You are on page 1of 9

Tugas Resume Bab 6

Nama : Nurhaliza
NIM : 0001004322021
Mata Kuliah : Teori Akuntansi
Dosen Pengampu : Dr. Syamsuri Rahim, SE., S.IP., M.Si., Ak., CA.

The Measurement Approach to Decision Usefulness


(Pendekatan Pengukuran untuk Kegunaan Keputusan)

A. Overview
Perspektif pengukuran dalam pelaporan keuangan (financial reporting) adalah
sebuah pendekatan dimana akuntan mengambil sebuah tanggung jawab untuk
menggabungkan nilai wajar (fair values) dalam laporan keuangan (financial statement)
yang tepat, dengan tetap memperhatikan reliabilitas. Hal ini memberikan sebuah
kewajiban tambahan untuk memberikan informasi kepada investor sehingga dapat
digunakan untuk memprediksi kinerja perusahaan di masa depan.

B. Apakah Pasar Saham Efisien Sepenuhnya?


1. Pendahuluan
Premis dasar pertanyaan ini adalah rata-rata perilaku investor tidak terkait
dengan teori keputusan rasional dan model investasi sebagaimana menjadi garis besar
Bab 3. Individu juga sering overconfident, dimana mereka meng-overestimate informasi
penting yang mereka koleksi/olah sendiri. Misalnya, investor yang meneliti perusahaan
secara mandiri mungkin akan bereaksi berlebihan terhadap bukti yang mereka raih dan
bereaksi sebaliknya terhadap informasi baru yang tidak berkaitan dengan informasi
yang mereka koleksi sendiri.
Juga terdapat karakter individu lainnya, yaitu representatives. Disini individu
menitikberatkan pada bukti atau fakta yang konsisten dengan pandangan individu atas
populasi dimana bukti itu berasal.
2. Teori Prospek
Teori prospek memberikan alternatif berdasar perilaku pada teori keputusan
rasional. Berdasarkan teori ini, investor yang mempertimbangkan investasi berisiko
akan secara terpisah mengevaluasi keuntungan dan kerugian prospektif. Teori ini
berlawanan dengan teori keputusan dimana investor mengevaluasi keputusan yang
dibuat dalam konteks menilai akibatnya terhadap total kekayaan yang mereka miliki.
Teori prospek mengasumsikan loss aversion, perilaku dimana individu tidak
menyukai kerugian walaupun sangat kecil. Hal ini menyebabkan efek disposisi, dimana
investor menunjukkan perilaku pengambil risiko dengan respek pada rugi. Teori
prospek juga mengasumsikan bahwa ketika individu mengkalkulasikan perkiraan nilai
dari suatu prospek, individu under/overweight probabilitas mereka. Underweighting
probabilitas merupakan bagian dari over confidence, sedangkan overweighting
probabilitas merupakan bagian dari representativeness.
3. Apakah Beta Mati?
Implikasi dari CAPM adalah beta saham, yaitu determinan spesifik perusahaan
tunggal atas harapan pengembalian dari saham.
Fama dan French (1992) menemukan bahwa beta dan CAPM memiliki
kemampuan kecil dalam menjelaskan return saham. Mereka menemukan bahwa book-
to-market ratio dan ukuran perusahaan (firm size) lebih signifikan menjelaskan
keuntungan sekuritas. Daripada melihat beta, lebih baik melihat book-to-market ratio
dan ukuran perusahaan sebagai ukuran risiko. Risiko akan meningkat dengan
meningkatkanya book-to-marke ratio dan menurun dengan semakin besarnya ukuran
perusahaan. Hasil penelitian Fama dan French ini menjadikan beta “mati.”
Sebaliknya, Kothari, Shanken, dan Sloan (1995) menemukan bahwa dalam
jangka waktu lama (1941-1990), beta merupakan prediktor signifikan atas return. B/M
juga sebagai prediktor return, tetapi relatif lemah. Behavioral Finance menyediakan
perspektif yang berbeda atas validitas CAPM dan Beta. Perilaku return saham tidak
konsisten dengan CAPM dipandang sebagai bukti dari ketidakefisienan pasar. Status
CAPM dan implikasinya pada Beta tidak jelas. Beta mungkin berubah selama ini, tidak
stationary.
Dari sudut pandang akuntansi, luas beta bukan ukuran risiko spesifik perusahaan
yang relevan, dimana beta hanya meningkatkan peran laporan keuangan dalam
melaporkan informasi berisiko, yang artinya bahwa beta is not dead.
4. Excess Stock Market Volatility
Pertanyaan mengenai apakah pasar efisien didorong dari bukti bahwa adanya
volatilitas harga saham ekses pada level pasar. CAPM beranggapan bahwa beta dan

1
tingkat bunga bebas risiko konstan, hanya perubahan dalam return pada portofolio pasar
yang menyebabkan perubahan dalam return saham.
Penjelasan yang mungkin dari ketidakefisienan ini adalah faktor keperilakuan
meningkatkan volatilitas pasar saham. Sebagai contoh, Model momentum Daniel et al.
(2001) mengimplikasikan volatilitas pasar ekses seperti harga menaik (overshoot) dan
kemudian jatuh lagi. Penjelasan lain atas temuan Shleifer et al. adalah dividen adalah
spesifik untuk sebagian besar perusahaan. Variabilitas dividen antara perusahaan dapat
didiversifikasikan pada portofolio yang luas, sehingga kita tidak memperkirakan bahwa
variabilitas agregat dividen untuk menjelaskan variabilitas dari index pasar saham.
5. Stock Market Bubbles
Stock market bubbles adalah harga saham meningkat jauh dari nilai rasional
yang menggambarkan kasus ekstrim dari volatilitas. Bubbles berdasarkan Shiller
didorong dari kombinasi bias self-attribution dan momentum, trading umpan balik
positif, dan perilaku “herd” yang didorong dari prediksi optimis media dari ahli pasar.
Shiller membuktikan bahwa perilaku bubble dapat terjadi suatu waktu, dan sulit
diprediksi kapan berakhirnya.
Namun demikian, perkembangan bubble tidak serta merta mengkontradiksi
efisiensi pasar, tergantung apakah informasi tersedia atau tidak pada saat itu untuk
mempredikasi risiko ini.
6. Diskusi Efisiensi Pasar Saham Vs Behavioural Finance
Secara kolektif, teori behavioural finace dan bukti yang telah didiskusikan
sebelumnya meningkatkan pertanyaan mengenai seberapa jauh efisiensi pasar sekuritas
dan perilaku rasional investor. Fama mengevaluasi bukti ini dan menyimpulkan bahwa
hal ini tidak menjelaskan gambaran besarnya. Walaupun terdapat bukti inkonsisten
dengan efisiensi, tidak terdapat teori alternatif yang memprediksi dan mengintegrasikan
bukti anomali. Misalnya, teori untuk memprediksi kapan pasar akan overreact atau
underreact.
Hirshleifer & Teoh (2003) membuat model dimana sebagian nvestor adalah
rasional sepenuhnya, sedangkan sebagian sisanya memiliki limited attention yang
mempengaruhi kemampuan mereka untuk mengolah informasi publik yang
tersedia. Limited Attention mempengaruhi interpretasi investor atas
informasi. Sehingga pasar akan underreacts terhadap informasi tambahan.

2
Hal ini diperkuat dengan bukti empiris oleh Ahmed et al. (2006), dimana mereka
menemukan tidak terdapat reaksi signifikan harga saham atas nlai derivativ yang
diungkapkan sebagai informasi tambahan, tetapi terdapat reaksi positif signifikan ketika
pengungkapan tersebut terdapat pada neraca.

C. Anomali Pasar Sekuritas Efisien


Terdapat bukti bahwa pasar mungkin tidak merespon informasi akuntansi tepat
seperti yang diprediksikan oleh teori efisiensi. Contohnya, harga saham mungkin tidak
akan bereaksi penuh terhadap pernyataan keuangan saat itu juga, sehingga abnormal
return berlanjut beberapa waktu mengikuti diumumkannya infrmasi tersebut. Kasus ini
tidak konsisten dengan efisiensi pasar sekuritas sehingga disebut anomali pasar
sekuritas efisien. Terdapat dua macam anomali sebagai berikut:
1. Post-Announcement Drift
Pertama kali laba perusahaan diketahui, isi informasi harus segera diterjemahkan
investor dan terkait dengan harga pasar efisien. Bagaimanapun, sudah diketahui yang
terjadi adalah tidak demikian. Unutk perusahaan yang melaporkan GN dalam
laba per kuarter, return sekuritas abnormal cenderung menyimpang naik pada
beberapa waktu berikutnya dari pengumuman laba. Dengan cara yang sama perusahaan
yang melaporkan BN memiliki return abnormal menyimpang mundur dengan periode
yang sama. Fenomena inilah yang dinamakan post- announcement drift (PAD).
Bernard dan Thomas (BT, 1989) membuktikan hal ini. Investor yang mengikuti
strategi membeli saham perusahaan GN dan menjual singkat saham perusahaan BN di
hari pengumuman earning, dan menahannya dalam jangka waktu 60 hari, akan
mendapatkan rata-rata return 18% di atas return pasar. GN atau BN disini adalah
perbedaan antara penghasilan kuartal yang dilaporkan saat ini dan penghasilan di
kuartal yang sama tahun lalu. Hal ini disebut quarterly seasonal earnings changes.
2. Market Response to Accruals
Sloan memisahkan pelaporan laba bersih dalam arus kas dari aktivitas
operasional dan komponen akrual, baik pengurangan ataupun penjumlahan keduanya.
Dapat digambarkan dengan formula berikut ini.
Net income = Cash flow from operations ±Net accruals

3
Sloan mengatakan bahwa akrual menjadi subjek kesalahan estimasi dan
mungkin manajer akan bias daripada dengan Cash flow, dan berargumen bahwa
reliabilitas yang lebih rendah ini seharusnya mengurangi asosiasi antara akrual saat ini
dan laba bersih periode selanjutnya. Akrual kurang reliable jika dibandingkan dengan
cash flow, komponen earnings pada cash flow lebih persisten daripada komponen
akrual. Hal ini juga dibuktikan dari studi Sloan bahwa Laba bersih yang dilaporkan di
tahun depan jauh lebih berasosiasi dengan komponen operating cash flow dari
pendapatan tahun ini. Sehingga, kita akan memperkirakan bahwa pasar efisien akan
merespon lebih kuat pada GN atau BN dari komponen cash flow dibandingkan dengan
GN atau BN dari komponen akrual.
Anomali ini menunjukkan bahwa pasar sekuritas tidak sepenuhnya efisien dan
inefisiensi tersebut didorong oleh perilaku bias investor.

D. Keterbatasan Arbitrase
Terdapat alasan dari anomali yang persisten, yaitu “limit to arbitrage”. Hal itu
adalah biaya yang terjadi oleh investor yang membatasi kemampuan mereka untuk
secara penuh mengeksploitasi anomali dan demikian arbitrase itu hilang. Terdapat dua
batas: biaya transaksi dan risiko.
Perlu dicatat bahwa persisten dari anomali karena limit arbitrase adalah
konsisten dengan rata-rata rasionalitas investor. Terlepas dari apakah persisten itu
dikarenakan perilaku bias atau limit arbitrase, pasar sekuritas tidak sepenuhnya efisien.
Bagaimanapun, pertanyaan yang sebenarnya adalah apakah kekurangan efisiensi ini
disebabkan oleh perilaku bias investor?
Secara singkat, biaya transaksi dan risiko idiosinkratik menjadi sebagian
penjelasan mengapa anomali seperti PAD dan akrual masih ada. Penelitian saat ini
menunjukkan bahwa dua anomali saat ini hampir hilang. Secara keseluruhan, terlihat
bahwa investor institusi besar dengan biaya transaksi yang rendah dan manajemen
risiko yang baik meningkatkan eksploitasi mereka terhadap PAD dan anomali akrual
sampai dengan anomali tersebut hampir hilang. Jika begitu, maka penjelasan biaya dan
risiko sebagai persisten anomali telah didukung.

4
E. Pertahanan Dari Rasionalitas Rata-Rata Investor
1. Menggugurkan Ekspektasi Rasional
Mengapa anomali muncul?apakah karena karakteristik perilaku atau dapatkah
hal tersebut terjadi jika investor rata-rata rasional?
Brav & Heaton (2002) mengasumsikan bahwa investor segera mencari
perubahan yang mendasari parameter perusahaan. Diasumsikan terdapat perusahaan
yang melaporkan adanya peningkatan substansial dari penghasilannya. Pertanyaannya,
apakah perusahaan diekspektasikan adanya peningkatan earning power, atau hanya
sebuah noise (bersifat jangka pendek). Untuk menghadapi risiko estimasi, investor akan
mengubah kepercayaan terhadap power earning lebih sedikit jika mereka yakin earning
tinggi benar ada, dan lebih banyak jika mereka yakin itu hanyalah noise. Untuk
mengurangi risiko estimasi, investor akan membutuhkan informasi tambahan. Jika
ekspektasi earning power benar-benar naik, informasi baru akan diobservasi, kemudian
investor akan mengubah estimasi earning power yang diekspektasikan dan membeli
saham tambahan. Sehingga harga saham akan naik, namun hal tersebut memakan waktu
seperti konsep perilaku konservatif.
Investor rasional membutuhkan waktu untuk menginterpretasi penuh
pengumuman penghasilan. Terdapat pengurangan PAD yang menunjukkan bahwa
perkiraan kredible (dari analist) membantu investor untuk mengatasi secara cepat
ketidakpastian dalam earning masa depan.
2. Menggugurkan Pengetahuan Umum
Pada kasus CAPM, setiap investor diasumsikan mengetahui beta saham dan
sluruh investor mengetahui kalau semua orang mengetahui beta.
Ketika investor membuat keputusan dengan dasar kepercayaan mereka atas
kepercayaan orang lain, daripada kepercayaan mereka tentang states of nature yang
relevan, kepercayaan ini disebut “higher order belief”. Hal ini dikarenakan kepercayaan
investor rasional dapat menghasilkan perilaku harga saham seperti pada behavioral
finance yang diprediksikan.

F. Ringkasan Tentang Pasar Sekuritas Yang Tidak Efisien


Konsekuensi yang paling tampak adalah pelaku (trader) cukup noise, tetapi
ekspektasinya nol. Karena itu, bahkan dalam konteks ekspektasi, harga saham

5
tergantung pada nilai yang mendasar dari saham tersebut. Pada waktu yang lain,
bagaimanapun juga, investor rasional termasuk analysts akan menemukan mispricing
dan mengambil keuntungan dari hal tersebut, yang memicu harga pada nilai
fundamental. Laporan keuangan yang diperbaiki semakin membantu memprediksi nilai
fundamental perusahaan dan mempercepat proses arbitrasi. Kemudian, dengan
mengurangi biaya analisis rasional pelaporan yang lebih baik akan mengurangi bias dari
perilaku investor. Akibatnya, inefisiensi pasar sekuritas mendukung perpektif
pengukuran.

G. Kesimpulan Tentang Efisiensi Pasar Sekuritas dan Rasionalitas Investor


Secara bersama-sama, teori dan bahan bukti menimbulkan pertanyaan yang lebih
besar mengenai luas efisiensi pasar efisien. Terdapat bahan bukti yang membingungkan
perilaku investor dan mengakibatkan mispricing yang besar kemungkinan terjadi pada
perusahaan dimana evaluasi keuangan sulit dilakukan, misalnya untuk perusahaan
dengan sejumlah besar aset tidak berwujud, perusahaan yang sedang berkembang, dan
pada perusahaan dimana asimetri informasi antara insider dan outsider cukup tinggi.
Pada intinya adalah bahwa model pasar efisien masih bermanfaat sebagai pedoman
laporan keuangan, tetapi teori dan bahan bukti tidak efisien terakumulasi pada saat
mendukung perspektif pengukuran, meskipun harus melalui pengorbanan reliabilitas
untuk peningkatan relevansi.

H. Alasan Lain Yang Mendukung Pendekatan Pengukuran


Sejumlah pertimbangan diberikan untuk menyarankan bahwa kegunaan
keputusan atas pelaporan keuangan akan dapat ditingkatkan dengan meningkatkan
perhatian terhadap pengukuran. Pertimbangan-pertimbangan tersebut dijelaskan pada
poin- poin berikutnya.

I. Nilai Relevansi Rendah Informasi Laporan Keuangan


Dalam chapter 5 telah dibuktikkan bahwa adanya respon terhadap harga
sekuritas terhadap kandungan informasi mengenai laba bersih. Penelitian ERC
menunjukkan bahwa pasar cukup bergairah dalam menggunakan kemampuannya untuk

6
mengekstrak implikasi nilai laporan keuangan yang disiapkan dengan dasar historical
cost.
Lev (1989) telah menunjukkan bahwa respon pasar terhadap good news atau bad
news terhadap laba ialah cukup kecil. Kenyataannya, hanya 2 – 5% dari variabilitas
abnormal return dalam narrow-window di seputar tanggal pengumuman laba dapat
diatribusikan terhadap laba itu sendiri. Kebanyakan dari variabilitas atas return saham
terlihat sebagai akibat dari faktor-faktor di luar laba.
1. Ohlson’s Clean Surplus Theory
Teori surplus bersih dari Ohlson memberikan kerangka yang konsisten dengan
perspektif pengukuran, dengan menunjukkan bagaimana nilai pasar dari suatu
perusahaan, dapat ditunjukkan dari segi komponen laporan neraca dan laporan laba-
rugi. Teori ini mengasumsikan kondisi ideal, termasuk deviden yang tidak relevan.
Namun demikian, teori ini sudah memberikan banyak keberhasilan dalam menjelaskan
dan memprediksi nilai aktual perusahaan. Garis besar atas teori ini didasarkan kepada
versi sederhana yang dikemukakan oleh Feltham dan Ohlson (1995) atau dapat
disingkat F&O.
F&O mulai dengan menunjukkan determinan fundamental nilai perusahaan
yaitu arus deviden perusahaan tersebut. Goodwill yang bernlai 0 mewakili kasus khusus
dari model F&O yang disebut akuntansi tidak bias dimana laba abnormal tidak ada.
Model F&O dapat digunakan untuk mengestismasi nilai saham perusahaan.

J. Tanggung Jawab Hukum Auditor


Mungkin sumber tekanan utama dalam perspektif pengukuran muncul sebagai
reaksi terhadap kegagalan yang begitu luar biasa dari perusahaan-perusahaan besar,
khususnya institusi keuangan. Dengan menggunakan akuntansi biaya historis, dapat saja
terjadi bahwa perusahaan yang ada saat ini bisa menghilang di waktu kemudian.
Sementara itu para akuntan dan para auditor dapat mengklaim bahwa informasi tentang
kegagalan yang akan datang secara harfiah implisit didalam catatan atau sumber-sumber
lain, atau tidak merupakan tanggung jawab mereka, terdapat logika dasar tertentu
terhadap masalah yang dimunculkan oleh mereka-mereka yang mempertanyakan
mengapa laporan keuangan primer tidak secara lebih jelas meramalkan kemalangan
yang terjadi.

7
Kebanyakan perusahaan memiliki tanggung jawab ke depan secara substansial,
sebagai contoh dalam biaya restorasi tempat, yang sangat terkait dengan konsep
penyesuaian pendapatan dan biaya. Salah satu cara dimana para akuntan dan auditor
bisa melindungi diri mereka melawan tekanan-tekanan ini adalah untuk mengadopsi
perspektif pengukuran, yaitu, memperkenalkan lebih banyak nilai terbuka kedalam
akun.

K. Kesimpulan
Dengan asumsi keandalan yang wajar, akuntansi nilai sekarang dapat
meningkatkan keputusan kegunaan relatif terhadap perspektif informasi.
Alasan peningkatan penggunaan akuntansi nilai sekarang dalam pelaporan keuangan:
1. Pasar tidak sepenuhnya efisien
2. Kekuatan penjelas rendah dari laba bersih untuk pengembalian saham
3. Teori Surplus bersih Ohlson
4. Kewajiban auditor
Keputusan kegunaan bagi investor dapat lebih ditingkatkan dengan akuntansi
konservatif.

You might also like