You are on page 1of 9

Kajian Teknis Rasio Penggunaan Bahan Bakar Alat Angkut Dumptruck pada

Pengangkutan Lapisan Tanah Penutup di Pit Ef1 Tambang Batubara


PT Geo Dua Pito Kabupaten Bulungan Provinsi Kalimantan Utara

Ezha Kurnia Putra

UPN “Veteran” Yogyakarta


Program Studi Sarjana Teknik Pertambangan, Jurusan Teknik Pertambangan,
Fakultas Teknologi Mineral, UPN “Veteran” Yogyakarta,
Jl. Padjajaran, Condongcatur, Yogyakarta 55283
No. HP: 081217337523, email : ezhaputra32@gmail.com

ABSTRACT
PT. Geo Dua Pito (PT. GDP) is a national private company engaged in coal mining services. This company has
obtained a Coal Mining Business License (IUP) at PT. Multi Jaya Energi (PT. MJE), in the district Tanjung Palas,
Bulungan Regency, North Kalimantan Provision. At the overburden stripping, one thing that don’t need to be
noticed is hauling of overburden by hauler from loading point to disposal.

The Problem faced today is the excessive fuel ratio at hauling of overburden, which needs to decrease the fuel
consumption of dump truck Hino FM 260 JD in the loading point Pit EF1 jobsite PT. MJE. Distance hauling
towards disposal is about 400 m. Thing that influence the level of fuel consumption is payload, geometry, haul road
condition and overburdden hauling distance towards disposal. Based on observation of actual working condition,
there are still one haul road segments with grade that exceeds the company standard of 8%, haul road condition
much damaged by subsidence wheel 3-15 cm.

Fuel consumption and actual production of dump truck Hino FM 260 JD is 13,4 L/hr and 34,7 BCM/hr. So that the
actual fuel ratio at this time is 0,39 L/BCM. Fuel consumption of dump truck Hino FM 260 JD is based on a
different calculation rimpull with the actual data that is equal to 10,3 L/hr and production theory based on cycle
time of 40,04 BCM/hr, while for the production based on the calculating rimpull is 48,5 BCM/hr.

After the improvements of haul road condition undulating no more than 3 cm on the surface of the haul road and the
grade of haul road is adjusted to the company standard that is ≤8%, so the fuel and the production of dump truck
Hino FM 260 JD is 9,79 L/hr and 51,23 BCM/hr.

Key words : Production Target, Fuel Consumption, and Fuel Ratio

RINGKASAN
PT. Geo Dua Pito (PT. GDP) merupakan perusahaan swasta nasional yang bergerak dibidang jasa pertambangan
batubara. Perusahaan ini telah memperoleh Izin Usaha Pertambangan (IUP) Batubara di PT. Multi Jaya Energi (PT.
MJE), Kecamatan Tanjung Palas, Kabupaten Bulungan, Provisi Kalimantan Utara. Pada pengupasan lapisan
penutup, salah satu hal yang perlu diperhatikan ialah pengangkutan lapisan tanah penutup oleh alat angkut dari
loading point menuju disposal.

Masalah yang dihadapi saat ini ialah mengurangi rasio bahan bakar berlebih pada pengupasan lapisan penutup pada
alat angkut Hino FM 260 JD pada loading point Pit EF1 jobsite PT. MJE. Jarak pengangkutan menuju disposal ialah
sekitar 400 m. Hal yang berpengaruh pada tingkat konsumsi bahan bakar adalah beban kerja alat, geometri, kondisi
jalan angkut dan jarak tempuh pengangkutan lapisan penutup menuju disposal. Berdasarkan pengamatan kondisi
kerja aktual, masih terdapat satu segmen jalan angkut dengan kemiringan yang melebihi standar perusahaan yaitu
8%, kondisi jalan angkut banyak yang rusak dengan amblasan roda antara 3-15 cm.

Konsumsi bahan bakar dan produksi aktual alat angkut Hino FM 260 JD ialah 13,4 L/jam dan 34,7 BCM/jam.
Sehingga Rasio bahan bakar aktual saat ini ialah 0,39 L/BCM. Konsumsi bahan bakar alat angkut Hino FM 260 JD
berdasarkan perhitungan rimpull berbeda dengan data aktual yaitu sebesar 10,3 L/jam dan produksi teori berdasarkan
pengamatan waktu edar sebesar 40,04 BCM/jam, sedangkan untuk produksi berdasarkan perhitungan rimpull alat
angkut adalah 48,5 BCM/jam.
Setelah dilakukan perbaikan kondisi jalan angkut pada amblasan roda tidak lebih dari 3 cm pada permukaan jalan
angkut dan kemiringan jalan angkut disesuaikan dengan standar perusahaan yaitu ≤8%, sehingga bahan bakar dan
produksi alat angkut Hino FM 260 JD adalah 9,79 L/jam dan 51,23 BCM/jam.

Kata Kunci : Target Produksi, Konsumsi Bahan Bakar, dan Ratio Bahan Bakar.

