You are on page 1of 16

ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol.6 , No.

Optimalisasi Produksi Alat Gali Muat dan Alat Angkut pada Pengupasan
Overburden dengan Menggunakan Metode Antrian dan Kapasitas Produksi
di Pit 3 PT. Jambi Prima Coal, Kecamatan Mandiangin, Kabupaten
Sarolangun, Provinsi Jambi

Yuyun Frediana, and Ansosry

Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang

*yuyunfrediana99@gmail.com
*osh5161@ft.unp.ac.id

Abstract. PT. Jambi Prima Coal is a coal mining company located in Pemusiran Village,
Mandiangin District, Sarolangun City, Jambi Province. In the process of production
overburden in pit 3, the company uses 1 excavator and 5 dump trucks. In July 2019
overburden production was not achieved. PT. Jambi Prima Coal targets overburden
production of 50,000 Bcm / month. However, the actual production of overburden only
reached 86.52% of the total production target. This is due to the mismatch of the loading
and transportation equipment and the low working efficiency of the mechanical
equipment. This study uses the queuing method and production capacity which aims to
get the match factor of the loading and transportation equipment in order to achieve the
specified target. Based on the results of calculations using the queuing method, it was
found that work efficiency increased from 69.5% to 91% resulting in overburden
production of 61,669.29 Bcm / month where there was an increase in production by
36.82% and using queuing simulation, the performance of the equipment was matched.
MF = 1.01 where the transportation means have experienced no waiting time. By using
the production capacity method, the optimal dump truck settings are obtained from 5
units to 4 units.

Keywords: Production, Work Efficiency, Overburden, Queue, Production Capacity, Excavator,


Dump truck

1. Pendahuluan

PT. Jambi Prima Coal (JPC) merupakan PT. Jambi Prima Coal bergerak dibawah
perusahaan swasta nasional yang memiliki kuasa dari PT. Perusahaan Listrik Negara
wilayah izin usaha pertambangan yang Batubara (PLNBB). Dalam proses
berada di daerah Pemusiran, Kecamatan penambangannya perusahaan ini melakukan
Mandiangin, Kabupaten Sarolangun, produksi batubara dengan menggunakan
Provinsi Jambi yang berdiri sejak tahun metode tambang terbuka (open pit ). Pada
2005 dan sudah beroperasi selama 15 tahun. proses penambangan menggunakan metode

157
open pit ini biasanya dimulai dengan mengalami break down, hal ini
kegiatan land clearing, setelah itu mengakibatkan terhambatnya proses
dilanjutkan dengan pengambilan overburden produksi, selain itu kondisi jalan tambang
yang sempit menyebabkan lamanya waktu
yang akan berguna untuk mempermudah
manuver pada loading point, sehingga
pengambilan batubara (coal getting). Pada menghambat jalannya produksi. Selain itu
proses pengambilan overburden, PT. Jambi kurang efisiensinya waktu kerja, dimana
Prima Coal menggunakan alat gali muat dan waktu kerja pada hari jumat hanya 1 shift
alat angkut yaitu excavator komatsu PC 300 yang dimulai pada siang hari setelah ibadah
dan dump truck Hino 500. sholat jum’at yaitu pukul 14.00 WIB sampai
Dalam proses kegiatan pengupasan pukul 17.00 WIB. Pengurangan waktu
tersebut akan mempengaruhi kegiatan
lapisan tanah penutup, PT. JPC
produksi.
menggunakan rangkaian kerja alat gali -
muat (excavator) dan alat angkut (dump 2. Lokasi Penelitian
truck) untuk memindahkan material dari
loading point ke disposal. Pengupasan Wilayah Izin Usaha Penambangan (WIUP)
lapisan material penutup merupakan salah PT. Jambi Prima Coal, Kecamatan
satu proses kegiatan yang penting dalam Mandiangin, Kabupaten Sarolangun,
kegiatan penambangan. Proses tersebut Provinsi Jambi dapat ditempuh dengan jarak
dapat dilihat pada gambar 1 ± 174 km dari pusat kota Jambi. Wilayah
IUP PT Jambi Prima Coal terletak pada
posisi 2o9’3,16” LS dan 102o57’30,13” BT
dengan batas utara berbatasan dengan
Muaro bungo, batas selatan berbatasan
dengan Bengkulu bagian timur, batas timur
berbatasan dengan Palembang, dan batas
barat berbatasan dengan sungai penuh. Peta
lokasi dan peta administrasi daerah PT.
Jambi Prima Coal dapat dilihat pada gambar
Gambar 1. Penggalian dan pemuatan 2 dan gambar 3.
overburden

Untuk bulan Juli 2019 target produksi tidak


tercapai. Pada bulan Juli untuk target
produksi pada pit 3 adalah sebesar 105.000
ton, sedangkan aktual produksi overburden
yang di dapatkan adalah 90.850 ton dimana
hanya 86,52% dari target produksi yang
tercapai. setelah melakukan observasi ada
beberapa hal yang menjadi faktor penyebab
tidak tercapainya suatu target produksi
tersebut diantaranya yaitu, alat gali muat
dan alat angkut yang digunakan sering

158
3.2 Produksi

Produksi adalah laju material yang dapat


dipindahkan atau dialirkan persatuan waktu
(biasanya per jam). Umumnya pemindahan
material dihitung berdasarkan volume (m3
atau cuyd), sedangkan pada tambang
biasanya dinyatakan dalam ton. Mengetahui
prinsip elemen-elemen produksi penting
artinya karena tidak diinginkan adanya
kesalahan estimasi produksi alat. Faktor -
faktor yang mempengaruhi produksi alat :
1. Kondisi Front Kerja
2. Pola Pemuatan
3. Faktor efisiensi
Gambar 2. Peta Kesampaian Daerah 4. Swell Factor
Penelitian
3.3 Produktivitas Alat

