Professional Documents
Culture Documents
Satuan Acara Penyuluhan
Satuan Acara Penyuluhan
“Marasmus “
Oleh :
Syiti Ade Elvina
III. SASARAN
Ibu ibu posyandu
IV. MATERI
1. Definisi
2. Penyebab
3. Tanda dan Gejala
4. Penanganan
5. Pencegahan
V. METODE
Ceramah
Diskusi / Tanya Jawab
VI. MEDIA
leafleat
Flip Chart
VII. EVALUASI
1. Evaluasi struktur
Peserta hadir di tempat penyuluhan
Penyelenggaraan penyuluhan di Bala Desa Suka Bumi tepat Posyandu di lakukan .
Pengorganisasian penyelenggaraan dilakukan setelah peserta penyuluhan diseleksi.
2. Evalusai proses
Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
Peserta mengikuti jalannya penyuluhan sampai selesai
Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar
1. Evaluasi Hasil
Prosedur : post test
Jenis test : secara lisan
Butir Soal : 6 soal
1. Jelaskan pengertian Asi Marasmus
2. Jelaskan penyebab Marasmus
3. Sebutkan apa saja gejala Marasmus
4. Jelaskan penanganan penyakit marasmus
5. Jelaskan bagaimana pencegahan Marasmus
VII . KEGIATAN PENYULUHAN
NO WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN KEGIATAAN PESERTA
1 2 Pembukaan :
Menit
Membuka/ memulai kegiatan dengan mengucapkan Menjawab salam
salam
2. 15 Pelaksanaan :
Menit Menjelaskan tentang pengertian Marasmus Mendengarkan
Menjelaskan tentang penyebab
Menjelaskan gejala, penanganan, penatalaksanaan, Mendengarkan
komplikasi
Mendengarkan
Memberikan kesempatan kepada peserta untuk
bertanya
Mengajukan pertanyaan
3 10 Evaluasi :
Menit Menanyakan kepada peserta tentang materi yang Menjawab
telah diberikan dan reinforcement peserta kepada Pertanyaan
peserta yang dapat menjawab
Menyakan kembali apakah ada peserta yang kurang
jelas mengenai isi penyuluhan Menjawab
pertanyaan
4 3 Terminasi :
Menit Mengucapkan terima kasih atas peran sertanya Mendengarkan
Mengucapkan salam penutup
Menjawab salam
MATERI PENYULUHAN
MARASMUS
I. Latar Belakang
Marasmus adalah bentuk malnutrisi kalori protein yang terutama akibat kekurangan
kalori yang berat dan kronis terutama terjadi selama tahun pertama kehidupan dan
mengurusnya lemak bawah kulit dan otot. (Dorland, 1998:649).Marasmus adalah suatu
penyakit yang disebabkan oleh kekurangan kalori protein. (Suriadi, 2001:196). Marasmus
adalah malnutrisi berat pada bayi sering ada di daerah dengan makanan tidak cukup atau
higiene kurang. Sinonim marasmus diterapkan pada pola penyakit klinis yang menekankan
satu ayau lebih tanda defisiensi protein dan kalori. (Nelson, 1999:212). Zat gizi adalah zat
yang diperoleh dari makanan dan digunakan oleh tubuh untuk pertumbuhan, pertahanan
dan atau perbaikan. Zat gizi dikelompokkan menjadi karbohidrat, lemak, protein, vitamin,
mineral dan air. (Arisman, 2004:157).Energi yang diperoleh oleh tubuh bukan hanya
diperoleh dari proses katabolisme zat gizi yang tersimpan dalam tubuh, tetapi juga berasal
dari energi yang terkandung dalam makanan yang kita konsumsi.
II. TETANUS
A. Definisi
Marasmus adalah bentuk malnutrisi kalori protein yang terutama akibat kekurangan
kalori yang berat dan kronis terutama terjadi selama tehun pertama kehidupan dan
mengurusnya lemak bawah kulit dan otot.
B. Penyebab
Penyebab marasmus yaitu :
Kurang kalori protein yang dapat terjadi karena diet yang tidak cukup, kebaiasaan makan
yang tidak tepat seperti yang hubungan dengan orang tua-anak terganggu, karena kelainan
metabolic, atau malformasi congenital.
C. Gejalah
a. Tampak sangat kurus, tinggal tulang terbungkus kulit
b. Wajah seperti orangtua
c. Cengeng, rewel
d. Perut cekung
e. Kulit keriput, jaringan lemak subkutis sangat sedikit sampai tidak ada (baggy
pant/pakaian celana longgar)
f. Iga gambang
g. Kelaparan
h. Apatis
i. Ubun-ubun cekung pada bayi
D. Penanganan
a. Atasi/cegah hipoglikemia.
b. Atasi/cegah hipotermia
c. Atasi/cegah dehidrasi
d. Koreksi gangguan keseimbangan elektrolit
e. Obati/cegah infeksi
f. Mulai pemberian makanan
g. Fasilitasi tumbuh-kejar (“catch up growth”)
h. Lakukan stimulasi sensorik dan dukungan emosi/mental
E. Pencegahan
1. Pemberian air susu ibu (ASI) sampai umur 2 tahun merupakan sumber energi
yang paling baik untuk bayi.
2. Ditambah dengan pemberian makanan tambahan bergizi pada umur 6 tahun ke
atas
3. Pencegahan penyakit infeksi, dengan meningkatkan kebersihan lingkungan dan
kebersihan perorangan
4. Pemberian imunisasi.
5. Mengikuti program keluarga berencana untuk mencegah kehamilan terlalu kerap.
6. Penyuluhan/pendidikan gizi tentang pemberian makanan yang adekuat
merupakan usaha pencegahan jangka panjang.
7. Pemantauan (surveillance) yang teratur pada anak balita di daerah yang endemis
kurang gizi, dengan cara penimbangan berat.