Professional Documents
Culture Documents
Staf Pengajar Jurusan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Malang
Alamat Korespondensi : Jl. Cengger Ayam Dalam I/38 Malang
Email: aguskrisno@yahoo.co.id
ABSTRACT
Key Word: administrative, cow manure, organic farming, organic fertilizer, fertilization results
dari masyarakat Ceko yang sama sekali tidak terkontaminasi, kandungan listeria di dalam es krim
mengenal produk organik dan hanya 3% saja berasal dan residu pestisida yang tinggi pada sayuran.
dari konsumen Ceko yang secara teratur membeli Supermarket Wal-Mart dan Carrefour adalah dua
produk berlabel ramah lingkungan. Survei pusat perbelanjaan yang mendapatkan keuntungan dari
menyebutkan bahwa umumnya masyarakat Ceko peningkatan permintaan produk organik tersebut.
cenderung membeli produk organik oleh karena Supermarket Wal-Mart di Beijing menyatakan
harganya yang tinggi dan kandungan nilai tradisionalnya penjualan sayur organik meningkat tajam menjadi 88%
(Yusmaini,2009). dalam kurun waktu 12 bulan sejak bulan November
Saat ini sekitar 10% – 15% rumah tangga di 2006 dari penjualan terakhir tahun 2005-2006 sebesar
Swiss membeli produk organik secara teratur. Swiss 13.6% (Yusmaini,2009).
merupakan pembeli produk organik terbesar di dunia Disisi lain menurut Dinas Pertanian Sumut
dengan menghabiskan SFr 160 (Rp 1,185,600,-) per (2010), pertanian organik merupakan salah satu upaya
orang setiap tahunnya untuk produk-produk organik untuk bisa memenangkan persaingan dalam merebut
tertentu. Di antara produk-produk tersebut, produk pasar pada pascaperdagangan bebas Asean.
pangan organik menguasai 3% dari penjualan produk Peningkatan kemampuan penetrasi pasar dan daya
organik. Migros, penjual makanan terbesar di Swiss, saing produk pertanian organik yang perlu mendapat
mampu menjual produk organik bersertifikasi sebesar perhatian yang lebih serius untuk lebih ditingkatkan
SFr 300 juta (Rp 2.223 trilyun) pada tahun 2005. lagi adalah penetapan produk hortikultura unggulan dan
Fenomena ini menjadi tantangan yang cukup berat bagi wilayah andalan untuk produk hortikultura, produk
petani, khususnya bagi petani organik, karena harus hortikultura organik, SDM berbudaya industri, teknologi,
bersaing dalam hal mutu produk organik dengan manajemen, harga yang bersaing, permodalan, promosi
supermarket produkproduk organik yang dijualnya dan pemasaran, infrastruktur, dan penyediaan pupuk
seperti Aldi (Jerman) dan Carrefour (Perancis). organik. Salah satu bahan potensial untuk pupuk
Banyak ahli memprediksikan bahwa tak lama lagi organik adalah kotoran sapi.
petani organik akan dapat menjual produknya dengan Disisi lain potensi jumlah kotoran sapi dapat dilihat
dengan harga supermarket yang tinggi jika petani dari populasi sapi. Populasi sapi potong di Indonesia
mampu membuktikan rasa produk organiknya lebih sekitar 10,8 juta ekor dan akan bertambah dengan
enak dan bergizi secara ilmiah (Yusmaini,2009). kebijakan pembatasan impor daging. Menteri Pertanian
Di Kanada, promosi konsumen ternyata dapat tahun 2010 akan memperketat pemberlakuan
berpengaruh pada permintaan pangan organik di peraturan tentang pembatasan impor daging walaupun
pasaran. Pertumbuhan permintaan pangan organik di Peraturan Menteri Pertanian Nomor 20 Tahun 2009
pasar diprediksikan mencapai 17.41% pada periode yang mengizinkan dan mengatur tentang impor daging
2007 – 2011. Padahal permintaan tahun sebelumnya masih berlaku. Pembatasan impor daging tersebut
hanyalah sebesar 3% – 4%. Pertumbuhan permintaan secara bertahap akan mengarah kepada penutupan
tersebut menyebabkan total penjualan pangan ijin impor daging. Hal memberi peluang baru tumbuhnya
bersertifikat organik sepanjang tahun 2006 mencapai usaha peternakan sapi potong. (Dinas Peternakan
US $ 412 juta (Rp 3.72 trilyun) dari total penjualan Provinsi Jambi, 2010). Sedangkan jumlah sapi perah
pangan di Kanada sebesar US $ 46 milyar (Rp 415.01 di Indonesia hanya 350.000-400.000 ekor, dengan rata-
trilyun). Dari total penjualan tahun 2006 tersebut, pasar rata kepemilikan tiga ekor per peternak. Satu ekor sapi
pangan organik di Kanada mendapatkan keuntungan rata-rata setiap hari menghasilkan 7 kilogram kotoran
sebesar US $ 1.4 juta atau 12.63 milyar rupaih kering, sehingga kotoran sapi kering yang dihasilkan
