You are on page 1of 11

Analisis Pencemaran Udara Terhadap Fungsi

Pernapasan

JENITA KENDEK TANDIONGAN

XI.IPA1

SEKOLAH LENTERA HARAPAN TORAJ


2021

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Udara merupakan elemen terpenting bagi semua makhluk hidup
tidak terkecuali manusia bahkan Udara terkadang disebut sebagai
nyawa makhluk hidup. Namun, udara juga menjadi salah satu hal
yang paling sering tercemar bahkan hampir di setiap wilayah
mengalami pencemaran udara. Menurut Encyclopaedia Britannica,
pencemaran udara adalah pelepasan berbagai gas, benda padat yang
terbelah halus atau aerosol cair ke atmosfir yang tersebar dengan
laju melebihi kapasitas alami lingkungan untuk membuang,
melarutkan dan menyerapnya. Pencemaran udara tentunya adalah
masalah besar bagi kehidupan makhluk Hidup terutama bagi
kesehatan pada sistem pernapasan.
Sistem pernapasan adalah sekelompok organ untuk membantu
dalam proses pernapasan atau sebagai tempat pertukan oksigen dan
karbon dioksida (Septiana, 2020). Sistem pernapasan pada manusia
sendiri teridiri dari hidung dan rongga hidung, tenggorokan,
pangkal tenggorokan, trakea, bronkus, dan paru-paru. Paru-paru
merupakan pusat dari sistem pernapasan karena sebagai tempat
pertukaran oksigen dan karbon dioksida namun paru-paru juga bisa
kehilangan fungsi atau memiliki gangguan. Gangguan pada saluran
pernapasan (pneumoconiosis) pada umumnya disebabkan oleh
udara yang tercemar oleh partikel (debu) dengan tingkat gangguan
yang berbeda-beda seperti batuk, sesak napas, peradangan, sampai
terbentuknya tumor paru-paru (Irnaningtyas, 2017).
Menurut WHO (dalam Fajar, 2019), penyebab krisis kesehatan
global dengan tujuh juta kematian orang pertahun adalah
menghirup udara yang tercemar dan hal ini dudukung oleh
pernyataan PBB bahwa Sembilan dari sepuluh orang sekarang
menghirup udara tercemar. Melihat fakta tersebut, tentunya
membuat sebagian orang resah akan pencemaran udara dan tak
jarang orang yang berpindah ke pedesaan untuk bisa menghirup
udara yang lebih segar. Bahkan setiap jam, polusi udara dapat
membunuh 800 orang dan 13 orang setiap menitnya dan bahkan
dibandingkan dengan kematian akibat malaria, tuberkolosis, dan
AIDS yang doigabungkan tiap tahun, hal ini tiga kali lebih banyak
(Fajar, 2019). Maka dapat disimpulkan bahwa pencemaran udara
memang sangat berbahaya dan patut untuk diperhatikan.
Oleh karena itu, melalui karya tulis ini, saya ingin memberikan
fakta dan analisi seputar pengaruh pencemaran udara terhadap
sistem pernapasan agar kematian akibat pencemaran udara bisa
sedikit dikurangi atau agar bisa lebih memahami pengaruh
pencemaran udara terhadap sistem pernapasan.
BAB II

ISI

Dilansir dari BBC News Indonesia, pada senin 16 september


2019, terjadi kebaran hutan dan menyebabkan polusi udara di
Palngkaraya, Kalimantan Tengah dan polusoi udara tersebut tembus
dua puluh kali lipas batas normal. Tercatat bahwa kandungan polutan
atau yang disebut PM2,5 mencapai 1.413,4 mikrogram/m³ semntara
batas normal polusi PM2,5 yang ditetapkan Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan (KLHK) adalah 65 mikrogram/m³. partikel PM
2,5 ini bisa membus masker yang biasa digunakan karena ukurannya
yang kecil dan bahkan diibaratkan hanya 3% dari diameter rambut
manusia. Menurut WHO, polusi udara terutama yang sangat halus
seperti PM 2,5 sangat berbahaya bagi kesehatan terlebih infeksi saluran
pernapasan atau gangguan sistem pernapasan. PM 2,5 menjadi partikel
yang dapat memperparah dengan lebih cepat karena dapat mengendap
pada saluran pernapasan daerah bronki dan alveoli. Pelaksana Harian
Kepala Dinas Kesehatan Riau, Yohanes, mengatakan sejak akhir
Agustus lalu Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) di wilayahnya
turun-naik di angka 400 atau termasuk kategori berbahaya. Kaya
Yohanes, pihaknya membagikan satu juta masker hijau ke masyarakat
karena sudah 11.645 pasien yang datang ke puskesmas di seluruh
kabupaten dan kota mayoritas dengan gejala infeksi saluran pernapasan
atas atau ISPA. "Jadi keluhannya ada pneumonia dan ISPA. Tapi
kebanyakan ISPA. Kami juga bagikan masker biasa, bukan N95,
karena masker itu sirkulasi udaranya tidak cocok untuk situasi begini.
Kalau digunakan 5-10 menit, akan sesak," jelasnya. (Kebakaran hutan:
Polusi udara Palangkaraya tembus 20 kali lipat batas normal, 2019).

