You are on page 1of 196

LAPORAN KINERJA

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


DAN PERUMAHAN RAKYAT

www.pu.go.id kemenpupr informasi@pu.go.id

2020
Jl. Pattimura No. 20, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan
LAPORAN KINERJA
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
DAN PERUMAHAN RAKYAT
2020

www.pu.go.id kemenpupr informasi@pu.go.id

Jl. Pattimura No. 20, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan


PERNYATAAN TELAH DIREVIU
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
TAHUN ANGGARAN 2020

Kami telah mereviu Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian


Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk Tahun Anggaran 2020 sesuai
Pedoman Reviu atas Laporan Kinerja. Substansi informasi yang dimuat dalam
Laporan Kinerja menjadi tanggung jawab manajemen Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat.
Reviu bertujuan untuk memberikan keyakinan terbatas laporan kinerja telah
disajikan secara akurat, andal, dan valid.
Berdasarkan reviu kami, tidak terdapat kondisi atau hal-hal yang menimbulkan
perbedaan dalam meyakini keandalan informasi yang disajikan di dalam
laporan kinerja ini.

Jakarta, Februari 2021


Inspektur Jenderal,

Ir. T. Iskandar, MT
NIP. 196408161992031003
KATA PENGANTAR

Geliat pesatnya pembangunan infrastruktur tidak terlepas dari kinerja


Kementerian PUPR dengan dibantu pemangku kepentingan terkait.
Dengan banyaknya tugas dan fungsi yang dijalankan, Kementerian PUPR
menjadi salah satu kementerian yang mendapatkan alokasi anggaran
yang tergolong sangat besar setiap tahunnya. Di tahun 2020 ini,
Kementerian PUPR mendapatkan amanat untuk mengelola anggaran
sebesar Rp 120,2 triliun pada awal tahun anggaran, namun setelah
mengalami penyesuaian anggaran terkait penanganan pandemi
Covid-19, anggaran yang diamanatkan pada Kementerian PUPR
menjadi sebesar Rp 107,16 triliun.

Tidak dapat dipungkiri dengan adanya wabah Covid-19 yang melanda hampir seluruh negara
di dunia, dan khususnya di Indonesia, berdampak besar pada arah dan sasaran pembangunan
infrastruktur di Indonesia. Selama pandemi Covid-19, pembangunan infrastruktur difokuskan
pada program padat karya yang memperhatikan protokol kesehatan, kemudian melakukan
pemulihan dan percepatan program guna mencapai target pembangunan jangka menengah
hingga 2024. Perencanaan dan program pembangunan infrastruktur PUPR di masa pandemi
ini juga diprioritaskan untuk pemulihan ekonomi nasional yang sinergi dengan pencapaian
Program Strategis Nasional (PSN), antara lain dukungan untuk pembangunan Kawasan
Strategis Pariwisata Nasional (KSPN), percepatan pembangunan kawasan industri (KI),
pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), kawasan metropolitan, serta pembangunan
infrastruktur dalam mendukung Food Estate.

Kementerian PUPR sebagai salah satu leading institution dalam pembangunan infrastruktur di
Indonesia mengemban tugas berat untuk terus meningkatkan kehandalan infrastruktur PUPR
dalam mewujudkan kedaulatan pangan dan energi, ketahanan air, konektivitas bagi
penguatan daya saing, layanan infrastruktur permukiman dan perumahan sehingga dapat
memenuhi kesejahteraan masyarakat. Dalam menjalankan tugasnya tersebut, Kementerian
PUPR didukung oleh 10 unit organisasi eselon 1 yang menjalankan 5 (lima) sasaran strategis
dan 5 (lima) program.

Pada tahun 2020, kerja keras Kementerian PUPR dituangkan dalam Laporan Kinerja sebagai
wujud pertanggungjawaban terhadap penggunaan seluruh sumber daya dengan menerapkan
strategi pelaksanaan kegiatan dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran strategis
Kementerian PUPR sebagaimana tertuang dalam Rencana Strategis Kementerian PUPR 2020
– 2024 dan RPJMN 2020 – 2024. Berdasarkan hasil evaluasi kinerja tahun 2020, Kementerian
PUPR mencapai kinerja yang sangat memuaskan yaitu sebesar 111,13%, yang didapat dari
rata-rata capaian kinerja semua indikator kinerja pada setiap Sasaran Strategis Kementerian
PUPR.

Berbagai hasil pembangunan infrastruktur secara langsung telah dirasakan oleh masyarakat,
antara lain pembangunan bendungan, jalan (jalan tol Trans Jawa, jalan tol Trans Sumatera,
dan lain lain) dan jembatan, peningkatan akses air bersih dan sanitasi, pembangunan sejuta
rumah, pengembangan sarana dan prasarana pendidikan, olahraga, serta pembangunan
pasar. Selain itu, Kementerian PUPR telah membuat wajah baru kawasan perbatasan Republik

Laporan Kinerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2020 i
Indonesia menjadi suatu kawasan yang berdaya saing serta menjadi embrio pusat
pertumbuhan wilayah perbatasan.

Berbagai pencapaian kinerja tahun 2020 merupakan bentuk dari keseriusan seluruh jajaran di
Kementerian PUPR yang telah berkontribusi sekuat tenaga untuk kemajuan organisasi ini.
Namun demikian, Kementerian PUPR menyadari bahwa masih terdapat ruang untuk
berkembang dan berupaya untuk menjadi lebih baik dalam hal peningkatan kinerja pada
tahun-tahun yang akan datang dengan tetap mengedepankan jiwa integritas, profesionalisme,
dan pelayanan kepada masyarakat.

Ungkapan terima kasih dan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang telah
melakukan segala daya dan upaya hingga terselesaikannya laporan kinerja ini dan tercapainya
target kinerja Kementerian PUPR tahun 2020.

Akhir kata, semoga Laporan Kinerja ini dapat bermanfaat sebagai bentuk akuntabilitas kinerja
Kementerian PUPR dan menjadi umpan balik bagi peningkatan kinerja di masa mendatang.

Jakarta, Februari 2021

MENTERI PEKERJAAN UMUM


DAN PERUMAHAN RAKYAT

M. Basuki Hadimuljono

ii Laporan Kinerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2020
RINGKASAN EKSEKUTIF

Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 13 Tahun
2020, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mempunyai tugas
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat
untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan Negara. Secara garis
besar, infrastruktur pekerjaan umum dan perumahan rakyat yang dibangun oleh Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat antara lain jalan dan jembatan, waduk/bendungan,
jaringan irigasi, perumahan, penyediaan air minum, pengolahan sanitasi, revitalisasi kawasan,
serta sarana dan prasarana pendidikan, pasar, dan olahraga. Pembangunan infrastruktur
tersebut diharapkan dapat memberikan dampak yang berpengaruh baik secara langsung
maupun tidak langsung terhadap pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan.

Pada Tahun Anggaran 2020, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
mendapatkan alokasi anggaran sebesar Rp 120,22 triliun, kemudian dikarenakan adanya
refocusing anggaran terkait penanganan dampak pandemi Covid-19, anggaran Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat disesuaikan menjadi Rp 107,16 triliun. Alokasi
anggaran tersebut digunakan untuk mewujudkan ketahanan air, kedaulatan pangan dan
energi, pengembangan kewilayahan serta sinergi pusat dan daerah, penguatan konektivitas
nasional, perwujudan permukiman dan perumahan yang layak huni dan berkelanjutan
termasuk penyediaan perumahan rakyat serta skema pembiayaannya, industri konstruksi
yang berkualitas dan kompetitif, dan pengelolaan sumber daya yang efektif, efisien, dan
akuntabel. Hal tersebut didukung dengan perwujudan 5 Sasaran Strategis yang
diimplementasikan melalui 5 Program yang didukung dan dilaksanakan oleh 10 unit organisasi.
Sebagian besar alokasi anggaran Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
diimplementasikan untuk belanja modal (66,43%), yakni untuk pembangunan fisik
infrastruktur yang dimanfaatkan baik secara langsung maupun tidak langsung oleh
masyarakat.

Dalam pelaksanaan pembangunan infrastruktur, terdapat beberapa kendala yang dihadapi


oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, di antaranya: 1) Kesulitan dalam
pembebasan lahan; 2) Terlambatnya proses lelang karena kebijakan refocusing anggaran; 3)
Keterlambatan pengiriman material karena akses yang jauh dan sulit, dan dikarenakan
langkanya material lokal; 4) Adanya pandemi Covid-19 yang mempengaruhi mekanisme
kegiatan di lapangan; dan 5) Bergulirnya beberapa kegiatan di tahun 2020 ke tahun
berikutnya dikarenakan refocusing anggaran dan realokasi kegiatan.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat telah melakukan beberapa upaya
percepatan mulai dari perencanaan, pemrograman hingga pelaksanaan sebagai langkah
tindak lanjut atas kendala yang dihadapi, yakni: 1) Mempercepat proses pengadaan lahan
untuk proyek-proyek strategis; 2) Peningkatan kualitas perencanaan lelang melalui BP2JK,
baik dari segi kelengkapan dokumen maupun sumber daya; 3) Koordinasi dan kolaborasi
bersama seluruh stakeholder terkait; dan 4) Memfokuskan perencanaan, pemrograman, dan
penganggaran pada infrastruktur yang mendukung Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

Penyerapan anggaran Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun Anggaran
2020 menunjukkan hasil yang baik yaitu sebesar 93,99%, meningkat bila dibandingkan
dengan Tahun Anggaran 2019 yang sebesar 83,05%. Capaian penyerapan anggaran terbaik

Laporan Kinerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2020 iii
di Tahun Anggaran 2020 dilaksanakan pada Program Penyelenggaraan Jalan sebesar 97,52%,
sedangkan penyerapan anggaran terendah pada Program Pengembangan Pembiayaan
Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan sebesar 44,81%.

Laporan Kinerja Kementerian PUPR Tahun 2020 merupakan bentuk pertanggungjawaban atas
pelaksanaan program sesuai dengan Rencana Strategis Kementerian PUPR 2020 – 2024.
Untuk tahun 2020 ini, Laporan Kinerja Kementerian PUPR merupakan pengukuran dan
evaluasi kinerja Kementerian PUPR untuk tahun pertama Renstra Kementerian PUPR 2020 –
2024 sekaligus tahun pertama pelaksanaan RPJMN IV 2020 – 2024 yang merupakan tahapan
terakhir dari RPJPN 2005 – 2025 sehingga menjadi sangat penting.

Capaian Kinerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat diukur dan didapat
dari 15 Indikator Kinerja Sasaran Strategis yang mendukung 5 (lima) Sasaran Strategis
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang merupakan komitmen Menteri
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat seperti tertuang di dalam dokumen Perjanjian
Kinerja. Untuk tahun 2020, kinerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
berhasil mencapai predikat sangat memuaskan dengan capaian kinerja sebesar 111,13%,
yang didapat dari rata-rata capaian kinerja semua indikator kinerja pada setiap Sasaran
Strategis Kementerian PUPR, meningkat sebesar 9,18% bila dibandingkan dengan tahun
2019. Capaian ini merupakan hasil kerja keras seluruh insan Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat, baik yang berada di pusat maupun daerah pada 10 (sepuluh) unit
organisasi, dalam rangka melaksanakan pembangunan infrastruktur yang berkeadilan dan
berkelanjutan sesuai dengan arahan Renstra dan direktif Presiden Republik Indonesia.

Jika dibandingkan dengan target Renstra Kementerian PUPR untuk tahun 2020, terdapat 4
(empat) Indikator Kinerja Sasaran Strategis yang tidak mencapai target, yaitu:

1. Indikator Kinerja Sasaran Strategis ”Persentase peningkatan perlindungan banjir di


wilayah sungai kewenangan pusat” dengan capaian sebesar 51,98% dari target tahun
2020 sebesar 54,40%, sehingga masih terdapat gap 2,42%.
2. Indikator Kinerja Sasaran Strategis “Persentase peningkatan pelayanan infrastruktur
permukiman yang layak dan aman melalui pendekatan smart living” dengan capaian
sebesar 60,07% dari target tahun 2020 sebesar 60,29%, sehingga masih terdapat gap
0,22%.
3. Indikator Kinerja Sasaran Strategis “Persentase pemenuhan kebutuhan rumah layak
huni” dengan capaian sebesar 56,66% dari target tahun 2020 sebesar 56,86%,
sehingga masih terdapat gap 0,20%.
4. Indikator Kinerja Sasaran Strategis “Persentase lulusan pendidikan vokasi yang
kompeten dan siap kerja” dengan capaian sebesar 22,30%% dari target tahun 2020
sebesar 25%, sehingga masih terdapat gap 2,7%.

Sementara itu, 11 (sebelas) Indikator Kinerja Sasaran Strategis lainnya telah melampaui target
Renstra Kementerian PUPR untuk tahun 2020, yaitu:

1. Indikator Kinerja Sasaran Strategis “Persentase penyediaan air baku untuk air bersih
di wilayah sungai kewenangan pusat” dengan capaian sebesar 67,60% dari target
tahun 2020 sebesar 67%.
2. Indikator Kinerja Sasaran Strategis “Kapasitas tampung per kapita” dengan capaian
sebesar 53,14 m3/kapita dari target tahun 2020 sebesar 52,50 m3/kapita.

iv Laporan Kinerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2020
3. Indikator Kinerja Sasaran Strategis “Volume layanan air untuk meningkatkan
produktivitas irigasi” dengan capaian sebesar 30.813 m3/tahun/hektar dari target
tahun 2020 sebesar 19.845 m3/tahun/hektar.
4. Indikator Kinerja Sasaran Strategis “Waktu tempuh pada jalan lintas utama pulau”
dengan capaian sebesar 2,16 jam/100 km dari target tahun 2020 sebesar 2,21
jam/100 km.
5. Indikator Kinerja Sasaran Strategis “Tingkat pemenuhan kebutuhan sumber daya
manusia vokasional bidang konstruksi yang kompeten dan profesional” dengan
capaian sebesar 8,56% dari target tahun 2020 sebesar 5,3%.
6. Indikator Kinerja Sasaran Strategis “Tingkat kualitas tata kelola Kementerian PUPR”
dengan capaian sebesar 79,20% dari target tahun 2020 sebesar 72,39%.
7. Indikator Kinerja Sasaran Strategis “Tingkat pemenuhan investasi/pembiayaan
infrastruktur pekerjaan umum dan perumahan yang didukung sistem, kebijakan dan
strategi pembiayaan yang efisien dan efektif” dengan capaian sebesar 116,88% dari
target tahun 2020 sebesar 100%.
8. Indikator Kinerja Sasaran Strategis “Persentase kualitas pengawasan intern dalam
penyelenggaraan infrastruktur” dengan capaian sebesar 78% dari target tahun 2020
sebesar 72%.
9. Indikator Kinerja Sasaran Strategis “Indeks pengembangan kompetensi sumber daya
manusia aparatur PUPR” dengan capaian sebesar 70,59% dari target tahun 2020
sebesar 70%.
10. Indikator Kinerja Sasaran Strategis “Tingkat keselarasan dukungan infrastruktur di
kawasan strategis” dengan capaian sebesar 69,48% dari target tahun 2020 sebesar
60%.
11. Indikator Kinerja Sasaran Strategis “Tingkat keandalan sumber daya konstruksi”
dengan capaian sebesar 47,25% dari target tahun 2020 sebesar 43%.

Laporan Kinerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2020 v
DAFTAR ISI

Kata Pengantar i
Ringkasan Eksekutif iii
Daftar Isi vi
Daftar Tabel viii
Daftar Gambar ix

BAB I PENDAHULUAN I-1


I.1 Latar Belakang I-1
I.2 Tugas dan Fungsi I-2
I.3 Struktur Organisasi I-2
I.4 Isu Strategis Kementerian I-6

BAB II PERENCANAAN KINERJA II-1


II.1 Renstra Kementerian II-1
II.1.1 Visi II-1
II.1.2 Misi II-1
II.1.3 Tujuan II-2
II.1.4 Sasaran Strategis II-2
II.1.5 Arah Kebijakan dan Strategi II-3
II.1.6 Program dan Kegiatan II-6
II.2 Perjanjian Kinerja Kementerian PUPR II-9
II.3 Metode Pengukuran II-11
II.4 Target Tahun 2020 Menurut Renstra II-15

BAB III KAPASITAS ORGANISASI III-1


III.1 Sumber Daya Manusia III-1
III.2 Sarana dan Prasarana III-5
III.3 Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran III-7

BAB IV AKUNTABILITAS KINERJA IV-1


IV.1 Capaian Kinerja Kementerian IV-1
IV.1.1 Meningkatnya Ketersediaan Air Melalui Infrastruktur Sumber Daya Air IV-5
IV.1.2 Meningkatnya Konektivitas Jaringan Jalan Nasional IV-14
IV.1.3 Meningkatnya Penyediaan Akses Perumahan dan Infrastruktur IV-18
Permukiman yang Layak, Aman, dan Terjangkau
IV.1.4 Meningkatnya Pemenuhan Kebutuhan Sumber Daya Manusia IV-24
Vokasional Bidang Konstruksi Yang Kompeten dan Profesional
IV.1.5 Meningkatnya Kualitas Tata Kelola Kementerian PUPR dan Tugas IV-26
Teknis Lainnya
IV.2 Perbandingan Kinerja Kementerian IV-32
IV.2.1 Perbandingan Kinerja Tahun Lalu IV-32
IV.2.2 Perbandingan Kinerja Terhadap Target Nasional IV-33
IV.3 Realisasi Anggaran IV-36
IV.4 Upaya Peningkatan Akuntabilitas IV-39
IV.5 Penghargaan IV-41

Laporan Kinerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2020 vi
BAB V PENUTUP V-1
V.1 Permasalahan V-1
V.2 Rekomendasi V-2

LAMPIRAN
1. Perjanjian Kinerja
2. Penghargaan
3. Pengukuran Kinerja
4. Berita Acara Kesepakatan Capaian Kinerja
5. Dokumentasi Kegiatan

vii Laporan Kinerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2020
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Metode Pengukuran Sasaran Strategis 1 II-11


Tabel 2.2 Metode Pengukuran Sasaran Strategis 2 II-12
Tabel 2.3 Metode Pengukuran Sasaran Strategis 3 II-12
Tabel 2.4 Metode Pengukuran Sasaran Strategis 4 II-13
Tabel 2.5 Metode Pengukuran Sasaran Strategis 5 II-14
Tabel 3.1 Sarana dan Prasarana Kementerian PUPR Tahun 2020 III-6
Tabel 3.2 DIPA Tahun 2020 Sebelum dan Sesudah Revisi III-8
Tabel 3.3 DIPA Tahun 2020 Berdasarkan Sumber Dana III-8
Tabel 3.4 DIPA Tahun 2020 Berdasarkan Belanja III-9
Tabel 4.1 Capaian Kinerja Kementerian PUPR TA 2020 IV-2
Tabel 4.2 Capaian Kinerja Sasaran Strategis 1 IV-5
Tabel 4.3 Capaian Kinerja Sasaran Strategis 2 IV-15
Tabel 4.4 Kegiatan Terkait Dukungan Aksesibilitas Jalan Tahun 2020 IV-15
Tabel 4.5 Titik Blackspot Tertangani Tahun 2020 IV-16
Tabel 4.6 Capaian Kinerja Sasaran Strategis 3 IV-20
Tabel 4.7 Capaian Kinerja Sasaran Strategis 4 IV-25
Tabel 4.8 Sumber Daya Manusia Vokasional yang Terbina dan Kompeten IV-25
Tabel 4.9 Capaian Kinerja Sasaran Strategis 5 IV-28
Tabel 4.10 Capaian Kinerja Tahun 2019 IV-32
Tabel 4.11 Kinerja Target Nasional Sektor Sumber Daya Air IV-33
Tabel 4.12 Kinerja Target Nasional Sektor Bina Marga IV-34
Tabel 4.13 Kinerja Target Nasional Sektor Cipta Karya IV-34
Tabel 4.14 Kinerja Target Nasional Sektor Perumahan IV-35
Tabel 4.15 Realisasi Anggaran Tahun 2020 per Program IV-36
Tabel 4.16 Realisasi Anggaran Tahun 2020 per Belanja IV-38
Tabel 4.17 Realisasi Anggaran Kementerian PUPR TA 2020, e-Rekon IV-38

Laporan Kinerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2020 viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Bagan Struktur Organisasi I-5


Gambar 2.1 Perbandingan Program Saat Ini dengan Program Sebelumnya II-7
Gambar 2.2 Perjanjian Kinerja Awal Tahun 2020 II-9
Gambar 2.3 Perjanjian Kinerja Revisi Tahun 2020 II-10
Gambar 3.1 Diagram PNS Kementerian PUPR Tahun 2020 III-1
Gambar 3.2 Diagram Jumlah PNS PUPR Tahun 2020 per Unit Organisasi III-1
Gambar 3.3 Jenis Pegawai Kementerian PUPR Tahun 2020 per Unit Organisasi III-2
Gambar 3.4 Diagram Persentase Jumlah PNS Berdasarkan Jenis Kelamin III-3
Gambar 3.5 Diagram Persentase Jumlah PNS Berdasarkan Golongan III-3
Gambar 3.6 Diagram Jumlah PNS Berdasarkan Pendidikan III-4
Gambar 3.7 Diagram Jumlah PNS Berdasarkan Jabatan III-5
Gambar 4.1 Bendungan Tapin, Kalimantan Selatan IV-10
Gambar 4.2 Bendungan Tukul, Jawa Timur IV-11
Gambar 4.3 Bendungan Napun Gete, Nusa Tenggara Timur IV-11
Gambar 4.4 Bendungan Passeloreng, Sulawesi Selatan IV-12
Gambar 4.5 Embung Klopoduwur, Jawa Tengah IV-13
Gambar 4.6 Embung Imogiri, Daerah Istimewa Yogyakarta IV-13
Gambar 4.7 Embung Bansari, Jawa Tengah IV-14
Gambar 4.8 Peresmian Jembatan Teluk Kendari oleh Presiden RI IV-17
Gambar 4.9 Peresmian Jalan Tol Aceh – Sigli Seksi IV Blang - Indrapuri IV-18
Gambar 4.10 Venue Olahraga untuk PON XX di Papua IV-21
Gambar 4.11 Wisma Atlet Kemayoran, RSD Pulau Galang, RSA UGM IV-23
Gambar 4.12 Rusun Pasar Jumat dan Rusun Paspamres IV-23
Gambar 4.13 BSPS Sarhunta KSPN Danau Toba,KSPN Borobudur,KSPN Mandalika IV-24
Gambar 4.14 Diagram Tingkat Kepuasan Masyarakat Terhadap Kinerja IV-42
Kementerian PUPR
Gambar 4.15 Diagram Tingkat Kebermanfaatan Infrastruktur PUPR TA 2020 IV-43

ix Laporan Kinerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2020
BAB I
PENDAHULUAN
❑ Latar Belakang
❑ Tugas dan Fungsi
❑ Struktur Organisasi
❑ Isu Strategis

Bendungan Tapin, Kalimantan Selatan


BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Dalam rangka mendorong terciptanya akuntabilitas kinerja instansi pemerintah sebagai salah
satu prasyarat untuk terciptanya pemerintah yang baik dan terpercaya, diperlukan
penyelenggaraan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) yang
mengintegrasikan dari sistem perencanaan, pemrograman, penganggaran, serta pelaksanaan
program dan kegiatan yang kemudian dituangkan dalam laporan kinerja instansi pemerintah.