(Yusmaini,2009). di Indonesia sebanyak 78,4 juta kilogram kotoran
Media Organik Inggris memberitakan bahwa kering/hari. Di Bantul misalnya, dengan populasi sapi
pedagang yang menjual makanan organik di Asia potong 49.957 ekor sehingga setiap hari produksi
meningkat 20% setiap tahunnya. Angka ini tidaklah kotoran kering sapi mencapai 349,7 ton sudah dapat
mengejutkan mengingat begitu banyaknya tulisan mencukupi bahan baku pabrik pupuk organik
tentang krisis keamanan pangan yang menyerang Petroganik dengan kapasitas 7,5 ton per hari. Sapi
konsumen setiap harinya, termasuk tentang ikan dengan bobot 450 kg menghasilkan limbah berupa
Moch. Agus Krisno Budiyanto, Tipologi Pendayagunaan Kotoran Sapi dalam Upaya Mendukung Pertanian 43
Organik di Desa Sumbersari Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang
Versi online:
Moch. Agus Krisno Budiyanto http://ejournal.umm.ac.id/index.php/gamma/article/view/1420
feses dan urin lebih kurang 25 kg per hari (Prihandarini, Pemodal Pengemukan Sapi (untuk mendapatkan
2008). informasi tentang peran serta dalam mendukung
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka pendayagunaan kotoran sapi dalam budidaya pertanian
penelitian ini dirancang untuk menjawab masalah organik).
(fokus) penelitian bagaimanakah tipologi Untuk menjamin kepercayaan data yang
pendayagunaan kotoran sapi dalam upaya mendukung diperoleh, maka kriteria yang digunakan untuk
pertanian organik di Desa Sumbersari Kecamatan pengecekan keabsahan data dalam penelitian ini
Poncokusumo Kabupaten Malang? meliputi: 1) derajat kepercayaan (credibility) dengan
menggunakan triangulasi metode (metode
METODELOGI PENELITIAN pengumpulan data) dan triangulasi sumber (informan),
2) keteralihan (transferabiliy) dengan menyediakan
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam data deskriptif secukupnya untuk membuat keputusan
penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain tentang pengalihan, 3) kriteria keberbantungan
penelitian Fenomenologi yaitu suatu penelitian yang (dependability), yang dilakukan dengan meninjau dan
ingin menjelaskan fenomena yang berupa memperhitungkan semua faktor yang bersangkutan
pengalamanpengalaman yang dialami seseorang dalam dengan data penelitian. Hal ini dilakukan dengan
kehidupan (dalam hal ini adalah pengalaman peternak menjaga kehati-hatian, sehingga terhindar dari
sapi, petani, dan pemilik/pemodal pengemukan sapi kemungkinan terjadinya kesalahan dalam
tentang pendayagunaan kotoran sapi dalam upaya pengumpulan dan penginterpretasian data, dan 4)
mendukung pertanian organik) Informan penelitian kepastian (Confirmability), yang dilakukan dengan
dalam penelitian ini adalah peternak sapi, petani, dan mengadakan kesepakatan atau pengecekan berulang
pemilik/pemodal pengemukan sapi di Desa Sumbersari dengan sumber data agar data yang diperoleh bersifat
Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang. Teknik obyektif.
sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Analisis data yang digunakan dalam penelitian
Jumlah subyek penelitian dianggap cukup apabila ini adalah analisis kualitatif dengan cara analisis isi
informasi telah jenuh (variasi informasi sudah tidak (content analysis). Analisis isi adalah suatu teknik
mencolok). yang sistematik untuk menganalisis makna pesan dan
Fokus yang diteliti dalam penelitian ini adalah cara mengungkapkan pesan. Langkah yang dilakukan
tipologi pendayagunaan kotoran sapi dalam upaya pada analisis isi dalam penelitian ini menggunakan
mendukung pertanian organik di Desa Sumbersari interactive model dari Miles dan Huberman (Miles
Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang, dengan & Huberman, 1994). Model ini mengandung 4
subfokus: 1) keragaman tipe pendayagunaan kotoran komponen yang saling berkaitan, yaitu (1) pengumpulan
sapi dalam upaya mendukung pertanian organik di data, (2) penyederhanaan atau reduksi data, (3)
Desa Sumbersari Kecamatan Poncokusumo penyajian data, (4) penarikan dan pengujian atau
Kabupaten Malang, dan 2) faktor-faktor yang verifikasi simpulan.
mempegaruhi tipologi pendayagunaan kotoran sapi
dalam upaya mendukung pertanian organik di Desa
Sumbersari Kecamatan Poncokusumo Kabupaten
Malang.
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah
wawancara mendalam dan angket terbuka.
Wawancara mendalam (Indepth Interview) dilakukan
kepada peternak sapi (untuk mendapat informasi
berbagai cara pembuangan kotoran sapi dalam upaya
menjaga kebersihan lingkungan kandang) dan petani
(untuk mendapatkan informasi berbagai cara
pendayagunaan kotoran sapi dalam budidaya pertanian Gambar 1. Analisis Isi Model Interaktif
organik). Angket terbuka diberikan kepada Pemilik/ (Sumber: Miles & Huberman, 1994)
Moch. Agus Krisno Budiyanto, Tipologi Pendayagunaan Kotoran Sapi dalam Upaya Mendukung Pertanian 45
Organik di Desa Sumbersari Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang
Versi online:
Moch. Agus Krisno Budiyanto http://ejournal.umm.ac.id/index.php/gamma/article/view/1420
dari daun tanaman nilam yang diberi penambahan mendayagunakan kotoran sapi sebagai pupuk organik
pupuk organik EM-7 maupun EM-Komersial untuk (dengan cara menumpuk kotoran sapi atau dimasukkan
pemberian pupuk mineral growmore sebanyak 0,5 g/ tanah berlubang) dan sebagian kecil petani membuang
minggu/tanaman sedangkan analisis kandungan minyak kotoran sapi begitu saja sehingga mencemari
tanaman kontrol yaitu 5%. Hasil ini tidak terlalu lingkungan tempat tinggal, bahkan ada peternak yang
berbeda secara signifikan. Penggunaan pupuk organic membiarkan kotoran tersebut di kadang sapi sehingga
EM-7 dan EM-Komersial dengan berbagai sanitasi lingkungan kandang menjadi jelek yang dapat
pengenceran terbukti berpengaruh terhadap berdampak kepada kesehatan sapi. Penggunaan pupuk
pertumbuhan tanaman nilam. organik kotoran sapi juga semakin meningkat dengan
Iqbal (2008) dalam penelitiannya yang berjudul alasan lebih mudah mencarinya, harganya murah, dan
Potensi Kompos dan Pupuk Kandang untuk Produksi hasil pemupukan lebih baik.
Padi Organik menyatakan bahwa pupuk organik yang
berupa kompos jerami dan pupuk kandang dapat DAFTAR PUSTAKA
meningkatkan serapan hara N, kandungan klorofil a
dan klorofil b. Peningkatan takaran pupuk N sampai Abdurahman, A., N. Suharta, D. Santoso, dan A.B.
dengan 50% anjuran dengan pemberian limbah organik Siswanto. 2002. Potensi Lahan Untuk
dapat meningkatkan komponen fisiologi dan hasil Pertanian Organik Berdasarkan Peta
tanaman. Pemberian pupuk organik pada tahap awal Pewilayahan Komoditas Di Indonesia.
sebaiknya diimbangi dengan pupuk N buatan sampai
Prosiding Seminar Nasional Pertanian Organik,
Bogor: Balai Penelitian Tanaman Rempah dan
dengan 50% dosis anjuran. Pemberian pupuk organik
Obat.
dan pupuk buatan menghasilkan gabah dengan mutu
gizi ditunjukkan dengan kandungan protein dan pati
Achiyar, 2008. Pupuk Langka, Pemerintah
yang sama.
Tingkatkan Pengawasan. Http://www.
Sumanto (2007) dalam penelitiannya yang
indonesia.go.id, Diakses 12 Januarui 2010.
berjudul Pengaruh Komposisis Media Tumbuh (Tanah:
Pupuk Kandang) dan EM4 terhadap Pertumbuhan Stek Bahar YH, 2008; Pertanian Organik, ataukah
Panili menyatakan bahwa interaksi antara komposisis Pertanian Berkelanjutan, ht tp://
media tumbuh (tanah: pupuk kandang) dan EM4 www.hortikultura.deptan.go.id, Diakses 14
berpengaruh terhadap bobot tanaman dan jumlah akar. Januari 2010.
Kombinasi media tanah: pupuk kandang (1:0,75) dan
inokulasi EM4 7,4 g/pot dan 2,6 g.pot menghasilkan Bahar YH, 2009. Penerapan GAP sebagai
hasil yang paling baik. Terobosan Peningkatan Daya Saing
Nurmawati (2007) dalam penelitiannya yang Hortikultura. 2009 ht tp://
berjudul Studi Perbandingan Penggunaan Pupuk www.hortikultura.deptan.go.id, Diakses tanggal
Kotoran Sapi dengan Pupuk Casting terhadap 16 Januari 2010.
Produksi Tanaman Selada (Lactuca sativa)
menyatakan bahwa penggunaan pupuk kotoran sapi Budiyanto MAK. 2002. Metodologi Penelitian.
dengan pupuk casting (cacing tanah) dengan dosis Malang: Universitas Muhammadiyah. Malang.
yang berbeda berpengaruh terhadap produksi tanaman
selada. Pada penggunaan pupuk kotoran sapi produksi Departemen Pertanian. 2006. Pengembangan
yang tertinggi dicapai pada dosis 700 g/pot, sedangkan Biogas Ternak Bersama Masyarakat
pada penggunaan pupuk casting produksi yang optimal (BATAMAS). Jakarta: Direktorat Budidaya
dicapai pada dosis 300g/pot. Ternak Ruminansia.
Moch. Agus Krisno Budiyanto, Tipologi Pendayagunaan Kotoran Sapi dalam Upaya Mendukung Pertanian 47
Organik di Desa Sumbersari Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang
Versi online:
Moch. Agus Krisno Budiyanto http://ejournal.umm.ac.id/index.php/gamma/article/view/1420
Dinas Peternakan Provinsi Jambi, 2010. Selamatkan Nugroho, 2009. Kurangi Kelangkaan, Pupuk
Sapi Betina Produktif- Cegah Organik Digencarkan. htt p://www.
Pemotongannya, perumperhutani.com, Diakses 12 Januarui
http:/ disnakjambi@deptan.go.id, Diakses 2010.
tanggal 15 Januari 2010.
Nurmawati S, Suhardianto A, 2007. Studi
Direktorat Jenderal Hortikultura, 2007. Buku Perbandingan Penggunaan Pupuk Kotoran Sapi
Pedoman Penerapan Usaha Tani Non Kimia dengan Pupuk Casting terhadap Produksi
Sintefik pada Tanaman Hortikultura.. Hhtp:// Tanaman Selada (Lactuca sativa). Laporan
www.deptan. go.id/ Diakses 26 September Penelitian, Jakarta: FMIPA-UT.
2009.
Prihandarini R, 2009. Potensi Pengembangan
Indriati Y, 2009. Pengaruh Penggunaan Pupuk Pertanian Organik. Jakarta: Departemen
Organik Effective Microorganisms: EM-7 dan Pertanian, Sekjen Maporina.
EMKomersial terhadap Pertumbuhan Tanaman
Nilam Sidikalang (Pogostemon cablin Prihandarini, R. Salam. Ghani, Sudiarso,. 2008.
Benth.). Bogor: Progam Studi Sarjana Biologi Kajian Perpupukan Nasional. Laporan hasil
SITH IPB. Kajian Tim Kantor Menko Perekonomian
Republik Indonesia.
Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi
Pertanian Mataram, 2000. Pupuk Kompos Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan,
Super. Lembar Informasi Pertanian (LIPTAN) 2007. Petunjuk Teknis. Pembuatan Kompos
IPPTP Mataram, Mataram: Instalasi Penelitian Berbahan Kotoran Sapi. Jakarta: Pusat
dan Pengkajian Teknologi Pertanian Mataram Penelitian dan Pengembangan Peternakan
NTB Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Departemen Pertanian.
Iqbal A, 2008. Potensi Kompos dan Pupuk
Kandang untuk Produksi Padi Organik. Jurnal Setyowati N, Nurjanah U, haryanti D, 2008. Gulma
Akta Agrosia Vol. 11 No. 1 Januari-Juni 2008. Tusuk Konde (Wedelia trilobata) dan Kirinyu
hal 13-18. (Chlomolaena odorata) sebagai Pupuk
Organik pada Sawi (Bracissia Chinensis).
Isroi, 2010. Keunggulan Pupuk Organik Pelet Jurnal Akta Agrosia Vol. 11 No. 1 Januari-Juni
(POP). Http:/ Biodecomposer, Diakses 16 2008. hal 47-56.
Januari 2010.
Sudirja R, Solihin Ma, dan Rosniawaty S, 2005.
Iwantoro, S. 2004. Peran Pemerintah untuk Pengaruh Kompos Kulit Buah Kakao dan
Mendorong dan Melindungi Pertumbuhan Kascing terhadap Perbaikan Beberapa Sifat
Pertanian Organik di Indonesia. Bogor:. Kimia Fluventic Eutrudepts. Bandung:
Balitro. Universitas Padjadjaran
Moch. Agus Krisno Budiyanto, Tipologi Pendayagunaan Kotoran Sapi dalam Upaya Mendukung Pertanian 49
Organik di Desa Sumbersari Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang