Professional Documents
Culture Documents
Mohammad Azhar Almanfaluti - UAS STUDI QURAN DAN HADITS
Mohammad Azhar Almanfaluti - UAS STUDI QURAN DAN HADITS
MAKALAH
Dosen Pengampu:
NIM : 1810215
FAKULTAS EKONOMI
MALANG
2021
DAFTAR ISI
BAB I Pendahuluan
Bab IV Penutup
Halaman 2
KATA PENGANTAR
Alhamdulilah puji syukur kehadirat Allah SWT, tuhan semesta alam yang tiada tempat
untuk memohon kecuali kepada-Nya atas ridho serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyusun dan menyelasaikan skripsi yang berjudul: Pembiasaan Mengaji Pada Desa
Karang Tengah Prandon Kabupaten Ngawi. Shalawat serta salam tak luput pula penulis
haturkan kepada junjungan umat Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam
kegelapan yang penuh dengan kebodohan menuju alam yang terang benderang yang penuh
dengan ilmu pengetahuan sehingga kita bisa membedakan mana yang baik dan mana yang
buruk semoga safaat beliau selalu tercurahkan kepada kita didunia dan diakhirat kelak. Penulis
menyadari bahwa penulisan makalah ini jauh dari kata sempurna oleh karena itu kritik dan
saran ilmiah yang dapat membangun sangat penulis harapkan demi penyempurnaan makalah.
Penulis,
Halaman 3
BAB I
PENDAHULUAN
Halaman 4
Ada beberapa metode atau cara yang bisa diterapkan dalam mengajari anak untuk
menghafal Alquran. Anak lebih suka mendapatkan pujian, sanjungan, reward, hadiah, dan
sebagainya. Mereka sangat menyukai hadiah atau memperoleh sesuatu bila selesai
mengerjakan tugas. Hal tersebut jauh lebih baik bila dibandingkan dengan pendekatan
ancaman atau pukulan bila si anak tidak mau atau tidak mencapai target tertentu dalam
menghafal Alquran. Sebagai guru dan orang tua jangan sampai berlaku tidak adil kepada
anak. Ketika mereka melakukan kesalahan atau tidak mencapai target kita selalu
menyalahkannya, membuatnya berputus asa dan akhirnya sang anak tidak mau lagi
menghafal. Jadi, harus lebih diperhatikan bagaimana anak tersebut selalu senang dalam
proses menghafal yang menjadi utama adalah bentuk perhatian dan kasih sayang guru dan
orang tuanya.
Pembiasaan sebagai salah satu cara yang efektif untuk menumbuhkan kemampuan
membaca Alquran terhadap anak di Karang Tengah Prandon Kabupaten Ngawi karena
dilatih dan dibiasakan untuk melakukannya setiap hari. Kebiasaan yang dilakukan setiap
hari serta diulang-ulang ulang senantiasa akan tertanam dan diingat oleh anak sehingga
mudah untuk melakukannya tanpa harus diperingatkan.
Karang Tengah Prandon Kabupaten Ngawi merupakan salah satu Desa yang
membiasakan mengaji ba’da ashar, kebiasaan inilah yang selalu dilakukan oleh anak-anak
desa tersebut membiasakan mengaji setelah ashar, Desa ini terletak tidak jauh dari alun-
alun Kabupaten Ngawi.
Pada awalnya melihat anak-anak yan mengikuti pengajian di Desa tersebut banyak yang
mengobrol, bermain-main dengan temannya sehingga proses pelaksanakan pengajian
tersebut kurang kondusif. Hal ini disebabkan oleh faktor-faktor yang mempengaruhi,
diantaranya:
1. Masih banyak anak-anak yang terbata-terbata (kurang lancar) dalam membaca
Alquran
2. Masih kurangnya pengetahuan dan keinginan anak-anak tersebut seberapa
pentingnya mengaji Alquran di Masjid ataupun di Langgar, sehingga Masjid tempat
diadakan ngaji malam terlihat sepi dan hanya ada beberapa orang anak-anak saja
yang mengikuti pembiasaan mengaji ba’da ashar tersebut.
