You are on page 1of 25

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI SUHU

DAN KALOR MELALUI METODE SCRAMBLE DENGAN


MEDIA TIRUAN PADA SISWA KELAS V MI AL
MAHMUD KUMPULREJO 01 KOTA SALATIGA TAHUN
PELAJARAN 2018/2018
SKRIPSI

Dosen Pembimbing Skripsi : Dr. Budiyono Saputro S.Pd., M.Pd.

Oleh :

Dwi Septi Mardiani

23040- 15- 0171

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2018

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu usaha sadar dan terencana untuk

meanusiakan manusia kearah yang lebih baik. Salah satu indicator

kemajaun suatu bangsa dapat dilihat dari pendidikannya. Semakin baik

tingkat pendidikan suatu negara, semakin baik juga sumber dayanya.

Sehingga antar pendidikan dan kemajuan suatu bangsa merupakan suatu

kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Berdasarkan pernyataan UU No. 20

tahun 2003 tentang SIDKNAS dapat diketahui bahwa tujuan pendidikan

adalah mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta

didik aktif mengembangkan potensi dirinya. Untuk mencapai tujuan

tersebut, penyelenggaraan pendidikan di Indonesia dilaksanakan dengan

mengacu pada kurikulum. Undang-undang system pendidikan Nasional

No. 20 tahun 2003 menyatakan bahwa kurikulum adalah seperangkat

rencana dan oengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta

cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan

pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum yang

berlaku saat ini adalah kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dan

kurikulum 2013.

Setelah diberlakukannya kurikulum 2013 diharapkan mampu

menghasilkan peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif, dan efektif.

Sehingga dalam proses pembelajaran, guru dituntut untuk memberi inovasi

baru dan merancang kegiatan pembelajaran sebaik mungkin serta guru

harus pandai dalam memilih metode dan media pembelajaran yang sesuai

dengan materi agar tercapainya tujuan pembelajaran.


Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang mempelajari

tentang alam dengan hokum-hukum yang pasti dan teori-teori yang

dikemukakan oleh para peneliti. Kebanyakan orang menyebut Ilmu

Pengetahuan Alam dengan ilmu pasti. Menurut Samatowa, Ilmu

Pengetahuan Alam merupakan terjemahan kata-kata Inggris, yaitu natural

science, artinya Ilmu Pengetahuan alam. Jadi IPA atau natural science itu

pengertiannya dapat disebut sebagai ilmu tentang alam atau ilmu yang

mempelajari tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam ini. IPA

membahas tentang gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis yang

didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang dillakukan oleh

manusia (Binti Muakhirin, 2014 : 52). Jadi kesimpulan dari peneliti,

bahwa IPA adalah ilmu yang mempelajari gejala-gejala yang ditimbulkan

alam beserta hokum-hukum, teori-teori yang dikemukakan oleh para

peneliti.

Ilmu Pengetahuan Alam merupakan ilmu yang dipelajari oleh para

pendidik mulai jenjang sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah

menengah awal hingga bahkan jenjang perguruan tinggi. Dipenelitian ini

penulis akan meneliti pembelajaran ilmu pengetahuan alan pada usia

jenjang pendidikan sekolah dasar atau madrasah ibtida’iyah pada kelas V.

pembelajaran IPA di jenjang pendidikan SD/MI terdapat berbagai materi

IPA yang dipelajari. Salah satunya yaitu pada materi perpindahan kalor

disekitar kita. Yang terdapat pada buku tema Ilmu Pengetahuan Alam pada

tema 6 subtema 1 pembelajaran 5. Perpindahan kalor adalah bentuk kalor

yang dapat berpindah dari benda yang bersuhu tinggi ke benda yang
bersuhu rendah. Sedangkan kalor merupakan salah satu bentuk energy atau

dapat juga didefinisikan sebagai jumlah panas yang ada dalam suatu

benda. Sebelum ditemukannya ilmu tentang perpindahan kalor, Allah SWT

telah memfirmankannya dalam kitab suci Al-Qur’an surat yunus ayat 5 :

َ ‫اب ۚ َم ا َخلَ قَ هَّللا ُ َذٰ ِل‬


‫ك ِإاَّل‬ َ ‫ِين َو ْالح َِس‬ ِ ‫مْس ضِ َيا ًء َو ْال َق َم َر ُنورً ا َو َقد ََّرهُ َم َن‬
ِّ َ‫از َل ِل َتعْ لَمُوا َعدَد‬
َ ‫الس ن‬ َ ‫ه َُو الَّذِي َج َع َل ال َّش‬
‫ت لِ َق ْو ٍم َيعْ لَمُون‬ِ ‫ص ُل اآْل َيا‬
ِّ ‫ِب ْال َح ِّق ۚ ُي َف‬

‘’Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya di

tempat-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan

itu,supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah

tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan

tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui).

Dari ayat tersebut dapat itarik kesimpulan bahwa matahari

memancarkan sinarnya, sedangkan antara matahari dengan bumi adalah

ruang hampa udara sehingga tidak menutup kemungkinan bahwa energi

kalor dapat sampai ke bumi tanpa zat perantara (radiasi).

Pada pembelajaran IPA sebagian hasil belajar siswa ada yang

melampaui kriteria ketuntasan minimal dan ada pula yang belum bisa

mencapai kriteria ketuntasan minimal. Hasil belajar siswa yang merupakan

hal yang sangat perlu diperhatikan setelah menerima kegiatan

pembelajaran. Belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang

yang harus berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku

yang relatif menetap. Dengan adanya hasil belajar dapat diketahui

seberapa besar kemampuan siswa dalam memahami ilmu pengetahuan dan

tanpa adanya hasil belajar dari siswa, kemampuan siswa dalam menerima

kegiatan pembelajaran tidak bisa duketahui. Hasil belajar siswa merupakan


modala awal untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menerima

kegiatan pembelajaran. Dengan adanya hasil belajar siswa, maka aka nada

acuan siswa untuk belajar atau muncul motivasi dari siswa untuk

mengikuti proses pembelajaran dengan serius dari awal sampai akhir

sehingga menghasilkan hasil belajar siswa yang memuaskan atau

melampaui kriteria ketuntasan minimal. Hasil belajar setiap siswa setelah

menerima kegiatan pembelajaran tidaklah sama, hal tersebut dapat

memungkinkan terjaadinya perbedaan dalam menerima materi yang

mengakibatkan pada perbedaan hasil belajar. Siswa yang memiliki minat

belajar lebih tinggi, akan mudah menerima pelajaran yang diberikan oleh

guru karena motivasi keingintahuanya yang tinggi. Sedangkan siswa yang

minat belajarnya masih kurang, sulit dalam menerima pelajaran karena

cenderung tidak ingin tahu dan tidak memperhatikan materi yang

diberikan oleh guru sehingga hasil belajarnya kurang maksimal.

Keberhasilan siswa dalam dunia pendidikan dan pengajaran

merupakan harapan setiap guru dan orang tua. Semua atau guru pasti

selalu mengharapkan agar setiap proses belajar mengajar dapat mencapai

hasil yang baik sebaik-baiknya. Guru mengharapkan siswa agar dapat

memahami materi yang diajarkan, siswa pun mengharapkan agar guru

dapat menyampaikan tau menjelaskan pelajaran dengan baik, sehingga

memperoleh hasil belajar yang memuaskan. Proses pembelajaran harus

memiliki metode dan media yang cocok dengan tema yang akan diajarkan,

dan memiliki kesesuaian antar siswa dan suasana belajar, akan tetapi

harapan harapan tersebut tidak selalu dapat terwujud, banyak siswa yang
kurang memahami penjelasan guru. Ada siswa yang nilainya selalu

rendah, bahkan ada siswa yang nilainya selalu rendah, bahkan ada siswa

yang tidak bisa mengerjakan soal jika mengerjakan soalpun jawabannya

asal-asalan.

