Professional Documents
Culture Documents
Jakarta, 23 Mei 2021 Dr. dr. Agus Dwi Susanto, Sp.P(K),FISR, FAPSR
MUTASI, VARIANT AND STRAIN
https://theconversation.com/whats-the-difference-between-
mutations-variants-and-strains-a-guide-to-covid-terminology-154825
Mutasi SARS-COV-2
Seiring berjalannya waktu, mutasi pada virus adalah
kejadian normal terjadi variasi baru
Perlu diperhatikan bahwa semakin banyak infeksi pada
suatu populasi, kemungkinan mutasi virus semakin
meningkat
Menurut CDC, USA klasifikasi variant SARS-CoV-2 ada 3 : :
Variant of Interest (VOI)
Variant of Concern (VOC)
Variant of High Consequence (VOHC)
WHO, EPI-Win, infodemic. An update on SARS-CoV-2 virus mutations & variants. WHO EPI-Win Update, Jan 25 2021
CDC: https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/cases-updates/variant-surveillance/variant-info.html
VARIANT OF INTEREST (VOI) VARIANTS OF CONCERN (VOC)
CDC: https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/cases-updates/variant-
surveillance/variant-info.html
VARIANT OF HIGH CONSEQUENCE
A variant of high consequence has clear evidence that prevention measures or medical countermeasures (MCMs) have
significantly reduced effectiveness relative to previously circulating variants.
A variant of high consequence would require notification to WHO under the International Health Regulations, reporting to CDC, an
announcement of strategies to prevent or contain transmission, and recommendations to update treatments and vaccines.
Currently there are no SARS-CoV-2 variants that rise to the level of high consequence.
CDC: https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/cases-updates/variant-surveillance/variant-info.html
Name Name
(Pango Spike Protein Substitutions (Nextstrainexternal First Detected Attributes
lineageexternal icon)a iconexternal icon)b
•Potential reduction in neutralization by some EUA
Spike: A67V, 69del, 70del,
United Kingdom/Nigeria – December monoclonal antibody treatments 7, 14
B.1.525 144del, E484K, D614G, Q677H, 20A/S:484K
2020 •Potential reduction in neutralization by convalescent
F888L
VOI and post-vaccination sera 22
https://www.astrazeneca.com/what-science-can-do/topics/disease-understanding/the-natural-evolution-of-sars-cov-2.html
EFEK MUTASI SARS-COV-2 PADA PROTEKSI OLEH ANTIBODI
STUDITERKAIT
EFEK SARS-COV-2
VOC PADA VAKSIN
www.businessinsider.com
STUDI TERKAIT EFEK SARS-COV-2 VOC PADA VAKSIN
WHO, EPI-Win, infodemic. An update on SARS-CoV-2 virus mutations & variants. WHO EPI-Win Update, Jan 25 2021 [Accessed April 8 2021]. Available from:
https://www.who.int/docs/default-source/coronaviruse/risk-comms-updates/update47-sars-cov-2-variants.pdf?sfvrsn=f2180835_4
LONG COVID ?
Definisi Menurut WHO
Istilah lain
“ Istilah yang digunakan untuk
“ Long haulers” 1
menggambarkan individu dengan
“ Post COVID-19 Syndrome” 1 gejala COVID-19 yang menetap
“ Post acute COVID-19 setelah periode 2 minggu sejak
Syndrome” 1 awal muncul gejala “ 2
“ Post acute squelae of SARS
COV-2 Infection (PASC) “ 2
1) Post COVID/Long COVID. IDSA: www.idsociety.org. Last update January 20, 2021
2) World Health Organization. What we know about Long-term effects of COVID-19. 2020
3) Medscape, March 12, 2021
LONG COVID-19
Definisi
“ Istilah yang digunakan untuk
menggambarkan seseorang yang
sudah sembuh dari COVID-19
TETAPI masih merasakan dampak
yang menetap dari infeksi atau
terdapat gejala yang menetap
dalam waktu lama lebih dari waktu
yang diperkarakan “
Post-covid-19 syndrome
—Signs and symptoms that develop during or after an infection consistent with covid-19,
present for more than 12 weeks and are not attributable to alternative diagnoses
Klasifikasi
Sindrom pernapasan pascaCOVID-19 terdiri atas 2 kategori yaitu
1) Post acute COVID-19 syndrome
2) PascaCOVID-19 kronik.
