You are on page 1of 16

LAPORAN ANALISIS MANAJEMEN

PROGRAM PUSKESMAS HIPERTENSI

DI PUSKESMAS WONOKERTO I KABUPATEN PEKALONGAN

OLEH :

1. Gita Kurniasari (1422002811)

2. Vida Azalia Dwi Permata Hati (1422002821)

3. Riska Novianti (1422002841)

4. Ahsinina Islamia (1422002861)

5. Afifah Luthfiyani P (1422002861)

6. Monika Mustofifi (1422002891)

7. Siska Febriyani (1422002921)

8. Nikomang Martaningrum (1422002931)

9. Afif Eka Adhietya (1422002971)

10. M.Syahrul Khikam (1422003001)

11. M.Agung Prastiaji (1422003011)

12. Komariyah (1422003031)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS PEKALONGAN

2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT, Tuhan Semesta alam yang Maha Pengasih lagi
Maha Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan Laporan Hasil pelaksanaan kegiatan Praktek Profesi Ners Stase Komunitas di
Puskesmas Wonokerto I Kabupaten Pekalongan dari tanggal 31 Januari - 19 Maret 2022

Laporan hasil ini telah disusun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan laporan hasil ini. Untuk itu penulis
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan laporan ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasa dari penulisan laporan hasil ini. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar penulis dapat
memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga laporan hasil pelaksanaan praktek kerja lapangan
manajemen pelayanan kesehatan di Puskesmas Wonokerto I ini dapat memberikan manfaat
maupun inpirasi terhadap pembaca serta tim penulis sendiri.

Pekalongan, 10 Februari 2022

Tim Penyusun
DAFTAR ISI

Halaman Judul ............................................................................................................................

Kata Pengantar ...........................................................................................................................

Daftar Isi .......................................................................................................................................

BAB. I Pendahuluan ....................................................................................................................

BAB. II Program Puskesmas ......................................................................................................

BAB.III Analisis Program ...........................................................................................................

BAB.IV Pembahasan ...................................................................................................................

BAB. V Kesimpulan & Saran .......................................................................................................

Daftar Pustaka .............................................................................................................................

Lampiran .......................................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan salah satu masalah kesehatan yang
menjadi penyebab utama kematian dan ketidakmampuan fisik yang diderita oleh
masyarakat dunia termasuk di Indonesia. Menurut World Health Organization (WHO),
lebih dari dua pertiga (70%) dari populasi global akan meninggal akibat PTM yang
diperkirakan akan terus mengalami peningkatan di seluruh dunia, khususnya di
negara-negara miskin dan menengah. Penyakit tidak menular merupakan penyakit
yang tidak dapat disebarkan dari seseorang terhadap orang lain sehingga tidak menjadi
ancaman terhadap orang lain, namun apabila faktor risiko tidak dapat dikendalikan
maka akan berpengaruh terhadap peningkatan kasus setiap tahunnya (Profil Kesehatan
Indonesia, 2019).
Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang ditandai dengan
peningkatan tekanan darah secara kronis dengan nilai tekanan darah sistolik ≥140
mmHg dan atau tekanan darah diastolik >90 mmHg. Tekanan atas (sistolik)
merupakan kondisi yang menunjukkan tekanan ke atas pembuluh arteri pada saat
jantung berdetak atau berdenyut, sedangkan tekanan bawah (diastolik) merupakan
suatu kondisi pada tekanan saat jantung beristirahat diantara pemompaan. Peningkatan
tekanan darah dapat terjadi karena jantung bekerja keras memompa darah untuk
memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi didalam tubuh (Hasma, 2021).
Pada umumnya hipertensi terjadi pada lanjut usia. Lanjut usia (lansia)
merupakan tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia (Misnaniarti,
2017). Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Menua
bukanlah suatu penyakut, tetapi merupakan proses yang berangsur-angsur
mengakibatkan perubahan kumulatif yang dimana proses menurunnya daya tahan
tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam dan luar tubuh seperti yang tercantum
didalam Undang-Undang No.13 tahun 1998 yang isinya menyatakan bahwa
pelaksanaan pembangunan nasional yang bertujuan mewujudukan masyarakat adil dan
makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, telah menghasilkan
kondisi sosial masyarakat yang makin membaik dan usia harapan hidup makin
meningkat, sehingga jumlah lanjut usia makin bertambah (Kholifah Siti Nur, 2016)
Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi didalam kehidupan
manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak haya dimulai dari
suatu wartu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Menjadi tua
merupakan proses alamiah yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap kehidupan
yaitu, anak, dewasa, dan tua (Kholifah Siti Nur, 2016).
Berdasarkan hasil Riskesdas 2018 menunjukkan bahwa secara nasional
prevalensi penduduk dengan tekanan darah tinggi sebesar 34,11%. Prevalensi tekanan
darah tinggi pada perempuan (36,85%) lebih tinggi dibanding dengan laki-laki
(31,34%). Prevalensi di perkotaan sedikit lebih tinggi (34,43%) dibandingkan dengan
pedesaan (33,72%) (Profil Kesehatan Indonesia, 2019).
Salah satu Puskesmas yang ada di Kabupaten Pekalongan, yaitu Puskesmas
Wonokerto I yang terletak di Kelurahan Tratebang sekitar 100 km dari kabupaten
Pekalongan dengan luas wilayah kerja puskesmas Wonokerto I yaitu 1.319.806 ha.
Puskesmas Wonokerto I menduduki peringkat 7 dengan prevalensi hipertensi
tertinggi dari 38 puskesmas yang ada di Kabupaten Bone. Sedangkan Penyakit tidak
menular yang menduduki peringkat pertama pada pasien di Puskesmas Wonokerto I,
yaitu penyakit hipertensi dengan jumlah kasus sebanyak ........... pada tahun 2022.
Sedangkan pada tahun 2021 mengalami peningkatan yang signifikan, yaitu dengan
jumlah kasus sebanyak ...... (Profil Kesehatan Puskesmas Wonokerto I).
Penyelenggaraan upaya kesehatan di Puskesmas dapat terlaksana secara optimal
dengan manajemen yang baik. Manajemen Puskesmas adalah rangkaian kegiatan
yang dilaksanakan secara sistematik untuk menghasilkan output Puskesmas secara
efektif dan efisien. Manajemen Puskesmas terdiri dari perencanaan, pelaksanaan dan
pengendalian serta pengawasan dan pertanggungjawaban. Seluruh kegiatan diatas
merupakan satu kesatuan yang saling terkait dan berkesinambungan.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Pada Mata Kuliah Praktek Profesi Ners Stase Komunitas ini, diharapkan
mahasiswa/i yang mengikuti kegiatan praktik mampu menganalisis manajemen
pelayanan kesehatan masyarakat di Puskesmas dengan menerapkan ilmu yang telah
diperoleh sebelumnya serta mampu membandingkan mutu pelayanan kesehatan
masyarakat di tingkat dasar (pratama).
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan atau kompetensi khusus yang harus dicapai mahasiswa/i dalam stase
komunitas kali ini adalah :
a. Melaksanakan analisa situasi puskesmas
b. Mengidentifikasi masalah manajemen pelayanan Puskesmas
c. Merumuskan masalah manajemen pelayanan Puskesmas
d. Menentukan pemecahan masalah manajemen pelayanan Puskesmas
e. Mendapatkan solusi pemecahan masalah pelayanan Puskesmas
f. Menyusun rencana operasional
g. Melaksanakan implementasi pemecahan masalah
h. Melaksanakan evaluasi dan monitoring implementasi pemecahan masalah
C. Ruang Lingkup Penulisan
Perencanaan Puskesmas disusun melalui 4 tahap yaitu :
1. Tahap Persiapan
a. Melaksanakan analisa situasi puskesmas
b. Mengidentifikasi masalah manajemen pelayanan Puskesmas
c. Merumuskan masalah manajemen pelayanan Puskesmas
d. Menentukan pemecahan masalah manajemen pelayanan Puskesmas
e. Mendapatkan solusi pemecahan masalah pelayanan Puskesmas
f. Menyusun rencana operasional
2. Tahap Analisa Situasi
Wilayah kerja Puskesmas Wonokerto I meliputi 8 (delapan) Desa wilayah
Kecamatan Wonokerto dengan batas wilayah sebagai berikut : Sebelah utara
berbatasan dengan laut Jawa, Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan
Wiradesa, Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Siwalan, Sebelah Timur
berbatasan dengan Kecamatan Tirto.
Luas wilayah kerja Puskesmas Wonokerto I yaitu 1.319.806 ha yang terdiri
atas : Persawahan 269.795 ha, Tanah kering 291.605 ha, Tanah perkebunan 76,212
ha, Tanah fasilitasumum 28,712 ha. Jumlah desa ada 8 yaitu : Bebel, Wonokerto
Wetan, Sijambe, Pesanggrahan, Pecakaran, Api-Api, Wonokerto Kulon, Tratebang.
Sasaran kegiatan kali ini yaitu masyarakat hipertensi desa tratebang.
3. Tahap penyusunan Rencana Usulan Kegiatan
a. Pemeriksaan kesehatan
b. Penyuluhan kesehatan
c. Senam lansia
d. Gerakan PSN bersama warga
4. Tahap penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan
Mahasiswa/i profesi ners melakukan pemeriksaan kesehatan gratis kepada
masyarakat desa Tratebang dengan jadwal pemeriksaan dimulai hari Senin sampai
dengan hari jumat pukul 13.00 - 15.00 WIB di balai desa Tratebang, selain itu
mahasiswa/i juga melakukan senam lansia setiap hari jumat pada sore hari di balai
desa Tratebang dan melakukan 3x penyuluhan kesehatan melalui posbindu bersama
kader puskesmas wonokerto I.
D. Metode dan Teknik Penulisan

E. Sistematika Penulisan

BAB. I Pendahuluan - Latar belakang


- Tujuan penulisan
- Ruang lingkup penulisan
- Metode dan Teknik Penulisan
- Sistematika Penulisan

BAB. II Program Puskesmas Rencana pelayanan kesehatan sesuai dengan


Dinas Kesehatan :

- Program

- Kebijakan

- Target sasaran dan indikator keberhasilan

- Kegiatan/ upaya program

BAB.III Analisis Program Situasi dan status :

a. Kajian masalah dengan SWOT

b. Evaluasi implementasi program

- Hambatan

- Pendukung hasil

- Kekuramgan

- Kelemahan

BAB.IV Pembahasan Identifikasi kesenjangan program yang


dilaksanakan dengan program dinas kesehatan

- Analisa penyebab terjadinya kesenjangan /


kendala yang mengurangi keefektifan dari
pelaksanaan program

- Alternative penyelesaian masalah

- Rekomendasi alternatif penyelesaian masalah

BAB. V Kesimpulan & Saran Kesimpulan dan Saran


BAB II

PROGRAM PUSKESMAS

A. Identifikasi Masalah Kesehatan Masyarakat

Wilayah kerja Puskesmas Wonokerto I yang berada di kawasan perdesaaan dengan


beberapa desa tingkat kepadatan penduduk tidak begitu tinggi, memilki potensi berbagai
masalah kesehatan. Hampir seluruh desa dilewati aliran sungai yang berpotensi menimbulkan
masalah kesehatan lingkungan. Penanganan sampah masih rendah juga ditemukan di beberapa
Desa. Namun demkian terdapat juga peluang yang besar untuk penyelesaiannya.

1. Status Gizi

Capaian beberapa kegiatan gizi masih mengalami beberapa masalah yaitu:

a. Adanya angka Stunting

b. Adanya kasus Balita Gizi Kurang dan Gizi Buruk

1) Faktor penghambat

a) Tingkat persaingan ekonomi yang tinggi

b) Adanya Mitos dan Pola Asuh serta Pola yang kurang tepat dari Keluarga.

c) Ketidakpatuhan minum tablet tambah darah

d) Adanya Penyakit Penyerta

e) Sanitasi yang tidak memenuhi syarat (STBM)


2) Faktor pendukung :

a) Kemudahan mengakses sarana pelayanan kesehatan dengan dukungan infrastruktur dan


sarana transportasi

b) Adanya Distribusi PMT dan Tablet tambah darah

c) Adanya Dukungan Lintas Sektor

d) Pelaksanaan Skrining Ibu Hamil yang dilaksanakan berkesinambungan.

2. Penyakit Tidak Menular

Masalah penyakit tidak menular di wilayah kerja Puskesmas Wonokerto I seperti :


Hipertensi

a) Faktor Penghambat :

1) Kesadaran skrining kesehatan yang masih rendah

2) Masyarakat masih berpola pemikiran paradigma sakit

3) Kesadaran gaya hidup sehat masih rendah

b) Faktor Pendukung :

1) Tingkat kesejahteraan penduduk

2) Kemudahan akses fasyankes

B. ISU STRATEGIS  

Dari berbagai permasalahan yang dihadapi Puskesmas terdapat beberapa permasalahan


yang harus menjadi perhatian karena dapat secara signifikan menimbulkan kerugian pada
pemerintah dan masyarakat pada umumnya. Beberapa permasalahan itu menjadi isu-isu yang
harus dicari strategi penyelesaiannya.