Produktivitas adalah laju material yang


dapat dipindahkan atau dialirkan persatuan
waktu (biasanya per jam). Pemindahan
material dihitung berdasarkan volume (m3
atau cuyd), sedangkan pada batubara
biasanya kapasitas produksi dalam ton.
Kemampuan produktivitas alat gali muat
merupakan besarnya produktivitas yang
terpenuhi secara real oleh alat gali muat
berdasarkan pada kondisi yang dapat
Gambar 3. Peta Administrasi Daerah dicapai. Adapun factor – factor yang
mempengaruhi produktivitas yaitu :
1. Kapasitas Alat
3. Kajian Teori 2. Lokasi Kerja
3. Ketinggian
3.1 Tahap-Tahap Penambangan 4. Kemiringan Jalan
5. Swell factor material
Dalam melaksanakan usaha pertambangan 6. Fill factor material
secara umum diperlukan langkah-langkah 7. Waktu edar alat gali-muat
yang sistematis dan berkesinambungan. Alur 8. Waktu edar alat angkut
kegiatan yang dilakukan dalam usaha 9. Efisiensi Kerja
pertambangan umumnya dilakukan sebagai
berikut : 3.3.1 Produktivitas Alat Gali Muat
1. Prospecting
2. Feasibility Study atau Studi Kelayakan Excavator masih berfungsi sebagai alat gali
Tambang sekaligus memuatkan OB dan batubara ke
3. Mine Exploitation dalam dump truck yang akan diangkut ke
4. Hauling atau Pengangkutan

159
lokasi penimbunan. Adapun. Rumus dari dapat memberikan gambaran tentang
produktivitas excavator adalah sebagai tercapainya produksi yang optimum dengan
berikut : biaya yang minim.
𝑞 𝑥 3600 𝑥 𝐸𝑘
𝑄= 3.4.1 Karakteristik Sistem Antrian
𝐶𝑇
𝑞 = 𝑞1 𝑥 𝐾
Sumber:(PartantoProdjo Sumarto,1993) 1. Kedatangan atau masukan sistem.
Keterangan : Kedatangan memiliki karakteristik
Q = Produktivitas Alat ( Lcm / Jam ) seperti ukuran populasi, perilaku, dan
q = Produksi Per cycle ( m3 ) sebuah distribusi statistik.
q1= Kapasitas Bucket ( m3 ) 2. Disiplin antrian, atau antrian itu sendiri.
K = Fill Factor (%) Karakteristik antrian mencakup apakah
Ek = Efisiensi Kerja ( % ) jumlah antrian terbatas atau tidak
SF = Swell Factor( % ) terbatas panjangnya dan materi atau
CT = Cycle Time (s) orang-orang yang ada di dalamnya.
3. Fasilitas pelayanan. Karakteristiknya
3.3.2 Produktivitas Alat Angkut meliputi desain dan distribusi statistik
waktu pelayanan.
Dump truck merupakan alat berat yang
digunakan untuk mengangkut material 3.4.2 Karakteristik Kedatangan
batubara maupun lapisan tanah. Rumus dari
produktivitas dump truck adalah sebagai 1. Ukuran populasi kedatangan
berikut : 2. Perilaku kedatangan
𝑞 𝑥 3600 𝑥 𝐸𝑘 3. Pola kedatangan (distribusi statistik)
𝑄=
𝐶𝑇 3.4.3 Disiplin Antri
q = n x q1 x K
(Sumber:Partanto Prodjosumarto,1996
Disiplin antri adalah aturan keputusan yang
Keterangan :
menjelaskan cara melayani pengantri.
Q= Produktivitas Alat ( Lcm / Jam )
Menurut Siagian (2006), ada 5 bentuk
q = Produksi Per cycle ( m3 )
disiplin pelayanan yang biasanya digunakan
n = jumlah pengisian
yaitu :
q1= Kapasitas Bucket ( m3 )
1. First Come First Served (FCFS)
K = Fill Factor (%)
2. Last Come First Served (LCFS) atau
Ek= Effisiensi Kerja ( % )
Last In First Out (LIFO)
SF= Swell Factor (%)
3. Service In Random Order (SIRO)
CT= Cycle Time (s)
4. Priority Service (PS)
5. Round Robin (RR)
3.4 Metode Antrian

Sistem antrian adalah suatu kesatuan 4. Metodologi Penelitian


fasilitas pelayanan antara alat gali muat dan
alat angkut. Teori antrian merupakan salah Dalam penelitian ini penulis menggunakan
satu metode yang digunakan untuk dapat jenis penelitian kuantitatif, sebab dalam
menganalisis dari segi biaya dan segi jumlah penelitian ini menggunakan data-data berupa
dari alat gali muat dan alat angkut yang angka-angka,dan jenis penelitian ini
diperlukan. Pada sisi lain teori antrian juga digunakan untuk meneliti pada populasi atau
sampel tertentu, pengumpulan data

160
menggunakan istrumen penelitian,analisis Alat Waktu Edar Rata-rata Excavator (s)
data bersifat kuantitatif atau statistik.
Dikutip dari kasiran ( 2008-149 ) menurut Excavator Komatsu PC 300 30,01
kontjojo ( 2009-11 ) penelitian kuantitatif
adalah proses menemukan pengetahuan 5.1.1.1.2 Waktu Edar Alat Angkut
yang menggunakan data berupa angka
sebagai alat menganalisis keterangan Tabel 2. Waktu Edar Alat Angkut
mengenai apa yang ingin diketahui. Dalam
pelaksanaan penelitian ini menggunakan Alat Waktu Edar Dump Truck (s)
data primer dan data sekunder yang DT Hino 500 (01) 633.6
kemudian dikembangkan sesuai dengan DT Hino 500 (02) 557.955
tujuan penelitian. DT Hino 500 (03) 586.386
Data primer merupakan hasil dari DT Hino 500 (04) 561.594
observasi di lapangan secara langsung. Data DT Hino 500 (05) 627.594
yang termasuk dalam data primer meliputi Rata-rata 593.426
cycle time, waktu hambatan atau
masalah selama produksi dan waktu kerja 5.1.1.2 Efisiensi Kerja
efektif. Data ini yang nantinya aka menjadi
pedoman ataupu patokan juga sumber untuk Waktu kerja efektif pada penambangan di
diolah nantinya. pit 3 dapat dilihat pada tabel 3 dibawah ini :
Data sekunder merupakan data
pendukung dan penunjang dalam Tabel 3. Jam Kerja Efektif
pengolahan nantinya. Data itu meliputi data
target produksi, spesifikasi alat, peta lokasi Jum'at
penambangan, dan jumlah alat yang waktu kerja efektif
digunakan perusahaan. Data tersebut di kegiatan waktu durasi
dapatkan dari pihak perusahaan dan juga kerja produktif 14.00 - 17.00 3 jam/hari
sumber lainnya. total waktu kerja produktif/hari 3 jam/hari