Selain faktor pelaksanaan ngajinya, guru juga sangat berperan penting dalam
meningkatkan proses pembelajaran, karena guru memiliki peran penting dalam
membentuk kepribadian anak, guna untuk mengembangkan sumber daya manusia serta
mensejahterakan masyarakat dalam menanamkan nilai-nilai keagamaan sejak usia dini.
Halaman 5
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan fokus penelitian diatas, maka peneliti menarik beberapa rumusan masalah
yaitu:
1.2.1 Bagaimana pembiasaan mengaji ba’da ashar dalam meningkatkan kemampuan
membaca Alquran terhadap anak Desa Karang Tengah Prandon Kabupaten Ngawi?
1.2.2 Apa kendala pembiasaan mengaji ba’da ashar dalam meningkatkan kemampuan
membaca Alquran terhadap anak ?
1.2.3. Bagaimana upaya mengatasi kendala-kendala dalam pembiasaan mengaji ba’da
ashar dalam meningkatkan kemampuan membaca Alquran terhadap anak?
Halaman 6
BAB II
PEMBAHASAN
Pembiasaan merupakan proses pembentukan sikap dan perilaku yang relatif menetap
dan bersifat otomatis melalui proses pembelajaran yang berulang-ulang, sikap atau perilaku
yang menjadi kebiasaan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1. Perilaku relatif menetap
2. Pembiasaan umumnya tidak memerlukan fungsi berfikir yang cukup tinggi,
misalnya untuk dapat mengucapkan salam cukup fungsi berfikir berupa
mengingat atau meniru saja
3. Kebiasaan bukan sebagai hasil dari proses kematagan, tetapi sebagai akibat atau
hasil pengalaman atau belajar
4. Perilaku tersebut tampil secara berulang-ulang sebagai respon terhadap stimulus
yang sama.
Pembiasaan berasal dari kata biasa dilakukan yang berarti lazim, umum, seperti sedia
kala, sudah merupakan hal yang tidak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari atau sudah
sering kali. Menurut Tafsir pembiasaan adalah pengulangan. Jika guru setiap masuk kelas
mengucapkan salam, itu telah diartikan sebagai usaha membiasakan. Bila murid masuk
kelas tidak mengucapkan salam, maka guru mengingatkan agar ketika masuk ruangan
hendaklah mengucapkan salam (Ahmad Tafsir, 2010, hlm. 144).
Pembiasaan merupakan upaya praktis dalam pendidikan dan pembinaan anak. Hasil
dari pembiasaan yang dilakukan seorang pendidik ialah terciptanya suatu kebiasaan bagi
anak didiknya atau murid. Seorang anak yang terbiasa mengamalkan nilai-nilai ajaran islam
lebih dapat diharapkan dalam kehidupannya nanti, murid akan menjadi seorang muslim
yang saleh. Pembiasaan yang dilakukan sejak dini akan membawa kegemaran dan kebiasaan
yang menjadi semacam kebiasaan sehingga menjadi bagian tidak terpisahkan dari
kepribadiannya. Ciri khas dari pada metode pembiasaan yaitu kegiatan yang berupa
pengulangan yang berkali-kali dari suatu hal yang sama. Pengulangan tersebut sengaja
dilakukan berkali-kali supaya asosiasi antara srimulus dengan respon menjadi sangat kuat.
Dengan kata lain, tidak mudah di lupakan. Dengan demikian, terbentuklah pengetahuan siap
atau keterampilan yang siap setiap saat, siap untuk dipergunakan oleh yang bersangkutan.
Pembiasaan mengaji ba’da ashar merupakan suatu pembiasaan yang dilakukan oleh
anak-anak Karang Tengah Prandon Kabupaten Ngawi setiap setelah Ashar selalu
melaksanakan pembiasaan tersebut, kecuali pada malam jum’at atau hari kamis, pembiasaan
Halaman 7
ini dilakukan secara berulang-ulang dengan adanya pembiasaan ini maka anak-anak akan
terbiasa setiap ba’da ashar selalu melaksanakan ashar mengaji. Agar terbiasa dari sejak dini
hingga menginjak usia yang tak terbatas waktunya.
Di dalam kamus Besar Bahasa Indonesia, kemampuan berasal dari kata “mampu” yang
berarti kuasa (biasa, sanggup, melakukan sesuatu). Kemampuan merupakan suatu
kesanggupan dalam melakukan sesuatu. Seseorang dikatakan mampu apabila ia biasa
melakukan sesuatu yang harus ia lakukan. Ahmad Fathoni dalam bukunya “petunjuk Praktis
Tahsin Tartil Alquran” mengatakan bahwa ketika adanya pembelajaran Alquran, maka
seseorang akan memperoleh setidaknya empat pokok dari hasil pembelajaran tersebut:
1) Kefasihan dalam membaca Alquran
Fasih berasal dari kata fashoha-yafshohu yang berarti bicara dengan terang,
jelas, petah lidah. Fasih dalam membaca Alquran maksudnya terang atau
jelas dalam pengucapan lisan ketika membaca Alquran. Membaca Alquran
berbeda dengan membaca bacaan yang lainnya, karena Alquran adalah
kalamullah yang ayat-ayat-Nya tersusun dengan rapi dan dijelaskan secara
terperinci, yang berasal dari Zat Yang Maha Bijaksana lagi Maha
Mengetahui. (Ahmad Fathoni, 2016, hlm. 228)
Halaman 8
Sebelum membaca Alquran, sebaiknya seseorang terlebih dahulu
mengetahui makhraj dan sifat-sifat huruf. Sebagaimana yang dijelaskan
dalam ilmu tajwid. Makharijul huruf artinya tempat keluar huruf. Dengan
mengetahui makharijul huruf maka seseorang akan membaca huru-huruf
Alquran sesuai dengan tempat keluarnya seperti di tenggorokan, ditengah
lidah, antara dua bibir dan lain-lain.
4) Kelancaran membaca Alquran
Lancar adalah cepat tak ada hambatan, tidak tersendat-sendat. Kelancaran
membaca Alquran anak berarti anak mampu membaca Alquran dengan
lancar, cepat, tepat dan benar. Kemampuan belajar membaca Alquran secara
umum dipengaruhi oleh adanya oleh dua faktor diantaranya:
a. Faktor internal yaitu faktor yang timbul dari dalam diri anak. Faktor
ini besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar anak khususnya
pula penguasaan membaca Alquran anak. Adapun yang termasuk
faktor internal adalah sebagai berikut:
1. Bakat
2. Minat
3. Inteligensis
b. Faktor Eksternal yaitu adalah faktor yang timbul dari luar diri anak.
Alquran adalah kitab suci umat Islam yang diturunkan oleh Allah SWT kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW Melalui malaikat Jibril, untuk diteruskan
penyampaiannya kepada seluruh umat manusia di muka bumi sampai akhir zaman nanti.
Dalam ajaran Islam bahwa Alquran adalah membaca sesuatu yang bermanfaat baik dunia
maupun akhirat dan membaca yang sangat dianjurkan diperintahkan oleh Allah yaitu
membaca Alquran. Sebagai manusia yang beragama, selalu berupaya untuk senantiasa
membaca ayat-ayat atau tanda-tanda kebesaran Allah dimuka bumi ini. alah perintah untuk
membaca.
Untuk pandai baca Alquran perlu lembaga pendidikan termasuk lembaga masjid.
Pendidikan dapat terlaksana dengan baik apabila ada yang mendidik dan ada yang di didik,
ada tujuan yang akan dicapai tersedia sarana dan prasarana baik melalui pendidikan formal
maupun informal. Memilih tempat yang tepat merupakan sebuah keharusan sebagaimana
pengelolaan pendidikan yang telah dicontohkan Nabi Muhammad SAW, dimana beliau
tidak membatasi penyampaian olmu di tempat tertentu saja, bahkan beliau mengajar para
sahabat dimanapun selama ada kesempatan yang mendukung.
Halaman 9
Keutamaan membaca Alquran
Alquran memerintahkan umat Islam untuk belajar, sejak ayat pertama kali diturunkan
kepada Nabi Muhammad SAW, Disebutkan dalam Alquran Surah Al-Alaq yang berbunyi:
Artinya: “Bacalah dengan menyebut nama Rabbmu Yang menciptakan. Dia telah
menciptakan manusia dengan segumpal darah. Bacalah, dan Rabbmulah yang Paling
Pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada
manusia apa yang tidak diketahuinya. (Q.S Al-Alaq: 1-5).
Metode penyampaian wahyu yang pertama dari malaikat Jibril kepada Nabi
Muhammad ini merupakan metode pembelajaran Al-Qur’an yang pertama. Maka setiap
diturunkannya Al-Qur’an, Nabi langsung menyampaikan kepada para sahabat, dimana
sahabat pada waktu itu masih banyak yang belum bisa membaca apalagi menulis namun
sahabat dapat menerima bacaan Al-Qur’an dengan baik.
Halaman 10
BAB III
METODE PENELITIAN
3.2 Dokumentasi
Halaman 11
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. Pembiasaan mengaji ba’da ashar dalam meningkatkan kemampuan membaca Alquran
terhadap anak Desa Karang Tengah Prandon Kabupaten Ngawi berjalan dengan baik
hanya saja proses pelaksanaannya tidak kondusif. Sistem mengajinya yaitu dengan cara
maju satu persatu untuk membaca Alquran ataupun juzz ammanya sekaligus guru ngaji
sambil menyimak dan memperhatikan bacaan serta hukum tajwidnya, jika ada
bacaannya yang salah ataupun tajwidnya maka guru ngaji akan membenarkannnya agar
tidak keliru sampai murid benar-benar faham bagaimana cara membaca Alquran sesuai
dengan kaidah ilmu tajwid.
2. Kendala yang dihadapi dalam pembiasaan mengaji ba’da ashar di Karang Tengah
Prandon Kabupaten Ngawi adalah dalam hal Kurangnya minat anak dalam
meningkatkan kemampuan membaca Alquran, Kurangnya pengetahuan dan keinginan
anak menerapkan tajwid dalam membaca Alquran dan juga anak yang malas dalam
mengikuti kegiatan mengaji tersebut.
3. Upaya yang dilakukan guru ngaji dalam mengatasi kendala tersebut adalah memotivasi
anak agar memiliki keinginan yang kuat untuk mempelajari Alquran dan mengajarkan
tajwid kepada anak, melakukan evaluasi penerapan membaca Alquran sesuai tajwid
sebagai tolak ukur keberhasilan dalam mengajar.
4.2 Saran
Adapun saran yang dapat penulis ajukan adalah
1. Kepada ketua dan Kepala desa Karang Tengah Prandon Kabupaten Ngawi agar lebih
memperhatikan apa yang menjadi kebutuhan sarana dan prasarana bagi guru maupun
anak-anak yang mengaji
2. Kepada guru agar lebih kreatif dan selalu memberikan motivasi supaya anak-anak
tersebut tidak merasa bosan ataupun jenuh dengan pembelajaran yang diberikan
3. Kepada khusus anak-anak agar selalu menjaga adab kepada guru dan selalu istiqomah
untuk mengikuti kegiatan mengaji ba’da ashar agar nantinya bisa memahami dan
Halaman 12
menerapkan bacaan Alquran dengan baik dan benar menurut hukum tajwid, kemudian
bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Halaman 13