Semua itu menandakan guru haruis selalu mengadakan perbaikan

secara terus menerus, agar masalah-masalah kesulitan siswa dapat diatasi,

sehingga hasil belajar siswa mencapai tujuan yang diharapkan. Banyak

faktor yang menyebabkan siswa kurang mampu memahami pembelajaran,

siswa kurang memahami penjelasan guru, guru kecenderungan hanya

memberikan keterampilan bebicara secar teoritis, kurang pada praktik,

kegiatan yang guru berikan masih monoton, dan kurangnya penggunaan

metode dan media yang kreatif dan inovatif, yang menyebabkan siswa

menjadi malas dan bosan untuk beajar sehingga hasil belajar siswa yang

tak sesuai dengan yang diharapkan.

Proses pembelajaran di dalam kelas, siswa memerlukan berbagai

metode dan media pembelajaran yang dianggap menarik dan tidak

membuat jenuh untuk keberlangsungan proses pembelajaran. Salah satu

metode pembelajaran yang dapat diterapkan di dalam kelas adalah metode

scramble. Tidak hanya penggunaan metode saja di sini juga harus dibantu

dengan media. Salah satu media yang dapat digunakan adalah media

tiruan.

Menurut Rober B. Taylor (dalam Huda 2013: 303) menyatakan

bahwa scramble merupakan salah satu metode pembelajaran yang dapat

meningkatkan konsentrasi dan kecepatan berpikir siswa. Metode ini


mengharuskan siswa untuk menggabungkan otak kanan dan otak kiri.

Dalam metode ini, mereka tidak hanya diminta untuk menjawab soal,

tetapi juga menerka dengan cepat jawaban soal yang sudah tersedia namun

masih dalam kondisi acak. Kelbihan dari metode ini, dapat melatih siswa

untuk berfikir cepat dan tepat (Miftahul Huda, 2013 : 303-304). Sehingga

hasil belajar siswa bisa melampaui kriteria ketuntasan minimal.

Media tiruan adalah media yang dapat dikatakan gabungan dari

berbagai macam media yang polanya sejenis, namun dikelompokkan

dalam saatu kelompok besar secara kolektif dan seragam. Media ini

menampilkan obyek nyata yang ada dilingkunga hidup tetapi ditampilkan

dalam bentuk tak hidup. Sehingga membuat siswa semakin semangat

belajar dan hasil belajar siswa bisa melampaui kriteria ketuntasan minimal.

Penjelasan di atas, dapat dipahami apabila dalam Pembelajaran IPA pada

materi sistem pencernaan dan fugsinya pada mansia melalui metode

scramble dengan media tiruan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Secara tidak langsung siswa akan belajar meningkatkan konsentrasi dan

kecepatan berpikirnya..

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik melakukan penelitian

dengan membuat judul “PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA

MATERI SUHU DAN KALOR MELALUI METODE SCRAMBLE

DENGAN MEDIA TIRUAN PADA SISWA KELAS V MI AL

MAHMUD KUMPULREJO 01 KOTA SALATIGA TAHUN

PELAJARAN 2018/2019”
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, secara umum dapat di rumuskan

permasalahan “Apakah melalui metode scramble dengan menggunakan

media tiruan dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi suhu dan kalor

siswa kelas V MI Al Mahmud Kumpulrejo 01 Kota Salatiga Tahun

Pelajaran 2018/2019?”

C. Tujuan Pemelitian

Berdasarkan masalah yang dirumuskan, tujuan peneliti in adalah

untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA materi suhu dan kalor

siswa kelas V MI Al Mahmud Kumpulrejo 01 Kota Salatiga Tahun

Pelajaran 2018/2019.

D. Hipotesis Penelitian dan Indikator Keberhasilan

1. Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara terhadap

rumusan masalah penelitian, dimana rumusan penelitian telah

dinyatakan dalam bentuk pertanyaan. Hipotesis dirumuskan atas

dasar kerangka pikir yang merupakan jawaban smentara atas

masalah yang dirumuskan (Sugiyono, 2009 : 96).

Berdasarkan definisi di atas maka peneliti merumuskan

hipotesis penelitian melalui metode scramble dengan media tiruan

dapat meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam dalam

materi sistem pencernaan dan fungsinya pada manusia tema 3


subtema 3 pembelajaran 5 pada siswa kelas V MI Al Mahmud

Kumpulrejo 01 Kota Salatiga tahun ajaran 2018/2019.

2. Indikator Keberhasilan

Melalui metode pembelajaran scramble dengan media tiruan

dapat dikatakan efektif jika hasil belajar yang diharapkan bisa

tercapai. Adapun indikatornya dapat dirumuskan sebagai berikut :

a. Individu

Siswa mencapai ketuntasan secara individu apabila

kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu ≥ 65.

b. Klasikal

Menurut Trianto (2010: 241) Ketuntasan siswa secara

klasikal dalam pembelajaran IPA, khususnya materi sistem

pencernaan dan fungsinya pada manusia adalah 85% siswa di

kelas dapat mencapai KKM ≥ 65.

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat dipakai untuk :

a. Melalui metode scramble dengan media tiruan baik

proses maupun hasil dapat mengetahui secara nyata

tentang peningkatan hasil belajar Ilmu Pengetahuan

Alam materi sistem pencernaan dan fungsinya pada

manusia
b. Dapat digunakan sebagai sumbangan inovasi

pembelajaran

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa

1) Melalui metode scramble dengan media tiruan dalam

pembelajaran sistem pencernaan dan fungsinya pada

manusia, dapat meningkatkan meningkatan hasil

belajar siswa pada mata pelajaran IPA

2) Melalui metode scramble dengan media tiruan dalam

pembelajaran sistem pencernaan dan fungsinya pada

manusia, dapat meningkatkan meningkatan hasil

belajar siswa pada mata pelajaran IPA

3) Meningkatkan motivasi siswa terhadap pembelajaran

ilmu pengetahuan alam

b. Bagi Guru

1) Mengembangkan pembelajaran yang lebih inovatif

melalui metode scramble dengan media htiruan dalam

proses pembelajaran ilmu pengetahuan alam materi

sistem pencernaan dan fungsinya pada manusia

2) Guru dapat mengorganisasikan materi sistem

pencernaan dan fungsinya pada manusia untuk

pembelajaran ilmu pengetahuan alam dengan baik


3) Sebagai sarana bagi guru untuk meningkatkan hasil

belajar siswa dalam pembelajaran ilmu pengetahuan

alam materi sistem pencernaan dan fungsinya pada

manusia

c. Bagi Sekolah

1) Meningkatkan kualitas pembelajaran ilmu pengetahuan

alam materi sistem pencernaan dan fungsintya, baik

proses maupun hasil.

F. Definisi Operasional

1. Hasil Belajar

Belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan seseorang

dengan sengaja dalam keadaan sadar untuk memperoleh suatu

konsep, pemahaman, atau pengetahuan baru sehingga

memungkinkan seseorang terjadinya perubahan perilaku yang

relatif tetap baik dalam berpikir, merasa, maupun dalam bertindak.

Berdasarkan uraian konsep belajar di atas, dapat dipahami

tentang makna hasil belajar, yaitu perubahan-perubahan yang

terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif,

afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar. Secara

sederhana, yang dimaksud dengan hasil belajar siswa adalah

kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar.

Karena belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang


yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku

yang relatif menetap. (Ahmad Susanto,2013 : 5).

2. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Ilmu Pengetahuan Alam merupakan rumpun ilmu, memiliki

karakteristik khusus yaitu mempelajari fenomena alam yang

faktual (factual), baik berupa kenyataan (reality) atau kejadian

(evevnts) dan hubungan vsebab-akibatnya. Ilmu Pengetahuan Alam

dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang sebab dan

akibat kejadian-kejadian yang ada di alam ini (Sukarno, 1973).