5. Hasil dan Pembahasan sabtu - kamis


waktu kerja efektif Kontraktor BKPA
kegiatan waktu durasi
5.1 Produktivitas Alat Mekanis kerja produktif 07.00 - 12.00 5 jam/hari
Aktual istirahat 12.00 - 13.00 1 jam/hari
kerja produktif 2 13.00 - 17.00 4 jam/hari
5.1.1 Faktor yang Mempengaruhi total waktu kerja tersedia/hari 10jam/hari
total waktu kerja produktif/hari 9 jam/hari
Produktivitas Alat Mekanis Aktual

5.1.1.1 Waktu Edar Alat Mekanis Jumlah waktu produktif selama 30 hari
adalah 246 jam/bulan.
5.1.1.1.1 Waktu Edar Alat Gali Muat Jadi waktu produktif selama 1 hari adalah
8,2 jam.
Tabel 1. Waktu Edar Alat Gali Muat
Dimana total hambatan rata-rata setiap
harinya yaitu 149,67 menit atau 2,49 jam.

EK = {(Wkp-Wkh)/Wkt)} x 100%

161
EK = (8,2 jam – 2,49 jam)/8,2 jam x 100%
EK = 63 % = 0,63 5.1.2 Kemampuan Produktivitas Alat
Mekanis Aktual

5.1.1.3 Swell Factor Material 5.1.2.1 Kemampuan Produktivitas Alat Gali


Muat Aktual
Dalam menentukan swell factor material
dapat dilakukan pegukuran secara langsung (𝑞1 𝑥 𝑘) 𝑥 3600 𝑥 𝐸𝑘
𝑄=
dilapangan atau mengikuti standar faktor 𝐶𝑇
pengisian material seperti pada buku 1,50 𝑚 3 𝑥 0,90 𝑥 3600 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 𝑥 0,63
𝑄=
Partanto (1993) dimana tanah liat kering 30 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
memiliki swell factor sebesar 85%. Q = 113,4 Lcm/jam
Q = 113,4 Lcm/jam x SF
5.1.1.4 Fill Factor Material Q = 113,4 Lcm/jam x 0,85
Q = 96,39 Bcm/jam x Density OB
Dalam menentukan fill factor material dapat Q = 96,39 Bcm/jam x 2,1 Ton/m³
dilakukan pengukuran secara langsung Q = 202,419 Ton/jam
dilapangan atau mengikuti standar faktor Dengan jam kerja 171 Jam/bulan adalah :
pengisian material seperti pada gambar 4 Q = 171 Jam/bulan x 202,419 ton/jam
berikut : Q = 34613,649 Ton/bulan

5.1.2.2 Kemampuan Produktivitas Alat


Angkut Aktual

(𝑛 𝑥 𝑞1 𝑥 𝑘) 𝑥 3600 𝑥 𝐸𝑘
𝑄=
𝐶𝑇
(5 𝑥 1,50 𝑚³ 𝑥 0,90) 𝑥 3600 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 𝑥 0,63
𝑄 =
593,426 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
Q=28,6640 Lcm/jam
Q=28,6640 Lcm/jam x Density OB
Q=28,6640 Lcm/jam x 2,1 Ton/m³
Q =60,1945 Ton/jam
Dengan jam kerja 171 jam/bulan adalah:
Q = 171 jam/bulan x 60,1945 ton/jam
Q = 10293,2648 ton/bulan
Jadi produktivitas untuk 5 DT adalah :
Q = 10293,2648 ton/bulan x 5
Q = 51466,3243 ton/bulan.
Gambar 4. Fill Factor Material
5.2 Match Factor Alat Mekanis Aktual
5.1.1.5 Jumlah Pengisian Bucket (n)
Diketahui :
Berdasarkan hasil pengamatan penulis
Jumlah alat angkut (Na) =5 unit
dilapangan, jumlah pengisian bucket alat
Jumlah alat gali muat (Nm) =1 unit
gali muat untuk mengisi vessel alat angkut
Waktu edar alat angkut (CTa) =593,42 detik
hingga penuh rata-rata sebanyak 5 kali
Waktu edar alat muat (CTm) = 30 detik
pengisian.
Jumlah pengisian (n) = 5 kali

162
Penyelesaian : efisiensi kerja dengan analisa sebagai
Na x CTm x n berikut :
MF =
CTa x Nm Waktu kerja efektif = 452,89 menit
5 x 30 x 5 Waktu tersedia = 492 menit
MF =
593,426 x 1 EK = (Wke/Wkt) x 100%
MF = 1,26 452,89 menit
EK = 𝑥 100%
MF > 1 492 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
EK = 0,92 %
Hasil analisa menjelaskan bahwa nilai faktor
keserasian alat mekanis lebih dari 1, berarti 5.4 Analisis Menggunakan Teori
kemampuan alat angkut belum mampu Antrian
dilayani oleh alat gali muat yang
menyebabkan terjadinya watu tunggu 5.4.1 Analisis Kebutuhan Alat Angkut
(antrian) pada alat angkut.
Pada langkah ini bertujuan untuk
5.3 Rencana Perbaikan Produktivitas memperbaiki keserasian kerja alat (MF=1).
Alat Mekanis Analisis kebutuhan alat angkut ini dapat
dilakukan dengan menggunakan simulasi
5.3.1 Perbaikan Waktu Kerja Efektif teori antrian.

