juga membantu dalam penentuan keputusan yang bijak dalam
pemakaian teknologi digital pada kaum generasi Z.
Tinjauan Pustaka
Karya-karya terdahulu yang berkaitan dengan karya penelitian yang berjudul Trend
Beragama Kaum Gen Z dan Relevansinya Terhadap Moral adalah sebagai berikut: Rizka Ichsanul
Karim (2020) dalam tesisnya yang berjudul “Kehidupan Beragama Generasi Z Dalam Era Digital
(Studi Kasus di Perumahan Purwokerto Indah (Purin) Kendal)”. Penelitian pada tesis ini bertujuan
untuk mengetahui tentang kehidupan beragama generasi z pada zaman sekarang. Selain itu,
penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif lapangan yakni pendekatan studi kasus dengan
eksplorasi yang mendalam tentang sistem yang terbatas atau dibatasi pengumpulan data.
Umi Muzayanah (2018) dalam jurnal penelitiannya yang berjudul “Trend Beragama Remaja
Milenial: Analisis Perilaku Siswa SMA di Jawa Tengah”. Penelitian pada jurnal ini bertujuan untuk
mengetahui trend perilaku beragama siswa SMA di provinsi Jawa Tengah. Penelitian pada jurnal
ini menggunakan pendekatan kualitatif lapangan dengan pengambilan sampel pada jurnal ini
dibatasi pada tiga kabupaten di dua wilayah eks karesidenan. Selain itu, pemilihan sampel dilakukan
dengan menggunakan teknik acak sederhana dengan jumlah yang proporsional.
Pada kedua jurnal yang sudah disebutkan di atas, walaupun terdapat beberapa kesamaan
seperti teori, tujuan, dan metode yang digunakan, tetapi terdapat perbedaan yang mendasar, yaitu
jika dalam kedua jurnal penelitian di atas mencakup wilayah penelitian yang terbatas dan sudah
ditentukan wilayahnya, maka pada penelitian yang akan dilakukan ini lebih bersifat umum dan
menyeluruh. Dengan kata lain, penelitian ini memiliki ruang lingkup penelitian yang lebih luas dan
tidak terbatas ruang atau wilayah serta lebih bersifat general.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana trend beragama generasi Z dalam era digital?
2. Apa relevansi antara trend beragama dan moral pada generasi Z?
3. Mengapa pendidikan moral penting untuk generasi Z?
Tujuan Penelitian
Penelitian ini dengan merujuk kepada latar belakang dan rumusan masalah maka tujuan
penelitiannya adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui trend beragama generasi Z dalam era digital
2. Untuk mengetahui relevansi antara tren beragama dan moral pada generasi Z
3. Untuk mengetahui pentingnya pendidikan moral pada generasi Z
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam jurnal artikel ini adalah metode deskriptif
kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif merupakan suatu rumusan masalah yang mengarahkan
penelitian untuk mengeksplorasi atau memotret situasi atau kondisi sosial yang akan diteliti secara
menyeluruh, luas, dan mendalam. Tahapan penyusunan kajian dilakukan dengan cara
mengumpulkan, mempelajari, dan memahami dari berbagai sumber tertulis seperti jurnal, laporan
penelitian, buku, dan berbagai literatur lainnya yang berhubungan dengan topik penelitian atau
pembahasan.
Data yang diperoleh berupa data sekunder dari hasil beberapa penelitian terdahulu yang
berhubungan dengan pembahasan artikel ini dan hasil kutipan. Semua data yang diperoleh
kemudian dianalisis yang selanjutnya diolah dan dinarasikan sebagai pembahasan dari artikel ini.
Sumber penelitian yang ditujukan sebagai referensi dan pengambilan data tidak terikat atas batasan-
batasan tahun terbitnya penelitian dan batasan-batasan ruang lingkup penelitian.
Pembahasan
Tren beragama Generasi Z Dalam Era Digital

Berikut ini adalah beberapa trend beragama kaum generasi Z pada era digital saat ini,
seperti:

Spiritualitas lebih penting dari agama formal: Generasi Z cenderung lebih fokus pada
pengembangan spiritualitas mereka daripada mengikuti agama formal. Mereka lebih memilih untuk
mencari jalan spiritual mereka sendiri melalui meditasi, yoga, dan lain sebagainya. Hal ini juga yang
menjadi penyebab banyaknya aliran keyakinan baru pada era digital saat ini.

Toleransi dan inklusivitas: Generasi Z cenderung lebih toleran dan inklusif dalam hal
agama. Mereka cenderung melihat keberagaman sebagai kekayaan dan tidak memandang agama
sebagai faktor utama dalam menentukan identitas seseorang. Oleh karena itu, menurut generasi Z
agama seseorang tidak bisa dijadikan penghalang dalam melakukan aktivitas atau pekerjaannya.
Generasi Z juga lebih terbuka dan saling menghargai dengan perbedaan yang ada.

Penggunaan media sosial untuk beragama: Generasi Z menggunakan media sosial sebagai
sarana untuk belajar dan berbagi pengalaman agama. Mereka juga memanfaatkan aplikasi dan situs
web untuk mencari informasi lebih lanjut tentang agama dan praktik spiritual. Kemajuan teknologi
pada era digital membuat generasi Z sangat mudah mengakses berbagai informasi tentang agama
secara online. Namun, dengan mudahnya akses informasi yang diterima oleh generasi Z juga
mengakibatkan mereka memiliki sikap permisif dan cenderung mudah mendapatkan informasi
atau pengetahuan agama Islam yang sepotong-sepotong dan berakibat salah pemahaman. Oleh
karena itu, tetap dibutuhkan penyaringan dalam penerimaan informasi secara bijak.

Menggunakan cara yang lebih santai dan kreatif dalam beragama: Generasi Z cenderung
menggunakan dan mencari cara yang lebih santai dan kreatif dalam beragama. Mereka lebih
memilih lingkungan yang tidak terlalu formal dan lebih suka praktik yang tidak terlalu kaku.
Generasi Z juga cenderung tertarik akan isu-isu sosial dalam praktik agama mereka. Mereka lebih
memilih untuk terlibat dalam kegiatan sosial dan melakukan aksi nyata untuk membantu orang lain
daripada hanya fokus pada praktik spiritual mereka sendiri.

Kritis terhadap dogma dan otoritas: Generasi Z cenderung lebih kritis terhadap dogma dan
otoritas dalam agama. Mereka lebih memilih untuk mencari dan mengeksplorasi sendiri daripada
menerima keyakinan tanpa pertimbangan. Hal ini juga salah satu pengaruh dari kemajuan teknologi
saat ini, generasi Z bisa dengan mudah mengakses berbagai informasi untuk mencari tahu suatu
informasi atau berita yang belum diketahuinya.

Beberapa tren yang disebutkan di atas menunjukkan bahwa generasi Z memiliki pandangan
yang lebih terbuka dan inklusif dalam hal agama dan spiritualitas. Generasi Z juga lebih cenderung
memilih cara yang lebih santai dan kreatif dalam beragama. Hal ini tentunya merupakan suatu hal
yang baik dan sesuai dengan karakteristik generasi Z serta perkembangan teknologi yang semakin
canggih dan maju. Tentunya diperlukan sikap yang bijak dan pemahaman yang berkelanjutan dari
setiap individu generasi Z agar kehidupan beragamanya tetap sesuai dengan syariat islam.
Relevansi Antara Trend Beragama dan Moral Pada Generasi Z
Relevansi trend beragama dan moral pada Generasi Z saat ini meliputi beberapa hal diantaranya
adalah kesadaran sosial dalam bermasyarakat timbul pada masa remaja. Mereka mulai ingin ikut
terlibat dalam kegiatan kemasyarakatan seperti kegiatan keagamaan maupun adat kebudayaan.
Mulai timbul rasa ingin diakui dalam masyarakat bahwa mereka sudah termasuk golongan orang
dewasa dan berhak berpendapat atas pemikiran mereka. Namun mereka akan menarik diri dari
lingkungan sosial apabila keberadaan mereka kurang mendapat pengakuan ataupun pendapat
mereka tidak didengar. Hal ini yang mengakibatkan mereka mulai membuat kegaduhan dalam
masyarakat tujuannya adalah untuk mendapatkan perhatian dari orang dewasa dan agar diakui.
Ajaran agama yang kuat tentunya berpengaruh pada perilaku remaja dalam menghadapi berbagai
permasalah yang ada di masyarakat.
Disamping itu mereka juga masih labil dalam menentukan jalan hidupnya. Kebanyakan hanya
ikut-ikutan hal yang sedang trend saja. Misalnya cara berpakaian mereka tergantung pada trend apa
yang sedang ramai. Begitupun dengan kehidupan beragamanya cenderung labil dan kurang
berpegang teguh pada ajaran agamanya. Atau bahkan mereka belajar ajaran agamanya hanya
bersumber dari dunia maya yang tentunya banyak terjadi kesalah pahaman disana. Remaja belum
memiliki pikiran jangka panjang tentang konsekuensi apa yang akan mereka tanggung dari
perbuatannya.
Generasi Z juga mulai tanggap dan kritis terhadap ajaran agama. Remaja saat ini memiliki
pemikiran yang kritis dan tanggap akan ajaran agama yang diberikan. Mereka mulai dapat mencerna
fakta-fakta yang ada dan akan menentangnya jika tidak sesuai dengan konsep pemikirannya. Selain
kritis pada ajaran agama, mereka juga mulai tertarik pada bahasan mengenai kebudayaan, ekonomi,
sosial politik, dan norma kehidupan lainnya. Mereka mulai dapat memilah mana saja hal-hal yang
mereka minati dan menarik. Maka tidak heran jika pada masa-masa inilah Generasi Z mulai labil
dalam memegang teguh ajaran agamanya. Dalam hal ini ajaran agama yang sifatnya lebih kuat akan
berpengaruh pada perilaku remaja tersebut untuk tetap taat pada ajaran agamanya. Namun
sebaliknya, jika ajaran agama yang dianut lebih bersifat liberal akan merangsang pemikiran dan
mental remaja untuk berpikir bebas dan meninggalkan ajaran agamanya.
Selain itu mayoritas remaja kurang memiliki minat untuk belajar agama ditempat yang
terpercaya seperti misalnya di pesantren. Mereka kebanyakan belajar agama pada media sosial yang
belum jelas kebenarannya dan tentunya sering terjadi salah faham dalam pemaknaannya. Meskipun
sekarang juga sudah banyak akses belajar agama di sosial maya namun tetap saja banyak hoax yang
tersebar. Generasi Z yang kurang pandai dalam membedakan kebenaran tentunya akan mudah
terpengaruh dalam hal negatif.
Namun Generasi Z saat ini lebih menunjukkan toleransi antar umat beragama atau
kebebasan beragama. Mereka lebih terbuka dan santai menghadapi perbedaan yang ada, meskipun
terkadang beberapa bahasan masih menjadi kontra. Generasi Z saling menghargai dan bisa berbaur
dengan umat agama lain tanpa rasa canggung. Mereka bisa berteman akrab dan seperti tanpa ada
pembatas diantaranya. Ini merupakan salah satu dampak positif adanya kemajuan teknologi
informasi sehingga pemikiran mereka lebih terbuka.
Perkembangan moral pada Generasi Z dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya adalah
kondisi lingkungan, adanya keraguan dalam ajaran agama yang dianut, belum meyakini akan ajaran
agama dan moralitas, dan lain sebagainya. Remaja yang lingkungannya mendukung dalam artian
ajaran agamanya kuat tentunya akan menimbulkan efek baik pada moralitas remaja tersebut.
Mereka yang berada di lingkungan baik akan lebih memiliki pendirian kuat dan terarah dalam
beragama dan tidak akan mudah terpengaruh oleh paham radikalisme. Berbeda dengan remaja yang
berada pada lingkungan yang kurang pendidikan agamanya, kemungkinan besar mereka akan
mengalami kegundahan dalam hatinya mereka kesulitan membedakan mana yang memang benar-
benar jalan kebaikan dan mana jalan kesesatan. Di masa kegundahan para remaja itulah banyak
paham-paham radikalisme yang mulai mencoba mencuci otak mereka. Namun semua itu juga
kembali lagi pada pribadi masing-masing, ada sebagian remaja yang mungkin ilmu agamanya tidak
seberapa namun mereka paham mana saja ajaran yang benar dan perilaku seperti apa yang pantas
dalam bermasyarakat.
Pentingnya Pendidikan Moral Bagi Generasi Z
Pendidikan merupakan proses yang sangat penting untuk meningkatkan kecerdasan,
keterampilan, karakter, persatuan dan kepribadian agar kita dapat membangun diri dan
membangun negara (Andika, Suparno dan Saptano, 2016). Pendidikan bertujuan untuk
mengembangkan potensi setiap orang dan juga merupakan proses pembelajaran yang bertujuan
untuk memperoleh berbagai pengetahuan, keterampilan, dan karakter, yang darinya telah terbentuk
budaya turun-temurun secara turun-temurun melalui pengajaran, penelitian, dan pendidikan.
Pendidikan sangat penting sampai kapanpun itu untuk membentuk karakter dan moralitas seluruh
generasi, tidak akan ada ujungnya jika membahas tentang pentingnya pendidikan.
Tidak dapat dipungkiri kemajuan teknologi informasi saat ini cukup pesat. Generasi Z
tentunya lebih pandai dalam pengoprasian teknologi dibanding dengan orang yang lebih tua.
Banyak sekali informasi yang dapat diakses melalui media sosial namun tidak semua informasi
tersebut adalah fakta, ada juga informasi yang dibumbui untuk menarik dan menimbulkan berbagai
kontroversi. Semua itu tergantung pada diri masing-masing bagaimana bijaknya memanfaatkan
teknologi tersebut. Maka dari itulah diperlukan pendidikan untuk membimbing Generasi Z dalam
memanfaatkan teknologi informasi dengan bijak.
Zaman yang semakin cepat pada generasi saat ini menyebabkan banyak perubahan dalam
cara berpikir dan perilaku. Perubahan tersebut dapat memberikan pengaruh positif atau negatif
terhadap perkembangan moral, tergantung bagaimana masing-masing individu menyikapinya. Hal
ini dapat berdampak negatif bagi setiap anak yang masih mencari jati diri seperti Generasi Z yang
masih mengalami kelabilan dalam dirinya. Mereka seringkali dibingungkan dengan perubahan yang
terjadi, sehingga dapat mempengaruhi cara berpikir mereka dan menggoyahkan imannya yang
tentunya juga berdampak pada moralitasnya.
Banyak isu moral Generasi Z yang meresahkan saat ini. Pendidikan formal berperan
penting dalam mengajarkan nilai-nilai moral yang baik dalam setiap pelajaran kehidupan. Selain itu,
pembinaan akhlak juga dapat diperoleh di lingkungan keluarga yang tidak kalah pentingnya, karena
keluarga merupakan tempat pertama anak memperoleh pendidikan, apabila nilai-nilai dan perilaku
yang diperoleh dari lingkungan keluarga diberikan dengan baik maka akan memberikan dampak
yang baik pada anak. Masalah moral Generasi Z merupakan masalah penting yang perlu segera
diatasi karena mengancam masa depan mereka dan tentunya berdampak pada orang-orang
disekitarnya.
Fakta menunjukkan bahwa nilai-nilai moral telah rusak di negara ini. Banyak contoh kasus
seperti kemudahan akses anak di bawah umur untuk menonton video porno, kesopanan anak dan
tata krama terhadap orang tua. Hal ini menunjukkan rendahnya pendidikan moral di Indonesia.
Untuk itu, sangat penting untuk membimbing pemahaman generasi muda melalui tindakan positif
yang melibatkan mereka dalam kegiatan pendidikan terutama memperkuat ajaran agama untuk
memberi pemahaman pentingnya moral yang baik dalam bermasyarakat. Sebagai Generasi Z
hendaknya kita memperkuat ajaran keagamaan agar tidak mudah terpengaruh kepada paham yang
salah. Sudah banyak kasus tentang terorisme dan pengikut aliran sesat itu semua karena kurangnya
keimanan dan kurangnya pendidikan moral yang kuat dalam diri sehingga mudah terpengaruh.
Ada beberapa solusi untuk mengatasi krisis moral yang terjadi pada Generasi Z saat ini
yaitu pendidikan karakter sejak dini, membatasi penggunaan teknologi oleh anak, meningkatkan
keimanan dan ketakwaan pada diri sendiri serta kesempatan untuk menggunakan secara bijak
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam hal ini orang tua dan pengajar di
pendidikan formal memiliki peran penting dalam mendidik anak-anaknya yaitu dengan melakukan
pendekatan sesuai pada umurnya. Memperhatikan tiap kata dan tindakan kita agar tidak melukai
perasaan mereka dan agar mereka bisa menangkap apa yang kita ingin sampaikan dengan baik.
Lebih baiknya mereka diajarkan dengan lemah lembut dan tidak terlalu dipaksakan tapi lebih pada
contoh sikap yang nyata. Para orang tua sebaiknya tidak menyamakan cara mendidik Generasi Z
sekarang ini dengan metode pendidikan seperti zaman merek, tentunya sudah beda lagi
perlakuannya. Seperti dalam hadits
‫ فإنّهم مخلوقون لزمان غير زمانكم‬،‫ال تكرهوا أوالدكم على آثاركم‬
Artinya : Jangan paksakan anak-anakmu mengikuti jejakmu, karena mereka diciptakan untuk
kehidupan di zaman mereka, bukan zamanmu. (Socrates, dalam al-Milal wa al-Nihal oleh Imam
Ahmad al-Syahrastani)
Dalam hadist tersebut dimaksudkan sebagai orang tua tidak bisa menyamakan cara
mendidik anak seperti saat zaman dahulu, sekarang zamannya tentu sudah beda makan diperlukan
cara yang tepat sesuai dengan zaman sekarang. Remaja tidak bisa dipaksa untuk langsung tunduk
pada apa kemauan orang tuanya mereka harus didekati secara perlahan dan dengan cara yang halus
agar tidak timbul pemberontakan. Karena seperti yang sudah dijelaskan di awal bahwa masa remaja
seperti Generasi Z ini cenderung memiliki rasa ingin diakui dan ingin didengar seperti orang
dewasa. Jika mereka terlalu ditekan lama kelamaan pasti akan memberontak dan tidak akan mau
lagi mendengar nasihat yang diberikan.
Pentingnya pendidikan moral dimaksudkan untuk mengatasi hal-hal semacam itu agar
Generasi Z ini tau bagaimana cara menempatkan dirinya bagaimana mereka harus bertindak dan
berperilaku pada setiap kondisi. Permasalahan Generasi Z saat ini adalah lemahnya moral dan
mental, mereka terkadang merasa paling benar dan merasa paling terdzolimi apabila sedang
dinasehati, padahal itu semua untuk kebaikan mereka.
Penutup
Kesimpulan
Pergaulan generasi Z tidak bisa dipisahkan dari kemajuan teknologi pada saat ini, karena
generasi Z adalah generasi yang lahir dan tumbuh berbarengan dengan kemajuan teknologi.
Kemajuan teknologi pada era digital sangat berpengaruh terhadap trend kehidupan beragama kaum
generasi Z. Kemajuan teknologi digital yang berkembang pesat membuat segala sesuatu yang
tadinya dirasa sulit menjadi jauh lebih mudah untuk dilakukan ataupun didapatkan. Kemudahan
ini bisa digunakan dalam hal positif tetapi juga bisa digunakan untuk hal yang negatif. Industri
terlarang seperti seks bebas, obat-obatan terlarang, dan hoaks politik, bisa dengan mudah diakses
dan tentunya siap untuk menjerumuskan generasi Z ke dalam sisi gelap era digital.
Begitu pula dengan trend beragama pada era digital saat ini. Trend beragama pada generasi
Z sangat berbeda dengan generasi-generasi sebelumnya. Terdapat beberapa tren beragama generasi
Z di era digital antara lain: spiritual lebih penting dari agama formal, toleransi dan inklusivitas,
penggunaan media social untuk beragama, menggunakan cara yang lebih santai dan kreatif dalam
beragama, kritis terhadap dogma dan otoritas, dan lain sebagainya. Dari beberapa tren yang telah
disebutkan tersebut, menunjukkan bahwa generasi Z jauh lebih terbuka dan inklusif terhadap
perubahan dan perkembangan zaman terutama dalam hal beragama dan spiritualitas.
Selain itu, relevansi antara beragama dan moral pada generasi Z saat ini diantaranya adalah
mulai timbul kesadaran sosial dalam bermasyarakat oleh generasi Z, seperti mengikuti kegiatan
keagamaan maupun adat kebudayaan. Kaum generasi Z masih labil dalam menentukan jalan
hidupnya dan cenderung hanya ikut-ikutan, begitu pula dengan kehidupan beragamanya. Hal ini
juga merupakan salah satu dampak dari kecenderungan cara belajar dan penerimaan informasi
tentang agama oleh generasi Z dari internet karena pada era digital sekarang ini akses internet
sangat mudah. Oleh karena itu, diperlukan pendidikan moral kepada generasi Z. Pentingnya
pendidikan moral ini dimaksudkan untuk mengatasi hal-hal seperti kesalahpahaman dalam
penerimaan ilmu agama, dan lain sebagainya agar Generasi Z mengerti bagaimana cara
menempatkan dirinya dengan baik, dan bagaimana mereka harus bertindak serta berperilaku pada
setiap kondisi. Permasalahan Generasi Z saat ini adalah lemahnya moral dan mental, mereka
terkadang merasa paling benar dan merasa paling terdzolimi apabila sedang dinasehati, padahal itu
semua untuk kebaikan mereka.

Saran
Dari seluruh pembahasan yang telah dijabarkan dapat disimpulkan bahwa trend beragama
Generasi Z saat ini berada pada kondisi yang kurang dari segi moralitasnya, itu semua karena akibat
dari kemajuan teknologi yang membawa dampak negatif. Meskipun banyak juga dampak positif
yang ditimbulkan oleh kemajuan teknologi ini. Namun kembali lagi pada kebijakan masing masing
dalam menggunakannya. Saran dari topik bahasan ini adalah perlunya peningkatan pemahaman
pentingnya ajaran agama untuk setiap kalangan, baik Generasi Z itu sendiri dan juga orang-orang
dewasa lainnya. Perlu adanya rasa saling toleransi antar sesama kita agar tercipta masyarakat yang
harmonis dan damai. Selain itu perlu ditingkatkan lagi pendidikan moral baik di pendidikan formal
maupun informal misalnya dimulai dari dalam rumah masing-masing. Kondisi lingkungan juga
membawa pengaruh terhadap moralitas anak dan bagaimana ia bersikap. Selain itu, dapat
diupayakan dengan adanya kegiatan-kegiatan positif untuk melatih dan merangsang perkembangan
anak dalam hal kreativitas. Agar meminimalisir timbulnya kegaduhan dalam masa labil mereka.
Semua itu dapat terlaksana jika ada kerjasama yang baik antar anak itu sendiri, orang tua, dan
pendidiknya.
Daftar Pustaka

Karim, R. I. (2020). Kehidupan Beragama Generasi Z Dalam Era Digital (Studi Kasus di
Perumahan Purwokerto Indah (Purin) Kendal). Tesis. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, UIN Walisongo Semarang.
Muzayanah, U. (2018). Trend Beragama Remaja Milenial: Analisis Perilaku Siswa SMA di Jawa
Tengah. Jurnal Ilmu Aqidah dan Studi Keagamaan. 6 (2): 261-282.
Mannheim, K. (1952). The Problem of Generation. Essay on the Sociology of Knowledge, 276-
322. https://marcuse.faculty.history.ucsb.edu/ Masyuri, & Zainuddin, M. (2009).
Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis dan Aplikatif.
Hasanah, N., dan Huriyah. (2022). Religius Radikal : Dualisme Gen-Z Dalam Mengekspresikan
Kesadaran Beragama dan Kesalehan. Jurnal Penelitian. 1 (16).
Nisa, Y. F., Laifa. A. H., dan Debby. A. L. (2018). Gen Z : Kegalauan Identitas Keagamaan. Jakarta : PPIM
UIN Jakarta.
Zazin, N., Zaim M. (2019). Media Pembelajaran Agama Islam Berbasis Media Sosial Pada Generasi-Z.
Proceeding Antasari International Conference. 1 (1): 534-563.

You might also like