Laporan Kinerja disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan
fungsi yang telah diamanahkan kepada setiap instansi pemerintah atas penggunaan seluruh
sumber dayanya, meliputi sumber daya manusia, sarana dan prasarana, serta anggaran
(DIPA). Untuk itu, di dalam Laporan Kinerja akan diuraikan mengenai history suatu instansi
dari awal sampai dengan habis berlakunya tahun anggaran.

Pada tahun 2020 ini, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mendapatkan
alokasi anggaran sebesar Rp 107.159.063.172 untuk mewujudkan pengelolaan sumber daya
air, penyelenggaraan jalan, pembangunan permukiman, pembangunan perumahan, fasilitasi
pembiayaan perumahan, pembinaan jasa konstruksi, penelitian dan pengembangan,
pembinaan sumber daya manusia, pengendalian dan pengawasan serta tata kelola
penyelenggaraan pembangunan. Hal tersebut didukung dengan perwujudan 5 sasaran
strategis melalui pelaksanaan 5 program oleh 10 unit organisasi.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) berkewajiban menyusun


Laporan Kinerja tahun 2020 dan menyerahkan kepada Kementerian Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) selambat-lambatnya dua bulan setelah berakhirnya
tahun anggaran. Sesuai dengan Peraturan Menteri PAN-RB Nomor 53 Tahun 2014 tentang
Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan
Kinerja Instansi Pemerintah, Laporan Kinerja kementerian ini berisi ikhtisar pencapaian
sasaran strategis sebagaimana telah ditetapkan di dalam Perjanjian Kinerja.

Pencapaian sasaran strategis tersebut menjelaskan mengenai visi, misi dan tujuan
Kementerian PUPR. Laporan Kinerja kementerian ini juga membahas capaian kinerja tahun
ini, capaian kinerja tahun berjalan yang dibandingkan dengan rencana target kinerja lima
tahunan, serta analisis penyebab keberhasilan dan kegagalan programnya.

Pencapaian sasaran strategis tersebut tentunya tidak mudah, karena kebijakan, program, dan
kegiatan yang disusun harus mampu menjawab permasalahan mendasar dan isu strategis
pembangunan infrastruktur pekerjaan umum dan perumahan rakyat. Namun berbagai upaya
telah dilakukan oleh Kementerian PUPR untuk mencapai sasaran strategis tersebut dalam
rangka mendukung visi pembangunan nasional, yang dituangkan di dalam laporan kinerja ini.

Laporan Kinerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2020 I-1
I.2 Tugas dan Fungsi

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mempunyai tugas menyelenggarakan


urusan pemerintahan di bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat untuk membantu
Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara. Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat mempunyai fungsi sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun
2020 tentang Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, sebagai berikut:

a. Perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengelolaan sumber


daya air, penyelenggaraan jalan, penyelenggaraan sistem penyediaan air minum,
pengelolaan air limbah domestik, pengelolaan drainase lingkungan, dan pengelolaan
persampahan, penataan bangunan gedung, pengembangan kawasan permukiman,
pengembangan sarana prasarana strategis, penyelenggaraan perumahan,
pelaksanaan pembiayaan infrastruktur pekerjaan umum dan perumahan, serta
pembinaan jasa konstruksi.
b. Koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi
kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat.
c. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
d. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat.
e. Pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat di daerah.
f. Pelaksanaan penyusunan kebijakan teknis dan rencana terpadu program
pembangunan infrastruktur pekerjaan umum dan perumahan rakyat berdasarkan
pendekatan pengembangan wilayah.
g. Pelaksanaan pengembangan sumber daya manusia di bidang pekerjaan umum dan
perumahan rakyat.
h. Pelaksanaan dukungan yang bersifat substantif kepada seluruh unsur organisasi di
lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
i. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Presiden.

I.3 Struktur Organisasi

Pada tahun 2020, terdapat perubahan Struktur Organisasi dan Tata Kelola (SOTK) di
lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat berdasarkan Peraturan
Presiden Nomor 27 Tahun 2020 tentang Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat, menjadi 10 unit organisasi yang semula terdiri dari 11 unit organisasi. Tugas dan
fungsi dari 1 (satu) unit organisasi yaitu Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang),
melebur ke dalam unit organisasi lain yang sesuai substansinya.

Berdasarkan Peraturan Menteri PUPR Nomor 13 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian PUPR terdiri atas
10 unit organisasi Eselon 1A dan 5 Staf Ahli Menteri serta 5 Pusat. Struktur organisasi
Kementerian PUPR sebagai berikut:

I-2 Laporan Kinerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2020
1. Sekretariat Jenderal
Sekretariat Jenderal mempunyai tugas menyelenggarakan koordinasi pelaksanaan
tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unsur
organisasi di lingkungan Kementerian.

2. Direktorat Jenderal Sumber Daya Air


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan
dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengelolaan sumber daya air sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

3. Direktorat Jenderal Bina Marga


Direktorat Jenderal Bina Marga mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan di bidang penyelenggaraan jalan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

4. Direktorat Jenderal Cipta Karya


Direktorat Jenderal Cipta Karya mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan di bidang penyelenggaraan sistem penyediaan air minum,
pengelolaan air limbah domestik, pengelolaan drainase lingkungan, dan pengelolaan
persampahan, penataan bangunan gedung, pengembangan kawasan permukiman,
dan pengembangan sarana prasarana strategis sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

5. Direktorat Jenderal Perumahan


Direktorat Jenderal Perumahan mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan di bidang penyelenggaraan perumahan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

6. Direktorat Jenderal Bina Konstruksi


Direktorat Jenderal Bina Konstruksi mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan
dan pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan jasa konstruksi sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

7. Direktorat Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan


Perumahan
Direktorat Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan
mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang
pelaksanaan pembiayaan infrastruktur bidang pekerjaan umum dan perumahan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

8. Inspektorat Jenderal
Inspektorat Jenderal mempunyai tugas menyelenggarakan pengawasan intern di
lingkungan Kementerian.

Laporan Kinerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2020 I-3
9. Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah
Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah mempunyai tugas melaksanakan
penyusunan kebijakan teknis dan rencana terpadu program pembangunan
infrastruktur pekerjaan umum dan perumahan rakyat berdasarkan pendekatan
pengembangan wilayah.

10. Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia


Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia mempunyai tugas melaksanakan
pengembangan sumber daya manusia bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat.

11. Staf Ahli Menteri


Staf Ahli Menteri berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri dan secara
administratif dikoordinasikan oleh Sekretaris Jenderal. Staf Ahli Menteri mempunyai
tugas memberikan rekomendasi terhadap isu-isu strategis kepada Menteri terkait
masing-masing bidang:
A. Staf Ahli Bidang Keterpaduan Pembangunan
B. Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Investasi
C. Staf Ahli Bidang Sosial Budaya dan Peran Masyarakat
D. Staf Ahli Bidang Hubungan Antara Lembaga
E. Staf Ahli Bidang Teknologi, Industri dan Lingkungan

I-4 Laporan Kinerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2020
Gambar 1.1 Bagan Struktur Organisasi
Sumber: www.pu.go.id

Laporan Kinerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2020 I-5
I.4 Isu Strategis Kementerian

Kementerian PUPR memegang peran penting dalam menyelenggarakan pembangunan


infrastruktur dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional melalui pembangunan sarana
dan prasarana pengelolaan sumber daya air, penyelenggaraan jalan dan jembatan,
permukiman, dan perumahan. Selain itu juga terdapat peran penting dalam pembinaan
konstruksi nasional, serta pembiayaan infrastruktur pekerjaan umum dan perumahan.
Pembangunan infrastruktur PUPR diharapkan dapat memberikan dampak yang dirasakan baik
secara langsung maupun tidak langsung oleh masyarakat, berupa ketercapaian terhadap
kedaulatan pangan dan energi, ketahanan air, peningkatan konektivitas, peningkatan kualitas
permukiman, dan penyediaan rumah layak huni.

Penyelenggaraan pengelolaan sumber daya air dilaksanakan untuk mewujudkan ketahanan


pangan dan energi di Indonesia. Salah satunya untuk mendukung pembangunan Food Estate
terutama di Provinsi Kalimantan Tengah. Pengelolaan sumber daya air diprioritaskan pada
pembangunan waduk/bendungan serta pembangunan dan rehabilitasi jaringan irigasi. Hal ini
diharapkan dapat memberikan dampak kepada peningkatan produktivitas pertanian dan
tercapainya ketahanan pangan. Selain hal tersebut, pembangunan waduk/bendungan juga
diperuntukan untuk meningkatkan pasokan energi listrik melalui PLTA. Dalam
penyelenggaraan pengelolaan sumber daya air juga telah dilakukan mitigasi dan adaptasi
terhadap perubahan iklim dan kerentanan terhadap bencana. Berbagai kegiatan pengendalian
daya rusak air dan pengurangan terhadap risiko bencana telah dilakukan oleh Kementerian
PUPR.

Penyelenggaraan infrastruktur jalan dan jembatan dilaksanakan oleh Kementerian PUPR untuk
meningkatkan konektivitas jaringan jalan di Indonesia dengan tidak hanya berfokus kepada
pembangunan di Pulau Jawa dan Wilayah Barat Indonesia namun juga di Wilayah Timur
Indonesia serta daerah pinggiran dan perbatasan. Lebih lanjut, pembangunan infrastruktur
jalan dan jembatan pada daerah perbatasan diselenggarakan dengan prioritas kepada
pembangunan jalan perbatasan di kawasan–kawasan yang belum berkembang dan masih
tertinggal, seperti perbatasan di Provinsi Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Nusa Tenggara
Timur, dan Papua. Selain hal tersebut, guna membantu aksesibilitas masyarakat yang tinggal
di wilayah terpencil dan terisolir dibangun infrastruktur jembatan gantung yang tersebar di
beberapa lokasi di wilayah Indonesia. Dengan terwujudnya konektivitas jaringan jalan melalui
pembangunan jalan tol, jalan baru dan jembatan, diharapkan daya saing wilayah sebagai
pengungkit daya saing Indonesia di tingkat global dapat meningkat.

Penyelenggaraan infrastruktur permukiman menghadapi tantangan pertumbuhan urbanisasi.


