You are on page 1of 21
ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR NORMAL, Laporan Pendahuluan Disusun guna Memenuhi Persyaratan Ketuntasan Stase Asuhan Kebidanan Bayi, Balita dan Anak Prasekolah NAMA: RITA ASTRIYANI NPM — : 522170 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN FAKULTAS KEBIDANAN INSTITUT KESEHATAN RAJAWALL BANDUNG 2023 BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara 2500-4000 gram, cukup bulan, lahir langsung menangis, dan tidak ada kelainan congenital (cacat bawaan) yang berat (Muhammad,2007). Menurut Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2002, angka kematian bayi baru lahir sebesar 45/1000 kelahiran hidup dan dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti: asfiksia neonatarum, icterus, pendarahan tali pusat, kejang, BBLR, hiportermi, dll. (Muslihatun, 2010). Sedangkan tiga penyebab utama dari angka kematian bayi baru lahir menurut Saifudin (2002) diantaranya adalah: kelahiran prematur, infeksi berat, dan komplikasi selama kelahiran, Menurut World Health Organization (WHO) Angka Kematian Bayi (AKB) sebesar 35 per 1,000 kelahiran hidup untuk tahun 2012. Pada tahun 1990 silam, AKB secara global sebesar 63 per 1.000 kelahiran hidup. Menurut laporan WHO pada tahun 2000, Angka Kematian Bayi (AKB) di dunia 54 per 1000 kelahiran hidup kemudian tahun 2006 menjadi 49 per 1000 kelahiran hidup (Wijaya, 2010). Dari data yang diperoleh dari medical record Rumah Sakit Islam Jakarta Sukapura, jumlah angka kelahiran bayi baru lahir normal pada bulan Juni ~ Desember tahun 2015 sebesar 726 jiwa dengan kelahiran Seksio cesaria sebanyak 524 jiwa dan kelahiran Spontan 202 jiwa. Sedangkan tahun 2016 pada bulan Januari ~ Juni jumlah angka kelahiran bayi baru lahir normal sebesar 411 jiwa dengan kelahiran Scksiocesaria sebanyak 330 jiwa dan kelahiran Spontan sebanyak 81 jiwa. Mengingat masa neonatus/bayi baru lahir adalah masa penentu. Perkembangan dan Pertumbuhan bayi/anak selanjutnya serta diperlukan perhatian dan penanganan yang terpadu dan berkesinambungan, penulis sebagai tenaga kesehatan ingin berperan penting dalam upaya meningkatkan perubahan yang terjadi pada bayi paru lahir normal melalui upaya promotif, yaitu memberikan perawatan yang intensif pada bayi baru Tahir, antara Jain promosi penggunaan air susu ibu (ASI) secara ckslusif, Pentingnya menjaga Kebersihan diri dan cara menyusui yang benar pada bayi. Upaya prefentif antara lain dengan melakukan perawatan hipotermi pada bayi baru lahir untuk mencegah kehilangan panas yang lebih lanjut. Upaya kuratif yang diberikan adalah menganjurkan ibu untuk mengontrolkan kesehatan nya pasca melahirkan dan dalam masa nifas, serta mengontrol 1 keadaan bayinya sesuai dengan jadwal agar tidak terjadi_ komplikasi. Dan upaya rehabilitatifnya adalah menstimulus perkembangan bayi sejak usia dini 1.2 Tujuan 1.2.1 Tujuan Umum Mampu melakukan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir normal menggunakan pola pikir ilmiah melalui pendekatan manajemen kebidanan menurut vamey dan mendokumentasikannya dalam bentuk catatan SOAP. 1.2.2 Tujuan Khusus 1. Sebagai bahan pembelajaran tentang perawatan bayi baru lahir. 2. Sebagai dasar untuk memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir. BABII PEMBAHASAN 2.1. Konsep Bayi Baru Lahir 1. Definisi Bayi baru lahir adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37-42 minggu dan berat badan lahir 2500-4000 gram. (Depkes RI, 2007). Menurut Yeyeh (2012) bayi baru lahir adalah bayi yang lahir dalam presentasi belakang kepala melalui vagina tanpa ‘memakai alat, pada usia kehamilan genap 37 minggu sampai dengan 42 minggu, dengan berat badan 2500-4000 gram, nilai apgar > 7 dan tanpa cacat bawaan, Sedangkan menurut Rahadjo (2014) bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara 2500-4000 gram, cukup bulan, lahir menangis, dan tidak ada kelainan kongenital (cacat bawaan) yang berat. 