Upaya peningkatan waktu kerja efektif alat 5.4.1.1 Penentuan Model Antrian
dapat dilakukan dengan cara meminimalisir
dan menghilangkan hambatan yang tidak Berdasarkan pengamatan dilapangan barisan
direncanakan yang dapat diihat pada tabel 4. antrian untuk ukuran kedatangan secara
terbatas dan hanya dilayani oleh satu unit
Tabel 4. Kemungkinan penambahan waktu alat gali muat. Sistem ini merupakan
kerja efektif pelayanan tunggal (single server) dengan
disiplin pelayanan pertama datang pertama
menit dilayani (FCFS = First Come First Service).
hambatan penambahan
sebelum sesudah
yang diperbaiki waktu kerja
ditekan ditekan
efektif 5.4.1.2 Keadaan Sistem Pelayanan
telat mulai operasi 40.566 0 40.566
P5M 10 5 5
Persiapan operator 10 0 10 Keadaan sistem pelayanan ditentukan oleh
istirahat lebih awal 15 0 15
telat mulai setelah istirahat 15 0 15
jumlah dan keadaan antrian alat angkut
berhenti lebih awal 15 0 15 sebagai pelanggan yang terdiri dari 4 tahap
persiapan pulang 10 0 10
TOTAL WAKTU 110.566
yaitu:

Waktu kerja efektif awal= 342,33 menit Tahap 1


Penambahan waktu kerja eff = 110,56 menit Merupakan tahap pelayanan alat gali muat
Waktu kerja efektif baru= 452,89 menit. untuk memuat material ke alat angkut
hingga penuh.
5.3.2 Efisiensi Kerja Setelah Perbaikan Tahap 2
Merupakan tahap pelayanan sendiri dimana
Berdasarkan perbaikan waktu kerja efektif alat angkut dalam perjalanan mengangkut
seperti terlihat pada tabel 5, diperoleh material menuju disposal.
Tahap 3

163
Merupakan tahap alat angkut menumpahkan = 130,275 detik ≈ 2,171 menit/truk
material di disposal.
Tahap 4 1
µ4 = x 60 menit
Merupakan tahap pelayanan sendiri dimana 𝑇4
1
alat angkut tidak bermuatan kembali ke front = x 60 menit
loading. 2,171
= 27,63 ≈ 28 truck/jam
5.4.1.3 Simulasi Teori Antrian
5.4.1.3.2 Probabilitas Keadaan Antrian
5.4.1.3.1 Penentuan Tingkat Pelayanan
Pada langkah probabilitas ini nantinya akan
mendapatkan banyaknya kemungkinan
5.4.1.3.1.1 Tahap 1 (T1)
keadaan antrian. Jumlah alat angkut (N)
yang dilayani oleh 1 unit excavator komatsu
T 1 = Waktu penepatan + waktu pengisian
PC 300 adalah 5 unit dump truck Hino 500
= 54,6854 + (76,8648 x 5 bucket)
dengan 4 tahap antrian (M). banyaknya
= 436,98 detik ≈7,283 menit/truk
kemungkinan keadaan antrian adalah:
1
µ = x 60 menit ( 𝑁+𝑀−1 )!
𝑇1 Probabilitas =
1 ( 𝑀−1)!(𝑁 )!
= x 60 menit ( 5+4−1 )!
7,283 =
= 8,238 ≈ 8 truck/jam ( 4−1)!(5 )!
= 56 keadaan
5.4.1.3.1.2 Tahap 2 (T2)
Berdasarkan analisa tersebut didapat
T2 = Waktu Hauling bermuatan probabilitas keadaan sistem yang dapat
= 146,663 detik ≈ 2,44 menit/truk dilihat pada tabel 5.

