You are on page 1of 5

TUGAS REFORMASI BIROKRASI

REVIEW JURNAL
REFORMASI MANAJEMEN PUBLIK DAN TEMPAT REFORMASI BIROKRASI

(REFORMASI BIROKRASI: Alwafi Ridho Subarkah,M.IP)

Oleh :
Abdul Muis:1921125

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PUBLIK

FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI

UNIVERSITAS NAHDLATUL WATHAN MATARAM TAHUN 2021/2022

1
Penulis : BHISMOKO WAHYUDIONO
Judul :REFORMASI MANAJEMEN PUBLIK DAN TEMPAT REFORMASI BIROKRASI
Tahun Terbit : 11 september 2018
Artikel : Reformasi birokrasi

Menurut Weber (1947), birokrasi didasarkan pada hubungan antara kewenangan,


menempatkandan mengangkat pegawai bawahan dengan menentukan tugas dan kewajiban di
mana perintahdilakukan secara tertulis, ada pengaturan mengenai hubungan kewenangan, dan
promosikepegawaian atas aturan-aturan tertentu. Weber pun megatakan ada beberapa tipe ideal
birokrasiyaitu:
1. tugas pejabat diorganisisr atas dasar aturan yang berkesinambungan
2. tugas tersebutdibagi atas bidang-bidang yang berbeda sesuai dengan fungsinya dibidang
yang kompeten dandilengkapi dengan syarat otoritas dan sanksi
3. jabatan tersusun secara hirarkis dan disertairincian hak-hak kontrol dan pengaduan
4. aturan yang sesuai dengan pekerjaan diarahkandengan baik secara teknis sesuai dengan
aturan dan norma
5. anggota sebagai sumber dayaorganisasi berbeda atau terpisah dengan anggota sebagai
individu pribadi
6. pemegang jabatantidaklah sama dengan pemegang jabatannya
7. administrasi di dasarkan pada dokumen tertulisdan hal ini membuat kantor menjadi ousat
organisasi modern
8. sistem otoritas legal dapatmengambil banyak bentuk tetapi harus melihat bentuk aslinya,
sistem tersebut tetap terletakdalam suatu staf administrasi birokratik (Weber, 1947:330).
Namun, pada tahun 1963, birokrasimenurut Max Weber mulai diragukan sehingga timbul
berbagai kritik dan pertanyaan apakahmodel birokrasi tersebut dapat memenuhi berbagai
persyaratan dalam manajemen sektor publik.setelah model birokrasi menurut Marx Weber
banyak di kritik, muncul pendapat dari Niskaten(1971) bahwa birokrasi didasarkan pada teori
mengenai pasar untuk layanan publik yang didanaioleh pemerintah dan meletakkan lebih banyak

2
dasar untuk reformasi pada sektor publik.pada tahun 1980-an hingga 1990-an reformasi sektor
publik mulai bergerak lebih cepat.
Banyak beberapa contoh negara di dunia yang melakukan reformasi pada tahun 1980-
1990 seperti:Inggris, Swedia, Autralia, dan Asia. Inggris melakukan reformasi ditandai dengan
adanya restrukturisasi peran pemerintah pusat dan pemerintah lokal untuk melakukan privatisasi
yang bertujuan untuk menangani masalah korupsi dan efisiensi. Reformasi administrasi bukan
hanya berkonsentrasi pada perubahan organisasi dan prosedur administrasi yang berskala kecil,
namun lebih pada perubahan yang utama atau perubahan yang mendasar, dengan hal tersebut
makareformasi administrasi akan lebih efektif apabila dilakukan dengan desain yang tepat dan
juga pertimbangan lingkungan atau kondisi yang ada (Dror:1971).
Menurut Kettl (2005), gerakan reformasi sektor publik, berfokus pada dua masalah
yaitukebijakan dan administrasi. Pada masalah kebijakan reformasi berakar pada nilai nilai
politiksedangkan, masalah administrasi terjadinya reformasi dilakukan untuk meningkatkan
efisiensidan efektivitas. Selain itu reformasi pada akhirnya memberikan dampak perubahan
kebijakandengan tujuan meningkatkan kinerja birokrasi di masyarakat (Kettle, 20015). Dan
reformasisektor publiklah mencerminkan perubahan dalam kebijakan administratif, bertujuan
untukmeningkatkan kinerja birokrasi publik (Pollitt & Boukcaert, 2004).
Reformasi mencakup sektor swasta sebagai bagia dari tiga komponen sektor publik yaitu
 intiyang mencakup public atau civil service
 bagian luar mencakup anggaran
 bagianterluar mencakup pemerintah lokal (Halligan, 1997:19).
Reformasi berfokus pada “intrasektor”dan “inter sektor”. Meskipun reformasi dominan
dalam kategori intrasektor utama. reformasibirokrasi tidak hanya penerapan prinsip-prinsip
sektor swasta, di sektor publik, tapi jugapendekatan lain dan reformasi akan diselenggarakan
secara demokratis. reformasi birokrasimemiliki fokus pada intrasektor tapi terkadang reformasi
birokrasi juga dapat terjadi padaintersektor dengan adanya desentralisasi. Di Indonesia, upaya
untuk mewujudkan reformasi birokrasi pada pemerintah daerah, maka pemerintahan daerah
harus mengikuti pedomanreformasi birokrasi yang ditetapkan menjadi Peraturan Presiden No. 81
tahun 2010.
Bowornwathana dan Poocharoen (2010) mengatakan bahwa reformasi sektor publik
melibatkanreformasi struktural, reformasi manajerial, reformasi perilaku dan budaya. Fokus

3
utama dari reformasi tersebut adalah bagaimana keterlibatan para aktor untuk kekuasaan.
Menurut Lane(1997), ide-ide tentang reformasi sektor publik berasal dari ilmu ekonomi yang
berfokus padaderegulasi, privatisasi, dan marketisasi yang melatarbelakangi bagaimana
menciptakan kembalipemerintahan. Namun, Lane (1997:1) menegaskan bahwa realitas reformasi
sektor publik inijauh lebih beragam daripada deregulasi, privatisasi dan marketisasi.

Reformasi Sektor Publik dan Reformasi Birokrasi: reformasi yang dipimpin oleh pasardan
reformasi yang dipimpin oleh demokratisasi.
Menurut Connaughton, manajemen publik yang efektif adalah dasar bagi negara untuk
mencapai tujuan dalam bidang ekonomi, lingkungan, politik, dan sosial. Aktor menjadi
fokusutama dalam pelayanan publik, struktur, dan proses dalam membentuk sebuah
birokrasi.Proses de-birokratisasi atau Reformasi pada sektor publik sudah mengalami banyak
perubahan,dimulai dari reinventing Government,New Public Management (NPM) (1991);
NetworkGovernance (2000); New Public Service (2003), dan yang paling baru adalah New
PublicGovernance (NPG) atau yang disebut oleh Leslie Budd (2007) sebagai ‘Transformed
PublicGovernance; Neo-Weberian States (2011). Debirokratisasi bertujuan untuk meningkatkan
kinerjaagar lebih efektif, efisien dan memiliki daya saing yang tinggi.
Reformasi yang disebabkan oleh pasar
Menurut Considine dan Lewis (2003), Pasar adalah satu-satunya cara yang efektif untuk
mengalokasikandan mengelola sumber daya masyarakat. tiga model reformasi tata pemerintahan:
tata kelola perusahaan,tata kelola pasar dan tata kelola jaringan, di samping tata pemerintahan
(tradisional) prosedural. Tipe tatakelola perusahaan adalah dimana pejabat harus menanggapi
target yang ditetapkan oleh manajer danharus dipandu oleh rezim pengukuran kinerja
komprehensif yang menjadikan target tersebut sebagaiandalan organisasi. tipe tata kelola pasar
melibatkan kontrak keluar, tender kompetitif, dan adanyapemisahan pelaku-agen dimana pejabat
publik dipaksa untuk menanggapi tekanan kompetitif dankeuangan. Tata kelola pasar juga dapat
disebut dengan pemerintahan wirausaha ataukontraktualisme. Tata kelola jaringan digunakan
untu memperbaiki beberapa koordinasi yangdisebabkan oleh sistem multi-stakeholder. Tata
kelola jaringan ditekankan pada kecenderunganpemerintah bergantung pada lembaga lain selain
pemerintah dalam bentuk kemitraan strategisyang lebih kuat.New Public Management telah

4
melembagakan teknik-teknik manajemen yang membuat fungsisektor publik lebih seperti sektor
swasta, dan telah menekankan peran pemerintah sebagai penyedia layanan.
Reformasi telah menekankan kapasitas warga negara sebagai pelanggan untukmembuat
pilihan individu tentang layanan spesifik yang akan mereka terima dari pemerintah.Dengan
membawa sebagian besar prinsip dan teknik pribadi, dua dimensi NPM adalah:minimisasi peran
pemerintah via masyarakat dan peningkatan kinerja internal sektor publik(De Vries dan Nemec,
2013).Menurut (Dernhart dan Dernhart, 2003), prinsip dasar paradigma NPM, yaitu:
1. mencobamenggunakan pendekatan bisnis di sektor publik
2. menggunaan terminologi dan mekanismepasar
3. administrator publik ditantang untuk dapat menemukan atau mengembangkan
cara baru yang inovatif untuk mencapai hasil atau memprivatisasi fungsi-fungsi
yang sebelumnya dijalankan pemerintah
4. birokrat/PNS tidak mesti menjalankan sendiri tugas pelayanan publik,apabila
dimungkinkan fungsi itu dapat dilimpahkan ke pihak lain melalui sistem kontrak
atauswastanisasi
5. NPM menekankan akuntabilitas pada customer dan kinerja yang
tinggi,restrukturisasi birokrasi, perumusan kembali misi organisasi, perampingan
prosedur, dandesentralisasi dalam pengambilan keputusan.
Menurut tjiptono Total Quality Management (TQM) adalah manajemen yang dimaksudkan
untukmemberdayakan setiap anggota organisasi. TQM merupakan suatu pendekatan
memaksimalkan dayasaing organisasi melalui perbaikan yang dilakukan terus-menerus atas
produk, jasa, manusia, proses danlingkungannya (Tjiptono dan Diana, 2000:4) sedangkan
menurut Hunger dan Wheelen (2006)Manajemen strategis yaitu serangkaian keputusan -
keputusan dan tindakan manajerial yang menentukankinerja perusahaan dalam jangka panjang

You might also like