You are on page 1of 10

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1.1.1. Sejarah singkat lokasi penelitian

Sebelum menjadi daerah otonomi wilayah Kabupaten Wakatobi lebih dikenal

sebagai Kepulauan Tukang Besi.Pada masa sebelum kemerdekaan Wakatobi

berada dibawah kekuasaan Kesultanan Buton.Setelah Indonesia merdeka serta

Sulawesi Tenggara berdiri sendiri sebagai salah satu provinsi, wilayah Wakatobi

sendiri hanya berstatus beberapa Kecamatan dalam wilayah pemerintahan

Kabupaten Buton. Kemudian sejak tanggal 18 desember 2003 Wakatobi resmi

ditetapkan sebagai salah satu kabupaten pemekaran di Sulawesi Tenggara yang

terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2003 tentang

pembentukan Kabupaten Bombana, Kabupaten Wakatobi dan Kabupaten Kolaka

Utara.

Saat pertama kali dibentuk Wakatobi hanya terdiri dari lima kecamatan yaitu

Kecamatan Wangi-Wangi, Kecamatan Wangi-Wangi Selatan, Kecamatan

Keledupa, Kecamatan Tomia Dan Kecamatan Binongko. Pada Tahun 2005

melalui peraturan Daerah Kabupaten Wakatobi Nomor 19 Tahun 2005 dibentuk

Kecamatan Kaledupa Selatan dan melalui Peraturan Daerah Kabupaten Wakatobi

Nomor 20 Tahun 2005 dibentuk Kecamatan Tomia Timur. Kemudian pada tahun

2007 melalui Peraturan Daerah Kabupaten Wakatobi Nomor 41 Tahun 2007

dibentuk Kecamatan Togo Binongko sehingga jumlah kecamatan di Kabupaten

Wakatobi menjadi 8 kecamatan yang terbagi menjadi 100 Desa dan Kelurahan

(25 Kelurahan dan 75 Desa).

Kecamatan Wangi-wangi adalah ibu kota dari kabupaten Wakatobi dan

merupakan sebuah kecamatan di Sulawesi Tenggara, Indonesia. Wangi-wangi


atau yang juga dikenal sebagai Wanci hanya mempunyai luas 23.359 km².Secara

geografis dibagi dalam 14 desa dan 6 kelurahan.Pulau-pulau kecil yang

mengelilingi pulau ini di antaranya adalah Kapota, Kampenaua, Timu,

Sumangga, dan Ottoue.Di antara pulau-pulau tersebut hanya Kapota saja yang

didiami oleh penduduk.

Kecamatan Wangi-Wangi menurut hasil sensus penduduk pada tahun 2020

berjumlah 28.465 orang dengan 14.238 orang laki laki dan sisanya 14.137

perempuan.

1.1.2. Visi Misi Kabupaten Wakatobi

1. Visi : Wakatobi menjadi kabupaten konservasi maritim yang sentosa.

2. Misi :

a) Meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

b) Pemberdayaan ekonomi masyarakat untuk pertumbuhan yang

berkualitas

c) Meningkatkan pelayanan publik

d) Meningkatkan infrastruktur

e) Meningkatkan pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan

1.2. Kuesioner Dan Pengambilan Data

Pengambil data dilakukan dengan penyebaran langsung kuesioner pada 14 Desa

Kecamtan Wangi-wangi, masing-masing Desa diberikan 3 kuesioner yang ditunjukkan

kepada yaitu kepala desa, sekretaris desa dan bendahara desa sehingga populasi dalam

penelitian ini berjumlah 42 responden.

Penyebaran kuesioner dimulai pada tanggal 13 Februari 2024 dan terkumpul pada

tanggal 26 Februari 2024. Kuesioner yang disebarkan sebanyak 42 buah, pada jumlah
kuesioner di isi sebanyak 42 buah kuesioner, semua kuesioner yang kembali.Kemudian

kuesioner yang dapat diolah sebanyak 42 kuesioner. Berikut tingkat pengembalian

kuesioner dapat dilihat pada tabel dibawah:

Tabel 4.1 Tingkat Pengembalian Kuesioner


Keterangan Jumlah Presentase

Kuesioner yang disebarkan 42 100%


Kuesioner yang dapat diolah 42 100%
Sumber data: data primer diolah, 2024

1. Deskriptif Umum Responden Penelitian

Data karakteristik responden berdasarkan kuesioner yang kembali dibagi menurut

umur, jenis kelamin, pendidikan seperti yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

a. usia

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia


No Usia Jumlah Presentase
1 20-30 tahun 4 9,5%
2 31-35 tahun 11 26,2%
3 36-40 tahun 15 35,7%
4 ≥ 51 tahun 12 28,6%
Jumlah 42 100%
Sumber data: data primer, diolah 2024

Pada Tabel 4.2 menunjukkan bahwa karakteristik responden usia antara 20-30

tahun berjumlah 4 orang atau 9,5%, usia antara 31-35 tahun berjumlah 11 orang atau