1
µ2 = x 60 menit
𝑇2
1
= x 60 menit
2,44
= 24,59 ≈ 25 truck/jam

5.4.1.3.1.3 Tahap 3 (T3)

T3 = Waktu dumping
= 51,1748 detik ≈ 0,8521 menit/truk

1
µ3 = x 60 menit
𝑇3
1
= x 60 menit
0,8521
= 70,422 ≈ 70 truck/jam

5.4.1.3.1.4 Tahap 4 (T4)

T4 = Waktu hauling tidak bermuatan

164
5.4.1.3.3.1 Lq1
Tabel 5. Probabilitas Keadaan
Nomor Keadaan Sistem
Koefisien
Probabilitas Merupakan antrian alat angkut yang akan
Keadaan n1 n2 n3 n4 Keadaan
1 0 0 0 5 0.0000159 0.0000078
dimuat oleh alat gali muat dengan syarat n1
2 0 0 5 0 0.0000243 0.0000119 <1
3 0 5 0 0 0.0000190 0.0000094
4 5 0 0 0 1.0000000 0.4922228
Lq1 = n1 > 1
5 0 0 1 4 0.0000332 0.0000163 = ( 1x ∑ (probabilitas keadaan 19,
6 0 1 0 4 0.0000823 0.0000405
7 1 0 0 4 0.0002777 0.0001367
21, 23, 42, 43, 44, 46, 47, 48, 56
8 0 1 4 0 0.0000602 0.0000296 ) + 2 x ∑ (probabilitas keadaan
9
10
1
0
0
0
4
4
0
1
0.0002033
0.0000581
0.0001001
0.0000286
26, 27, 28, 38, 39, 40) + 3 x ∑
11 1 4 0 0 0.0003211 0.0001581 (probabilitas keadaan 14, 15, 16)
12
13
0
0
4
4
1
0
0
1
0.0000383
0.0000918
0.0000189
0.0000452
+ 4 x ∑ ( probabilitas keadaan 4)
14 4 1 0 0 0.2962963 0.1458438 Lq1 = 3,2850595 ≈ 3 truk
15 4 0 1 0 0.1194030 0.0587729
16 4 0 0 1 0.2857143 0.1406351
17 0 0 2 3 0.0000554 0.0000273 5.4.1.3.3.2 Lq3
18 0 2 0 3 0.0001706 0.0000840
19 2 0 0 3 0.0038873 0.0019134
20 0 2 3 0 0.0000747 0.0000368
21 2 0 3 0 0.0017023 0.0008379
Merupakan antrian alat angkut saat akan
22 0 0 3 2 0.0000695 0.0000342 menumpahkan material ke disposal dengan
23 2 3 0 0 0.0043354 0.0021340
24 0 3 2 0 0.0000618 0.0000304
cara n3 > 1
25 0 3 0 2 0.0001770 0.0000871 Lq3 = n3 > 1
26
27
3
3
2
0
0
2
0
0
0.0438957
0.0142571
0.0216065
0.0070177
= ( 1x ∑ (probabilitas keadaan 17,
28 3 0 0 2 0.0408163 0.0200907 24, 27, 41, 42, 47, 49, 50, 52, 54)
29
30
0
1
1
0
1
1
3
3
0.0001375
0.0004642
0.0000677
0.0002285
+ ( 2 x∑ (probabilitas keadaan 20,
31 1 1 0 3 0.0011518 0.0005669 21, 22, 32, 33, 34) + ( 3 x∑ (
32 1 1 3 0 0.0005044 0.0002483
33 1 0 3 1 0.0004864 0.0002394
probabilitas keadaan 8, 9, 10) + (4
34 0 1 3 1 0.0001441 0.0000709 x ∑ ( probabilitas keadaan 4)
35
36
1
0
3
3
1
1
0
1
0.0005177
0.0001479
0.0002548
0.0000728
Lq3 = 0,0159789 ≈ 1 truk
37 1 3 1 0 0.0005177 0.0002548
38
39
3
3
1
1
1
0
0
1
0.0353787
0.0846561
0.0174142
0.0416697
5.4.1.3.3.3 ɳ
40 3 0 1 1 0.0341151 0.0167922
41 0 2 2 1 0.0001788 0.0000880
42 2 0 2 1 0.0040734 0.0020050
Merupakan tingkat kesibukan pelayanan dari
43 2 2 0 1 0.0125416 0.0061733 sebuah sistem.Pelayanan sistem hanya
44 2 2 1 0 0.0052413 0.0025799
45 0 2 1 2 0.0002139 0.0001053
terjadi pada tahap 1, maka tingkat kesibukan
46 2 2 1 0 0.0052413 0.0025799 pelayanan sistem sama dengan tingkat
47 2 1 2 0 0.0042243 0.0020793
48 2 1 0 2 0.0120937 0.0059528
kesibukan pelayanan pada tahap 1 yang
49 0 1 2 2 0.0001724 0.0000849 dapat dianalisa dengan syarat n1 = 0
50
51
1
1
2
2
2
0
0
2
0.0006258
0.0017917
0.0003080
0.0008819
ɳ = ɳ1
52 1 0 2 2 0.0005819 0.0002864 = 1 – ∑ ( probabilitas keadaan 1, 2,
53 1 1 1 2 0.0014440 0.0007108
54 1 1 2 1 0.0012069 0.0005941
3, 5, 6, 8, 10, 12, 13, 17, 18, 20,
55 1 2 1 1 0.0014975 0.0007371 22, 24, 25, 29, 34, 36, 41, 45, 49)
56 2 1
Total
1 1 0.0101082
2.0316002
0.0049755
0.9999999
ɳ = 0,999107703

5.4.1.3.3 Perhitungan Lq1, Lq3, ɳ, ɵ,


Wq1, dan Wq3

165
5.4.1.3.3.4 𝟏 𝟏 𝟏 𝟏
= (𝟖 + 𝟐𝟓 + 𝟕𝟎 + 𝟐𝟖 + 0,4109992 jam +
0,0019991 jam)
Merupakan jumlah pelanggan yang dapat
CT = 0,6278 jam = 37,668 menit
dilayani pada pelayanan sistem. Pada tahap
1 tingat pelanggan yang dapat dilayani dapat
5.4.1.3.5 Tingkat Kedatangan Pelanggan
dianalisa sebagai berikut :
ɵ = ɳ1 x µ1
Tingkat kedatangan pelanggan menunjukkan
= 0,999107703 x 8 truk/jam
rata-rata kedatangan pelanggan perjam
ɵ = 7,992861625 truk/jam
untuk dilayani oleh pelayanan sistem.
≈ 8 truk/jam
Tingkat kedatangan setiap pelanggan perjam
5.4.1.3.3.5 Wq1 dapat dianalisa dengan rumus sebagai
berikut:
𝟏
Merupakan waktu tunggu yang tejadi pada λ = λ1 =
𝑪𝑻
alat angkut pada saat pengisian material
overburden di front loading yang dapat 𝟏
dianalisa sebagai berikut: =
𝟎,𝟔𝟐𝟕𝟖 𝐣𝐚𝐦/𝐭𝐫𝐮𝐤
𝐿𝑞1
Wq1 = λ = 1,592 truk/jam ≈ 2 truk/jam
ɵ
3,,𝟐𝟖𝟓𝟎𝟓𝟗𝟓 𝐭𝐫𝐮𝐤
= berdasarkan tingkat kedatangan
7,992861625 𝑡𝑟𝑢𝑘/𝑗𝑎𝑚
Wq1 = 0,4109992 jam = 24,66 menit pelanggan perjam, dapat diletahui jumlah
ideal pelanggan yang mampu untuk dilayani
5.4.1.3.3.6 Wq3 oleh sistem pelayanan perjam dengan
analisa sebagai berikut :
Merupakan waktu tunggu yang terjadi pada µ𝟏
alat angkut pada saat penumpahan material N =
𝝀
overburden di disposal yang dapat dianalisis 𝟖 𝒕𝒓𝒖𝒌/𝒋𝒂𝒎
sebagai berikut: =
𝟐 𝒕𝒓𝒖𝒌/𝒋𝒂𝒎
𝐿𝑞3 N = 4 unit
Wq3 =
ɵ
0,0159789 truk Hasil analisa tersebut
=
7,992861625 truk/jam memperlihatkan bahwa 1 unit alat gali muat
Wq3 = 0,0019991 jam excavator Komatsu PC 300 sebagai sebuah
= 0,119948 menit sistem pelayanan idealnya mampu untuk
melayani 4 unit dump truck Hino 500.
5.4.1.3.4 Waktu Edar Alat Angkut
5.4.2 Keserasian Alat Mekanis Setelah
Berdasarkan simulasi teori antrian, dapat Perbaikan
dianalisa waktu siklus alat angkut sebagai
pelaggan dalam sistem pelayanan dengan Diketahui :
rumus sebagai berikut: Jumlah alat angkut (Na) = 4 unit
1 1 1 1 Jumlah alat gali muat (Nm) = 1 unit
CT = (µ1 + µ2 + µ3 + µ4 + Wq1 + Wq3)
Waktu edar alat angkut (CTa) = 593,42 detik
Waktu edar alat muat (CTm) = 30 detik
Jumlah pengisian (n) = 5 kali

166
Penyelesaian : Q = 126,684 Bcm/jam x Density OB
𝑁𝑎 𝑥 𝐶𝑇𝑚 𝑥 𝑛 Q = 126,684 Bcm/jam x 2,1 Ton/m³
𝑀𝐹 =
𝐶𝑇𝑎 𝑥 𝑁𝑚 Q = 266,0364 Ton/jam
5 𝑥 30 𝑥 4 Dengan jam kerja 225,9 Jam/bulan adalah :
𝑀𝐹 =
593,426 𝑥 1 Q = 225,9 Jam/bulan x 266,0364 ton/jam
𝑴𝑭 = 𝟏, 𝟎𝟏 = 60097,62 Ton/bulan

MF = 1 berarti persentase kinerja 5.4.3.2 Produktivitas Alat Angkut Setelah


kedua alat dapat mencapai 100 % sehingga Perbaikan
tidak ada waktu tunggu yang terjadi.
Keadaan ini sangat jarang terjadi langsung 𝑛 𝑥 𝑞1 𝑥 𝐾 𝑥 3600 𝑥 𝐸𝑘
𝑄=
dilapangan dalam waktu yang lama. 𝐶𝑇
6,75 𝑚³ 𝑥 3600 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 𝑥 0,92
5.4.3 Produktivitas Alat Mekanis 𝑄=
593,426 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
Setelah Perbaikan
Q = 37,672 Lcm/jam
Berdasarkan hasil analisa perbaikan faktor Q = 37,672 Lcm/jam x Density Overburden
yang mempengaruhi produktvitas alat Q = 37,672 Lcm/jam x 2,1 Ton/m³
mekanis, maka adanya penambahan waktu Q = 79,112 Ton/jam
kerja efektif yang akan berpengaruh Dengan jam kerja 225,9 jam/bulan adalah:
terhadap efisiensi didaptkan hasil. Adapun Q = 225,9 jam/bulan x 79,112 ton/jam
perbaikan yang memperngaruhi = 17871,584 ton/bulan
produktivitas dapat dilihat pada tabel 6.
Jadi, produktivitas alat angkut dump
Tabel 6. Rekapitulasi data perbaikan faktor truck Hino 500 adalah 17871,584 ton/bulan,
yang mempengaruhi produksi maka produktivitas 4 dump truck Hino 500
adalah 17871,584 x 4 adalah 71486,3375
Effisiensi Waktu Siklus
Jenis Alat
Jumlah Alat Kapasitas Bucket Bucket Fill
Kerja Perbaikan
ton/bulan.
(menit ) ( m3 ) factor ( % )
(%) ( detik )
Excavator Komatsu
1 1,5 85 92 30
Berdasarkan analisa perbaikan faktor
PC 300
yang mempengaruhi produksi alat mekanis,
Dump Truck
HINO 500
4 1,5 85 92 593,426 maka dapat dilihat perbandingan produksi
dalam mencapai target produksi 105.000
5.4.3.1 Produktivitas Alat Gali Muat ton/bulan pada penambangan overburden di
Setelah Perbaikan pit 3 PT. Jambi Prima Coal pada tabel 7.

𝑞1 𝑥 𝐾 𝑥 3600 𝑥 𝐸𝑘 Tabel 7. Rekaputasi produksi penambangan


𝑄= overburden sebelum dan sesudah
𝐶𝑇
perbaikan
1,35 𝑚³ 𝑥 3600 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 𝑥 0,92
𝑄= Sebelum Perbaikan Target Produksi Setelah Perbaikan
30 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 ( Actual ) ( Ton/bulan ) ( Ton/bulan )
90.850,00 105.000,00 131.583,995

Q =149,04 Lcm/jam
Q =149,04 Lcm/jam x SF Data pada tabel 7, dapat dilihat
Q =149,04 Lcm/jam x 0,85 perubahan dan kenaikan dari produksi

167
overburden sebelum perbaikan dan sesudah Dengan jam kerja 171 jam/bulan adalah:
perbaikan menggunakan metode antrian Q = 171 jam/bulan x 60,1945 ton/jam
dengan menggunakan 1 unit alat gali muat = 10293,2648 ton/bulan
excavator Komatsu PC 300 dan 4 unit alat
angkut dump truck Hino 500 yang mampu Jadi, produktivitas alat angkut dump
mencapai target produksi 105.000 ton/bulan truck Hino 500 adalah 10293,2648
dan mengalami kenaikan produksi sebesar ton/bulan, maka produktivitas 5 dump truck
38,79% dimana sebelum perbaikan produksi Hino 500 adalah 10293,2648 x 5 adalah
sebesar 86,52% dan setelah perbaikan naik 51466,3243 ton/bulan.
sampai 125,31% pada penambangan
overburden di Pit 3 PT. Jambi Prima Coal. 5.5.2 Penentuan Jumlah Dump Truck yang
Optimal Berdasarkan Kapasitas
5.5 Analisis Menggunakan Metode Produksi
Kapasitas Produksi
Berdasarkan hasil perhitungan kapasitas
5.5.1 Menghitung Produktivitas Alat produksi dan kebutuhan dump truck yang
Gali Muat dan Alat Angkut melayani excavator dapat ditentukan dengan
matching factor standar 1. Cara
5.5.1.1 Produktivitas Alat Gali Muat perhitungannya adalah dengan menghitung
aktual jumlah dump truck yang dibutuhkan
𝑞1 𝑥 𝐾 𝑥 3600 𝑥 𝐸𝑘 untuk bekerja melayani excavator sesuai
𝑄= dengan waktu siklus.
𝐶𝑇

1,35 𝑚³ 𝑥 3600 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 𝑥 0,63 Jumlah DT = (waktu siklus DT)/{(waktu


𝑄= siklus EXCA x jumlah
30 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
Q =113,4 Lcm/jam pengisian)}
Q =113,4 Lcm/jam x SF Diketahui :
Q =113,4 Lcm/jam x 0,85 Waktu siklus dump truck = 593,426 detik
Q =96,39 Bcm/jam x Density Overburden = 9,89 menit
Q =96,39 Bcm/jam x 2,1 Ton/m³ Waktu siklus excavator = 30 detik
Q =202,419 Ton/jam = 0,5 menit
Dengan jam kerja 171 Jam/bulan adalah : Jumlah pengisian bucket = 5
Q = 171 Jam/bulan x 202,419 ton/jam
= 34613,649 Ton/bulan Jumlah DT = (waktu siklus DT)/{(waktu
siklus EXCA x jumlah
5.5.1.2 Produktivitas Alat Angkut pengisian)}

𝑛 𝑥 𝑞1 𝑥 𝐾 𝑥 3600 𝑥 𝐸𝑘 9,89 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡


𝑄= Jumlah DT =
𝐶𝑇 𝑜,5 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 𝑥 5

6,75 𝑚³ 𝑥 3600 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 𝑥 0,63 = 3,956 ≈ 4 unit


𝑄=
593,,426 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
Q =28,6640 Lcm/jam 5.5.3 Perhitungan Match Factor
Q =28,6640 Lcm/jam x Density Overburden Menggunakan Metode Kapasitas
Q =28,6640 Lcm/jam x 2,1 Ton/m³ Produksi
Q =60,1945 Ton/jam

168
Diketahui : Tabel 9. Setingan alat berdasarkan metode
Jumlah alat angkut (Na) = 4 unit kapasitas produksi dan teori
Jumlah alat gali muat (Nm) = 1 unit antrian
Waktu edar alat angkut (CTa) = 593,42 detik
Waktu edar alat muat (CTm) = 30 detik Jumlah Alat Angkut
Jumlah pengisian (n) = 5 kali Hasil Perhitungan
Penyelesaian :
𝑁𝑎 𝑥 𝐶𝑇𝑚 𝑥 𝑛 Metode Teori
𝑀𝐹 = Aktual
𝐶𝑇𝑎 𝑥 𝑁𝑚 Kapasitas Produksi Antrian
5 𝑥 30 𝑥 4
𝑀𝐹 =
593,426 𝑥 1 5 4 4
𝑴𝑭 = 𝟏, 𝟎𝟏

Setelah dilakukan perhitungan 6. Kesimpulan dan Saran


match factor maka dapat diperoleh hasil
6.1 Kesimpulan
kebutuhan dump truck berdasarkan kapasitas
produksi dengan MF=1 sebanyak 4 unit alat 1. Berdasarkan perhitungan didapatkan
angkut dari aktualnya sebanyak 5 dump kemampuan produktivitas aktual 1 unit
truck. Dengan demikian kita dapat
alat gali muat excavator Komatsu PC
menghemat penggunaan dump truck
sebanyak 1 unit yang dapat berdampak pada 300 dan 5 unit alat angkut dump truck
pengurangan biaya operasional. Jumlah unit Hino 500 pada produksi overburden di
dan match factor berdasarkan metode pit 3 PT. Jambi Prima Coal adalah
kapasitas produksi dapat dilihat pada tabel 8. 34613,649 ton/bulan dan 51466,3243
ton/bulan yang menunjukkan
Tabel 8. Jumlah Unit dan Match Factor produktivitas kedua alat tersebut belum
Berdasarkan Kapasitas Produksi
mampu mencapai target produksi
Jumlah Dump perusahaan sebesar 105.000 ton/bulan.
Jumlah Jumlah Dump Cycle Time Cycle Time Dump Jumlah
Match Truck 2. Setelah dilakukan perhitungan dengan
Excavator Truck Excavator Truck Pengisian
Factor Simulasi
(unit) Aktual (unit) (menit) (menit) (Bucket)
(unit) metode antrian jumlah dump truck yang
1 5 0,5 9,89 5 1,01 4 dibutuhkan yaitu sebanyak 4 unit dan
dilakukan perhitungan MF dengan 4
unit alat angkut diperoleh MF=1,01.
5.6 Setingan Dump Truck Berdasarkan Oleh sebab itu didapatkan kesimpulan
Metode Kapasitas Produksi dan kemampuan produktivitas alat mekanis
Teori Antrian meningkat dimana 1 unit excavator
Komatsu PC 300 dapat memproduksi
Setelah mendapatkan hasil dari perhitungan 60097,62 ton/bulan dengan 4 unit dump
jumlah dump truck dari metode kapasitas truck Hino 500 dapat memproduksi
produksi dan teori antrian pada alat gali 71486,3375 ton/bulan. Sehingga target
muat excavator Komatsu PC 300 dengan produksi 105.000 ton/bulan dapat
alat angkut Hino 500 maka didapatkan tercapai dan mengalami peningkatan
setingan alat pada tabel 9 berikut: produksi sebesar 38,79 %.
3. Setelah dilakukan analisa kebutuhan alat
angkut menggunakan metode kapasitas
produksi, diperoleh kesimpulan bahwa
169
jumlah dump truck ysng dibutuhkan [2] Alkass, S., Moslamani, K, &
adalah sebanyak 4 unit. Dan setelah Alhussein,M. (2003). A Computer
dilakukan perhitungan match factor Model For Selecting Equipment For
dengan jumlah 4 unit alat angkut maka Earthmoving Operations Using
didapatkan MF = 1,01 yang berarti Queueing Theory. Proceeding
bahwa kinerja kedua alat mekanis Contruction Information Department Of
hampir mencapai 100% sehingga tidak Building, Civil And Environmental
ada waktu tunggu yang terjadi. Engineering.(pp 78-83). Concordia
University, Montreal. Canada.
6.2 Saran
[3] Asri, Y., & Gusman, M. (2019).
1. Kepada pihak perusahaan Diperlukan Optimalisasi Alat Gali-Muat Dan Alat
disiplin kerja untuk mengurangi Angkut Terhadap Produksi Overburden
hambatan yang tidak direncanakan guna Dengan Metode Kapasitas Produksi
mengoptimalkan produksi dilapangan. Dan Metode Antrian Di Pit Timur
Bentuk displin dapat dimulai dari atasan Periode Agustus 2017 PT. Artamulia
yang kemudian dapat dicontoh oleh Tata Pratama, Site Tanjung Belit,
karyawan. Bungo, Jambi. Bina Tambang, 4(1),
2. Kepada pihak perusahaan diperlukan 400-413.
untuk memaksimalkan penggunaan dari
[4] Baroto, T. (2010). Penentuan Jumlah
alat mekanis karena mempunyai kondisi Operator Bagian Packing dengan
mesin dan kondisi fisik yang baik, Menggunakan Metode Antrian Guna
namun kondisi pengelolaan dan Mengurangai Waktu Tunggu dan
penggunaannya hanya 64% yang Biaya. Jurnal Teknik Industri, 1(1), 50-
terbilang buruk dan perlu untuk 59.
dimaksimalkan guna mendapatkan
[5] Batkovskiy, A. M., Klochkov, V. V.,
keuntungan dan produksi yang
Semenova, E. G., Fomina, A. V., &
maksimal. Cherner, N. V. (2015). Management of
3. Berdasarkan analisa match factor Utilization and Development of the
didapatkan MF = 1,25 (MF>1) yang Production Capacity of the Military-
berarti perusahaan harus mengkaji Industrial Complex. Mediterranean
kembali kebutuhan alat yang diperlukan Journal of Social Sciences, 6(5 S4),
untuk mencapai produktivitas optimal 327.
dan biaya operasional yang rendah.
[6] Elvionita, D. R., Yulhendra, D., &
DAFTAR PUSTAKA Anaperta, Y. M. (2018). Kajian Sistem
Kerja Alat Muat Dan Alat Angkut Pada
Pengupasan Overburden Dengan
[1] Agung, I. M., & Gusman, M. (2020). Penerapan Metode Antrian Di Pit
Evaluasi Kinerja Alat Gali Muat dan
Taman Tambang Air Laya Pt. Bukit
Angkut Menggunakan Metode Antrian
Asam (Persero) Tbk. Bina Tambang,
Dan Kapasitas Produksi pada
3(2), 819-834.
Penambangan Andesit di PT Bintang
Sumatra Pacific. Bina Tambang, 5(2), [7] Ercelebi, S. G., & Bascetin, A. (2009).
275-284. Optimization of shovel-truck system for

