Professional Documents
Culture Documents
dalam Ekonomi
dan
Variabel Institusi
dalam Teori Ekonomi
Kuliah Ekonomi Kelembagaan
MPKP – FE UI
9 September 2013
Yohanna M.L. Gultom
Institusi dan Ekonomi
• Why do some countries produce so much more
output per worker than others? (Hall and Jones
1999)
Terminologi ekonomi:
• Institusi menentukan dan membatasi rangkaian
pilihan (set of choice) individu
Definisi
* Perbedaan kedua aliran pemikiran ini dapat dipelajari lebih lanjut di:
Rutherford, Malcolm. 1996. Institutions in Economics: The Old and New
Institutionalism, Cambridge University Press, Cambridge.
Program Penelitian dalam Ekonomi Kelembagaan
Ekonomi Kelembagaan Lama/OIE Ekonomi Kelembagaan Baru/NIE
1. Pemikiran Veblen & Ayres tentang 1. Property rights (Demsetz, Alchian) dan
dampak dari teknologi baru terhadap common law (Posner).
skema kelembagaan dan bagaimana 2. Public choice theory, seperti pemikiran
aturan sosial dan kelompok tentang rent seeking dan aktivitas untuk
kepentingan yang sudah ada mendistribusikan koalisi (Olson,
berusaha menolak perubahan Mueller).
tersebut. Sering dipakai untuk 3. Organisasi mencakup the agency
menganalisa struktur ekonomi modern theory (Jensen and Meckling) dan
yang menekankan pada kepentingan transaction costs (Coase, Williamson)
ekonomi dan politik dari korporasi.
4. Analisa game theory untuk memodelkan
2. Pemikiran Commorns, Samuels & perilaku dalam situasi institusi tertentu
Schmid yang melihat institusi sebagai (Shubik) atau untuk menjelaskan evolusi
hasil dari proses formal & informal dari dari institusi sosial (Schotter)
resolusi konflik). Studi mereka terkait 5. Sejarah ekonomi (Douglas North).
dengan hukum, property rights &
6. Aliran Austrian dan neo-Schumpeterian
organisasi, dan evolusi & dampaknya
yang menjelaskan berbagai bentuk
pada kekuatan hukum dan ekonomi,
perkembangan institusi dengan analisa
transaksi ekonomi dan distribusi
mekanisme invisible-hand atau kerangka
pendapatan.
evolusi (Hayek, Nelson and Winter,
Langlois).
Dikotomi dalam metodologi OIE & NIE
OIE NIE
1. Anti – formalist 1. Formalist
Menggunakan perspektif kultural & Menggunakan pendekatan abstrak &
holistik sehingga menentang matematis serta model untuk
abstraksi dalam teori membuat representasi ideal dari teori
2. Holist 2. Individualist
Bagaimana kekuatan sosial Bagaimana perilaku individu
mempengaruhi perilaku individu mempengaruhi institusi
3. Behaviorist (rule following) 3 Rational maximizer
Individu mengadopsi norma sosial Individu menyesuaikan perilakunya
yang ada & mengembangkan atas situasi & kesempatan guna
kebiasan/rutin memaksimalkan keuntungannya.
4. Evolusi & invisible hand 4. Evolusi & design
Perubahan institusi dilihat sebagai Perubahan institusi lebih dilihat
unintended consequences (result of sebagai hasil dari rasionalitas
human action but not human design) individu & pertimbangan efisiensi
5. Interventionist 5. Non interventionist
Mengkritik pasar & mengadvokasi Pro pasar & terbentuknya kontrak
perubahan institusi melalui regulasi & secara voluntary sehingga mengkritik
intervensi pemerintah. intervensi pemerintah.
Kelemahan Teori
OIE NIE
NIE (neoclassical dan Austrian) OIE mengkritisi NIE karena:
mengkritisi OIE karena:
1. Tidak adanya teori 1. Teori yang terlalu abstrak dan
2. Kecenderungan untuk formal
berargumentasi dengan 2. Mengadopsi versi individualis
terminologi yang holistik daripada yang ekstrim danreductionist
yang individualistik 3. Memandang individu sebagai
3. Menggunakan pendekatan “overly rational and overly
perilaku (behavioristic) bukannya autonomous being” yang dibatasi
kerangka teori rational choice tapi tidak dipengaruhi oleh
4. Gagal untuk menjelaskan kerangka sosial dan institutional
pentingnya perbedaan antara 4. Menggunakan kriteria
proses evolusioner dan kesejahteraan yang ortodox yang
unintended dalam institutional tidak cocok untuk menganalisa
development dengan proses institutional change
pengambilan keputusan kolektif
dalam institutional design.
4 Tingkatan Analisa Sosial
(Williamson, 2000)
Embeddedness:
Teori sosial
Institusi informal, adat, tradisi, norma, agama
• Cakupannya:
– Prinsip-prinsip pengujian teori
– Struktur eksplanasi
– Fundamental
Metodologi yang umum dipakai
dalam ilmu ekonomi mainstream:
• Pengujian epistemologi:
– Peran kritis dari bukti empiris negatif dalam pengujian
teori untuk dapat menerima atau menolak suatu teori
ekonomi (rational acceptance)
• Inductive inference
– “the theory of prediction based on observation”
– Penjelasan melalui generalisasi berdasarkan contoh
spesifik/individual
• Contoh: seluruh angsa yang di observasi putih semua
angsa putih
Poperian Dominance dalam Ekonomi:
Pendekatan Falsifikasi
• Karl Popper: perkembangan ilmu pengetahuan dapat terjadi melalui
pendekatan falsifikasi
• Prinsip falsifikasi:
1. Demarkasi: science vs. non science
2. Sebagai metodologi: bagaimana mempraktekkan science
• Poperian Mainstream dalam Metodologi Ekonomi
– Metodologi falsifikasi: “for a theory to be ‘scientific’ it must be at
least potentially falsifiable by empirical observation” (
– Refutable implication
• Kritik: Duhemian problem (Duhem-Quine Problem)
Kompleksitas dari perilaku manusia membutuhkan beberapa kondisi awal
dan strong simplifying assumptions beberapa restriksi dari asumsi ini
mungkin salah, beberapa mungkin tidak dapat difalsifikasi. Jadi walau
asumsi dan restriksi dapat diuji, pengujian menjadi sulit karena tidak
mungkin memiliki lingkungan laboratorium yang terkontrol.
“Simplifying Assumption”
dalam Ekonomi Neoklasik
• Agen ekonomi memiliki informasi yang sempurna
• Axiom 2: Reflexivity
The individual can always compare (i.e. stated his/her preference),
and the similar bundle of consumption is at least as good as itself.
• Axiom 3: Transitivity
The individual preference is internally consistent. Thus, when one say A
is preferred to B, and B is preferred to C, he/she will not say that C is
preferred to A.
Axiom dalam perilaku rational choice
dalam Ekonomi Neoklasik
• Axiom 4: Non-Satiation
If a consumption bundle X consist of at least more than one good
than X’, and no less of any other consumption bundle X’, then X is
always preferred than X’ (more is better than less)
• Axiom 5: Continuity
If an individual prefers A to B, then any closed set of consumption
bundle closed to A would also be preferred to B
1. Bounded rationality
Human behaviour that is “intendedly” rational, but only limitedly so
(Simon, 1961, p. xxiv)
2. Opportunism
Economic agents are guided by considerations of self-interest to
make allowance for strategic behavior
Bounded Rationality
Perilaku rational choice tidak realistis karena:
• Complex Situation
– Agen ekonomi tidak dapat memprediksi segala kemungkinan
pilihan yang ada
• Uncertainty
– Ketidakpastian lingkungan tidak dapat diperhitungkan
• Language
– Keterbatasan agen ekonomi dalam mengartikulasikan
pengetahuan dan perasaannya melalui kata, angka atau grafis
membatasinya untuk dapat dimengerti sepenuhnya oleh orang
lain
BOUNDED/LIMITED RATIONALITY
(Herbert Simon)
• Seorang individu tidak selalu tahu segala biaya (pay-off) dari seluruh
alternatif pilihan yang ada, dan tidak memiliki kemampuan untuk
membandingkan berbagai variasi pay-off yang ada.
• Isu:
– bagaimana seseorang bertindak rasional dalam situasi ini?
– Perilaku yang “intendedly” rasional
BOUNDED RATIONALITY…
• Agen ekonomi yang “rasional tapi terbatas” (bounded rationality):
– Akses terhadap informasi yang terbatas
– Kapasitas komputasi yang terbatas
Kesimpulan:
• Bounded/procedural/adaptive rationality:
– Ada situasi yang berulang (recurring situation)
– Ada perilaku yang teratur (behavioral regularities)
– Pilihan berdasarkan pengalaman di masa lalu
– Keterbatasan informasi dan kapasitas reasoning membuat agen
ekonomi memilih untuk mengikuti kebiasaan (follow rules)
2. Teknologi
– Peran dari perubahan teknologi terhadap kompetisi, gaya
hidup dan pemerintahan
3. Pemerintah
– Pengaruh pemerintah terhadap industri
– Pendekatan pilihan publik