Professional Documents
Culture Documents
Laporan Program Puskesmas
Laporan Program Puskesmas
OLEH :
UNIVERSITAS PEKALONGAN
2023
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT, Tuhan Semesta alam yang Maha Pengasih lagi
Maha Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan Laporan Hasil pelaksanaan kegiatan Praktek Profesi Ners Stase Komunitas di
Puskesmas Wonokerto I Kabupaten Pekalongan dari tanggal 31 Januari - 19 Maret 2022
Laporan hasil ini telah disusun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan laporan hasil ini. Untuk itu penulis
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan laporan ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasa dari penulisan laporan hasil ini. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar penulis dapat
memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga laporan hasil pelaksanaan praktek kerja lapangan
manajemen pelayanan kesehatan di Puskesmas Wonokerto I ini dapat memberikan manfaat
maupun inpirasi terhadap pembaca serta tim penulis sendiri.
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
Lampiran .......................................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan salah satu masalah kesehatan yang
menjadi penyebab utama kematian dan ketidakmampuan fisik yang diderita oleh
masyarakat dunia termasuk di Indonesia. Menurut World Health Organization (WHO),
lebih dari dua pertiga (70%) dari populasi global akan meninggal akibat PTM yang
diperkirakan akan terus mengalami peningkatan di seluruh dunia, khususnya di
negara-negara miskin dan menengah. Penyakit tidak menular merupakan penyakit
yang tidak dapat disebarkan dari seseorang terhadap orang lain sehingga tidak menjadi
ancaman terhadap orang lain, namun apabila faktor risiko tidak dapat dikendalikan
maka akan berpengaruh terhadap peningkatan kasus setiap tahunnya (Profil Kesehatan
Indonesia, 2019).
Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang ditandai dengan
peningkatan tekanan darah secara kronis dengan nilai tekanan darah sistolik ≥140
mmHg dan atau tekanan darah diastolik >90 mmHg. Tekanan atas (sistolik)
merupakan kondisi yang menunjukkan tekanan ke atas pembuluh arteri pada saat
jantung berdetak atau berdenyut, sedangkan tekanan bawah (diastolik) merupakan
suatu kondisi pada tekanan saat jantung beristirahat diantara pemompaan. Peningkatan
tekanan darah dapat terjadi karena jantung bekerja keras memompa darah untuk
memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi didalam tubuh (Hasma, 2021).
Pada umumnya hipertensi terjadi pada lanjut usia. Lanjut usia (lansia)
merupakan tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia (Misnaniarti,
2017). Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Menua
bukanlah suatu penyakut, tetapi merupakan proses yang berangsur-angsur
mengakibatkan perubahan kumulatif yang dimana proses menurunnya daya tahan
tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam dan luar tubuh seperti yang tercantum
didalam Undang-Undang No.13 tahun 1998 yang isinya menyatakan bahwa
pelaksanaan pembangunan nasional yang bertujuan mewujudukan masyarakat adil dan
makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, telah menghasilkan
kondisi sosial masyarakat yang makin membaik dan usia harapan hidup makin
meningkat, sehingga jumlah lanjut usia makin bertambah (Kholifah Siti Nur, 2016)
Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi didalam kehidupan
manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak haya dimulai dari
suatu wartu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Menjadi tua
merupakan proses alamiah yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap kehidupan
yaitu, anak, dewasa, dan tua (Kholifah Siti Nur, 2016).
Berdasarkan hasil Riskesdas 2018 menunjukkan bahwa secara nasional
prevalensi penduduk dengan tekanan darah tinggi sebesar 34,11%. Prevalensi tekanan
darah tinggi pada perempuan (36,85%) lebih tinggi dibanding dengan laki-laki
(31,34%). Prevalensi di perkotaan sedikit lebih tinggi (34,43%) dibandingkan dengan
pedesaan (33,72%) (Profil Kesehatan Indonesia, 2019).
Salah satu Puskesmas yang ada di Kabupaten Pekalongan, yaitu Puskesmas
Wonokerto I yang terletak di Kelurahan Tratebang sekitar 100 km dari kabupaten
Pekalongan dengan luas wilayah kerja puskesmas Wonokerto I yaitu 1.319.806 ha.
Puskesmas Wonokerto I menduduki peringkat 7 dengan prevalensi hipertensi
tertinggi dari 38 puskesmas yang ada di Kabupaten Bone. Sedangkan Penyakit tidak
menular yang menduduki peringkat pertama pada pasien di Puskesmas Wonokerto I,
yaitu penyakit hipertensi dengan jumlah kasus sebanyak ........... pada tahun 2022.
