You are on page 1of 15

LAPORAN PRAKTIKUM BOTANI FARMASI DAN FARMAKOGNOSI

PRAKTIKUM III

JARINGAN TANAMAN

( PENGANGKUT, PARENKIM, SKLERENKIM, KOLENKIM )

Disusun oleh :

Adinda Okta Viyanti ( 221021064 )


Ni Putu Trisna Gayatri ( 221021065 )
Ni Komang Rara Mayunyasa ( 221021066 )
Ni Nyoman Sri Savitri J D C ( 221021067 )

PROGRAM STUDI FARMASI KLINIS

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS BALI INTERNASIONAL

DENPASAR

2023
I. TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengamati dan mengidentifikasi bentuk, struktur, susunan, tipe dan letak
jaringan pengangkut khususnya xylem dan floem, parenkim, sklerenkim dan kolenkim
pada berbagai organ tumbuhan.

II. DASAR TEORI


2.1 JARINGAN PENGANGKUT
Jaringan pengangkut merupakan jaringan yang berguna untuk transportasi hasil
fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tumbuhan serta mengangkut air dan garam
mineral dari akar ke daun. Jaringan pengangkut terdiri dari xylem dan floem. Xylem
atau pembuluh kayu merupakan sel yang disusun atas trakeid, trakea dan parenkim
xylem yang berfungsi untuk mengangkut air dan unsur hara dari akar ke daun.
Sedangkan floem atau pembuluh tapis merupakan sel yang disusun atas sel hidup,
berdinding selulosa dan dindingnya melintang yang berfungsi untuk transportasi
hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tumbuhan. Dan pada samping floem
terdapat sel pengiring ( Sudjadi, 2004 ). Xylem dan floem merupakan dua jaringan
kompleks yang paling penting pada tumbuhan yang berfungsi dalam transportasi air,
ion-ion dan glukosa pada tumbuhan. Beberapa jaringan kompleks yang dihasilkan
meristem apical tetapi pada umumnya jaringan kompleks pada tumbuhan berkayu
dihasilkan oleh cambium vascular ( Evert, 2006 ).

Pada dasarnya xylem merupakan jaringan kompleks karena terdiri dari beberapa
tipe sel yang berbeda, baik yang hidup maupun tidak hidup. Penyusun utamanya
adalah trakeid dan trakea sebagai saluran transpor dan penyokong. Xylem juga dapat
mempunyai serabut sklerenkim sebagai jaringan penguat, serta sel-sel parenkim
yang hidup dan berfungsi dalam berbagai kegiatan metabolisme. Pada awalnya
xylem merupakan hasil aktivitas meristem apikal lewat pembentukan prokambium.
Xylem yang terbentuk dari prokambium dinamakan xylem primer. Bila tumbuhan
ini setelah pertumbuhan primernya lengkap, kemudian membentuk jaringan
sekunder sebagai hasil aktivitas kambium, maka xylem yang terbentuk itu
dinamakan xylem sekunder. Meskipun xylem primer dan xylem sekunder itu tidak
berbeda bentuknya, tetapi keduanya akan berbaur pada pertumbuhan selanjutnya,
bila xylem primer diamati secara seksama akan ditemukan perbedaan
perkembangan dan struktur xylem yang dibentuk pertama kali (protoxylem) dengan
xylem yang dibentuk kemudian (metaxylem). Protoxylem menduduki tempat yang
khas dalam struktur jaringan pengangkut primer. Jaringan pengangkut pada
tumbuhan tingkat tinggi terdiri dari xylem dan floem ( Dwijeseputro, 1984 ).
Xylem terdiri unsur-unsur yaitu :
a. Trakeid dan trakea, trakeid merupakan unsur xylem yang lebih primitif
dibanding trakea karena tumbuhan anggota pteridophyta, gymnospermae dan
spermatophyte mempunyai trakeid. Trakea dianggap berasal dari trakeid.
Keduanya dalam keadaan dewasa berbentuk bulat panjang, berdinding sekunder
terdiri dari lignin dan tidak mengandung kloroplas.
b. Serabut xylem tersusun dari sel-sel yang mempunyai dinding lebih tebal. Kita
mengenal adanya serat trakeid dan serat libriform. Serat trakeid mempunyai
noktah-noktah terlindung yang lebih tereduksi, sedangkan serat libiform
mempunyai noktah-noktah yang sederhana dan berfungsi sebagai jaringan
mekanik di dalam kayu.
c. Parenkim xylem, sel-sel parenkim merupakan komponen umum dari xylem pada
kebanyakan tanaman. Sel-sel parenkim xylem bisa berdinding tebal, sedangkan
kayu sekunder sering kali berdinding lignin tebal. Parenkim kayu berfungsi
sebagai cadangan makanan (Sutarmi, 1984).