Permasalahan-permasalahan yang menjadi isu strategis tersebut adalah sebagai berikut:

1. Masih ditemukannya kasus gizi buruk


2. Tingginya angka stunting

3. Tingginya angka kesakitan baik yang disebabkan penyakit menular maupun penyakit tidak
menular

BAB III

ANALISIS PROGRAM

A. Strategi dan kebijakan dibentuk untuk mencapai tujuan dan sasaran. Strategi dirumuskan
dengan menentukan langkah pilihan yang tepat melalui analisis metode SWOT. Adapun interaksi
dan hasil interaksi dapat diikuti pada tabel berikut:
Analisis SWOT untuk tujuan Mewujudkan masyarakat sehat yang mandiri adalah

Faktor Internal Kekuatan (S) Kelemahan (W)

1. Adanya akses yang mudah 1. Keterbatasan anggaran


pemeliharaan dan pengadaan
terjangkau masyarakat
sarana (gedung, alat kesehatan,
2. Adanya tarif pelayanan yang kendaraan, IPAL, dll)
terjangkau
2. Rendahnya kemampuan
3. Adanya layanan program yang Puskesmas menjangkau peserta
mendukung promotif, preventif, JKN di luar wilayah Puskesmas
kuratif dan rehabilitatif
3. Tingginya Rasio Rujukan Non
4. Adanya Dukungan lintas sektor spesialistik

Peluang (O) 1. Mengoptimalkan mutu 1. Mengatasi keterbatasan jumlah


pelayanan melalui sistem tenaga kesehatan melalui peluang
manajemen mutu yang baik dan peningkatan pendapatan
peningkatan strata akreditasi Puskesmas
Puskesmas
2. Mengatasi keterbatasan
2. Mengoptimalkan ketersediaan anggaran operasional melalui
alat kesehatan dan jenis layanan peluang peningkatan pendapatan
yang dapat dipenuhi Puskesmas

3. Mengoptimalkan kondisi sarana 3. Mengatasi keterbatasan


pelayanan melalui pemeliharaan anggaran pemeliharaan sarana
dan perawatan yang baik melalui peluang peningkatan
pendapatan Puskesmas
4. Mengoptimalkan tenaga
pelayanan dengan panduan SOP 4. Mengatasi rendahnya gaji/jasa
Pelayanan pelayanan pegawai Non PNS
melalui peluang peningkatan
5. Mengoptimalkan informasi tarif
pendapatan Puskesmas
pelayanan yang terjangkau kepada
masyarakat luas

Ancaman (T) 1. Mengoptimalkan adanya sistem 1. Mengatasi keterbatasan tenaga


manajemen mutu akreditasi kesehatan untuk mengatasi Jarak
1. Tingginya jumlah
Puskesmas Fasilitas Kesehatan Kompetitor
Fasilitas Kesehatan
yang terlalu dekat
Tingkat Pertama 2. Mengoptimalkan jenis layanan
(FKTP) kompetitor dan keunggulan Puskesmas 2. Mengatasi keterbatasan
dan jarak yang terlalu Puskesmas menjangkau peserta
3. Mengoptimalkan layanan
dekat antar FKTP JKN di luar wilayah dengan
program dan kegiatan luar gedung
tekhnologi komunikasi untuk
sebagai differensiasi layanan
mengatasi kompetitor FKTP
Puskesmas

B. Evaluasi implementasi program

Evaluasi yang dilakukan oleh puskesmas bahwa program hipertensi dilaksanakan


setiap satu bulan,3 wulan sekali atau satu tahun sekali, sehingga tersedia laporan bulanan dan
tahunan. Agar semua penderita hipertensi mendapatkan pengetahuan tentang penyakit
Hipertensi. Dalam program hipertensi ini nanti akan ada pengukuran tekanan darah dan
penyuluhan kesehatan. Setelah masyarakat mengetahui tentang penyakit hipertensi dan
penanganannya masyarakat diharuskan rutin cek kesehatan dan pengobatan rutin di
Puskesmas atau melalui posbindu. sehingga untuk selanjutnya capaian program pelaksanaan
penyakit hipertensi tersebut masih perlu diperbaiki.