(Asih Widi, 2014 : 22-23)

3. Metode Scramble

Menurut Rober B. Taylor (2001), Scramble merupakan

salah satu metode pembelajaran yang dapat meningkatkan

konsentrasi dan kecepatan berpikir siswa. Metode ini

mengharuskan siswa untuk menggabungkan otak kanan dan otak

kiri. Dalam metode ini, mereka tidak hanya diminta untuk

menjawab soal, tetapi juga menerka dengan cepat jawaban soal

yang sudah tersedia namun masih dalam kondisi acak. Ketetapan

dan kecepatan berpikir dalam menjawab soal menjadi salah satu

kunci permainan metode pembelajaran Scramble. Skor siswa

ditentukan oleh seberapa banyak soal yang benar dan seberapa

cepat soal-soal tersbut dikerjakan.(Mifathul Huda, 2013 : 303-304)

4. Media Tiruan
Media tiruan adalah media yang dapat dikatakan gabungan dari

berbagai macam media yang polanya sejenis, namun dikelompokkan

dalam satu kelompok besar secara kolektiv dan seragam. Media ini

menampilkan objek nyata yang ada di dalam lingkungan hidup tetapi

ditampilkan dalam bentuk tak hidup. Dengan kata lain media

ditampilkan kepada peserta didik dalam bentuk keadaan seutuhnya

namun dalam keadaan tak hidup, dan dibentuk sesuai seperti

sebenarnya. (Nuryani dkk, 2003 : 202).

G. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian

Dalam proses pelaksanaan penelitian ini, penulis

menggunakan penelitian tindakan kelas. Penelitian yang

didasarkan pada siswa kelas V MI Al Mahmud Kumpulrejo 01

Kota Salatiga tahun ajaran 2018/2019.

Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan

terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja

dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.

(Suharsini Arikunto, 2006 : 5-6). Secara garis besar terdapat

tahapan penlitian tindakan kelas yang harus dilalui, yaitu

perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, refleksi pada setiap siklus

dan seterusnya sampai perbaikanyang diharapkan tercapai.

2. Subyek Penelitian
Subyek yang akan di kenai tindakan adalah siswa kelas V MI

Al Mahmud Kumpulrejo 01 Kota Salatiga. Dengan jumlah siswa

yaitu 32, laki laki berjumlah 13 siswa, perempuan berjumlah 19

siswa. Dasar pertimbangan pilihan subyek adalah perlunya tindakan

penelitian terhadap pembelajaran IPA dengan pokok bahasan sistem

pencernaan dan fungsinya pada manusia.

3. Prosedur Penelitian

Suharsimi Arikunto (2006:16) mengemukakan penelitian

tindakan kelas ini terdiri dari empat tahapan, meliputi perencanaan

(planning), pelaksanaan (action), observasi (observation), dan

refleksi (reflecting).

Berikut skema dari proposal penelitian :

Perencanan

Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan

Pengamatan
?

Gambar 1.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas (Arikunto, 2006:16)

a. Perancanaan (planning)

Dalam tahap ini dilakukan persiapan materi pembelajaran IPA

tentang sistem pencernaan dan fungsunya pada manusia. Diantaranya

menysun dan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),

membuat scenario pembelajaran dengan membuat kisi- kisi panduan,

membuat metode dan media tiruan yang dapat membatu dalam

pelaksanaan proses pembelajaran, membuat lembar observasi untuk

melihat bagaimana komdisi pembelajaran di kelas dilaksanakan melalui

metode scramble dengan media tiruan dilkukan, mendesain alat evalusi

untuk melihat apakah siswa telah mampu menguasai materi

pembelajaran IPA tentang sistem pencernaan dan fungsinya pada

manusia.

b. Pelaksanaantindakan (action)

Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini adalah pelaksanaan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dalam penyampaian materi

guru melalui metode scramble dengan media tiruan.

c. Observasi(observation)

Guru mengamati kegiatan dan tingkah laku siswa ketika proses

belajar mengajar berlangsung dengan menggunakan lembar observasi

yang telah dibuat.

d. Refleksi (reflecting)
Hasil yang diperoleh pada tahap observasi dikumpulkan untuk

dilakukan analisis dan membuat penafsiran. Dari hasil penafsiran data

peneliti membuat kesimpulan kegiatan penelitian. Analisis data yang

dilakukan dalam tahap ini digunakan sebagai acuan untuk perencaan

siklus selanjutnya.

4. Instrumen Penelitian

Instrument penelitian merupakan alat bantu yang digunakan dalam

kegiatan penelitian. Bentuk instrument yang digunakan untuk

mendapatkan data adalah sebagai berikut :

a. Lembar pengamatan, digunakan untuk mengamati secara

langsung kegiatan guru dan siswa dalam proses

pembelajaran IPA materi sistem pencernaan dan fungsinya

pada manusia melalui metode scramble dengan media

tiruan

1) Lembar observasi guru

Dalam lembar observasi guru berisi tentang instrument

pengamatan yang mencakup beberapa aspek yang

ditujukan kepada guru mengenai kemampuannya dalam

proses belajar mengajar seperti kemampuan guru

membuka pelajaran, sikap guru dalam proses

pembelajaran, penguasaan materi pembelajaran,

penggunaan media/ sumber pembelajaran, evalusai

pembelajaran, kemampuan menutup pelajaran serta

tindak lanjut pembelajaran.


2) Lembar observasi siswa

Lembar pengamatan siswa digunakan untuk mengamati

secara langsung kegiatan siswa dalam proses

pembelajaran IPA melalui metode scramble dengan

media tiruan.

b. Tes/ evaluasi digunakan untuk mengukur hasil belajar IPA

terkait materi sistem pencernaan dan fungsinya pada

manusia.

c. Pedoman dokumentasi digunakan untuk medapatkan

gambaran kegiatan dalam proses pembelajaran melalui

metode scramble dengan media tiruan. Dokumentasi juga

digunakan dalam sebagai bukti hasil penelitian yang berupa

gambar foto kegiatan penelitian.

d. Tes tertulis, digunakan untuk mendapatkan nilai. Jenis tes

yang digunakan berupa tes uraian yang diadakan setelah

diadakan tindakan siklus I, siklus II, dst.

5. Pengumpulan Data

a. Tes

Bentuk tes yang digunakan adalah isian. Dimana siswa

harus mengerjakan soal sesuai dengan petunjuk yang tercantum

pada lembar soal atau sesuai arahan. Tes ini digunakan untuk

mengukur ketuntasan dan peningkatan hasil belajar siswa.

b. Teknik Observasi
Observasi adalah proses pengambilan data dalam penelitian

dimana penenliti atau pengamat melihat situasi penelitian secara

langsung. Teknik ini digunakan oleh penenliti untuk mengetahui

hasil belajar siswa pada saat pembelajaran IPA materi sistem

pencernaan dan fungsinya pada manusia melalui metode

scramble dan media tiruan

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan pengumpulan data dari kegiatan

penelitian berupa foto maupun video hasil kegiatan

pembelajaran. Data yang diperoleh peneliti dari dokumentasi ini

dapat melengkapi bahkan memperkuat data dari hasil observasi

dan tes yang dilakukan.

6. Analisis Data

Untuk mengetahui keefektifan suatu metode pembelajaran dan

media tiruan dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan analisis

atas data yang diperoleh baik data kuantitatif maupun data kualitatif.

Pada penelitian inimenggunakan teknik analisis deskriptif, yaitu

suatu analisis hasil pengamatan yang menggambarkan fakta sesuai

dengan data yang diperoleh, dengan tujuan untuk mengetahui

prestasi yang dicapai siswa, serta untuk memperoleh respon siswa

terhadap kegiatan siswa. Setelah proses pembelajaran pada setiap

siklus diadakan evalusi. Setelah itu hasil evalusi di dapat, baru

dilakukan analisa.

Perhitungan analisis ini adalah sebagai berikut:


a. Untuk presentase ketuntasan klasikal dapat dihitung

menggunakan rumus sebagai berikut :

F
P= x 100 %
N

Keterangan :

P = Persentase

F = Frekuansi yang dicari presentasenya

N = Jumlah siswa

b. Untuk mengetahui penilaian rata- rata dapat menggunakan

rumus sebagai berikut :

∑X
X=
∑N

Keterangan :

X = Nilai rata- rata

∑X = Jumlah nilai

∑N = Jumlah siswa

H. Kajian Penelitian Terdahulu

Setelah peneliti melakukan telaah terhadap beberapa penelitian,

ada beberapa yang memiliki keterkaitan dengan penelitian yang peneliti

lakukan. Untuk mengetahui persamaan dan perbedaan antara peneliti

terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan sekarang serta untuk

menghindari penjiplakan. Berikut skripsi yang memiliki tema hamper

mirip dengan tema skripsi ini, antara lain :

1. Menurut Resta Ristiani 2015. Hasil analisis data dan pembahasan

penelitian, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model


kooperatif tipe scramble terhadap hasil belajar siswa pada tema 6

subtema 1 prmbelajaran 3. Pengaruhnya dapat dilihat dari perbedaan

hasil belajar antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Nilai rata-rata

posttest kelas eksperimen adalah 74,61 sedangkan kelas kontrol

adalah 72,00. Begitu pula dapat dilihat dari perbandingan nilai Ngain

kelas eksperimen 0,43, sedangkan nilai N-gain kelas kontrol 0,33.

Berdasarkan hasil perhitungan uji hipotesis menggunakan program

SPSS.23 diperoleh nilai sig (2-tailed) 0,009, (0,009< 0,05) sehingga

Ha diterima dan H0 ditolak. Dari perhitungan tersebut dapat

diperoleh bahwa model pembelajaran kooperatif tipe scramble dapat

mempengaruhi hasil belajar siswa.

2. Menurut Yushefta Jane Merindha, 2011. Pada siklus I, presentase

aktivitas belajar siswa sebesar 50,45% dalam kategori cukup aktif

sedangkan pada siklus II sebesar 69,64% dalam kategori aktif.

Presentase hasil belajar siswa pada siklus I mencapai 62,32% dan

presentase ketuntasan klasikal sebesar 57,14%. Pada siklus II, hasil

belajar siswa secara klasikal mencapai 72,14%, dan persentase

ketuntasan klasikal sebesar 92,86% sehingga secara klasikal

memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) SDN Sumbersari 03.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah siswa mengalami peningkatan

aktivitas dan hasil belajar serta ketuntasan hasil belajar pada pokok

bahasan gaya. Peningkatan persentase aktivitas siswa dari siklus I ke

siklus II sebesar 19,19%, sedangan peningkatan persentase hasil


belajar sebesar 9,82% dan ketuntasannya sebesar 35,72%. Oleh

karena itu penelitian di SDN Sumbersari 03 tuntas.

3. Menurut Nurul Hidayah, 2011. Berdasarkan analisis data nilai hasil

belajar IPS siswa diperoleh data ketuntasan belajar siswa sebelum

dilakukan pembelajaran (pra siklus) adalah 38,09%, kemudian

meningkat pada siklus I sebesar 71,42%, dan meningkat secara

signifikan pada siklus II sebesar 100%. Hal ini menunjukkan adanya

peningkatan prestasi belajar siswa pada setiap siklusnya, dan optimal

pada siklus II dengan hasil 100% siswa dapat memenuhi nilai KKM

70. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan

metode Scramble dapat meningkatkan hasil belajar IPS materi

Koperasi pada siswa kelas IV SD Negeri 02 Pojok Kecamatan

Mojogedang Kabupaten Karanganyar tahun ajaran 2010 /2011.

4. Menurut Vita Septiana, 2011. Hasil belajar IPS kelas IV SD Negeri 02

Ketitang sebelum pelaksanaan tindakan siswa yang bisa mencapai nilai

ketuntasan belajar ada 13 siswa dengan presentase 40,63% setelah

pelaksanaan tindakan pada siklus I siswa yang bisa mencapai nilai

ketuntasan belajar ada 19 dengan presentase 61,29%, dan pada siklus II

terjadi peningkatan hasil belajar yang cukup signifikan dengan nilai

ketuntasan belajar 84,37% atau 27 siswa. Dengan demikian penilitian ini

dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode pembelajaran scramble

dalam pembelajaran IPS dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

5. Lestari Dewi, 2015. Hasil penelitian dengan menggunakan metode

pembelajaran Scramble pada mata pelajaran IPA di kelas V SD

Negeri 101766 Bandar Setia menunjukan adanya peningkatan hasil


belajar siswa yang berjumlah 30 orang siswa. Dari hasil pre test

diperoleh siswa yang tuntas belajar sebanyak 7 orang (23,3%) yang

tidak tuntas sebanyak 23 orang (76%) dengan nilai rata-rata kelas

51,33%. Setelah dilaksanakan siklus I diperoleh siswa yang tuntas

belajar 24 orang siswa 81%) yang tidak tuntas 6 orang siswa (20%)

dengan nilai rata-rata kelas 74,66. Melihat dari hasil perolehan nilai

pada siklus I maka perlu dilakukan tindak lanjut pada pada siklus II

diperoleh siswa yang tuntas belajar 28 orang siswa (93,3%) yang

tidak tuntas sebanyak 2 orang siswa (6,6%) dengan nilai rata-rata

kelas 87,66. Peningkatan hasil belajar dari keadaan awal (pre tes) ke

seiklus I sebesar 56,67% dan dari siklus I ke siklus II sebesar 13,3%.

Hasil observasi guru diperoleh pada siklus I pertemuan pertama

dengan menggunakan metode pembelajaran scramble rata-rata 71,87

tergolong tinggi tindakan siklus II pertemuan kedua diperoleh rata-

rata nilai 90,63 tergolong sangat tinggi. Dari tindakan dan analisis

yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan

metode pembelajaran scramble pada pembelajaran IPA dapat

meningkatkan hasil belajar siswa di kelas V SD Negeri 101766

Bandar Setia Tahun Ajaran 2014/2015.

Beberapa penelitian di atas memiliki persamaan dengan yang

peneliti lakukan yaitu mengenai tema yang diteliti, sama sama meneliti

tentang metode pembelajaran yang digunakan yaitu metode pembelajaran

scramble. Sedangkan perbedaannya yaitu mengenai obyek, materi pelajran

dan tempat yang diteliti, sehingga tentu saja akan berbeda hasil penelitiannya.
I. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi merupakan garis besar penyusunan

skripsi yang bertujuan untuk mempermudah jalan pikiran dan memenuhi

secara keseluruhan isi skripsi penelitian. Adapun isi skripsi dalam

penelitian ini adalah

1. Bagian isi skirpsi terdiri dari:

BAB I berisi Pendahuluan, pada bab pendahuluan terdiri dari

latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan

penelitian, hipotesis tindakan dan indikator

keberhasilan, manfaat penelitian, definisi

operasional, metodelogi penelitian, tinjauan kajian

pustaka dan sistematika penulisan

BAB II berisi Kajian pustaka, pada bab ini penulis menemukan

landasan teori tiap-tiap variabel penelitian.

BAB III berisi Pelaksanaan penelitian, pada bab ini berisi tentang

gambaran umum MI Ma’arif Tingkir lor Kota

Salatiga dan pelaksanaan penelitian.

BAB IV berisi Hasil penelitian, dan pembahasan, pada bab ini

berisi hasil penelitian meliputi diskripsi dan per

siklus dan pembahasan

BAB V berisi Kesimpulan dan penutup, pada bab ini terdiri dari

kesimpulan dan saran.

2. Bagian akhir skripsi terdiri atas tentang daftar pustaka dan lampiran
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. Suhardjono dan Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas.

Jakarta :PT Bumi Aksara Huda.

Miftahul. 2013. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta :


Pustaka Belajar.

Susanto,Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.

Jakarta : Kencana Penada Media Grup

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif : Konsep

Landasan dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP). Jakarta : Media Group

Munkhirin, Binti. 2014. Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Pendekatan

Pembelajaran Inkuiri Pada Siswa SD. Jurnal Ilmiah Guru

“COPE” No. 01 Tahun XVIII

Nuryani, dkk. (2003). Cogmmon Textbook “Strategi Belajar Mengajar

Biologi”. Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI.


Widi, Wisudawati Asih, Sulistyowati. 2014. Metodologi Pembelajaran IPA.

Jakarta : Bumi Aksara

UU No. 20 tahun 2003 tentang SIDIKNAS

Undang-undang sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003

You might also like