Sedangkan pada tahun 2021 mengalami peningkatan yang signifikan, yaitu dengan
jumlah kasus sebanyak ...... (Profil Kesehatan Puskesmas Wonokerto I).
Penyelenggaraan upaya kesehatan di Puskesmas dapat terlaksana secara optimal
dengan manajemen yang baik. Manajemen Puskesmas adalah rangkaian kegiatan
yang dilaksanakan secara sistematik untuk menghasilkan output Puskesmas secara
efektif dan efisien. Manajemen Puskesmas terdiri dari perencanaan, pelaksanaan dan
pengendalian serta pengawasan dan pertanggungjawaban. Seluruh kegiatan diatas
merupakan satu kesatuan yang saling terkait dan berkesinambungan.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Pada Mata Kuliah Praktek Profesi Ners Stase Komunitas ini, diharapkan
mahasiswa/i yang mengikuti kegiatan praktik mampu menganalisis manajemen
pelayanan kesehatan masyarakat di Puskesmas dengan menerapkan ilmu yang telah
diperoleh sebelumnya serta mampu membandingkan mutu pelayanan kesehatan
masyarakat di tingkat dasar (pratama).
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan atau kompetensi khusus yang harus dicapai mahasiswa/i dalam stase
komunitas kali ini adalah :
a. Melaksanakan analisa situasi puskesmas
b. Mengidentifikasi masalah manajemen pelayanan Puskesmas
c. Merumuskan masalah manajemen pelayanan Puskesmas
d. Menentukan pemecahan masalah manajemen pelayanan Puskesmas
e. Mendapatkan solusi pemecahan masalah pelayanan Puskesmas
f. Menyusun rencana operasional
g. Melaksanakan implementasi pemecahan masalah
h. Melaksanakan evaluasi dan monitoring implementasi pemecahan masalah
C. Ruang Lingkup Penulisan
Perencanaan Puskesmas disusun melalui 4 tahap yaitu :
1. Tahap Persiapan
a. Melaksanakan analisa situasi puskesmas
b. Mengidentifikasi masalah manajemen pelayanan Puskesmas
c. Merumuskan masalah manajemen pelayanan Puskesmas
d. Menentukan pemecahan masalah manajemen pelayanan Puskesmas
e. Mendapatkan solusi pemecahan masalah pelayanan Puskesmas
f. Menyusun rencana operasional
2. Tahap Analisa Situasi
Wilayah kerja Puskesmas Wonokerto I meliputi 8 (delapan) Desa wilayah
Kecamatan Wonokerto dengan batas wilayah sebagai berikut : Sebelah utara
berbatasan dengan laut Jawa, Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan
Wiradesa, Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Siwalan, Sebelah Timur
berbatasan dengan Kecamatan Tirto.
Luas wilayah kerja Puskesmas Wonokerto I yaitu 1.319.806 ha yang terdiri
atas : Persawahan 269.795 ha, Tanah kering 291.605 ha, Tanah perkebunan 76,212
ha, Tanah fasilitasumum 28,712 ha. Jumlah desa ada 8 yaitu : Bebel, Wonokerto
Wetan, Sijambe, Pesanggrahan, Pecakaran, Api-Api, Wonokerto Kulon, Tratebang.
Sasaran kegiatan kali ini yaitu masyarakat hipertensi desa tratebang.
3. Tahap penyusunan Rencana Usulan Kegiatan
a. Pemeriksaan kesehatan
b. Penyuluhan kesehatan
c. Senam lansia
d. Gerakan PSN bersama warga
4. Tahap penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan
Mahasiswa/i profesi ners melakukan pemeriksaan kesehatan gratis kepada
masyarakat desa Tratebang dengan jadwal pemeriksaan dimulai hari Senin sampai
dengan hari jumat pukul 13.00 - 15.00 WIB di balai desa Tratebang, selain itu
mahasiswa/i juga melakukan senam lansia setiap hari jumat pada sore hari di balai
desa Tratebang dan melakukan 3x penyuluhan kesehatan melalui posbindu bersama
kader puskesmas wonokerto I.