I. PENDAHULUAN kurang optimalnya kinerja alat angkut sehingga


1.1. Latar Belakang produksi akan menurun dan konsumsi bahan bakar
PT. Geo Dua Pito (PT. GDP) merupakan perusahaan alat angkut akan lebih boros.
swasta nasional yang bergerak dibidang jasa
pertambangan batubara. Perusahaan ini telah 1.2. Permasalahan
memperoleh Izin Usaha Pertambangan (IUP) Operasi Adapun permasalahan dari penelitian ini adalah :
- Produksi Batubara di PT. Multi Jaya Energi (PT. 1. Kondisi jalan angkut yang tidak sesuai dengan
MJE), Kecamatan Tanjung Palas, Kabupaten standar perusahaan.
Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara. 2. Hambatan kondisi jalan angkut di lapangan terlalu
tinggi.
3. Mencari kemungkinan rasio bahan bakar yang
PT. GDP menerapkan sitem tambang terbuka dengan
lebih rendah.
metode penambangan strip mine. PT. GDP
melakukan kegiatan penambangan menggunakan 1.3. Tujuan Penelitian
kombinasi alat mekanis. Alat mekanis yang Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai
digunakan dalam kegiatan penggalian dan pemuatan berikut :
lapisan penutup yaitu Excavator Caterpillar 330D, 1. Menganalisis pengaruh karakteristik lingkungan
sedangkan alat angkut yang digunakan adalah dump kerja khususnya kondisi jalan angkut terhadap
truck jenis Hino FM 260 JD. rasio bahan bakar alat angkut.
2. Menganalisis tingkat konsumsi bahan bakar dan
Kondisi lingkungan kerja yang kurang mendukung produksi alat angkut berdasarkan pada
menyebabkan meningkatnya rasio bahan bakar. Rasio perhitungan rimpull alat angkut.
bahan bakar itu sendiri adalah perbandingan antara 3. Memperoleh rasio bahan bakar yang lebih efisien
konsumsi bahan bakar dan produksi alat angkut pada setelah perbaikan kondisi jalan angkut tambang.
satu jam alat angkut bekerja. Dengan adanya kondisi 1.4. Batasan Penelitian
lingkungan kerja yang belum sesuai standar Adapun batasan masalah yang akan dibahas dalam
perusahaan, perlu dilakukan perhitungan dan evaluasi penelitian ini adalah :
terhadap rasio bahan bakar alat angkut pada kondisi 1. Data pengamatan diambil pada Pit EF1 melalui
aktual, teoritis dan usulan setelah perbaikan geometri jalur aktif sampai disposal dengan alat angkut
dan kontruksi jalan angkut. Hal ini bertujuan untuk Hino FM 260 JD pada bulan Agustus 2018.
memberikan pertimbangan terhadap penentuan 2. Faktor yang mempengaruhi konsumsi bahan bakar
kondisi jalan angkut tambang yang lebih baik dalam hanya didasarkan pada beberapa parameter, yaitu
kegiatan pengangkutan lapisan penutup, sehingga kemiringan jalan, rolling resistance dan jarak
pada penggunaan bahan bakar alat angkut akan lebih angkut dari front menuju disposal.
efisien dan mendekati dengan batas rasio bahan bakar 3. Hanya mengkaji berdasarkan rasio bahan bakar
perusahaan yang telah ditentukan. alat angkut tanpa dipengaruhi oleh biaya
operasional lainnya.
Lokasi penelitian berada pada Pit EF1 jobsite PT.
MJE yang merupakan lokasi tempat pengupasan 1.5. Metode Penelitian
tanah penutup yang diangkut dengan tujuan angkut Tahap-tahap penelitian yang diterapkan pada
yaitu disposal area. Penelitian lebih difokuskan pada penelitian kali ini mengacu pada lima hal pokok,
kajian teknis rasio bahan bakar alat angkut pada antara lain :
pengupasan lapisan penutup untuk mengevaluasi 1. Studi Literatur
Dilakukan dengan mencari dan mengumpulkan
konsumsi bahan bakar dan meningkatkan produksi
data yang berkaitan dengan penelitian antara lain
alat angkut. Geometri dan kondisi jalan angkut yang
berasal dari literatur materi penelitian, paper,
memiliki grade yg besar dan tidak sesuai dengan buku referensi dan SOP dari PT. GDP serta
rancangan penambangan dan pengoperasian alat skripsi di perpustakaan Program Studi Teknik
mekanis yg kurang efektif sehingga menyebabkan
Pertambangan, Universitas Pembangunan 2. Mengetahui seberapa besar pengaruh kondisi dan
Nasional “Veteran” Yogyakarta. geometri jalan angkut terhadap rasio bahan bakar
2. Orientasi alat angkut.
Menentukan lokasi untuk dijadikan lokasi 3. Dengan adanya penelitian ini dapat
penelitian agar mendukung kegiatan studi mengoptimalkan konsumsi bahan bakar.
lapangan.
3. Studi Lapangan II. KESAMPAIAN DAERAH
Dilakukan dengan melakukan pengamatan secara 2.1. Lokasi dan Kesampaian Daerah
langsung dilapangan dan mencari informasi Lokasi penambangan batubara PT. Geo Dua Pito
pendukung yang berkaitan dengan masalah yang yang dijadikan sebagai tempat penelitian secara
akan dibahas dengan bimbingan pembimbing administrasi terletak pada ,Kecamatan Tanjung Palas
lapangan. Utara, Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan
4. Pengumpulan Data Utara
Adapun data yang dikumpulkan terdiri dari data .
primer, dan data sekunder berikut merupakan Lokasi penambangan batubara PT. Geo Dua Pito
data-data yang diambil, yaitu : terletak sekitar 60 km ke arah utara dari kota Tanjung
4.1. Data Primer : Selor. Secara administratif termasuk ke dalam
a. Kondisi Front Penambangan wilayah Kecamatan Tanjung Palas Utara, Kabupaten
b. Geometri Jalan Angkut Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara. Secara
c. Waktu Edar Dumptruck astronomis lokasi penelitian berada pada koordinat
4.2. Data Sekunder : 1170 13’ 17” BT – 1170 13’ 36,5” BT dan 3° 6’
a. Peta Kesampaian Daerah, dan Layout 32,2” LS – 3° 6’ 50,5” LS.
Penambangan areal tambang Pit EF1 PT.
Geo Dua Pito Jobsite MJE Lokasi penelitian dapat dicapai dengan rute sebagai
b. Data Kondisi Geologi areal tambang Pit berikut :
EF1 PT. Geo Dua Pito jobsite MJE. 1. Berangkat dari Yogyakarta (bandar udara Adi
c. Spesifikasi alat gali-muat dan alat Sucipto) menuju Balikpapan (bandar udara Sultan
angkut, yaitu Caterpillar Cat 330D dan Aji Muhanmmad Sulaiman) ditempuh sekitar 1
Hino FM 260 JD. jam 45 menit dengan pesawat terbang.
d. Kapasitas alat mekanis yang digunakan. 2. Kemudian dari Balikpapan (bandar udara Sultan
e. Kemiringan dan kondisi jalan angkut dari Aji Muhanmmad Sulaiman) dilanjutkan
front penambangan menuju disposal. penerbangan menuju Tarakan (bandar udara
f. Jarak tempuh dan waktu tempuh alat Juwata) dengan waktu tempuh 1 jam.
angkut pada pemindahan lapisan 3. Dari Tarakan dilanjutkan perjalanan meuju
penutup. Tanjung Selor dengan menggunakan speedboat.
5. Pengolahan Data 4. Selanjutnya menuju Desa Ardimulyo, Kecamatan
a. Dilakukan dengan menggunakan program Tanjung Palas Utara, Kabupaten Bulungan dengan
Autocad 2007 untuk pembuatan peta serta waktu tempuh 1 jam melalui jalur darat.
pembuatan sayatan jalan dan Microsoft excel 5. Untuk menuju lokasi penelitian ditempuh
2016 perhitungan dan pengolahan data. Untuk dengan sarana transportasi perusahaan. Jalan yang
mengetahui rasio bahan bakar diperlukan: ditempuh melalui jalur darat dapat ditempuh
b. Data konsumsi bahan bakar dan produksi alat dengan 15 menit perjalanan.
angkut.
c. Peninjauan pengaruh kemiringan jalan dengan III. HASIL PENELITIAN
data aktual jalan angkut (x,y,z) dan kondisi 3.1. Kondisi Jalan Angkut
jalan angkut terhadap rasio bahan bakar. Untuk mengevaluasi konsumsi bahan bakar alat
d. Pengelompokan data utama dan data angkut pada pengupasan lapisan penutup diperlukan
penunjang. analisis terhadap kondisi kerja dan geometri jalan
6. Analisis Hasil Pengolahan Data angkut. Dalam penelitian ini faktor yang
Menganalisis data hasil pengolahan untuk mempengaruhi konsumsi bahan bakar adalah
mengambil kesimpulan. kemiringan jalan angkut, perkerasan jalan, berat
muatan dan jarak pengangkutan dari front menuju
1.6 Manfaat Penelitian disposal.
1. Dapat digunakan perusahaan sebagai acuan untuk
mengevaluasi konsumsi bahan bakar alat angkut. Lokasi penelitian difokuskan pada jalan angkut mulai
dari front EF1 dengan menggunakan alat angkut
Hino FM 260 JD dengan jarak angkut menuju jalan angkut C-D seperti yang ditampilkan pada tabel
disposal sejauh ± 400 m. Keadaan jalan angkut pada 4.2.
penelitian kali ini dapat dijelaskan dengan
memperhatikan kondisi dan geometri jalan angkut.
Untuk memudahkan dalam pengamatan dan Tabel 3.2
perhitungan, maka jalan angkut yang Grade pada Setiap Segmen Jalan Angkut
menghubungkan antara tempat pemuatan menuju
tempat disposal dibagi dalam beberapa segmen jalan. Segmen Grade

3.1.1. Konstruksi Jalan Angkut A-B 2.77


Lapisan dasar jalan angkut (subgrade) adalah batu B-C 7.27
lempung kompak dan kerikil dipadatkan dengan C-D -1.02
lapisan kedap air sebagai perkerasan penahan beban
roda alat angkut. Berdasarkan pengamatan D-E 3.02
dilapangan, kondisi jalan angkut masih kurang baik E-F -0.47
dengan daya dukung tanah rata-rata berdasarkan F-G -3.7
perhitungan California Bearing Ratio (CBR) adalah
30%. Hal ini mengakibatkan banyak terdapat G-H -10.01
amblasan di jalan angkut mulai dari 3 cm sampai 15
cm, sehingga kondisi ini cukup mempengaruhi waktu 3.1.4 Superelevasi
edar dari alat angkut dan konsumsi bahan bakar akan Jalan angkut pada pengangkutan lapisan penutup
semakin banyak. Semakin kurang kuat perkerasan memiliki beberapa tikungan dengan lebar tikungan
jalan akan menghambat laju alat angkut dan tahanan yang berbeda. Jari-jari tikungan aktual pada jalan
gelinding semakin besar. angkut yang dilalui alat angkut adalah 7,5 m. Untuk
superelevasi berdasarkan kecepatan rata-rata alat
3.1.2. Lebar Jalan Angkut angkut pada saat membelok sebesar ±15 km/jam,
Lebar jalan angkut yang dilalui dari loading point beda tinggi aktual antara sisi dalam dan sisi luar
EF1 dengan alat angkut Hino FM 260 JD dapat tikungan jalan angkut adalah 0,4 m.
dilihat pada tabel 3.1.
Tabel 3.1 3.2. Waktu Edar Alat Angkut
Jalan Angkut pada setiap Segmen Untuk melakukan perhitungan produksi alat angkut
baik itu aktual maupun rencana diperlukan
Segmen Jarak Datar Lebar Jalan perhitungan data waktu edar yang diambil dari
A-B 34 11,8 pengamatan dilapangan. Waktu edar alat angkut yang
B-C* 48 14,1 diperoleh adalah waktu edar rata-rata yang ditempuh
oleh alat angkut mulai dari waktu menunggu untuk
C-D 60 9,7 dimuati sampai pada posisi mulai menunggu untuk
D-E 57 9,5 dimuati kembali sebesar 6,8 rit/jam .
Tabel 3.3
E-F 47 10,5
Waktu Edar Alat Angkut
F-G 71 8,2 Waktu (menit)
G-H 86 7,6 Angkut Manuver Ritase
Alat Angkut Manuver Kembali
*) Tikungan Pemuatan Bermuata Bermuata Tumpah Total (rit/jam)
kosong Kosong
3.1.3 Grade Jalan Angkut
n n
Hino Fm 260 JD 0,68 2,58 2,4 0,77 0,70 1,60 8,74  6,8
Kemiringan jalan angkut merupakan salah satu faktor
penting yang harus diamati secara detail dalam suatu 3.3. Faktor Pengisian Bucket
kajian terhadap kondisi jalan tambang karena akan Faktor pengisian bucket (bucket fill factor)
mempengaruhi kinerja alat angkut dalam merupakan suatu faktor yang menunjukkan besarnya
pengangkutan material dari front penambangan kapasitas nyata bucket dengan kapasitas bucket
menuju disposal. Pada penelitian kali ini, menurut spesifikasi alat muat. Kapasitas bucket
kemiringan jalan angkut pada jalur utama dibagi berdasarkan spesifikasinya untuk Excavator Cat
dalam 7 segmen untuk memepermudah perhitungan 330D adalah 2,4 m3. Besarnya faktor pengisian pada
kemiringan jalan. Berdasarkan pengamatan langsung kondisi pemuatan yang rata-rata baik dengan jumlah
di lapangan kemiringan jalan angkut (grade) terbesar pemuatan 5 kali bucket adalah 80%.
adalah 10,01% pada segmen jalan angkut G-H dan 3.4. Waktu Kerja Efektif
kemiringan jalan angkut terkecil 0,47% pada segmen
Waktu kerja efektif adalah waktu kerja yang benar- amblasan roda yang relatif dalam, yaitu pada tingkat
benar digunakan oleh alat mekanis untuk produksi. high level severity dan ini tidak di anjurkan oleh
Besarnya waktu kerja efektif sangat bergantung pada perusahaan, dimana kondisi jalan melebihi parameter
hambatan-hambatan yang terjadi pada saat alat aman perkerasan jalan yaitu 5 cm pada jalan angkut
melakukan pekerjaan. Pada kenyataannya di lapangan tambang (medium level severity). Berdasarkan
waktu kerja yang tersedia tidak dapat digunakan pengamatan di lapangan mengenai amblasan roda dan
sepenuhnya karena adanya hambatan-hambatan yang kemiringan jalan angkut, tahanan gelinding dan
dapat mengurangi waktu kerja yang tersedia. kemiringan jalan angkut dapat dilihat pada tabel 4.5.
Perusahaan telah menetapkan jadwal waktu kerja
adalah 2 shift, dengan rincian waktu 8 jam/shift tetapi Semakin tinggi amblasan roda atau ban alat angkut
apabila hari jum’at rincian waktu 7 jam/shift. Total pada permukaan jalan akan mengakibatkan
waktu kerja dalam satu minggu adalah 112 jam atau berkurangnya laju kendaraan dan menambah daya
16 jam/hari. tarik mesin. Semakin mendekati disposal, kondisi
Adapun hambatan yang terjadi adalah : jalan ankgut semakin buruk dan banyak
a. Hambatan Yang Dapat Dikendalikan. terjadi amblasan roda yang cukup dalam (lihat
1. Wait Operator Lampiran M).
2. Berhenti bekerja sebelum waktunya Tabel 3.5
3. Meal Break dan kebutuhan operator Tahanan Gelinding dan Tahanan Kemiringan Hino
FM 260 JD
3.5. Efisiensi Kerja Tire Penetration RR Grade GR
Segmen
Efisiensi kerja alat angkut merupakan load empty load empty load empty load empty
perbandingan antara waktu kerja produktif alat A-B 15 4 5646.29 613.89 2.77 -2.77 55.4 -55.4
B-C 3.2 0.9 2022.68 351.23 7.27 -7.27 145.4 -145.4
angkut dengan waktu kerja yang tersedia, dinyatakan C-D 4 1.1 2268.34 369.04 -1.02 1.02 -20.4 20.4
dalam persen (%). Efisiensi kerja digunakan untuk D-E 3 0.8 1961.26 346.78 -3.02 3.02 -60.4 60.4
E-F 3.5 0.9 2114.8 357.91 0.47 -0.47 9.4 -9.4
mengetahui sejauh mana kinerja alat mekanis yaitu F-G 7.2 1.9 3251.02 440.27 -3.7 3.7 -74 74
Hino FM 260 JD terhadap penggunaan waktu kerja G-H 12.5 3.4 4878.58 558.24 -10.01 10.01 -200.2 200.2
masing-masing alat mulai dari pemuatan dan
pengangkutan lapisan penutup dari lokasi 3.8. Perhitungan Load factor Alat Angkut
penambangan menuju disposal. Efisiensi kerja Load factor atau faktor pengali untuk memperoleh
rencana alat angkut untuk Hino FM 260 JD adalah penggunaan tenaga mesin yang sesungguhnya dan
75%. merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
tingkat konsumsi bahan bakar mesin, untuk
3.6. Kemampuan Produksi Alat Angkut mengetahui besarnya load factor bisa diketahui
Pada lokasi pemuatan lapisan penutup dari loading dengan perhitungan rimpull yang terpakai dibagi
point menuju lokasi disposal, pengangkutan lapisan dengan rimpull yang tersedia.
penutup dilayani oleh 3 unit Hino FM 260 JD. Data
aktual perusahaan mengenai produksi alat angkut Dengan memasukkan parameter daya tarik alat
Hino FM 260 JD adalah 32,38 bcm/jam, sedangkan angkut, efisiensi mesin dan kecepatan pada masing-
untuk kemampuan produksi teoritis berdasarkan masing gear alat angkut maka dapat diperoleh
pengamatan waktu edar alat angkut di lapangan Rimpull yang tersedia pada setiap rpm alat angkut.
adalah: Pengamatan difokuskan pada alat angkut Hino FM
260 JD dengan beban kerja, rimpull dan tenaga mesin
Tabel 3.4 yang berbeda.
Kemampuan Produksi Alat Angkut
Kemampuan Produksi Alat Angkut
Tabel 4.6
No. Alat Angkut Produksi (Bcm/jam) Produksi (Bcm/bulan)
Rimpull Pada Setiap Gear Alat Angkut Hino FM 260
1 Hino FM 260 JD 120,11 55.730,97 JD

3.7. Perhitungan Rolling Resistance dan Grade


Resistance
Kondisi jalan angkut harus benar-benar diperhatikan
untuk memperlancar kegiatan pengangkutan lapisan
penutup apalagi pada saat musim penghujan seperti
saat ini. Tahanan gelinding dan tahanan kemiringan
alat angkut pada setiap segmen jalan berbeda-beda,
ada beberapa segmen jalan yang menunjukkan
Transmisi mph km/jam Rimpull (lb) kondisi kerja baik berupa perkerasan, kemiringan
Gigi C 4,20 6,76 19.428,57
jalan angkut dan perawatan alat secara rutin, sehingga
Gigi 1 6,05 9,74 13.487,6 alat angkut dapat bekerja secara optimal.
Gigi 2 8,50 13,68 9.600,00 4.1. Karekteristik Lingkungan Kerja
Gigi 3 11,50 18,51 7.095,65 1.Lebar Jalan Angkut
Gigi 4 15,37 24,74 5.309,04 Berdasarkan pengamatan di lapangan, diketahui lebar
Gigi 5 21,05 33,88 3.876,48 jalan angkut lurus pada segmen F-G dan G-H tidak
Gigi 6 29,59 47,62 2.757,69 sasuai dengan lebar jalan angkut lurus minimum yaitu
Gigi 7 40,03 64,42 2.038,47 8,75 meter (lihat Lampiran C), sehingga perlu
Gigi 8 53,44 86 1.526,94 dilakukanya pelebaran jalan angkut pada segmen
tersebut. Perhitungan lebar jalan minimum pada
3.9. Perhitungan Konsumsi Bahan Bakar Alat
tikungan juga didasarkan pada kendaraan terbesar
angkut
yang melintas di jalan angkut tambang. Berdasarkan
Kebutuhan bahan bakar diperlukan untuk mengetahui
perhitungan lebar jalan minimum pada tikungan
seberapa banyak konsumsi bahan bakar yang
adalah sebesar 14 meter . Pada pengukuran
digunakan oleh alat angkut saat proses produksi.
dilapangan beberapa jalan lurus belum sesuai dengan
Didalam perhitungan konsumsi bahan bakar,
perhitungan jalan minimum sehingga perlu perbaikan
beberapa parameter yang harus diketahui adalah
dan pelebaran
brake horse power, besarnya bahan bakar yang
masuk ke mesin, densitas bahan bakar dan load 2. Jari-jari Tikungan dan Superelevasi.
factor alat angkut. Besarnya nilai dari parameter 3. Bila jari-jari jalan terlalu kecil dan jalan memiliki
tersebut dapat diketahui melalui data dari perusahaan tikungan yang cukup tajam, maka hal tersebut akan
dan hasil perhitungan langsung dilapangan. mengurangi pemakaian gigi/gear alat angkut dan
Besarnya konsumsi bahan bakar rata-rata memperlambat laju kendaraan. Hal ini akan
berdasarkan pemakaian rimpull untuk Hino FM 260 menyebabkan waktu tempuh (travel time) alat angkut
JD dari segmen-1 sampai segmen-7 adalah 13,97 dari dan ke disposal akan semakin lama.
ltr/jam pada saat bermuatan dan 6,55 ltr/jam pada saat Bertambahnya waktu edar akan menurunkan produksi
kosong. Dengan disesuaikannya waktu pemakaian alat angkut.
pada pengangkutan dan waktu saat kembali kosong,
maka jumlah bahan bakar alat angkut pada pemakaian
selama satu jam bekerja adalah : Berdasarkan perhitungan teori pada jalan tikungan,
diketahui bahwa jalan tikungan mempunyai jari-jari
Tabel 4.9 sebesar 7 m. Dengan kecepatan laju truk rata-rata 15
Konsumsi Bahan Bakar Alat Angkut Berdasarkan km/jam pada saat berbelok, angka superelevasi yang
Pemakaian Rimpull
Load Factor BBM (ltr/hr) Trevel Time (ltr/work) Ritasem BBM
dipakai adalah 0,053 m/m maka secara teori beda
Alat Angkut
Load Empty Load Empty Load Empty (rit) (ltr/hr) tinggi yang harus dibuat antara sisi dalam dan sisi
Hino FM 260 JD 0.836 0.392 13.972 6.568 2,4 1,60 6,8 10,27 luar tikungan jalan angkut adalah 0,4 meter.

Konsumsi bahan bakar setelah disesuaikan dengan 4. Kemiringan Jalan Angkut


waktu pemakaian untuk alat angkut Hino FM 260 JD Kemampuan maksimal dumptruck Hino FM 260 JD
adalah 10,27 ltr/jam. pada jalan angkut menanjak berdasarkan
perhitungan secara teoritis dari spesifikasi alat angkut
adalah 17,9 %. Hal ini menunjukkan bahwa grade
IV. HASIL PENELITIAN jalan tertinggi yang ada di jalan angkut yang besarnya
10% pada saat ini masih mampu dilalui oleh alat
Dalam rangka peningkatan produksi alat angkut dan angkut, tetapi grade jalan yang besar akan
optimalisasi konsumsi bahan bakar alat angkut untuk mempunyai banyak dampak merugikan, baik dari
mendapatkan rasio bahan bakar yang lebih kecil, kondisi alat angkut maupun dari pemakaian bahan
maka perlu dilakukan kajian teknis tentang kondisi bakar sehingga perlu dilakukan pengurangan besar
kerja, geometri jalan dan beban kerja alat angkut pada grade agar sesuai standar perusahaan yaitu tidak lebih
kegiatan pengangkutan lapisan penutup. Pada dari 8%.
penelitian ini, kajian teknis penggunaan bahan bakar
hanya di fokuskan pada alat angkut Hino FM 260 JD.
Untuk memperbaiki dan mengurangi rasio bahan
bakar alat angkut dapat dilakukan dengan berbagai
cara, salah satunya dengan melakukan perbaikan
kepadatan tanah dasar (subgrade) dengan cara
mengupas bagian badan jalan sampai lapisan tanah
keras, tambahkan material batulempung, Lakukan
pembentukan geometri badan jalan sesuai standar
teoritis (crossfall, superelevasi dan tanggul).
Penyiraman air dengan menggunakan water truck dan
melakukan pemadatan tanah dengan compactor.

4.2. Konsumsi Bahan Bakar Berdasarkan Rimpull


Alat Angkut
Besarnya pengaruh grade dan amblasan yang tinggi
pada kondisi jalan angkut terhadap konsumsi bahan
bakar akan mengakibatkan rimpull yang di butuhkan
Gambar 5.1 besar dan kecepatan alat angkut semakin kecil. Hal
Grafik Konsumsi Bahan Bakar Hino FM 260 JD ini akan mempengaruhi produksi alat angkut dalam
Keadaan Bermuatan Naik memindahkan lapisan penutup. Dalam kondisi aktual
di lapangan masih terdapat beberapa segmen yang
memiliki grade dan amblasan jalan angkut lebih dari
standar perusahaan. Konsumsi bahan bakar alat
angkut berdasarkan perhitungan pemakaian rimpull.

Terdapat 3 segmen dari 7 segmen jalan angkut Hino


FM 260 JD yang melebihi standar perusahaan dengan
amblasan maksimal 3cm dan terdapat satu segmen
dari 7 segmen jalan angkut Hino FM 260 JD yang
melebihi standar perusahaan dengan grade maksimal
8%. Diketahui kemampuan gear kecepatan alat
angkut pada masing-masing segmen, maka waktu
tempuh pengangkutan lapisan penutup dapat
diketahui juga. Pada perhitungan waktu tempuh
Gambar 5.2
teoritis kondisi bermuatan menuju disposal
Grafik Konsumsi Bahan Bakar Hino FM 260 JD berdasarkan pemakaian rimpull alat angkut adalah
Keadaan Kosong Turun 7,91 menit, tetapi data pengamatan langsung di
5. Konstruksi Jalan Angkut lapangan untuk waktu tempuh kondisi bermuatan
Berdasarkan data perusahaan daya dukung material adalah 8,74 menit. Konsumsi bahan bakar adalah
pada jalan angkut tambang saat itu berkisar 13.000 12,52 lt/jam dan berdasarkan perhitungan rimpull
lb/ft2. Perhitungan secara teoritis dengan adalah 10,27 lt/jam.
mendasarkan pada spesifikasi dan beban alat angkut
Hino FM 260 JD, daya dukung material jalan angkut 4.3. Perbaikan Kondisi Jalan Angkut Terhadap
masih lebih kecil daripada beban alat angkut terhadap Rasio Bahan Bakar
permukaan jalan. Jalan angkut pada lokasi penelitian Kondisi aktual jalan angkut yang kurang baik pada
merupakan jalan dengan tanah dasar lempung yang beberapa segmen jalan harus segera diperbaiki, yaitu
sifat fisiknya relative stabil pada kondisi kering. amblasan tidak lebih dari 3 cm dengan penambahan
Tetapi pada kondisi hujan akan mengakibatkan lapisan perkerasan dan perataan jalan angkut serta
kondisi jalan yang kurang baik dan perkerasan melakukan pemotongan kemiringan jalan angkut
permukaan jalan angkut semakin buruk. Hal ini sesuai dengan standart perusahaan yaitu kemiringan
dikarenakan tanah akan meresapkan air yang ada jalan angkut tidak lebih dari 8% sehingga dapat
sehingga kondisinya jenuh dan akan bersifat lembek meningkatkan produksi dan memperkecil rasio bahan
dan kemudian akan mengakibatkan terjadinya bakar alat angkut. Perhitungan konsumsi bahan bakar
amblasan karena lempung memiliki sifat plastis yang alat angkut pada perbaikan jalan angkut tidak lebih
tinggi. dari 3 cm.
Beban yang diterima pada permukaan jalan angkut Perbaikan kondisi jalan angkut pada segmen jalan
dengan tekanan udara ban 83 psi dan luas daerah yang rusak akan menurunkan konsumsi bahan bakar
kontak 62 in2 adalah 14.400 lb/ft2 maka untuk dan meningkatkan produksi alat angkut pada
perbaikan perlu dilakukan peningkatan nilai pemindahan lapisan penutup. Waktu tempuh
pengangkutan lapisan penutup dari loading point V. KESIMPULAN
menuju disposal akan semakin cepat sehingga
produksi semakin meningkat.Berdasarkan Teori 5.1. Kesimpulan
konsumsi bahan bakar adalah 10,27 ltr/jam dan Dari hasil penelitian dan perhitungan dapat
Perbaikan 9,79 ltr/jam dengan amblasan tidak lebih disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
dari 3 cm dan kemiringan jalan tidak lebih dari 8%. 1. Kondisi jalan angkut yang tergolong terlalu
Kondisi jalan angkut yang semakin baik dan memiliki sempit untuk Hino FM 260 JD pada beberapa
amblasan yang semakin kecil dapat menghemat segmen jalan angkut, sehingga alat angkut harus
penggunaan bahan bakar alat angkut dan mengurangi kecepatan saat berpapasan , pada
meningkatkan produksi dengan waktu tempuh alat beberapa segmen jalan angkut juga terdapat
angkut yang semakin singkat. Hubungan antara amblasan jalan angkut yang melebihi standar