2. Etiologi 1. His(Kontraksi otot rahim) 2. Kontraksi otot dinding perut 3. Kontraksi diafagma pelvis atau kekuatan mengejan, 4, Ketegangan dan kontraksi ligamentum retundum. 3. Patofisiologi Adaptasi Fisiologis Bayi Baru lahir terjadi perubahan fungsi organ yang meliputi: 1. Sistem pernapasan Sclama dalam uterus janin mendapat oksigen dari pertukaran_ melalui plasenta.Setelah bayi lahir pertukaran gas terjadi pada paru-paru (setelah tali pusat dipotong)Rangsangan untuk gerakan pernapasan pertama ialah akibat adanya tekanan mekanis pada toraks sewaktu melalui jalan lahir, penurunan tekanan oksigen dan peningkatan karbondioksida merangsang kemoreseptor pada sinus karotis.Usaha bayi pertama kali untuk mempertahankan tekanan alveoli adanya surfaktan adalah menarik nafas, mengeluarkan dengan menjerit sehingga oksigen tertahan di dalam. Fungsi surfaktan untuk mempertahankan ketegangan alveoli Masa alveoli akan kolaps dan paru-paru kaku, Perapasan pada neonatus biasanya pernapasan diafragma dan abdominal.Sedangkan respirasi setelah beberapa saat kelahiran yaitu 30 —60 x /menit. . Jantung dan Sirkulasi Darah Di dalam rahim darah yang kaya akan oksigen dan nutrisi berasal dari plasenta masuk ke dalam tubuh janin melalui vena umbilikalis, sebagian besar masuk ke vena kava inferior melalui duktus dan vena sasaranti, darah dari sel-sel tubuh yang miskin oksigen serta penuh dengan sisa-sisa pembakaran dan sebagian akan dialirkan ke plasenta melalui umbilikalis, demikian seterusnya, Ketika janin dilahirkan segera, bayi menghirup dan menangis kuat, dengan demikian paru-paru akan berkembang, tekanan paru-paru mengecil dan darah mengalir ke paru-paru, dengan demikian duktus botali tidak berfungsi lagi, foramen ovale akan tertutup. Penutupan foramen ovale terjadi karena pemotongan tali pusat Saluran Pencernaan Pada kehamilan 4 bulan, pencernaan telah cukup terbentuk dan janin telah dapat menelan air ketuban dalam jumlah yang cukup banyak.Absorpsi air ketuban terjadi melalui mukosa seluruh saluran pencernaan, janin minum air ketuban dapat dibuktikan dengan adanya mekonium (zat yang berwarna hitam kehijauan). Mekonium merupakan tinja pertama yang biasanya dikeluarkan dalam 24 jam pertama, Hepar Hepar janin pada kehamilan 4 bulan mempunyai peranan dalam metabolisme hidrat arang, dan glikogen mulai disimpan di dalam hepar, setelah bayi lahir simpanan glikogen cepat terpakai, vitamin A dan D juga sudah disimpan dalam hepar. Fungsi hepar janin dalam kandungan segera setelah lahir dalam keadaan imatur (belum matang).Hal ini dibuktikan dengan ketidakseimbangan hepar untuk meniadakan bekas penghancuran darah dari peredaran darah. Enzim hepar belum aktif benar pada neonatus, misalnya enzim UDPGT (Uridin Disfosfat Glukoronide Transferase) dan enzim GGFD (Glukosa 6 Fosfat Dehidrogerase) yang berfungsi intesis dalam bilirubin sering kurang sehingga neonatus memperlihatkan gejala ikterus fisiologis. 5. Metabolisme Pada jam-jam pertama energi didapat dari pembakaran karbohidrat dan pada hari kedua energi berasal dari pembakaran lemak. Energi tambahan yang diperlukan neonatus pada jam-jam pertama sesudah lahir diambil dari hasil metabolisme lemak sehingga kadar gula darah dapat mencapai 120 mg/100 ml. 6. Produksi Panas Pada neonatus apabila mengalami hipotermi, bayi mengadakan penyesuaian suhu terutama dengan NST (Non Sheviring Thermogenesis) yaitu dengan pembakaran “Brown Fat” (lemak coklat) yang memberikan lebih banyak energi daripada lemak biasa.Cara penghilangan tubuh dapat melalui konveksi aliran panas mengalir dari permukaan tubuh ke udara sekeliling yang lebih dingin.Radiasi yaitu kehilangan panas dari permukaan tubuh ke permukaan benda yang lebih dingin tanpa kontak secara langsung.Evaporasi yaitu perubahan cairan menjadi wap seperti yang terjadi jika air keluar dari paru-paru dan kulit sebagai uap dan konduksi yaitu kehilangan panas dari permukaan tubuh ke permukaan benda yang lebih dingin dengan kontak secara langsung. 