You are on page 1of 41

ANALISIS PENGENDALIAN INTERN PENYALURAN KREDIT PADA

BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES) STUDI KASUS DI DESA


WAELUMU KECAMATAN WANGI-WANGI KABUPATEN WAKATOBI

PROPOSAL PENELITIAN

OLEH :

ASTRIANI
NPM.101801042

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BUTON
BAU BAU
2022
HALAMAN PERSETUJUAN

Proposal dengan judul : Analisis Pengendalian Intern Penyaluran Kredit


Pada Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) Studi
Kasus Di Desa Waelumu Kecamatan Wangi-
Wangi Kabupaten Wakatobi
Di susun oleh :
Nama : Astriani
Npm : 101801042
Program Studi : Akuntansi
Fakultas : Ekonomi

Telah diperiksa dan disetujui untuk dipertahankan pada Ujian Proposal


ProgramStudi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Buton.
Disetujui di : Bau Bau
Pada tanggal : 2021

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Rabiyatul Jasiyah, SE.,M.Ak. Dr. Tri Astuti, SE.,M.Si.


NIDN. 0923107501 NIDN. 0921109101

Mengetahui
Ketua Program Studi Akuntansi

Dewi Mahmuda, SE.,M.Acc


NIDN.0921109101

ii
KATA PENGANTAR

Alhamduliah , puji dan syukur penulis haturkan kepada Allah SWT. Atas

berkat dan rahmatnya serta Karunia-Nya kepada kita semua sehingga saya dapat

berjuang menyelesaikan amanah dan kewajiban berupa proposal yang berjudul

“Analisis Pengendalian Intern Penyaluran Kredit Pada Badan Usaha Milik Desa

(Bumdes) Studi Kasus Di Desa Waelumu Kecamatan Wangi-Wangi Kabupaten

Wakatobi”.

Proposal disusun sebagai salah satu syarat guna menyelesaikan pendidikan

program sarjana strata (S1) pada Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah

Buton. Penulis menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari sempurna karena

keterbatasan penulis miliki. Dalam penyusunan ini, penulis banyak mengalami

hambatan dan tantangan baik menyangkut waktu penyelesaian maupun bahan

literatur yang tersedia. Namun berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak

pada akhirnya dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah proposal ini dapat

diselesaikan dengan tepat pada waktunya.

Penulis menyadari dalam penyusunan tugas ini tidak akan selesai tanpa

bantuan dari berbagai pihak. Karena itu pada kesempatan ini penulis

mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Rektor Universitas Muhammadiyah Buton, Ibu Dr. Wa Ode Al Zarliani,

SP., M.M.

2. Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Buton, Ibu

Ernawati Malik, SE., M.Ak.

iii
3. Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Universitas

Muhammadiyah Buton, Ibu Dewi Mahmuda, SE., M.Acc.

4. Ibu Dr. Rabiyatul Jasiyah, SE.,M.Ak. dan Ibu Dr. Tri Astuti, SE.,M.Si.

selaku Dosen Pembimbing I Dan Pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan dan arahan kepada penulis.

5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah

Buton yang telah membantu dan memberikan bekal ilmu pengetahuan

selama penulis mengikuti pendidikan dibangku perkuliahan.

6. Kedua orang tua yang selalu memberikan doa dan dukunganya.

7. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Muhammadiyah Buton.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyajian proposal ini masih jauh

dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan adanya kritikan dan

saran yang sifatnya kontruktif yang sempurnya proposal ini.

Baubau, November 2021

Astriani

iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN..............................................................................ii
KATA PENGANTAR..........................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................v
DAFTAR TABEL...............................................................................................xiii
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................xiv

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1. Latar belakang.........................................................................................1


1.2. Rumusan Masalah...................................................................................4
1.3. Tujuan penelitian.....................................................................................5
1.4. Manfaat penelitian...................................................................................5
1.5. Batasan masalah......................................................................................5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................7

2.1. Pengendalian intern.................................................................................7


2.1.1. Pengertian pengendalian intern.....................................................7

2.1.2. Jenis-jenis pengendalian................................................................9

2.1.3. Tujuan pengendalian intern.........................................................10

2.1.4. Unsur-unsur sistem pengendalian intern.....................................11

2.1.5. Struktur pengendalian intern.......................................................12

2.1.6. Komponen pengendalian intern...................................................14

2.2. Kredit.....................................................................................................15
2.2.1. Pengertian kredit..........................................................................15

2.2.2. Tujuan dan fungsi kredit..............................................................16

2.2.3. Penyaluran kredit.........................................................................16

2.2.4. Prosedur penyaluran kredit..........................................................17

v
2.3. Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)....................................................20
2.4. Penelitian terdahulu...............................................................................21
2.5. Kerangka pikir.......................................................................................24

BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................26

3.1. Lokasi Penelitian...................................................................................26


3.2. Populasi dan sampel..............................................................................26
3.2.1. Populasi.......................................................................................26
3.2.2. Sampel.........................................................................................26
3.3. Jenis Dan Sumber Data.........................................................................27

3.3.1. Jenis Data.....................................................................................27


3.3.2. Sumber Data................................................................................28
3.4. Tehnik Pengumpulan Data....................................................................28
3.5. Metode Analisis Data............................................................................29
3.6. Definisi Operasional..............................................................................30

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................31

vi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu..............................................................................20

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pikir................................................................................. 23

viii
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang

Pengembangan basis ekonomi di pedesaan sudah sejak lama dijalankan

oleh Pemerintah melalui berbagai program, Badan Usaha Milik Desa atau

yang selanjutnya dapat disebut BUMDes salah satunya. BUMDes adalah

salah satu lembaga usaha desa yang dikelola oleh pemerintah dan masyarakat

desa yang dibentuk berdasarkan kebutuhan dan potensi desa. Badan Usaha

Milik Desa selain sebagai lembaga sosial atau lembaga yang berpihak kepada

kepentingan masyarakat, juga merupakan lembaga komersial atau lembaga

yang bertujuan untuk mencari keuntungan yang mana menurut Undang-

Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah bahwa tujuan

pendirian BUMDes antara lain adalah untuk meningkatkan Pendapatan Asli

Desa (PADesa).

Dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa, pasal 4

point (d) bahwa peraturan Desa bertujuan mendorong prakarsa, gerakan, dan

partisipasi masyarakat Desa untuk pengembangan potensi dan Aset Desa

guna kesejahteraan bersama. Dengan adanya peraturan itu diharapkan Desa

mampu mandiri mengelola asset yang dimiliki Desa. Untuk kemandirian

Desa dalam pengelolaan asset Desa, pemerintah mengeluarkan peraturan

lewat Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi

Peraturan Menteri Republik Indonesia nomor 4 tahun 2015 tentang pendirian,

pengurusan dan pengelolaan, dan pembubaran badan usaha milik desa. dalam

peraturan itu pasal 1 ayat 2 menjelaskan Badan Usaha Milik Desa,

1
2

selanjutnya disebut BUM Desa, adalah badan usaha yang seluruh atau

sebagian besar modalnya dimiliki oleh Desa melalui penyertaan secara

langsung yang berasal dari kekayaan Desa yang dipisahkan guna mengelola

aset, jasa pelayanan, dan usaha lainnya untuk sebesar- besarnya kesejahteraan

masyarakat Desa.

Didirikannya BUMDes pemerintah mengharapkan menemukan

terobosan baru dalam mengentaskan kemiskinan, pengangguran serta

urbanisasi. Setiap BUMDes diberi wewenang untuk mendirikan badan usaha.

Berbagai bentuk program pengembangan ekonomi dipedesaan sudah sejak

lama dijalankan oleh pemerintahan. Usaha ini bergerak dalam bidang

pertanian, peternakan, penyaluran dan peminjaman dana kepada masyarakat

yang membutuhkan untuk mengembangkan usahanya, dan lembaga ini

memang didirikan atas dasar instruksi dari pemerintah. Supaya adanya

lembaga ini tidak dikuasai oleh kelompok tertentu, maka kepemilikan

lembaga itu oleh desa dan dikelola bersama dimana tujuan nantinya akan

meningkatkan Pendapatan Asli Desa (PADes) (Atmadja A. t., 2014).Berbagai

bentuk program pengembangan ekonomi dipedesaan sudah sejak lama

dijalankan oleh pemerintahmelalui BUMDes. Salah satu bidang usaha yang

dijalankan BUMDes adalah usaha simpan pinjam (kredit). Seperti yang

dilakukan oleh BUM Desa Waelumu.

Menurut Karmila (2010) kredit berasal dari bahasa latin yaitu

“credere” yang artinya percaya. Sedangkan menurut Undang Undang Nomor

7 Tahun 1992, kredit adalah penyediaan uang berdasarkan kesepakatan


3

pinjam meminjam yang mewajibkan peminjam untuk melunasi hutangnya

setelah jangka waktu tertentu dengan adanya pemberian bunga.

Kredit yang disalurkan oleh BUM Desa Waelumu adalah usaha kecil

untuk membantu para anggota atau masyarakat yang membutuhkan modal

untuk menjalankan usaha mereka, dengan adanya pinjaman ini anggota

ataupun masyarakat merasa terbantu. Namun pada BUMDes “Untu Mo’Ori”,

terdapat permasalahan-permasalahan yang muncul khususnya pada usaha

Simpan Pinjam yang dikelola oleh mereka sering kali mengalami kredit

macet. Dari hasil observasi yang dilakukan, dijelaskan oleh Direktur

BUMDes “Untu Mo’Ori” bapak La Rudi, yang menyebutkan bahwa “terdapat

kelemahan analisis yang menyebabkan terjadinya kredit macet”. Kepala

BUMDes mengatakan “Pengamatan dilapangan yang bermasalah adalah

mental pada masyarakat yang berfikiran bahwa dana yang diberikan itu

adalah dana bantuan dan pola fikir seperti itu yang harus diperbaiki”. Hal ini

sejalan dengan hasil penelitian (Putra, 2017) di Desa Muncul Sari Aji yang

mengatakan bahwa kondisi keluarga yang berasal dari keluarga kurang

mampu menyebabkan masyarakat tidak mampu untuk membayar secara rutin

sehingga terjadinya kredit macet” .

Untuk menghindari terjadinya penyimpangan atau untuk menjamin

pengembalian kredit oleh peminjam atau nasabah dibutuhkan suatu sistem

pengendalian intern kredit. Pengendalian intern merupakan suatu kebijakan

dan prosedur yang secara langsung maupun tidak langsung dapat

meminimalkan kecurangan dan penyelewengan yang mungkin dapat


4

merugikan perusahaan, yang mana tujuannya yaitu untuk mengecek ketelitian

dalam menggulirkan dana pinjaman dan menjaga pengelolaan kekayaan serta

dapat mendorong efisiensi untuk mematuhi kebijakan yang ditetapkan oleh

pihak manajemen. Pemberian kredit harus diberikan dengan hati-hati untuk

menghindari terjadinya kredit macet. Sistem pengendalian intern adalah

beberapa dari banyak cara yang bisa dilakukan oleh pengelola untuk

menentukan pemberian kredit dan pencegahan terjadinya kredit macet

(Wiradana, 2015).

Berdasarkan uraian di atas hal yang harus diperhatikan BUMDes yaitu

dengan terselenggarakannya sistem pengendalian interndalam penyaluran

kredit, maka diharapkan mampu meminimalisir setiap resiko-resiko yang

ditimbulkan dari penyaluran kredit ke masyarakat. Maka peneliti tertarik

untuk mengangkat judul penelitian tentang “ Analisis Pengendalian Intern

Penyaluran Kredit Pada BUMDes (Studi Kasus Desa Waelumu, Kecamatan

Wangi-Wangi, Kabupaten Wakatobi).

