You are on page 1of 10

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL)

Oleh: Dwi Nuryani

Satuan Pendidikan : SMP Negeri 5 Yogyakarta


Kelas / semester : VII / Semester 2
Materi Pokok : Menyontek, Penyebab dan Solusinya
Layanan Klasikal ke :1
Bidang Bimbingan : Belajar
Alokasi Waktu : 1 X 10 menit

A. Aspek Perkembangan
Kematangan Intelektual

B. Capaian Layanan
Peserta didik mampu menentukan alternatif pengambilan keputusan dan pengentasan masalah
berdasarkan konsep ilmu pengetahuan dan perilaku belajar seperti menentukan sesuatu secara
mandiri, memecahkan masalah, dan mengambil keputusan

C. Tujuan Layanan
1. Pesertadidik dapat memahami tentang pengertian menyontek
2. Peserta didik dapat mengidentifikasi sebab dan akibat perilaku menyontek
3. Peserta didik dapat mengidentifikasi perasaan apabila menyontek
4. Peserta didik dapat menganalisis upaya-upaya untuk menghindari perilaku menyontek
5. Peserta didik dapat merancang upaya tindakan yang akan dilakukan jika mendapati ada teman
yang menyontek

Fokus karakter yang diharapkan:


1. Disiplin
2. Tanggung jawab

D. Materi Layanan
1. Pengertian menyontek
2. Faktor-faktor menyontek
3. Bentuk-bentuk perilaku menyontek
4. Dampak perilaku menyontek
5. Cara-cara mencegah terjadinya keinginan/perilaku menyontek

E. Metode, Model pendekatan Layanan


1. Metode : Diskusi, tanya jawab dan penugasan
2. Model : Experiental Learning

F. Media dan Alat Pembelajaran


1. Media : Soft File Materi, Video materi, Form LKPD, Form evaluasi
2. Alat : Laptop, LCD Proyektor

G. Sumber Belajar
https://www.kajianpustaka.com/2019/12/perilaku-menyontek-pengertian-jenis-aspek-dan-faktor-
penyebab.html
H. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Pertemuan pertama : 1 JP
a. Kegiatan Pendahuluan (2 menit)

1) Pernyataan Tujuan a) Guru mengajak peserta didik untuk membuka kegiatan dengan
mengucapkan salam dan bedoa
b) Guru menyapa peserta didik dengan menanyakan kabar dan kondisi
peserta didik serta mengecek kehadiran peserta didik
c) Guru menyampaikan tujuan-tujuan khusus yang akan dicapai
2) Penjelasan tentang Guru menyampaikan langkah-langkah kegiatan yang akan dilakukan,
langkah-langkah meliputi;
kegiatan a) Brainstorming
b) Menonton Video
c) Mempelajari materi
d) Diskusi Kelompok mengerjakan LKPD
e) Presentasi dan tanya jawab
f) Menyimpulkan kegiatan
g) Refleksi dan evaluasi
3) Mengarahkan a) Guru menyampaikan poin-poin materi yang akan di bahas
kegiatan b) Guru menjelaskan tugas yang akan di berikan
(konsolidasi) c) Guru menjelaskan dalam proses bimbingan klasikal diharapkan
peserta didik aktif, tanggung jawab dan memanfaatkan waktu secara
efektif
4) Tahap peralihan a) Guru mengadakan Ice Breaking untuk memotivasi peserta didik agar
lebih semangat mengikuti kegiatan berikutnya
b) Guru menanyakan kesiapan peserta didik dalam melaksanakan
kegiatan, dan memulai ke tahap inti

b. Tahap Inti (6 menit)


