Professional Documents
Culture Documents
net/publication/364343195
CITATIONS READS
0 121
1 author:
M. Khairul Fajri
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
4 PUBLICATIONS 0 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by M. Khairul Fajri on 17 October 2022.
Abstract
Games are very common in today's era of globalization. Nintendo is the company
that owns the Pokémon (pocket monster) franchise and was the first to introduce this
game to the Game Boy. This popular game has proven to have grown into a
successful franchise embracing into toys, trading cards, manga, and TV. This study
focuses on the relationship between the Pokemon Go game and Pokemon anime
which is used as a form of soft power used for economic diplomacy by Japan in the
era of globalization. Where this research will answer the forms of diplomacy carried
out by anime. This paper uses the theory of soft power that comes from the type of
economic politics found in the Pokemon Go and Anime Pokemon games. This paper
uses a qualitative discussion, this study discusses diplomacy carried out in the
Pokemon Go game. The results show that Japan uses games as a place to
accommodate cultural forms originating from Japan as a way to show how interesting
Japan.
Game adalah hal yang sangat umum di era globalisasi yang terjadi saat ini.
Nintendo merupakan perusahaan yang memiliki waralaba Pokémon (pocket monster)
dan yang pertama mengenalkan game ini ke Game Boy. Permainan populer ini
terbukti telah berkembang menjadi waralaba sukses yang merangkul ke dalam
mainan, kartu trading, manga, dan TV. Kajian ini berfokus pada keterkaitan game
Pokemon Go dan anime Pokemon yang digunakan sebagai bentuk soft power yang
digunakan untuk diplomasi ekonomi oleh Jepang di era globalisasi. Dimana
penelitian ini akan menjawab bentuk-bentuk diplomasi dilakukan oleh anime. Paper
ini menggunakan teori soft power yang bersumber dari, jenis politik ekonomi yang
terdapat dalam game Pokemon Go dan Anime Pokemon. Peaper ini menggunakan
pembahasan kualitatif, penelitian ini membahas tentang diplomasi yang dilakukan
dalam game Pokemon Go. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Jepang menjadikan
game sebagai tempat untuk menampung bentuk-bentuk budaya yang berasal dari
Jepang sebagai cara untuk menunjukkan betapa menariknya negara jepang.
Keyword : Game, Pokemon Go, Popular Culture Soft Diplomacy, Soft Power
Pendahuluan
Tujuan utama diplomasi adalah mencapai suatu kepentingan bagi negara
tersebut untuk memperoleh hasil sebanyak-banyaknya. Dalam proses mencapai
kepentingan tersebut, suatu negara membutuhkan kekuatan atau power tergantung
bagaiman ia mempengaruhi negara lain dalam menanganinya.
Dalam konsep diplomasi, power terbagi menjadi dua jenis, yaitu soft power
diplomacy dan hard power diplomacy. Menurut Joseph S. Nye (2004) dibagi ke
dalam beberapa bentuk, pertama adalah hard power (kekuatan keras). Dan hard
power adalah bentuk langsung dari pendayagunaan kekuatan, baik dengan pola
pendekatan coercive (memaksa) maupun reward (pemberian hadiah) pada
prinsipnya hard power memiliki karakter yang transaksional dan perpaduan antara
kemampuan organisatoris (manajemen kekuatan dan informasi) serta Machiavelis
(kemampuan untuk mengancam serta membangun koalisi kemenangan). Sedangkan
Soft Power, adalah metode diplomatik dengan cara lembut tanpa kekerasan untuk
mempengaruhi negara lain, salah satu contohnya adalah dengan pengaruh game yang
ada saat ini.
Sebelum Perang Dunia II berakhir, Jepang adalah negara yang dikenal dengan
hard power yang dimilikinya bisa kita lihat dari negara bekas jajahannya, namun itu
hanya berlangsung sementara dan faktanya Jepang kalah dalam Perang Dunia II dan
mengharuskan Jepang menyerah tanpa syarat.
Berbeda dengan masa lalu, saat ini Jepang mulai membangun citra baiknya
kembali dengan bebagai budayanya yang menarik banyak perhatian orang diberbgai
negara, contohnya game, budaya, vidio animasi (Anime), lagu, otomotif, dan
sebagainya. Ini juga menandakan bahwa Jepang berusaha melupakan masa lalu nya
dan fokus untuk memperbaiki dan memajukan negaranya diberbagai bidang, dan
menjalin hubungan diplomatik dengan negara yang pernah dijajahnya dahulu dari
negara agresor menjadi negara cinta damai.
Analisis
Berbicara tentang Jepang, Jepang adalah negara yang memiliki kekayaan
melimpah baik berbentuk hayati maupun kekayaan budaya yang diwariskan dari
dulu. Jepang dikenal dengan kekentalan budaya yang masih terus dilestarikan dan
dengan berbagai budaya yang telah dikenal oleh berbagai belahan didunia. Hal-hal
yang berbau Jepang yang sudah dikenal lama di Indoensia adalah karate, animasi,
komik, dan game dan ada konsep budaya - budaya populer lainnya. Dalam
memelihara dan membangun kebudayaan nya Jepang sudah diakui oleh dunia
internasional hingga Jepang dikenal memiliki Japanese Popular Culture yang telah
dikenal didunia. Dari kalangan anak kecil dan anak muda di seluruh dunia telah
menjadi penggemar setia anime yang sangat populer seperti Hello Kitty, Ultraman,
Pokemon, Doraemon, Detective Conan, Naruto, dan One Piece. Cara diatas
merupakan soft diplomasi yang dilakukan Jepang, disini saya akan mengambil satu
contoh yaitu Pokemon, Pokemon sendiri sudah ada sejak tahun 1996. Seperti halnya
dengan anime Hello Kitty maupun Doraemon yang terkenal Pokemon pun
mainstream yang berukuran besar seperti dinosaurus dalam film Jurassic Park. Pada
saat Amerika menciptakan berbagai jenis karakter binatang purba berukuran raksasa
yang sudah punah yang dihidupkan kembali di dalam sebuah taman hiburan, Jepang
ini dijadikan game yang menjadi Pokemon Go dimana game Pokémon Go ini berhasil
menjadi trend baru dunia, dengan adanya Game Pokemon Go ini muncul lah istilah
Kesimpulan
Salah satu sumber soft power adalah kemampuan menarik perhatian dari budaya
yang dimiliki suatu Negara, seperti budaya populer. Jepang yang memiliki
kemampuan untuk mengembangkan budaya populer game dapat menjadikan budaya
tersebut sebagai soft powernya, seperti pada game Pokemon Go. Game Pokemon Go
yang baru saja dikeluarkan di bulan Juli 2016 lalu, sudah menampakkan sesuatu yang
luar biasa baru terkenal ke berbagai Negara. Hal ini bahkan membuat para pengguna
smartphone atau ponsel pintar lebih menghabiskan waktu mereka untuk mengejar dan
mencari Pokemon. Game Pokemon Go merupakan salah satu kegiatan diplomasi
budaya Jepang dan Negara lain yang menggunakan budaya populer untuk
memperkuat citra positif Jepang pada tingkat global. Pemanfaatan budaya populer
seperti Pokemon Go sebagai Soft diplomacy bertujuan agar Jepang dapat membangun
citra positifnya di dunia internasional yang diperlukan untuk dapat membangun kerja
sama yang baik dengan Negara lain. Selain itu, melalui budaya populer yang
digunakan sebagai soft diplomacy, Jepang dapat memberikan pemahaman yang lebih
baik mengenai masyarakat, kebudayaan dan Negaranya kepada masyarakat
internasional, yang dapat menghindari kesalah pahaman terhadap Jepang.
Pengembangan budaya populer sebagai soft power dan soft diplomacy juga
merupakan pengembangan dari alat diplomasi yang dapat digunakan Jepang dalam
menjalankan politik luar negerinya dalam hubungan kerjasama internasionalnya.
View publication stats
Referensi
Harian Kompas. 2016. Apa itu Pokemon Go?
https://tekno.kompas.com/read/2016/07/09/13200047/apa.itu.pokemon.go.
Inuhiko, Yomota. 2006. “Kawaii” Ron (Understanding “Kawaii”). Tokyo : Chikuma
Shoten.
Nye, Joseph. S. Jr. 2004. Soft Power The Means to Success in World Politics. New
York: Public Affairs.
Nye, Joseph. S. Jr. 2004. The Decline of America’s Soft Power. Foreign Affairs.
http://www.foreignaffairs.com/articles/59888/joseph-s-nye-jr/the-decline-of-amer
icas-soft-power.
Protocol Today. 2022. Soft Power Diplomasi
https://protocoltoday.nl/soft-power-diplomacy/.
http://www.seputarpokemon.com/poke-news/sejarah-pokemon-yang-belum-banyak-o
rang-tahu/