You are on page 1of 14

PERENCANAAN DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

MAKALAH
Diajukan pada seminar/diskusi kelas C Maros Semester 1
dalam mata kuliah Manajemen Pendidikan Islam

OLEH :
RUSLI
RIDWAN

DOSEN PEMANDU:
1. Dr. H. A. Rahim Mas P. Sanjata, M. Ag.
2. Dr. Muh. Wajedi Ma’ruf, M.Pd
3. Dr. Muh. Al-Qadri, M,Pd

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM MAKASSAR
2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puja dan puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Subhanahu
Wata’ala yang telah melimpahkan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini..
Sholawat serta salam marilah kita haturkan kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW,
yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman terang benderang ini.
Tujuan penulisan makalah ini adalah tidak lain dan tidak bukan untuk lebih mengkaji
dan memperdalam pengetahuan kita dalam hal perencanaan dan pengambilan keputusan
terutama pada pembahasan di dalam makalah ini.
Meskipun demikian kami mengakui bahwa apa yang kami sajikan kedalam makalah
ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan Karena itu, kritik dan saran
dari para pembaca yang budiman sangat diharapkan untuk perbaikan selanjutnya, jikalau di
dalam makalah ini terdapat kebenaran dan kegunaan, semua itu berasal dari Allah
SubhanahuWata’ala sebaliknya, kalau di dalamnya terdapat kekurangan dan ketidak
sempurnaan semuanya itu karena kekurangan dan keterbatasan kami.
Akhir kata, terima kasih kami ucapkan kepada pihak-pihak yang membantu suksesnya
makalah ini, Semoga makalah ini dapat bermanfaat dalam kehidupan kita sehari-hari.

Maros, 03 April 2022


                                           
           
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1.  Latar Belakang


Setiap organisasi perlu melakukan suatu perencanaan dalam setap kegiatan organisasinya,
baik perencanaan produksi, perencanaan rekrutmen karyawan baru, program penjualan
produk baru, maupun perencanaan anggarannya. Perencanaan (planning) merupakan
proses dasar bagi organisasi untuk memilih sasaran dan menetapkan bagaimana cara
mencapainya. Oleh karena itu,perusahaan harus menetapkan tujuan dan sasaran yang
hendak dicapai sebelum melakukan prosesproses perencanaan.

Perencanaan diperlukan dan terjadi dalam berbagai bentuk organisasi, sebab perencanaan
ini merupakan proses dasar manajemen di dalam mengambil suatu keputusan dan
tindakan. Perencanaan diperlukan dalam jenis kegiatan baik itu kegiatan oranisasi,
perusahaan maupun kegiatan di masyarakat, dan perencanaan ada dalam setiap fungsi-
fungsi manajemen, karena fungsi-fungsi tersebut hanya dapat melaksanakan keputusan-
keputusan yang telah ditetapkan dalam perencanaan.

Perencanaan merupakan tahapan paling penting dari suatu fungsi manajemen, terutma
dalam menghadapi lingkungan eksternal yangberubah dinamis. Dalam era globalisasi ini,
perencanaan harus lebih mengandalkan prosedur yang rasional dan sistematis dan bukan
hanya pada intuisi dan firasat (dugaan).

Kehidupan sehari-hari kita sebenarnya adalah kehidupan yang selalu bergumul dengan
keputusan. Keputusan merupakan kesimpulan terbaik yang diperoleh setelah mengevaluasi
berbagai alternatif. Di dalam arti tersebut, terkandung unsur situasi dasar, peluang
munculnya situasi dasar, dan aktifitas pencapaian keputusan. Lantas pertanyaannya,
apakah setelah evaluasi alternatif serta merta begitu saja hadir keputusan? Iya, secara
rasional kesimpulan tersirat dalam premis-premis sehingga hanya kepentingan perumusan
saja. Walaupun berbagai literatur yang memandang keputusan sebagai proses
menampilkan tersurat kata keputusan di dalam modelnya.
2. Rumusan Masalah
     Dari uraian latar belakang di atas dapat ditarik beberapa rumusan masalah, yaitu:
     1. Apa pengertian perencanaan ?
     2. Hambatan apa saja yang ada dalam perencanaan dan bagaimana cara mengatasinya ?
    3. Apa yang dimaksud dengan pengambilan keputusan ?

3. Tujuan
     Sesuai dengan masalah yang dihadapi maka makalah ini bertujuan untuk :
     1. Mengetahui pengertian perencanaan.
     2. Mengetahui apa saja hambatan yang ada dalam perencanaan dan cara mengatasinya.
    3. Mengetahui pengertian pengambilan keputusan
   
BAB II
PEMBAHASAN

A.  Pengertian Perencanaan


Perencanaan secara garis besar diartikan seagai proses mendefinisikan tujuan organisasi,
membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkann rencana aktivitas
kerja organisasi. Pada dasarnya yang dimaksud perencanaan yaitu memberi jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan apa (what), siapa (who), kapan (when), dimana (where), mengapa
(why), dan bagaimana (how). Jadi perencanaan yaitu fungsi seorang manajer yang
berhubungan dengan pemilihan dari sekumpulan kegiatan-kegiatan dan pemutusan
tujuan-tujuan, kebijaksanaan-kebijaksanaan serta programprogram yang dilakukan.
Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa
perencanaan berjalan. Rencana dapat berupa rencana informal atau secara formal.
Rencana informal adalah rencana yang tidak tertulis dan bukan merupakan tujuan
bersama anggota suatu organisasi. Sedangkan rencana formal adalah rencana tertulis
yang harus dilaksanakan suatu organisasi dalam jangka waktu tertentu. Rencana formal
adalah merupakan bersama anggota korporasi, artinya setiap anggota harus mengetahui
dan menjalankan rencana itu. Rencana formal dibuat untuk mengurangi ami guitar dan
menciptakan kesepahaman tentang apa yang harus dilakukan.

Dalam sebuah perencanaan juga perlu memperhatikan sifat rencana yang baik. Sifat
rencana yang baik yakni :

1. Pemakaian kata-kata yang sederhana dan jelas dalam arti mudah dipahami oleh
yang menerima sehingga penafsiran ang berbeda-berbeda dapat ditiadakan.
2. Fleksibel, suatu rencana harus dapat menyesuaikan dengan keadaan yang
seebenarnya bila ada perubahan maka tidak semua rencana dirubah dimungkinkan
diadakan peneysuaian-penyesuaian saja. Sifatnya tidak kaku harus begini dan
begitu walaupun keadaan lain dari yang direncanakan.
3. Stabilitas, tidak perlu setiap kali rencana mengalami perubahan jadi harus dijaga
stabilitasnya setiap harus ada dalam pertimbangan.
4. Ada dalam perimbangan berarti bahwa pemberian waktu dan faktor-faktor
produksi kepada siapa tujuan organisasi seimbang dengan kebutuhan.
5. Meliputi seluruh tindakan yang dibutuhkan, jadi meliputi fungsi-fungsi yang ada
dalam organisasi.

a. Proses Perencanaan
Pada tahap perencanaan para manajer menentukan apa yang akan dikerjakan, kapan
akan mengerjakan, bagaimana mengerjakannya, dan siapa yang akan mengerjakannya.
Kebutuhan akan perencanaan ada pada semua tingkatan manajemen dan semakin
mengingkat pada tingkatan manajemen yang lebih tinggi, dimana perencanaan itu
mempunyai kemungkinan dampak yang paling besar pada keberhasilan organisasi.
Pada tingkatan top manajer pada umumnya mencurahkan hampir semua waktu
perencanannya jauh ke masa depan dan pada strategi-strategi dari seluruh organisasi.
Manajer pada tingkatan yang lebih rendah merencanakan terutama untuk subunit
mereka sendiri dan
untuk jangka waktu yang lebih pendek.

Menurut T. Hani Handoko (1999) kegiatan perencanaan pada dasarnya melalui empat
tahap sebagai berikut :
1. Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan
2. Merumuskan keadaan saat ini
3. Mengidentifikasikan segala kemudhan dan hambatan
4. Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk pencapaian tujuan 

b. Alasan Perlunya Perencanaan


Ada dua alasan dasar perlunya perencanaan :
1. Untuk mencapai “protective benefits” yang dihasilkan dari pengurangan
kemungkinan terjadinya kesalahan dalam pembuatan keputusan.
2. Untuk mencapai “positive benefits” dalam bentuk meningkatnya sukses
pencapaian tujuan organisasi.
Beberapa manfaat perencanaan adalah :
1. Membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan perubahan perubahan
lingkungan.
2. Membantu penempatan tanggung jawab lebih tepat
3. Memudahkan dalam melakukan koordinasi di antara berbagai bagian organisasi
     Beberapa kelemahan perencanaan adalah :
1. Pekerjaan yang tercakup dalam perencanaan mungkin berlebihan pada kontribusi
nyata
2. Perencanaan mungkin terlalu membatasi manajemen untuk berinisiatif dan
berinovasi
3. Kadang-kadang hasil yang paling baik didapatkan oleh penanganan setiap masalah
pada saat masalah tersebut terjadi
4. Ada beberapa rencana yang diikuti cara cara yang tidak konsisten

c. Hubungan Perencanaan dengan Fungsi Lain


 Perencanaan adalah fungsi yang paling dasar dari fungsi manajemen lainnya.
Fungsi perencanaan dan fungsi-fungsi serta kegiatan manajerial lainnya adalah
saling berhubungan saling tergantung dan berinteraksi.
 Pengoranisasian (organizing) adalah perencanaan untuk menunjukkan car dan
perkiraan bagaimana mengoranisasikan sumber daya-sumber daya orgnisasi untuk
mencapai efektivitas paling tinggi.
 Pengarahan (directing) adalah perencanaan untuk menentukan kombinasi paling
baik dari sumber daya-sumber daya yang diperlukan untuk mengarahkan,
mempengaruhi dan memotivasi karyawan.
 Pengawasan (controlling) adalah perencanaan dan pengawasan yang saling
berhubungan erat. Pengawasan bertindak sebagai kriteria penilaian pelaksanaan

B. Hambatan dalam Penetapan dan Tujuan dan Perencanan


a. Tujuan yang Tidak Tepat
Tujuan juga tidak tepat jika tujuan itu menepatkan terlalu banyak penekanan pada
ukuran kuantitatif maupun kalitatif dari keberhasilan.
b. Lingkungan yang Dinamis dan Kompleks
Sifat dari suatu lingkungan organisasi juga merupakan hambatan bagi penetapan
tujuan dan perencanaan yang efektif. Perubahan yang cepat, inovasi teknologi, dan
persaingan yang ketat juga dapat meningkatkan kesulitan bagi suatu organisasi untuk
secara akurat mengukur kesempatan dan ancaman di masa mendatang
c. Keengganan untuk Menetapkan Tujuan
Hambatan lain terhadap perencanaan yang efektif adalah tujuan bagi mereka sendiri
dan untuk unit-unit yang merupakan tanggung jawab mereka. Alasan untuk ini
mungkin adalah kurangnya rasa percaya diri atau takut akan kegagalan.
d. Keterbatasan
Keterbatasan (constraints) yang membatasi apa yang dapat dilakukan organisasi
merupakan hambatan utama yang lain.

C. Mengatasi Hambatan
a. Pemahaman Maksud Tujuan dan Rencana
Salah satu cara terbaik untuk memperlancar penetapan tujuan dan proses perencanaan
adalah dengan maksud dasarnya, mengetahui bahwa terdapat keterbatasan pada
efektivitas penetapan tujuan dan pembuatan rencana dan penetapan tujuan dan
perencanaan yang efektif tidak selalu memastikan keberhasilan, penyesuaian dan
pengecualian diharapkan dari waktu ke waktu.
b. Komunikasi dan Partisipasi
Meskipun mungkin dibuat pada tingkat tinggi, tujuan dan rencana tersebut harus
dikomunikasikan kepada pihak yang lain dalam organisasi. Setiap orang yang terlibat
dalam proses perencanaan seharusnya tahu landasan apa yang mendasari strategi
fungsional, dan bagaimana strategi-strategi tersebut diintegrasikan dan
dikoordinasikan.
c. Konsistensi /revsi /dan pembaruan
Tujuan seharusnya konsisten baik secara hori zontal maupun secara
vertikal .konsistensi horizotal berarti bahwa tujan  seharusnya konsisten diseluru
organisasi / dari satu departemen ke departemen lainnya. Konsistensi  vertikal  berarti
bahwa tujuan  seharusnya konsisten  dari atas hingga ke bawah   organisasi : tujuan
stategis, taktis, dan operasional harus selaras. Karena penetapan tujuan dan
perencanaan merupakan proses yang dinamis, tujuan dan perencanaan juga harus
direvisi dan diperbarui secara berkala. Banyak organisasi melihat perlunya merevisi
dan memperbarui dengan frekuensi yang semakin sering.
D. Pengambilan Keputusan
1. Pengertian Keputusan
Pengambilan keputusan sangat penting dalam manajemen dan merupakan tugas utama
dari seorang pemimpin (manajer). Pengambilan keputusan (decision making) diproses
oleh pengambilan keputusan (decision maker) yang hasilnya keputusan (decision).
Defenisi-defenisi Pengambilan Keputusan Menurut Beberapa Ahli :
- Harold Koontz dan Cyril O’Donnel : 
Pengambilan keputusan adalah pemilihan diantara alternatif-alternatif mengenai
sesuatu cara bertindak—adalah inti dari perencanaan. Suatu rencana dapat
dikatakan tidak ada, jika tidak ada keputusan suatu sumber yang dapat dipercaya,
petunjuk atau reputasi yang telah dibuat.
- Chester I. Barnard
Keputusan adalah perilaku organisasi, berintisari perilaku perorangan dan dalam
gambaran proses keputusan ini secara relative dan dapat dikatakan bahwa
pengertian tingkah laku organisasi lebih penting dari pada kepentingan perorangan.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pengambilan keputusan


adalah proses pemilihan alternatif solusi untuk masalah. Secara umum pengambilan
keputusan adalah upaya untuk menyelesaikan masalah dengan memilih alternatif
solusi yang ada.

2. Teori Pengambilan Keputusan


1). Teori Rasional Komprehensif
Teori pengambilan keputusan yang paling dikenal dan mungkin pula yang banyak
diterima oleh kalangan luas ialah teori rasional komprehensif. Unsur-unsur utama dari
teori ini dapat dikemukakan sebagai berikut :
a. Pembuat keputusan dihadapkan pada suatu masalah tertentu yang dapat dibedakan
dari masalah-masalah lain atau setidaknya dinilai sebagai masalah-masalah yang
dapat diperbandingkan satu sama lain.
b. Tujuan-tujuan, nilai-nilai, atau sasaran yang mempedomani pembuat keputusan amat
jelas dan dapat ditetapkan rangkingnya sesuai dengan urutan kePentingannya.
c. Berbagai altenatif untuk memecahkan masalah tersebut diteliti secara saksama.
d. Akibat-akibat (biaya dan manfaat) yang ditmbulkan oleh setiap altenatif Yang diPilih
diteliti.

2). Teori Inkremental


Pokok-pokok teori inkremental ini dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Pemilihan tujuan atau sasaran dan analisis tindakan empiris yang diperlukan untuk
mencapainya dipandang sebagai sesuatu hal yang saling terkait daripada sebagai
sesuatu hal yang saling terpisah.
b. Pembuat keputusan dianggap hanya mempertimbangkan beberapa altematif yang
langsung berhubungan dengan pokok masalah dan altematif-alternatif ini hanya
dipandang berbeda secara inkremental atau marginal bila dibandingkan dengan
kebijaksanaan yang ada sekarang.
c. Masalah yang dihadapi oleh pembuat keputusan akan didedifinisikan secara terarur.
Pandangan inkrementalisme memberikan kemungkin untuk mempertimbangkan dan
menyesuaikan tujuan dan sarana serta sarana dan tujuan sehingga menjadikan dampak
dari masalah itu lebih dapat ditanggulangi.
d. Bahwa tidak ada keputusan atau cara pemecahan yang tepat bagi tiap masalah. Batu
uji bagi keputusan yang baik terletak pada keyakinan bahwa berbagai analisis pada
akhirnya akan sepakat pada keputusan tertentu meskipun tanpa menyepakati bahwa
keputusan itu adalah yang paling tepat sebagai sarana untuk mencapai tujuan.

3). Teori Pengamatan Terpadu (Mixed Scanning Theory)


Model pengamatan terpadu memperhitungkan tingkat kemampuan para pembuat
keputusan yang berbeda-beda. Secara umum dapat dikatakan, bahwa semakin besar
kemampuan para pembuat keputusan untuk memobilisasikan kekuasaannya guna
mengimplementasikan keputusan-keputusan mereka, semakin besar keperluannya
untuk melakukan scanning dan semakin menyeluruh scanning itu, semakin efektif
pengambilan keputusan ‘tersebul Dengan demikian, moder pengamatan terpadu ini
pada hakikatnya merupakan pendekatan kompromi yang menggabungkan
pemanfaatan model rasional komprehensif dan moder inkremental dalam proses
pengambilan keputusan.

4. Fungsi Dan Tujuan Pengambilan Keputusan


Fungsi Pengambilan Keputusan Individual atau kelompok baik secara institusional
ataupun organisasional, sifatnya futuristik.

