Professional Documents
Culture Documents
Bab I-Iii Metodologi Penelitian Tugas 3
Bab I-Iii Metodologi Penelitian Tugas 3
PROPOSAL PENELITIAN
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Program Pascasarjana Guna Memperoleh Gelar Master Dalam
Ilmu Administrasi Publik Pada Universitas Terbuka.
Alamat: Jl. Cabe Raya, Pondok Cabe, Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Banten, 15418
Disusun Oleh:
FARIDZ RAMADAN NIM. 530049139
1
KATA PENGANTAR
Alhamdullillah, segala puji bagi Allah SWT atas segala keberkahan nikmat
rizki, waktu luang dan ilmu yang bermafaat sehingga penulis dapat menyelesaikan
Publik Di Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten
Pringsewu Di Era 4.0” ini dapat di ajukan kepada pembimbing, sebagai salah satu
Penulis juga menyampaikan banyak terima kasih kepada banyak pihak yang
telah banyak memberikan dukungan, waktu dan biaya dan segala hal yang tidak
dapat dituliskan, dan penulis berdoa semoga menjadi amal ibadah yang berguna
Akhir kata, dengan segala kerendahan hati penulis membuka diri baik
berupa masukan saran dan kritik dari segala pihak demi kesempurnaan TAPM ini,
semoga Allah SWT senantiasa memberikan rahmat dan hidayat atas segala ikhtiar
FARIDZ RAMADAN
2
DAFTAR ISI
COVER ………………………………………………………………….. 1
3
BAB I
PENDAHULUAN.
A. LATAR BELAKANG.
era revolusi industri 4.0 hal itu ditekan pada cirinya yaitu pola digital pada
ekonomi, robotika, big data, intellence yang menjadi sebuah fenomena yang
prima, namun pada faktanya tuntutan tersebut tidak berbanding lurus dengan
informasi mendorong masyarakat lebih memahami apa yang menjadi hak dan
4
Hal ini diharapakna pemerintah dapat melakukan terobosan dalam
publik, inovasi sektor publik dalam dunia birokrasi adalah hal lama namun
terasa baru, jarena hingga saat ini tidak pernah optimal dalam implementasinya
publik yang diberikan oleh pemerintah, selain itu tantangan lain yang lebih
pemerintah tidak dapat mengcover semua informasi sehingga akan sulit dalam
mengambil keputusan.
robotik dan IT yang bisa menggantikan peran manusia (SDM). Tantangan lain
yang sangat nyata yaitu harus merubah semua sistem yang ada sekarang, atau
Walaupun pada saat ini sudah ada beberapa instansi yang sudah mulai
5
internet informasi di web, dan agenda tersembunyi dari kelompok pemerintah
baru bagi model sertifikasi atau pendidikan dalam ranah peningkatan (digital
negara yang mana pemerintah harus dapat belajar dan memberikan contoh
dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir pada acara Annual Conference of Asian
Perspective.
1
https://transsulawesi.com/berita/detail/isu-dan-solusi-pembangunan-era-revolusi-industri-40
2
https://www.lampost.co/berita-industri-4-0-berdampak-pada-pelayanan-administrasi-negara-1575102152.html
6
Beliau menyampaikan bahwa dalam standar birokrasi seharusnya dapat
lebih fleksibel dan tidak terlalu kaku. Kita harus berpikir out of the box dan
model administrasi publik di lingkup revolusi industri 4.0 dan society 5.0
Keterkaitannya pelayanan publik dan era revolusi Industri 4.0 saat ini,
kepada masyarakat.
3
https://www.republika.co.id/berita/pendidikan/dunia-kampus/18/03/22/p5zyv1335menristekdikti-dorong-reformasi-
sektoradministrasi-publik
4
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik.
7
Merujuk pada Pasal 23 ayat (1) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009
masyarakat dalam menghadapi Revolusi Industri 4.0 saat ini, yaitu dengan
Tantangan dan isu diera revolusi industry 4.0 tidak hanya dihadapi oleh
sektor administrasi publik saja, tapi berdampak juga pada sektor kesehatan,
dalam menghadapi Gerakan 4.0 yang mana pengguna internet makin mendunia
mulai dari kalangan anak kecil hingga orang tua, perubahan ini sangat besar.
5
https://ombudsman.go.id/artikel/r/artikel-proyeksi-pelayanan-publik-era-40
8
Salah satu elemen yang membantu masuknya era industri 4.0 di bidang
dalam telekomunikasi yang akan dirilis pada tahun depan 2020. Dengan
industri.6
Tidak hanya itu aparatur sipil negara (ASN) juga dituntut untuk dapat
melakukan pembenahan dan berpacu dalam menghadapi era 4.0 seperti yang
saat ini sedang banyak dilakukan, seperti halnya di Pemerintah Daerah Provinsi
efektif dan efisien. Kemudian, konektivitas antar daerah maupun antar negara
generasi muda di berbagai level. Dalam program digital talent scholarship ini
6
https://www.timesindonesia.co.id/read/news/242594/generasi-milenial-dalam-menghadapi-gerakan-40
7
https://beritajatim.com/politik-pemerintahan/hadapi-industri-4-0-sekdaprov-ajak-asn-berpacu-dan-berbenah/ 9
8
https://tirto.id/kominfo-minta-asn-tingkatkan-kualitas-di-era-revolusi-industri-40-efVA
9
digitalisasi pelaporan penjualan batubara, dengan meluncurkan aplikasi modul
verifikasi penjualan (MVP). MVP merupakan salah satu aplikasi pada sektor
mineral batubara, untuk meningkatkan akurasi data penjualan batu bara yang
mayoritas masih gagal paham memaknai apa dan bagaimana proses perubahan
dalam era 4.0 sehingga pemerintah perlu dapat melakukan sosialisasi kepada
industr 4.0.11
bergerak lambat, dan cenderung pemalas, dan pengabdian mereka lebih kepada
diri mereka sendiri, dari yang menjadi mafia perjalanan dinas, mafia bimtek
9
https://www.liputan6.com/bisnis/read/4064981/tantangan-sektor-pertambangan-di-era-revolusi-industri-40
10
https://edukasi.kompas.com/read/2018/11/01/11154501/tantangan-ilmu-administrasi-hadapi-era-global-
dandigital?page=all 11
11
https://economy.okezone.com/read/2019/08/14/320/2091635/masyarakat-masih-gagal-paham-dengan-perubahan
eraindustri-4-0?page=1 12
10
Hal ini terlihat jelas bahwa dalam kurun waktu 2019 dari sumber
Kepala Pusat Penerangan Kementerian Dalam Negeri Dr. Drs. Bakhtiar., M.Si
ia telah mencatat sebanyak 1.372 ASN yang telah diberhentikan secara tidak
hormat oleh pemerintah akibat tindak pidana korupsi atau penggelapan uang
negara, hal ini juga menunjukan bahwa pelayanan publik tidak cukup baik
yakni mengenai pelayanan public yang tidak akuntabel, efektif, efisien, dan
tidak optimal.12
beberapa masalah yang menjadi latar belakang hal itu, seperti perilaku tidak
mayoritas ASN lebih berorientasi pada kekuasaan dan jabatan dari pada
melayani masyarakat.
terbendung pada era saat ini atau yang kita kenal sebagai revolusi Industri 4.0
membuat Negara Indonesia mau tidak mau dipaksa untuk adaptif terhadap
teknologi agar suatu kinerja dapat lebih akurat, efektif dan efsisen.
memberikan dampak yang luar biasa bagi Negara untuk mampu beradaptasi
aspek.
12
https://www.suara.com/yoursay/2020/03/21/112943/dampak-kinerja-asn-terhadap-runtuhnya-birokrasi-pemerintah-
diindonesia
11
Permasalah di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu
(LAKIP) 2019 disampaikan bahwa kurang sumber daya manusia dalam bidang
manusia yang ada, tidak berbanding lurus dengan kebutuhan, sehingga hal
perizinan.
Selain itu, kurangnya sarana dan prasana, baik jaringan internet yang
13
Lakip DPM-PTSP Kabupaten Pringsewu, 2019.
14
Profil DPM-PTSP Kabupaten Pringsewu, 2019.
12
B. PERUMUSAN MASALAH.
pada e-government.
4. Standar birokrasi seharusnya dapat lebih fleksibel dan tidak terlalu kaku.
Kita harus berpikir out of the box dan melakukan benchmarking terhadap
akan dirilis pada tahun depan 2020. Dengan memiliki jaringan 5G tidak
13
ada delay dalam pengiriman maupun pengiriman data. Jaringan 5G
komplek dan tidak dapat dikaji keseluruhannya, maka dari itu peneliti
Pringsewu.
3. Dan yang digunakan adalah data-data 3 (tiga) tahun terakhir yaitu tahun
2018-2020.
14
Penelitian ini berupaya menjawab permasalahan melalui analisa yang
berikut:
C. TUJUAN PENELITIAN.
D. KEGUNAAN PENELITIAN.
1. Kegunaan Penelitian.
15
b. Sebagai bahan pengembangan studi khusus tentang pelayaan publik
publik.
2. Manfaat Teoritis.
kepentingan.
16
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA.
A. KAJIAN TEORI.
yang berarti Pemberian Jasa atau Bantuan. Dalam arti sempit adminstrasi
Suwitri, Sri et.al, 2019 Hal 1.4 merupakan kegiatan terbatas dalam
proses pencatatan dalam berbagai bentuk baik dalam catatan manual atau
dan Plano (1988:3) dalam Suwitri, Sri et, al. 2019 Hal 1.5 menyangkal
itu, namun lebih luas lagi seperti yang dikemukakan oleh Herbert A.