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan , maka yang menjadi

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

Bagaimana sistem pengendalian intern dalam proses penyaluran kredit

pada Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di Desa Waelumu Kecamatan

Wangi-Wangi Kabupaten Wakatobi?


5

1.3. Tujuan penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, maka tujuan dari

penelitian ini adalah :

Untuk mengetahui sistem pengendalian intern dalam proses penyaluran

kredit pada Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di Desa Waelumu

Kecamatan Wangi-Wangi Kabupaten Wakatobi?

1.4. Manfaat penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Manfaat akademik

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap

pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang akuntansi

keuangan desa. Selain itu penelitian ini juga bermanfaat sebagai referensi

bagi peneliti lain yang berkeinginan melakukan penelitian sejenis.

2. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

pemikiran bagi pemerintah desa khususnya BUMDes yang ada di

Kabupaten Wakatobi terkait hal-hal yang berkaitan dengan pengendalian

intern penyaluran kredit.

1.5. Batasan masalah

Agar penelitian ini dapat dilakukan secara lebih fokus dan terarah maka

penulis memberikan batasan lokasi penelitian yang dilakukan pada Badan Usaha
6

Milik Desa (BUMDes) di Desa Waelumu Kecamatan Wangi-Wangi Kabupaten

Wakatobi pada tahun 2020.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengendalian intern

2.1.1. Pengertian pengendalian intern

Awal perkembangannya istilah sistem pengendalian intern dimulai

dari istilah internal cek, yang kemudian sejak tahun 1949 berubah

menjadi sistem pengendalian intern. Pada dasarnya sistem pengendalian

intern sudah dikembangkan secara alamiah melalui pengalaman atau

trial and error, dan secara naluri. Menurut Heryy (2011:155),

pengendalian intern berfungsi sebagai alat untuk mengendalikan

aktivitas entitas perusahaan dengan tujuan untuk mengamankan dan

mencegah aktiva perusahaan dari tindaklan pencurian, penyelewengan,

penyalahgunaan, dan kerusakan, serta menjamin keakuratan laporan

keuangan.

Pengendalian intern sangat dibutuhkan dalam menjalankan sebuah

usaha dengan harapan usaha yang dijalankan menjadi sustainable

sebagaimana yang di jelaskan oleh American Institute of Carified

Publik Accountants (AICPA) bahwa Pengendalian internal mencakup

segala rencana organisasi dan semua metode serta tindakan yang telah

digunakan dalam suatu perusahaan untuk mengamankan aktivanya,

mengecek keandalan dan kecermatan data akuntansi, memajukan

efisiensi operasi, mendorong ketaatan pada kebijakan yang telah

ditetapkan (James Hall , 2010:231)

7
8

Lain halnya dengan Mulyadi (2016) yang menjelaskan bahwa

sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan

ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan

organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi,

mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.

Pengendalian intern merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan

tertentu, namun pengendalian intern bukanlah suatu tujuan, tetapi

merupakan bagian yang tidak terpisahkan. Penjelasan ini dipertajam

oleh Hartanto dalam Mardi,(2011) yang membedakan pengendalian

internal dalam arti yang sempitdan dalam arti yang luas. Dalam arti

sempit, pengendalian internal disamakan dengan internal check yang

merupakan mekanisme pemeriksaan ketelitian data administrasi. Akan

tetapi dalam arti luas, pengendalian internal disamakan dengan

management control, yaitu suatu sistem yang meliputi semua cara yang

digunakan oleh pimpinan perusahaan untuk mengawasi dan

mengendalikan perusahaan.

Selanjutnya Pengendalian Intern merupakan suatu sistem yang

meliputi struktur organisasi beserta semua mekanisme dan ukuran-

ukuran yang dipatuhi bersama untuk menjaga seluruh harta kekayaan

organisasi dari berbagai arah (Mardi, 2011). Hal ini diperlukan untuk

mengatur dan mengarahkan aktifitas- aktifitas suatu lembaga keuangan

atau perusahaan. Pengendalian internal bukanlah suatu tujuan namun

berupa rangkaian tindakan bersifat pervasif dan menjadi bagian


9

yangtidak dapat terpisahkan, bukan hanya sebagai tambahan dari

infrastruktur suatu entitas namun diharapkan mampu memberikan

keyakinan memadai bukan keyakinan mutlak.

2.1.2. Jenis-jenis pengendalian

(2016: 164) menyatakan bahwa jenis-jenis pengendalian intern adalah

sebagai berikut:

a) Pengendalian intern akuntansi, merupakan bagian dan sistem

pengendalian intern yang meliputi struktur organisasi, metode dan

ukuran-ukuran yang dikoordinasikan terutama untuk menjaga

kekayaan dan mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi.

Pengendalian intern yang baik akan menjamin kekayaan perusahaan

dan akan menghasilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya.

b) Pengendalian internadministrative, meliputi struktur organisasi,

metode dan ukuran -ukuran yang dikoordinasikan untuk mendorong

efesiensi dan dipatuhinya kebijakan manajemen.

c) Pegawasan fisik,berhubungan dengan alat-alat mekanis dan

elektronis dalam pelaksanaan dan pencatatan transaksi.Pemeriksaan

intern secara bebas menyangkut perbandingan antara catatan asset

dengan asset yang betul-betul ada, menyelenggarakan rekening-

rekening kontrol dan mengadakan perhitungan kembali gaji

karyawan. Ini bertujuan untuk mengadakan pengawasan kebenaran

data.
10

2.1.3. Tujuan pengendalian intern

Tujuan pengendalian intern menurut COSO dalam Romney &

Steinbart, 2014):

a. Tujuan Operasi

Tujuan operasi terkait dengan pencapaian misi dasar entitas.

Tujuan-tujuan ini bervariasi berdasarkan pilihan manajemen yang

berkaitan dengan struktur, pertimbangan industri, dan kinerja entitas,

terkait untuk operasi dalam divisi, anak perusahaan, unit operasi, dan

fungsi, diarahkan pada peningkatan efektivitas dan efesiensi dalam

menggerakkan entitas menuju tujuan utamanya.

b. Tujuan Pelaporan

Tujuan pelaporan berkaitan dengan penyusunan laporan handal.

Tujuan pelaporan mungkin berhubungan dengan pelaporan keuangan

maupun non keuangan dan pelaporan internal atau eksternal. Tujuan

pelaporan internal didorong oleh kebutuhan intern dalam menanggapi

berbagai kebutuhan potensial. Tujuan pelaporan eksternal terutama

didorong oleh peraturan dan atau standar yang telah ditetapkan.

c. Tujuan Kepatuhan

Dalam melakukan kegiatan sebuah entitas sering mengambil tindakan

tertentu, tentunya harus sesuai dengan hukum dan peraturan yang

berlaku. Sebagai bagian dari menentukan tujuan kepatuhan, organisasi

perlu memahami hukum dan peraturan yang berlaku di seluruh entitas.


11

2.1.4. Unsur-unsur sistem pengendalian intern

Pengendalian internal harus tercipta secara kondusif seperti yang

dipaparkan oleh Mardi (2011). Agar suatu sistem pengendalian internal

dapat berjalan secara efektif seperti yang diharapkan, harus memiliki

unsur pokok sistem pengendalian internal adalah sebagai berikut:

a. Struktur Organisasi

Merupakan suatu kerangka pemisahan tanggung jawab secara

tegas berdasarkan fungsi dan tingkatan unit yang dibentuk.

Prinsip dalam menyusun struktur oranisasi, yaitu pemisahan

antara setiap fungsi yang ada dan suatu fungsi jangan diberi

tanggungjawab penuh melaksanakan semua tahapan kegiatan,

hal ini bertujuan supaya tercipta mekanisme saling

mengendalikan antar fungsi secara maksimal. Jadi struktur

organisasi merupakan suatu pemisahan tugas antar bagian agar

tidak ada rangkap jabatan.

b. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan dalam organisasi.

Struktur organisasi harus dilengkapi dengan uraian tugas yang

mengatur hak dan wewenang masing-masing tingkatan beserta

seluruh jajarannya. Jadi setiap karyawan harus tahu hak dan

kewajiban serta tanggungjawab masing-masing bagian.

Prosedurpencatatan yang baik menjamin ketelitian dan

keandalan data dalam perusahaan.


12

c. Pelaksanaan kerja secara sehat.

Tata cara kerja secara sehat merupakan pelaksanaan yag dibuat

sedemikian rupa untuk mendukung tercapainya tujuan

pengendalian internal yang ditunjukkan dalam beberapa cara.

Unsur kehati-hatian dan rolling pegawai sangat penting untuk

dijaga.

d. Pegawai berkualitas.

Salah satu unsur pokok yang menjadi penggerak organisasi ialah

karyawan, karyawan harus berkualitas agar organisasi memiliki

citra yang berkualitas. Secara umum, kualitas karyawan

ditentukan oleh 3 aspek yaitu, pendidikan, pengalaman dan

akhlak. Tidak hanya berkualitas namun kesesuaian tanggung

jawab dan pembagian tugas perlu diperhatikan

2.1.5. Struktur pengendalian intern

Pengendalian internal akan berjalan dengan baik jika di tunjang

dengan Struktur pengendalian internal yang meliputi berbagai kebijakan

dan prosedur yang ditetapkan guna memberikan arah yang jelas dan

benar untuk pencapaian tujuan organisasi dimasa yang akan datang.

Sebagaimana yang diungkapkan (Bodnar, 2010), suatu prosedur yang

dirancang untuk memastikan bahwa elemen proses pengendalian

internal diimplementasikan dalam suatu sistem aplikasi tertentu disetiap

siklus transaksi organisasi yaitu pengendalian pemrosesan transakasi.


13

Pengendalian pemrosesan transakasi mencakup pengendalian umum

dan pengendalian aplikasi.

a. Pengendalian umum

Pengendalian umum mempengaruhi semua pemrosesan transaksi

dan mencakup beberapa hal: (1) Perencanaan organisasi

pemrosesan data, (2) Prosedur operasi secara umum, (3)

Karakteristik pengendalian peralatan, dan (4) Pengendalian akses

data dan peralatan.

b. Pengendalian aplikasi

Pengendalian aplikasi merupakan pengendalian yang spesifik untuk

satu aplikasi tertentu. Pengendalian aplikasi dikelompokkan

menjadi tiga: (1) Pengendalian input, Dirancang untuk mencegah

serta mendeteksi kesalahan pada tahap penginputan data, (2)

Pengendalian Proses, dirancang untuk memberikan keyakinan

bahwa pemrosesan telah terjadi sesuai dengan spesifikasi yang

ditetapkan dan bahwa tidak ada transaksi yang terlewat yang tidak

diproses atau bahwa tidak ada transaksi tambahan yang mestinya

tidak ikut diproses, dan (3) Pengendalian Output, pengendalian ini

dirancang untuk memastikan bahwa input dan proses pengendalian

yang telah dijalankan menghasilkan output yang valid dan bahwa

output telah didistribusikan secara tepat.


14

2.1.6. Komponen pengendalian intern

Komponen pengendalian intern menurut COSO dalam Romney &

Steinbart, 2014):

a. Lingkungan Pengendalian (Control Environment)

Lingkungan pengendalian merupakan dasar dari komponen

pengendalian yang lain yang secara umum dapat memberikan acuan

disiplin yang meliputi: integritas, nilai etika, serta komitmen terhadap

kompetensi. Cakupan setiap faktor, secara formal ditujukan oleh suatu

entitas akan bervariasi berdasarkan pertimbangan seperti ukuran dan

kematangan organisasi.

b. Penilaian risiko

Penilaian risiko untuk tujuan pelaporan keuangan adalah identifikasi,

analisis, dan pengelolaan risiko suatu entitas yang relevan dengan

penyusunan laporan keuangan yang disajikan secara wajar sesuai

dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum.

c. Aktivitas pengendalian

Aktivitas pengedalian merupakan kebijakan dan prosedur yang

membantu memastikan bahwa perintah manajemen telah

dilaksanakan. Aktivitas pengendalian membantu memastikan bahwa

tindakan yang diperlukan berkenaan dengan risiko telah diambil untuk

pencapaian tujuan entitas.

d. Informasi dan komunikasi


15

Informasi dan komunikasi yang relevan dengan tujuan pelaporan

keuangan, yang memastikan sistem akuntansi, yang terdiri dari

metode dan catatan yang diciptakan untuk mengidentifikasi

mengumpulkan, menganalisis, mengklasifikasi, mencatat, dan

melaporkan transaksi entitas dan untuk memelihara akuntabilitas dari

aktiva dan kewajiban yang berhubungan.

e. Pengawasan

Pengawasan merupakan suatu proses yang menilai kualitas kinerja

pengendalian intern suatu waktu.

2.2. Kredit

2.2.1. Pengertian kredit

Menurut Ismail (2013)kredit merupakan dana dari pihak pemilik

dana kepada pihak yang memerlukan dana. Penyaluran dana tersebut

didasarkan pada asas kepercayaan yang diberikan oleh pemilik dana

kepada pengguna dana tersebut. Sementara itu Undang-Undang

Perbankan No.10 Tahun 1998 mengartikan kredit secara berbeda, yaitu

sebagai penyedia uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan

itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara

bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi

utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.

Menurut Kasmir (2014:85) kredit dapat berupa uang atau tagihan

yang nilainya diukur dengan uang. Kemudian adanya kesepakatan

antara bank (kreditor) dengan nasabah penerima kredit (debitur), bahwa


16

mereka sepakat sesuai dengan perjanjian yang telah dibuatnya. Dalam

perjanjian kredit tercakup hak dan kewajiban masing-masingpihak,

termasuk jangka waktu serta bunga yang ditetapkan bersama.

Demikianpula dengan masalah sangsi apabila si debitur ingkar janji

terhadap perjanjian yang telah dibuat.

2.2.2. Tujuan dan fungsi kredit

Menurut Kasmir (2014:88) tujuan dan fungsi dari pemberian kredit

sebagai berikut:

Tujuan kredit:

a) Mencari Keuntungan

b) Membantu Usaha Nasabah

c) Membantu pemerintah

Fungsi kredit:

a) Untuk meningkatkan daya guna uang.

b) Untuk meningkatkan peredaran dan lalulintas uang.

c) Untuk meningkatkan daya guna barang.

d) Meningkatkan peredaran barang.

e) Sebagai alat stabilitas ekonomi

2.2.3. Penyaluran kredit

Penyaluran dana disebut juga dengan infancing yaitu pendanaan

yang diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain untuk mendukung

investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun

lembaga dengan kata lain pembiayaan adalah pendanaan yang


17

dilakukan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan

(Muhammad, 2010:16) Penyaluran kredit adalah perencanaan

penyaluran harus didasarkan pada keseimbangan antara jumlah,

sumber, dan jangka waktu dana agar tidak menimbulkan masalah

terhadap tingkat kesehatan dan liquiditas kredit harus dilakukan secara

realitas dan objektif, agar pengendalian dapat berpungsi dan tujuan

tercapai.

2.2.4. Prosedur penyaluran kredit

Menurut Kamir (2014:100) prosedur pemberian kredit secara

umum dapat dibedakan antara pinjaman perseorangan dengan pinjaman

oleh suatu badan hukum, kemudian dapat pula ditinjau dari segi

tujuannya apakah untuk konsumtif atau produktif. Secara umum akan

dijelaskan prosedur pemberian kredit sebagai berikut:

a. Pengajuan berkas-berkas

Dalam hal ini pemohon kredit mengajukan permohonan kredit yang

dituangkan dalam suatu proposal. Kemudian dilampiri dengan

berkas- berkas lainnya yang dibutuhkan.

b. Penyelidikan berkas pinjaman

Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah berkas yang diajukan

sudah lengkap sesuai persyaratan dan sudah benar, termasuk

menyelidiki keabsahan berkas. Jika menurut pihak perbankan belum

lengkap atau belum cukup, maka nasabah diminta segera untuk

melengkapinya dan apabila sampai batas tertentu nasabah tidak


18

sanggup melengkapi kekurangannya tersebut, maka sebaiknya

permohonan kredit dibatalkan saja.

1. Wawancara awal

Merupakan penyelidikan kepada calon peminjam dengan langsung

berhadapan dengan calon peminjam. Tujuannya adalah untuk

meyakinkan apakah berkas-berkas tersebut sesuai dan lengkap

seperti dengan yang bank inginkan. Wawancara ini juga untuk

mengetahui keinginan dan kebutuhan nasabah yang sebenarnya.

Hendaknya dalam wawancara ini dibuat serileks mungkin, sehingga

diharapkan hasil wawancara akan sesuai dengan tujuan yang

diharapkan. Berikan si debitur berbicara lebih banyak, sehingga bank

memperoleh informasi yang lebih banyak pula.

2. On The Spot

Merupakan kegiatan pemeriksaan ke lapangan dengan meninjau

berbagai objek yang akan dijadikan usaha atau jaminan. Kemudian

hasil on the spot dicocokkan dengan hasil wawancara I. Pada saat

hendak melakukan on the spot hendaknya jangan diberitahu kepada

nasabah. Sehingga apa yang kita lihat di lapangan sesuai dengan

kondisi sebenarnya.

3. Wawancara II

Merupakan kegiatan perbaikan berkas, jika mungkin ada

kekurangan- kekurangan pada saat setelah dilakukan on the spot di


19

lapangan. Catatan-catatan yang ada pada permohonan dan pada saat

wawancara I dicocokkan dengan pada saat on the spot apakah ada

kesesuaian dan mengandung suatu kebenaran.

c. Keputusan kredit

Keputusan kredit dalam hal ini adalah untuk menentukan apakah

kredit akan diberikan atau ditolak, jika diterima, maka dipersiapkan

administrasinya. Biasanya keputusan kredit yang diumumkan

mencakup: jumlah uang yang diterima, jangka waktu kredit,biaya-

biaya yang harus dibayar, dan waktu pencairan kredit.

d. Penandatanganan akad kredit/perjanjian lainnya

Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari diputuskannya kredit, maka

sebelum kredit dicairkan terlebih dahulu calon nasabah

menandatangani akad kredit, mengingat jaminan dengan hipotek dan

surat perjanjian atau pernyataan yang dianggap perlu. Penanda

tangan dilaksanakan: antara bank dengan debitur secara langsung,

atau dengan melalui notaris.

e. Realisasi kredit

Realisasi kredit diberikan setelah penandatanganan akad kredit dan

surat-surat yang diperlukan dengan membuka rekening giro atau

tabungan di bank yang bersangkutan.

f. Penyaluran/penarikan dana
20

Adalah pencairan atau pengambilan yang dari rekening sebagai

realisasi dan pemberian kredit yang dapat diambil sesuai ketentuan.

tujuan kredit yaitu, sekaligus atau secara bertahap.

2.3. Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)

Peraturan Menteri Desa (Permendesa), Daerah Tertinggal dan

Transmigrasi Nomor 4 Tahun 2015 Pasal 1 tentang Pendirian, Pengurusan

dan Pengelolaan, dan Pembubaran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)

menyebutkan bahwa BUMDes adalah badan usaha yang berasal dari

kekayaan desa yang dipisahkan guna mengelola aset, jasa pelayanan, dan

usaha lainnya untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat desa.

Badan Usaha Milik Desa yang disebut dengan BUMDes adalah usaha

Desa yang dikelolah oleh masyarakat dan pemerintah Desa dalam upaya

memperkuat perekonomian Desa dan di bentuk berdasarkan kebutuhan dan

potensi Desa ( Rahmat, dkk 2011:139). Putra (2015) menyatakan beberapa

pengertian dari Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) diantaranya yaitu:

1. BUMDes merupakan salah satu strategi kebijakan untuk menghadirkan

institusi negara (Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal

dan Transmigrasi) dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara di

desa (selanjutnya disebut Tradisi Berdesa).


21

2. BUMDes merupakan salah satu strategi kebijakan membangun Indonesia

dari pinggiran melalui pengembangan usaha ekonomi desa yang bersifat

kolektif.

3. BUMDes merupakan salah satu strategi kebijakan untuk meningkatkan

kualitas hidup manusia Indonesia di desa.

4. BUMDes merupakan salah satu bentuk kemandirian ekonomi Desa

denganmenggerakkan unit-unit usaha yang strategis bagi usaha ekonomi

kolektif Desa.

2.4. Penelitian terdahulu


Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh

peneliti sebelumnya dan menjadi sumber referensi bagi peneliti, adapun

beberapa penelitian terdahulu yang digunakan sebagaimana tabel berikut :

Table 2.1
Penelitian terdahulu
No Peneliti Judul Tujuan Metode Hasil Persamaan/
Penelitian Penelitian Analisis Penelitian perbedaan
1 Robin Gita Analisis Penelitian ini metode Hasil analisis Persamaan
Mandira, Sistem bertujuan analisis terhadap Penelitian
Anantawikra Pengendalian untuk deskriptif unsur-unsur terdahulu dan
ma Tungga Intern mengetahui kualitatif sistem penulis sama-
Atmadja, Pemberian efektifitas pengendalian sama meneliti
Nyoman Ari Kredit Pada sistem intern pada tentang
Surya Badan Usaha pengendalian Badan Usaha pengendalian
Darmawan Milik Desa intern dalam MIlik Desa intern
(2014) (Bumdes) pemberian (BUMDes) pemberian
Mandala Giri kredit pada Mandala Giri kredit pada
Amertha Di Badan Usaha Amertha di BUMDes
Desa Tajun Milik Desa Desa Tajun Perbedaan:
(BUMDES) menunjukkan Penelitian
Desa Tajun bahwa sistem terdahulu dan
pengendalian penulis
internnya meneliti di
22

baik dan lokasi yang


dikategorikan berbeda dan
memadai dan tahun yang
tiap elemen berbeda.
sistem
pengendalian
intern yang
terdiri dari
lingkungan
pengendalian
, penaksiran
risiko,
informasi
dan
komunikasi,
aktivitas
pengendalian
, dan
pemantauan
tersebut
dikatakan
efektif
2 Andi Analisis Penelitian ini Metode Hasil Persamaan :
Nurwinda, Sistem bertujuan analisis penelitian Penelitian
Ahmad Penegendalia untuk pendekatan menunjukan terdahulu dan
Jibrail(2020) n Internal mengetahui deskriptif bahwa sistem penulis sama-
Pemberian sistem pengenalian sama meneliti
Kredit Pada pengenalian internal tentang
Badan Usaha internal dan dalam pengendalian
Milik Desa prosedur prosedur intern
Lembaga pemberian pemberian pemberian
Keuangan kredit pada kredit pada kredit pada
Mikro Badan Usaha Badan Usaha BUMDes
(Bumdes Milik Desa Milik Desa Perbedaan:
Lkm) Desa Lembaga Lembaga Penelitian
Leseng Keuangan Keuangan terdahulu dan
Mikro Desa Mikro Desa penulis
Leseng. Leseng meneliti di
belum sesuai, lokasi yang
karena masih berbeda dan
ada rangkap tahun yang
jabatan yang berbeda.
dilakukan
oleh
Manager dan
Pejabat
23

