You are on page 1of 11

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 1

Nama Mahasiswa : Donna Rellyna Irawan

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 043640036

Kode/Nama Mata Kuliah : ADBI4201/Bahasa Inggris Niaga

Kode/Nama UPBJJ : Jakarta

Masa Ujian : 2022/23.2(2023.1)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
Topik Pilihan: Advertising helps customer to make buying decision.

Nowadays, business has their various choices and and new brand name. Such as
fashion business, food and beverage business, retail business, etc. In Indonesia,
especially Jakarta, there is plenty of new business around. Let’s highlight the category,
we’re gonna start with the fashion business. Many business owner start their business
and building the new local brand stuffs. Such as clothes, pants, and sport wear. How do
they run the business while there are many other big brand such as Zara, H&M,
Stradivarius, and also the very biggest retail; Matahari Dept Store-that everybody knows
which store to run if they need some new clothes?
In this millennials era, the new business owner use the power of social media
for advertise their product. They deal a contract with a social media influencer, with
followers above 10K, to send the product and get their product’s review. What will the
business owner get? Yes, exposure and traffic. When the owner choose the right
influencer to review the product, the more people recognize their brand.
Does advertising helps the customer to make buying decision? Yes. Adversiting
drive awareness, exposure and traffic. Advertising tells a story. It leads customer to see
how good the products are, how to look over their quality over their advertise. It helps
people decide to buy.
Jawaban:

1.
A. Pembiayaan Langsung (Direct Finance)
Melihat pola bagan alur diatas Metode ini terjadi apabila penabung (lender) bertemu langsung
dengan peminjam (borrower) dan menukarkan dananya dengan aset finansial tanpa ada bantuan
dari pihak ketiga. Contoh yang sederhana adalah apabila kita meminjam dana dari seorang teman
dan memberikan dia sebuah surat utang tanda kita telah meminjam dana teman tersebut. Metode
ini merupakan metode yang paling sederhana untuk dilakukan, namun masih memiliki beberapa
kelemahan, antara lain:
a. dibutuhkan adanya kesamaan keinginan antara kedua pihak mengenai jumlah dana, tingkat
bunga, dan juga jangka waktu peminjaman;
b. resiko yang dihadapi cukup tinggi, karena ini dilakukan tanpa ada yang menjamin
keterlambatan maupun kegagalan dalam pembayaran;
c. kedua pihak harus saling bertemu langsung, dimana hal ini membutuhkan waktu khusus dan
dana khusus.

B. Pembiayaan Semi Langsung (Semidirect Finance)


Pembiayaan semi langsung adalah transaksi pinjam-meminjam uang yang melibatkan perantara
pedagang efek. Fungsi perantara pedagang efek ini dilakukan oleh perusahaan efek atau
invesment bank. Proses transfer dana sangat bergantung pada peran dan intervensi pihak ketiga,
yaitu broker dan dealer. Keterlibatan pihak ketiga ini dapat mengurangi biaya transaksi dan biaya
informasi yang biasanya muncul dalam pembiayaan langsung. Pembiayaan semi langsung
merupakan perbaikan dari metode pembiayaan langsung. Berkembang dan likuidnya pasar
keuangan sekunder (bursa efek) akan memberi banyak peluang bagi pemilik efek (lender) untuk
dapat sewaktu-waktu mencairkan atau menjual sekuritas yang dimilikinya melalui perantara dan
tidak perlu menahan sekuritas tersebut sampai jatuh tempo. Sebagus-bagus sebuah metode, pasti
juga memiliki suatu kelemahan, yaitu resiko likuiditas yang dihadapi terutama apabila pasar
modal berkembang. Dalam hal ini, sekuritas yang dimiliki bisa saja memiliki nilai tidak sesuai
dengan harapan pemilik, dan bisa saja mengalami kerugian yang cukup tinggi apabila pasar
modal mengalami kelesuan dan mengalami stagnasi

C. Pembiayaan Tidak Langsung (Indirect Finance)


Metode ini dilakukan dengan bantuan lembaga intermediasi keuangan yaitu: bank, perusahaan
asuransi, dana pensiun, perusahaan pembiayaan, perusahaan efek, dan juga reksa dana. Peran
lembaga intermediasi ini adalah melayani penabung dan peminjam dengan cara yang lebih
kompleks. Lembaga intermediasi di satu pihak menerbitkan sekuritas sekunder (tabungan, giro,
deposito, asuransi, dsb) kepada penabung dan di lain pihak menerima surat utang dari peminjam
yang disebut sekuritas primer. Metode ini lebih disukai oleh masyarakat baik pihak surplus
maupun pihak defisit, karena tingkat resiko yang dihadapi bisa dikatakan cukup kecil, dan biaya-
biaya yang harus dikeluarkan oleh pihak yang bersangkutan cukup rendah dibanding kedua
metode sebelumnya. Penabung atau unit surplus yang memanfaatkan jasa lembaga keuangan
mempunyai beberapa pertimbangan sebelum memilih suatu lembaga keuangan, yaitu:
a. Keamanan dan resiko kredit, dalam arti lembaga intermediasi mengurangi kemungkinan tidak
dibayarnya kembali simpanan penabung akibat terjadinya gagal bayar oleh debitur. Untuk
mencegah terjadinya hal tersebut, pemerintah sudah memberlakukan kebijakan untuk menjamin
simpanan nasabah bank yang menjadi anggota LPS, apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan
sehingga likuiditas bank terancam. Penjaminan yang dilakukan sebesar-besarnya Rp. 2 M.
b. Likuiditas, lembaga keuangan memberikan peningkatan kemampuan likuiditas kepada
penabung dengan menawarkan berbagai jenis produk keuangan yang memiliki sifat likuid.
c. Aksesibilitas, dalam hal ini penabung dan peminjam dapat memanfaatkan jasajasa intermediasi
bank secara optimal, baik dari pihak penabung maupun peminjam.
d. Kemudahan, dalam hal ini banyaknya kemudahan dan kelebihan yang ditawarkan suatu
lembaga keuangan dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi penabung dalam memilih suatu
lembaga keuangan.

2.
A) Financial technology(FinTech) adalah hasil gabungan antara jasa keuangan dengan teknologi
yang akhirnya mengubah model bisnis dari konvensional menjadi moderat, yang awalnya dalam
membayar harus bertatap muka dan membawa sejumlah uang tunai, kini dapat melakukan
transaksi jarak jauh dengan melakukan pembayaran yang dapat dilakukan dalam hitungan detik
saja.

Fintech di Indonesia diatur ke dalam berbagai regulasi diantaranya yaitu:


• Peraturan Bank Indonesia No. 18/40/PBI/2016 tentang Penyelenggaraan Pemrosesan
Transaksi Pembayaran;
• Surat Edaran Bank Indonesia No. 18/22/DKSP perihal Penyelenggaraan Layanan Keuangan
Digital;
• Peraturan Bank Indonesia No. 18/17/PBI/2016 tentang Uang Elektronik.

a). Keuntungan Fintech bagi investor :


1. Menyederhanakan rantai transaksi
2. Menekan biaya operasional dan biaya modal
3. Membekukan alur informasi

b). Keuntungan Fintech bagi peminjam :


1. Mendapatkan layanan yang lebih baik
2. Menciptakan kemudahan dalam setiap tranksaksi
3. Lebih efektif dan efisien
4. Terdapat pilihan yang lebih banyak
5. Harga yang lebih murah

c). Keuntungan Fintech pemerintah :


1. Mendorong transmisi kebijakan ekonomi
2. Meningkatkan kecepatan perputaran uang sehingga meningkatkan ekonomi masyarakat
3. Di Indonesia, FinTech turut mendorong Strategi Nasional
Keuangan Inklusif/SKNI

B). Resiko yang dihadapi oleh perusahaan Fintech:


1. Risiko bisnis, karena sifat dari Fintech sendiri yang harus inovatif, maka tahap
perkembangan awal menjadi sangat menentukan apakah Fintech yang dikembangkan akan
sukses atau tidak;
2. Risiko hukum, dimana ada kemungkinan Fintech yang dibuat akan dikeluarkan peraturan
yang bersifat spesifik (seperti P2PL dan Equity Crowdfunding), maka dengan demikian
perusahaan pembiayaan terkait wajib untuk mengikuti kerangka hukum yang baru; dan
3. Risiko teknologi informasi, termasuk di dalamnya kemungkinan adanya kebocoran data
yang menyebabkan hilangnya trust dari masyarakat.

Risiko lainnya seperti:


o Penyelewangan Dana dan aksi terorisme
o Penipuan berkedok investasi
o Risiko gagal bayar
o Banyaknya kasus penipuan berkedok pinjaman
o Cyrbercime atau pencurian data

C). Peran Bank Indonesia dalam Fintech:


1. Fasilitator : Bank Indonesia menjadi fasilitator dalam hal penyediaan lahan untuk lalu lintas
pembayaran
2. Analis bisnis yang intelligent : Melalui kerjasama dengan otoritas dan agen-agen
internasional, Bank Indonesia menjadi analis bagi para pelaku usaha terkait FinTech untuk
memberikan pandangan dan arahan tentang bagaimana menciptakan system pembayaran yang
aman dan tertib.
3. Asesmen : Bank Indonesia melakukan monitoring dan penilaian (assessment) terhadap
setiap kegiatan usaha yang melibatkan FinTech dan system pembayarannya menggunakan
teknologi.
4. Koordinasi dan Komunikasi : Bank Indonesia menjaga hubungan dengan otoritas terkait
untuk tetap mendukung keberadaan FinTech system pembayaran di Indonesia. Bank Indonesia
juga berkomitmen untuk mendukung para pelaku usaha di Indonesia dengan memberikan
pengarahan secara berkala mengenai FinTech.

Peran Bank Indonesia terhadap Fintech dalam hal lainnya:


- Dalam hal penyediaan pasar bagi pelaku usaha, Bank Indonesia memastikan perlindungan
terhadap konsumen, khususnya mengenai jaminan kerahasiaan data dan informasi konsumen
lewat jaringan keamanan siber.
- Dalam hal tabungan, pinjaman dan penyertaan modal, Bank Indonesia mewajibkan setiap
pelaku usaha untuk patuh kepada peraturan makroprudensial, pendalaman mengenai pasar
keuangan, system pembayaran sebagai pendukung operasi dan keamanan siber untuk menjaga
data dan informasi konsumen.
- Dalam hal investasi dan manajemen risiko, Bank Indonesia juga mewajibkan setiap pelaku usaha
untuk patuh kepada peraturan makroprudensial, pendalaman mengenai pasar keuangan, system
pembayaran sebagai pendukung operasi dan keamanan siber untuk menjaga data dan informasi
konsumen.
- Dalam hal pembayaran, penyelesaian/settlement dan kliring, Bank Indonesia memastikan
perlindungan terhadap konsumen, khususnya mengenai jaminan kerahasiaan data dan informasi
konsumen lewat jaringan keamanan siber.
3.
Persamaan
- Dalam sisi teknis penerimaan uang.
- Mekanisme transfer.
- Teknologi Komputer yang digunakan.
Persamaan yang ada di bank syariah dan bank konvensional jenisnya sama, yaitu tabungan, giro,
dan deposito. Tetapi nama produk dari setiap bank bisa berbeda-beda. Bukan hanya anta bank
syariah dan bank konvensional, bahkan di setiap bank bank syariah bisa saja berbeda. Usaha
perbankan meliputi tiga kegiatan utama yaitu (Kasmir, 2010): 1. Menghimpun dana. 2.
Menyalurkan dana. 3. Memberikan jasa bank lainnya.
Bank syariah dan bank konvensional sama-sama perusahaan yang mengejar profit namun cara
yang dilakukan oleh bank syariah dan bank konvensional berbeda. Bank syariah menggunakan
nisbah atau bagi hasil yang dinilai lebih adil karena melihat kondisi bisnis bank tersebut. Dapat
dilihat dari sisi funding, jika keadaan bank sedang baik maka bagi hasil yang diberikan tinggi dan
sebaliknya jika kondisi usaha nasaba sedang buruk bagi hasil yang diberikan juga rendah.
Berbeda dengan bank konvensional yang menetapkan bunga fix dalam pemberian kompensasi
kepasa nasabah yang sudah dijanjiakan diawal tanpa melihat keadaan pendapatan bank sedang
baik atau buruk.
Syarat dan Dokumen Pembiayaan: Dalam proses pengajuan pinjaman bila dilihat dari aspek
dokumen yang dibutuhkan, baik dengan sistem konvensional ataupun syari’ah cukup mirip yang
mana keduanya membutuhkan dokumen seperti fotokopi KTP dan bukti penghasilan.

Perbedaan bank konvensional dengan bank syariah :


1. Fungsi dan kegiatan bank
Dalam menjalankan kegiatannya, bank konvensional berfungsi menyediakan jasa keuangan dan
sebagai intermediasi. Sementara itu, untuk bank syariah, selain menjadi intermediasi, jenis bank
yang satu ini juga memiliki fungsi sebagai manajer investasi, investor sosial, dan tentu saja
penyedia layanan keuangan.
2. Prinsip dasar
Pada kegiatan usaha, pastinya ada prinsip dasar yang menjadi pegangan dalam menjalankan roda
kegiatan. Begitu pula yang terjadi baik pada bank konvensional maupun bank syariah. Prinsip
pertama menyangkut nilai. Bank konvensional berprinsip bebas nilai, sedangkan bank syariah
menjunjung prinsip syariah Islam yang menyatakan tidak ada pembebasan nilai.
Prinsip kedua yaitu mengenai pandangan terhadap uang. Bank konvensional melihat uang
sebagai komoditas. Artinya, uang dipandang sebagai barang yang dapat diperjual-belikan.
Sementara itu, bank syariah memandang uang sebagai alat tukar. Jadi, dalam bank syariah, uang
tidak dapat diperjual-belikan, namundapat ditukarkan kepada bentuk lain sesuai kebutuhan.
Prinsip ketiga menyangkut tentang pertumbuhan dana yang disimpan nasabah di kedua jenis
bank tersebut. Di bank konvensional, uang akan bertumbuh dengan adanya pemberian bunga
yang didapat dari pengelolaan pihak bank. Namun, bank syariah menolak sistem bunga tersebut,
Untuk menumbuhkan uang nasabahnya, bank ini menerapkan sistem bagi hasil.
3. Sumber likuiditas jangka pendek
Kedua jenis bank ini sama-sama memperoleh likuiditasnya dari dua sumber, yakni pasar uang
dan bank sentral. Di Indonesia, yang dimaksud dengan bank sentral adalah Bank Indonesia. Hal
yang membedakan antara likuiditas bank konvensional dengan bank syariah terletak di pasar
uang. Likuiditas bank konvensional dari pasar uang bebas didapatkan dari emiten mana saja.
Sementara itu, bank syariah hanya mengambil sumber dari pasar uang yang menerapkan prinsip-
prinsip syariah.
4. Risiko usaha
Mengenai risiko usaha, bank syariah menerapkan poin “ringan sama dijinjing, berat sama dipikul”
antara bank dan nasabah. Hal ini membuat semua hal yang terjadi ditanggung secara bersama-
sama, baik berupa keuntungan maupun kerugian. Sementara itu pada bank konvensional biasa,
pihak bank tidak berurusan dengan risiko yang mungkin dihadapi nasabahnya. Pihak nasabah
juga tidak perlu memikirkan risiko yang mungkin terjadi kepada bank tempatnya melakukan
transaksi keuangan ataupun menyimpan dana.

5. Struktur pengawas
Agar tidak melenceng dari tujuan dan fungsinya, setiap bank memiliki dewan pengawas yang
tersusun dalam struktur organisasi lembaga tersebut. Di bank konvensional, struktur pengawas
dijabat oleh dewan komisaris. Namun di bank syariah, Anda akan menemui struktur pengawas
yang lebih kompleks, mulai dari dewan komisaris, dewan pengawas syariah, hingga dewan
syariah nasional.
Perbedaan lainnya:
1. Perbedaan Falsafah
2. Ketersediaan Pinjaman
Pada pembiayaan syari’ah menggunakan penawaran produk untuk keperluan tertentu yang mana
hal ini tidak ada dalam pembiayaan keuangan konvensional seperti untuk pendidikan, haji dan
umroh, ataupun lainnya.
3. Bunga
Di dalam pinjaman konvensional, pinjaman atau kredit diberikan atas akad pinjaman dan dengan
begitu debitur atau peminjam diwajibkan untuk mengembalikannya bersama dengan bunga.
Akan tetapi, di dalam prinsip syariah, bunga sama sekali tidak diperbolehkan karena dianggap
sebagai riba.
4. Berbagi Resiko
Di dalam system pembiayaan konvensional, pihak nasabah sepenuhnya menanggung resiko
apabila tidak dapat mengembalikan pinjaman. Di dalam prinsip syariah, pihak bank sebagai
kreditur juga ikut menanggung sebagian resiko tersebut.
5. Halal
Di dalam pembiayaan syariah, dana haruslah disalurkan untuk kepentingan yang halal. Oleh
sebab itu, nasabah wajib menyertakan tujuan penggunaan dana dan pemakaiannya pun juga tidak
boleh melenceng dari hal tersebut

4.
Kontrol BI atas inflasi sangat terbatas, karena inflasi dipengaruhi oleh banyak faktor. Oleh karena
itu, BI selalu melakukan assessment terhadap perkembangan perekonomian khususnya terhadap
kemungkinan tekanan inflasi. Selanjutnya respon kebijakan moneter didasarkan kepada hasil
assessment tersebut. Perlu disampaikan pula bahwa pengendalian inflasi tidak bisa dilakukan
hanya melalui kebijakan moneter,melainkan juga kebijakan ekonomi makro lainnya seperti
kebijakan fiskal dan kebijakan di sektor riil. Untuk itulah koordinasi dan kerjasama antar lembaga
lintas sectoral. Berikut strategi kebijakan moneter BI agar dapat lebih memutuskan sasaran akhir
pengurangan inflasi:
a. Operasi Pasar Terbuka
Merupakan kebijakan bank sentral untuk menambah atau mengurangi jumlah uang beredar
dengan cara menjual atau membeli surat berharga di pasar uang. Selain itu, dalam perekonomian
terbuka, operasi pasar terbuka juga bisa berupa intervensi bank sentral untuk mengendalikan
kurs, ddengan cara menjual atau membeli valuta asing.
b. Fasitas diskonto
Merupakan kebijakan bank sentral untuk menambah atau mengurangi jumlah uang beredar
dengan cara menaikkan atau menurunkan suku bunga diskonto atau suku bunga kredit bank
komersial pada bank sentral.
c. Cadangan wajib
Merupakan cadangan minimum yang harus dimiliki bank komersial untuk menjaga likuiditasnya.
Cadangan wajib ini bisa digunakan sebgai instrument kebijakan moneter, dimana bila cadangan
wajib dinaikkan maka jumlah uang beredar akan menurun, dan bila cadangan diturunkan maka
jumlah uang beredar akan meningkat.
d. Himbauan moral
Adalah instrumen kebijakan moneter yang dilakukan dengan cara bank sentral menghimbau para
pelaku bank komersial agar melakukan sesua dengan kebijakan yang diambil oleh bank sentral.
5.
Dalam hal hubungan keuangan dengan Pemerintah, Bank Indonesia membantu menerbitkan dan
menempatkan surat-surat hutang negara guna membiayai Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN) tanpa diperbolehkan membeli sendiri surat-surat hutang negara tersebut. Bank
Indonesia juga bertindak sebagai kasir Pemerintah yang menatausahakan rekening Pemerintah
di Bank Indonesia, dan atas permintaan Pemerintah, dapat menerima pinjaman luar negeri untuk
dan atas nama Pemerintah Indonesia. Namun demikian, agar pelaksanaan tugas Bank Indonesia
benar-benar terfokus serta agar efektivitas pengendalian moneter tidak terganggu, pemberian
kredit kepada Pemerintah guna mengatasi deficit spending - yang selama ini dilakukan oleh Bank
Indonesia berdasarkan undang-undang yang lama - kini tidak dapat lagi dilakukan oleh Bank
Indonesia.
Dilhat dari system ketatanegaraan Republik Indonesia, keuddukan BI tidak sejajar denga
Lembaga tinggi negara DPR, BPK, dan MA. Dalam hubungannya dengan pemerintah (presiden),
BI berada di luar pemerintahan. Dengan demikian kedudukan BI tidak sama dengan Departemen.
Status dan kedudukan yang khusus ini diperlukan agar BI dapat melaksanakan peran dan
fungsinya sebagai otoriatas moneter secara lebih efektif dan efisien.
BI memiliki hubungan kerja dan koordinasi yang baik dengan DPR, BPK, Pemerintah dan pihak
lainnya. Dalam hubunganya dengan presiden dan DPR, BI setiap awal tahun anggaran
menyampaikan informasi tertulis mengenai evauasi pelaksanaan kebijakan moneter dan rencana
kebijakan moneter yang akan datang. Selain itu BI menyampaikan rencana dan realisasi anggaran
tahunan kepada pemerintah dan DPR dalam hubungannya dengan BPK. BI wajib menyampaikan
laporan keuangan tahunan kepada BPK. Dalam pelaksanaan pengelolaan keuangan negara,
bahkan BI berkoordinasi dengan Menteri Keuangan yang diatur dengan Surat Keputusan
Bersama antara Menteri Keuangan dan Gubernur BI.

You might also like