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 1407 tahun


2002 mengenai Pedoman Pengendalian Dampak Pencemaramn Udara
(dalam Salsabila, 2019), pencemaran udara adalah “penurunan mutu
udara sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan udara ambien tidak
dapat memenuhi fungsinya diakibatkan oleh masuknya atau
dimasukkannya zat, energy, dari komponen lain ke dalam udara ambien
oleh kegiatan manusia”. Pencemaran udara berasal dari dua kata yaitu
pencemaran dan udara. Dalam KKBI, pencemaran berarti pengotoran
atau tindakan mencemari dan udara adalah campuran berbagai gas yang
tidak berwarna atau berbau atau udara yang sering kira hirup. Melihat
arti pencemaran dan udara maka dapat disimpulkan bahwa pencemaran
udara adalah udara yang telah kotor atau tercemar. Pencemaran udara
dapat menurunkan kualitas udara pada respirasi semua organisme dan
pada akhirnya menyebabkan menurunnya tingkat kesehatan masyarakat
(Setiawan, 2019).\

Pada pencemaran udara terhadap sistem pernapasan, lebih


tepatnya ketika polutan atau partikel masuk ke dalam saluran akan
melalui beberapa hal atau melalui proses yang cukup panjang. Pada
saluran pernapasan bagian atas, partikel yang berukuran kurang dari
lima mikron akan tertahan, kemudian pada saluran pernapasan bagian
tengah, partikel berukuran 3-5 mikron akan tertahan, sedamgkan
partikel berukuran 1-3 mikron akan masuk ke dalam kantong udara
paru-paru dan menempel pada alveolus, dan ketika napas dihembuskan
partikel yang berukuran kurang dari satu mikron akan ikut keluar.
Ketika partikel atau polutan sudah masuk sampai ke paru-paru, partikel
tersebut akan diserap oleh sistem peredaran darah dan berakhir
menyebar ke seluruh tubuh. ketika partikel atau polutan berhasil loloa
atau masuk ke dalam peredaran darah, maka pengikatan oksigen oleh
hemoglobin akan terganggu, pembentukan hemoglobin juga akan
terganggu, serta kerusakan pada fungsi hati, ginjal, dan saraf.
(Irnaningtyas, 2017)

Polutan adalah bahan atau zat yang dapat mengakibatkan


pencemaran terhadap lingkungan termasuk udara. Polutan pada
umunya dapat digolongkan menjadi dua golongan dasar yaitu partikel
dan gas. Pulotan sendiri dibagi dalam beberapa jenis mulai dari gas
karbon monoksida (CO) dan karbon dioksida (CO2), gas SO dan SO2,
gas kluro fluoro karbon (CVC), hidrokarbon (HC) dan nitrogen oksida
(NO), gas-gas lainnya, dan partikel. Polutan yang paling sering ditemui
dalam kehidupan sehari-hari adalah gas karbon monoksida (CO) dan
karbon dioksida (CO2). CO timbul akibat dari proses pembakaran yang
tidak sempurna yang terdapat pada mesin kendaraan seperti mobil,
motor, industri, kereta api, dll. CO2 berasal dari hasil pembakaran
hutan, industri, pesawat terbang, pesawat luar angkasa, kapal dan
berbagai mesin. (Setiawan, 2019)

Polutan jenis CO sering kali ditemukan dalam kehidupan


sehari-hari terutama di perkotaan. CO ditemukan diberbagai mesin
termasuk kendaraan motor dan mobil dan akan berbentuk gas atau asap
dari kendaraan. CO sendiri adalah gas yang tidak berbau, tidak berasa,
dan tidak stabil dan Gas ini sangat reaktif terhadap hemoglobin darah
dan memiliki afinitas hemoglobin (HB) lebih tinggi dibandingkan HB
terhadap O2. CO akan lebih cepat berikatan dengan HB dibandingkan
O2 ketika CO terhirup melalui saluran pernapasan dan berdifusi ke
dalam. Akibatnya, tubuh akan mengalami pusing dan sakit kepala
karena berkurangnya oksigen dalam tubuh ketika CO terbawa ke
jaringan dan penumpukan CO juga dapat menimbulkan keracunan serta
sesak napas. Polutan jenis CO2 juga sering kali ditemukan dalam
kehidupan sehari-hari dan polutan ini adalah jenis polutan yang ada
pada kasus kebakaran hutan di Palngkaraya, Kalimantan Tengah pada
paragraf satu. ketika kadar CO2 di udara terus meningkat dan melebihi
0,0035% dan memiliki jumlah yang lebih banyak dibanding dengan
jumlah O2, hal tersebut dapat mengakibatkan terbentuknya gas rumah
kaca dan berakhir pada meningkatnya pemanasan global dan seiring
berjalannya waktu akan terjadi penipisan lapisan ozon yang sangat
berakibat fatal dan detak jantung meningkat. Melihat berbagai fakta
seputar CO dan CO2 maka dari itu kita harus bisa mencegah
munculnya berbagai polutan dengan cara mengurangi penggunaan
kendaraan atau ketika menuju suatu tempat yang tidak terlalu jauh atau
tidak mengharuskan kita menggunakn kendaraan yang menggunakan
mesin maka sebaiknya lebih memilih berjalan kaki atau menggunakn
sepeda. Selain hal tersebut, hal yang juga dapat dilakukan untuk
mengurangi polutan adalah tidak membakar hutan atau untuk yang
lebih sederhana adalah tidak membakar sampah.