15
Suwitri, Sri. et,al. 2019 Teori Administrasi. Tangerang Selatan: Penerbit Universitas Terbuka.
17
pengertian serupa di Indonesia juga disampaikan oleh Sondang Paian
Siagian (2004) sebagai keseluruhan proses kerja orang yang lebih dari
ditentukan sebelumnya.16
kedua aspek tersebut dan jamak terjadi, namun perbedaan secara teori ini
cermat.
16
Suwitri, Sri. et,al. 2019 Teori Administrasi. Tangerang Selatan: Penerbit Universitas Terbuka.
18
Tabel. Perbedaan Administrasi & Manajemen.
Uraian Administrasi Manajemen
Aspek-Aspek Formulasi tujuan, nilai, Bersifat rutin, definitive,
dan komponen manusia terprogram, dan cenderung dengan
dalam organisasi. metode kuantitatif.
Fokus Penetapan arah organisasi. Mengurusi bagaimana mencapai
arah yang telah ditetapkan.
Level Atas (pengambil Menengah-bawah
keputusan)
Orientasi Tujuan (end Oriented) Sarana/cara mencapai tujuan
(means oriented).
Sumber: Teori Administrasi, Sri Suwarti., dkk, 2019.
17
Suwitri, Sri. et,al. 2019 Teori Administrasi. Tangerang Selatan: Penerbit Universitas Terbuka.
19
1. Formulasi masalah.
2. Formulasi kebijakan.
3. Penentuan kebijakan.
4. Implementasi kebijakan.
5. Evaluasi kebijakan.
2. Adopsi kebijakan
3. Implementasi kebijakan.
4. Evaluasi kebijakan.
18
Suwitri, Sri. et,al. 2019 Teori Administrasi. Tangerang Selatan: Penerbit Universitas Terbuka.
20
proses pengesahan kebijakan dimulai dari persuation dan
21
kebijakan yang telah dijalankan telah meraih hasil yang
suatu dampak.
pemerintah.19
19
Suwitri, Sri. et,al. 2019 Teori Administrasi. Tangerang Selatan: Penerbit Universitas Terbuka.
22
Sementara R Milles, 1975. Meletakan fungsi-fungsi manajemen
lebih penting dari kerja itu sendiri, dan bahwa hanya sedikit sekali orang
serta tanggung jawab yang tinggi, maka yang harus dilakukan adalah
suatu kelompok orang yang berkerja sama untuk mencapai tujuan, atau
20
Suwitri, Sri. et,al. 2019 Teori Administrasi. Tangerang Selatan: Penerbit Universitas Terbuka.
23
1. Kumpulan orang yang ingin mncapai tujuan yang rasional.
dilingkungan.
sangat ditekankan.
24
4. Forth blueprint/paradigma kolaborasi = perhatian diarahkan
rendah.
21
Suwitri, Sri. et,al. 2019 Teori Administrasi. Tangerang Selatan: Penerbit Universitas Terbuka.
25
1. Teori rational administrative model – birokrasi yang berdasarkan
manajeman.22
22
Suwitri, Sri. et,al. 2019 Teori Administrasi. Tangerang Selatan: Penerbit Universitas Terbuka.
26
Ciri pertama, menetapkan otorita birokratik yakni aktifitas yang
kantor.
2. Pemrakarsa kebijakan.
dan kepatuhan.
merah.
23
Suwitri, Sri. et,al. 2019 Teori Administrasi. Tangerang Selatan: Penerbit Universitas Terbuka.
27
Kemudian berkembang model reformasi yang salah satunya
pada 1992 oleh David Osborne & Ted Gaebler yang melakukan
pelayanan publik.
24
Suwitri, Sri. et,al. 2019 Teori Administrasi. Tangerang Selatan: Penerbit Universitas Terbuka.
28
Perbedaan old public management dan new public management,
kompetisi.
29
Pelayanan adalah produk yang tidak kasat mata yang melibatkan
asalah suatu aktifitas yang tidak terlihat, yang terjadi akibat interaksi
permasalahan pemohon.
organisasi privat.
diberikan kepada publik oleh pemerintah baik barang atau jasa yang
adalah variabel ukuran atau tolak ukur bagi yang dapat menunjukan
25
Suwitri, Sri. et,al. 2019 Teori Administrasi. Tangerang Selatan: Penerbit Universitas Terbuka.
30
masyarakat, manajemen yang efektif dan efisien, sistem penilaian
tabah, jujur, pantas, cakap dan welas asih, menggunakan hati Nurani dan
31
7. Inefisiensi.
yang sehat.
32
4. Control strategy – menciptakan kemampuan dan kemandirian.
keberadaan organisasi.
26
Suwitri, Sri. et,al. 2019 Teori Administrasi. Tangerang Selatan: Penerbit Universitas Terbuka.
33
menjadi ilmu administrasi publik, yaitu teori otonomi daerah, partisipasi,
kompilasireformasi lainnya.27
27
Suwitri, Sri. et,al. 2019 Teori Administrasi. Tangerang Selatan: Penerbit Universitas Terbuka.
28
Hamdi, Muchlis. 2014. Kebijakan Publik; Proses, Analisis dan Partisipasi. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia.
34
Secara langsung dan tidak langsung, kehidupan warga negara
tersebut pada dasarnya berupa penyediaan norma dan aturan bagi proses
29
Hamdi, Muchlis. 2014. Kebijakan Publik; Proses, Analisis dan Partisipasi. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia.
35
karena dinilai bertentangan, baik dengan peraturan perundang-undangan
partisipatif.
masalah.
30
Hamdi, Muchlis. 2014. Kebijakan Publik; Proses, Analisis dan Partisipasi. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia.
36
memenuhi ekspektasi masyarakat yang mana telah tercantum dalam
Tahun 1945.
31
Hamdi, Muchlis. 2014. Kebijakan Publik; Proses, Analisis dan Partisipasi. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia.
37
a. Model Merilee S. Grendle (1980).
yang dikerahkan).
Gambar 2.6
Model Grendle, 1980.
(sumber: Grendle, 1980 dalam Mulyadi, 2018).
38
ditrasnformasikan, barulah implementasi kebijakan dilakukan.
yakni:
32
Hamdi, Muchlis. 2014. Kebijakan Publik; Proses, Analisis dan Partisipasi. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia.
39
kelompok-kelompok luar untuk berpartisipasi dalam implementasi
kebijakan.
Gambar 2.7
Model Daniel Mazmanial & Paul A. Sabatier (1983)
(Sumber: Mulyadi, 2018)
top downer dan buttom upper memilih untuk melakukan studi mengenai
40
tipe kebijakan yang berbeda. Pertama top downer cenderung memilih
(Ambiguity/conflict model).
berkaitan dengan:
41
Determinan implementasi menunjukan faktor yang dapat mempengaruhi
Tabel. 2.1
Indikator Implementasi Kebijakan
(Sumber : Hamdi, 2014).
Tabel. 2.2
Determinan Implementasi Kebijakan Publik
(Sumber : Hamdi, 2014).
FAKTOR INDIKATOR
Substansi kebijakan 1. Konsistensi derivasi isi/spesifikasi kebijakan.
2. Keselarasan isi kebijakan denga nisi kebijakan lain.
Perilaku tugas pelaksana 1. Motivasi kerja.
2. Kecenderungan penyalahgunaan wewenang.
3. Kemampuan pembelajaran.
Interaksi jejaring kerja 1. Kerjasama antarpelaksana
2. Hubungan wewenang antar tingkatan pemerintahan.
Partisipasi kelompok 1. Tingkat penerimaan terhadap manfaat kegiatan.
sasaran 2. Kemampuan berkontribusi sesuai prosedur yang
ada.
Sumber daya 1. Kecukupan dana
2. Ketersediaan pelaksana
3. Kecukupan peralatan
4. Ketersediaan informasi
42
5. Ketepatan teknologi
(sumber: Hamdi, 2014)
Perilaku tugas
Sumberdaya Subtansi Kebijakan pelaksana
IMPLEMENTASI
KEBIJAKAN:
Produktifitas
Partisipasi kelompok Linearitas Interaksi jejaring kerja
sasaran Efisiensi
Gambar 2.8
Dimensi dan Determinan Implementasi Kebijakan
(sumber: Hamdi, 2014).
pada ranah praktik dari pada ranah teori. Seperti halnya manajemen, tidak
diterima secara amat luas, mendunia, dan mengakar dari satu generasi ke
terbaik, dan bukan diawali dari temuan, kajian akademik, atau penelitian
ilmiah, artinya, teori tentang analisis kebijakan adalah lay theory, bukan
43
final-nya, yaitu kebijakan publik. Disini kita perlu memahami ruang bagi
terbaik, dan bukan diawali dari temuan, kajian akademik, atau penelitian
ilmiah, artinya, teori tentang analisis kebijakan adalah lay theory, bukan
final-nya, yaitu kebijakan publik. Disini kita perlu memahami ruang bagi
33
Hamdi, Muchlis. 2014. Kebijakan Publik; Proses, Analisis dan Partisipasi. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia.
44
menciptakan, secara kritis menilai dan mengkomunikasikan
Perilaku Kebijakan
Gambar 2.9
Model dasar Proses Kebijakan
(sumber : Dunn, 2003:95).
kebijakan.
masalah.
45
Proses kebijakan yang disebutnya sebagai problem centered policy
KINERJA
KEBIJAKAN
Evaluasi Peramalan
Perumusan
Masalah
Perumusan
Masalah
Pemantauan Rekomendasi
AKSI
KEBIJAKAN
Gambar 2.10
Analisis Kebijakan Yang Berorientasi Pada Masalah .
(Sumber : W.N.Dunn 2003).
46
pertanyaan: pertama; nilai yang dicapai sebagai tolak ukur dalam
Tabel 2.3
Tiga pendekatan dalam analisis kebijakan.
(Sumber: William N. Dunn,1994).
No. Pendekatan Pertanyaan Utama Tipe Informasi
1. Empiris Adakah dan akankah ada (fakta) Deskriptif dan prediktif
2. Valuatif Apa manfaatnya (nilai) Valuatif
3. Normatif Apakah yang harus diperbuat (aksi) Preskriptif
kebijakan yang lalu dan yang akan datang, dan (4) rekomendasi
47
kemungkinan bahwa serangkaian tindakan yang akan datang akan
b. Analisis Servqual
layanan.
48
c. Responsivitas, yaitu kemampuan untuk menyelenggarakan
gambaran ekonomi pada suatu saat (one shoot) dilihat adanya aspek
34
Chalid, Pheni. 2015. Teori dan Isu Pembangunan. Tangerang Selatan: Penerbit Universitas Terbuka. Hal 9. 27.
49
Domestic Product dan sisi jumlah peduduk. Output perkapita adalah
output total bagi jumlah penduduk. Jadi proses kenaikan output perkapita
harus dianalisis dengan jalan melihat apa yang terjadi dengan output total
terjadi dengan GDP total dan apa yang terjadi dengan jumlah penduduk.
yang cukup lama (10,20-50 lebih), tetapi apabila dalam jangka waktu
pembangunan.
35
Chalid, Pheni. 2015. Teori dan Isu Pembangunan. Tangerang Selatan: Penerbit Universitas Terbuka. Hal 9. 27.
50
Pertumbuhan ekonomi bersangkut paut dengan proses
selalu meningkat.
36
Chalid, Pheni. 2015. Teori dan Isu Pembangunan. Tangerang Selatan: Penerbit Universitas Terbuka. Hal 9. 27.
51
memadukan antara pertumbuhan dan pemerataan, yang didasarkan pada
3 arah:
local.
37
Chalid, Pheni. 2015. Teori dan Isu Pembangunan. Tangerang Selatan: Penerbit Universitas Terbuka. Hal 9. 27.
52
disamping berperan sebagai katalisator juag berperan memperkuat
masyarakat sipil agar lebih siap berpartisipasi secara sehat, dan juga
mengalami kemacetan.
masyarkat sipil (CSO, Pers, NGO dan Mahasiswa) yang bertujuan untuk
38
Chalid, Pheni. 2015. Teori dan Isu Pembangunan. Tangerang Selatan: Penerbit Universitas Terbuka. Hal 9. 27.
53
strategic linkage, mendampingi komunitas mencari alternative dan
ekonomi masyarakat.
39
Chalid, Pheni. 2015. Teori dan Isu Pembangunan. Tangerang Selatan: Penerbit Universitas Terbuka. Hal 9. 27.
54
pembangunan sehingga masyarakat pada saat ini mengalami kegagapan
40
Chalid, Pheni. 2015. Teori dan Isu Pembangunan. Tangerang Selatan: Penerbit Universitas Terbuka. Hal 9. 27.
55
3. Untuk sasaran yang ditanggung negarapun pemerintah cenderung
hanya saja, pada masa itu, baik pemerintah dan masyarakat belum
teknis.41
41
Chalid, Pheni. 2015. Teori dan Isu Pembangunan. Tangerang Selatan: Penerbit Universitas Terbuka. Hal 9. 27.
56
merupakan hal yang tidak lazim bagi masyarakat, bahkan dianggap
merepotkan.
pendanaan.42
42
Chalid, Pheni. 2015. Teori dan Isu Pembangunan. Tangerang Selatan: Penerbit Universitas Terbuka. Hal 9. 27.
57
Isu governance mulai memasuki arena perdebatan pembangunan
3. Partisipasi masyarakat.
58
4. Perhatian terhadap pemerataan kemiskinan.
1. Akuntabilitas politik.
3. Jaminan hukum.
4. Akuntabilitas demokrasi.
penggunaan.
mengimplementasikan perencanaan.
43
Chalid, Pheni. 2015. Teori dan Isu Pembangunan. Tangerang Selatan: Penerbit Universitas Terbuka. Hal 9. 27.
59
5. Ada alokasi yang cukup untuk pelayanan dasar.
professional.
2. Desentralisasi.
3. Pelaksanaan HAM.
4. Kebebasan berserikat/berkumpul.
44
Chalid, Pheni. 2015. Teori dan Isu Pembangunan. Tangerang Selatan: Penerbit Universitas Terbuka. Hal 9. 27.
60
Kearifan local merupakan suatu tatanan nilai menjadi pedoman
atas dasar harmonisasi yang dipaksakan diatas, dimana hal tersebut dapat
dilihat dalam proses perubahan secara radikal pada masa orde baru pada
bidang pertanian.
lingkungan.
mendasar dari situasi seperti ini adalah terciptanya mentalitas sub ordinat
budaya setempat.
Gerakan yang saat ini popular adalah Gerakan kembali kea lam
61
Corporations/MNCs. Akhirnya petani menjadi tergantung terhadap
pertanian.45
tersebut adalah:
istilah inspraak yang merupakan teknik sosial bukan tujuan dan tidak
45
Chalid, Pheni. 2015. Teori dan Isu Pembangunan. Tangerang Selatan: Penerbit Universitas Terbuka. Hal 9. 27.
62
rakyat, inspraak dilakukan pada tahap formulasi gagasan, perencanaan
akhir pemerintah.
agar lebih efisien dan sesuai dengan kebutuhan serta potensi dan
46
Chalid, Pheni. 2015. Teori dan Isu Pembangunan. Tangerang Selatan: Penerbit Universitas Terbuka. Hal 9. 27.
63
kepada pemerintah daerah. Sedangkan desentraslisasi pada dasarnya
bersangkutan.
pembagian fungsi.
yang dialokasikan untuk daerah yang terdiri dari dana bagi hasil
47
Chalid, Pheni. 2015. Teori dan Isu Pembangunan. Tangerang Selatan: Penerbit Universitas Terbuka. Hal 9. 27.
64
3. Dana alokasi umum = yang dialokasikan didasarkan pada
boleh lebih dari 75% pendapatan umum, dan rasui hutang tidak
boleh lebih dari 2,5% atau hutang tidak boleh melebihi 1/6 total
anggaran belanja.
65
berkala dan kontinyu, termasuk identifikasi terhadap
didaerah.
menghabiskan anggaran/silpa)
1. Egoism sectoral.
48
Chalid, Pheni. 2015. Teori dan Isu Pembangunan. Tangerang Selatan: Penerbit Universitas Terbuka.
66
3. Praktik KKN di lingkungan pejabat daerah.
1. Peran negara
2. Welfare state
4. Peran birokrasi
Jones, organisasi adalah sebuah alat yang digunakan oleh manusia untuk
49
Purwanto, Agus Joko & Elu, Wilfredus B. 2019. Inovasi dan Perubahan Organisasi. Tangerang Selatan: Penerbit
Universitas Terbuka.
67
Perbedaan dari dua defenisi tersebut adalah pada kedudukan pada
organisasi merupakan:
50
Purwanto, Agus Joko & Elu, Wilfredus B. 2019. Inovasi dan Perubahan Organisasi. Tangerang Selatan: Penerbit
Universitas Terbuka.
68
yang selalu dalam perubahan. Organisasi diletakkan pada posisi dinamis,
nilai social telah tejadi pergeseran pandangan dari ide bahwa manusia
51
Purwanto, Agus Joko & Elu, Wilfredus B. 2019. Inovasi dan Perubahan Organisasi. Tangerang Selatan: Penerbit
Universitas Terbuka.
69
Perkembangan menjadi semakin cepat dari waktu ke waktu. Telah terjadi
– faktor yang mendorong perubahan namun ada juga faktor – faktor yang
yang melekat pada diri individu. Motivasi bukanlah hasil dari perilaku,
dan cirri individu. Seseorang yang rajin dapat rendah motivasinya jika ia
umum, saat ini terdapat tiga kelompok teori motivasi yaitu Teori Konten,
52
Purwanto, Agus Joko & Elu, Wilfredus B. 2019. Inovasi dan Perubahan Organisasi. Tangerang Selatan: Penerbit
Universitas Terbuka.
70
Teori ini merupakan teori motivasi yang sampai saat ini paling
• Fisiologis
• Keamanan
• Social
• Ego
• Aktualisasi diri
manusia
71
McGregor membedakan manusia atau lebih tepatnya
menghindarinya
yang lain
anggota pekerja
53
Purwanto, Agus Joko & Elu, Wilfredus B. 2019. Inovasi dan Perubahan Organisasi. Tangerang Selatan: Penerbit
Universitas Terbuka.
72
Teori dua factor dikemukakan oleh Frederick Herzberg. Herzberg
4000 responden.
54
Purwanto, Agus Joko & Elu, Wilfredus B. 2019. Inovasi dan Perubahan Organisasi. Tangerang Selatan: Penerbit
Universitas Terbuka.
73
Kritik terhadap teori dua factor Herzberg adalah:
individu
1. Teori ERG
2. Teori Kebutuhan
oleh:
74
b. Need for affilation, yaitu kebutuhan atau keinginan untuk
3. Teori Kesamaan
4. Teori Harapan
75
dan imbalan yang diterima sesuai dengan tujuan pribadinya.
kepuasan individu.
diselesaikan.
hubungan antara desain pekerjaan dan prestasi kerja adalah isi pekerjaan.
76
belakang social, kepribadian, kebutuhan, dan factor individual yang lain.
prestasi kerja.
55
Purwanto, Agus Joko & Elu, Wilfredus B. 2019. Inovasi dan Perubahan Organisasi. Tangerang Selatan: Penerbit
Universitas Terbuka.
77
memberdayakan seluruh komponen organisasi. Sehingga tugas
bertindak.
kemenangan.56
56
Purwanto, Agus Joko & Elu, Wilfredus B. 2019. Inovasi dan Perubahan Organisasi. Tangerang Selatan: Penerbit
Universitas Terbuka.
78
pengikutnya untuk melakukan hal – hal yang besar, member teladan dan
perlu dimainkan oleh pemimpin pada organisasi yang belajar yaitu peran
model dasar, prinsip – prinsip dan kritiria komunikasi yang baik, iklim
79
menghasilkan hubungan – hubungan yang lebih kuat dan jangka panjang
masa yang sangat krieis bagi individu, karena orang – orang mengalami
situasi yang serba tidak pasti. Fase transisi adalah wilayah abu – abu
Tiga cirri umum dari fase transisi menurut Nadler & Nadler
dan pengendalian.
memperoleh bagian yang lebi besar, ada pula yang memperoleh bagian
57
Purwanto, Agus Joko & Elu, Wilfredus B. 2019. Inovasi dan Perubahan Organisasi. Tangerang Selatan: Penerbit
Universitas Terbuka.
58
Purwanto, Agus Joko & Elu, Wilfredus B. 2019. Inovasi dan Perubahan Organisasi. Tangerang Selatan: Penerbit
Universitas Terbuka.
80
pergeseran kekuasaan yang cukup besar, yang mengkibatkan
81
Organisasi pada dasarnya adalah sebuh sitem social. Oleh karena
itu, aspek social manusia ini perlu dikenali dan dikelola untuk
perilaku yang sudah dikenali dengan baik tidak jarang dihadapi dengan
dengan cara dominasi dan kekerasan tidak popular lagi dalam masyarakat
pengetahuan.
59
Purwanto, Agus Joko & Elu, Wilfredus B. 2019. Inovasi dan Perubahan Organisasi. Tangerang Selatan: Penerbit
Universitas Terbuka.
82
Organisasi dapat menerapkan pendekatan Insider – Outsider,
manjer memilih dan mengelola aspek struktur dan budaya organisasi agar
60
Purwanto, Agus Joko & Elu, Wilfredus B. 2019. Inovasi dan Perubahan Organisasi. Tangerang Selatan: Penerbit
Universitas Terbuka.
61
Purwanto, Agus Joko & Elu, Wilfredus B. 2019. Inovasi dan Perubahan Organisasi. Tangerang Selatan: Penerbit
Universitas Terbuka.
83
Struktur organisasi merujuk pada cara yang digunakan dalam
informasi.
perbedaan
84
8. Meningkatnya tekanan bagi partisipasi dari setiap orang dalam
organisasi
62
Purwanto, Agus Joko & Elu, Wilfredus B. 2019. Inovasi dan Perubahan Organisasi. Tangerang Selatan: Penerbit
Universitas Terbuka.
85
organisasi yang fleksibel merupakan suatu factor penting dalam
86
Pendekatan tradisional pada umumnya mengukur keefektifan
hidup organisasi.
keefektifan administrative.
63
Purwanto, Agus Joko & Elu, Wilfredus B. 2019. Inovasi dan Perubahan Organisasi. Tangerang Selatan: Penerbit
Universitas Terbuka.
87
Evaluasi inovasi merupakan suatu aktivitas penting dalam konteks
sistem dalam organisasi sepanjang daur hidup inovasi. Evaluasi pada fase
abad 21. Dalam lingkungan abad 21 yang semakin kompleks dan berubah
88
organisasinya agar mampu mendorong anggota organisasi melakukan
berikut:66
64
Purwanto, Agus Joko & Elu, Wilfredus B. 2019. Inovasi dan Perubahan Organisasi. Tangerang Selatan: Penerbit
Universitas Terbuka.
65
Purwanto, Agus Joko & Elu, Wilfredus B. 2019. Inovasi dan Perubahan Organisasi. Tangerang Selatan: Penerbit
Universitas Terbuka.
66
Purwanto, Agus Joko & Elu, Wilfredus B. 2019. Inovasi dan Perubahan Organisasi. Tangerang Selatan: Penerbit
Universitas Terbuka.
89
1. Inovasi model bisnis: meliputi perubahan cara bisnis dijalankan
pemasaran
jalur teknologi yang sama, atau dari bidang yang dikenali ke bidang
90
yang tak dikenali, dengan melibatkan ketidakpastian yang lebih
dalam konsep dan praktek manajemen dapat dikatakan terjadi sejak 1990.
91
lebih responsive, efesien yang lebih besar dan memusatkan perhatian
pada pelanggan.67
Jika sistem balas jasa pada pemerintah semakinadil maka inovasi ini akan
67
Purwanto, Agus Joko & Elu, Wilfredus B. 2019. Inovasi dan Perubahan Organisasi. Tangerang Selatan: Penerbit
Universitas Terbuka.
92
dampaknya baik dengan memahami klasifikasinya, yaitu dampak yang
dan bermutu.
sederhana untuk menilai kapasitas berinovasi dari sebuah unit kerja atau
inovatif.
organisasi.
68
Purwanto, Agus Joko & Elu, Wilfredus B. 2019. Inovasi dan Perubahan Organisasi. Tangerang Selatan: Penerbit
Universitas Terbuka.
93
Kevin C. Desouza (2007) melakukan wawancara semi terstruktur
memasuki fase mobilisasi, dimana ide memasuki suatu lokasi fisik atau
logika yan berbeda. Tahapan ini sangat penting bagi kemajuan gagasan.
69
Purwanto, Agus Joko & Elu, Wilfredus B. 2019. Inovasi dan Perubahan Organisasi. Tangerang Selatan: Penerbit
Universitas Terbuka.
94
pengaturan struktur, pemeliharaan dan pengunaan sumber daya untuk
menjalankan inovasi.
proses organisasi.
95
dan eyika penelitian dalam organisasi. Oleh Karen itu, penguasaan
struktur dan hal – hal bersifat mikro seperti kepemimpinan, motivasi, dan
Perubahan dari satu zaman ke zaman yang lain diawali sebuah revolusi
70
Purwanto, Agus Joko & Elu, Wilfredus B. 2019. Inovasi dan Perubahan Organisasi. Tangerang Selatan: Penerbit
Universitas Terbuka.
96
peradaban akibat penemuan suatu jenis teknologi yang mengakibatkan
diperlukan kecerdasan.
alat yang dapat mengganti atau menghasilkan daya seperti akal manusia.
71
Nugroho, Eko. 2010. Sistem Informasi Manajemen (Konsep, Aplikasi dan Perkembangannya). Yogyakarta: Penerbit Andi.
97
Pada era gelombang 0 sampai gelombang 1 masa revolusi pertanian,
mampu membuat kendaraan berupa mobil, kereta api atau kapal yang
kurun waktu 200 tahun setelah itu, ketika dunia memasuki era revolusi
kecepatan sekitar 30.000 km/jam. Ini berarti 100 x kecepatan kuda, atau
dalam waktu yang jauh lebih singkat. Inilah yang disebut percepatan
teknologi.
Sekarang kita hidup di era cyber space. Dunia sudah terintegrasi menjadi
satu sistwm yang tanpa batas. Melalui internet, sistem ekonomi dari
72
Nugroho, Eko. 2010. Sistem Informasi Manajemen (Konsep, Aplikasi dan Perkembangannya). Yogyakarta: Penerbit
Andi.
98
semua negara di dunia sudah saling terangkai menjadi sebuah sistem
• Man (Manusia)
• Money (Uang)
• Methode (Metode)
Pada masa sekarang 5M tersebut harus ditambah satu faktor lagi, yaitu
Information.
Lima sumber daya yang pertama adalag sumber daya fisik, yang
99
Informasi membawakan makanan maupun oksigen segar ke
menerus disusun ulang agar siap pakai pada saat diperlukan perusahaan.
tinggi.73
Pada masa lalu focus manajemen ditujuan pada sumber daya fisik
yang lain semakin dirasakan sebagai suatu kebutuhan yang tidak bisa
semakin besar.
perlu dikelola dengan baik. Hal ini disebabkan oleh dua hal. Pertama,
cepat pula.
73
Nugroho, Eko. 2010. Sistem Informasi Manajemen (Konsep, Aplikasi dan Perkembangannya). Yogyakarta: Penerbit
Andi.
100
Pada saat ini sudah dimulai usaha kearah konvergensi teknologi.
74
Nugroho, Eko. 2010. Sistem Informasi Manajemen (Konsep, Aplikasi dan Perkembangannya). Yogyakarta: Penerbit
Andi.
101
Manajemen adalah suatu tim yang disusun dalam organiasi untuk
disebabkan oleh adanya 3 maam tujuan atau sasaran yang ingin dicapai
atas ialah “direktur”. Asal katanya adalah “to dirrect” yang berarti
Pejabat wakil direktur atau wakil presiden juga termasuk dalam tingkatan
manajemen ini.
75
Nugroho, Eko. 2010. Sistem Informasi Manajemen (Konsep, Aplikasi dan Perkembangannya). Yogyakarta: Penerbit
Andi.
102
berupa presiden, menteri, direktur jenderal, sementara untuk manajemen
dan sebagainya.
dan untuk manajemen tinkat bawah ada kepala regu. Apa pun
dan misi itulah yang harus dicapai leh manajemen tingkat atas.
76
Nugroho, Eko. 2010. Sistem Informasi Manajemen (Konsep, Aplikasi dan Perkembangannya). Yogyakarta: Penerbit
Andi.
103
strategis, berdampak secara jangka panjang atas perusahaan.
organisasi tercapai.
104
bersifat terstruktur. Hamper semua masalah yang dihadapi
77
Nugroho, Eko. 2010. Sistem Informasi Manajemen (Konsep, Aplikasi dan Perkembangannya). Yogyakarta: Penerbit
Andi.
105
membayar tagihannya. Kantor perusahaan listrik dengan menerima
106
Sistem jenis adalah suatu sistem yang mampu melakukan
Pakar
pada sistem pakar ini, sistem informasi mempunyai basis data yang
107
Untuk mendukung sistem informasi yang dibangun, diperlukan teknologi
satu departemen atau satu unit kerjja, misalnya unit kerja pembuatan
dengan yang yang lain. Jadi, secara prinsip untuk mendukung sistem
menuju kearah tujuan yang sama, yaitu tujuan yang sudah ditatpkan
78
Nugroho, Eko. 2010. Sistem Informasi Manajemen (Konsep, Aplikasi dan Perkembangannya). Yogyakarta: Penerbit
Andi.
108
Dengan terintegrasinya sistem maka manajemen tingkat menengah
berikut:
1) Konsistensi data
109
Menurut Simon (1960), pengambilan keputusan berlangsung
kelebihan dan kekurangan dari berbagai macam alternative yang ada dan
hamper segala hal ikut berubah juga. Sementara itu, turbulence changes
79
Nugroho, Eko. 2010. Sistem Informasi Manajemen (Konsep, Aplikasi dan Perkembangannya). Yogyakarta: Penerbit
Andi.
110
lain perubahan karena kreativitas manusia, baik di bidang politik, social,
informasinya.
A. Integrasi
Ada dua jenis tingkat integrasi yang bisa digunakan sebagai patokan,
yaitu:
80
Nugroho, Eko. 2010. Sistem Informasi Manajemen (Konsep, Aplikasi dan Perkembangannya). Yogyakarta: Penerbit
Andi.
111
terkoneksi erat adalah sistem penjualan. Sistem ini harus
sehari satu kali pada sore hari sebelum took tutup. Cara seperti
Format tatap muka layar tampilan tentu saja harus dibuat yang baik
C. Kekuatan Kompetitor
secara luas menerapkan sistem ATM maka tak ada jalan lain harus
112
Tentu saja semua organisasi menghendaki informasi yang
E. Kebutuhan Sistem
pengulangan.
mengakses sistem.
6. Kemudahan dipelihara
F. Pengolah Data
113
memutuhkan prosesor yang tidsk terlalu cepat, melainkan alat
G. Factor Organisasi
1. Jenis organisasi
2. Model organisasi
3. Ukuran
yang dibuat.
4. Gaya manajemen
untung rugi.
I. Factor Manusia
akan dibuat.
J. Masalah Hukum
114
Saat menggunakan perangkat keras atau lunak, diperhatikan pula
pengembangan SIM
organisasi
115
2. Pemilihan perangkat keras dan perangkat lunak yang akan
digunakan
vakum, melainkan pada suatu sistem yang hidup, yang mempunyai sikap,
tiga pihak yang terlibat dalam implementasi sistem informasi, yaitu (1)
user, (2) manajemen dan (3) para professional sistem informasi. Pihak
116
1. Implementasi itu akan mengganti fungsi – fungsi yang ada sekarang
organisasi
sudah ada
1. Unfreezing
2. Moving
3. Refreezing
81
Nugroho, Eko. 2010. Sistem Informasi Manajemen (Konsep, Aplikasi dan Perkembangannya). Yogyakarta: Penerbit
Andi.
117
termotivasi atau merasa lebihtakut terhadap perubahan daripada peluang
keputusan.82
82
Nugroho, Eko. 2010. Sistem Informasi Manajemen (Konsep, Aplikasi dan Perkembangannya). Yogyakarta: Penerbit
Andi.
118
untuk menghasilkan pendapatan yang lebih tinggi serta meningkatkan
• Alat
• Personel
83
Nugroho, Eko. 2010. Sistem Informasi Manajemen (Konsep, Aplikasi dan Perkembangannya). Yogyakarta: Penerbit
Andi.
119
• Masalah yang timbul akibat otomatisasi kantor
dari jarak jauh. Sistem ini biasanya dibangun berbasis web, diperlukan
sebuah tim solid yang berasal dari disiplin ilmu. Tim tersebut idealnya
terdiri dari:
1. Manager proyek
anggota timnya.
3. Instructional designer
4. Programmer
bahasa pemrograman.
120
Pada masa mendatang “mobile computing” akan semakin luas
yang tak terkoneksi secara fisik. Jaringan yang dimaksud adalah internet
yaitu -10 s/d 60 derajat Celcius, tahan getaran, layarnya dapat dibaca baik
lain.84
84
Nugroho, Eko. 2010. Sistem Informasi Manajemen (Konsep, Aplikasi dan Perkembangannya). Yogyakarta: Penerbit
Andi.
121
Dalam dunia jaringan computer, pemnfaatan internet tentu saja akan
melainkan juga HP, PDA bahkan lemari es, AC, lampu dan lain – lain.
Alat – alat itu akan terhubung dengan interner agar dapat dikendalikan
dari jarak jauh. Salah satu perubahan besar yang dilakukan adalah dengan
datang
122
Membantu multicasting dengan mengizinkan scope untuk
dispesifikasikan85
Institute, Industri 4.0 memberikan dampak yang sangat besar dan luas,
terutama pada sektor lapangan kerja, di mana robot dan mesin akan
industri ini harus disikapi oleh pelaku industri dengan bijak dan hati-hati.
2030 karena diambilalih oleh robot. Hal ini bisa menjadi ancaman bagi
85
Nugroho, Eko. 2010. Sistem Informasi Manajemen (Konsep, Aplikasi dan Perkembangannya). Yogyakarta: Penerbit
Andi.
86
Satya, Eka Satya. 2018. Strategi Industri Menhadapi Industri 4.0. Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI Bidang
Ekonomi dan Kebijakan Publik. Vol. X, No. 09/Puslit/Mei/2018.
123
Era Revolusi Industri keempat ini diwarnai oleh kecerdasan
industri, pemerintahan, dan politik. Pada era ini semakin terlihat wujud
Jerman pada tahun 2011 yang ditandai dengan revolusi digital. Industri
ini merupakan suatu proses industri yang terhubung secara digital yang
mesin uap dan kereta api tahun 1750-1930; 2. Penemuan listrik, alat
negara di dunia menjadi enam kali lipat. Revolusi industri kedua dikenal
dan produksi besi dan baja dalam skala besar, meluasnya penggunaan
tenaga uap, mesin telegraf. Selain itu minyak bumi mulai ditemukan dan
124
revolusi industri ketiga, industri manufaktur telah beralih menjadi bisnis
digital.
waktu, revolusi ini mengedepankan sisi real time. Lompatan besar terjadi
87
Satya, Eka Satya. 2018. Strategi Industri Menhadapi Industri 4.0. Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI Bidang
Ekonomi dan Kebijakan Publik. Vol. X, No. 09/Puslit/Mei/2018.
125
makanan dan minuman (mamin), tekstil, otomotif, elektronik, dan kimia.
industry manfaktur
program link and match antara pendidikan dengan industri. Upaya ini
saing bagi industri kecil dan menengah (IKM) agar mampu menembus
126
pasar ekspor melalui program E-smart IKM. Ketiga, pemanfaatan
menargetkan, visi besar nasional dapat tercapai. Visi tersebut secara garis
biaya tenaga kerja; dan pengalokasian dua persen dari GDP untuk
aktivitas research and development teknologi dan inovasi, atau tujuh kali
Akan tetapi ketika ditanya apakah mereka siap untuk perubahan tersebut,
88
Satya, Eka Satya. 2018. Strategi Industri Menhadapi Industri 4.0. Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI Bidang
Ekonomi dan Kebijakan Publik. Vol. X, No. 09/Puslit/Mei/2018.
127
Produsen besar yang terintegrasi akan dapat mengoptimalkan
suplai produksi, yang dalam hal ini sangat dibutuhkan guna menyiasati
technology.
Industri 4.0 juga ini masih dipertanyakan bila dilihat dari gejala
128
deindustrialisasi global yang terjadi akhir-akhir ini. Hal ini dikarenakan
yang telah siap mengadapi era industri baru ini. Pada saat pemerintah
penerapan sistem industri digital ini hanya menjadi beban karena tidak
sistem, akses publik pada teknologi, dan faktor keamanan sistem yang
89
Satya, Eka Satya. 2018. Strategi Industri Menhadapi Industri 4.0. Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI Bidang
Ekonomi dan Kebijakan Publik. Vol. X, No. 09/Puslit/Mei/2018.
129
antisipatif, serta memiliki design thinking untuk menjamin
keberlangsungan industri.
Pada era disrupsi yang suka ataupun tidak suka harus dihadapi ini,
Indonesia. 90
yakni 70,4 menjadi 71,6 pada tahun 2017. Saat ini Indeks Pembangunan
Manusia (IPM) meningkat yakni dari 68,31 pada tahun 2013 menjadi
70,81 pada tahun 2017. Seiring itu, usia harapan hidup Indonesia
90
Nasution, Dito ADitia Darma., et.al. 2019 Pengaruh Penerapan Smart ASN Terhadap Pengelolaan Keuangan Negara di
Era Disrupsi Teknologi Indonesia 4.0. Sensasi 2019. ISBN: 978-602-52720-2-8 Juli 2019 Hal 43-51.
130
khususnya dalam bidang perekonomian dan pengelolaan keuangan
negara.
pintas untuk mencapai tujuan, pekerjaan yang asal jadi tanpa adanya
tuntutan masyarakat akan jauh semakin besar. Selain itu juga para
131
Karena memang saat ini tidak hanya dibutuhkan SDM dengan
ASN akan memunculkan peluang terjadinya korupsi lebih besar. Ada tiga
dan kebutuhan boleh saja dimiliki akan tetapi harus dicari dengan cara
yang baik dan sesuai aturan, itulah sebenarnya tujuan dari konsep Smart
91
Nasution, Dito ADitia Darma., et.al. 2019 Pengaruh Penerapan Smart ASN Terhadap Pengelolaan Keuangan Negara di
Era Disrupsi Teknologi Indonesia 4.0. Sensasi 2019. ISBN: 978-602-52720-2-8 Juli 2019 Hal 43-51.
132
di uji kebenarannya. Konsep Smart ASN dalam pengelolaan keuangan
perlindungan atas hak asasi pribadi, golongan dan rahasia negara [11].
harus dibuktikan.
terlebih saat ini dunia sedang menghadapi era disrupsi teknologi hingga
pengelolaan keuangan.
133
Berdasarkan Analisa Deskriptif dan Hasil uji statistik yang telah
Keuangan Negara.
dapat dijadikan bahan masukan atau pertimbangan bagi pihak pihak yang
Kementerian/Lembaga di Indonesia.92
92
Nasution, Dito ADitia Darma., et.al. 2019 Pengaruh Penerapan Smart ASN Terhadap Pengelolaan Keuangan Negara di
Era Disrupsi Teknologi Indonesia 4.0. Sensasi 2019. ISBN: 978-602-52720-2-8 Juli 2019 Hal 43-51.
134
Perkembangan ilmu pengetahuan modern telah menjadikan
ide maupun gagasan yang ada menjadi sebuah ide yang bersifat solutif.
terhadap kinerja, meliputi visi, misi, sarana dan prasarana, sumber daya
135
meningkat dan upaya dalam merealisasikan beberapa program yang telah
publik.
input, proses dan tentunya output telah terintegrasi dengan komputer. Hal
ini pula yang menjadikan inovasi sebagai leading factor dalam upaya
yang ada harus dikelola dengan baik. Misalnya telah muncul konsep
keadaan. Pelanggan jasa dalam hal ini masyarakat mempunyai hak tagih
136
penyelenggara pelayanan mempunyai kewajiban untuk meningkatkan
dari instansi publik yakni berasal dari privat sector dapat dijadikan
publik dan hal tersebut akan menciptakan sebuah tipologi dalam inovasi
rationality.
atau adanya pelayanan baru. Hal ini bertujuan untuk memberikan pilihan
93
Nasution, Dito ADitia Darma., et.al. 2019 Pengaruh Penerapan Smart ASN Terhadap Pengelolaan Keuangan Negara di
Era Disrupsi Teknologi Indonesia 4.0. Sensasi 2019. ISBN: 978-602-52720-2-8 Juli 2019 Hal 43-51.
137
ataupun di organisasi tersebut. Inovasi yang diimplementasikan haruslah
yang original atau tidak bersifat plagiat. Artinya tidak ada ide ganda
yang tentunya tidak memiliki kesamaan ide antara ide satu dengan ide
yang lainnya. Keunikan dan keaslian sebuah ide atau gagasan merupakan
pengelola dari inovasi yang ada, serta adanya efisiensi pelayanan sebagai
Inovasi itu sendiri tidak tercipta dan terealisasi begitu saja. Proses
dengan cermat, agar dampak dari inovasi yang muncul tidak menjadi
sesuatu hal yang tidak sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai oleh
yang memacu adanya inovasi dalam upaya dan sebagai jalan pemecahan
94
Wardani, Ari Kusuma, 2018. Urgensi Inovasi Pelayanan Urgensi Inovasi Pelayanan Bidang Administrasi Publik Di Era
Disrupsi, Jurnal Administrasi Publik, FISIP, UNiveristas Galuh.
138
pikir dari pemikiran manusia dan menjadi solusi nyata dalam pemecahan
masalah.
kualitas layanan.
publik lebih ke arah lebih maju, jika semua pihak mau menerima dan
publik tersebut. Ada beberapa bentuk inovasi yang telah ada dan
139
Penyediaan fasilitas ruang yang nyaman merupakan upaya peningkatan
pelayanan masyarakat.
dan berkas lengkap, pelayanan akan cepat, mudah dan tepat. Dalam
Pemanfaatan media online pun menjadi salah satu hal yang dapat
95
Wardani, Ari Kusuma, 2018. Urgensi Inovasi Pelayanan Urgensi Inovasi Pelayanan Bidang Administrasi Publik Di Era
Disrupsi, Jurnal Administrasi Publik, FISIP, UNiveristas Galuh.
140
dan Toffler menunjukkan bahwa gerak perubahan itu selalu dipicu oleh
dan bahkan ideologi dari sebuah industri. Paradigma bisnis pun bergeser
96
Prasetyo, Banu. Dkk. 2018. Revolusi Industri 4.0 dan Tantangan Perubahan Sosial Prosiding Semateksos IV. Solo. Istitut
Teknologi Sepuluh November
141
taksi online kemudian mengancam eksistensi bisnis taksi konvensional.
secara efektif efisien berbasis e governance. Sektor budaya pun juga ikut
terdisrupsi.
lebih erat terbangun dalam dunia maya, sehingga hubungan dalam dunia
nyata justru menjadi relatif. Terakhir, bidang hukum pun sekarang pun
disruptive marketing.98
97
Wardani, Ari Kusuma, 2018. Urgensi Inovasi Pelayanan Urgensi Inovasi Pelayanan Bidang Administrasi Publik Di Era
Disrupsi, Jurnal Administrasi Publik, FISIP, UNiveristas Galuh.
98
Prasetyo, Banu. Dkk. 2018. Revolusi Industri 4.0 dan Tantangan Perubahan Sosial Prosiding Semateksos IV. Solo.
Istitut Teknologi Sepuluh November
142
Disrupsi telah mengubah tatanan dunia secara pesat. Perubahan
itu tidak lagi memakan waktu ribuan tahun, seperti yang dijelaskan pada
Dalam keadaan yang serba cepat itu, yang berubah tidak hanya
mengklaim terjadi penurunan dari tahun 2014 sebesar 73,6%, jumlah ini
143
pergeseran paradigma manusia dalam memandang alam (Prasetyo,
2018). Dalam hal ini, Max Weber menyatakan bahwa sejak modernitas
Manusia seraya lepas dari alam, dan hidup pada realitas lain.
yang tanpa batas, serta hilangnya perilaku etis di media sosial adalah
namun rapuh karena tidak memiliki mentalitas dan nilai-nilai yang kuat.
99
Wardani, Ari Kusuma, 2018. Urgensi Inovasi Pelayanan Urgensi Inovasi Pelayanan Bidang Administrasi Publik Di Era
Disrupsi, Jurnal Administrasi Publik, FISIP, UNiveristas Galuh.
144
otomatisasi telah membuat produksi semakin berlipat dan memangkas
yang signifikan di era revolusi industri 4.0. Padahal, jika ditelusur lebih
modern pada abad sekitar XVII (Hardiman, 2004). Di zaman itu, era
100
Prasetyo, Banu. Dkk. 2018. Revolusi Industri 4.0 dan Tantangan Perubahan Sosial Prosiding Semateksos IV. Solo.
Istitut Teknologi Sepuluh November
101
Wardani, Ari Kusuma, 2018. Urgensi Inovasi Pelayanan Urgensi Inovasi Pelayanan Bidang Administrasi Publik Di Era
Disrupsi, Jurnal Administrasi Publik, FISIP, UNiveristas Galuh.
145
Pada abad XVIII terjadi perubahan besar dalamcara berpikir
1988)102
B. PENELITIAN TERDAHULU.
Berbagai penelitian tentang Implementasi Kebijakan Publik dalam
Pelayanan Publik sudah banyak di lakukan dengan berbagai metode dan tujuan
102
Prasetyo, Banu. Dkk. 2018. Revolusi Industri 4.0 dan Tantangan Perubahan Sosial Prosiding Semateksos IV. Solo.
Istitut Teknologi Sepuluh November
146
Tabel 2.2
Penelitian Terdahulu.
147
adalah kendala non teknis seperti
sumber data lambat, keterbatasan
SDM dan registrasi pemohon.
Perbedaan: Penelitian yang dilakukan Rahimin Encu Winarti, 2019 menggunakan metode penelitian kualitatif ekplanatif dengan pemanfaatan
teknologi informasi berupa website dengan pengukuran kualitas pelayanan menggunakan Webqual sedangkan penelitian penulis menggunakan
penelitian deskriptif kualitatif dengan pemanfaatan teknologi informasi OSS dan Sicantik Cloud di DPM PTSP kabupaten Pringsewu menggunakan
Webqual dan model implementasi Grendle.
2. Dicky Sumastyono, Pelayanan Terpadu Keberhasilan pelaksanaan Penelitian ini Adapun hasil penelitian ini adalah:
2019. Satu Pintu di kebijakan tentang pelayanan menggunakan metode 1. Upaya-upaya yang telah
Kabupaten Tana terpadu satu pintu menjadi deskriptik pendekatan dilaksanakan pemda kabupaten
Tidung. prioritas dalam memberikan kualitatif. tana tidung sehingga berhasil
kepuasan kepada masyarakat. mengimplementasikan kebijakan
Pemerintah berupaya terus PTSP antara lain: pendelegasikan
meningkatkan kualitas pelayanan kewenangan Bupati kepada kepala
dengan harapan pelayanan PTSP untuk memberikan
terpadu satu pintu ini menjadi persetujuan perizinan,
jendela utama dalam pelayanan. meyederhanakan layanan
informasi, persyaratan,
1. Mendeskripsikan mekanisme mengurangi berkas permohonan,
pelayanan perizinan. membuat SOP, Percepatan proses,
2. Mendeskripsikan dan transparansi biaya,.
menganalisa bagaimana 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi
pelaksanaan pelayanan terpadu keberhasilan proses implementsi
satu pintu antara lain, komunikasi, SDM
3. Menganalisis faktor yang yang dimiliki, sikap birokrasi
menghambat di pelayanan pelaksana, struktor organisasi,
terpadu satu pintu. tingkat kepatuhan biroktasi dan
semua kegiatan dilaksanakan
terarah.
148
Perbedaan: penelitian Dicky Smumastyono, 2019 menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan mengkaji implementasi kebijakan pelayanan
publik di PTSP kabupaten tana tidung dengan menggunakan pengukuran kualitas pelayanan publik menurut Lijan Poltak Sinambela, 2018 sedangkan
peneltian yang dilakukan penulis adalah menggunakan penelitian deskriptif kualitatif dengan pemanfaatan teknologi informasi OSS dan Sicantik Cloud
di DPM PTSP kabupaten Pringsewu menggunakan Webqual dan model implementasi Grendle.
3. Intan Rokhimah, 2019 Strategi Penanaman Menganalisis mengenai strategi Penelitian ini Hasil penelitian ini menunjukan
Modal Provinsi penanaman modal provinsi menggunakan pemerintah Provinsi Kalimantan
Kalimantan Utara Kalimantan utara dalam menarik kualitatif pendekatan Utara melaksanakan strategi
Dalam Menarik invesitor dalam dan luar negeri. deskriptif dan penanaman modal dan pelayanan
Investor Dalam dan instrument penelitian perizinana terpadu satu pintu melalui
Luar Negeri. yang digunakan peningkatan kualitas dan
adalah pedoman keterampilan masyarakat melalui
wawancara, panduan pelatihan, promosi invesitasi,
observasi dan pertemun forum invesitasi dan
dokumentasi. percepatan pembangunan di bidang
infrastruktur yang menunjang
investasi dearah. Dalam praktiknya
pemerintah provinsi Kalimantan
utara belum efektif menggunakan IT,
kualitas perizinan masih buruk,
prosedur perizinan masih rumit dan
membutuhakn waktu yang lama.
Perbedaan: Penelitian Intan Rokhimah, 2019 menggunakan metode kualitatif deskiriptif namun lebih berfokus pada mengkaji strategi invesitasi dan
bisnis pada penanaman modal yang mengguakan teori Hubeis dan Najib, 2014. Sedangkan penelitian penulis adalah menggunakan penelitian deskriptif
kualitatif dengan pemanfaatan teknologi informasi OSS dan Sicantik Cloud di DPM PTSP kabupaten Pringsewu menggunakan Webqual dan model
implementasi Grendle.
4. Ferianto, 2019. Efektifitas Perizinan Menggali informasi mengenai Penelitian ini Efektifitas pada DINPMP2KUKM
Pada Dinas Penanaman efektifitas DINPMP2PUKM. menggunakan Kabupaten Bangka dapat dilihat dari
Modal Pelayanan kualitatif pendekatan terpenuhinya kriteria yaitu:
Perizinan Terpadu Satu deskriptif dan
149
Pintu, Koperasi, Usaha instrument penelitian 1. Pencapaian tujuan sudah tercapai
Kecil dan Menengah yang digunakan dan perlu untuk dimaksimalkan
Kabupaten Bangka. adalah pedoman lagi.
wawancara, panduan 2. Integrasi sudah dilakukan dengan
observasi dan baik dan efektif yang dapat
dokumentasi. dilihat dari sosialisasi dan
komunikasi yang dilakukan oleh
DINPMP2KUKM.
3. Adaptasi juga sudah dilakukan
dengan baik namun diperlukan
pelatihan dan pengembangan
pegawai serta meningkatkan
sarana dan prasarana.
Perbedaan: Penelitian Ferianto, 2019 bertujuan untuk menggali informasi efektifitas pelayanan publik dengan pendekatan peneltian kualitatif
deskikriptif sedangkan pneleitian penulis adalah menggunakan penelitian deskriptif kualitatif dengan pemanfaatan teknologi informasi OSS dan
Sicantik Cloud di DPM PTSP kabupaten Pringsewu menggunakan Webqual dan model implementasi Grendle. Persamaannya adalah pada metodologi
penelitiannya dan lokasi penelitian yang sama sama pada Dinas PM PTSP.
5. Anshary, 2018 Penerapan Sistem Tujuan penelitian ini untuk Penelitian kualitatif Hasil penelitina menunjukan:
Pengadaan Secara menganalisis penerapan sistem deskriptif dengan 1. Penerapan SPSE belum efektif,
Elektronik (SPSE) penerapan pemilihan penyedia pendektan studi kasus bebrapa dinas tidak input SPPBJ
Terhadap Pemilihan barang/jasa secara elektronik (e- dipandang lebih ke dalam SPSE dan 12 informan
Penyedia Barang/Jasa tendering) dengan menggunakan relevan digunakan tidak ada yang unduh SPPBJ dari
Pemerintah. (Studi aplikasi sistem pengadaan secara dalam mengamati dan SPSE dan belum pernah dilakukan
Kasus pada LPSE elektronik (SPSE) serta menganalisis proses bimbingan teknis pengadaan
Pemda Aceh Tengah). menganalisis peran Pengguna pemihinan penyedia bareang jasa, dan jadwal
Anggaran (PA). brang/jasa secara penyelesaian uji forensic tidak
elektronik. dapat diakses meskipun telah
memenuihi prosedur.
150
2. Peran PA lebih dominan tidak
memahami tugas dan fungsi dalam
proses pemilihan penyedia dan
tidak memahami SPSE.
3. Faktor penghambatnya adalah
keterbatasa ranana IT, kurangnya
SDM dan kurangnya kompetensi.
Perbedaan: Penelitian Anshary, 2018 berujuan untuk menganalisis penerapan sistem penerapan pemilihan penyedia barang/jasa secara elektronik (e-
tendering) dengan menggunakan aplikasi sistem pengadaan secara elektronik (SPSE) serta menganalisis peran Pengguna Anggaran (PA).dengan
pendekatan kualitatif deskriptif dengan pendektan studi kasus dipandang lebih relevan digunakan dalam mengamati dan menganalisis proses
pemihinan penyedia brang/jasa secara elektronik. Sedangkan penelitian penulis adalah menggunakan penelitian deskriptif kualitatif dengan
pemanfaatan teknologi informasi OSS dan Sicantik Cloud di DPM PTSP kabupaten Pringsewu menggunakan Webqual dan model implementasi
Grendle. Persamaannya adalah pada metodologi penelitiannya dan lokasi penelitian yang sama sama pada Dinas PM PTSP.
6. Vera Arvianty, 2018 Implementasi Tujuan penelitian ini : Design penelitian Hasil penelitina ditemukan bahwa
Kebijakan Pelayanan 1. Untuk mengetahui bagaimana yang digunakan belunm dilakukan secara terpadu
Administrasi Terpadu implementasi kebijakan adalah deskriptif kerana pengurusan perizinan mulai
Kecamatan (PATEN) PATEN pada pelayanan kualitatif. dari permohonan sampai keluarnya
pada Pelayanan perizinan kekecamtan singkep Sumberdata dan dokumen perizinan masih belum
Perizinan di kabupaten lingga. infromasi diperoleh semua diterima melalaui satu
Kecamatan Singkep 2. Untuk mengetahui hambatan- dari seluruh tempat/loket, sehingga masyarkat
Kabupaten Lingga. hambatan yang dihadapi stakeholder yang tidak puas, merasa lama dan lambat
dalam implementasi terkait dengan dan berbelit belit dan mahal. Faktor
kebijakan. pelayanan penghambatnya adalah komunikasi,
3. Untuk mengetahui apa-apa administrasi sumberdaya, sosialisasi, pelatihan,
upaya yang dilakukan dalam perizinan. Sumber anggaran, efisiensi dan pembinaan
mengatasi hambatan- data melaluii petugas dan pelimpahan wewenang.
hambatan yang dihadapi. dokumen arsip dan
wawancara,
151
observasi, studi
Pustaka dan lain-lain.
Perbedaan: Penelitian Vera Arvianty, 2018 menggunakan Design penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Sumberdata dan infromasi
diperoleh dari seluruh stakeholder yang terkait dengan pelayanan administrasi perizinan. Sumber data melaluii dokumen arsip dan wawancara,
observasi, studi Pustaka dan lain-lain. Sedangkan penelitian penulis adalah menggunakan penelitian deskriptif kualitatif dengan pemanfaatan teknologi
informasi OSS dan Sicantik Cloud di DPM PTSP kabupaten Pringsewu menggunakan Webqual dan model implementasi Grendle. Persamaannya
adalah pada metodologi penelitiannya dan lokasi penelitian yang sama sama pada Dinas PM PTSP.
7. Mahmudin, 2018. Implementasi Tujuan penelitian ini : Design penelitian Hasil penelitina ditemukan bahwa
Kebijakan Pelayanan Untuk mengetahui bagaimana yang digunakan belunm dilakukan secara terpadu
Administrasi Terpadu implementasi kebijakan PATEN adalah deskriptif kerana pengurusan perizinan mulai
Kecamatan di pada pelayanan perizinan kualitatif. dari permohonan sampai keluarnya
Kecamatan Tanjung dokumen perizinan masih belum
Palas Timur Kabupaten semua diterima melalaui satu
Bulungan. tempat/loket, sehingga masyarkat
tidak puas, merasa lama dan lambat
dan berbelit belit dan mahal. Faktor
penghambatnya adalah komunikasi,
sumberdaya, sosialisasi, pelatihan,
anggaran, efisiensi dan pembinaan
petugas dan pelimpahan wewenang.
Perbedaan: Penelitian Mahmudin, 2018 menggunakan Design penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif.. Sedangkan penelitian penulis
adalah menggunakan penelitian deskriptif kualitatif dengan pemanfaatan teknologi informasi OSS dan Sicantik Cloud di DPM PTSP kabupaten
Pringsewu menggunakan Webqual dan model implementasi Grendle. Persamaannya adalah pada metodologi penelitiannya dan lokasi penelitian yang
sama sama pada Dinas PM PTSP.
152
C. KERANGKA BERPIKIR
hingga saat ini telah menjadi model gaya hidup masyarakat masa kini atau lebih
dikenal dengan zaman revolusi industry 4.0. namun masih banyak teknologi
Pencapaian ini juga perlu dihubungkan dengan perilaku dari pekerja selama
produktifitasnya.
dari service quality atau servqual yang banyak digunakan sebagai pengukuran
kualitas jasa.
153
Kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat digambarkan melalui alur
Implementasi
DPM PTSP Kabupaten Optimalisasi pelayanan
Kebijakan Pelayanan
Pringsewu Publik melalui TI
Publik
Pemanfaatan TI dalam
Faktor Pedukung dan
Proses Pelayanan
Faktor Penghambat
Publik
Dimensi:
• Persepsi Kegunaan
• Persepsi Kemudahan
D. OPERASIONAL KONSEP.
sebagai berikut:
Kabupaten Pringsewu.
154
2. Jenis manfaat yang dihasilkan mengaku kepada seberapa besar kesamaan
155
BAB III
METODE PENELITIAN.
A. JENIS PENELITIAN.
Tabel 3.1
Asumsi Paradigma Kualitatif
103
Hamdi, M. dkk, 2016. Metodologi Penelitian Administrasi, Tangerang Selatan; Penerbit Universitas Terbuka.
104
Effendi, Khasan, 2010.Memadukan Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Bandung: CV. Indra Prahasta.
156
3. Axiologis Apa peran dari Nilai adalah sesuatu
nilai? yang bertumpuk dan
membosankan.
4. Retoris Ada Informal,
ditingkatan mengembangkan
manakah keputusan pribadi.
penelitian?
5. Metodologis Bagaimana Proses Induktif, bentuk
proses simulasi faktor-faktor
penelitian? mutualisme.
Desain diidentifikasi
dalam proses penelitian.
Konteks terikat pola
pengambangan teori
untuk dimengerti.
Akurat dan reliabel
melalui verifikasi.
Sumber: Khasan Effendi, 2010.
yang oleh sejumlah individu atau sekelompok orang dianggap dari masalah
menunjukan dua atau lebih variabel yang saling berelasi atau justru
105
Creswell. John W. 2015. Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan Mixed. Yogyakarta: Penerbit Pustaka
Pelajar.
106
Effendi, Khasan, 2010.Memadukan Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Bandung: CV. Indra Prahasta.
157
membandingkan dua atau lebih kategori tertentu, seperti yang sering dijumpai
ini:
Gambar: 3.1
Logika Induktif dalam penelitian kualitatif (Creswell. 2015).
107
Creswell. John W. 2015. Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan Mixed. Yogyakarta: Penerbit Pustaka
Pelajar.
158
Pokok dari penelitian kualitatif adalah menjelaskan 2 (dua) tujuan yakni
dengan upaya memperoleh makna dari hal yang diteliti yang dilakukan dalam
mengambarkan pemaparan dari hal yang diteliti, baik berupa narasi, komprasi,
pendeskripsian.109
konsep dapat diberi keterangan untuk variasi dalam konsep lain, yang proposisi
108
Hamdi, M. dkk, 2016. Metodologi Penelitian Administrasi, Tangerang Selatan; Penerbit Universitas Terbuka.
109
Hamdi, M. dkk, 2016. Metodologi Penelitian Administrasi, Tangerang Selatan; Penerbit Universitas Terbuka.
159
tersebut diberdakan menjadi 5 tipe yaitu hipotesis, generalisasi empiris,
dengan interprestasi.
adalah hal yang sangat berguna dan positif yang mampu menunjukan bahwa
fokus penelitian kualitatif pada semua aspek dan faktor kehidupan. Yang
B. SUMBER INFORMASI.
berperan dalam pengaturan dan juga sebagai pengamat penuh. Peneliti juga
memaksa. Dan informan yang akan diwawancarai adalah Kepala Dinas DPM
110
Hamdi, M. dkk, 2016. Metodologi Penelitian Administrasi, Tangerang Selatan; Penerbit Universitas Terbuka.
160
PTSP, Sekretaris, Kabid. Pelayanan, Kabid Penanaman Modal, Kabid
C. INSTRUMEN PENELITIAN.
karakteristik tertentu yang juga di dukung dengan data-data observasi dan data-
Namun yang menjadi sumber utama dalam penelitian ini adalah data-
penelitian.
dengan sengaja dan penuh perencanaan para partisipan dan lokasi (dokumen
atau materi visual). pembahasan mengenai para partisipan dan lokasi penelitian
dapat mencakup 4 (empat) aspek yaitu; setting (lokasi penelitian), aktor (siapa
yang akan diobservasi atau diwawancarai), peristiwa (kejadian apa saja yang
111
Neuman, Laurence W, 2015. Metodologi Penelitian Sosial : Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif Edisi 7. Jakarta: PT.
Indeks
161
dirasakan oleh aktor yang akan dijadikan topik wawancara dan observasi), dan
proses (sifat peristiwa yang dirasakan oleh aktor dalam setting penelitian).
2. Jelaskan data - data yang akan dikumpulkan, peneliti dalam kebanyakan peneliti
lokasi penelitian. Dalam pengamatan ini, peneliti merekam dan mencatat, baik
penelitian kualitatif juga dapat terlibat dalam peran-peran yang beragam, mulai
pertanyaan yang secara umum tidak terstruktur dan bersifat terbuka yang
privat.
6. Kategori terakhir adalah materi audio dan visual. Data ini bisa berupa foto,
Tabel 3.2
Beberapa pendekatan pengumpulan data kualitatif.
(Cresswel, 2015).
OBSERVASI
- Mengumpulkan data lapangan dengan berperan sebagai partisipan.
- Mengumpulkan data lapangan dengan berperan dengan observer.
- Mengumpulkan data lapangan dengan lebih banyak berperan sebagai partisipan
ketimbang observer.
- Mengumpulkan data lapangan dengan lebih banyak berperan sebagai observer
ketimbang partisipan.
162
- Mengumpulkan data lapangan dengan berperan sebagai oksider (orang luar)
terlebih dahulu, kemudian mulai masuk kedalam setting penelitian sebagai
insider (orang dalam).
WAWANCARA
- Melaksanakan wawancara tidak terstruktur dan terbuka, sambil mencatat hal-hal
penting.
- Melaksanakan wawancara tidak terstruktur dan terbuka, sambil merekamnya
dengan audiotipe, lalu mentranskipnya.
- Melaksnakan wawancara semi struktur, sambil merekamnya dengan audiotipe,
lalu mentranskipnya.
- Melaksanakan wawancara focus grup, sambil merekamnya dengan audiotipe lalu
mentrasnkipnya.
- Melaksanakan jenis wawancara yang berbeda sekaligus melalui email, dengan
berhadap-hadapan langsung, wawancara group, wawancara focus group online
dan wawancara telepon.
DOKUMENTASI
- Mendokumentasikan buku harian selama penelitian
- Meminta buku harian atau diary dari partisipan selama penelitian.
- Mengumpulkan surat pribadi dari partisipan.
- Menganalisis dokumen publik.
- Menganalisis autobiografi atau biografi
- Meminta foto partisipan atau merekam suara mereka dengan video tipe
- Audit-audit
- Rekaman medis
163
1. Membuat transkripsi wawancara, terhadap subyek peneliti sesuai dengan aslinya.
dan data disusun dan dipilah kedalam jenis dan sumber informasi.112
wawancara.113
3. Melakukan open coding dari seluruh transkrip wawancara dan mencari dan
112
Creswell. John W. 2015. Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan Mixed. Yogyakarta: Penerbit Pustaka
Pelajar.
113
Creswell. John W. 2015. Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan Mixed. Yogyakarta: Penerbit Pustaka
Pelajar.
164
Berikut ini skema analisis yang diadopsi dalam buku Research Design
Tema-tema Deskripsi
Menvalidasi keakuratan
informasi
Membaca keseluruhan data
Gambar 3.2
Anilisis Data Dalam Penelitian Kualitatif.
Sumber Creswell, 2015.
165
DAFTAR PUSTAKA.
166
https://www.suara.com/yoursay/2020/03/21/112943/dampak-kinerja-asn-
terhadapruntuhnya-birokrasi-pemerintah-di-indonesia
Lakip DPM-PTSP Kabupaten Pringsewu, 2019.
Nasution, Dito ADitia Darma., et.al. 2019 Pengaruh Penerapan Smart ASN
Terhadap Pengelolaan Keuangan Negara di Era Disrupsi Teknologi
Indonesia 4.0. Sensasi 2019. ISBN: 978-602-52720-2-8 Juli 2019 Hal 43-
51. http://proseding.seminar-id.com/index.php/sensasi/issue/archive
167