You are on page 1of 18

View metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk brought to you by CORE


provided by Forum penelitian Agro Ekonomi

PENGEMBANGAN PERTANIAN ORGANIK DI INDONESIA


The Development of Organic Agriculture in Indonesia

Henny Mayrowani

Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian


Jl. A. Yani No. 70 Bogor 16161
E-mail : hennypse@yahoo.com

Naskah masuk : 28 Juni 2012 Naskah diterima : 31 Agustus 2012

ABSTRACT

Awareness of the dangers posed by the use of synthetic chemicals in farming attracts attention at both
the producers and consumers. Most consumers will choose safe food ingredients for better health and it drives
increased demand for organic products. Healthy, environmentally friendly life-style becomes a new trend and has
been institutionalized internationally which requires assurance that agricultural products should be safe for
consumption (food safety attributes), high nutrient content (nutritional attributes) and environmentally friendly
(eco-labeling attributes). Indonesia has a great potential to compete in the international market, but it should be
implemented gradually. This is because of many comparative advantages, i.e. (i) there are large land areas
available for organic farming; (ii) technology to support organic farming is available such as composting, no-
tillage planting, biological pesticides, among others. Although the government has launched various policies on
organic agriculture such as "Go Organic 2010”, but the development of organic farming in the country is relatively
slow. This situation is due to various problems such as market constraints, consumers’ interest, relatively
expensive organic products certification for small farmers, and lack of farmers’ partnership with private
companies. However, interest for organic farming has grown and it is expected to have positive impacts on the
development of organic agriculture in Indonesia.

Key word: organic farming, development, Indonesia

ABSTRAK

Kesadaran tentang bahaya yang ditimbulkan oleh pemakaian bahan kimia sintetis dalam pertanian
menjadikan pertanian organik menarik perhatian baik di tingkat produsen maupun konsumen. Kebanyakan
konsumen akan memilih bahan pangan yang aman bagi kesehatan dan ramah lingkungan, sehingga mendorong
meningkatnya permintaan produk organik. Pola hidup sehat yang akrab lingkungan telah menjadi trend baru dan
telah melembaga secara internasional yang mensyaratkan jaminan bahwa produk pertanian harus beratribut
aman dikonsumsi (food safety attributes), kandungan nutrisi tinggi (nutritional attributes), dan ramah lingkungan
(eco-labelling attributes). Indonesia memiliki potensi yang cukup besar untuk bersaing di pasar internasional
walaupun secara bertahap. Hal ini karena berbagai keunggulan komparatif antara lain: (i) masih banyak
sumberdaya lahan yang dapat dibuka untuk mengembangkan sistem pertanian organik, (ii) teknologi untuk
mendukung pertanian organik sudah cukup tersedia seperti pembuatan kompos, tanam tanpa olah tanah,
pestisida hayati dan lain-lain. Walaupun pemerintah telah mencanangkan berbagai kebijakan dalam
pengembangan pertanian organik seperti ‘Go Organic 2010’, namun perkembangan pertanian organik di
Indonesia masih sangat lambat. Keadaan ini disebabkan oleh berbagai kendala antara lain kendala pasar, minat
konsumen dan pemahaman terhadap produk organik, proses sertifikasi yang dianggap berat oleh petani kecil,
organisasi petani serta kemitraan petani dengan pengusaha. Namun minat bertani terhadap pertanian organik
sudah tumbuh. Hal ini diharapkan akan berdampak positif terhadap pengembangan petanian organik.

Kata kunci : pertanian organik, pengembangan, Indonesia

PENGEMBANGAN PERTANIAN ORGANIK DI INDONESIA Henny Mayrowani

91
PENDAHULUAN pedagang pangan organik harus patuh pada
standar untuk menjaga integritas produk
pertanian organik. Tujuan utama dari pertanian
Pertanian organik merupakan jawaban organik adalah untuk mengoptimalkan kese-
atas revolusi hijau yang digalakkan pada tahun hatan dan produktivitas komunitas inter-
1960-an yang menyebabkan berkurangnya dependen dari kehidupan di tanah, tumbuhan,
kesuburan tanah dan kerusakan lingkungan hewan dan manusia. Sejauh ini pertanian
akibat pemakaian pupuk dan pestisida kimia organik disambut oleh banyak kalangan
yang tidak terkendali. Sistem pertanian masyarakat, meskipun dengan pemahaman
berbasis high input energy seperti pupuk kimia yang berbeda.
dan pestisida dapat merusak tanah yang Keberlanjutan pertanian organik, tidak
akhirnya dapat menurunkan produktifitas dapat dipisahkan dengan dimensi ekonomi,
tanah, sehingga berkembang pertanian selain dimensi lingkungan dan dimensi sosial.
organik. Pertanian organik sebenarnya sudah Pertanian organik tidak hanya sebatas
sejak lama dikenal, sejak ilmu bercocok tanam meniadakan penggunaan input sintetis, tetapi
dikenal manusia, semuanya dilakukan secara juga pemanfaatan sumber-sumber daya alam
tradisional dan menggunakan bahan-bahan secara berkelanjutan, produksi makanan sehat
alamiah. Pertanian organik modern didefinisi- dan menghemat energi. Aspek ekonomi dapat
kan sebagai sistem budidaya pertanian yang berkelanjutan bila produksi pertaniannya
mengandalkan bahan-bahan alami tanpa mampu mencukupi kebutuhan dan memberi-
menggunakan bahan kimia sintetis. Penge- kan pendapatan yang cukup bagi petani.
lolaan pertanian organik didasarkan pada Tetapi, sering motivasi ekonomi menjadi
prinsip kesehatan, ekologi, keadilan, dan kemudi yang menyetir arah pengembangan
perlindungan. Prinsip kesehatan dalam pertanian organik. Kesadaran akan bahaya
pertanian organik adalah kegiatan pertanian yang ditimbulkan oleh pemakaian bahan kimia
harus memperhatikan kelestarian dan pening- sintetis dalam pertanian menjadikan pertanian
katan kesehatan tanah, tanaman, hewan, organik menarik perhatian baik di tingkat
bumi, dan manusia sebagai satu kesatuan produsen maupun konsumen. Kebanyakan
karena semua komponen tersebut saling konsumen akan memilih bahan pangan yang
berhubungan dan tidak terpisahkan. aman bagi kesehatan dan ramah lingkungan,
Pertanian organik adalah sistem sehingga mendorong meningkatnya permin-
pertanian yang holistik yang mendukung dan taan produk organik. Pola hidup sehat yang
mempercepat biodiversiti, siklus biologi dan akrab lingkungan telah menjadi trend baru
aktivitas biologi tanah. Sertifikasi produk meninggalkan pola hidup lama yang meng-
organik yang dihasilkan, penyimpanan, gunakan bahan kimia non alami, seperti
pengolahan, pasca panen dan pemasaran pupuk, pestisida kimia sintetis dan hormon
harus sesuai standar yang ditetapkan oleh tumbuh dalam produksi pertanian. Pola hidup
badan standardisasi (IFOAM, 2008). sehat ini telah melembaga secara interna-
Menurut Badan Standardisasi sional yang mensyaratkan jaminan bahwa
Nasional (2002), "Organik" adalah istilah produk pertanian harus beratribut aman
pelabelan yang menyatakan bahwa suatu dikonsumsi (food safety attributes), kandungan
produk telah diproduksi sesuai dengan standar nutrisi tinggi (nutritional attributes) dan ramah
produksi organik dan disertifikasi oleh otoritas lingkungan (eco-labelling attributes). Pangan
atau lembaga sertifikasi resmi. Pertanian yang sehat dan bergizi tinggi ini dapat
organik didasarkan pada penggunaan ma- diproduksi dengan metode pertanian organik
sukan eksternal yang minimum, serta (Yanti, 2005).
menghindari penggunaan pupuk dan pestisida Bagi negara-negara berkembang,
sintetis. Praktek pertanian organik tidak dapat khususnya Indonesia, pangan organik masih
menjamin bahwa produknya bebas sepenuh- merupakan hal yang baru dan mulai populer
nya dari residu karena adanya polusi sekitar 4-5 tahun lalu. Damardjati (2005)
lingkungan secara umum. Namun beberapa mengatakan bahwa permintaan pangan
cara digunakan untuk mengurangi polusi dari organik meningkat di seluruh dunia dan jika
udara, tanah dan air. Pekerja, pengolah dan Indonesia bisa memenuhi kebutuhan ini dan

FORUM PENELITIAN AGRO EKONOMI, Volume 30 No. 2, Desember 2012 : 91 - 108

92
bisa meningkatkan eksport produk organik, dalam rangka meningkatkan produksi pangan
akan meningkatkan dayasaing usaha yang aman dikonsumsi (food safety attributes),
pertanian (agribisnis) di Indonesia dan dapat kandungan nutrisi tinggi (nutritional attributes)
meningkatkan devisa dan pendapatan rumah dan ramah lingkungan (eco-labelling
tangga tani. Produk pertanian organik utama attributes), serta dapat meningkatkan
yang dihasilkan Indonesia adalah padi, pendapatan petani dan devisa.
sayuran, buah-buahan, kopi, coklat, jambu
mete, herbal, minyak kelapa, rempah-rempah
dan madu. Diantara komoditi-komoditi PERTANIAN ORGANIK DUNIA
tersebut, padi dan sayuran yang banyak
diproduksi oleh petani skala kecil untuk pasar Pertanian organik adalah teknik
lokal. Tidak ada data statistik resmi mengenai budidaya pertanian yang mengandalkan
produksi pertanian organik di Indonesia. bahan-bahan alami tanpa menggunakan
Namun perkembangan ekonomi dan tingginya bahan-bahan kimia sintetis. Tujuan utama
kesadaran akan kesehatan, merupakan pertanian organik adalah menyediakan
pemicu berkembang cepatnya pertumbuhan produk-produk pertanian, terutama bahan
permintaan produk organik. pangan yang aman bagi kesehatan produsen
Pertanian organik belum sepenuhnya dan konsumennya serta tidak merusak
memasyarakat, baik oleh petani sendiri lingkungan. Gaya hidup sehat demikian telah
maupun oleh pemerintah yang telah melembaga secara internasional yang men-
mencanangkan program kembali ke organik syaratkan jaminan bahwa produk pertanian
(go organic) tahun 2010. Walaupun program harus beratribut aman dikonsumsi, kandungan
kembali ke organik tidak berjalan seperti apa nutrisi tinggi dan ramah lingkungan. Preferensi
yang diharapkan, namun Indonesia masih konsumen seperti ini dan perkembangan
mempunyai peluang untuk mengembangkan ekonomi menyebabkan permintaan produk
pertanian organik dengan potensi yang pertanian organik dunia meningkat pesat.
dimilikinya. Dalam tulisan ini dipaparkan
pengembangan pertanian organik di Indonesia

Gambar 1. Perkembangan Luas Pertanian Organik Dunia 1999-2009

Sumber : Willer, 2010

PENGEMBANGAN PERTANIAN ORGANIK DI INDONESIA Henny Mayrowani

93
Selama kurun waktu 10 tahun (1999- beberapa komoditi pertanian organik di dunia.
2009) terjadi peningkatan yang cukup pesat Walaupun perkembangan pertanian organik
baik dari perluasan lahan pertanian organik didunia berkembang cepat, namun persentase
maupun pelaku pertanian organik. Gambar 1 luas lahan pertanian organik dunia terhadap
memperlihatkan peningkatan luas lahan dari total luas lahan pertanian masih rendah
pertanian organik di dunia. Pada tahun 1999, yaitu 0,9 % (Tabel 1).
luas lahan pertanian organik hanya 11 juta ha, Sejalan dengan berkembangnya lahan
dan meningkat kira-kira tiga kali lipat selama pertanian organik didunia, pelaku pertanian
kurun waktu 10 tahun menjadi 37,2 juta ha. organik juga berkembang dengan pesat.
Luas lahan pertanian organik ini menunjukkan Willer (2010) melaporkan bahwa pada tahun
perkembangan yang pesat di sebagian besar 2009 jumlah pelaku pertanian organik dunia
negara, bahkan terdapat peningkatan adalah 1,8 juta, meningkat 0,4 juta dari tahun
pertumbuhan yang cukup tinggi untuk 2008 (Gambar 2), cukup pesat dibandingkan

Tabel 1. Persentase Luas Lahan Pertanian Organik terhadap Total Lahan Organik di Dunia, 2009

Wilayah Lahan pertanian (ha) Lahan pertanian organik (%)


Afrika 1.026.632 0,1
Asia 3.581.918 0,3
Eropa 9.259.934 1,9
Uni Eropa 8.346.372 4,7
Amerika Latin 8.558.910 1,4
Oceania 12.152.108 2,8
Amerika Utara 2.652.624 0,7
Jumlah 37.232.127 0,9
Sumber : Willer, 2010

Gambar 2. Perkembangan Jumlah Pelaku Pertanian Organik di dunia 1999-2009

Sumber : Willer, 2010

FORUM PENELITIAN AGRO EKONOMI, Volume 30 No. 2, Desember 2012 : 91 - 108

94
dengan tahun-tahun sebelumnya. Kebanyak- manusia, ada kecenderungan bahwa pe-
an dari pelaku pertanian organik ini berada di merintah lebih peduli pada pengembangan
negara berkembang dan merupakan pasar pertanian organik karena pemerintah ingin
yang baru muncul. merevitalisasi sektor pertanian sebagai tulang
Di India jumlah pelaku pertanian punggung pembangunan ekonomi di Indonesia
organik meningkat hampir dua kali lipat. (Lesmana dan Hidayat, 2008), dan biaya
Dilaporkan juga bahwa lebih dari tiga produksi akan jauh lebih rendah dibandingkan
perempat pelaku pertanian organik berasal dengan negara-negara lain, terutama negara
Asia, Afrika dan Amerika Latin. maju.

Gambar 3. Sepuluh Negara dengan Pasar Pangan Organik Terbesar di Dunia 2008.

Sumber : Willer, 2010

Diperkirakan perdagangan produk PERKEMBANGAN PERTANIAN ORGANIK


organik dunia mencapai USD $ 46,1 milyar DI INDONESIA
(36,2 milyar Euro) pada tahun 2007 (IFOAM,
2009). Perdagangan produk pangan organik
terbesar di Amerika Serikat, sebesar 15,65 Pertanian organik modern di Indonesia
milyar Euro pada tahun 2008 (Gambar 3). diperkenalkan oleh Yayasan Bina Sarana Bakti
Menurut Gunawan (2007) permintaan luar (BSB), dengan mengembangkan usahatani
negeri terhadap pangan organik Indonesia sayuran organik di Bogor, Jawa Barat pada
meningkat, namun hanya bisa terpenuhi tahun 1984 (Prawoto and Surono, 2005;
sebesar 5 persen dari permintaan pasar Sutanto 2002). Pada tahun 2006, terdapat
internasional. Besarnya pasar pangan organik 23.605 petani organik di Indonesia dengan
dunia dan kebijakan integrasi ekonomi luas area 41.431 ha, 0,09 persen dari total
regional membuka peluang bagi Indonesia lahan pertanian di Indonesia (IFOAM, 2008).
untuk mengekspor produk-produk pangan Perkembangan luas areal pertanian organik
organik ke pasar internasional. Hal ini dari tahun 2007-2011 diperlihatkan pada
dimungkinkan karena Indonesia sumber daya Gambar 4. Pada tahun 2007 luas areal
yang besar baik sumber daya alam dan pertanian organik di Indonesia adalah 40.970

PENGEMBANGAN PERTANIAN ORGANIK DI INDONESIA Henny Mayrowani

95
ha, pada tahun 2008 meningkat secara tajam hektar, area dalam proses sertifikasi seluas
sebesar 409 persen menjadi 208.535 ha. 3,80 hektar. Area pertanian organik dengan
Pertumbuhan luas pertanian organik dari tahun sertifikasi PAMOR seluas 5,89 hektar (Tabel
2008 hingga 2009 tidak terlalu signifikan, 2). PAMOR adalah Penjaminan Mutu Organis
hanya 3 persen. Luas area pertanian organik Indonesia, sebuah penjaminan partisipatif
Indonesia tahun 2010 adalah 238,872.24 ha, yang dikembangkan oleh Aliansi Organis
meningkat 10 persen dari tahun sebelumnya Indonesia.
(2009). Namun pada tahun 2011 menurun
5,77 persen dari tahun sebelumnya menjadi Tabel 2. Luas Area Pertanian Organik Indonesia
225.062,65 ha. Penurunan terjadi karena 2011
menurunnya luas areal pertanian organik
tersertifikasi sebanyak 13 persen. Hal ini Tipe Area Organik Luas (ha)
disebabkan karena jumlah pelaku (petani Area tersertifikasi 90.135,30
madu hutan) tidak lagi melanjutkan sertifikasi
produknya tahun 2011. Semakin luasnya Area dalam proses sertifikasi 3,80
pertanian organik, diharapkan bisa memberi- Area dengan sertifikasi PAMOR 5,89
kan manfaat yang lebih luas dalam peme- Area tanpa sertifikasi 134.717,66
nuhan permintaan masyarakat akan pangan
yang sehat dan berkelanjutan. Pertanian Jumlah 225.062,65
organik saat ini telah berkembang secara luas, Sumber : SPOI 2011
baik dari sisi budidaya, sarana produksi, jenis
produk, pemasaran, pengetahuan konsumen Luas lahan yang tersedia untuk
dan organisasi/ lembaga masyarakat yang pertanian organik di Indonesia sangat besar.
menaruh minat (concern) pada pertanian Dari 188,2 juta ha lahan yang dapat digunakan
organik.

Gambar 4. Perkembangan Luas Area Pertanian Organik Indonesia 2007-2011

Sumber : SPOI 2011

Pada tahun 2011 luas area pertanian untuk usaha pertanian, baru sekitar 70 juta ha
organik tersertifikat adalah 90.135,30 hektar. yang telah digunakan untuk berbagai sistem
Area tanpa sertifikasi seluas 134.717,66 pertanian (Mulyani dan Agus, 2006), sisanya

FORUM PENELITIAN AGRO EKONOMI, Volume 30 No. 2, Desember 2012 : 91 - 108

96
belum dimanfaatkan dan bisa dimanfaatkan teh. Pada tahun 2011 kopi organik masih
untuk pertanian organik. Disamping itu, menjadi komoditas kunci di Indonesia. Hampir
menurut Nurdin (2012) terdapat 11,1 juta semua produk kopi ini bertujuan ekspor.
tanah yang diidentifikasikan sebagai tanah Komoditas kopi dengan luas areal terluas
terlantar yang sebagian dapat digunakan untuk (41.651,73 ha) disusul oleh mete (11.394,7 ha)
pertanian organik. Pertanian organik menuntut dan madu hutan seluas 9,007,2 ha (SPOI,
agar lahan yang digunakan tidak atau belum 2011).
tercemar oleh bahan kimia dan mempunyai Akan tetapi di tengah perkembangan
aksesibilitas yang baik. Kualitas dan luasan yang pesat itu, potensi bahaya peminggiran
menjadi pertimbangan dalam pemilihan lahan. petani organik berskala kecil harus
Lahan yang belum tercemar adalah lahan diperhatikan. Bahaya itu datang dari proses
yang belum diusahakan, tetapi secara umum sertifikasi komoditas organik sesuai dengan
lahan demikian kurang subur. Lahan yang Standard Nasional Indonesia Sistem Pangan
subur umumnya telah diusahakan secara Organik yang disahkan oleh Badan
intensif dengan menggunakan bahan pupuk Standardisasi Nasional. Penggunaan standard
dan pestisida kimia. Menggunakan lahan itu memang bertujuan melindungi konsumen
seperti ini memerlukan masa konversi cukup dan petani organik agar tidak dirugikan oleh
lama, yaitu sekitar 2 tahun. para pemalsu produk organik (AOI, 2011).
Menurut Inawati (2011), berkembang- Tetapi biaya sertifikasi yang mahal dan
nya produsen dan komoditas organik ini standar serta proses sertifikasi yang tidak
karena pengaruh gaya hidup masyarakat sesuai dengan budaya petani bisa
sebagai konsumen yang mulai memperhatikan menyingkirkan para petani kecil. Biaya
pentingnya kesehatan dan lingkungan hidup sertifikasi untuk wilayah Jawa misalnya
dengan menggunakan produk organik yang berkisar 5 sampai 15 juta rupiah perunit usaha
tidak menggunakan bahan-bahan kimia tani padahal rata-rata luas lahan petani di
sintetis buatan. Selain itu juga karena mulai bawah satu hektar. Karena itu, beberapa hal
berkembangnya bisnis produk organik. penting perlu dilakukan seperti : membebas-
Selain terus bertambahnya luas lahan yang kan petani berskala kecil dari keharusan
digunakan untuk pertanian organik, Aliansi membuat sertifikat, membuat regulasi yang
Organis Indonesia juga mencatat semakin sesuai budaya petani, pengakuan sistem
meningkatnya jumlah produsen komoditas penjaminan berbasis komunitas, dukungan
organik, demikian juga ragam komoditas dana sertifikasi, dan mengkampanyekan
organik yang dibudidaya, merk dagang perdagangan yang adil.
organik, dan pemasok ke pengecer seperti Luas areal pertanian organik
super market dan restoran besar. Indonesia tahun 2011 dikelola oleh ribuan
Hasil kajian Aliansi Organis Indonesia produsen, termasuk didalamnya petani kecil,
pada 2010 menunjukkan makin banyaknya yang umumnya tergabung dalam kelompok
produsen produk organik dengan komoditas tani dan disertifikasi dengan sistem ICS
yang beragam, seperti beras, telur, sayuran (Internal Control System). Dari beberapa tipe
dan bermacam hasil tanaman kebun seperti lahan organik dalam SPOI 2011, total jumlah
kopi, teh, madu hutan dan rempah-rempah. produsen adalah 12.512 (termasuk petani kecil
Dalam Statistik Pertanian Organik Indonesia dan perusahaan). Nilai ini menurun 10 persen
(SPOI) 2010 nampak bahwa produsen organik dari tahun 2010 (13.794). Selain produsen,
bersertifikat mencapai 9.805. Jumlah ini lebih pelaku organik lainnya adalah prosesor dan
tinggi daripada yang belum bersertifikat yang eksportir sebanyak 71. Pelaku-pelaku organik
hanya 3.817. Sementara itu produk kopi yang lainnya di Indonesia yang tidak kalah
sebagian besar sudah mendapat sertifikasi pentingnya adalah lembaga pelatihan,
organik hampir mencapai 35 ribu hektar. Lalu lembaga sertifikasi baik nasional maupun
disusul madu hutan dengan luas lahan internasional dan pedagang yang sangat
bersertifikat 15 ribu hektar, gula aren dan mete berperan dalam perkembangan pertanian
bersertifikat 10 ribu hektar, rempah-rempah organik di Indonesia. Terdapat 8 lembaga
hampir 10 hektar, beras organik bersertifikat sertifikasi Internasional yang teridentifikasi
sekitar 3 ribu hektar, lalu disusul kakao dan beroperasi di Indonesia, yaitu : IMO (Institute

PENGEMBANGAN PERTANIAN ORGANIK DI INDONESIA Henny Mayrowani

97
for Market Ecology), Control Union, NASAA pertanian organik terbesar di dunia. Dalam
(National Association of Sustainable mengembangkan pertanian organik, diperlu-
Agriculture of Australia), Naturland, Ecocert, kan perencanaan dan implementasi yang baik
GOCA (Guaranteed Organic Certification secara bersamaan. Perencanaan dan
Agency), ACO (Australian Certified Organic), implementasi juga dilakukan secara bersama
dan CERES (Certification of Environmental antara pemerintah dan pelaku usaha.
Standards). Lembaga sertifikasi nasional saat Program “Go Organic 2010”, yang berisi
ini yang telah terakreditasi KAN (Komite berbagai kegiatan seperti pengembangan
Akreditasi Nasional) dan diakui OKPO teknologi pertanian organik, membentuk
(Otoritas Kompeten Pangan Organik) adalah: kelompok tani organik, pengembangan per-
BIOcert (Bogor), INOFICE (Bogor), Sucofindo desaan melalui pertanian organik, dan
(Jakarta), LeSOS, Mutu Agung (Depok), PT membangun strategi pemasaran pangan
Persada (Yogyakarta) dan LSO Sumbar organik. Tetapi kenyataannya, pertanian
(Padang). organik belum berkembang dan masih sangat
Selain lembaga sertifikasi, terdapat sedikit produk yang dihasilkan. Artinya, belum
beberapa organisasi yang bergerak dibidang banyak petani yang menerapkan usaha
pengembangan pertanian organik seperti : (1) pertanian secara organik. Pemerintah dalam
IFOAM (International Federation of Organic hal ini termasuk masyarakat pertanian
Agricultural Movements) yang merupakan Indonesia diharapkan bertindak nyata dalam
lembaga payung untuk gerakan organik, upaya mempopulerkan dan mengangkat citra
menyatukan lebih dari 750 organisasi anggota produk pertanian organik Indonesia untuk
di 116 negara. IFOAM aktif berpartisipasi mendukung terwujudnya ketahanan pangan
dalam negosiasi pertanian dan lingkungan yang tangguh.
internasional untuk memajukan kepentingan Saat ini, pembangunan pertanian
gerakan pertanian organik di seluruh dunia; (2) dihadapkan pada sejumlah masalah yang
Maporina (Masyarakat Pertanian Organik harus segera dipecahkan, yaitu antara lain:1)
Indonesia) adalah sebuah wadah Organisasi keterbatasan dan penurunan kapasitas
Profesi untuk menghimpun potensi berbagai sumberdaya pertanian, 2) lemahnya sistem
pihak yang terkait dengan Pertanian Organik alih teknologi dan kurang tepatnya sasaran, 3)
yang meliputi Birokrat, Akademisi, Petani, terbatasnya akses terhadap layanan usaha
Pengusaha dan Masyarakat luas pemerhati terutama permodalan, 4) panjangnya rantai
masalah Pertanian di Indonesia yang diharap- tataniaga dan belum adilnya sistem
kan dapat mensejahterakan Rakyat, melestari- pemasaran, 5) rendahnya kualitas, mentalitas,
kan lahan dan lingkungan melalui Sistem dan keterampilan sumberdaya petani, 6)
Pertanian; dan (3) AOI (Aliansi Organik lemahnya kelembagaan dan posisi tawar
Indonesia) merupakan sebuah organisasi petani, 7) lemahnya koordinasi antar lembaga
masyarakat sipil berbasis keanggotaan, saat terkait dan birokrasi, dan 8) belum berpihaknya
ini AOI beranggotakan 79 anggota yang terdiri kebijakan ekonomi makro kepada petani
dari lembaga dan individu yang bergerak di (Kementerian Pertanian, 2010). Namun,
pertanian organik. AOI mendorong terinteg- terlepas dari masalah di atas, sektor pertanian
rasinya prinsip dan praktek pertanian organik tetap menjadi tumpuan harapan tidak hanya
dan fair trade di Indonesia. dalam upaya menjaga ketahanan pangan,
tetapi juga dalam penyediaan kesempatan
kerja, sumber pendapatan, penyumbang
KEBIJAKAN PENGEMBANGAN devisa dan pertumbuhan ekonomi nasional.
PERTANIAN ORGANIK
Program pengembangan pertanian
organik Indonesia dari Kementerian Pertanian
Dalam pengembangan pertanian adalah mendorong terwujudnya pertanian
organik pemerintah meluncurkan program yang tangguh, berdaya saing, berkelanjutan
pengembangan pertanian organik melalui dan berwawasan lingkungan, dan mendorong
komitmen “Go Organic 2010”. Dalam peningkatan kontribusi sektor pertanian
komitmen ini, dicanangkan bahwa pada tahun terhadap perekonomian nasional, melalui
2010 Indonesia akan menjadi produsen produk peningkatan PDB, ekspor, penciptaan

FORUM PENELITIAN AGRO EKONOMI, Volume 30 No. 2, Desember 2012 : 91 - 108

98
lapangan kerja, penanggulangan kemiskinan, (BSN, 2002). Terbitnya SNI tersebut, pada
dan peningkatan kesejahteraan masyarakat; satu sisi disambut dengan gembira karena
serta memperjuangkan kepentingan dan dapat dijadikan acuan bagi pelaku pertanian
perlindungan terhadap petani dan pertanian organik dan pada sisi lainnya timbul
Indonesia dalam sistem perdagangan pertanyaan apakah aturan tersebut dapat
Internasional. Misi yang ingin dicapai tersebut dilaksanakan. Pertanyaan ini adalah wajar
sesuai dengan misi pertanian organik seperti karena SNI mengatur sangat ketat aspek
yang ditekankan oleh International Federation budidaya hingga pemasaran. Pelaku pertanian
of Organik Agriculture Movement (IFOAM) organik yang baru memulai kegiatannya
maupun Organisasi Pangan dan Pertanian merasa belum mampu untuk mengikuti dan
Dunia (FAO). mentaati keseluruhan aturan yang termuat
Produk pertanian harus mampu dalam SNI tersebut.
bersaing dan memberikan nilai positif yang Standar Nasional Indonesia ini
dapat dirasakan oleh konsumen baik nasional disusun dengan maksud untuk menyediakan
maupun global. Produk pertanian tidak akan sebuah ketentuan tentang persyaratan
mampu bersaing bila sistem pertanian tidak produksi, pelabelan dan pengakuan (claim)
mampu menghasilkan produk pertanian yang terhadap produk pangan organik yang dapat
berkualitas dan aman sesuai dengan tuntutan disetujui bersama. Standar Nasional Indonesia
konsumen saat ini. Pada era pasar bebas, diterapkan pada produk-produk berikut yang
produk pertanian semakin dituntut untuk memiliki, atau diperuntukkan untuk memiliki,
mampu bersaing bukan hanya di pasar pelabelan yang merujuk pada cara-cara
internasional namun juga di pasar domestik. produksi organik, yakni: (a) tanaman dan
Pertanian organik merupakan salah satu produk segar tanaman serta produk pangan
alternatif yang diharapkan akan terus segar dan produk pangan olahan, ternak dan
memberikan kontribusi terhadap PDB kita. Di produk peternakan yang prinsip-prinsip
negara lain, khususnya di negara-negara produksinya dan aturan inspeksi spesifik; (b)
Eropa, Australia, Amerika Latin, dan Amerika produk olahan tanaman dan ternak untuk
Serikat pertanian organik merupakan sektor tujuan konsumsi manusia yang dihasilkan dari
pangan yang paling cepat pertumbuhannya. butir (a) di atas.
Laju pertumbuhan penjualan pangan organik Menurut Badan Standardisasi
berkisar dari 20-30 persen pertahun selama Nasional (2002), dalam Standard Nasional
dekade terakhir ini (Wahana Bumi Hijau, Indonesia mengenai Sistem Pangan Organik,
2011). sertifikasi adalah prosedur dimana lembaga
Semakin meningkatnya produksi per- sertifikasi pemerintah atau lembaga sertifikasi
tanian organik dan kesadaran konsumen akan yang diakui pemerintah memberikan jaminan
pentingnya produk organik ini, akan tertulis atau yang setara, bahwa pangan atau
menjadikan sangat rentan terhadap bahaya sistem pengendalian pangan sesuai dengan
dari pihak-pihak yang ingin mendapatkan persyaratan. Sertifikasi pangan juga
keuntungan sendiri. Mulai dari permainan didasarkan pada suatu rangkaian kegiatan
harga sehingga produk organik sangat mahal inspeksi berkesinambungan, audit sistem
di tingkat konsumen sementara harga di jaminan mutu dan pemeriksaan produk akhir.
tingkat petani jauh lebih rendah, produk Lembaga sertifikasi dapat diartikan sebagai
organik palsu dan sebagainya. Keadaan ini lembaga yang bertanggung jawab untuk
tentunya harus diimbangi dengan regulasi atau memverifikasi bahwa produk yang dijual atau
pengaturan yang jelas dari pemerintah. Selain diberi label "organik" adalah diproduksi, diolah,
hal tersebut diatas, regulasi penting karena disiapkan, ditangani dan diimpor menurut
dimasyarakat pada periode tahun 2002 telah Standard Nasional Indonesia. Kekuatan
muncul berbagai pendapat dan pemahaman sertifikasi adalah terjaminnya suatu produk
yang berbeda mengenai pertanian organik. karena telah memenuhi seluruh kaidah yang
Departemen Pertanian pada tahun 2002, disyaratkan. Keuntungan yang didapatkan ada
membuat aturan dasar bagi pelaksanaan pada pihak produsen dan konsumen.
pertanian organik di Indonesia yang disahkan Produsen memiliki posisi tawar yang lebih baik
dalam bentuk SNI Sistem Pangan Organik pada barang yang diproduksinya sedangkan

PENGEMBANGAN PERTANIAN ORGANIK DI INDONESIA Henny Mayrowani

99
konsumen memiliki kepastian/jaminan terha- mendegradasi bahan kimia yang tersisa
dap barang/produk yang dikonsumsi. didalam tanah. Pada masa konversi ini produk
Hingga saat ini, sertifikasi masih biasanya dikatakan sebagai 'transisi organik'
menjadi masalah yang belum terselesaikan, atau saat ini ada yang menyebut 'Go-Organic'.
sehingga pernyataan mengenai produk Setelah melalui masa konversi atau jangka
organik harus disampaikan langsung oleh waktu tertentu yang ditetapkan, produk hasil
produsen pertanian organik pada dari lahan tersebut dan diproduksi dengan
konsumennya. Studi yang dilakukan oleh sistem pertanian organik, baru dapat dilabel
Sugino dan Mayrowani (2010) mengatakan "organik". Persyaratan inilah yang sering
bahwa bagi konsumen asing sertifikat pangan dilupakan oleh pelaku agribisnis. Persyaratan
organik adalah penting, sedangkan bagi lain yang penting dalam produk pangan
konsumen domestik sertifikasi itu penting jika organik antara lain tidak menggunakan produk
tidak mempengaruhi harga produk dan jika GMO (bibit/benih), dan diproduksi tanpa
produsen menjamin produknya atau irradiasi.
kualitasnya dapat dipercaya, sertifikat tidak Di Indonesia melalui konsensus yang
diperlukan lagi. Sehingga untuk konsumen dikoordinasikan oleh Pusat Standardisasi dan
domestik, produsen pertanian organik harus Akreditasi - Deptan pada tanggal 8 Juli 2002,
terus-menerus menyampaikan/ telah dihasilkan SNI No. 01-6729-2002 tentang
menginformasikan bahwa produk yang Sistem Pangan Organik. Di dalam SNI ini telah
dihasilkan adalah produk organik pada tertulis berbagai hal yang mengatur tentang
kegiatan promosi, pameran, negosiasi dan lahan, saprodi, pengolahan, labelling sampai
penjualan. Dalam hal ini produsen yang harus pemasaran produk pangan organik. SNI ini
berbicara dan bukan produknya yang merupakan adopsi dengan modifikasi dari
berbicara. Namun, bagaimanapun juga sistem standar internasional Codex GL/32.1999, rev.I
sertifikasi harus tetap membuka akses bagi 2001. Tujuan utama dari standar ini adalah
petani berskala kecil untuk bisa masuk. untuk memfasilitasi produsen produk pangan
Kegiatan lainnya dalam pengem- organik di Indonesia yang akhir-akhir ini
bangan pertanian organik adalah promosi semakin marak, agar mempunyai acuan di
pasar, industrialisasi dan perdagangan. Tiga dalam melabel produknya.
hal ini adalah pekerjaan berat lainnya yang Tidak mudah mendapatkan sertifikat/
belum banyak disentuh dan dikembangkan label SNI organik karena untuk mendapatkan
sehingga diperlukan kerja keras untuk label organik pada produk terlebih dahulu
menyelesaikan permasalahan yang melingkupi harus dilakukan serangkaian kegiatan
ketiganya. Promosi pasar memerlukan sertifikasi organik oleh lembaga sertifikasi
dukungan produsen dan media untuk produk pangan organik yang kredibel, dan
menyebarluaskan tentang produk, kualitas, sebagian konsumen tidak mewajibkan produk
harga dan keistimewaan-keistimewaan yang bersertifikat. Dalam penelitian Sugino dan
dimiliki oleh produk organik. Industrialisasi dan Mayrowani (2010), diketahui bahwa sebagian
perdagangan memerlukan dukungan para besar konsumen tidak tahu standar produk
pelaku budidaya, pengusaha, perbankan dan organik yang ditetapkan pemerintah (SNI).
pemerintah untuk membangun industri dan Adapun perlunya sertifikasi sebagian besar
perdagangan pangan organik. responden mengatakan bahwa sertifikasi tidak
Hingga saat ini, pada umumnya, perlu asalkan kualitas makanan organik
pengertian tentang pangan organik masih terjamin dengan cara lain. Ada juga yang
berbeda antar pelaku. Beberapa pelaku menyatakan bahwa sertifikasi penting, namun
menganggap bahwa apabila suatu produk tidak mempengaruhi harga produk organik.
pertanian sudah tidak diproduksi dengan Hal ini mencerminkan perbedaan pengetahuan
bahan kimia sintetis, termasuk pupuk atau mengenai sertifikasi dan kecemasan akan
pestisida, maka produk dapat dijual dengan kenaikan harga produk organik bersertifikasi.
label “organik”. Pengertian ini menyesatkan, Untuk menuju pertanian organik,
karena apabila lahan pernah digunakan untuk Departemen Pertanian (2002) telah menyusun
pertanian konvensional yang menggunakan sistem sertifikasi bertahap. Ada empat jenis
bahan kimia, perlu masa konversi untuk sertifikat, yaitu : (1) sertifikat label BIRU untuk

FORUM PENELITIAN AGRO EKONOMI, Volume 30 No. 2, Desember 2012 : 91 - 108

100
produk non pestisida; (2) serifikat label produksi pangan organik hanya dimulai pada
KUNING untuk transisi organik; (3) sertifikat saat produksi telah mendapat sistem
label HIJAU untuk produk setara dengan SNI pengawasan dan pada saat unit produksi telah
organik; dan (4) produk pertanian yang tumbuh mulai menerapkan tatacara produksi yang
secara organik dengan sendirinya (Organically telah ditentukan. Untuk produk ternak, hewan
Grown). Dengan mekanisme seperti ini, ternak yang dipelihara untuk produksi organik
diharapkan dapat mencegah para produsen harus menjadi bagian integral dari unit
melabel organik tanpa verifikasi dari pihak usahatani organik dan harus dikelola sesuai
berwenang; membedakan produk unggulan dengan kaidah-kaidah organik secara standar.
dengan yang biasa; mendidik produsen untuk Pengelolaan peternakan organik harus
meningkatkan mutu produk; dan memantau dilakukan dengan menggunakan metode
residu pestisida. pembibitan (breeding) yang alami, meminimal-
kan stress, mencegah penyakit, secara prog-
resif menghindari penggunaan obat hewan
PRINSIP-PRINSIP PERTANIAN ORGANIK jenis kemoterapetika (termasuk antibiotik)
alopati kimia (chemical allopathic), mengurangi
Prinsip-prinsip pertanian organik pakan ternak yang berasal dari binatang
menjadi dasar dalam penumbuhan dan (misalnya tepung daging) serta menjaga
pengembangan pertanian organik. Menurut kesehatan dan kesejahteraannya.
IFOAM (2008) prinsip-prinsip pertanian organik Jika ada kasus yang membahayakan
adalah : (1) Prinsip kesehatan : pertanian atau ancaman yang serius terhadap tanaman
organik harus melestarikan dan meningkatkan dimana tindakan pencegahan dapat digunakan
kesehatan tanah, tanaman, hewan, manusia bahan alami seperti: pestisida yang diekstrak
dan bumi sebagai satu kesatuan dan tak dari tanaman atau pemberian musuh alami.
terpisahkan; (2) Prinsip ekologi : Pertanian Benih harus berasal dari otoritas/ lembaga
organik harus didasarkan pada sistem dan sertifikasi resmi. Pengumpulan tanaman dan
siklus ekologi kehidupan. Bekerja, meniru dan bagian tanaman yang dapat dimakan, yang
berusaha memelihara sistem dan siklus tumbuh secara alami di daerah alami,
ekologi kehidupan. Prinsip ekologi meletakkan kawasan hutan dan pertanian, dapat dianggap
pertanian organik dalam sistem ekologi metode produksi organik apabila: (a)
kehidupan, yang bahwa produksi didasarkan produknya berasal dari areal yang jelas
pada proses dan daur ulang ekologis. Siklus- batasnya sehingga dapat dilakukan tindakan
siklus ini bersifat universal tetapi sertifikasi/inspeksi; (b) areal tersebut tidak
pengoperasiannya bersifat spesifik-lokal; (3) mendapatkan perlakuan dengan bahan-bahan
Prinsip keadilan : Pertanian organik harus kimia selama 3 (tiga) tahun sebelum
membangun hubungan yang mampu pemanenan; (c) pemanenannya tidak meng-
menjamin keadilan terkait dengan lingkungan ganggu stabilitas habitat alami atau
dan kesempatan hidup bersama; dan (4) pemeliharaan spesies didalam areal koleksi;
Prinsip perlindungan : Pertanian organik harus dan (d) produknya berasal dari oparator yang
dikelola secara hati-hati dan bertanggung mengelola pemanenan atau pengumpulan
jawab untuk melindungi kesehatan dan produk, yang jelas identitasnya dan mengenal
kesejahteraan generasi sekarang dan benar areal koleksi tersebut.
mendatang serta lingkungan hidup. Prinsip produk pangan organik untuk
Badan Standardisasi Nasional (2002) hewan ternak lebih rumit, karena bervariasi
menjelaskan prinsip-prinsip pertanian organik antar jenis hewan ternak. Hewan ternak yang
ini secara lebih rinci. Untuk produk tanaman, dipelihara untuk produksi organik harus
prinsip-prinsip produksi pangan organik menjadi bagian integral dari unit usahatani
diterapkan pada lahan yang sedang dalam organik dan harus dikelola sesuai dengan
periode konversi paling sedikit 2 (dua) tahun kaidah-kaidah organik. Jumlah ternak dalam
sebelum penebaran benih, atau kalau areal peternakan harus dijaga dengan
tanaman tahunan selain padang rumput, mempertimbangkan kapasitas produksi pakan,
minimal 3 tahun sebelum panen hasil pertama- kesehatan ternak, keseimbangan nutrisi dan
nya. Berapapun lamanya masa konversi, dampak lingkungannya. Pengelolaan pe-

PENGEMBANGAN PERTANIAN ORGANIK DI INDONESIA Henny Mayrowani

101
ternakan organik harus dilakukan dengan Perlakuan dan pengelolaan sarang lebah
menggunakan metode pembibitan (breeding) harus menghargai prinsip-prinsip pertanian
yang alami, meminimalkan stress, mencegah organik, sumber nektar alami dan polen harus
penyakit, secara progresif menghindari berasal dari tanaman organik dan/atau
penggunaan obat hewan jenis kemoterapetika vegetasi alami (liar). Sarang lebah harus
(termasuk antibiotik) alopati kimia (chemical terbuat dari bahan alami yang terhindar dari
allopathic), mengurangi pakan ternak yang risiko kontaminasi lingkungan atau produk
berasal dari binatang (misalnya tepung daging) lebah. Jika lebah ditempatkan pada areal
serta menjaga kesehatan dan kesejah- alami, pertimbangan harus diberikan kepada
teraannya. Pemilihan bangsa, galur (strain) populasi insek lokal. Sarang lebah untuk
dan metode pembibitan harus konsisten peternakan lebah harus ditempatkan di areal
dengan prinsip-prinsip pertanian organik, dimana vegetasi alami atau yang ditanam
terutama yang menyangkut: adaptasinya patuh pada ketentuan-ketentuan produksi
terhadap kondisi lokal; vitalitas dan pertanian organik. Otoritas atau lembaga
ketahanannya terhadap penyakit; dan bebas sertifikasi harus memberikan persetujuan pada
dari penyakit tertentu atau masalah kesehatan. areal sehingga meyakinkan sumber bahan
Ternak tidak boleh ditransfer antara unit madu, nektar dan polen berdasar informasi
organik dan non-organik. yang disediakan oleh operator dan/atau
Jika lahannya mencapai status organik melalui proses inspeksi. Dalam hal ini otoritas
serta ternak dari sumber non-organik atau petugas sertifikasi dapat menetapkan
dimasukkan, dan jika produknya kemudian radius tertentu dari sarang lebah dimana lebah
dijual sebagai organik, maka ternak mempunyai akses ke nutrisi yang cukup yang
tersebut harus diternakkan menurut standar ini memenuhi ketentuan pedoman ini. Dengan
untuk paling sedikit selama periode berikut : adanya prinsip-prinsip pertanian organik ini
(a) Sapi dan kuda : 12 bulan untuk produksi diharapkan adanya sebuah ketentuan tentang
daging, 6 bulan untuk bakalan dan 90 hari persyaratan produksi, pelabelan dan penga-
untuk produksi susu; (b) Domba dan kambing : kuan terhadap produk pangan organik yang
6 bulan untuk produksi daging dan 90 hari dapat disetujui bersama.
untuk produksi susu; (c) Babi : 6 bulan; (d)
Unggas pedaging : seluruh umur hidup, dan PELUANG DAN KENDALA
petelur 6 minggu. PENGEMBANGAN PERTANIAN ORGANIK
Dalam hal nutrisi, prinsip yang harus
diterapkan adalah : produk peternakan akan
tetap mempertahankan statusnya sebagai Peluang Pasar
organik jika 85 persen (berdasar berat kering) Potensi pasar produk pertanian
pakan ternak rumunansianya berasal dari organik di dalam negeri masih sangat kecil,
sumber organik atau jika 80 persen pakan penggunaan produk organik hingga saat ini
ternak non-rumunansianya berasal dari masih terbatas pada kalangan menengah dan
sumber organik. Cara pembibitan harus atas. Hal tersebut disebabkan kurangnya
berpedoman pada prinsip-prinsip peternakan informasi tentang pentingnya produk organik
organik dengan mempertimbangkan: (a) bagi kesehatan, tidak ada jaminan mutu dan
Bangsa dan galur dipelihara dalam kondisi standard kualitas organik dan harga produk
lokal dan dengan sistem organik; (b) pangan organik masih tergolong mahal.
Pembiakannya lebih baik dengan cara alami Demikian juga dengan produsen pertanian
walaupun inseminasi buatan dapat digunakan; organik di Indonesia yang masih sangat
(c) Teknik transfer embrio dan penggunaan terbatas, kendala yang dihadapi oleh produsen
hormon reproduksi dan rekayasa genetikan untuk mengembangkan pertanian organik
tidak boleh dilakukan. Dalam hal pengelolaan antara lain adalah : 1) belum ada insentif
kandang, umumnya dilakukan secara alamiah harga yang memadai untuk produsen produk
dengan memenuhi kenyamanan hewan. pertanian organik, 2) perlu investasi mahal
Selain ternak dan tanaman, madu pada awal pengembangan karena harus
merupakan produk organik yang mempunyai memilih lahan yang benar-benar steril dari
permintaan pasar yang cukup tinggi. bahan agrokimia, 3) belum ada kepastian

FORUM PENELITIAN AGRO EKONOMI, Volume 30 No. 2, Desember 2012 : 91 - 108

102
pasar, sehingga petani enggan memproduksi koperasi, asosiasi atau korporasi masih sangat
komoditas tersebut. Produk dari Indonesia relevan. Namun yang paling penting lembaga
belum banyak yang dapat bersaing di pasar tani tersebut harus dapat memperkuat posisi
global. Baru beberapa produk yang dapat tawar petani.
bersaing di pasar global diantaranya baru
produk kopi Arabika yang dibudidayakan
berdasarkan prinsip pertanian organik oleh Potensi dalam Meningkatkan Pendapatan
Kelompok Tani Kopi Arabika di daerah Gayo, Petani
Kabupaten Aceh Tengah. Produk kopi yang Di Indonesia, perhatian terhadap
diekspor telah memperoleh akreditasi dari Bio- produk organik masih kurang, namun seperti
coffee IFOAM dan memperoleh label ECO dari telah dikemukakan diatas, sebagian
negeri Belanda. Untuk pasar domestik, baru masyarakat telah memahami akan pentingnya
PT Bina Sarana Bakti, Cisarua yang mengkonsumsi makanan yang aman dan
membudidayakan sayuran secara organik, sehat. Karena itu produk organik memiliki
yang telah memiliki konsumen tetap dan prospek yang cukup baik untuk dikembangkan
“green shop” di Jakarta (Sutanto, 2002). di masa depan, baik untuk pasar domestik
Secara bisnis pertanian organik di maupun luar negeri. Harga pupuk dan
Indonesia masih memiliki peluang yang besar. pestisida semakin mahal, tidak terjangkau
Dengan jumlah penduduk yang demikian petani sehingga petani akan mencari alternatif
besar menjadi potensi yang besar sebagai pengganti yang lebih murah dan selalu
konsumen produk organik. Walaupun tidak tersedia dan melimpah di daerah yaitu bahan-
semua kalangan masyarakat Indonesia bahan organik (alamiah).
mampu membeli hasil pertanian organik, Walaupun perkembangannya kurang
karena harga hasil produk pertanian organik memuaskan namun Gerakan Go Organic 2010
biasanya tergolong cukup mahal. Peluang yang telah dicanangkan Kementerian
bisnis produk pertanian organik ini sudah mulai Pertanian memberikan hasil yang positif
banyak dimanfaatkan terbukti ada peningkatan terhadap para petani. Mereka merasakan
jumlah lahan pertanian organik Indonesia manfaat pertanian organik karena mampu
berdasarkan data Statistik Pertanian Organik mendongkrak pendapatan 20-30 persen
Indonesia (Ariesusanty, 2010). Trend bahan (Mayrowani et al., 2010). Pada umumnya
organik juga mulai merambah ke rumah petani berharap mendapat harga yang tinggi
makan, hotel, restoran, catering yang untuk produk-produk organis mereka setelah
menyediakan menu organik sehat. Dari lahan mereka organik. Tetapi, bila harga
sejumlah pengguna hasil pertanian organik, tertinggi tidak terpenuhi, sebenarnya petani
ternyata tidak hanya pengguna langsung organik sudah mendapatkan keuntungan
melainkan pelaku bisnis lain pun mulai melirik karena biaya produksi organik lebih rendah
hasil pertanian organik untuk mereka jadikan dibandingkan non organik. Beberapa
bahan baku makanan. keuntungan membudidayakan padi secara
Indonesia memiliki potensi yang cukup organik adalah : (1) kesehatan konsumen; (2)
besar untuk bersaing di pasar internasional penggunaan pupuk organik yang mengem-
walaupun secara bertahap. Hal ini karena balikan kesuburan tanah dan kelestarian
berbagai keunggulan komparatif antara lain : lingkungan; dan (3) meningkatkan pendapatan
1) masih banyak sumberdaya lahan yang petani, karena harga jualnya lebih tinggi dari
dapat dibuka untuk mengembangkan sistem beras konvensional. Sayangnya pangsa pasar
pertanian organik, 2) teknologi untuk produk organik di Indonesia belum termonitor.
mendukung pertanian organik sudah cukup Karena itu dengan tingkat harga yang menarik
tersedia seperti pembuatan kompos, tanam tersebut, petani akan tergerak dan termotivasi
tanpa olah tanah, pestisida hayati dan lain-lain. untuk mengembangkan pertanian organik.
Pengembangan pertanian organik di Indonesia Hasil/ keuntungan tidak hanya bergantung
belum memerlukan struktur kelembagaan pada produktifitas tetapi juga harga yang
baru, karena sistem ini hampir sama halnya diberikan oleh pasar. Menurut Saptana (2006),
dengan pertanian intensif seperti saat ini. jaminan harga dan pemasaran dapat dilakukan
Kelembagaan petani seperti kelompok tani, melalui kemitraan.

PENGEMBANGAN PERTANIAN ORGANIK DI INDONESIA Henny Mayrowani

103
Beberapa hasil penelitian mengatakan produk pertanian organik yang disebabkan
bahwa pertanian organik memberikan pergeseran selera konsumen, terutama
keuntungan yang lebih besar dan berpengaruh konsumen yang memiliki kesadaran akan
nyata terhadap pendapatan petani (da Costa, makanan yang sehat. Pergeseran ini
2012; Rahmawati et al., 2012). Hasil penelitian menyebabkan kenaikan permintaan akan
dibeberapa daerah di Indonesia mengenai produk organik. Saat ini, bagi petani yang
padi organik menunjukkan hal yang sama, belum mempunyai pasar khusus produk
seperti hasil penelitian Trisanti (2002) di pertanian organik masih menggunakan acuan
Kabupaten Klaten, hasil penelitian harga pasar umum yang belum menggunakan
Mulyaningsih (2010) dan Rachman (2012) di acuan kualifikasi produk yang ditawarkan.
Kabupaten Cianjur, serta hasil penelitian Yanti Artinya bahwa pertanian organik masih berada
(2005) dan Mayrowani et al. (2010) di pada tataran upaya mengurangi biaya untuk
Kabupaten Sragen. Di Kabupaten Sragen R/C produksi, bukan dalam meningkatkan nilai
untuk usahatani padi organik adalah 2,83 dan tukar produk pertanian. Sedangkan mengenai
untuk usahatani padi non-organik 1,81. nilai tukar produknya sendiri sangat ditentukan
(Mayrowani et al., 2010). Harga produksi oleh pasar.
sayuran organik di Jawa Barat dua kali lipat Beberapa hal yang perlu dipersiapkan
dari harga produk konvensional, sedangkan adalah peran pemerintah dalam mengem-
biaya bahan produksi organik adalah setengah bangkan dan mempromosika produksi
dari produksi konvensional, namun biaya pertanian organik. Dari sisi pendapatan petani,
tenaga kerja adalah 5,5 kali lebih tinggi tingginya harga produk organik tersebut akan
dibandingkan dengan usahatani konvensional. menjadi peluang yang baik, namun bagi
Secara total keuntungan bersih produk organik masyarakat yang bekerja di luar sektor
hanya 1,2 kali dari produk konvensional pertanian dan tinggal di perkotaan akan
(Sugino, 2010). Namun, mengingat pertanian kesulitan membeli makanan yang sehat,
organik terintegrasi antara produksi dan karena makanan yang layak dan sehat baru
pemasaran sehingga keuntungan lain didapat dimiliki oleh masyarakat yang mampu secara
dari marjin pemasaran. Dapat disimpulkan ekonomi.
bahwa keuntungan dari pertanian organik lebih
baik daripada pertanian konvensional,
terutama jika antara produksi dan pemasaran Pertanian Organik sebagai Sistem
terintegrasi. Pertanian Berkelanjutan
Dalam pertanian organik terdapat dua Konservasi merupakan faktor yang
pertanyaan kunci, yaitu (1) masalah lahan penting dalam pertanian berwawasan
sempit yang dapat ditingkatkan produksinya, lingkungan. Konservasi sumberdaya
dan (2) masalah nilai tukar produk pertanian terbarukan berarti sumberdaya tersebut harus
organik. Menghadapi permasalahan tersebut, dapat difungsikan secara berkelanjutan
pertanian organik tidak mampu menjawab (continous). Kita sadar akan adanya potensi
secara langsung, tetapi merupakan sebuah teknologi, kerapuhan lingkungan, dan
peluang. Pertanian organik mempunyai kemampuan budi daya manusia untuk
peluang yang kuat dalam memenuhi merusak lingkungan, sedangkan ketersediaan
kebutuhan rumah tangga petani. Pengalaman sumberdaya adalah terbatas. Pertanian ramah
pertanian organik yang dilakukan PT BSB, lingkungan yang salah satunya adalah dengan
menunjukkan bahwa pertanian organik mampu menerapkan pertanian organik, merupakan
mengatasi persoalan lahan untuk produksi. upaya untuk memfungsikan sumberdaya
Pola pertanaman yang multikultur dengan secara berkelanjutan. Beberapa perinsip dasar
diversifikasi jenis dan pola tumpangsari bisa yang perlu diperhatikan dalam menjaga
mengatasi hal tersebut. Khusus untuk sayuran, keberlanjutan produksi yang ramah lingkungan
sangat memadai untuk dibudidayakan secara adalah: (1) pemanfaatan sumberdaya alam
organik di lahan yang sempit, karena harga untuk pengembangan agribisnis (terutama
sayur relatif lebih baik sehingga penerimaan lahan dan air) secara lestari sesuai dengan
petani masih cukup untuk menutup biaya kemampuan dan daya dukung alam, (2)
produksi. Bagi rumah tangga petani tambahan proses produksi atau kegiatan usahatani yang
pendapatan adalah karena kenaikan harga dilakukan secara akrab lingkungan, sehingga

FORUM PENELITIAN AGRO EKONOMI, Volume 30 No. 2, Desember 2012 : 91 - 108

104
tidak menimbulkan dampak negatif dan pertanian tertentu dengan diberi tulisan
eksternalitas pada masyarakat, (3) organik, bukan organik dari lembaga
penanganan dan pengolahan hasil, distribusi berwenang. Gejala ini memperlihatkan
dan pemasaran, serta pemanfaatan produk keterbatasan pasar domestik yang masih akan
tidak menimbulkan masalah pada lingkungan menjadi kendala utama dalam jangka pendek
(limbah dan sampah), (4) produk yang dan jangka menengah.
dihasilkan harus menguntungkan secara Kendala yang bersifat mikro adalah
bisnis, memenuhi preferensi konsumen dan kendala yang dijumpai di tingkat usaha tani,
aman dikonsumsi (Sihotang, 2009) khususnya petani kecil. Beberapa kendala
Pertanian organik, jika dilakukan mikro tersebut akan diuraikan sebagai berikut :
dengan tepat, akan mengurangi biaya input (1) Petani belum banyak yang beminat untuk
terutama pupuk dan pestisida, secara dramatis bertani organik. Keenganan tersebut terutama
akan meningkatkan kesehatan petani dan masih belum jelasnya pasar produk pertanian
kesuburan tanah mereka secara alami. organik, termasuk premium harga yang
Masalah dalam pengembangan pertanian diperoleh. Minat petani untuk mempraktekkan
organik ini adalah insentif yang tepat untuk pertanian organik ini akan meningkat apabila
petani dalam mengkonversi usahataninya pasar domestik dapat ditumbuhkan. Oleh
menjadi usahatani organik yang bisa karena itu, upaya mempromosikan
berkelanjutan, dimana pada awalnya keunggulan-keunggulan produk pertanian
usahatani ini belum dianggap efektif. organik kepada para konsumen perlu
Masyarakat menghendaki produk pangan yang digiatkan; (2) Kurangnya pemahaman para
baik dan sehat, tetapi mereka tidak mau petani terhadap sistem pertanian organik.
membayar tinggi. Petani ingin mendapatkan Pertanian organik sering dipahami sebatas
bayaran yang wajar atas usaha/kerjanya pada praktek pertanian yang tidak
dalam memproduksi pangan organik dan menggunakan pupuk anorganik dan pestisida.
mensuport usahataninya untuk masa yang Seperti telah dikemukakan diatas, pengertian
akan datang. Namun, sistem ini belum tersedia tentang sistem pertanian organik yang benar
saat ini. Sertifikasi yang mahal, keahlian perlu disebarluaskan pada masyarakat.
mereka hilang dan uang yang petani keluarkan Sebagai acuan untuk penyebarluasan
untuk memproduksi pangan yang baik hilang, pengertian pertanian organik sebaiknya
dalam hal ini hilang ke pedagang (middlemen) menggunakan standar dasar yang dirumuskan
(da Costa, 2012). oleh IFOAM dan SNI; (3) Organisasi di tingkat
petani merupakan kunci penting dalam
budidaya pertanian organik. Hal ini terkait
Kendala Pengembangan Pertanian Organik dengan masalah penyuluhan dan sertifikasi.
Kendala-kendala dalam pengembang- Agribisnis produk organik di tingkat petani kecil
an pertanian organik yang bersifat makro akan sulit diwujudkan tanpa dukungan
antara lain pasar dan kondisi iklim. Sejak dua organisasi petani. Di beberapa daerah
dasawarsa terakhir permintaan pasar dunia organisasi petani sudah terbentuk dengan
terhadap produk pertanian organik mulai baik, tetapi masih banyak yang belum
tumbuh. Pertumbuhan pasar ini, khususnya di terbentuk dengan baik. Dorongan pemerintah
Eropa, merupakan salah satu pertimbangan agar para petani membentuk asosiasi seperti
utama dalam pemberlakuan Council yang terjadi pada akhir-akhir ini, khususnya di
Regulation (EEC) No. 2092/91. Namun sektor perkebunan, akan dapat berdampak
pertumbuhan pasar produk pertanian organik positif terhadap pengembangan agribisnis
masih lambat. Konsumen produk organik produk organik; dan (4) Kemitraan petani dan
masih terbatas pada orang-orang yang pengusaha, upaya membentuk hubungan
memiliki keperdulian tinggi terhadap kemitraan antara petani dan pengusaha masih
kelestarian lingkungan dan kesehatan. belum memberikan hasil seperti yang
Kepedulian tersebut mendorong mereka diharapkan petani. Kemitraan antara petani
bersedia memberikan premium harga terhadap dan pengusaha merupakan salah satu kunci
produk-produk organik. Pasar produk domestik sukses dalam pengembangan produk
terhadap pertanian masih belum tumbuh. pertanian organik, khususnya apabila
Kadang-kadang di Supermarket dijual produk diarahkan untuk eksport. Pola kemitraan ini

PENGEMBANGAN PERTANIAN ORGANIK DI INDONESIA Henny Mayrowani

105
sering disebut dengan pola bapak angkat. program sertifikasi organik Indonesia diakui
Dalam hal ini pengusaha sebagai bapak dunia dan para petani kita tidak perlu
antara lain berkewajiban memasarkan produk membayar mahal biaya sertifikasi. Pelatihan
yang dihasilkan kelompok tani, memfasilitasi Internal Control System (ICS) perlu diperluas
kegiatan penyuluhan, mengurus sertifikasi, sehingga lebih banyak lagi kelompok tani yang
dan menyalurkan saprodi (Mawardi, 2002). tersentuh oleh program ini. Beberapa hal
Apabila kondisi sudah memungkinkan, fungsi penting perlu dilakukan antara lain adalah
pengusaha sebagai bapak angkat dapat membebaskan petani berskala kecil dari
digantikan oleh koperasi yang dimiliki oleh keharusan membuat sertifikat, membuat
para petani sendiri. regulasi yang sesuai budaya petani,
pengakuan sistem penjaminan berbasis
komunitas, dukungan dana sertifikasi, dan
PENUTUP mengkampanyekan perdagangan yang adil.
Pengembangan selanjutnya pertanian
Pertanian organik merupakan organik di Indonesia harus ditujukan untuk
pertanian yang berwawasan lingkungan meningkatkan peluang pasar produk organik,
karena ikut melestarikan lingkungan dan baik domestik maupun global dengan jalan
memberikan keuntungan pada pembangunan menjalin kemitraan antara petani dan
pertanian. Dengan melihat kondisi permintaan pengusaha yang bergerak dalam bidang
produk pertanian organik terus meningkat pertanian. Hal lain yang perlu diperhatikan
sehubungan dengan masyarakat mulai selain permasalahan diatas adalah perlu
menyadari akan bahaya makanan non organik adanya kebijakan pemerintah, baik pusat
maka perlu bagi pemerintah dan semua pihak maupun daerah, untuk mewujudkan
segera mewujudkan go organic and back to kemandirian petani padi organik dengan
nature untuk terus memanfaatkan potensi pengembangan sarana/prasarana dan
yang masih cukup besar untuk dikembangkan. pengembangan lembaga sertifikasi produk
Terbatasnya produk pertanian organik yang organik juga penguatan lembaga-lembaga
diperdagangkan di pasar internasional pendukung seperti kelompok tani, penyuluh,
merupakan peluang cukup besar untuk dan lembaga pemasaran.
pengembangan pertanian organik bagi
Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Keberhasilan pengembangan pertani-
an organik akan terwujud ketika ada dukungan
dari pemerintah baik dalam bentuk pelatihan, Ariesusanty, L., S. Nuryanti, R. Wangsa. 2010.
modal produksi serta regulasi masing-masing Statistik Pertanian Organik Indonesia.
tingkat Pemerintah Daerah. Keberhasilan AOI. Bogor.
untuk meningkatkan kesejahteraan petani juga AOI. 2011. Produsen dan Produk Organik
akan diiringi oleh kecintaan akan lingkungan Bersertifikat Meningkat. Bogor.
hidup, karena akan terciptanya lingkungan http://www.organicindonesia.org/05infodata
yang sehat, asri, alami, yang akan mendorong -news.php?id=221 diunduh 29 Maret 2011.
pada kedalam pertanian hijau. Badan Standardisasi Nasional (BSN). 2002.
Pengembangan selanjutnya pertanian organik Standar Nasional Indonesia (SNI) 01-6729-
di Indonesia harus ditujukan untuk memenuhi 2002. Sistem Pangan Organik. Jakarta.
permintaan pasar global. Oleh sebab itu Da Costa, Anna. 2012. Can Organic Farming
komoditas-komoditas eksotik seperti sayuran Enhance Livelihoods for India's Rural
dan perkebunan seperti kopi dan teh yang Poor? guardian.co.uk http://www.guardian.
memiliki potensi ekspor cukup cerah perlu co.uk/global-development/poverty-matters/
2012/mar/15/organic-farming-india-rural-
segera dikembangkan.
poor 15 March 2012 07.00 GMT.
Untuk meningkatkan kepercayaan Damardjati, D.S. 2005. Kebijakan Operational
pasar, program sertifikasi dan pembinaannya Pemerintah dalam Pengembangan
perlu terus ditingkatkan baik oleh pemerintah Pertanian Organik di Indonesia. Materi
maupun lembaga/perusahaan peduli dengan workshop dan kongres nasional II
pengembangan pertanian organik ini, sehingga MAPORINA, 21 December 2005, Jakarta.

FORUM PENELITIAN AGRO EKONOMI, Volume 30 No. 2, Desember 2012 : 91 - 108

106
Departemen Pertanian. 2002. Sertifikat Bertahap Agraria. Badan Litbang Pertanian. Bogor
Menuju Pertanian Organik. Info Mutu. 28 Nopember 2012.
Buletin Standardisasi dan Akreditasi Prawoto A. and Surono I. 2005. Organic Agriculture
Departemen Pertanian. Edisi September in Indonesia: A Wannabe Big Player in the
2002. Organic World, http://eng. biocert.or.id/
Ditjen P2HP. 2006. Pertanian Organik Indonesia artikel_isi.php?aid=73 (15 August 2007
Semakin Maju Seiring Sadarnya Pola accessed).
Hidup Sehat. Makalah pada Munas Rahmawati, D. Awalia, M. M. Mustadjab, Fahriyah.
Asosiasi Produsen Organik Indonesia 2012. Upaya Peningkatan Pendapatan
(APOI) tanggal 29 September 2006. di Petani melalui Penggunaan Pupuk
Jakarta. Organik. Studi Kasus pada Petani Jagung
Gunawan A. 2007. Organic Farm Products in di Desa Surabayan, Kecamatan Sukodadi,
Demand but not Available, The Jakarta Kabupaten Lamongan. Universitas
Post, 30 June 2007. Brawijaya. Malang.
IFOAM. 2008. The World of Organic Agriculture - Saptana, H. Mayrowani, A. Agustian, Sunarsih.
Statistics & Emerging Trends 2008. 2006. Analisis Kelembagaan Kemitraan
http://www.soel.de/fachtheraaii Rantai Pasok Komoditas Hortikultura.
downloads/s_74_l O.pdf. Laporan Penelitian. Pusat Penelitian Sosial
Inawati, L. 2011. Manajer Mutu dan Akses Pasar Ekonomi Pertanian. Bogor.
Aliansi Organis Indonesia (AOI), semiloka Sihotang, B. 2009. Pembangunan Pertanian
“Memajukan Pertanian Organis di Berkelanjutan dengan Pertanian Organik.
Indonesia: Peluang dan Tantangan http://diperta.jabarprov.go.id/index.php/
kedepan”. Yayasan Bina Sarana Bhakti di sub menu/informasi/berita/detailberita/100/
Cisarua, Bogor, Jawa Barat (14/3/2011). 1664. 14 Juli 2009.
Kementrian Pertanian. 2010. Rencana Strategis Sugino, T. and H. Mayrowani. 2010. Perspective of
Kementrian Pertanian Tahun 2010-2014. Organik Vegetable Production in Indonesia
Jakarta. under the Regional Economic
Lesmana, T. dan A.S. Hidayat. 2008. National Study Integration-Case study in West Java-,
on Organic Agriculture. LIPI. Sutheast Agriculture-Opportunities and
Maporina, 2012. Gebyar Organik 2012. Challenges under Economic Integration.
http://maporina.com/index.php?option=co JIRCAS Working Report.
m_frontpage&Itemid=1. Di post 18 Sugino, T. 2010. Kebijakan Pertanian Daerah di
February 2012. Indonesia pada Era Otonomi Daerah.
Mawardi, S. 2002. Warta Pusat Penelitian Kopi dan Laporan Penelitian. JIRCAS.
Kakao Indonesia Vol 18 No. 2, Juni 2002. Sutanto, R. 2002. Penerapan Pertanian Organik
Mayrowani, H., Supriyati, T. Sugino. 2010. Analisa Pemasyarakatan dan Pengembangan.
Usahatani Padi Organik di Kabupaten Kanisius. Jakarta.
Sragen. Laporan Penelitian. JIRCAS. Tadisau, P. dan Herniwati, 2011. Prinsip Dasar
Mulyaningsih, A. 2010. Analisis Pendapatan Pengembangan Pertanian Organik. Buletin
Usahatani Padi Organik Metode SRI No. 5 Tahun 2011. BPTP Sulawesi
(system of rice intensification); Studi Selatan. Badan Litbang Kementrian
Kasus Desa Cipeuyeum, Kecamatan Pertanian.
Haurwangi, Kabupaten Cianjur, Propinsi Trisanti, E. 2002. Analisis Pendapatan Petani
Jawa Barat. Skripsi. IPB. Organik di Kecamatan Delanggu
Mulyani, A. dan F. Agus. 2006. Potensi Lahan Kabupaten Klaten. JDSE, Vol. 3 No. 1-
Mendukung Revitalisasi Pertanian. Juni 2002
Prosiding Seminar Multifingsi dan Wahana Bumi Hijau. 2011. Prospek Pertanian
Revitalisasi Pertanian 27-28 Juni 2006. organik di Indonesia http://wbh.or.id/
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan index.php?option=com_content&view=artic
Sumberdaya Lahan. Bogor le&id=95%3Aprospek-pertanian-organik-di-
Nurdin, I. 2010. Pemanfaatan Tanah Terlantar oleh indonesia&catid=43%3Apertanian&Itemid=
Rakyat Dalam Rangka Reforma Agraria. 54, 09 July 2011 18:31.
Makalah dalam Seminar Nasional Willer, H. 2010. Organic Agriculture Worldwide. Key
Pemanfaatan dan Pendayagunaan Lahan Results from the Global Survey on
Terlantar Menuju Implementasi Reforma Organic. Research Institute of Organic

PENGEMBANGAN PERTANIAN ORGANIK DI INDONESIA Henny Mayrowani

107
Agriculture FiBL and IFOAM, Frick, oleh Petani Padi Sawah Desa Sukorejo
Switzerland. March 2012. Kabupaten Sragen, Jawa Tengah. Tesis.
Yanti, R. 2005. Aplikasi Teknologi Pertanian Universitas Indonesia.
Organik: Penerapan Pertanian Organik

FORUM PENELITIAN AGRO EKONOMI, Volume 30 No. 2, Desember 2012 : 91 - 108

108

You might also like