Floem merupakan jaringan pengangkut yang berfungsi mengangkut dan


mendistribusikan zat-zat makanan hasil fotosintesis dari daun ke bagian tumbuhan
yang lain. Floem tersusun dari berbagai macam bentuk sel-sel yang bersifat hidup
dan mati. Unsur-unsur floem meliputi :

a. Unsur-unsur tapis. Ciri khas dari unsur tapis adalah adanya daerah tapis di
dindingnya dan inti hilang dari protoplas. Daerah tapis diartikan sebagai
daerah noktah yang termodifikasi dan tampak sebagai daerah cekung di
dinding yang berpori-pori. Pori-pori tersebut dilalui oleh plasmodesmata
yang menghubungan dua unsur tapis yang berdampingan. Sel-sel tapis
merupakan sel panjang yang ujungnya meruncing di bidang tangensial dan
membulat di bidang radial. Dindng lateral banyak mengandung daerah tapis
yang berpori. Pada komponen bulu tapis, dinding ujungnya saling
berdekatan dengan dinding ujung sel di bawahnya atau di atas sehingga
membentuk deretan sel-sel memanjang yang disebut pembuluh tapis.
b. Sel pengiring berhubungan erat dengan pembuluh tapis. Sel-sel pengiring
biasanya merupakan untaian atau deretan yang menyerupai sel parenkim
dengan sel-sel yang bersifat hidup. Sel pengiring diduga berperan dalam
keluar masuknya zat-zat makanan melalui pembuluh tapis.
c. Sel albumin merupakan sel-sel jari-jari empulur dan sel-sel parenkim buluh
tapis yang mengadung banyak zat putih telur dan terletak dekat dengan sel-
sel tapis pada tumbuhan Gymnospermae. Diduga sel-sel albumin
mempunyai fungsi serupa dengan sel pengiring.
d. Serat-serat floem. Pada floem primer, serat terdapat di bagian jaringan
sebelah luar yang awalnya berkelompok membentuk suatu klaster atau masa
kemudian dalam perkembangannya akan menjadi homogeny, sedangkan
pada floem sekunder letak serat mengikuti berbagai pola. Serat dewasa dapat
bersifat hidup maupun mati. Serat hidup dapat juga berfungsi sebagai tempat
penyimanan cadangan makanan.
e. Parenkim floem merupakan jaringan parenkim biasa yang terletak di bagian
buluh tapis, merupakan sel hidup yang berfungsi sebagai tempat penyimpan
zat-zat tepung, lemak, dan zat-zat organik lainnya ( Nugroho dkk, 2012 ).

Pada penampang melintang, ikatan pembuluh dapat dibedakan menjadi


beberapa macam, yaitu sebagai berikut.