26,2%, usia antara 36-40 berjumlah 15 orang atau 35,7% serta usia ≥ 40 tahun

berjumlah 12 orang dengan presentase 28,6%. Hal ini berarti bahwa karakteristik

responden berdasarkan usia didominasi usia antara 36-40 tahun diikuti usia ≥ 40

tahun yang termaksud usia produktif dalam artian usia yang produktif lebih matang

dalam berfikir untuk pengambilan keputusan.

b. Jenis kelamin

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin


No Jenis kelamin Jumlah Presentase
1 Laki-laki 28 66,7%
2 Perempuan 14 33,3%
Jumlah 42 100%
Sumber: data primer diolah, 2024

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

yang paling banyak adalah responden berjenis kelamin laki-laki sebanyak 28 orang

atau (66,7%), sedangkan responden perempuan yakni 14 orang (33,3%). Banyaknya

responden laki-laki dibandingkan perempuan salah satunya disebabkan oleh adanya

pandangan masyarakat yang menjadikan laki-laki sebagai tulang punggung keluarga,

dari pemahaman ini dapat diketahui bahwa tanggung jawab laki-laki lebih besar

dibandingkan perempuan. Namun perbedaan jenis kelamin kini tak hanya dapat

dipandang sebagai perbedaan secara biologis, akan tetapi lebih mengacu pada

persamaan secara sosial. Bebagai perilaku dalam hal menuntut hak dan kewajiban

adalah sama secara sosial.

c. Pendidikan

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

No Transparasi Jumlah Presentase


1 SMA/Sederajat 18 42,9%
2 Diploma (D3) 1 2,4%
3 Strata 1 23 54,8%
Jumlah 42 100%
Sumber data: data primer, 2024

Pada Tabel 4.4 Hasil olah data untuk karakteristik responden berdasarkan

pendidikan ini menunjukkan bahwa transparasi responden yang paling banyak berada

pada starata 1 (S1) sebanyak 23 orang (54,8%) dan SMA/Sederajat sebanyak 18 orang

(42,9%), diploma (D3) sebanyak 1 orang (2,4%). Transparasi seringkali dikaitkan

dengan masalah etika, dimana pada transparasi semakin tinggi cenderung

menghasikan etika yang semakin baik pula dan kemampuan dalam pengambilan
keputusan, hal ini sejalan dengan karakter responden berdasarkan transparasi

didominasi pada strata 1 (S1) dengan jumlah 23 orang (54,8%).

1.2.1. Statistik deskriptif

4.5 Hasil Uji Statistik Deskriptif Variabel

Descriptive Statistics
Minimu Maximu Std.
N m m Mean Deviation
Akuntabilitas 42 17.00 20.00 19.2381 .87818
Transparasi 42 18.00 20.00 19.3333 .84584
Sistem Akuntansi
42 13.00 16.00 15.3810 .93580
Keuangan
Pengelolaan Keuangan
42 16.00 20.00 19.2619 1.16994
Desa
Valid N (listwise) 42
Sumber data: Hasil Olah Data SPSS 22

Pada Tabel 4.5 menunjukkan statistik desktiptif dari masing-masing variabel

penelitian. Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap

Akuntabilitas menunjukkan nilai minimum sebesar 17,00 nilai maksimum sebesar

20,00, mean (rata-rata) sebesar 19,238dengan standar deviasi sebesar 0,878.

Kemudian hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap

variabel Transparasi menunjukkan nilai minimum sebesar 18,00, nilai maksimum

sebesar 20,00, mean (rata-rata) sebesar 19,33dengan standar deviasi sebesar

0,845. Serta hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap

variabel Sistem Akuntansi Keuangan menunjukkan nilai minimum sebesar 13,00,

nilai maksimum sebesar 16,00, mean (rata-rata) sebesar 15,38 dengan standar

deviasi sebesar 0,935 Sedangkan variabel Pengelolaan Keuangan Desa

menunjukkan nilai minimum sebesar 16,00, nilai maksimum sebesar 20,00, mean

(rata-rata) sebesar 19,26 dengan nilai deviasi sebesar 1,169.


Berdasarkan tabel 4.5 dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata tertinggi berada

pada variabel Transparasi yakni 19,33, sedangkan yang terendah adalah variabel

Sistem Akuntansi Keuangan 15,38. Untuk standar deviasi tertinggi berada pada

variabel Pengelolaan Keuangan Desa yaitu 1,169 dan yang terendah adalah

variabel Transparasi yakni 0,845.

1.3. Hasil Uji Kualitas Data

Tujuan dari uji kualitas data adalah untuk mengetahui konsistensi dan akurasi data

yang dikumpulkan.Uji kualitas data yang dihasilkan dari penggunaan instrument

penelitian dapat dianalisis dengan menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas.