170
surface mining. Journal of the Southern Area Pertambangan Kalimantan
African Institute of Mining and Timur. Operations Excellence, 10(1),
Metallurgy, 109(7), 433-439. 1-16.
[8] Hidayat, A., & Murad, M. (2019). [15] Prasmoro, A. V. (2014). Optimasi
Optimalisasi Kerja Alat Dengan Sistem Produksi Dump Truck Volvo Fm 440
Antrian Satu Setengah Untuk Dengan Metode Kapasitas Produksi
Meningkatkan Efisiensi Kerja, Dan Dan Teori Antrian Di Lokasi
Mengoptimalkan Produksi Pada Pertambangan Batubara. Jurnal OE,
Pengupasan Overburden Di Pit Central 6(1).
Jobsite Adaro Indonesia PT. Saptaindra
Sejati. Bina Tambang, 4(4), 71-79. [16] Preduanda, H., & Ansosry, A. (2019).
Evaluasi Kinerja Alat Gali Muat dan
[9] Indonesianto, Y., 2007, Pemindahan Alat Angkut Untuk Mencapai Target
Tanah Mekanis, Jurusan Teknik Produksi Pada Penambangan
Pertambangan, Universitas Batukapur di Area 242 (Tajarang) PT.
Pembangunan Nasional “Veteran”, Semen Padang. Bina Tambang, 4(3),
Yogyakarta. 32-42.

[10] Kumaran, S. K., Dogra, D. P., & Roy, [17] Putri, K. S., Widyadana, I. G. A., &
P. P. (2019). Queuing theory guided Palit, H. C. (2015). Peningkatan
intelligent traffic scheduling through Kapasitas Produksi pada PT. Adicitra
video analysis using Dirichlet process Bhirawa. Jurnal Titra, 3(1), 69-76.
mixture model. Expert Systems with
Applications, 118, 169-181. [18] Rochmanhadi. 1984. Perhitungan
Biaya Pelaksanaan Pekerjaan
[11] May, M. (2012). Application Of Menggunakan Alat Berat, Badan
Queuing Theory For Open Pit Penerbitan Pekerjaan.
Truck/Shovel Haulage Systems.
Thesis. Virginia Polytechnic Institute [19] Sahoo, S. (2012). Truck Allocation
And State University. Blacksburg. Mode Using Linier Programming And
Queueing Theory. Thesis. Department
[12] Nurdin, M. R., & Astuti, M. (2013).
of Mining Engineering. National
Pengembangan Model Work In
Institute of Technology Rourkela.
Process Pada UKM Produk Kerajinan
Odisha.
Bambu dengan Pendekatan Metode
Antrian dan Simulasi. Model Work In [20] Siswara, W. A. (2017). OPTIMASI
Process, 5(10). PRODUKSI BATUGAMPING
DENGAN MENGGUNAKAN
[13] Partanto, 1983 , Pemindahan Tanah METODE KAPASITAS PRODUKSI
Mekanis dan Alat Berat, Teknologi DAN TEORI ANTRIAN DI PT.
Bandung, Bandung. SEMEN PADANG, BUKIT
KARANG PUTIH INDARUNG,
[14] Prasmoro, A. V., & Hasibuan, S. SUMATERA BARAT. ETD Unsyiah.
(2018). Optimasi Kemampuan
Produksi Alat Berat dalam Rangka
Produktifitas dan Keberlanjutan Bisnis
Pertambangan Batubara: Studi Kasus
171
[21] Sumarya. 2012. Bahan Ajar
Pemindahan Tanah Mekanis. Padang:
Universitas Negeri Padang.
[22] Zhang, J., Xie, J., & Zhang, H. (2019).
Production capacity and mining plan.
Optimization of fault/fracture
controlled EGS model in Gonghe
Basin. Energy Science &
Engineering, 7(6), 2966-2983

172

You might also like