Pemutus
Kredit,
sistem
wewenang
masih terjadi
tumpang
tindih
jabatan, tidak
menggunaka
n nomor urut
dalam
formulir
permohonan
kredit, dan
tidak ada
perputaran
jabatan
3 Rilia Gita Analisis Tujuan dari analisis Hasil Persamaan :
Yostina , Sistem penelitian ini yang penelitian Penelitian
Hari Pengendalian adalah untuk digunakan menunjukkan terdahulu dan
Gursida , Internal menganalisis dalam bahwa sistem penulis sama-
May Pemberian sistem penelitian pengendalian sama meneliti
Mulyaningsih Kredit pengendalian ini adalah internal tentang
(2021) Kaitannya internal analisis pemberian pengendalian
Dengan pemberian statistik kredit intern
Prinsip 5c kredit deskriptif kaitannya pemberian
Pemberian kaitannya dengan dengan kredit
Kredit Pada dengan bantuan prinsip 5c Perbedaan:
Badan Usaha prinsip 5c SPSS versi pemberian Penelitian
Milik Desa pemberian 25 dan kredit pada terdahulu dan
(BUMDes) kredit pada skala BUMDes penulis
Kurnia Abadi BUMDes Likert. Kurnia Abadi meneliti di
Di Desa Kurnia Abadi di Desa lokasi yang
Tonjong di Desa Tonjong berbeda dan
Tonjong. masih sudah tahun yang
cukup berbeda.
memadai,
terlihat
bahwa
BUMDes
Kurnia Abadi
sudah
memahami
dan
menerapkan
komponen-
24

komponen
sistem
pengendalian
internal dan
pemberian
kreditnya
dengan
menggunaka
n prisip 5c.
Namun
dalam
pengoperasia
nnya masih
ditemukan
masalah
yaitu adanya
rangkap
jabatan yang
dilakukan
anggota
pengurus.

2.5. Kerangka pikir

Kerangka pikir ini akan memberikan gambaran terhadap permasalahan

penelitian yang disusun berdasarkan tujuan pustaka yang relevan dan terkait, serta

merupakan satu argumentasi. Kerangka pikir ini terkait dengan analisis

pengendalian intern penyaluran kredit pada BUMDes.

BUMDES Desa Waelumu

Analisis Pengendalian Intern


Penyaluran Kredit

Komponen Pengendalian Intern


1. Lingkungan Pengendalian
2. Penaksiran Resiko
3. Aktivitas Pengendalian
4. Informasi Dan Komunikasi
25

Kesimpulan

Gambar 2.1
Kerangka pikir
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan padaBUMDes di Desa Waelumu, Kecamatan

Wangi-Wangi, Kabupaten Wakatobi pada bulan Desember 2021.

3.2. Populasi dan sampel

3.2.1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subyek

yang mempunyai kualitas dan karekteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya

(Sugiyono,2013:165). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

pengurus dan anggotaBadan Usaha Milik Desa (BUMDes) Di Desa

Waelumu Kecamatan Wangi-Wangi berjumlah 5 orang.

3.2.2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya akan

diteliti (Sugiyono 2013:165). Dalam penelitian ini Sampel yang

digunakan adalah direktur BUMDes, bendahara, dan nasabah BUMDes.

Dalam penelitian ini penulis mempersempit populasi yaitu jumlah

seluruh pengurus BUMDes sebanyak 5 orang dengan menghitung ukuran

sampel yang dilakukan dengan menggunakan teknik Slovin menurut

Sugiyono (2011:87). Adapun penelitian ini menggunakan rumus Slovin

karena dalam penarikan sampel, jumlahnya harus representative agar

hasil penelitian dapat digeneralisasikan dan perhitungannya pun tidak

26
27

memerlukan tabel jumlah sampel, namun dapat dilakukan dengan rumus

dan perhitungan sederhana. Rumus Slovin untuk menentukan sampel

adalah sebagai berikut :

n= N (1 + Ne²)

Keterangan:

n = Ukuran sampel/jumlah responden

N = Ukuran populasi

E = Presentase kelonggaran ketelitian kesalahan pengambilan sampel

yang masih bisa ditolerir; e=0,1 Dalam rumus Slovin ada ketentuan

sebagai berikut: Nilai e = 0,1 (10%) untuk populasi dalam jumlah besar

Nilai e = 0,2 (20%) untuk populasi dalam jumlah kecil Jadi rentang

sampel yang dapat diambil dari teknik Solvin adalah antara 10-20 % dari

populasi penelitian. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah

sebanyak 19 orang, sehingga presentase kelonggaran yang digunakan

adalah 20%.

3.3. Jenis Dan Sumber Data

3.3.1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Data kualitatif yaitu data yang diperoleh dalam bentuk uraian atau

penjelasan baik lisan maupun tulisan mengenai keadaan perusahaan

2. Data kuantitatif yaitu data yang dapat dihitung atau dalam bentuk

angka-angka yang berhubungan dengan data-data simpan pinjam.


28

3.3.2. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Data primer adalah data yang diambil dari pengamatan langsung

dan diolah peneliti yang diperoleh dari wawancara yang dilakukan

dengan pengelolahatau dengan pihak yang memiliki kewenangan

untuk memberikan keterangan atas permasalahn yang diajukan

pada saat penelitian.

2. Data sekunder adalah data tidak langsung yang diperoleh peneliti

dari sumbernya berupa laporan keuangan BUMDes.

3.4. Tehnik Pengumpulan Data

Dalam memperoleh data guna penelitian penulisan ini, maka perlu

dilakukan proses pengumpulan data yang didalamnya terdiri dari informasi-

informasi yang diterima oleh penulis baik dalam bentuk lisan maupun

tulisan, maka penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan data

yang relevan dengan penganalisan masalah, yaitu:

1. Observasi

Observasi adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan secara

sistematis, logis dan rasional mengenai berbagai fenomena, baik dalam

situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan untuk mencapai

tujuan tertentu ( Zainal Arifin, 2011: 153-177).

2. Wawancara

Menurut Sugiyono (2013:72) wawancara adalah pertemuan yang

dilakukan dua orang untuk bertukar informasi maupun satu ide dengan
29

cara tanya jawab, sehingga dapat diurutkan menjadi sebuah kesimpulan

atau makna dalam topik tertentu. Wawancara dalam penelitian ditujukan

kepada pihak dan bagian kredit untuk mengetahui sejarah BUMDes,

struktur organisasi, prosedur pemberian kredit serta sistem pengamanan

dan pengawasan yang dilakukan.

3. Dokumentasi

Dokumentasi menurut Sugiyono (2013: 329) adalah suatu cara yang

digunakan untuk memperoleh data dan informasi dalam bentuk buku,

arsip, dokumen, tulisan angka dan gambar yang berupa laporan serta

keterangan yang dapat mendukung penelitian.

3.5. Metode Analisis Data

Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden

atau sumber data lain terkumpul. Analisis data didalam penelitian ini yaitu

menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif, penelitian yang berusaha

menggambarkan dan menginterprestasikan suatu fenomena atau gejala yang

terjadi dalam keadaan nyata pada waktu penelitian dilakukan.

1. Mengumpulkan data dokumen berupa laporan keuangan yang terdiri

neraca.

2. Mempelajari dan mengkaji data dan informasi tentang Sistem

Pengendalian Intern, menganalisis dari awal.

3. Membuat kesimpulan-kesimpulan atas uraian dan penjelasan yang telah

dilakukan.
30

3.6. Definisi Operasional


Adapun definisi operasional pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Pengendalian intern adalahsuatu kebijakan dan prosedur yang secara

langsung maupun tidak langsung dapat meminimalkan kecurangan dan

penyelewengan yang mungkin dapat merugikan suatu perusahaan.

2. Kredit adalah dana dari pihak pemilik dana yang diberikan kepada pihak

yang memerlukan dana berupa uang.

3. BUMDes adalah badan hukum yang didirikan oleh desa dan atau

bersama desa-desa guna mengelola usaha, memanfaatkan asset,

mengembangkan investasi dan produktivitas, menyediakan jasa

pelayanan, dan atau menyediakan jenis usaha lainnya untuk sebesar-

besarnya kesejahteraan masyarakat Desa.


DAFTAR PUSTAKA

Atmadja, A. t. 2014. Analisis sistem pengendalian Intern Pemberian Kredit Pada


Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Mandala Giri Amertha di Desa
Tajun.Singaraja: Undiksha, Vol: 2 No.1.

Bodnar, George H., and William S. Hopwood. 2010. Accounting Information


System. Yogyakarta: ANDI

Hall, James A., 2010. Accounting Information System. Jakarta: Salemba Empat.

Heryy.2011. Auditing 1. Dasar-Dasar Pemeriksaan Akuntan. Jakarta: Kencana.

Ismail. 2013. Manajemen Perbankan. Jakarta: Prenadamedia

Karmila. 2010. Kredit Bank. KTSP : Yogyakarta

Kasmir. 2014. Dasar Dasar perbankan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Mandira, R. G., Atmadja, A. T., Darmawan, N. A. S., & SE, A. 2014. Analisis
Sistem Pengendalian Intern Pemberian Kredit Pada Badan Usaha Milik
Desa (BUMDes) Mandala Giri Amertha di Desa Tajun. JIMAT (Jurnal
Ilmiah Mahasiswa Akuntansi) Undiksha, 2(1)

Mardi. 2011. Sistem Informasi Akuntansi . Bogor: Ghalia Indonesia.

Mulyadi. 2016. Sistem Akuntansi edisi 4. Jakarta: Salemba empat.

Muhammad. 2010. Menajemen Pembiayaan Bank Syariah. Yogyakarta UPP


AMP YKPN.

Nurwinda, A., & Jibrail, A. 2020. Analisis Sistem Penegendalian Internal


Pemberian Kredit Pada Badan Usaha Milik Desa Lembaga Keuangan Mikro
(Bumdes Lkm) Desa Leseng. Journal of Accounting, Finance, and
Auditing, 2(02), 66-73.

Peraturan Pemerintah Desa Nomor 4 Tahun 2015 Pasal 1 tentang Pendirian,


Pengurusan dan Pengelolaan, dan Pembubaran Badan Usaha Milik Desa
(BUMDes)

Putra, I. M. T. D. 2017. Analisis Sistem Penyaluran Kredit Pada Badan Usaha


Milik Desa (Bumdes) Muncul Sari Aji Desa Sudaji, Kecamatan Sawan,
Kabupaten Buleleng. Jimat Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi:Undiksha,
8(2). https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/S1ak/article/view/12164
(Diakses 5 November 2021)

31
32

Putra, S. A. 2015. Badan Usaha Milik Desa: Spirit Usaha Kolektif Desa.
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
Republik Indonesia. Jakarta.

Racmat Syafei, MA. 2010. Fiqih Muamalah. Bandung :Pustak Setia.h:139

Romney & Steinbart. 2014. Sistem Informasi Akuntansi Edisi 13. Jakarta:
Salemba Empat.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:


Alfabeta.CV

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Desa

Undang Undang Nomor 7 Tahun 1992 tengang kredit

Undang-Undang Perbankan No.10 Tahun 1998 entang Perbankan

Wiradana, I. G. 2015. Analisis Penerapan Sistem Pengendalian Internal Terhadap


Pemberian kredit Di Lembaga Perkreditan Desa, Volume : 3 No. 1.

Yostina, R. G., Gursida, H., & Mulyaningsih, M. 2021. Analsis Sistem


Pengendalian Internal Pembelian Kredit Kaitan Dengan Efektifitas
Pembelian Kredit Pada Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Kurnia Abadi Di
Desa Tonjong. Jurnal Online Mahasiswa (JOM) Bidang Akuntansi, 8(2).

Zainal Arifin. 2011. Evaluasi Pembelajaran (Prinsip, Teknik, Prosedur), Cetakan


ketiga (Bandung; PT. Remaja Rosdakarya, 2011), hlm. 153-177.

You might also like