1. Uji Validitas

Pengujian validitas data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara statistik

yaitu menghitung korelasi antara masing-masing pertanyaan dengan skor total

dengan menggunakan metode product moment pearson correlation. Data

dinyatakan valid jika nilai r hitung yang merupakan nilai item dari Corrected

Item-Total Correlation > dari r tabel pada signifikansi 0,05 (5%). Dalam

pengujian validitas data dilakukan dengan menggunakan pendekatan Pearson

Correlatio.

Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas

Variabel Instrument R Hitung R Tabel Keterangan


Penelitian
Akuntabilitas A_1 0,356 0,304 Valid
A_2 0,448 0,304 Valid
A_3 0,448 0,304 Valid
A_4 0,622 0,304 Valid
A_5 0,450 0,304 Valid
T_1 0,545 0,304 Valid
T_2 0,572 0,304 Valid
Transparasi T_3 0,571 0,304 Valid
T_4 0,571 0,304 Valid
T_5 0,766 0,304 Valid
SAK_1 0,599 0,304 Valid
Sistem SAK_2 0,599 0,304 Valid
Akuntansi SAK_3 0,757 0,304 Valid
Keuangna SAK_4 0,610 0,304 Valid
SAK_5 0,610 0,304 Valid

PKD_1 505 0,304 Valid


PKD_2 739 0,304 Valid
Pengelolaan
PKD_3 656 0,304 Valid
Keuangan
Desa
PKD_4 656 0,304 Valid

PKD_5 709 0,304 Valid

Sumber data: data diolah SPSS 22

Pada Table 4.10 tersebut memperlihatkan bahwa seluruh item pernyataan

memiliki nilai Corrected Item-Total Correlation lebih besar dari pada R-tabel

sebesar 0,304. Hal ini berarti bahwa data yang diperolah telah valid dan dapat

dilakukan pengujian data lebih lanjut

2. Hasil Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas merupakan alat ukur untuk mengukur suatu kuesioner yang

merupakan indikator dari variabel.Suatu kuesioner dikatakan reliabel jika

jawaban dari responden itu stabil dari waktu ke waktu.Kriteria suatu instrument.

Penelitian dikatakan realibel jika dengan menggunakan uji statistik Cronbach

Alpha (α), koefisien realibilitas > 0,60.

Tabel 4.7 Hasil Uji Realibitas

Variabel Cronbach’s Batas reabilitas Keterangan


Alpha
Akuntabilitas 0,107 0,6 Reliabel
Transparasi 0,568 0,6 Reliabel
System keuangan 0,518 0,6 Reliabel
akuntansi
Pengelolaan 0,665 0,6 Reliabel
keuangan desa
Sumber data: data diolah SPSS 22

Berdasarkan Tabel 4.12 di atas menunjukkan bahwa nilai cronbach’s alpha dari

semua variabel lebih besar dari 0,60, sehingga dapat disimpulkan bahwa

instrumen dari kuesioner yang digunakan untuk menjelaskan variabel kejelasan

sasaran anggaran, sistem pelaporan dan akuntabilitas kinerja yaitu dinyatakan

handal atau dapat dipercaya sebagai alat ukur variabel.

1.4. Uji Asumsi Klasik

1. Hasil Uji Normalitas Data

Uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah nilai residual terdistribusi normal

atau tidak.Untuk lebih memastikan apakah data residual terdistribusi secara normal

atau tidak, maka uji statistik yang dapat dilakukan yaitu pengujian one sample

kolmegoroy-smirnov. Uji ini digunakan untuk menghasilkan angka yang lebih

detail, apakah suatu persamaan regresi yang akan dipakai lolos normalitas. Suatu

persamaan regresi dikatakan lolos normalitas apabila nilai signifikansi uji

Kolmogorov-Smirnov lebih besar dari 0,05. Hasil pengujian normalitas yang

dilakukan menunjukkan bahwa data berdistribusi normal. Hal ini ditunjukkan

dengan nilai signifikansi sebesar >0,05.

Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardized Residual
N 42
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std.
.61034000
Deviation
Most Extreme Absolute .284
Differences Positive .281
Negative -.284
Test Statistic .284
Asymp. Sig. (2-tailed) . 200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Sumber data: data diolah di SPSS 22

Berdasarkan hasil uji normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov Test yang terlihat

pada tabel 4.8 menunjukkan bahwa model regresi dalam penelitian ini memenuhi

asumsi normalitas karena memiliki nilai probabilitas 0,200>0,05, sehingga data

terdistribusi secara normal. Selain itu Kolmogrof-smirnov cara menguji normalitas

yaitu dengan grafik normal yaitu dengan melihat grafik normal probability plot.

Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas

Pada gambar 4.2 terlihat bahwa titik-titik mengikuti garis diagonalnya sehingga

sebagaimana dasar pengambilan keputusan yang dikutip dari buku Imam Ghozali

(2013:161) model regresi dikatakan berdistribusi normal jika data ploting (titik-titik)
yang menggambarkan data sesungguhnya mengikuti garis diagonal, karena

mengikuti garis diagonal maka kesimpulan dari uji normalitas adalah model regresi

berdistribusi normal.

You might also like