Sebagai umat ciptaan Tuhan, kita diberi tugas dan tanggung


jawab untuk memelihat ciptaannya terutama bumi ini. Pada Kejadian
1:28 dimana dalam ayat tersebut jelas dikatakan bahwa manusia
diciptakan untuk memelihara ciptaan Tuhan lainnya dan berkuasa
atasnya yang artinya sebagai manusia, kita harus bisa merawat segala
ciptaan Tuhan tidak terkecuali bumi ini. Pencemaran udara dapat
merusak bumi dan segala makhluk didalamnya oleh karena itu salah
satu hal yang dapat dilakukan untuk menjalankan perintah Tuhan
adalah mencegah pencemaran udara. Mencegah pencemaran udara
dapat dimulai dari hal-hal sederhana seperti tidak membakar sampah
dan juga membiasakan diri untuk berjalan kaki atau bersepeda, dll yang
berguna untuk mengurangi pencemaran udara. Pencemaran udara juga
dapat berpengaruh pada tubuh manusia sendiri lebih tepatnya sistem
pernapasan sehingga kita sebagai umat ciptaan Tuhan semakin
diyakinkan untuk bisa mencegah pencemaran udara karena jelas dalam
Efesus 5:29 dikatakan bahwa kita harus mengasuh dan merawat tubuh
kita sendiri seperti Kristus terhadap jemaat. Maka dari itu mari kita
mulai belajar untuk bisa mencegah dan mengurangi pencemaran udara
mulai dari hal-hal sederhana terlebih dahulu.

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Pencemaran udara adalah hal yang perlu diperhatikan karena
sangat mempengaruhi berbagai aspek terutama kesehatan manusia
terlebih pada sistem pernapasan. Pencemaran udara sendiri adalah
proses dimana udara menjadi kotor atau tercemar atau lebih tepatnya
tercampur dengan zat-zat yang kurang baik atau sering disebut polutan.
Polutan terbagi kedalam beberap jenis dan polutan yang paling sering
ditemui adalah gas CO dan CO2. Gas CO dan CO2 dapat dikurangi
atau dicegah dengan cara tidak membakar sampah, hutan, dan
membiasakan diri untuk berjalan kaki atau bersepeda ketika situasi
memungkinkan, guna mengurangi asap kendaraan. Maka dari itu
melalui karya tulis ini, diharapkan dapat menambah pengetahuan
seputar pengaruh pencemaran udara terhadap sistem pernapasan dan
diharapkan dapat memberikan kesadaran untuk bisa menjaga
lingkungan dengan lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Dra. Irnaningtyas, M. (2017). BIOLOGI UNTUK SMA/MA KELAS XI.
Jakarta: Erlangga.

Fajar, J. (2019, Juni 6). Hari Lingkungan Hidup 2019 : 13 Fakta


Pencemaran Udara Global yang Mengkhawatirkan. Retrieved
from mongabay: https://lifestyle.kontan.co.id/news/sistem-
pernapasan-manusia-pengertian-dan-fungsinya

Kebakaran hutan: Polusi udara Palangkaraya tembus 20 kali lipat


batas normal. (2019, September 16). Retrieved Februari 24,
2021, from BBC Indonesia:
http://www.bbc.com/indonesia/indonesia-49711360

Salsabila, A. (2019, Juni 29). Pencemaran Udara: Pengertian,


Penyebab, Dampak, dan Jenis. Retrieved from foresteract.com:
https://foresteract.com/pencemaran-udara/

Septiana, T. (2020, oktober 8). Sistem pernapasan manusia:


Pengertian dan fungsinya. Retrieved from
lifestyle.kontan.co.id: https://lifestyle.kontan.co.id/news/sistem-
pernapasan-manusia-pengertian-dan-fungsinya
Setiawan, B. (2019, Juni 11). Jenis Polutan Pencemar Udara Beserta
Dampaknya. Retrieved from ilmulingkungan.com:
https://ilmulingkungan.com/jenis-polutan-pencemar-udara-
beserta-dampaknya/

You might also like