C. Hambatan

Hambatan dalam program posbindu ini masyarakat yang sudah dirujuk untuk ke
puskesmas tidak semua datang karena jarak yang jauh untuk ke puskesmas jadi mereka
mengharapkan pada posbindu. Sedangkan dalam program posbindu dilakukan sebulan satu
kali dan diharapkan program posbindu dapat dilakukan dalam sebulan dua kali agar
masyarakat bisa sering untuk menegecek kesehatannya

D. Pendukung hasil

E. Kekurangan

Kurangnya pengetahuan dan tingkat kesadaran terhadap faktor risiko terjadinya


hipertensi serta akibat yang ditimbulkan menyebabkan tingkat kepedulian untuk melakukan
pengobatan dan kontrol tekanan darah menjadi rendah. Dari segi ekonomi, ketidakmampuan
masih merupakan penghalang untuk responden melakukan control kesehatan maupun
pengobatan.

Kurang optimalnya program penanggulangan dan pencegahan hipertensi yang ada saat
ini, Selain itu, kemampuan pasien dalam melakukan upaya perawatan diri seringkali terbatas.
Oleh karena itu, Keluarga memiliki peran yang penting mendorong pasien untuk menjalankan
perilaku perawatan diri Keluarga harus mampu mengenali apabila terjadi gangguan
perkembangan kesehatan pada anggota keluarga, mengambil keputusan untuk tindakan
pelayanan kesehatan yang tepat

F. Kelemahan

Bahwa hambatan dalam program posbindu ini masyarakat yang sudah dirujuk untuk ke
puskesmas tidak semua datang karena jarak yang jauh untuk ke puskesmas jadi mereka
mengharapkan pada posbindu.
BAB IV

PEMBAHASAN

Penyakit tidak menular, juga dikenal sebagai penyakit kronis dengan durasi yang
panjang dan progres penyembuhan yang umumnya lambat. Semua kelompok usia dan semua
wilayah di dunia berisko terkena PTM. Sebanyak 80% kasus penyebab kematian PTM
berada di negara berpenghasilan menengah dan rendah. Adanya peningkatan pesat kasus
PTM, diprediksi akan menghambat upaya penanggulangan kemiskinan di negara-negara
berpenghasilan rendah dan menengah, karena memaksa pemerintah memprioritaskan biaya
pelayanan kesehatan untuk penderita PTM. Beban yang diakibatkan oleh penyakit tidak
menular antara lain meningkatnya kematian prematur dan disabilitas, yang akan
berpengaruh terhadap produktivitas dan kependudukan serta berperan pada pertumbuhan
ekonomi negara
Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya preventif dan promotif yang dapat
dilaksanakan secara mandiri oleh masyarakat, agar peningkatan kasus baru PTM dapat
dikendalikan. Deteksi dini faktor risiko PTM di masyarakat melalui Pos Pembinaan Terpadu
(Posbindu ) PTM menjadi upaya kegiatan yang efektif dan efisien dalam mencegah dan
mengendalikan kasus baru PTM di masyarakat.
Faktor risiko PTM seperti merokok, kurang aktifitas fisik, diet yang tidak sehat,
konsumsi alkohol dan stres, semuanya dapat dikelola dan dikendalikan dengan perilaku gaya
hidup sehat dalam wadah Posbindu PTM. Peningkatan kesadaran dan kepedulian
masyarakat untuk melaksanakan deteksi dini faktor risiko PTM secara mandiri dan
berkesinambungan menjadai tahapan sangat penting dalam pengendalian faktor risiko PTM.
Dengan tujuan :
1. Melaksanakan skrining faktor risiko PTM pada masyarakat
2. Mendapatkan data faktor risiko PTM yang ada di masyarakat
3. Meningkatkan kewaspadaan masyarakat terhadap faktor risiko PTM
Sasaran / Targed:
Seluruh warga tratebang
Pelaksana :
Mahasiswa Praktek Profesi Ners
Pelaksanaan :
Lokasi dan waktu pelaksanaan kegiatan sesuai kesepakatan bersama.
Untuk Pelasanakaan Posbindu PTM & Posyandu Lansia yang akan dilaksanakan dalam
rentang waktu (31 Januari - 19 Maret 2023).
A. JADUAL KEGIATAN
WAKTU KEGIATAN PELAKSANA

13.00 – 13.30 Registrasi Mahasiswa


13.30 – 14.00 Pengukuran Mahasiswa
14.00 – 14.30 Pemeriksaan Mahasiswa
14.30 – selesai Konsultasi Mahasiswa

BAB V

KESIMPULAN & SARAN

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

You might also like