Menggunakan model Experiental Learning, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Reflective a) Brainstorming pengalaman peserta didik tentang perilaku
Observation mencontek
(Watching) b) Peserta didik mengamati tayangan video tentang perilaku
mencontek melalui
c) Peserta didik mempelajari materi
2) Abstract a) Peserta didik dibagi menjadi 6 kelompok untuk berdiskusi
Conceptualization b) Guru meminta kelompok untuk saling berdiskusi berdasarkan
(Thinking) pengalaman mengisi lembar kerja kelompok dan mengisis LKPD
tentang:
• Mengidentifikasi sebab akibat terjadinya mencontek
3) Concrete • Mengidentifikasi perasaan apabila mencontek
Experience (Feeling) • Menganalisis upaya-upaya untuk menghindari perilaku
mencontek
4) Active • Merancang upaya tindakan yang akan dilakukan jika mendapati
Experimentation ada teman yang mencontek
(Doing) • Guru mengajak peserta didik untuk mempresentasikan hasil
diskusi kelompok dan peserta lain memberikan tanggapan
c. Penutup (2 menit)
1) Guru mengajak peserta didik menyimpulkan kegiatan
2) Guru mengajak peserta didik merefleksi kegiatan dengan mengungkapkan kemanfaatan
dan kebermaknaan kegiatan
3) Guru menyampaikan kepada peserta didik tentang tugas dan kegiatan minggu depan
4) Guru menutup kegiatan dengan mengajak peserta didik bersyukur dan mengucap salam

Lampiran :
1. Materi Layanan
2. Lembar Kerja Peserta Didik
3. Format Evaluasi Proses
4. Format Evaluasi Hasil

Yogyakarta, Juli 2022


Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Bimbingan Konseling

Siti Arina Budiastuti, M.Pd.B.I. Dwi Nuryani, S.Pd.


NIP. 19660929 199903 2 004 NIP. 19840430 200604 2 007
Lampiran 1. Materi Layanan

MENCONTEK, PENYEBAB DAN SOLUSINYA

A. Pengertian Menyontek

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Tim Pustaka Pheonix, 2009), menyontek berasal
dari kata sontek yang berarti melanggar, menocoh, menggocoh yang artinya mengutip tulisan, dan
lain sebagainya sebagaimana aslinya, menjiplak. Menurut Webster’s New Universal Unabridged
Dictionary (Schmelkin, 2008) menyontek diartikan sebagai perilaku yang menipu yaitu dengan
kecurangan. Sedangkan menurut Eric, dkk (Hartanto, 2012), menyontek berarti upaya yang
dilakukan seseorang untuk mendapatkan keberhasilan dengan cara-cara yang tidak jujur.
Taylor dan Carol (Hartanto, 2012) menyontek didefinisikan sebagai mengikuti ujian
dengan melalui jalan yang tidak jujur, menjawab pertanyaan dengan cara yang tidak semestinya,
melanggar aturan dalam ujian atau kesepakatan. Sedangkan menurut Ronney dan Steinbach
(Barzegar dan Khezin, 2011) menyontek didefinisikan sebagai menggunakan cara apapun untuk
mendapatkan sesuatu yang tidak adil, yang termasuk berbohong, menutupi kebenaran, penipuan,
dan pelanggaran kepercayaan.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa pengertian perilaku menyontek adalah
kecurangan yang dilakukan untuk memperoleh hasil yang maksimal dengan cara yang tidak halal
seperti membuka catatan, bertanya kepada teman, ataupun melihat langsung jawaban dari internet,
dan perilaku lainnya yang tidak dibenarkan untuk dilakukan karena tidak hanya merugikan bagi
orang lain, tetapi juga sangat merugikan dirinya sendiri sebagai pelaku mencontek.

B. Faktor-faktor Menyontek
Menurut Hartanto (2012), terdapat beberapa faktor yang menyebabkan seseorang
melakukan perilaku menyontek, yaitu:
1. Adanya tekanan untuk mendapatkan nilai yang tinggi. Pada dasarnya setiap siswa memiliki
keinginan yang sama, yaitu mendapatkan nilai yang baik (tinggi). Keinginan tersebut
terkadang membuat siswa menghalalkan segala cara, termasuk dengan menyontek.
2. Keinginan untuk menghindari kegagalan. Ketakutan mendapatkan kegagalan di sekolah
merupakan hal yang sering dialami oleh siswa. Kegagalan yang muncul ke dalam bentuk
(takut tidak naik kelas, takut mengikuti ulangan susulan) tersebut memicu terjadinya perilaku
menyontek.
3. Adanya persepsi bahwa sekolah melakukan hal yang tidak adil. Sekolah dianggap hanya
memberikan akses ke siswa-siswa yang cerdas dalam berprestasi sehingga siswa-siswi yang
memiliki kemampuan menengah merasa tidak diperhatikan dan dilayani dengan baik.
4. Kurangnya waktu untuk menyelesaikan tugas sekolah. siswa terkadang mendapatkan tugas
secara bersama. Waktu penyerahan tugas yang bersamaan tersebut membuat siswa tidak
dapat membagi waktunya.
5. Tidak adanya sikap menentang perilaku menyontek di sekolah. Perilaku menyontek di
sekolah kadang-kadang dianggap sebagai permasalahan yang biasa baik oleh siswa maupun
oleh guru. Karena itu, banyak siswa membiarkan perilaku menyontek atau terkadang justru
membantu terjadinya perilaku ini.

C. Bentuk-bentuk Perilaku Menyontek


Perilaku menyontek sebagai perilaku yang kompleks (rumit) dapat disebabkan berbagai
macam faktor, juga dapat terlihat dalam berbagai bentuk perilaku yang terkadang tidak kita sadari
bahwa sebenarnya kita sudah melakukan perilaku menyontek.
Hetherington dan Feldman (Anderman dan Murdock, 2007) mengelompokkan empat
bentuk perilaku menyontek, yaitu:
1. Individualistic-opportunistic
Dapat diartikan sebagai perilaku dimana siswa mengganti suatu jawaban ketika ujian atau tes
sedang berlangsung dengan menggunakan catatan ketika guru atau guru keluar dari kelas.
2. Independent- planned
Dapat diidentifikasi sebagai menggunakan catatan ketika tes atau ujian berlangsung, atau
membawa jawaban yang telah lengkap atau telah dipersiapkan dengan menulisnya terlebih
dahulu sebelum ujian berlangsung.
3. Social-active
Yaitu perilaku menyontek dimana siswa mengkopi, melihat atau meminta jawaban dari orang
lain.
4. Social-passive
Adalah mengizinkan seseorang melihat atau mengkopi jawabannya.

Jika perilaku mencontek ini masih saja dianggap biasa saja olehsemua orang, tidak ada
respon dan tanggapan dari orang tua, guru, kepalasekolah, pengawas, dinas pendidikan, para pakar
pendidikan dan semualapisan masyarakat, penulis pesimis bila dunia pendidikan akan
tumbuhmenjadi tidak baik dikemudian hari, karena disebabkan hilangnya kreatifitassiswa, dan
potensi-potensi diri yang menyebabkan lahirnya penerus-penerus bangsa yang tidak jujur yang
bekerja disemua sektor kehidupan di negeri ini. Kecurangan mencontek ini bahkan tidak hanya di
dunia pendidikan saja,melainkan di dunia seni banyak pencontekan atau yang sering kita
sebutdengan pembajakan, dengan adanya kasus pembajakan tersebut dapatmenjadikan kerugian-
kerugian pada dunia industri, maupun seorang yangmenciptakan karya atau pencipta karya tersebut.
Sedangkan menurut Gonzaga (2013), menyontek merupakan bentuk perilaku ketidak-
jujuran akademis (academis dishonesty) antara lain yaitu:
1. Manipulasi (Fabrication)
Yaitu pemalsuan data, informasi atau kutipan-kutipan dalam tugas-tugas akademis.
2. Plagiarism (Plagiarm)
Yaitu sebuah tindakan mengadopsi atau memproduksi ide, atau kata-kata dan pernyataan orang
lain tanpa menyebutkan nara sumbernya.
3. Pengelabuan (Deceiving)
Yaitu memberikan informasi yang keliru, menipu terhadap guru berkaitan dengan tugas-tugas
akademis, memberikan alasan palsu tentang mengapa ia tidak menyerahkan tugas tepat pada
waktunya, atau mengaku telah menyerahkan tugas padahal sama sekali belum menyerahkan.
4. Menyontek berbagai macam cara untuk memperoleh atau menerima bantuan dalam latihan
akademis tanpa sepengetahuan guru.
5. Sabotase (Sabotage)
Yaitu tindakan untuk mencegah dan menghalang-halangi orang lain sehingga mereka tidak
dapat menyelesaikan tugas akademis yang mesti mereka kerjakan. Tindakan ini termasuk
didalamnya, menyobek atau menggunting lembaran halaman dalam buku-buku di perpustakaan,
ensiklopedia, dan lain-lain atau secara sengaja merusak hasil karya orang lain

D. Dampak perilaku mencontek


Mencontek sudah menjadi kebiasaan yang mendarah daging atau bisa disebut juga sudah
menjadi kebudayaan. Sebab perilaku ini secara tidak langsung atau relatif sama dalam prosesnya,
yaitu dilakukan secara berulang-ulang. Dan dapat berakibat timbulnya dampak negatif yang akan
berpengaruh untuk diri sendiri dan orang lain seperti
• Menjadi malas belajar (membaca, menghafal, menulis)
• Menjadi tidak jujur (berbohong)
• Tidak kreatif
• Dapat menghilangkan rasa percaya diri
• Hilangnya rasa tanggung jawab
• Tidak ada inovasi baru terhadap generasi-generasi yang akan datang

E. Cara-cara mencegah terjadinya keinginan/perilaku mencontek


Berikut beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menghindari dan mengurangi kebiasaan
mencontek, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Banyak sekali pelajar yang menerapkan SKS (Sistem Kebut Semalam), cara belajar seperti ini
sangat tidak efektif sebab belajar dalam keadaan terburu-buru dan menekan paksa daya ingat
otak dapat berdampak cepat lupa. Dan dapat mengakibatkan melakukan perilaku mencontek.
2. Usahakan jangan duduk dengan teman yang lebih pandai, kurang lebih 80% akan menarik
perhatian anda untuk menyontek.
3. Peran pihak sekolah atau instansi pendidikan lainnya juga sangat penting, seperti contohnya
mewajibkan penempatan tempat duduk pada setiap pelajar ataupun siswa satu meja satu
bangku tanpa berdampingan satu bangku dengan temannya.
4. Tingkatkan kepercayaan diri, dengan kepercayaan yang tinggi membuat diri semakin percaya
dan mantap terhadap segala pilihan atau jalan yang dibuat oleh diri sendiri.
5. Jauhkan benda-benda yang dapat mengfasilitasi untuk mencontek seperti buku, tempat pensil
yang berisi contekan, Hand Phone, dan yang lainnya.
6. Meningkatkan kedisiplinan didalam diri, dan berusaha menyelesaikan tugas secepat mungkin
tanpa menunda-nunda. Sebab menurut pepatah “Later become never”.
7. Rajinlah beribadah seperti berdoa, sholat dan kegiatan-kegiatan yang bisa mengingatkan kita
bahwa ada Allah yang selalu menjawab usaha semua hambanya. Dan bersyukur atas segala
usaha yang dikerjakan.
8. Ingatlah kedua orang tua disaat mengerjakan ujian, sebab mereka telah menaruh harapan besar
kepada setiap anaknya. Dan cobalah membayangkan orang tua akan terharu jika anaknya
berhasil atas jerih payah sendiri, bukan hasil dari mencontek orang lain.
9. Mengikuti segala kegiatan positif yangdapat membangun diri ke dalam lingkungan yang positif
dan baik.

Daftar Pustaka:
https://www.kajianpustaka.com/2019/12/perilaku-menyontek-pengertian-jenis-aspek-dan-faktor-
penyebab.html
Lampiran 2. Lembar Kerja Peserta Didik

Diskusikan secara berkelompok tentang perilaku mencontek yang pernah kalian alami atau yang pernah
terjadi disekitarmu, kemudian isilah kolom di bawah ini:

No Pertanyaan Jawaban
A. Identifikasikan penyebab 1.
terjadinya perilaku 2.
mencontek? 3.
4.
5.
B. Identifikasikan akibat dari 1.
perilaku mencontek? 2.
3.
4.
5.
C. Analisis apa yang dirasakan
jika melakukan kegiatan
mencontek?

D. Analisis upaya-upaya untuk 1.


menghindari perilaku 2.
mencontek? 3.
4.
5.
E. Rancanglah upaya tindakan 1.
yang akan dilakukan jika 2.
mendapati ada teman yang
3.
mencontek
4.
5.
Lampiran 3. Evaluasi Proses

PEDOMAN OBSERVASI

Identitas:
Nama Peserta Didik
Kelas/No. Absen

Petunjuk:
Berilah tanda centang (√) pada kolom skor sesuai dengan hasil penilaian Anda
Skor 4 : Sangat baik
Skor 3 : Baik
Skor 2 : Cukup baik
Skor 1 : Kurang baik

No Skor
Pernyataan
1 2 3 4
1. Peserta didik terlibat aktif dalam kegiatan
2. Peserta didik antusias dalam mengikuti kegiatan
3. Peserta didik kreatif
4. Peserta didik saling menghargai
Peserta didik saling mengeluarkan/menyampaikan
5.
pendapat
Peserta didik berargumentasi mempertahankan
6.
pendapat masing-masing
7. Layanan terselenggara dengan menyenangkan
8. Layanan sesuai dengan alokasi waktu
Jumlah
Total Skor :

Keterangan:
1. Skor minimal yang dicapai adalah 1 x 8 = 8, dan skor tertinggi adalah 4 x 8 = 32
2. Kategori hasil:
a. Sangat Baik : 25 - 32
b. Baik : 17 - 24
c. Cukup : 9 - 16
d. Kurang :0-8

Catatan Guru:
Lampiran 4. Evaluasi Hasil

EVALUASI HASIL

Identitas:
Nama Peserta Didik
Kelas/No. Absen

Petunjuk:
Berilah tanda centang (√) pada kolom skor sesuai dengan hasil penilaian Anda
Skor 4 : Sangat baik
Skor 3 : Baik
Skor 2 : Cukup baik
Skor 1 : Kurang baik

No Pernyataan Skor
1 2 3 4
1. Saya merasa senang menerima materi layanan BK
tentang Menyontek, penyebab dan solusinya
2. Saya memahami dengan baik tentang materi Menyontek,
penyebab dan solusinya
3. Saya memperoleh banyak pengetahuan dan informasi
tentang mencontek saat ujian, sudah tidak jaman
4. Setelah menerima materi Menyontek, penyebab dan
solusinya, timbul kesadaran saya tentang pentingnya
mempunyai rasa percaya terhadap diri sendiri dan belajar
secara efektif dan efesien
5. Saya memiliki keyakinan diri akan lebih baik, apabila saya
bersikap percaya diri dan mampu mengubah cara belajar
6. Setelah menerima materi Menyontek, penyebab dan
solusinya, saya menyadari bahwa saya dapat
mengembangkan perilaku yang lebih positif lagi
7. Materi Menyontek, penyebab dan solusinya, dapat
membantu saya dalam mengetahui kemampuan diri
sendiri, sehingga dapat belajar secara efektif dan efisien
Jumlah
Total Skor :

Keterangan:
1. Skor minimal yang dicapai adalah 1 x 7 = 7, dan skor tertinggi adalah 4 x 7 = 28
2. Kategori hasil:
a. Sangat Baik : 22 - 28
b. Baik : 15 - 21
c. Cukup : 8 - 14
d. Kurang :0-7

You might also like