You are on page 1of 6

Laporan Praktikum Tanggal Praktikum : 16 Februari 2023

Fisiologi Veteriner II Dosen Pembimbing : Dr, drh. Damiana Rita Ekastuti, MS


Minggu ke- :4 Kelompok Praktikum : P7.4
Asisten : Shafa Rahma Dini (B04190079)

Respirasi I

Disusun oleh :

1. Karen Louise Paschalis B0401211001 ( )


2. Anggra Rodri Radipa B0401211012 ( )
3. Anisa Purba B0401211016 ( )
4. Novita Nur Hidayah B0401211018 ( )
5. Geby M. Simanjuntak* B0401211020 ( )

DEPARTEMEN ANATOMI FISIOLOGI DAN FARMAKOLOGI


SEKOLAH KEDOKTERAN HEWAN DAN BIOMEDIS
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
SEMESTER GENAP 2022/2023
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Ketahanan jasmani adalah kemampuan yang menitikberatkan pada fungsi fungsi


fisiologis meliputi kemampuan jantung, pembuluh darah, paru, dan kerja otot yang berfungsi
pada efisiensi yang optimal (Komaini 2017). Beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat
ketahanan jasmani antara lain jenis pekerjaan, kegiatan fisik, keadaan kesehatan, jenis kelamin,
umur dan status gizi (Sepriadi et al. 2017). Kemampuan seseorang untuk mengerahkan dirinya
sendiri dan tetap aktif dinamakan endurance atau ketahanan fisik (Sukamto 2017). Ketahanan
fisik sangat tergantung pada komponen-komponen dari sistem-sistem: transport oksigen,
pernapasan, kardiovaskuler, darah, otot dan sistem enzim dalam tubuh seseorang. Ketahanan
jasmani atau ketahanan fisik seseorang juga bergantung pada faktor genetik, umur, jenis
kelamin, makanan sehari-hari, pekerjaan sehari-hari, status gizi, serta aktivitas fisik yang
dilakukan ( Permaisih et al. 2004).
Frekuensi denyut nadi dapat meningkat dengan melakukan latihan fisik. Untuk itu,
Ketahanan fisik dapat dikembangkan dengan latihan fisik. Pada aktivitas fisik, terjadi
peningkatan oksigen dan peningkatan ini akan mencapai maksimal saat beban kerja (Kuntaraf
2009). Hal ini disebabkan karena peningkatan kebutuhan darah untuk mengangkut O2 ke
jaringan tubuh yang aktif, mengangkut bahan buangan seperti CO2 dan produk samping
metabolisme lainnya (Hermawan et al. 2012). Ketahanan fisik pada tiap-tiap saat dapat
diketahui dengan memeriksa ketahanan jasmani seseorang pada waktu itu. Pemeriksaan ini
dapat dilakukan antara lain dengan faal alat pernapasan, faal jantung (frekuensi nadi dan tekanan
darah), dan ketahanan kerja otot.

Tujuan

Praktikum ini bertujuan menentukan kesehatan jasmani

METODE

Bahan dan Alat

Peralatan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu stopwatch untuk menghitung waktu
lari, tensimeter dan stetoskop untuk mengukur tekanan darah.
Tata Kerja
Subyek diukur tekanan darah, pulsus, dan frekuensi napasnya sebelum aktivitas fisik.
Subyek berlari selama lima menit di tempat, setelah lari istirahat dengan posisi duduk selama
satu menit. Tekanan darah, pulsus, dan frekuensi napas dihitung dari 30 detik sampai satu menit
30 detik, sesudah dihitung istirahat 30 detik.
Tekanan darah, pulsus, dan frekuensi napas dihitung lagi dari dua menit sampai dua
menit 30 detik, sesudah dihitung istirahat lagi 30 detik. Tekanan darah, pulsus, dan frekuensi
napas dihitung untuk terakhir dari tiga menit sampai tiga menit 30 detik. Hasil data ditulis pada
kertas dan dibuat grafik.

HASIL
Tabel 1 Hasil Percobaan

Normal Istirahat Pertama Istirahat kedua Istirahat ketiga

(1 menit) (2 menit) (3 menit)

Denyut nadi 92/menit 111/menit 98/menit 93/menit

Tekanan Darah 110/80 mmHg 130/90 mmHg 125/90 mmHg 120/90mmHg

Frekuensi 23/menit 25/menit 24/menit 23/menit


Nafas

PEMBAHASAN

Percobaan dilakukan kepada orang percobaan (OP) dengan berlari di tempat selama 5
menit. Sebelumnya dilakukan pengukuran pada keadaan normal, didapat denyut nadi 92/menit,
tekanan darah 110/80 mmHg, dan frekuensi nafas 23/menit. Setelah berlari, tepatnya pada
istirahat pertama didapat denyut nadi 111/menit, tekanan darah 130/90 mmHg, dan frekuensi
nafas 25/menit. Pada kondisi setelah berlari terjadi kenaikan masing-masing indikator, ini
menandakan terjadi peningkatan aktifitas fisik dimana jantung akan memenuhi kebutuhan
oksigen dengan mempercepat pemompaan darah serta pengambilan nafas oleh paru-paru (O2)
meningkat. Istirahat kedua, didapati hasil denyut nadi 98/menit, tekanan darah 125/90 mmHg,
dan frekuensi nafas 24/menit. Pada istirahat kedua mulai terjadi recovery ditandai penurunan
masing-masing indikator menuju normal. Istirahat ketiga dengan waktu tunggu paling lama
didapat denyut nadi 93/menit, tekanan darah 120/90, dan frekuensi nafas 23 menit. Pada kondisi
ini terjadi penurunan aktivitas fisik dengan masing-masing indikator yang ikut menurun menuju
kondisi normal.
Tekanan darah adalah tekanan yang terbentuk dari aliran darah dalam arteri. Tekanan
darah merupakan gaya yang ditimbulkan oleh darah terhadap dinding pembuluh dan bergantung
pada daya regang atau distensibilitas dari dinding pembuluh dan volume darah yang terkandung
(Fadhillah et al. 2020). Tekanan darah terdiri atas tekanan sistolik dan diastolik. Tekanan sistolik
adalah tekanan maksimum yang ditimbulkan pada arteri sewaktu darah diejeksi ke dalam
pembuluh darah selama periode sistole. Pada manusia, nilai rata-rata tekanan sistolik berkisar
120 mmHg. Tekanan diastolik adalah tekanan minimum di dalam arteri ketika darah mengalir
keluar menuju ke pembuluh darah yang lebih kecil sewaktu diastol. Manusia memiliki nilai
rata-rata tekanan diastolik sebesar 80 mmHg (Hepilita dan Mariati 2020).
Frekuensi denyut nadi manusia dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu usia, jenis
kelamin, berat badan dan aktivitas tubuh (Purwaningsih 2016). Kebutuhan tubuh akan darah
kaya oksigen semakin tinggi apabila terjadi peningkatan aktivitas fisik sehingga jantung akan
memenuhi kebutuhan oksigen dengan mempercepat kemampuan pompa darah keseluruh tubuh
yang akan berakibat pada peningkatan denyut jantung. Denyut jantung normal dalam keadaan
istirahat adalah sebesar 60-100 kali/menit (Hermawan et al. 2012). Berdasarkan percobaan yang
telah dilakukan, denyut nadi meningkat saat melakukan aktivitas fisik dan turun kembali saat
istirahat.
Frekuensi napas adalah jumlah napas yang dihitung dari inhalasi hingga hembusan napas
pada makhluk hidup dalam satuan napas per menit. Frekuensi napas adalah salah satu parameter
proses pernapasan, yang menunjukkan keadaan fungsional umum tubuh manusia. Tingkat
pernapasan orang dewasa normal dan sehat bervariasi dari 12 hingga 20 per menit (Ikhsan dan
Harmadi 2019). Banyak faktor yang mempengaruhi pernapasan. Jumlah per menit mungkin
berbeda dalam kondisi sebelum dan sesudah latihan. Dalam kondisi normal, terlepas dari apakah
seseorang berolahraga atau tidak, laju pernapasan akan normal. Kecuali untuk keadaan individu
tertentu. Faktor yang mempengaruhi peningkatan ventilasi paru dalam semenit adalah kedalaman
pernafasan dan kecepatan pernafasan. Frekuensi napas seseorang yang melakukan olah raga dan
olah raga berat dapat meningkat hingga 35-5 kali per menit (Simarmata et al. 2016).
Menurut Ikawati (2016), bernapas adalah perpindahan oksigen (O2) dari udara menuju
sel-sel tubuh dan keluarnya (CO2) dari sel-sel menuju udara bebas. Masuknya O2 dan keluarnya
CO2 dibutuhkan untuk menjalankan fungsi normal sel-sel tubuh. Kebutuhan oksigen (O2) sangat
berperan dalam proses metabolisme tubuh. Kebutuhan oksigen (O2) dalam tubuh harus
terpenuhi, apabila kebutuhan oksigen (O2) dalam tubuh berkurang maka akan terjadi kerusakan
pada jaringan otak dan bila hal tersebut berlangsung lama akan terjadi kematian. Sistem yang
berperan dalam proses pemenuhan kebutuhan oksigen adalah sistem pernafasan.
Frekuensi pernapasan seseorang adalah jumlah napas yang diambil per menit. Frekuensi
pernapasan normal untuk orang dewasa saat istirahat adalah 12 hingga 20 kali per menit.
Frekuensi pernapasan di bawah 12 atau lebih dari 25 napas per menit saat istirahat dianggap
abnormal. Frekuensi pernapasan abnormal salah satunya diinterpretasikan melalui sesak nafas
dan penurunan saturasi oksigen dalam tubuh.