7. Kelenjar Endoktrin Selama dalam uterus fetus mendapatkan hormon dari ibu, pada waktu bayi baru lahir kadang-kadang hormon tersebut masih berfungsi misalkan pengeluaran darah dari vagina yang menyerupai haid perempuan.Kelenjar tiroid sudah terbentuk sempurma sewaktu Iahir dan mulai berfungsi sejak beberapa bulan sebelum lahir. 8. Keseimbangan Air dan Ginjal Tubuh bayi baru lahir mengandung relatif banyak air dan kadar natrium relatif lebih besar daripada kalium. Hal ini menandakan bahwa ruangan ekstraseluler Iuas.Fungsi ginjal belum sempurna karena jumlah nefron matur belum sebanyak orang dewasa dan ada ketidakseimbangan antara luas permukaan glomerulus dan volume tubulus proksimal, renal blood flow (aliran darah ginjal) pada neonatus relatif kurang bila dibandingkan dengan orang dewasa 9. Susunan Sarat Jika janin pada kehamilan sepuluh minggu dilahirkan hidup maka dapat dilihat bahwa janin tersebut dapat mengadakan gerakan spontan.Gerakan menelan pada janin baru terjadi pada kehamilan empat bulan.Sedangkan gerakan menghisap baru terjadi pada kehamilan enam bulan, 5 10. 1. 13. Pada triwulan terakhir hubungan antara saraf dan fungsi otot-otot menjadi lebih sempurna.Sehingga janin yang dilahirkan diatas 32 minggu dapat hidup diluar kandungan.Pada kehamilan 7 bulan maka janin amat sensitif terhadap cahaya. Imunologi Pada sistem imunologi Ig gamma A telah dapat dibentuk pada kehamilan 2 lahirkan, Khususnya pada traktus respiratoris kelenjar liur sesuai dengan bakteri dapat alat pencernaan, bulan dan baru banyak ditemukan segera sesudah bayi imunoglobolin G dibentuk banyak dalam bulan kedua setelah bayi dilahirkan. Ig A, Ig D dan Ig E diproduksi secara lebih bertahap dan kadar maksimum tidak dicapai sampai pada masa kanak-kanak dini. Bayi yang menyusui mendapat kekebalan pasif dari kolostrum dan ASL. Sistem Integumen Kulit bayi baru lahir sangat sensitif dan mudah mengelupas, semua struktur kulit ada pada saat lahir tetapi tidak matur-Epidermis dan dermis tidak terikat dengan erat dan sangat tipis, vernik keseosa juga bersatu dengan epidermis dan bertindak sebagai tutup pelindung dan warna kulit bayi berwarna merah muda. Sistem Hematopoiesis. Saat bayi lahir nilai rata-rata Hb, Ht, SDM dan Leukosit lebih tinggi dari normal orang dewasa. Hb bayi baru lahir 14,5 — 22,5 gridl, Ht 44 ~ 72%, SDM 5 ~ 7,5 jutaimm3 dan Leukosit sekitar 18000/mm3. Darah bayi baru lahir mengandung sekitar 80% Hb janin.Presentasi Hb janin menurun sampai 55% pada ni minggu kelima dan 5% pada minggu ke 20. Sistem Skelet Arah pertumbuhan sefalokaudal terbukti pada pertumbuhan tubuh secara keseluruhan.Kepala bayi cukup bulan berukuran seperempat —panjang tubuh.Lengan sedikit lebih panjang daripada tungkai, Wajah relatif kecil terhadap ukuran tengkorak yang jika dibandingkan lebih besar dan berat.Ukuran dan bentuk kranium dapat mengalami distorsi akibat molase. Pada bayi baru lahir lutut saling berjauhan saat kaki diluruskan dan tumit disatukan sehingga tungkai bawah terlihat agak melengkung.Saat baru lahir tidak terlihat lengkungan pada telapak kaki.Ekstremitas harys simetris, terdapat kuku Jari tangan dan kaki, garis-garis telapak tangan dan sudah terlihat pada bayi cukup bulan, PATHWAY ‘ayiRara Lani] © ction mi “Omens ASI “Pht Achar ® mena ft > hea apt filo ose Kekarangan| J dan metabo. yw ot, | J rTr oy cone a eran hiaretGc) — 4. Manifestasi Klinis 1. Lahir aterm antara 37-42 minggu Berat badan 2500 — 4000 gram Panjang lahir 48 ~ 52 em Lingkar dada 30 — 38 em Lingkar kepala 33 ~ 35 em Lingkar lengan 11-12 Frekuensi denyut jantung 120-160x/menit Kulit kemerah- merahan dan licin karena jaringan subkutan yang cukup. Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah sempurna, 10, Kuku agak panjang dan lemas 11. Nilai APGAR >7 12. Gerakan aktif 13, Bayi lahir langsung menangis kuat 14, Genetalia : a, Pada laki-laki kematangan ditandai dengan testis yang berada pada skrotum dan penis yang berlubang. b. Pada perempuan kematangan ditandai dengan vagina dan uterus yang berlubang ,serta labia mayora menutupi labia minora, 7 5. 6. 15, Refleks rooting ( meneari putting susu dengan rangsangan taktil pada pipi dan daerah mulut)sudah terbentuk dengan baik 16. Refleks sucking sudah terbentuk dengan baik. 17. Refleks grasping sudah baik 18, Refleks morro 19, Eliminasi baik, urine dan mekonium keluar dalam 24 jam pertama Pemeriksaan Penunjang a) pH tali pusat, tingkat 7,20 sampai 7,24 menunjukkan status praasidosis, tingkat rendah menunjukkan gangguan asfiksia bermakna. b) Hemoglobin mencapai 15 sampai 20 g. hematokrit berkisar antara 43% sampai 61%. ©) Tes Coombs langsung pada dacrah tali pusat menentukan adanya kompleks antigen-antibodi pada membran sel darah merah yang menunjukkan kondisi hemolitik. 4) Bilirubin Total sebanyak 6 mg/dl pada hati pertama kehidupan, 8 mg/dl 1 sampai 2 hari dan 12 mg/dl pada 3 sampai $ hari Penatalaksanaan Menurut Prawirohardjo, (2005) tujuan utama perawatan bayi segera sesudah lahir, adalah: 1. Membersihkan jalan nafas Bayi normal akan menangis spontan segera setelah Iahit, apabila bayi tidak Jangsung menangis, penolong segera membersihkan jalan nafas dengan cara sebagai berikut a, Letakkan bayi pada posisi terlentang di tempat yang keras dan hangat, b. Posisi kepala diatur lurus sedikit tengadah ke belakang Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokan bayi dengan jari tangan yang dibungkus kassa steril, ¢. Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok kulit bayi dengan kain. 2. Memotong dan Merawat Tali Pusat Tali pusat dipotong sebelum atau sesudah plasenta lahir tidak begitu menentukan «dan tidak akan mempengaruhi bayi, kecuali pada bayi kurang bulan. Tali pusat dipotong 5 ‘cm dari dinding perut bayi dengan gunting steril dan diikat dengan pengikat steil. Apobila masih terjadi perdarahan dapat dibuat ikatan baru, Luka tali pusat dibersihkan dan 8 dirawat dengan alkohol 70% atau povidon iodin 10% serta dibalut kasa sterl Pembalut tersebut diganti setiap hari dan atau setiaptali basal / Kotor. Sebelum memotong, tall pusat, pastikan bahwa ‘tai pusat telah diklem dengan baik, untuk mencegal terjadinya perdarahan, . Mempertahankan Suhu Tubuh Bayi Pada waktu baru lahit, bayi belum mampu mengatur tetap suhu badannya dan membutuhkan pengaturan dari Iuar untuk membuainya tetap hangat Bayi baru lair hhamus dibungkus hangat. }. Memberi Vitamin K Untuk mencegah terjadinya perdarahan, semua bayi baru lahir nomal dan cukup bulan perlu diberi vitamin K peroral | mg/hari selama 3 hari, sedangkan bayi resiko tinggi diberi vitamin K parenteral dengan dosis 0,5 | mg LM . Memberi Obat Tetes / Salep Mata Di beberapa negara perawatan mata bayi baru lahir secara hukum diharuskan untuk mencegah terjadinya oplitalmie neonatorum, Di daerah dimana prevalensi gonothoe tinggi, setiap bayi baru lahir pert diber salep mata sesudah $ jam bayi lahir. Pemberian obat mata eritromisin 0,5% atau tetasiklin 1% diayjurkan untuk pencegahan penyakit ‘mata karena klamilia (penyakit menular seksual).. Identifikasi Bayi a. Peralatan identifikasi bayi baru Tahir harus selau tersedia di tempat penerimaan pasien, di amar bersalin dan diruang rawat bayi. bb. Alat yang digunakan hendaknya kebal air, dengan tepi yang hlus tidak mud meluksi, tidak mudah sobek dan tidak mudah lepas. c. Pada alat/gelang identifikasi harus tercantum : nama (bayi, nyonya) tanggal lahir, nomor bayi, jenis kelamin, unit, nama lengkap ibu. d. Di setiap tempat tidur harus diberi tanda dengan mencantumkan nama, tanggal lahir, nomor identifikasi. . Pemantauan Bayi Baru Lahir ‘Tyjuan pemantauan bayi baru lahir adalah untuk mengetahui altivitas bayi normal atau tidak. Pemantauan 2 jam pertama sesudah lahir meliputi : a. Kemampuan menghisap kuet atu lemah b. Bayi tampak aktif atau lunglai ¢. Bayi kemerahan atau bia BAB IIL KONSEP DASAR ASUHAN KEBIDANAN 3.1 Pengkajian a, Pengkajian pada bayi baru lahir menurut Doenges (2001) adalah sebagai berikut: 1. Sirkulasi Nadi apical dapat berfluktuasi dari 110 sampai dengan 180x/menit, Tekanan darah 60 sampai 80 mmHg (sistolik), 40 sampai 45 mmHg (distolik). Bunyi jantung: lokasi di mediastinum dengan titik intensitas maksimal tepat dikiri dari midsternum pada ruang intercostal ketiga atau empat. Murmur bias terjadi selama beberapa jam pertama kehidupan, tali pusat putih dan bergelatin, mengandung dua arteri, dan satu vena, 2. Eliminasi a. Dapat berkemih saat lahir, urin tidak berwama atau kuning pucat, dengan 6 sampai 10 popok basah per 24 jam, b. Abdomen lunak tanpa distensi, bising usu aktif ada beberapa jam setelah kelahiran. c. Pergerakan feses meconium dalam 24-48 jam kelahiran 3. Aktivitas/istirahat Status sadar mungkin 2-3 jam beberapa hari pertama, bayi tampak semikoma, saat tidur dalam: meringis atau tersenyum, tidur sehari rata-rata 20 jam. 4, Makanan/cairan a. Berat badan 2500-4000 gram b. Panjang badan 44-55 cm ¢. Turgor kulit elastis (bervariasi sesuai usia gestatis) 4. Penurunan berat badan di awal 5% sampai 10% e. Mulut: saliva banyak 5. Neurosensori Tonus otot: fleksi_ hipertonik dari semua ekstermitas sadar_ dan _aktif, Mendemonstrasikan refleks menghisap selama 30 menit pertama setelah kelahiran (periode pertama reaktifitas), Penampilan simetris (molding, edema, hematoma). Menangis kuat, sehat, nada sedang (nada menangis tinggi menunjukan abnormalitas gerak, hipoglikemia, atau efek narkotik yang memanjang). 10 6. Pernafasan Skor APGAR, Menit pertama: ____ Menit kelima: ___. Skor optimal harus aniara 7 sampai 10. Pernafasan pada bayi baru lahir normal biasanya 30 sampai 60 x/menit, Pola periodic dapat terlihat. Bunyi napas bilateral, kadang-kadang krekels umum pada awalnya, Silindrik torak: kartilago xifoid menonjol, umum terjadi APGAR SCORE Skor 0 T 2 ‘Appearance Pucat Bedan mera, | Scluruh _ tubuh cekstermitas biru | kemerahan Pulse Tidak ada =T00x/menit >T00x/menit Grimace Tidak ada Sedikit_gerakan_| Menangis, mimic batuk/bersin ‘Activity Tumpuh Beberapa fleksi | Pergerakan aktit ekstensi Respiration Tidak ada Lemah tidak Menangis kuat teratur 7. Keamanan Suhu terterang dari 36,5° C sampai 37,5° C. ada verniks (jumlah dan distribusi tergantung pada usia gestasi), Kulit: lembut, fleksibel, pengelupasan tangan atau kaki dapat terlihat, wama merah muda atau kemerahan, mungkin belang-belang menunjukan memar minor (misalnya kelahiran dengan forcep), peteckie pada kepala atau wajah (dapat menunjukan peningkatan tekanan berkenan dengan kelahiran). Bercak nevi telangiktatis (kelopak mata antara alis mata, atau pada oksipital, atau bercak Mongolia (terutama punggu bawah dan bokong) dapat terlihat. Abrasi kulit kepala mungkin ada (penempatan elektroda internal). nu 8. Seksualitas a. Genetalia wanita: lania vagina agak Kkemerahan atau edema, tanda vagina/hymen dapat terlihat. b. Genetalia pria: testis turun, skrotum tertutup dengan rugae, terjadi (lubang prepusium sempit). b. Pengkajian Fisik menurut Babok (2005) adalah sebagai berikut: 1. Postur Bokong sempurna (frank branch). Kaki lebih Turus dan kaku, bayi baru lahir akan memperlihatkan posisi didalam Rahim selama beberapa hari, Tekanan parental pada anggota gerak atau bahu bias menyebabkan ketidaksimetrisan wajah untuk sementara untuk menimbulkan tahanan saat ekstermitas eksternal 2. Tanda-tanda vital Denyut jantung dan denyut nadi 100x/menit saat tidur sampai 160x/menit saat menangis, bida tidak teratur untuk periode singkat terutama setelah menangis. Suhu 36,5° C sampai 37,5° C, frekuensi napas 30 sampai SOx/menit, tekanan darah bervariasi sering perubahan tingkat aktivi s terjaga, menangis, dan teratur, 3. Berat Berat badan 2500 sampai 400 gram. Panjang badan 45 sampai 55 cm. Lingkar kepala 32 sampai 36,5 em. Lingkar dada 2 cm lebih keeil dari pada lingkar kepala rata-rata sekitar 30 sampai 33 em. Lingkar abdomen membesar setelah bayi diberi makan karena otot abdomen meregang, ukuran sama dengan lingkar dada. 4, Intergumen Biasanya merah muda bervariasi pada setiap etnik, eritema toksium atau neonatorum (ruam pada bayi baru lahir) milia, tanda lahir bintik Mongolia bayi kulit hitam, keturunan Asia, dan Amerika asli 70% bayi kulit putih 90% kondisi agak tebal kerak dipermukaan mengelupas terutama ditangan dan kaki. Hidrasi dan konsistensi kehilangan berat badan normal setelah lahir sampai mencapai 10% berat lahir. Pada pengeluaran urin berkemih dalam 24 jam setelah lahir berkemih 6 sampai 10 kali sehari, verniks kascosa jumlahnya bervariasi biasanya lebih banyak terdapat pada lipatan kulit lanugo jumlah bervariasi. 2 5. Kepala Kaput suksedanum biasanya memperlihatkan adanya ekstermitas, palpasi suture: sutura teraba dan tidak menyatu, inspeksi pola, distribusi, jumlah rambut, raba tekstur keperakan helai rambut satu-satu menempel datar pada kulit kepala pola pertumbuhan adalah menuju muka dan leher. 6. Mata Kedua mata dan jarak antar mata masing-masing 1/3 jarak dari bagian Tuar kantus ke bagian luar kantus lain, bentuk dan ukuran simetris refleks mengedip. Kelopak ‘mata Tipatan epikantus merupakan karakteristik ras yang normal. Bola mata kadang-kadang ada airmata perdarahaan subkonjungtiva, Pupil ada, ukuran sama, bereaksi terhadap cahaya. Gerak bola mata strabismus (dimana kondisi mata yang tidak sejajar atau mistagmu, dimana kondisi mata yang berguncang secara bersama berirama tanpa disengaja) sementara sampai bulan ketiga atau keempay, alis mata terpisah (tidak berhubungan digaris tengah), Hidung terdapat sedikit deformitas akibat tekanan jalan lahir. 7. Telinga Ukuran kecil, besar, lentur tuberkel Darwin (nodul pada belika posterior). Pendengaran berespon terhadap suara dan bunyi lain, 8. Wajah Bayi tampak normal raut wajah sesuai letak proposional terhadap wajah simetris, 9. Mulut Gerakan bibir simetris, gusi berwarna merah muda, lidah tidak menonjol bergerak bebas bentuk dan gerakan simetris, palatum (lunak, keras) palatum lunak utuh palatum keras utuh, uvula digaris tengah, dagu, celah dagu, reflex rooting, menghisap respons refleks tergantung pada tingkat kesadaran dan rasa lapar. 10. Leher Inspeksi dan palpasi pendek, tebal dikelilingi lipatan kulit tidak ada selaput (no webbing). 11. Dada Inspeksi dan palpasi bentuk hamper bulat tebentuk seperti tong, gerak pemafasan dada simetrs gerak dada dan perut secara sinkron dengan pemapasan. Putting susu ‘menonjol sudah terbentuk dengan baik letak simettis, jaringan payudara 3 sampai 10 mm, sekresi suara palsu. 13 12. Abdomen Tali pusat mongering dan tidak berbau, tali pusat tetap berada ditempatnya selama 24 jam, Bising usus terdengar suara satu sampai dua jam setelah lahir. Meconium keluar 24 sampai 48 jam setelah lahir. 13. Genetalia Wanita: biasanya edema menutupi labia minora pada bayi cukup bulan labia minora keluar dari balia mayora, Laki-laki: kelamin pria meatus diujung penis, ukuran besar edematosa pendulosa pada bayi cukup bulan, testis tebaba pada setiap sisi, berkemih dalam waktu 24 jam aliran adekuat jumlah adekuat. 14. Ekstermitas Memepertahankan posisi di dalam Rahim sikap semuanya fleksi. 15. Punggung Tulang punggung lurus dan mudah fleksi. Bayi dapat mengangkat dan menahan kepala sebentar saat tengkurap. 16. Anus: Pengeluaran meconium dalam 24 jam setelah bayi lahir refleks berkedut sfingter ani yang baru, Pemeriksaan penunjang 1, pH tali pusat, tingkat 7,20 sampai 7,24 menunjukkan status praasidosis, tingkat rendah ‘menunjukkan gangguan asfiksia bermakna. 2. Hemoglobin mencapai 15 sampai 20 g. hematokrit berkisar antara 43% sampai 61%. 3. Tes Coombs langsung pada daerah tali pusat menentukan adanya kompleks antigen- tik. 4. Bilirubin Total sebanyak 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan, 8 mg/dl 1 sampai 2 antibodi pada membran sel darah merah yang menunjukkan kondisi hem hari dan 12 mg/dl pada 3 sampai 5 hari. Diagnosa Kebidanan Diagnosa kebidanan pada bayi baru lahir menurut Doenges (2001) adalah sebagai berikut: a. Resiko tinggi terhadap perubahan suhu tubuh bethubungan dengan eperdemis tipis dengan pembuluh darah dekat pada kulit 14 3. b. Resiko tinggi terhadap kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan stress akibat dingin, perubahan temperature tubuh c. Resiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan kebutuhan kalori tinggi, intake tidak adekuat. 4d. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan kulit rusak, jaringan trauma, ketidakadekuatan imunitas yang didapat. ce. Resiko tinggi tehadap cedera berhubungan dengan trauma lahir. f. Resiko tinggi terhadapp kekurangan volume cairan berhubungan dengan pemberian ‘makan lambat, keterbatasan masukan oral g. Resiko tinggi terhadap kosntipasi berhubungan dengan ketidakadekuatan masukan cairan, obstruksi intestinal. h, Perubahan proses keluarga berhubungan dengan penambahan anggota keluarga. Perencanaan Perencanaan pada bayi baru lahir menurut Doenges (2001) adalah sebagai beikut a. Resiko tinggi terhadap perubahan suhu tubuh berhubungan dengan eperdemis tipis dengan pembuluh darah dekat pada kulit, Tujuan: Setelah dilakukan tindakan kebidanan diharapkan perubahan suhu tidak terjadi. Kriteria hasil: 1) Mempertahaan kan subu dalam batas normal (36,5° C ~ 37,5 ° C). 2) Bebas dari tanda-tanda stress dingis/hipotermi 3) Tidak ada letargi 4) Membrane mukosa mulut lembab. 5) Badan/akral teraba hangat 6) Ekstremitas bayi tidak sianosis Rencana tindakan: 1) Kaji keadaan lingkungan terhadap kehilangan termal melalui konduksi, konveksi, radiasi dan evaporasi 2) Kaji suhu aksila neonatus, pantau subu kulit secara continue dengan alat periksa kulit dengan tepat, 3) Ajarkan atau anjurkan keluarga untuk tetap -menjaga kehangatan bayi (membedong, menutup kaepala dengan kain, menutup tangan dan kaki bayi dengan sarung tangan dan sarung kaki, mendckap bayinya menempel dengan kulitibu). 15 4) Keringkan kepala bayi dan tubuh bayi baru lahir, balut bayi dengan selimut hangat. 5) Tempelkan bayi baru lahir dalam lingkungan hangat. 6) Pertahankan suhu lingkungan (25° C). 7) Pethatikan tanda-tanda dehidrasi (misalnya tugor kulit buruk, membrane mukosa kering, peningkatan suhu, dan fontanel cekung). 8) Hindarkan menempatkan/ meletakan bayi dekat dengan sumber panas atau dingin, 9) Mandikan bayi pada 6 jam setelah lahir dengan suhu aksila bayi normal (36,5° C 37,5°C) Resiko tinggi terhadap kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan stress akibat dingin, perubahan temperature tubuh. Tujuan: Setelah dilakukan tindakan kebidanan diharapkan resiko kerusakan pertukaran gas tidak terjadi Kriteria hasi: 1) Jalan nafas normal, 2) Frekuensi pernafasan dalam batas normal (30-60x/menit). 3) Tidak ada sianosis 4) Tidak ada tanda-tanda distress pernafasan, Rencana tindakan: 1) Kaji apgar score pada menit ke-1 dan menit ke-5 setelah kelahiran, 2) Kaji frekuensi pernafasan. 3) Kaji hubungan antara subu bayi dan suhu udara sekitar 4) Perhatikan adanya pernafasan cuping hidung, retraksi dada, pernafasan mendengkur, krekles. 5) Bersihkan jalan nafas, hisaf nasofaring dengan perlahan sesuai kebutuhan, 6) Keringkan bayi dengan selimut hangat. 7) Posisikan bayi miring dengan gulungan handuk untuk menyongkong pungung. 8) Auskultasi bunyi nafas dan bunyi jantung. 9) Observasi dan catat tanda-tanda distress pemapasan (misalnya ngorok, pernapasan cuping hidung dan taepinue. 10) Pantau tanda-tanda hipotermi/hipertermia pada bayi 11) Berikan oksigen sesuai indikasi. 16 c. Resiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan kebutuhan kalori tinggi, intake tidak adekuat. Tujuan: Setelah dilakukan tindakan kebidanan diharapkan_resiko tinggi tethadap perubahan nutrisi tidak terjadi. Kriteria hasil 1) Tidak ada tanda-tanda hipoglikemi. 2) Penurunan BB kurang dari 5-10% BB lahir. 3) ASI keluar banyak. Sekitar 350 ce/24jam, 4) Tidak ada bengkak dan nyeri dipayudara ibu. 5) Ibu bayi dapat memberikan ASI/ menyusui dengan benar. Rencana tindakan : 1) Kaji payudara ibu. 2) Anjurkan kepada ibu bayi untuk memberikan ASI nya sesuka bayi jangan dibatasi 3) Anjurkan ibu untuk banyak mengkonsumsi sayur-sayuran hijau dan buah-buahan. 4) Anjurkan ibu bayi untuk menyusui secara bergantian antara payudara yang kiri dan kanan. 5) Observasi cara menyusui dan produksi ASI ibu bayi. 6) Observasi bayi terhadap adanya indikasi masalah pemberian makan (misalnya produksi mukus berlebih terdesak atau menolak makan). 7) Perhatikan reflek menghisap bayi (rooting, sucking, swallowing). 8) Auskultasi bising usus, perhatikan adanya distensi abdomen. 9) Lakukan pemberian makan oral awal dengan 5 — 15 ml air steril. 10) Timbang BB bayi saat menerima dalam ruang perawatan dan setelah itu setiap hari. 11) Berikan penkes tentang cara menyusui yang benar. 4. Resiko tinggi terhadap infeksi bethubungan dengan kulit rusak, jaringan trauma, ketidakadekuatan imunitas yang didapat, luka insisi tali pusat. ‘Tujuan : Setelah dilakukan tindakan kebidanan diharapkan resiko terhadap infeksi tidak terjadi Kriteria hasil : 1) Tidak ada tanda-tanda infeksi. 2) Pemulihan tali pusat tepat waktu. v7 3) Tidak ada drainase atau eritema, Rencana tindakan : 1) Kaji ulang tanda-tanda vital bayi, dan tanda-tanda infeksi. 2) Kaji tali pusat dan area kulit pada dasar tali pusat setiap hari dari adanya tanda infeksi dan ajarkan cara perawatan tali pusat yang benar. 3) Batasi kontak langsung dengan bayi. 4) Anjurkan orang tau atau keluarga untuk mencuci tangan sebelum memasuki ruang perawatan bayi, dan sesudah memegang bayi 5) Ganti kassa tali pusat setiap hari setelah mandi atau bila Kotor. .. Resiko tinggi terhadap cidera berhubungan dengan trauma lahir. Tujuan: Setelah dilakukan tindakan kebidanan diharapkan resiko cidera tidak terjadi Kriteria hasil 1) Tidak ada cidera 2) Kadar bilirubin dibawah 18 mg/dl Rencana tindakan : 1) Kaji bayi secara keseluruhan, 2) Posisikan bayi baru lahir pada abdomen/miring dengan gulungan selimut dipunggung. 3) Jangan meninggatkan bayi tidak diperhatikan didalam ruangan atau pada tempat datar yang tidak ada penghalang. 4) Berikan vitamin K secara IM ; Resiko tinggi terhadapp kekurangan volume cairan berhubungan dengan pemberian ‘makan lambat, keterbatasan masukan oral. Tujuan : Setelah dilakukan tindakan kebidanan diharapkan resiko tinggi kekurangan volume cairan tidak terjadi. Kriteria hasil : 1) Berkemih 2-6 kali dengan haluaran 15-60 ml/kgBB/hari 2) Menghasilkan urine bebas Kristal asam urat. 3) Tidak ada hipertermi. Reneana tindakan : 1) Catat pengeluaran berkemih pertama dan selanjutnya 18 © 2) Lakukan pemberian makan oral, perhatikan jumlah yang ditelan, dimakan dan dimuntahkan. 3) Perhatikan adanya edema, kaji tingkat hidrasi bayi. 4) Kurangi stressor dingin. 5) Palpasi adanya distensi kandung kemih, . Resiko tinggi terhadap kosntipasi berhubungan dengan ketidakadekuatan masukan ran, obstruksi intestinal. ‘Tujuan : setelah dilakukan tindakan kebidanan diharapkan resiko tinggi tethadap konstipasi tidak terjadi Kriteria hasil : Dapat mengeluarkan feses meconium dalam 48 jam setelah kelahiran. Reneana tindakan : 1) Kaji abdomen terhadapt adanya infeksi. 2) Tinjau ulang catatan tethadap indikasi-indikasi pasase meconium. 3) Auskultasi bising usus. 5) Pantau frekuensi dan jumlah atau lamanya pemberian makan, frekuensi berkemih, tugor kulit dan BB Observasi adanya gangguan mortilitas yang dihubungkan dengan konstipasi 6) Observasi adanya gangguan mortilitas yang dihubungkan dengan konstipasi 7) Bantu dengan pemeriksaan diagnostic (misalnya sinar-x abdomen), 19 REFERENSI Bobak, Lowdermilk, & jensen, 2006, Maternity Health Women Care, 7th edition, Mosby, Philadelphia. Carpenito, LJ. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 8. Jakarta : EGC. Doenges, M.E. 2001. Rencana Asuhan Keperawatan Maternal Bdisi 3. Jakarta : EGC Mochtar R, Prof. dr. 1998, Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC Mansjoer, Arifidkk. 2001.Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Jakarta: FKUL Prawirohardjo, S. 2000. Buku acuan nasional pelayanan kesehatan maternal dan neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka. 20

You might also like