1.  Tujuan Pengambilan Keputusan


 Tujuan yang bersifat Tunggal (hanya satu masalah tidak berkaitan dangan masalah
lain)
 Tujuan yang bersifat Ganda (masalah saling berkaitan)

5. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan


1). Komposisi kelompok.
Ada 4 hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun komposisi kelompok.
1. Penerimaan tujuan umum; mempengaruhi kerjasama dan tukar informasi
2. Pembagian (divisibilitas) tugas kelompok; tidak semua tugas dapat dibagi
3. Komunikasi dan status struktur; biasanya yang osisinya tertinggi paling
mendominasi dalam kelompok
4. Ukuran kelompok; semakin besar kelompok semakin menyebar opini,
konsekuensinya adalah semakin lemah partisipasi individu dalam kelompok
tersebut
2). Kesamaan anggota kelompok Keputusan kelompok akan cepat dan mudah dibuat
bila anggota kelompok sama satu dengan yang lain.
3).  Pengaruh (pengkutuban) polarisasi kelompok. Seringkali keputusan yang dibuat
kelompok lebih ekstrim dibandingkan keputusan individu. Hal itu disebabkan karena
adanya perbadingan sosial. Tidak semua orang berada di atas rata-rata. Oleh karena
itu untuk mengimbanginya perlu dibuat keputusan yang jauh dari pendapat orang
tersebut.

7. Langkah-langkah/Proses Pengambilan Keputusan

Secara umum, langkah-langkah dalam proses pengambilan keputusan adalah sebagai


berikut:
1. Proses identifikasi atau perumusan persoalan keputusan. Identifikasi masalah dapat
dilakukan dengan berbagai cara. Penggunaan seven tools dalam manajemen
biasanya dapat membantu proses identifikasi ini.
2. Penetapan alternatif-alternatif pemecahan persoalan. Alternatif pemecahan masalah
didapatkan dari analisis pemecahaan masalah.
3. Penetapan kriteria pemilihan alternatif untuk mendapatkan alternatif yang terbaik.
Biasanya kriteria pemilihan ini didasarkan pada pay off atau hasil dari keputusan.
4. Pelaksanaan keputusan dan evaluasi hasilnya. Tahap ini disebut tahap implementasi,
dimana alternatif solusi yang terpilih akan diterapkan dalam jangka waktu tertentu
dan setelah itu akan dievaluasi hasilnya berdasarkan peningkatan atau penurunan
pay off atau hasil.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Perencanaan merupakan tahapan paling penting dari suatu fungsi manajemen, terutama
dalam menghadapi lingkungan eksternal yang berubah dinamis. Dalam era globalisasi ini,
perencanaan harus lebih mengandalkan prosedur yang rasional dan sistematis, bukan
hanya pada intuisi 8 dugaan.

Dalam perencanaan terdiri dari macam-macam perencanaan, yaitu perencanaan organisasi


dan perencanaan kontijensi. Perencanaan organisasi terbagi menjadi 3 yaitu perencanaan
strategis, taktis dan operasional. Adapun kerangka waktu dala perencanaan organisasi
yaitu sebagai berikut : rencana jangka panjang, jangkah menengah, dan jangka pendek.

Suatu perencanaan juga terdapat berbagai hambatan dalam penetapan tujuan. Hambatan
tersebut antara lain tujuan yang tidak tepat, sistem penghargaan yang tidak tepat,
penolakan terhadap perubahan dan keterbatasan.

Terdapadat beberapa teori pengambilan keputusan yang dianggap paling sering


dibicarakan dalam pelbagai kepustakaan kebijakan negara diantaranya ; Teori Rasional
Komprehensif, Teori Inkremental, Teori Pengamatan Terpadu (Mixed Scanning Theory).
Menurut konsepsi Anderson, nilai-nilai yang kemungkinan menjadi pedoman perilaku
para pembuat keputusan itu dapat dikelompokkan menjadi 4 (empat) kategori
 
DAFTAR PUSTAKA

Handoko, T. Hani. 1999. Manajemen. BPFE – Yogyakarta<br />


Stoner, James A.F. 1996. Manajemen (Terjemahan). Penerbit Erlangga – Jakarta<br />
Griffin. 2003. Pengantar Manajemen. Penerbit Erlangga - Jakarta<br />
Mulyono.2011.  Teori Pengambilan Keputusan, http:// Mulyono.Blogspot.com,diaksek
10 Oktober 2013<br />
Anneahira.2011.Pengambilan Keputusan. Hhtp://Anneahira.Blogspot.com,diakses 10
Oktober 2013</div>

You might also like