penggunaan bahan bakar (ltr/jam) dan amblasan (cm) perusahaan yaitu 15cm, 7,2cm dan 12,5cm
dapat dilihat pada grafik dibawah : sedangkan standar maksimal amblasan yang
diterapkan oleh perusahaan yaitu 3cm.
2. a. Konsumsi bahan bakar dan produksi alat angkut
Hino FM 260 JD adalah
- Aktual data perusahaan 12,52 ltr/jam dan
32,38 bcm/jam
- Berdasarkan perngamatan waktu edar
10,27 ltr/jam dan 40,04 bcm/jam
- Berdasarkan perhitungan rimpull 10,27
ltr/jam dan 44,24
b. Rasio bahan bakar aktual, teori dan seharusnya
berdasarkan pada perhitungan rimpull alat
angkut masih melebihi standar perusahaan.
Rasio bahan bakar aktual untuk Hino FM 260
Gambar 5.3 JD adalah 0,39 ltr/bcm. Rasio bahan bakar
Grafik Hubungan Antara Penggunaan Bahan Bakar teori dan seharusnya berdasarkn perhitungan
dan Amblasan rimpull untuk Hino FM 260 JD adalah 0,25
ltr/bcm dan 0,23 ltr/bcm.
Produksi alat angkut bertambah seiring perbaikan 3. Perbaikan kondisi jalan angkut dengan amblasan
kondisi jalan angkut yaitu untuk Hino FM 260 JD tidak lebih dari 3 cm pada permukaan jalan angkut
bertambah 16,02 bcm/jam. Konsumsi bahan bakar dan kemiringan jalan angkut disesuaikan dengan
alat angkut pada pengupasan lapisan penutup setelah standar perusahaan yaitu ≤8%, maka konsumsi
perbaikan kondisi jalan. bahan bakar dan produksi alat angkut Hino FM
260 JD adalah 9,79 ltr/jam dan 48,4 bcm/jam
Setelah perbaikan kondisi jalan angkut, konsumsi dengan rasio bahan bakar 0,20 ltr/bcm
bahan bakar alat angkut Hino FM 260 JD adalah 9,79
5.2. Saran
ltr/jam. Dari data produksi aktual dan setelah
1. Meningkatkan pengawasan dan perawatan jalan
perbaikan berdasarkan perhitungan rimpull alat
angkut dengan cara memonitor dan koordinasi
angkut, maka rasio bahan bakar dapat di ketahui
dengan bagian Pit Service sehingga dapat
dengan perbandingan banyaknya konsumsi bahan
mengurangi adanya amblesan yang menghambat
bakar dibagi dengan produksi alat angkut setiap
laju kendaraan apalagi saat musim penghujan.
jamnya. Rasio bahan bakar alat angkut setelah
2. Perlu dilakukan perancangan dan perencanaan
perbaikan.
jalan angkut pada segmen F-G dan G-H yang
memiliki lebar jalan yang kurang dari standar
Rasio bahan bakar setelah perbaikan kondisi jalan
perusahaan (8,75 meter) dan pada semen A-B, F-
dengan amblasan tidak lebih dari 3cm berdasarkan
G dan G-H yang memiliki amblasan lebih dari
perhitungan rimpull alat angkut. Rasio bahan bakar
3cm.
untuk Hino FM 260 JD aktual adalah 0,39 ltr/bcm
dan setelah perbaikan adalah 0,20 ltr/bcm dan. Selisih VI. DAFTAR PUSTAKA
rasio bahan bakar aktual dan setelah perbaikan jalan
angkut adalah 0,19 ltr/bcm, dengan kata lain dapat 1. AASHTO (American Association of State
menghemat biaya pengupasan lapisan penutup dan Highway and Transportation Officials, 1982,
menghemat penggunaan bahan bakar alat angkut. AASHTO Materials, Part 1, Specifications,
Washington, DC, USA
2. Awang Suwandi, 2004, Diklat Perencanaan
Tambang Terbuka, Jurusan Teknik Pertambangan
Unisba, Bandung
3. DPU, 1990, SNI, Bidang Pekerjaan Umum :
Perkerasan Jalan, DPU, c.q. Ditjen Bina Marga,
Jakarta
4. Hermans, B, 2017, Properts geometri silinder
motor bakar, Prestasi mesin 2017 (online),
(http://www.google.com, diakses tanggal 30
agustus 2018.
5. Jonathan Sarwono, 2006, Metode Penelitian
Kuantitatif & Kualitatif, Graha Ilmu Yogyakarta
6. J. Uicker, G. R. Pennock, and J. E. Shigley, 2003,
Theory of Machines and Mechanisms, Oxford
University Press, New York
7. Kaufman, Walter W., dan James C. Ault, 1977, 10. Sukirman, Silvia, 1999, Dasar-Dasar
Design of Surface Mine Haulage Roads - A Perencanaan Geometrik Jalan, Bandung, Nova
Manual, U. S. Department of the Interior, USA. 11. Waterman Sulistyana, 2017, Perencanaan
8. Komatsu, 2009, Komatsu: Specification & Tambang, Program Studi Teknik Pertambangan,
Application Handbook Edition 30, Japan. UPN “Veteran” Yogyakarta
9. Peurifoy, Robert L., Clifford J. Schexnayder, dan 12. Yanto, Indonesianto, 2013, Pemindahan Tanah
Aviad Shapira, 2006, Construction Planning, Mekanis, UPN “Veteran” Yogyakarta
Equipment, and Method 7 th Edition, McGraw-
Hill, New york

You might also like