Agus D Susanto, Fathiyah I, Irandi P, et al. Gambaran klinis dan kualitas hidup pasien Pasca COVID-19 yang menetap di Indonesia.
Departemen Pulmonologi FKUI-RS Persahabatan. 2021.
GEJALA-GEJALA UMUM LONG COVID-19
JAMA. 2020;324(6)
LONG COVID-19 DI INDONESIA
169
36,5% 63,5%
Long covid
294
Agus D Susanto, Fathiyah I, Irandi P, et al. Gambaran klinis dan kualitas hidup pasien Pasca COVID-19 yang menetap di Indonesia.
Departemen Pulmonologi FKUI-RS Persahabatan. 2021.
BAGAIMANA BISA TERJADI LONG COVID-19 ?
http://eduvation.ca/2020/10/covid-101/
HEMATOLOGI (GANGGUAN DARAH)
2) www.nature.com/naturemedicine 2021
JANTUNG
2) www.nature.com/naturemedicine 2021
BAGAIMANA KONDISI PARU PASCA COVID-19?
https://www.healthline.com/health-news/what-we-know-about-the-long-term-effects-of-covid-19#Who-is-most-at-risk?
GANGGUAN FUNGSI PARU
https://www.covid-19facts.com/?p=84191
FUNGSI PARU PADA COVID-19
Agus D Susanto et.al. Lung Fibrosis Sequelae After Recovery from COVID-19 Infection. J Infect Dev Con (JIDC). 2021;15(3):360-365
PENELITIAN GAO Y DKK:
GANGGUAN FUNGSI PARU PADA PASIEN PASCA COVID-19
Pasien dengan ARDS, yang sering terlihat pada COVID-19 yang berat
kadang-kadang berkembang menjadi kerusakan paru permanen atau
fibrosis/scar.1
Pada CT scans, NORMAL = paru tampak hitam; pada pasien Covid-19
sering terlihat gambaran bercak-bercak abu-abu yang disebut “ground-glass
opacities” — kemungkinan ini tidak akan hilang/sembuh. 2
Penelitian di China : Sebanyak 66 dari 70 pasien yang dirawat inap
mempunyai beberapa kerusakan paru yang terlihat dari CT scan. Lebih
dari setengahnya lesi-lesi atau kelainan tersebut kemungkinan akan
berkembang menjadi fibrosis atau scar.2 1.https://www.healthline.com/health-news/what-we-know-about-
the-long-term-effects-of-covid-19#Who-is-most-at-risk?
2.https://www.vox.com/2020/5/8/21251899/coronavirus-long-term-
effects-symptoms
FAKTOR RISIKO FIBROSIS PARU PASCA COVID-19
Agus D Susanto et.al. Lung Fibrosis Sequelae After Recovery from COVID-19 Infection. J Infect Dev Con (JIDC). 2021;15(3):360-365
POST COVID-19 DAN DISABILITAS
Penyintas COVID-19 dewasa memiliki keterbatasan dalam aktivitas sehari-hari/ activities of daily life (ADLs), seperti
pada aktivitas berjalan, mandi dan memakai baju.
Disabilitas pada aktivitas sehari-hari berhubungan dengan peningkatan penggunaan pelayan kesehatan, termasuk
perawatan dan risiko mortalitas lebih tinggi.
Penilaian post COVID-19 terkait rehabilitasi post covid-19 minimal menyangkut 5 dimensi :
(1) Activity of daily life (ADLs)
(2) Fungsi kognitif
(3) Fungsi fisis
(4) Fungsi paru
(5) Kualitas hidup
Arch Bronconeumol.2021;57(S1):7–8
PEMERIKSAAN UNTUK
LONG COVID-19
• Gejala klinis
• Laboratorium
• Radiologi /Rontgen
• Tes Fungsi Paru/ Faal Paru
• Uji jalan 6 menit
• Spirometri
• Kapasitas difusi (DLCo)
• Cardiopulmonary exercise test (CPET/CPX)
• Pemeriksaan lain sesuai gangguan yang muncul
https://www.physio-pedia.com/Post_Covid-19:_Outpatient_Assessment
TATA LAKSANA
Prinsip
Tata laksana simptomatik tergantung gejala dan tanda yang ditemukan
Pemeriksaan komorbiditas seperti diabetes, hipertensi, penyakit ginjal, serta
penyakit jantung
Edukasi dan pelatihan untuk self-management
Self-monitoring, pulse oximetry, diet, pola tidur, berhenti merokok,
hindari konsumsi alkohol dan kafein, istirahat yang cukup, serta exercise
sesuai dengan toleransi
Kumar R, et al. Post-COVID-19 respiratory management: expert panel report. Delhi: Indian J Chest Dis Allied Sci 2020;62:179-191
PENGOBATAN
Jangan STRESS
Pengobatan tergantung keluhan yang
menetap
Pola hidup sehat
Konsultasikan ke dokter spesialis terkait
sesuai dengan keluhan utama yang menetap
Pertolongan pertama : obat-obat
mengurangi gejala
Pengobatan yang cepat , memperpendek
long Covid
Management of postacute covid-19 in primary
care. BMJ. 2020;370
ALGORITMA
TATALAKSANA
SINDROM
PERNAPASAN PASCA
COVID-19
(PDPI; 2021)
FARMAKOTERAPI
LTOT : Steroid : Antifibrotik :
• Long-term oxygen • Bukti ilmiah penggunaan Steroid pada
therapy COVID-19 sangat minimal. • Sampai saat ini belum ada
direkomendasikan • Penggunaan steroid jangka panjang konsensus untuk penggunaan
antifibrotik pada pascaCOVID-19.
pada pasien dengan berhubungan dengan efek samping
• Pemberian antifibrotik pada saat ini
fibrosis paru dengan • Diskusi expert di India (70-80% expert) belum ada evidence, masih menunggu
: steroid dosis rendah di awal pada hasil uji klinis.
PaO2 < 55 mmHg.
beberapa kasus menunjukkan perbaikan
• Short-term oxygen klinis pada pasien pasca-COVID-19.
therapy • Belum ada konsensus penggunaan Bronkodilator
dipertimbangkan pada steroid pada fibrosis paru pasca- Apabila penyakit paru obstruktif timbul
pasien dengan SpO2 COVID-19 , keputusan pemberian pada pasien pasca COVID-19, tatalaksana
< 93%. bersifat individual tergantung DPJP. dapat diberikan bronkodilator inhalasi ,
kortikosteroid inhalasi, dan
methylxanthine oral.
Indian J Chest Dis Allied Sci 2020;62:179-191; PPK Sindrom Pernapasan Pasca COVID-19. PDPI 2021
TATA LAKSANA SIMPTOMATIK DI LAYANAN PRIMER
Kumar R, et al. Post-COVID-19 respiratory management: expert panel report. Delhi: Indian J Chest Dis Allied Sci 2020;62:179-191
Walaupun vaksinasi sudah dimulai, masih perlu
waktu lama untuk mencapai minimal >75%
populasi yang sudah menjalani vaksinasi, karena
itu masyarakat masih tetap perlu menjalani
protokol kesehatan yang ketat (5M)
Bagaimana meningkatkan sistem imun di tengah
pandemi COVID-19
Tinggal di rumah Minum air putih Makan sayur dan buah Olahraga di rumah
8 gelas sehari 30 menit /hari
Imunomodulator
Suatu zat yang dapat memodulasi (memodifikasi) respons imun, dengan cara
menginduksi aktivasi sistem imun atau di sisi lain juga dapat menghambat
aktivasi sistem imun (yang berlebihan)
Imunomodulator dapat bekerja sebagai imunostimulan atau sebagai
imunosupresan (tergantung pada kondisi yang dihadapi) dan bertujuan untuk
mengendalikan atau menormalkan sistem imun.
Kumar S et al. Journal of Chinese Integrative Medicine. 2011; 9(2):117-128. doi:10.3736/jcim20110201. https://www.aaaai.org/conditions-and
treatments/conditions-dictionary/immunomodulators
Immunomodulator
• Miller-Keane Encyclopedia and Dictionary of Medicine, Nursing, and Allied Health, Seventh Edition. © 2003 by Saunders, an imprint of Elsevier, Inc.
• Manayi et al. Pharmacogn Rev. 2015;9(17):63-72
Efek Imunologis Echinacea purpurea
Echinacea purpurea sebagai pencegahan infeksi virus
Porter RS, Bode RF. A Review of the Antiviral Properties of Black Elder (Sambucus nigra L.) Products. Phytother Res. 2017
Apr;31(4):533-54
Echinacea Purpurea bisa meningkatkan titer anti bodi pada pemberian Vaksin
Influenza
Echinacea Purpurea dengan dosis lebih tinggi, memberikan peningkatan titer anti
bodi lebih tinggi di bandingkan Echinacea Purpurea dosis rendah (Dose dependent)
Expert Meeting PDPI (Perhimpunan Dokter Paru Indonesia)
Peranan Echinacea Purpurea di Pandemi COVID-19
19 September 2020
Kesimpulan :
1. Berdasarkan data-data penelitian yang ada, pemberian Echinacea purpurea tidak menyebabkan terjadinya
badai sitokin, sebaliknya berperan sebagai imunomodulator dan membawa komponen sistem imun ke level
yang dibutuhkan agar tubuh siap untuk melawan infeksi.
2. Badai sitokin mungkin lebih sering ditemukan pada jenis virus yang highly pathogenic. Selain itu pada pasien
dengan komorbiditas seperti obesitas dan diabetes. Parameter yang digunakan saat menentukan terjadinya
badai sitokin antara lain kadar CRP dan IL-6. Badai sitokin umumnya ditemukan pada kasus COVID-19 fase
berat dan kritis.
3. Pada COVID-19 terdapat berbagai modalitas terapi yang diberikan. Echinacea purpurea dapat diberikan
sebagai salah satu modalitas tersebut, yaitu sebagai terapi preventif pada orang sehat ataupun terapi
adjuvan dalam kasus OTG (orang tanpa gejala) dan pasien gejala ringan. Dosis Echinacea purpurea yang
diberikan sesuai dengan persetujuan BPOM sebesar 1000mg sekali sehari, selama 8 minggu atau sampai
dengan hasil swab negatif.
4. Dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk pemberian Echinacea purpurea pada pasien COVID-19 gejala
sedang dan berat.
KESIMPULAN
• Beberapa variant SARS-CoV-2 dapat berdampak pada potensi penularan, severity, peng
obatan dan efektivitas vaksin.
• Kejadian Long COVID cukup tinggi pada pasien pasca-COVID-19, diperlukan evaluasi
dan managemen yang multidisiplin.
• Tatalaksana Long COVID umumnya simptomatik dan tatalaksana sesuai kelainan fungsi
organ yang ditemukan.
• Upaya preventif wajib dilakukan untuk mengurangi transmisi dengan menggunakan mas
ker, mencuci tangan secara teratur, menjaga jarak, menghindari kerumunan.
• Pada COVID-19 terdapat berbagai modalitas terapi yang diberikan. Echinacea purpurea
dapat diberikan sebagai salah satu modalitas tersebut, yaitu sebagai terapi preventif
pada orang sehat ataupun terapi adjuvan dalam kasus OTG (orang tanpa gejala) d
an pasien gejala ringan. Dosis Echinacea purpurea yang diberikan sesuai dengan
persetujuan BPOM sebesar 1000mg sekali sehari, selama 8 minggu atau sampai
dengan hasil swab negatif.