a. Ikatan pembuluh kolateral: floem bertempat di sebelah luar xylem.Ikatan


pembuluh ini paling sering ditemukan. Tipe ini dapat dibedakan lagi menjadi
:
 Kolateral tertutup yaitu antara pembuluh xylem dan pembuluh floem
tidak terdapat kambium. Dalam hal ini parenkim berfungsi sebagai
penghubung antara keduanya. Berkas pengangkut tipe kolateral
tertutup terdapat pada tumbuhan monokotil. Tidak jarang pula berkas
pengangkut letaknya dikelilingi oleh jaringan sklerenkim.
 Tipe kolateral terbuka. Kekhususan yang utama pada kolateral
terbuka ialah terdapatnya kambium dalam berkas ini, yang berfungsi
sebagai jaringan penghubung antara floem dan xylem. Selain itu
dapat berperan demikian besar dalam membentuk pembuluh floem
ke arah luar dan membentuk pembuluh xylem sekunder ke arah
dalam. Berkas pengangkut tipe kolateral terbuka terdapat pada
tumbuhan dikotil. Kambium dalam batang pada penampang
melintang biasanya merupakan lingkaran yang kontinyu, dan
selanjutnya kita kenal sebagai kambium vasikular, yaitu cambium
yang terletak dalam berkas pengangkut dan kambium intravasikuler
yaitu kambium yang terletak di luar berkas pengangkut (Wayan
Ningsih, 2016).
b. Ikatan pembuluh bikolateral tersusun seperti kolateral namun terdapat floem
di sebelah dalam xylem sehingga ada floem eksternal dan floem internal.
Ikatan pembuluh seperti ini ditemukan pada beberapa familia seperti
Curcubitacea dan Solanaceae.
c. Ikatan pembuluh konsentris amfikibral yaitu floem mengelilingi xylem.
Ikatan pembuluh amfikibral sering terdapat pada paku dan juga terdapat
sebagai ikatan pembuluh kecil pada bunga, buah, dan biji Angiospermae.
d. Ikatan pembuluh konsentris amfivasal yaitu xylem mengelilingi floem,
ditemukan pada beberapa dikotil, seperti pada ikatan pembuluh medulla
pada Begonia dan monokotil seperti Liliaceae.
e. Ikatan pembuluh radial. Pada akar, letak berkas xylem bergantian dan
berdampingan dengan berkas floem. Susunan seperti itu disebut susunan
radial (Hidayat, 1995).
2.2 PARENKIM
Jaringan parenkim (jaringan dasar) adalah suatu jaringan yang terbentuk dari sel-sel
hidup dengan struktur morfologi dan juga fisiologi yang bervariasi dan masih
melakukan segala kegiatan proses fisiologi. Walaupun struktur morfologi dan
fisiologinya bermacam-macam, namun pada umumnya dapat dinyatakan bahwa
parenkim memiliki sifat -sifat yang sama (Kartasapoetra,1991).
Jaringan parenkim biasa disebut sebagai ground tissue atau jaringan dasar, yang
berarti bahwa pada hampir setiap bagian tumbuhan akan terdapat jaringan parenkim
ini sebagai jaringan dasar, dimana jaringan-jaringan lain terdapat di dalamnya.
Secara filogenetis, jaringan parenkim dapat dianggap sebagai jaringan-jaringan pada
tumbuhan yang tersusunnya merupakan pemula. Sebab kalau kita perhatikan
tumbuhan yang primitif, pada tubuhnya hanya terdiri dari sel-sel parenkim. Jadi
sesuai dengan pengertian parenkim diatas sebagai jaringan dasar (jaringan pemula),
demikian juga anggapan bahwa jaringan-jaringan dewasa ada tumbuhan tingkat
tinggi berasal dari jaringan parenkim tersebut (Syamsuni, 2009).
Parenkim tergolong jaringan sederhana. Sel parenkim hidup, berdiameter kira-kira
sama sehingga sel berbentuk membulat pada tampang melintangnya, berdinding
tipis, mempunyai protoplas, berkemampuan membelah. Pada banyak tumbuhan
parenkim merupakan penyusun sebagian besar organnya, misalnya empulur mesofil
daun, dan daging buah terutama terdiri atas parenkim. Daerah korteks dan perisikel
seluruhnya atau sebagian besar tersusun dari parenkim, demikian pula halnya di
bagian floem dan xylem (Setjo dkk, 2004).
Menurut (Kartasapoetra, 1991), jaringan parenkim terletak hampir semua organ
tumbuhan seperti:
a. Pada batang dan akar.
b. Pada empelur batang.
c. Dalam daun (mesofil).
d. Daging buah.
e. Pada endosperma (jaringan sel yang menyimpan cadangan makanan).

2.3 SKLERENKIM

Sklerenkim merupakan jaringan penguat / pelindung mekanik Jaringan ini


terdiri dari sel hidup atau sudah mati, bersifat elastis/kenyal, dinding sel merupakan
dinding sekunder yang tersusun dari lignin yang tebal, sehingga dapat membentuk
noktah sederhana yang bercabang. Jaringan ini terdapat pada organ tumbuhan yang
telah dewasa. Jaringan ini berasal dari meristem primer atau dari
parenkim.(Mulyani, Sri. 2006). Sklerenkim terdiri dari serabut dan sklereid. Serabut
berasal dari meristem primer, bentuk sel panjang dengan ujung runcing. Sel dapat
berupa sel tunggal atau berkelompok. Jika terdapat dalam xylem disebut serabut
xilar sedangkan jika diluar xylem disebut serabut ekstra xilar. Adapun ciri-ciri dari
sel penyusun sklerenkim, yaitu :

1. Jaringan sklerenkim terdiri dari sel-sel mati.


2. Dinding sel sklerenkim sangat tebal, kuat serta mengandung lignin.
3. Sel bersifat elastis.
4. Memiliki bentuk, struktur dan asal sek yang bervariasi.

Serabut sklerenkim merupakan sel-sel panjang dan sempit yang berujung


runcing. Berdasarkan asal pembentukannya, serabut sklerenkim berasal dari
sel-sel meristem dan sering dijumpai pada jaringan pembuluh. Berdasarkan
letaknya, serabut sklerenkim dibagi menjadi : Serabut xiler (serabut kayu)
terdapat pada jaringan xilem dan menjadi komponen utama penyusun kayu.
Serabut extraxiler (serabut kulit kayu ) merupakan serabut sklerenkim yang
terletak diluar jaringan serabut xiler. (Anonim, 2010).

2.4 KOLENKIM
Kolenkim merupakan sebuah jaringan permanen yang sederhana. Tersusun atas sel
memanjang aksial dengan dinding sel yang tidak sama dan menebal. Jaringan ini
kadang berkaitan dengan bundel pembuluh angkut. Pada umumnya, jaringan ini
terletak pada hipodermis. Kolenkim hanya bisa memberikan kekuatan mekanis bagi
tumbuhan. Terutama saat sel-sel tumbuhan dalam keadaan bombastis. Selain itu,
kolenkim juga memiliki inti yang menonjol dengan organel sel. Dengan kata lain,
jaringan ini berspesialisasi untuk mendukung kerangka tumbuhan. Memiliki ukuran
hingga 1,5 milimeter dengan diameter 40-50 mikrometer. Jaringan ini terbentuk oleh
sel hidup yang tumbuh meregang, yang bisa mencegah pertumbuhan penuh pada
batang (Wahyu, 2017).
Adapun ciri-ciri jaringan kolenkim pada tumbuhan, yaitu:
1. Dinding Sel
Jika melihat dari dinding selnya, jaringan kolenkim tidak mengandung lignin.
2. Sel Jaringan
Beberapa dari sel jaringan milik kolenkim memiliki kloroplas.
3. Memiliki Vakuola
Jaringan kolenkim memiliki vakuola dengan ukuran yang cukup besar dan
menonjol, hal ini karena vakuola menyimpan isi berupa sekreteori.
4. Bentuk
Ciri jaringan kolenkim juga bisa dari segi bentuknya.
5. Terdapat pada tumbuhan muda
Untuk memukan jaringan kolenkim ini biasanya terdapat pada tumbuhan yang
memiliki usia muda.
(Wahyu, 2017).

III. ALAT DAN BAHAN


3.1 ALAT
1. Mikroskop
2. Objek glass
3. Cover glass
4. Pipet tetes
5. Silet
6. Tisu
7. Alat tulis
8. Pewarna
9. Pinset
3.2 BAHAN
1. Aquadest
2. Batang Kembang Sepatu
3. Batang Jagung
4. Batang Seledri
5. Batang Bayam

IV. CARA KERJA

Iris melintang batang kembang sepatu, batang jagung,


batang seledri dan batang bayam secara melintang
dengan sangat tipis

Irisan batang letakkan di objek glass

Teteskan aquadest

Tutup dengan cover glass, lap kelebihan aquadest


dengan tisu

Letakkan preparate di bawah mikroskop pada


pembesaran yang sesuai

Amati dan dokumentasi


V. LEMBAR PENGAMATAN
VI. PEMBAHASAN
Berdasarkan Pengamatan dari praktikum mengenai jaringan tanaman
(jaringan pengangkut, parenkim, sklerenkim, kolenkim) dapat diketahui mengenai
jaringan pengangkut, parenkim, sklerenkim dan kolenkim pada batang kembang sepatu,
batang jagung, batang seledri dan batang bayam.

Jaringan pengangkut merupakan jaringan yang berguna untuk transportasi hasil


fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tumbuhan serta mengangkut air dan garam
mineral dari akar ke daun. Jaringan pengangkut terdiri dari xylem dan floem. Xylem
atau pembuluh kayu merupakan sel yang disusun atas trakeid, trakea dan parenkim
xylem yang berfungsi untuk mengangkut air dan unsur hara dari akar ke daun.
Sedangkan floem atau pembuluh tapis merupakan sel yang disusun atas sel hidup,
berdinding selulosa dan dindingnya melintang yang berfungsi untuk transportasi hasil
fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tumbuhan. Dan pada samping floem terdapat
sel pengiring. Xylem dan floem merupakan dua jaringan kompleks yang paling penting
pada tumbuhan yang berfungsi dalam transportasi air, ion-ion dan glukosa pada
tumbuhan. Beberapa jaringan kompleks yang dihasilkan meristem apical tetapi pada
umumnya jaringan kompleks pada tumbuhan berkayu dihasilkan oleh cambium
vascular.
Jaringan parenkim (jaringan dasar) adalah suatu jaringan yang terbentuk dari
sel-sel hidup dengan struktur morfologi dan juga fisiologi yang bervariasi dan masih
melakukan segala kegiatan proses fisiologi. Walaupun struktur morfologi dan
fisiologinya bermacam-macam, namun pada umumnya dapat dinyatakan bahwa
parenkim memiliki sifat -sifat yang sama. Jaringan parenkim biasa disebut sebagai
ground tissue atau jaringan dasar, yang berarti bahwa pada hampir setiap bagian
tumbuhan akan terdapat jaringan parenkim ini sebagai jaringan dasar, dimana jaringan-
jaringan lain terdapat di dalamnya. Secara filogenetis, jaringan parenkim dapat
dianggap sebagai jaringan-jaringan pada tumbuhan yang tersusunnya merupakan
pemula. Sebab kalau kita perhatikan tumbuhan yang primitif, pada tubuhnya hanya
terdiri dari sel-sel parenkim. Jadi sesuai dengan pengertian parenkim diatas sebagai
jaringan dasar (jaringan pemula), demikian juga anggapan bahwa jaringan-jaringan
dewasa ada tumbuhan tingkat tinggi berasal dari jaringan parenkim tersebut .
Sklerenkim merupakan jaringan penguat / pelindung mekanik Jaringan ini terdiri
dari sel hidup atau sudah mati, bersifat elastis/kenyal, dinding sel merupakan dinding
sekunder yang tersusun dari lignin yang tebal, sehingga dapat membentuk noktah
sederhana yang bercabang. Jaringan ini terdapat pada organ tumbuhan yang telah
dewasa. Jaringan ini berasal dari meristem primer atau dari parenkim. Sklerenkim terdiri
dari serabut dan sklereid. Serabut berasal dari meristem primer, bentuk sel panjang
dengan ujung runcing. Sel dapat berupa sel tunggal atau berkelompok. Jika terdapat
dalam xylem disebut serabut xilar sedangkan jika diluar xylem disebut serabut ekstra
xilar.
Kolenkim merupakan sebuah jaringan permanen yang sederhana. Tersusun atas sel
memanjang aksial dengan dinding sel yang tidak sama dan menebal. Jaringan ini kadang
berkaitan dengan bundel pembuluh angkut. Pada umumnya, jaringan ini terletak pada
hipodermis. Kolenkim hanya bisa memberikan kekuatan mekanis bagi tumbuhan.
Terutama saat sel-sel tumbuhan dalam keadaan bombastis. Selain itu, kolenkim juga
memiliki inti yang menonjol dengan organel sel. Dengan kata lain, jaringan ini
berspesialisasi untuk mendukung kerangka tumbuhan. Memiliki ukuran hingga 1,5
milimeter dengan diameter 40-50 mikrometer. Jaringan ini terbentuk oleh sel hidup
yang tumbuh meregang, yang bisa mencegah pertumbuhan penuh pada batang.