D. Metode dan Teknik Penulisan
E. Sistematika Penulisan
- Program
- Kebijakan
- Hambatan
- Pendukung hasil
- Kekuramgan
- Kelemahan
PROGRAM PUSKESMAS
1. Status Gizi
1) Faktor penghambat
b) Adanya Mitos dan Pola Asuh serta Pola yang kurang tepat dari Keluarga.
a) Faktor Penghambat :
b) Faktor Pendukung :
B. ISU STRATEGIS
3. Tingginya angka kesakitan baik yang disebabkan penyakit menular maupun penyakit tidak
menular
BAB III
ANALISIS PROGRAM
A. Strategi dan kebijakan dibentuk untuk mencapai tujuan dan sasaran. Strategi dirumuskan
dengan menentukan langkah pilihan yang tepat melalui analisis metode SWOT. Adapun interaksi
dan hasil interaksi dapat diikuti pada tabel berikut:
Analisis SWOT untuk tujuan Mewujudkan masyarakat sehat yang mandiri adalah
C. Hambatan
Hambatan dalam program posbindu ini masyarakat yang sudah dirujuk untuk ke
puskesmas tidak semua datang karena jarak yang jauh untuk ke puskesmas jadi mereka
mengharapkan pada posbindu. Sedangkan dalam program posbindu dilakukan sebulan satu
kali dan diharapkan program posbindu dapat dilakukan dalam sebulan dua kali agar
masyarakat bisa sering untuk menegecek kesehatannya
D. Pendukung hasil
E. Kekurangan
Kurang optimalnya program penanggulangan dan pencegahan hipertensi yang ada saat
ini, Selain itu, kemampuan pasien dalam melakukan upaya perawatan diri seringkali terbatas.
Oleh karena itu, Keluarga memiliki peran yang penting mendorong pasien untuk menjalankan
perilaku perawatan diri Keluarga harus mampu mengenali apabila terjadi gangguan
perkembangan kesehatan pada anggota keluarga, mengambil keputusan untuk tindakan
pelayanan kesehatan yang tepat
F. Kelemahan
Bahwa hambatan dalam program posbindu ini masyarakat yang sudah dirujuk untuk ke
puskesmas tidak semua datang karena jarak yang jauh untuk ke puskesmas jadi mereka
mengharapkan pada posbindu.
BAB IV
PEMBAHASAN
Penyakit tidak menular, juga dikenal sebagai penyakit kronis dengan durasi yang
panjang dan progres penyembuhan yang umumnya lambat. Semua kelompok usia dan semua
wilayah di dunia berisko terkena PTM. Sebanyak 80% kasus penyebab kematian PTM
berada di negara berpenghasilan menengah dan rendah. Adanya peningkatan pesat kasus
PTM, diprediksi akan menghambat upaya penanggulangan kemiskinan di negara-negara
berpenghasilan rendah dan menengah, karena memaksa pemerintah memprioritaskan biaya
pelayanan kesehatan untuk penderita PTM. Beban yang diakibatkan oleh penyakit tidak
menular antara lain meningkatnya kematian prematur dan disabilitas, yang akan
berpengaruh terhadap produktivitas dan kependudukan serta berperan pada pertumbuhan
ekonomi negara
Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya preventif dan promotif yang dapat
dilaksanakan secara mandiri oleh masyarakat, agar peningkatan kasus baru PTM dapat
dikendalikan. Deteksi dini faktor risiko PTM di masyarakat melalui Pos Pembinaan Terpadu
(Posbindu ) PTM menjadi upaya kegiatan yang efektif dan efisien dalam mencegah dan
mengendalikan kasus baru PTM di masyarakat.
Faktor risiko PTM seperti merokok, kurang aktifitas fisik, diet yang tidak sehat,
konsumsi alkohol dan stres, semuanya dapat dikelola dan dikendalikan dengan perilaku gaya
hidup sehat dalam wadah Posbindu PTM. Peningkatan kesadaran dan kepedulian
masyarakat untuk melaksanakan deteksi dini faktor risiko PTM secara mandiri dan
berkesinambungan menjadai tahapan sangat penting dalam pengendalian faktor risiko PTM.
Dengan tujuan :
1. Melaksanakan skrining faktor risiko PTM pada masyarakat
2. Mendapatkan data faktor risiko PTM yang ada di masyarakat
3. Meningkatkan kewaspadaan masyarakat terhadap faktor risiko PTM
Sasaran / Targed:
Seluruh warga tratebang
Pelaksana :
Mahasiswa Praktek Profesi Ners
Pelaksanaan :
Lokasi dan waktu pelaksanaan kegiatan sesuai kesepakatan bersama.
Untuk Pelasanakaan Posbindu PTM & Posyandu Lansia yang akan dilaksanakan dalam
rentang waktu (31 Januari - 19 Maret 2023).
A. JADUAL KEGIATAN
WAKTU KEGIATAN PELAKSANA
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN