You are on page 1of 2

Konsep Nilai Perusahaan1

a. Orientasi perusahaan adalah memaksimumkan keuntungan.


b. Diasumsikan manajer perusahaan bekerja untuk memaksimumkan
keuntungan.
c. Untuk meningkatkan aliran keuntungan di masa mendatang, maka perusahaan
dapat menambah modal dengan cara menarik dana dengan menerbitkan
hutang (debt).
d. Aliran keuntungan perusahaan, saat ini menjadi milik pemegang saham dan
pemegang kartu hutang (bond holders).
e. Sehingga dengan adanya surat hutang, maka nilai perusahaan yang baru kini
terdiri dari nilai saham (equity) dan nilai hutang (debt).
f. V=E+D
Secara matematis nilai perusahaan adalah sbb:
V = E+D
V: nilai perusahaan
E: nilai saham (equity)
D: nilai hutang (debt)
Nilai perusahaan adalah nilai kapitalisasi dari NOPAT (net operating after tax),
secara matematis sbb:
V = NOPAT
r

Suatu keputusan manajerial harus diselesaikan oleh perusahaan berkaitan dengan


prinsip tata kelola manajerial, dalam hal ini perusahaan berperan sebagai principal
dan pegawai berperan sebagai agent.
Pegawai dihadapakan pada pilihan untuk berperilaku sesuai keinginan principial
atau berperilaku oprtunis untuk mengutamakan keinginan pribadi (interest) nya
dalam pengelolaan kegiatan operasional perusahaan. hal ini dapat terjadi seiring
dengan kapasitas pegawai sebagai seorang yang lebih mengetahui kondisi dan
memiliki banyak informasi terkait kegiatan operasional perusahaan, sementara
pemilik perusahaan sebagai participal tidak memiliki informasi yang lengkap atau
bahkan cenderung tidak peduli (rationality ignorant) tentang detail aktivitas agent
- akibat biaya monitoring pegawai yang besar untuk mengetahui apa yang
sebenarnya dilakukan agent. inilah yang dimaksud dengan Principal Agent.

1
Dessy Rachmawatie, Tinjauan Dan Konsep Dasar Ekonomi Manajerial, Inisiasi Tuton
ke-1
Ketika seorang agen menoleransi perlaku oportinus tersebut dan merasa ada
kesempatan untuk mengambil keuntungan dari perilaku oportunis tersebut maka
dia akan terjatuh dalam kondisi Moral Hazard.
Mengacu pada Kasper (2002), Moral Hazard merepresentasikan suatu kondisi di
mana individu berupaya untuk melanggar nilai-nilai kejujuran dan kepercayaan
untuk keinginan pribadinya karena keadaan lingkungan di mana individu tersebut
beraktivitas memberikan kesempatan melakukan tindakan pelanggaran tersebut.

Kasus principal agent yang berdampak negatif pada inefisiensi bahkan kehancuran
perusahaan sudah banyak terjadi pada perusahaan, baik luar maupun dalam
negeri. Penyebab utamanya dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok besar
yaitu, karakter dan perilaku agen yang mendepankan kepentingannya, terbatasnya
kapasitas principal dalam memonitor perilaku agent, dan kurangnya kapasitas dan
efektivitas kelembagaan (aturan formal, aturan informal, berikut mekanisme
monitoring dan mekanisme penegakan) yang ada dalam lingkungan perusahaan
yang membatasi perilaku individu, terutama agent yang bekerja dalam
perusahaan.2

2
Lincoli Arsyad, Ekonomi Manajerial, Tangerang Selatan: Universitas Terbuka, 2022, hal
1.17 – 1.18

You might also like