1. Pengamatan Batang Bunga Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis)


Pada pengamatan sayatan tipis batang bunga sepatu dengan perbesaran 10x10
dapat terlihat epidermis, korteks, floem, cambium, xylem dan empulur. Batang
bunga sepatu ini termasuk batang dikotil dan mempunyai berkas pembuluh tipe
kolateral terbuka dan berkas pengangkutnya berada teratur di dalam lingkaran.
Epidermis pada batang adalah sel hidup yang mampu bermitosis, ini adalah upaya
memperluas permukaan apabila terjadi tekanandari dalam akibat pertumbuhan
sekunder. Kotrteks adalah kawasan di antara epidermis dan silinder pembuluh paling
luar, korteks batang terdiri dari batang parenkim yang berada berisi kloroplas. Ditepi
luar sering terdapat kolenkim dan sklerenkim. Batas antara korteks dan daerah
pembuluh atau pengangkut tidak jelas karena sering tidak ditemukan endodermis
apalagi pada batang yang masih muda.Pada tipe ini, floem dan xylem
berdampingan.
Terdapat dua tipe, yaitu kolateral tertutup yang biasanya terdapat pada ikatan
pembuluh batang monokotil dan kolateral terbuka yang biasa terdapat pada ikatan
pembuluh dikotil. Empulur biasanya terdiri dari parenkim yang dapat mengandung
kloroplas. gian tengah terdiri dari empulur dapat rusak diwaktu pertumbuhan, sering
hal terjadi dibagian daerah ruas, sementara didaerah buku empulur utuh.
2. Pengamatan Batang Jagung (Zea mays)
Pada pengamatan sayatan tipis batang jagung dengan perbesaran 10x10 dapat
terlihat epidermis, korteks, floem dan xylem. Batang jagung termasuk batang
monokotil dan termasuk mempunyai berkas pembuluh tipe kolateral tertutup dan
berkas pengangkutnya terletas tersebar. Kekhususan yang utama pada kolateral
tertutup ialah diantara pembuluh kayu dan pembuluh tapis tidak terdapat cambium.
Parenkim berfungsi sebagai penghubung diantara keduanya. Tiada jarang pula
berks pengangkut ini terletak dikelilingi oleh jaringan sklerenkim oleh karenanya
disebut seludang sklerenkim.
3. Batang seledri (Apium graveolens )
Berdasarkan hasil pengamatan yang kami lakukan pada batang seledri ini adalah
pada bagian sel kolenkim. Umumnya kolenkim terbentuk dibawah epidermis, dan
sel-sel kolenkim pada batang seledri inipun juga demikian. Berdasarkan dari cara
penebalan dinding selnya sel kolenkim pada batang seledri merupakan kolenkim
tipe angular (menyudut) yaitupenebalan dinding yang terdapat pada sudut sel dan
memanjang mengikutisumbu sel. Pada penampang melintangnya penebalan tersebut
terlihat di sudutsel tempat bertemunya tiga atau lebih sel.Kolenkim berasal dari sel-
sel memanjang serupa prokambium yangterbentuk pada awal diferensiasi jaringan
dasar. Jaringan ini berfungsi sebagaipenguat pada organ muda mupun tua. Kolenkim
pada umumnya terletak dibagian perifer batang, tangkai daun, tangkai bunga, ibu
tulang daun dan jarangdijumpai pada akar. Sel-sel kolenkim dindingnya dapat
menebal dengan ligninsehingga menyerupai sklerenkim. Kolenkim berkembang
dari sel-selmemanjang yang mirip prokambium yang terbentuk pada awal
differensiasi jaringan dasar. Sel-sel kolenkim bersifat hidup, dinding selnya
mengandungselulosa, pectin dan hemiselulosa.
4. Pengamatan Batang Bayam (Amaranthus sp)
Pada pengamatan sayatan tipis batang bayam dengan menggunakan perbesaran
10x10, dapat terlihat epidermis, korteks, floem, cambium, xylem dan empulur.
Batang bayam ini termasuk batang dikotil. Karena salah satu fungsi epidermis
adalah untuk melindungi jaringan dibawahnya. Pada batang yang mengalami
pertumbuhan sekunder, lapisan epidermis digantikan oleh lapisan gabus yang
dibentuk dari cambium gabus. . Epidermis pada batang adalah sel hidup yang
mampu bermitosis, hal ini penting dalam upaya memperluas permukaan apabila
terjadi tekanan dari dalam akibat pertumbuhan sekunder. Korteks adalah kawasan
dimana antara epidermis dan sel silinder pembuluh paling luar, korteks batang
terdiri dari parenkim yang berisi kloroplas. Ditepi luar sering terdapat kolenkim dan
sklerenkim. Batas antara korteks dan daerah pembuluh atau pengangkut tidak jelas
karena sering tidakditemukan endodermis apalagi pada batang yang masih muda.
Tipe berkas pengangkut pada batang bayam yaitu kolateral terbuka, yaitu xylem
dan floem dipisahkan oleh kambium.

VII. KESIMPULAN
Dari praktikum yang dilakukan mengenai identifikasi mikroskopik jaringan
tanaman pengangkut, parenkim, sklerenkim dan kolenkim, dapat disimpulkan
bahwa Jaringan pengangkut merupakan jaringan pada tumbuhan yang memiliki
peran untuk mengangkut ait, nutrisi, zat hara dan zat-zat lainnya ke seluruh bagian
tumbuhan. Terdapat dua jenis dari jaringan pengangkut, yaitu xylem dan floem.
Xilem merupakan jaringan pengangkut air dan mineral dari akar ke daun dan
sebagai pendukung struktural tumbuhan, sedangkan floem berperan dalam
mendistribusikan hasil fotosintesis ke seluruh tumbuhan. Pada batang, berkas
pengangkut banyak memiliki tipe-tipe yaitu kolateral terbuka, kolateral tertutup,
bikolateral,kosentris amfibikral, kosentris amphivasal dan radial. Pada pengamatan
batang jagung (Zea mays) berkas pengangkutnya bertipe kolateral tertutup. Pada
pengamatan batang bunga sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) berkas pengangkutnya
bertipe kolateral terbuka.Pada pengamatan batang bayam (Amaranthus sp) berkas
pengangkutnya bertipe kolateral terbukaTerdapat pula jaringan penyokong pada
tumbuhan, yaitu parenkim, sklerenkim dan kolenkim. Parenkim berperan dalam
penyimpanan, metabolisme dan transportasi zat-zat dalam tumbuhan. Sklerenkim
yang memiliki dinding sel yang keras berfungsi untuk menopang struktural
tumbuhan. Kolenkim berperan sebagai penopang juga yang bersifat lebih elastis.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Jaringan Sklerenkim dan Jaringan Kolenkim. Bandung. Edukasi belajar.
Dwijeseputro. 1984. Pengantar Fisiologu Tumbuhan. Jakarta : Gramedia
Evert, R. F. 2006. Esau's Plant Anatomy. New Jersey : John Wiley & Sons, Inc.,
Publication
Hidayat, E. B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung : Penerbit ITB
Kartasapoetra, A. G. 1991. Pengantar Anatomi Tumbuh-Tumbuhan (Tentang Sel dan
Jaringan). Jakarta : PT Rineka Cipta
Lazuardi, Wahyu. 2017. Struktur dan Fungsi Jaringan Pada Tumbuhan. Solo: Azka
Pressindo.
Mulyani, Sri. 2006. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta : Kanisius.
Nugroho, dkk. 2012. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan. Jakarta : Penebar
Swadaya
Setjo, dkk. 2004. Anatomi Tumbuhan. Malang : Universitas Negeri Malang
Sudjadi, Bagod. 2004. Biologi Sains Dalam Kehidupan. Jakarta : Yudhistira
Sutarmi, Tjitrosmositi. 1984. Botani Umum II. Bandung : Angkasa
Syamsuni. 2009. Diktat Anatomi Tumbuhan. Indramayu : Universitas Wiralodra
W. S. Ningsih. 2016. Bab II Biologi. Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta

You might also like