SIMPULAN
Ketahanan jasmani adalah kemampuan yang menitikberatkan pada fungsi-fungsi
fisiologis meliputi kemampuan jantung, pembuluh darah, paru, dan kerja otot yang berfungsi
pada efisiensi yang optimal. Komponen ketahanan jasmani yang dapat diukur adalah ketahanan
kardiovaskuler, ketahanan alat pernafasan, kekuatan dan kelenturan otot yang merupakan bagian
dari fungsi faal tubuh.
DAFTAR PUSTAKA

Fadlilah S, Rahil NH, Lanni F. 2020. Analisis faktor yang mempengaruhi tekanan darah dan
saturasi oksigen perifer (Spo2). Jurnal Kesehatan Kusuma Husada. 11(1): 21–30.

Hepilita Y, Mariati LH. 2020. Deteksi dini tingkat tekanan darah pada perokok usia muda. Jurnal
Ilmu Kesehatan. 9(1): 40–50.

Hermawan L, Subiyono HD, Rahayu S. 2012. Pengaruh pemberian asupan cairan (air) terhadap
profil denyut jantung pada aktivitas aerobik. Journal of Sport Science and
Fitness.1(2): 14-21.

Ikawati Z. 2016. Penatalaksanaan Terapi Penyakit Sistem Pernapasan. Yogyakarta: Bursa Ilmu.

Ikhsan LS, Harmadi H. 2019. Rancang bangun alat ukur frekuensi pernapasan manusia berbasis
sensor serat optik. Jurnal Fisika Unand. 8(4): 301–307.

Kuntaraf KL, Kuntaraf J. 2009. Olahraga Sumber Kesehatan. Bandung (ID): Percetakan Advent
Indonesia.

Komaini, A. 2017. Profil tingkat kesegaran jasmani karyawan fakultas ilmu keolahragaan
Universitas Negeri Padang. Jurnal Sporta Saintika. 199–207.

Permaesih D, Rosmalina Y. 2004. Gambaran kesegaran jasmani pada remaja laki-laki dengan
anemia. Gizi Indonesia. 27(2): 88–93.

Purwaningsih R, Aisyah A. 2016. Analisis pengaruh temperatur lingkungan, berat badan dan
tingkat beban kerja terhadap denyut nadi pekerja ground handling bandara. TI
Undip: Jurnal Teknik Industri. 11(1): 15–20.

Sandi IN. 2016. Pengaruh latihan fisik terhadap frekuensi denyut nadi. Journal Sport and
Fitness. 4(2): 1–6.

Simarmata TF, Meldawati, Riau W, 2016. Perbandingan frekuensi pernapasan sebelum dan
sesudah step exercise berdasarkan indeks massa tubuh pada siswa/i kelas xii
sman 5 medan tahun ajaran 2015-2016. Jurnal Kedokteran Methodist. 9 (1): 8–13

Sukamto. 2017. Pengaruh lingkungan kerja fisik dan non fisik terhadap kinerja pegawai pada
badan ketahanan pangan dan pelaksana penyuluhan daerah Kota Samarinda.
Jurnal Paradigma (JP). 2(2): 340–350.

You might also like