Pertumbuhan urbanisasi di Indonesia saat ini mencapai 4,1%. Proporsi penduduk yang tinggal
di perkotaan pada tahun 2025 diperkirakan akan mencapai 60% dari seluruh populasi. Dalam
penyelenggaraan infrastruktur permukiman, Kementerian PUPR mendukung Agenda
Sustainable Development Goals (SDG's) melalui program penyediaan air minum, pengelolaan
air limbah, penanganan persampahan, dan penanganan kawasan kumuh. Agenda SDG’s
ditetapkan di dalam Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan
Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Kementerian PUPR mendukung di Tujuan 6
(Air Bersih dan Sanitasi), Tujuan 9 (Infrastruktur, Industri, dan Inovasi), Tujuan 11 (Kota dan
Komunitas yang Berkelanjutan), dan Tujuan 17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan). Secara
umum tujuan tersebut diwujudkan melalui peningkatan akses air bersih (pembangunan SPAM)
dan peningkatan akses sanitasi (pengelolaan air limbah domestik), pembangunan dan
pemeliharaan jalan dan jembatan, pembangunan sistem pengelolaan persampahan, dan

I-6 Laporan Kinerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2020
pelaksanaan studi pendahuluan pembiayaan infrastruktur melalui KPBU. Agenda Baru
Perkotaan yang diadopsi pada saat Konferensi PBB tentang Perumahan dan Pembangunan
Perkotaan Berkelanjutan (Habitat III) juga mendukung pelaksanaan dan penerapan Agenda
SDG’s.

Lebih lanjut, peningkatan kualitas lingkungan permukiman tersebut tidak hanya berfokus di
daerah perkotaan, namun juga di daerah perdesaan, daerah pinggiran, dan daerah
perbatasan. Terkait dengan pengembangan daerah perbatasan, Kementerian PUPR turut
membangun Pos Lintas Batas Negara (PLBN) terpadu yang ditujukan untuk mengakselerasi
pertumbuhan ekonomi kawasan perbatasan dan mendorong layanan sejumlah infrastruktur
dengan melihat kepada daya dukung kawasan tersebut.

Kementerian PUPR juga mendapatkan tugas terkait pengembangan sarana dan prasarana
pendidikan, pasar, dan olahraga. Total sebanyak 463 unit sarana dan prasarana sekolah,
pasar, dan stadion telah berhasil dibangun dan direvitalisasi di Tahun Anggaran 2020 ini. Salah
satu keberhasilan Kementerian PUPR dalam mendukung Pekan Olahraga Nasional XX di Papua
yakni dengan terbangunnya Stadion Lukas Enembe (sebelumnya bernama Stadion Papua
Bangkit). Stadion dengan luas sebesar 71.697 m2 di atas lahan seluas 13 Ha tersebut memiliki
daya tampung penonton sebanyak 42.000 orang dengan spesifikasi sesuai standar
internasional dan peraturan Federasi Sepakbola Internasional (FIFA). Selain dilaksanakannya
pembangunan stadion baru juga dilaksanakan revitalisasi stadion yang sudah eksisting,
seperti pada Stadion Manahan Solo yang direvitalisasi menjadi berkelas dunia dan
diagendakan sebagai tempat penyelenggaraan Piala Dunia U-20 2021.

Berkaitan dengan penyelenggaraan infrastruktur perumahan, Pemerintah terus menggalakkan


Program Sejuta Rumah guna menangani Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) bagi Masyarakat
Berpenghasilan Rendah (MBR). Program ini merupakan tanggung jawab semua pihak, baik
pemerintah pusat, pemerintah daerah, pengembang, dan masyarakat. Dalam Program Sejuta
Rumah ini, Kementerian PUPR memiliki 3 peran, yaitu: 1) sebagai pembangun yang aktif
menyediakan perumahan; 2) sebagai stimulan; dan 3) sebagai regulator, hal ini terkait
percepatan dalam memangkas perizinan.

Secara umum, penyelenggaraan pembangunan infrastruktur PUPR dilaksanakan dengan


bertopang kepada penggunaan anggaran yang besar dan dibebankan kepada APBN. Merujuk
kepada hal tersebut, dibutuhkan sumber-sumber pembiayaan lain untuk mencapai realisasi
target pembangunan pada Tahun Anggaran 2020 maupun untuk memenuhi target ditahun
mendatang. Melalui Direktorat Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan
Perumahan, pelaksanaan pembangunan infrastruktur PUPR selain dilakukan dengan skema
APBN murni juga direncanakan dan dilaksanakan melalui skema Kerjasama Pemerintah dan
Badan Usaha (KPBU).

Selain terkait dengan pembiayaan dan pelaksanaan penyelenggaraan pembangunan


infrastruktur PUPR, Kementerian PUPR melalui Balai Pelaksana Pemilihan Jasa Konstruksi yang
tersebar di 34 provinsi di Wilayah Indonesia berupaya untuk meningkatkan kualitas dan
profesionalisme dalam hal pengadaan barang dan jasa. Dengan unit dan sistem kerja yang
independen serta proses bisnis yang jelas dan lebih baik, diharapkan proses dan hasil
pengadaan barang dan jasa di lingkungan Kementerian PUPR dapat berjalan dengan lebih
efektif, efisien, optimal, transparan, berkualitas, dan akuntabel.

Salah satu isu yang mengemuka di tahun 2020 adalah terjadinya pandemi Covid-19. Secara
nasional pandemi Covid-19 berdampak pada perekonomian nasional, yang ditunjukkan

Laporan Kinerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2020 I-7
dengan peningkatan pengangguran terbuka, tingkat kemiskinan, dan jumlah penduduk
miskin. Kondisi perekonomian nasional telah direspon Pemerintah dengan melakukan langkah
percepatan pemulihan ekonomi. Langkah tersebut dilakukan melalui refocusing anggaran
seluruh kementerian termasuk Kementerian PUPR. Refocusing anggaran Kementerian PUPR
menyebabkan adanya realokasi penganggaran pada program-program yang mendukung
Pemulihan Ekonomi Nasional. Kementerian PUPR berperan sangat penting dalam Program
Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Secara umum, Kementerian PUPR memiliki 6 (enam)
prioritas untuk mendukung Program Pemulihan Ekonomi Nasional, antara lain: 1) Peningkatan
ketahanan pangan; 2) Pengembangan konektivitas; 3) Peningkatan kesehatan dan lingkungan
masyarakat; 4) Peningkatan investasi dengan memberikan dukungan pada kawasan strategis
nasional; 5) Penguatan jaring pengaman nasional lewat program Padat Karya Tunai (PKT)
serta pembelian produk rakyat dan pengusaha lokal (UMKM); dan 6) Peningkatan ketahanan
bencana dan perubahan iklim.

Pembangunan infrastruktur merupakan salah satu upaya meningkatkan daya beli masyarakat
yang dinilai dapat membantu Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Kementerian PUPR terus
meningkatkan pembangunan infrastruktur nasional baik skala masif maupun kerakyatan
melalui skema Padat karya Tunai (PKT). Pada tahun 2020, sebesar Rp 12,32 triliun dari total
pagu anggaran Rp 107,15 triliun dialokasikan untuk program Padat Karya Tunai, bahkan di
tahun 2021 jumlahnya akan ditingkatkan menjadi Rp 18,14 triliun. Selain program Padat Karya
juga dilaksanakan kegiatan pembelian produk rakyat/UMKM, dukungan prioritas nasional,
serta dukungan Food Estate dan Kawasan Industri.

Dalam menjawab tantangan terkait pandemi Covid-19, Kementerian PUPR membangun


sarana dan prasarana untuk menampung pasien terdampak Covid-19. Wisma Atlet Kemayoran
yang sebelumnya diperuntukkan untuk mendukung perhelatan Asian Games dan Asian Para
Games 2018, dialihfungsikan menjadi Rumah Sakit Darurat Penanganan Covid-19. Sejalan
dengan hal tersebut, dilakukan revitalisasi tempat pengungsian warga Vietnam di Pulau
Galang, Batam menjadi Rumah Sakit Khusus Infeksi Pulau Galang. Selain itu, terdapat pula
kegiatan padat karya lainnya yang berfokus kepada mitigasi dampak Covid-19 di tanah air.

Pada tahun 2020, Kementerian PUPR fokus membangun 5 (lima) Kawasan Strategis Pariwisata
Nasional (KSPN Prioritas yakni KSPN Danau Toba, KSPN Borobudur, KSPN Mandalika, KSPN
Labuan Bajo, dan KSPN Manado-Likupang). Pembangunan KSPN ini untuk mendukung
produktivitas pariwisata yang diharapkan dapat kembali bergeliat setelah pandemi Covid-19
berakhir. Di samping itu, Kementerian PUPR meyakini salah satu sektor ekonomi utama yang
dapat rebound dengan cepat adalah sektor pariwisata. Dukungan tersebut diwujudkan melalui
pembangunan dan rehabilitasi jalan dan jembatan, rehabilitasi embung, pembangunan
penyediaan air baku, pengendalian daya rusak sungai dan pengendalian banjir, pembangunan
sarana prasarana pengaman pantai, penataan kawasan, pembangunan SPAM, peningkatan
TPA Regional, dan pembangunan rumah swadaya.

Kementerian PUPR melaksanakan 128 Proyek Strategis Nasional (PSN) sesuai Peraturan
Presiden Nomor 109 Tahun 2020 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Presiden Nomor 3
Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional, yang terdiri atas
pembangunan 48 bendungan, 9 pembangunan irigasi, 2 pembangunan air baku, 1
pembangunan tanggul laut, 53 pembangunan jalan tol, 9 pembangunan sistem
pengembangan air minum, 1 pengolahan air limbah, 1 pembangunan sarana pendidikan, 2
pembangunan kawasan, 2 proyek bidang perumahan berupa pembangunan rumah susun
tingkat tinggi, pembangunan rumah khusus petugas perbatasan negara, dan peningkatan

I-8 Laporan Kinerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2020
kualitas rumah swadaya dalam mendukung Wonderful Indonesia. Tahun 2020, masih terdapat
beberapa PSN yang belum terselesaikan (on going) namun upaya-upaya percepatan telah
dilaksanakan.

Kementerian PUPR juga memiliki tugas untuk membangun sarana dan prasarana pendukung
Pekan Olaharga Nasional (PON) XX Papua 2021. Terkait hal tersebut, telah diselesaikan
pembangunan 4 dari 7 venue untuk mendukung pelaksanaan PON XX di Papua tahun 2021.
Keempat venue yang sudah selesai 100% dan siap diserahterimakan ke pemerintah daerah
yakni Venue Area Aquatic, Venue Istora Papua Bangkit, Venue Arena Cricket, dan Hockey
Indoor dan Outdoor yang merupakan amanat Instruksi Presiden Nomor 10 Tahun 2017
tentang Dukungan Penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional XX dan Pekan Paralimpik
Nasional XVI Tahun 2020 di Provinsi Papua. Bahkan pada 17 Agustus 2020 lalu bertepatan
dengan HUT RI Ke-75, Istora Papua Bangkit yang dibangun dengan dana sebesar Rp 257,5
miliar berhasil mencatatkan rekor di Museum Rekor – Dunia Indonesia (MURI) untuk 3 (tiga)
kategori sekaligus.

Selain itu, Kementerian PUPR juga mendukung pembangunan Food Estate di Kalimantan
Tengah sesuai arahan Presiden RI. Pembangunan pusat pengembangan tanaman pangan
(Food Estate) ini diharapkan menjadi lumbung pangan baru di luar Pulau Jawa dan menjadi
salah satu Program Strategis Nasional (PSN) 2020 – 2024. Kunci dari program pengembangan
Food Estate di Provinsi Kalimantan Tengah adalah penyediaan air untuk irigasi areal sawah,
terutama pada lahan potensial seluas 165.000 ha yang merupakan kawasan aluvial, bukan
gambut, pada lahan eks Pengembangan Lahan Gambut (PLG). Selain itu, pemanfaatan
teknologi informatika dibutuhkan agar pengembangan sistem pertanian Food Estate lebih
modern (modern agriculture system) sehingga nantinya dapat dimanfaatkan tidak hanya saat
produksi tetapi juga pasca produksi. Selain melakukan pekerjaan rehabilitasi dan peningkatan
jaringan irigasi, Kementerian PUPR juga meningkatkan konektivitas (jalan dan jembatan)
menuju lokasi pengembangan kawasan Food Estate.

Infrastruktur bidang PUPR memiliki peran strategis dalam pencapaian tujuan pengembangan
wilayah. Salah satu tujuan utama pengembangan wilayah adalah mengurangi kesenjangan
pembangunan antara Kawasan Barat Indonesia dan Kawasan Timur Indonesia melalui
percepatan dan pemerataan pembangunan wilayah dengan menekankan pada keunggulan
kompetitif perekonomian daerah berbasis sumber daya alam, sumber daya manusia,
penyediaan infrastruktur, dan pengembangan teknologi.

Secara umum pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan mendukung konektivitas antar
wilayah. Konektivitas yang baik antar wilayah akan membuka berbagai peluang pertumbuhan
kegiatan perekonomian dan kemudahan berbagai kegiatan pendukungnya. Hal ini akan
meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan sekaligus mengurangi ketimpangan pertumbuhan
ekonomi antar wilayah. Di wilayah perbatasan negara, pembangunan jalan memperkuat
pertahanan negara dan juga membuka keterisolasian kawasan perbatasan. Sepanjang periode
2015-2019 Kementerian PUPR telah membangun jalan sepanjang 3.843 km, jembatan
sepanjang 58.002 m, jalan bebas hambatan sepanjang 1.298,8 km, dan fly over/underpass
sepanjang 18.962 m. Hasil studi yang dilakukan oleh BPIW tahun 2020 memperlihatkan
bahwa dalam rangka dukungan konektivitas dan peningkatan kesejahteraan (mengurangi
kesenjangan pembangunan antar wilayah), Provinsi Papua, Sumatera Utara, Sulawesi Selatan,
Sulawesi Tengah, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Jawa Timur menjadi prioritas
tertinggi untuk program pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan.

Laporan Kinerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2020 I-9
Pembangunan infrastruktur sumber daya air bertujuan mendukung ketahanan pangan,
ketahanan energi, dan penyediaan air minum nasional, yang berperan mengurangi
kesenjangan pembangunan antar wilayah melalui peningkatan keunggulan kompetitif
perekonomian wilayah berbasis sumber daya alam. Sepanjang periode 2015-2019
Kementerian PUPR telah membangun 16 bendungan, pembangunan jaringan irigasi untuk
melayani daerah irigasi seluas 1.005.402 ha, rehabilitasi jaringan irigasi untuk melayani
daerah irigasi seluas 3.021.105 ha, pembangunan 1.212 embung, pembangunan infrastruktur
air baku, pembangunan 330 buah bangunan pengendali sedimen dan lahar, serta 1.485 km
sarana dan prasarana infrastruktur pengendali daya rusak air. Hasil studi yang dilakukan oleh
BPIW tahun 2020 menunjukkan bahwa dalam rangka dukungan ketahanan pangan, Provinsi
Sumatera Selatan dan seluruh provinsi di Pulau Kalimantan menjadi prioritas tertinggi dalam
pemeliharaan dan pembangunan infrastruktur sumber daya air untuk mendukung ketahanan
pangan nasional. Wilayah prioritas selanjutnya adalah seluruh provinsi di Pulau Jawa
(terutama Jawa Timur dan Jawa Tengah), Sulawesi Selatan, Riau, dan Papua.

Pembangunan infrastruktur perumahan dan permukiman bertujuan meningkatkan kualitas


hidup. Peningkatan kualitas hidup penduduk di berbagai wilayah secara umum akan
meningkatkan potensi setiap wilayah untuk mengembangkan seluruh kegiatan ekonomi
potensialnya, yang akhirnya dapat berperan mengurangi kesenjangan pembangunan antar
wilayah. Sampai dengan tahun 2019, akses air minum layak telah tercapai sebesar 89,27%
dan jaringan perpipaan sebesar 20,18%. Kontribusi Kementerian PUPR terhadap capaian
akses air minum layak dan jaringan perpipaan adalah sejumlah 1.018.326 SR terbangun atau
3.971.471 jiwa terlayani (1,17% penduduk nasional). Selain infrastruktur untuk peningkatan
akses air minum layak, sepanjang periode 2015-2019 Kementerian PUPR telah membangun
32.225 ha kawasan permukiman kumuh, peningkatan akses sanitasi layak bagi 9,9 juta KK,
fasilitasi pengolahan sampah dan limbah bagi 1.877 kabupaten/kota, pembangunan drainase
lingkungan untuk penanganan genangan air seluas 4.770 ha, pembangunan 48.792 unit
satuan rumah susun (sarusun), 23.960 unit rumah khusus, 735.856 unit rumah swadaya
(pembangunan baru dan peningkatan kualitas), fasilitasi prasarana, sarana, dan utilitas bagi
119.612 unit rumah umum layak huni, serta pemberian bantuan pembiayaan bagi 1.722.037
unit rumah umum. Hasil studi yang dilakukan oleh BPIW tahun 2020 menunjukkan bahwa
dalam rangka dukungan peningkatan kualitas hidup, Provinsi Papua dan Jawa Barat menjadi
prioritas tertinggi dalam pembangunan infrastruktur perumahan dan permukiman. Wilayah
prioritas selanjutnya adalah Provinsi Sumatera Utara, Jawa Timur, dan Nusa Tenggara Timur.

I - 10 Laporan Kinerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2020
BAB II
PERENCANAAN
KINERJA

❑ Rencana Strategis
❑ Perjanjian Kinerja
❑ Metode Pengukuran
❑ Target Tahun 2020
Menurut Renstra

Jembatan Teluk Kendari, Sulawesi Tenggara


BAB II
PERENCANAAN KINERJA

II.1 Rencana Strategis Kementerian PUPR

II.1.1 Visi

Untuk mewujudkan Visi Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia periode 2020 – 2024
yakni “Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong
Royong” serta mengacu kepada arahan Presiden dalam mencapai sasaran Visi Indonesia 2045
yang termasuk di dalamnya terkait transformasi ekonomi yang didukung oleh pembangunan
infrastruktur, maka Kementerian PUPR menetapkan Visi Kementerian PUPR Periode 2020 –
2024 (sesuai Renstra Kementerian PUPR 2020 – 2024) sebagai berikut:

“Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat


yang Andal, Responsif, Inovatif dan Profesional
dalam Pelayanan Kepada Presiden dan Wakil Presiden:
Indonesia Maju yang Berdaulat Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan
Gotong Royong”

Infrastruktur pekerjaan umum dan perumahan rakyat yang andal diartikan sebagai tingkat
dan kondisi ketersediaan, keterpaduan, serta kualitas dan cakupan pelayanan infrastruktur
pekerjaan umum dan perumahan rakyat yang produktif dan cerdas, berkeselamatan,
mendukung kesehatan masyarakat, menyeimbangkan pembangunan, memenuhi kebutuhan
dasar, serta berkelanjutan yang berasaskan gotong royong guna mencapai masyarakat yang
lebih sejahtera.

Infrastruktur pekerjaan umum dan perumahan rakyat yang andal secara lebih rinci diperlukan
untuk mendukung agenda prioritas nasional antara lain untuk meningkatkan produktivitas
rakyat dan daya saing di pasar internasional; mewujudkan kemandirian ekonomi dengan
menggerakan sektor-sektor strategis ekonomi domestik; membangun tata kelola
pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya; membangun Indonesia dari
pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan;
mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang
kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim, dan mencerminkan
kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan; serta untuk melindungi segenap bangsa
dan memberikan rasa aman pada seluruh warga Negara.

II.1.2 Misi

Dalam rangka mewujudkan Visi Kementerian PUPR periode 2020 – 2024, maka Kementerian
PUPR menetapkan misi kementerian yang merupakan rumusan langkah kegiatan yang akan
dilaksanakan sesuai Renstra Kementerian PUPR 2020 – 2024. Adapun Misi Kementerian PUPR
2020 – 2024 sebagaimana dimaksud, sebagai berikut:

1. Memberikan dukungan teknis dan administratif serta analisis yang cepat, akurat, dan
responsif kepada Presiden dan Wakil Presiden dalam pengambilan dan pelaksanaan

Laporan Kinerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2020 II - 1
kebijakan pembangunan serta penyelenggaraan infrastruktur pekerjaan umum dan
perumahan rakyat.
2. Memberikan dukungan teknis dan administratif kepada Presiden dalam
menyelenggarakan pembangunan infrastruktur sumber daya air, konektivitas,
perumahan dan permukiman dalam suatu pengembangan infrastruktur wilayah yang
terpadu.
3. Menyelenggarakan pelayanan yang efektif dan efisien di bidang tata kelola,
perencanaan, pengawasan, informasi, dan hubungan kelembagaan.
4. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia, penyelenggaraan jasa konstruksi, dan
pembiayaan infrastruktur dalam mendukung penyelenggaraan infrastruktur pekerjaan
umum dan perumahan rakyat.

II.1.3 Tujuan

Tujuan merupakan rumusan kondisi yang hendak dicapai pada akhir periode perencanaan
sebagai bagian dari perwujudan visi. Secara umum tujuan Kementerian PUPR adalah
meningkatkan kinerja penyelenggaraan infrastruktur PUPR yang terpadu, berkualitas,
berkelanjutan dan adaptif dalam rangka meningkatkan kualitas hidup masyarakat, penguatan
daya saing dan ketahanan terhadap bencana. Adapun tujuan Kementerian PUPR periode 2020
– 2024 (sesuai Renstra Kementerian PUPR 2020 – 2024) adalah sebagai berikut:

1. Peningkatan ketersediaan dan kemudahan akses serta efisiensi pemanfaatan air untuk
memenuhi kebutuhan domestik, peningkatan produktivitas pertanian, pengembangan
energi, industri dan sektor ekonomi unggulan, serta konservasi dan pengurangan
risiko/kerentanan bencana alam.
2. Peningkatan kelancaran konektivitas dan akses jalan yang lebih merata bagi
peningkatan pelayanan sistem logistik nasional yang lebih efisien dan penguatan daya
saing.
3. Peningkatan pemenuhan kebutuhan perumahan dan infrastruktur permukiman yang
layak dan aman menuju terwujudnya smart living, dengan pemanfaatan dan
pengelolaan yang partisipatif untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
4. Peningkatan pembinaan sumber daya manusia untuk pemenuhan kebutuhan sumber
daya manusia vokasional bidang konstruksi yang kompeten dan profesional.
5. Peningkatan penyelenggaraan pembangunan infrastruktur yang efektif, bersih dan
terpercaya yang didukung oleh sumber daya manusia aparatur yang berkinerja tinggi.

II.1.4 Sasaran Strategis

Adapun keterkaitan antara tujuan dan sasaran strategis (sesuai Renstra Kementerian PUPR
2020 – 2024) adalah sebagai berikut:

Tujuan 1 : Peningkatan ketersediaan dan kemudahan akses serta efisiensi pemanfaatan air
untuk memenuhi kebutuhan domestik, peningkatan produktivitas pertanian, pengembangan
energi, industri dan sektor ekonomi unggulan, serta konservasi dan pengurangan
risiko/kerentanan bencana alam. Tujuan ini dicapai melalui sasaran strategis berikut:

II - 2 Laporan Kinerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2020
Sasaran Strategis 1 :
Meningkatnya ketersediaan air melalui infrastruktur sumber daya air

Tujuan 2 : Peningkatan kelancaran konektivitas dan akses jalan yang lebih merata bagi
peningkatan pelayanan sistem logistik nasional yang lebih efisien dan penguatan daya saing.
Tujuan ini dicapai melalui sasaran strategis berikut:

Sasaran Strategis 2 :
Meningkatnya konektivitas jaringan jalan nasional

Tujuan 3 : Peningkatan pemenuhan kebutuhan perumahan dan infrastruktur permukiman


yang layak dan aman menuju terwujudnya smart living, dengan pemanfaatan dan pengelolaan
yang partisipatif untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Tujuan ini dicapai melalui
sasaran strategis berikut:

Sasaran Strategis 3 :
Meningkatnya penyediaan akses perumahan dan infrastruktur permukiman yang
layak, aman dan terjangkau

Tujuan 4 : Peningkatan pembinaan sumber daya manusia untuk pemenuhan kebutuhan


sumber daya manusia vokasional bidang konstruksi yang kompeten dan profesional. Tujuan
ini dicapai melalui sasaran strategis berikut:

Sasaran Strategis 4 :
Meningkatnya pemenuhan kebutuhan sumber daya manusia vokasional bidang
konstruksi yang kompeten dan profesional

Tujuan 5 : Peningkatan penyelenggaraan pembangunan infrastruktur yang efektif, bersih


dan terpercaya yang didukung oleh sumber daya manusia aparatur yang berkinerja tinggi.
Tujuan ini dicapai melalui sasaran strategis berikut:

Sasaran Strategis 5 :
Meningkatnya kualitas tata kelola Kementerian PUPR dan tugas teknis lainnya

II.1.5 Arah Kebijakan dan Strategi

Arah kebijakan pembangunan infrastruktur PUPR TA 2020 dirumuskan dalam suatu kerangka
pembangunan yang tidak hanya dilaksanakan secara langsung oleh Kementerian PUPR,
namun juga mempertimbangkan keterlibatan daerah dan swasta, sebagaimana dijabarkan di
dalam Renstra Kementerian PUPR 2020 – 2024. Adapun arah kebijakan yang dimaksud
sebagai berikut:

Laporan Kinerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2020 II - 3
1. Arah Kebijakan dan Strategi Pengelolaan Sumber Daya Air

Sesuai dengan Undang – Undang Nomor 17 Tahun 2019 tentang Sumber Daya Air, kegiatan
pengelolaan sumber daya air berfokus kepada 3 kegiatan prioritas yaitu pengelolaan air
tanah dan air baku berkelanjutan, optimalisasi waduk multiguna dan modernisasi irigasi, dan
ketahanan kebencanaan infrastruktur.

Arah kebijakan terkait pengelolaan air tanah dan air baku berkelanjutan berfokus pada
peningkatan keterpaduan penyediaan air baku dan air minum, dan pemanfaatan teknologi
dalam pengelolaan air baku yang dilaksanakan melalui strategi peningkatan kinerja sistem
penyediaan air baku dengan meningkatkan peran BUMN/D dan badan usaha dengan skema
pembiayaan KPBU air baku/air minum, dan pengembangan sistem informasi yang
terintegrasi dengan manajemen sumber daya air.

Optimalisasi waduk multiguna dirumuskan melalui kebijakan peningkatan kapasitas dan


fungsi tampungan air, peningkatan kinerja bendungan, dan peningkatan efisiensi dan kinerja
sistem irigasi. Arah kebijakan tersebut dicapai melalui strategi peningkatan dan pemulihan
kondisi waduk/bendungan, dan peningkatan kinerja pengelolaan jaringan irigasi dengan
meningkatkan peran pemerintah daerah, partisipasi masyarakat, dan kemitraan badan
usaha.

Selain hal tersebut, ketahanan kebencanaan infrastruktur dirumuskan melalui arahan


kebijakan yang menilik pada pengembangan infrastruktur tangguh bencana dan penguatan
infrastruktur vital, pengelolaan terpadu kawasan rawan bencana, serta restorasi dan
konservasi daerah aliran sungai, dan dilaksanakan melalui strategi peningkatan program
terintegrasi dalam pengelolaan risiko bencana, penetapan rencana induk ketahanan wilayah
terhadap bencana, dan normalisasi dan peningkatan kapasitas aliran sungai.

2. Arah Kebijakan dan Strategi Penyelenggaraan Jalan

Arah kebijakan penyelenggaraan jalan dirumuskan sebagai upaya untuk dijadikan acuan
dalam pencapaian agenda pembangunan infrastruktur konektivitas 2020 – 2024 melalui
kebijakan peningkatan konektivitas jalan nasional yang dilaksanakan melalui strategi
preservasi jalan, pembangunan jalan dan jembatan, penataan jalan nasional di kawasan
perkotaan, dan pemenuhan gap funding melalui skema pembiayaan alternatif.

3. Arah Kebijakan dan Strategi Pembinaan dan Pengembangan Infrastruktur


Permukiman dan Perumahan

Arah kebijakan pembinaan dan pengembangan infrastruktur permukiman dalam


mewujudkan smart living adalah melalui peningkatan penyediaan infrastruktur permukiman
yang partisipatif dan berkelanjutan, dengan pengarusutamaan 4 aspek dalam
pelaksanaannya, yaitu perwujudan permukiman dan perumahan layak huni, penerapan
bangunan gedung hijau, pembangunan permukiman tahan bencana, serta penerapan
teknologi dan permukiman ramah lingkungan.

Selain hal tersebut, beberapa arah kebijakan lainnya terkait dengan peningkatan akses air
minum dan sanitasi yang layak dan aman dirumuskan melalui peningkatan cakupan
pelayanan, pemenuhan standar dan peningkatan kualitas sistem pengelolaan air minum dan
sanitasi, peningkatan kapasitas dan peran penyelenggara SPAM dan pengelola sanitasi, dan

II - 4 Laporan Kinerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2020
pengembangan alternatif pembiayaan. Arah kebijakan ini diimplementasikan melalui strategi
peningkatan cakupan akses air minum dan sanitasi bagi masyarakat.

Dalam kaitannya dengan perwujudan perumahan layak huni, beberapa arah kebijakan yang
dirumuskan di antaranya mengoptimalkan program sejuta rumah serta
mengimplementasikan skema penyediaan perumahan yang inovatif yang memanfaatkan
teknologi dan meningkatkan kolaborasi antar stakeholder dan diimplementasikan melalui
strategi penanganan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) bagi Masyarakat Berpenghasilan
Rendah (MBR).

4. Arah Kebijakan dan Strategi Perencanaan Pembangunan Wilayah

Arah kebijakan perencanaan pembangunan wilayah berfokus pada pembangunan


infrastruktur PUPR yang mendukung pengembangan kewilayahan. Adapun pendekatan
pengembangan wilayah difungsikan sebagai alat acuan dalam menentukan arah
pembangunan wilayah per pulau sesuai dengan rencana tata ruang pulau untuk menjamin
kebijakan, program dan kegiatan yang konsisten, terpadu dan bersifat lintas sektor dengan
memperhatikan karakter geografis, potensi wilayah, karakteristik nilai-nilai sosial, budaya
dan adat daerah, daya dukung lingkungan, serta risiko bencana di setiap wilayah.

Lebih lanjut, kebijakan perencanaan pembangunan wilayah dicapai melalui penyusunan


kebijakan teknis dan rencana terpadu pengembangan infrastruktur wilayah yang didukung
oleh perangkat yang memadai termasuk mencakup panduan penyusunan rencana induk dan
legalitas produk. Selain hal tersebut, arah kebijakannya juga berfokus pada peningkatan
kualitas pemrograman pembangunan infrastruktur wilayah, sehingga program
pembangunan infrastruktur PUPR ke depannya sudah berbasiskan pengembangan wilayah.

5. Arah Kebijakan dan Strategi Pembiayaan Infrastruktur

Kebijakan pembiayaan infrastruktur pekerjaan umum dan perumahan meliputi


pengembangan regulasi dan kebijakan teknis pembiayaan infrastruktur pekerjaan umum dan
perumahan, peningkatan kontribusi pembiayaan infrastruktur pekerjaan umum dan
perumahan dalam mendukung pencapaian Visium 2020–2024, pengembangan skema
pembiayaan yang lebih terjangkau, efisien dan akuntabel, peningkatan penerbitan
kemudahan dan/atau bantuan pembiayaan perumahan baik untuk pemilikan rumah tapak
dan rumah susun serta pembangunan dan peningkatan kualitas rumah swadaya,
peningkatan peran perbankan yang lebih besar dalam menunjang pembiayaan perumahan,
peningkatan peran lembaga pembiayaan sekunder baik melalui peningkatan nilai sekuritisasi
aset, penerbitan obligasi, dan pemberian pinjaman (refinancing). Arah kebijakan
pembiayaan infrastruktur tersebut diselenggarakan dengan strategi peningkatan koordinasi
antara simpul KPBU dan unit organisasi di lingkungan Kementerian PUPR, peningkatan
kualitas penyediaan infrastruktur pekerjaan umum dan perumahan melalui bundling
infrastruktur, alokasi APBN untuk mendukung KPBU dalam meningkatkan daya ungkit
pembiayaan infrastruktur, dan mendorong kerjasama dan investasi badan usaha untuk
mendukung major project perumahan publik.

6. Arah Kebijakan dan Strategi Pembinaan Jasa Konstruksi

Arah kebijakan pembinaan jasa konstruksi mendukung kepada peningkatan pengelolaan


sumber daya air, penyelenggaraan jalan, dan pemenuhan infrastruktur permukiman yang

Laporan Kinerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2020 II - 5
layak dan aman. Adapun arah kebijakan yang dimaksud berfokus pada peningkatan
ketersediaan tenaga kerja konstruksi yang kompeten, peningkatan kinerja penyedia jasa dan
kemitraan usaha, peningkatan tertib penyelenggaraan jasa konstruksi, dan penyediaan
informasi material, peralatan, dan teknologi konstruksi. Adapun strategi atas arah kebijakan
tersebut yaitu melalui peningkatan kualitas penyelenggaraan pelatihan tenaga kerja
konstruksi termasuk sumber daya manusia vokasional, peningkatan penerapan manajemen
mutu dan kualitas pengadaan barang/jasa, dan pengembangan kerja sama antar lembaga.

7. Arah Kebijakan dan Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia

Arah kebijakan pengembangan sumber daya manusia mendukung kepada peningkatan


kualitas kinerja sumber daya manusia PUPR dengan fokus pada akselerasi pengembangan
kompetensi sumber daya manusia, peningkatan kualitas program pendidikan lanjutan yang
lebih aplikatif berupa pengembangan vocational schools, dan akselerasi pengembangan
talent pool untuk menyiapkan calon pemimpin yang i-ProVe. Arah kebijakan tersebut
dilaksanakan melalui strategi pengembangan pelaksanaan talent mapping, pengembangan
kompetensi melalui jalur non pelatihan, pengembangan metode pembelajaran yang modern
dan adaptif dengan kebutuhan di lapangan, dan peningkatan kerja sama dengan badan atau
lembaga diklat/pengembangan kompetensi pemerintah daerah.

8. Arah Kebijakan dan Strategi Tata Kelola dan Pengawasan Penyelenggaraan


Pembangunan

Arah kebijakan tata kelola dan pengawasan penyelenggaraan pembangunan diarahkan pada
upaya mendorong penerapan inovasi tata kelola administrasi dan meningkatkan
akuntabilitas kinerja dan keuangan Kementerian PUPR yang dilaksanakan melalui strategi
peningkatan kualitas penerapan Sistem Pengendalian Internal Kinerja dan Keuangan
Pemerintah (SPIP), mendorong efektivitas Unit Kepatuhan Intern, mewujudkan birokrasi
yang profesional, tepat, cepat dan akuntabel, peningkatan kualitas tata kelola keuangan,
administrasi penganggaran dan BMN Kementerian PUPR yang transparan dan akuntabel,
penataan layanan hukum (fasilitasi produk hukum dan advokasi yang adaptif), dan
peningkatan penyelenggaraan komunikasi publik yang modern, terpadu dan berorientasi
publik.

II.1.6 Program dan Kegiatan

Arah kebijakan dan strategi akan dilaksanakan melalui program dan kegiatan. Peraturan
Menteri PUPR Nomor 23 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian PUPR Tahun
2020 – 2024 memuat redesain sistem perencanaan penyelenggaraan PUPR, yang semula 13
program menjadi 5 program dan 93 kegiatan menjadi 50 kegiatan, sebagai berikut:

1. Program Dukungan Manajemen


2. Program Ketahanan Sumber Daya Air
3. Program Infrastruktur Konektivitas
4. Program Perumahan dan Kawasan Permukiman
5. Program Pendidikan dan Pelatihan Vokasi

II - 6 Laporan Kinerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2020
Gambar 2.1 Perbandingan Program Saat Ini dengan Program Sebelumnya
Sumber: Renstra PUPR 2020-2024

A. Program Teknis
Program teknis merupakan program-program Kementerian PUPR yang menghasilkan
pelayanan kepada kelompok sasaran/masyarakat (pelayanan eksternal), meliputi:

1. Program Ketahanan Sumber Daya Air


 Pengembangan Jaringan Air Tanah dan Air Baku
 Pengendalian Banjir, Lahar, Pengelolaan Drainase Utama Perkotaan, dan
Pengaman Pantai
 Pengembangan Bendungan, Danau, dan Bangunan Penampung Air Lainnya
 Pengembangan Jaringan Irigasi Permukaan, Rawa, dan Non-Padi
 Operasi dan Pemeliharaan Sarana Prasarana Sumber Daya Air serta
Penanggulangan Darurat Akibat Bencana
 Layanan Teknis Sumber Daya Air
 Pengendalian Lumpur Sidoarjo
 Perencanaan, Pemrograman, Penganggaran, dan Evaluasi

Laporan Kinerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2020 II - 7
 Kepatuhan Intern Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
 Layanan Kesekretariatan Dewan Sumber Daya Air Nasional (DSDAN)

2. Program Infrastruktur Konektivitas


 Pelaksanaan Preservasi dan Peningkatan Kapasitas Jalan Nasional
 Pengaturan, Pengusahaan, dan Pengawasan Jalan Tol
 Pengaturan dan Pembinaan Penyelenggaraan Jalan dan Jembatan

3. Program Perumahan dan Kawasan Permukiman


 Penyelenggaraan Permukiman dan Bangunan Gedung
 Pembangunan dan Rehabilitasi Prasarana Pendidikan
 Penyelenggaraan Air Minum yang Layak
 Penyelenggaraan Sanitasi yang Layak
 Penyelenggaraan Pembinaan Infrastruktur Permukiman
 Penyediaan Akses Rumah Layak Huni
 Peningkatan Akses Pembiayaan Perumahan

4. Program Pendidikan dan Pelatihan Vokasi


 Penyelenggaraan Pelatihan Vokasional Bidang Konstruksi
 Penyelenggaraan Pendidikan Politeknik Pekerjaan Umum

B. Program Generik
Program generik merupakan program-program Kementerian PUPR yang bersifat pelayanan
internal untuk mendukung pelayanan aparatur atau administrasi pemerintahan, yaitu
sebagai berikut:

1. Program Dukungan Manajemen


 Pengelolaan Perencanaan, Keuangan, BMN, dan Umum
 Pengelolaan dan Pengadministrasian Pegawai, Organisasi dan Tatalaksana
 Pembentukan dan Evaluasi Peraturan Perundang-Undangan Serta Advokasi Hukum
 Penyelenggaraan Fasilitasi Infrastruktur Daerah
 Penyelenggaraan dan Pembinaan Informasi Publik
 Pengelolaan Data dan Teknologi Informasi Bidang PUPR
 Pengkajian dan Pemantauan Pelaksanaan Kebijakan
 Dukungan Manajemen Sekretariat Jenderal
 Dukungan Manajemen Ditjen Sumber Daya Air
 Dukungan Manajemen Ditjen Bina Marga
 Dukungan Manajemen Penyelenggaraan Infrastruktur Permukiman
 Dukungan Manajemen Penyelenggaraan Perumahan
 Dukungan Manajemen Pengembangan Infrastruktur Wilayah dan Tugas Teknis
Lainnya
 Pengembangan Infrastruktur Wilayah
 Penyelenggaraan Layanan Dukungan Manajemen Eselon 1, Informasi Jasa
Konstruksi, dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya
 Pembinaan Penyelenggaraan Jasa Konstruksi

II - 8 Laporan Kinerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2020
 Pembinaan Kinerja Kelembagaan dan Dukungan Material, Peralatan, dan Teknologi
Konstruksi
 Pembinaan Kompetensi Tenaga Kerja Konstruksi
 Pembinaan Pengadaan Jasa Konstruksi
 Pembinaan Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi
 Dukungan Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia
 Penyelenggaraan Pengembangan Talenta
 Penyelenggaraan Pengembangan Kompetensi Bidang PUPR
 Dukungan Manajemen Bidang Pengawasan
 Pelaksanaan Pengawasan Penyelenggaraan Pembangunan Infrastruktur Bidang
PUPR
 Dukungan Manajemen Internal Direktorat Jenderal Pembiayaan Infrastruktur
Pekerjaan Umum dan Perumahan
 Pengembangan Sistem dan Strategi Penyelenggaraan Pembiayaan
 Penyelenggaraan Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan

II.2 Perjanjian Kinerja Kementerian PUPR

Pada awal tahun 2020 telah ditetapkan Perjanjian Kinerja Kementerian PUPR yang
mencantumkan 5 sasaran strategis dengan 13 program. Namun selanjutnya berlaku
Perjanjian Kinerja revisi yang disesuaikan dengan Peraturan Menteri PUPR Nomor 23 Tahun
2020 tentang Rencana Strategis Kementerian PUPR Tahun 2020 – 2024, dimana terdapat
perubahan sasaran strategis beserta indikator kinerjanya. Perjanjian Kinerja Kementerian
PUPR Tahun 2020 sebelum dan sesudah revisi diperlihatkan sebagai berikut:

Gambar 2.2 Perjanjian Kinerja Awal Tahun 2020


Sumber: Perjanjian Kinerja Tahun 2020 per Januari 2020

Laporan Kinerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2020 II - 9
Gambar 2.3 Perjanjian Kinerja Revisi Tahun 2020
Sumber: Perjanjian Kinerja Tahun 2020 per Desember 2020

II - 10 Laporan Kinerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2020
II.3 Metode Pengukuran

Pengukuran terhadap capaian kinerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
TA 2020 dilakukan dengan mengukur masing-masing Indikator Kinerja Sasaran Strategis
(IKSS), sebagaimana dimuat dalam Lampiran Ke-3 Rencana Strategis Kementerian PUPR
Tahun 2020-2024 tentang Manual Indikator Kinerja. Berikut adalah metode yang digunakan
untuk mengukur capaian kinerja Kementerian PUPR TA 2020 berdasarkan sasaran strategis
dan indikator kinerja yang membentuknya.

1. Sasaran Strategis 1:
Meningkatnya ketersediaan air melalui infrastruktur sumber daya air

Tabel 2.1 Metode Pengukuran Sasaran Strategis 1

Sasaran Strategis/Indikator
Satuan Target Metode Pengukuran
Kinerja Sasaran Strategis
SS-1 Meningkatnya ketersediaan air melalui infrastruktur sumber daya air
Diukur dari kapasitas air baku yang
Persentase penyediaan air
tersedia dibandingkan dengan
baku untuk air bersih di
IKSS-1 % 67 kebutuhan air baku (domestik,
wilayah sungai
industri, dan pariwisata) pada
kewenangan pusat
wilayah tersebut.
Diukur dari perbandingan antara
Persentase peningkatan penambahan luas kawasan
IKSS-2 perlindungan banjir di WS % 54,4 terlindungi dari bencana banjir
kewenangan pusat dengan target Renstra 2015 – 2019
seluas 200.000 hektar.
Diukur dari kumulatif kapasitas
tampung air yang sudah beroperasi
(waduk, embung, dam upgrading,
Kapasitas tampung per dan pemanfaatan tampungan alami)
IKSS-3 m3/kapita 52,5
kapita dibandingkan dengan jumlah
penduduk. Data jumlah penduduk
(jiwa) menggunakan data BPS per
tahun 2019.
Diukur dari jumlah air yang dialirkan
Volume layanan air untuk untuk melayani daerah irigasi
m /tahun/
3
IKSS-4 meningkatkan 19.845 kewenangan pusat dibandingkan
hektar
produktivitas irigasi dengan luas daerah irigasi yang
dilayani dalam 1 (satu) tahun.
Sumber: Manual Indikator Kinerja Lampiran ke-3 Renstra PUPR 2020-2024

Seluruh indikator kinerja yang membentuk Sasaran Strategis 1 merupakan tanggung jawab
unit organisasi Direktorat Jenderal Sumber Daya Air.

Laporan Kinerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2020 II - 11
2. Sasaran Strategis 2:
Meningkatnya konektivitas jaringan jalan nasional

Tabel 2.2 Metode Pengukuran Sasaran Strategis 2

Sasaran Strategis/Indikator
Satuan Target Metode Pengukuran
Kinerja Sasaran Strategis
SS-2 Meningkatnya konektivitas jaringan jalan nasional
Waktu tempuh diperoleh dari hasil
pengamatan kecepatan rata-rata
perjalanan yang dilakukan pada koridor-
koridor terpilih dan dikelompokkan untuk
masing-masing rute berdasarkan kondisi
topografi, lebar dan perkerasan (standar)
Waktu tempuh pada jam/100 jalan, volume lalu lintas dan lain-lain. Hasil
IKSS 2,21
jalan lintas utama pulau km perhitungan waktu tempuh secara agregat
dapat ditampilkan menurut koridor dan
pulau dengan menjumlahkan hasil
perkalian waktu tempuh masing-masing
rute/koridor dengan masing-masing jarak
dan membaginya dengan total jarak
koridor atau pulau (re-rata tertimbang).
Sumber: Manual Indikator Kinerja Lampiran ke-3 Renstra PUPR 2020-2024

Seluruh indikator kinerja yang membentuk Sasaran Strategis 2 merupakan tanggung jawab
unit organisasi Direktorat Jenderal Bina Marga.

3. Sasaran Strategis 3:
Meningkatnya penyediaan akses perumahan dan infrastruktur permukiman
yang layak, aman, dan terjangkau

Tabel 2.3 Metode Pengukuran Sasaran Strategis 3

Sasaran Strategis/Indikator
Satuan Target Metode Pengukuran
Kinerja Sasaran Strategis
Meningkatnya penyediaan akses perumahan dan infrastruktur permukiman
SS-3
yang layak, aman, dan terjangkau
Persentase
peningkatan pelayanan
infrastruktur Pengukuran indikator 1 ini dilakukan
IKSS-1 permukiman yang % 60,29 dengan menghitung rerata indikator –
layak dan aman indikator di bawahnya.
melalui pendekatan
smart living
Rumus yang digunakan untuk menghitung
indikator kinerja ini, sebagai berikut:
Tingkat pemenuhan
A= Y + [{(
IKSS-2 kebutuhan rumah % 56,86
∑(V+W)/11.000.000)*100}*{X-Y}}
layak huni

Keterangan:

II - 12 Laporan Kinerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2020
Sasaran Strategis/Indikator
Satuan Target Metode Pengukuran
Kinerja Sasaran Strategis
A: Capaian kinerja (%)
V: Jumlah RLH yang dibangun oleh DJP
(unit)
W: Jumlah rumah yang mendapat bantuan
subsidi perumahan dari DJPI (unit)
X: Target persentase rumah tangga yang
menghuni rumah layak tahun 2024
(70%)
Y: Baseline persentase rumah tangga
yang menghuni rumah layak tahun
2019 (56,1%)
Sumber: Manual Indikator Kinerja Lampiran ke-3 Renstra PUPR 2020-2024

Indikator Kinerja 1 yang membentuk Sasaran Strategis 3 tersebut merupakan tanggung jawab
unit organisasi Direktorat Jenderal Cipta Karya. Sementara Indikator Kinerja 2 merupakan
tanggung jawab unit organisasi Direktorat Jenderal Perumahan dan Direktorat Jenderal
Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan.

4. Sasaran Strategis 4:
Meningkatnya pemenuhan kebutuhan SDM vokasional bidang konstruksi yang
kompeten dan profesional

Tabel 2.4 Metode Pengukuran Sasaran Strategis 4

Sasaran Strategis/Indikator
Satuan Target Metode Pengukuran
Kinerja Sasaran Strategis
Meningkatnya pemenuhan kebutuhan SDM vokasional bidang konstruksi yang
SS-4
kompeten dan profesional
Indikator dihitung dari: jumlah SDM
vokasional bidang konstruksi yang
Tingkat pemenuhan tersertifikasi dibagi target jumlah lulusan
kebutuhan SDM pelatihan vokasi seluruh K/L per tahun.
vokasional bidang
IKSS-1 % 5,3
konstruksi yang *jumlah lulusan pelatihan vokasi seluruh
kompeten dan K/L per tahun sebanyak 400.000 orang
profesional (sumber data: Lampiran I Perpres Nomor
18 tahun 2020 tentang RPJMN Tahun
2020-2024).
Indikator kinerja ini diukur dengan
Persentase lulusan menghitung rerata dari:
pendidikan vokasi
IKSS-2 % 25 1. Persentase nilai mahasiswa (IPK>3)
yang kompeten dan
siap kerja 2. Persentase jumlah lulusan program
studi vokasional
Sumber: Manual Indikator Kinerja Lampiran ke-3 Renstra PUPR 2020-2024

Laporan Kinerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2020 II - 13
Indikator Kinerja 1 yang membentuk Sasaran Strategis 4 merupakan tanggung jawab unit
organisasi Direktorat Jenderal Bina Konstruksi. Sementara Indikator Kinerja 2 merupakan
tanggung jawab unit organisasi Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia.

5. Sasaran Strategis:
Meningkatnya kualitas tata kelola Kementerian PUPR dan tugas teknis lainnya

Tabel 2.5 Metode Pengukuran Sasaran Strategis 5


Sasaran Strategis/Indikator
Satuan Target Metode Pengukuran
Kinerja Sasaran Strategis
SS-5 Meningkatnya kualitas tata kelola Kementerian PUPR dan tugas teknis lainnya
Indikator ini dihitung melalui penjumlahan
dari indikator kontributor dengan
pembobotan (%) sebagai berikut:
 Tingkat kepuasan layanan administrasi
Kementerian PUPR (45)
 Sistem informasi manajemen yang
Tingkat kualitas tata terintegrasi (40)
IKSS-1 kelola Kementerian % 72,39  Tingkat kesehatan organisasi (total 15)
PUPR terdiri atas:
- Indeks reformasi birokrasi
Kementerian PUPR (5)
- Tingkat kualitas tata kelola
keuangan (5)
- Nilai evaluasi SAKIP Kementerian
PUPR (5)
Indikator ini dihitung melalui penjumlahan
dari indikator kontributor dengan
pembobotan (%) sebagai berikut:
Tingkat pemenuhan  Survey tingkat kualitas pengembangan
sistem, kebijakan dan strategi
investasi/pembiayaan
infrastruktur pekerjaan penyelenggaraan pembiayaan
infrastruktur pekerjaan umum dan
umum dan perumahan
IKSS-2 % 100 perumahan, berdasarkan
yang didukung sistem,
dibandingkan dengan target (30)
kebijakan dan strategi
 Nilai investasi/pembiayaan KPBU yang
pembiayaan yang
efisien dan efektif dihasilkan akibat kegiatan penyiapan
pembiayaan infrastruktur sumber daya
air, jalan dan jembatan, permukiman
dan perumahan dibandingkan dengan
target (70)
Persentase kualitas
pengawasan intern
Rata-Rata pencapaian persen setiap
IKSS-3 dalam % 72
tahun
penyelenggaraan
infrastruktur

Indikator ini dihitung melalui perkalian


antara variabel perhitungan dengan bobot
Indeks pengembangan masing – masing indikator kontributor,
IKSS-4 kompetensi SDM % 70 kemudian dijumlahkan.
aparatur PUPR
Adapun bobot (%) masing – masing
indikator kontributor adalah:

II - 14 Laporan Kinerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2020
Sasaran Strategis/Indikator
Satuan Target Metode Pengukuran
Kinerja Sasaran Strategis
 Persentase ASN kompeten melalui
pendidikan & pelatihan (45)
 Persentase Pejabat yang memenuhi
standar kompetensi jabatan (15)
 Persentase pemenuhan
pengembangan kompetensi pegawai
(15)
 Tingkat kepuasan pengguna layanan
(pasca pelatihan) (25)
Indikator ini diukur dari jumlah Kawasan
yang disepakati untuk didukung bersama
oleh K/L terkait dibandingkan dengan
jumlah kawasan.
IKSS = a / b x 100%
Tingkat keselarasan IKSS = Indikator Kinerja Sasaran
IKSS-5 dukungan infrastruktur % 60 Strategis
di kawasan strategis a = Jumlah kawasan yang
disepakati untuk didukung
bersama oleh K/L terkait
b = Jumlah prioritas kawasan yang
ditargetkan dalam dokumen
perencanaan
Indikator ini dihitung dari penjumlahan
komponen dengan bobot (%) sebagai
Tingkat keandalan berikut:
IKSS-6 sumber daya % 43  Tingkat kualitas sumber daya
konstruksi konstruksi (60)
 Tingkat kapasitas sumber daya
konstruksi (40)
Sumber: Manual Indikator Kinerja Lampiran ke-3 Renstra PUPR 2020-2024

Indikator Kinerja 1 yang membentuk Sasaran Strategis 5 adalah tanggung jawab unit
organisasi Sekretariat Jenderal dengan kontribusi dari seluruh unit organisasi, Indikator
Kinerja 2 merupakan tanggung jawab unit organisasi Direktorat Jenderal Pembiayaan
Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan, Indikator Kinerja 3 merupakan tanggung
jawab unit organisasi Inspektorat Jenderal, Indikator Kinerja 4 merupakan tanggung jawab
unit organisasi Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Indikator Kinerja 5 merupakan
tanggung jawab unit organisasi Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah, dan Indikator
Kinerja 6 merupakan tanggung jawab unit organisasi Direktorat Jenderal Bina Konstruksi.

II.4 Target Tahun 2020 Menurut Renstra

Target sasaran strategis di dalam Perjanjian Kinerja Tahun 2020 sama dengan target tahunan
sebagaimana dituangkan dalam Peraturan Menteri PUPR Nomor 23 Tahun 2020 tentang
Rencana Strategis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2020 – 2024.
Tidak terdapat perbedaan target sasaran strategis antara Perjanjian Kinerja dengan Rencana
Strategis.

Laporan Kinerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2020 II - 15
BAB III
KAPASITAS
ORGANISASI

❑ Sumber Daya Manusia


❑ Sarana dan Prasarana
❑ Daftar Isian Pelaksanaan
Anggaran

Stadion Manahan Solo, Jawa Tengah


BAB III
KAPASITAS ORGANISASI

III.1 Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia (SDM) atau dalam pemerintahan disebut dengan sumber daya aparatur
adalah salah satu unsur penting dalam pelaksanaan manajemen organisasi pemerintahan.
Sumber daya tersebut memegang peran utama dalam menggerakkan dan menentukan
keberhasilan organisasi pemerintah untuk mencapai target atau sasarannya. Terutama dalam
rangka mewujudkan good governance, organisasi harus didukung oleh sumber daya aparatur
yang profesional dan berkompeten.

Total Pegawai Negeri Sipil (PNS) Pusat Kementerian PUPR pada akhir tahun 2020 adalah
21.272 pegawai. Terdapat tambahan CPNS sebanyak 936 pegawai pada tahun 2020.
Sementara terdapat juga PNS yang memasuki masa pensiun sebanyak 915 pegawai.

Gambar 3.1 Diagram PNS Kementerian PUPR Tahun 2020


Sumber: Kompilasi data SDM dari masing-masing unit organisasi per 23 Januari 2021

Gambar 3.2 Diagram Jumlah PNS PUPR Tahun 2020 per Unit Organisasi
Sumber: Kompilasi data SDM dari masing-masing unit organisasi per 23 Januari 2021

Laporan Kinerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2020 III - 1
Jumlah PNS sebanyak 21.272 pegawai dirasa belum cukup memadai karena beban kerja
Kementerian PUPR terus bertambah dengan adanya tugas dan fungsi tambahan di tahun 2020
serta jumlah anggaran yang meningkat. Untuk itu, Kementerian PUPR dibantu oleh pegawai
non PNS sebanyak 19.047 pegawai untuk tugas sehari-hari dan dilakukan perekrutan pegawai
Kontrak Individual (KI) sesuai keahlian yang dibutuhkan sebanyak 3.052 pegawai.

Gambar 3.3 Jenis Pegawai Kementerian PUPR Tahun 2020 per Unit Organisasi
Sumber: Kompilasi data SDM dari masing-masing unit organisasi per 23 Januari 2021

III - 2 Laporan Kinerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2020
Dari seluruh PNS Pusat yang ada, terdapat jumlah pegawai laki-laki sebanyak 14.902 dan
jumlah pegawai perempuan sebanyak 6.414. Kementerian PUPR menjalankan fungsi
pembangunan infrastruktur, sehingga kebutuhan pegawai yang direkrut adalah pegawai
teknis yang sebagian besar laki-laki. Pegawai teknis tersebut mayoritas ditempatkan di
balai/satuan kerja untuk mengawasi langsung pekerjaan di lapangan.

Gambar 3.4 Diagram Persentase Jumlah PNS Berdasarkan Jenis Kelamin


Sumber: Biro Kepegawaian, Organisasi, dan Tata Laksana per 22 Januari 2021

PNS Pusat Kementerian PUPR didominasi oleh golongan III yaitu 13.867 pegawai atau 62%
dari total jumlah pegawai, diikuti golongan II yaitu 6.175 pegawai, golongan IV yaitu 1.570
pegawai, dan golongan I yaitu 564 pegawai. Hal tersebut menunjukkan bahwa Kementerian
PUPR mayoritas diisi oleh SDM muda yang berkualitas pendidikan tinggi karena minimal
memiliki ijazah S1 untuk mencapai golongan III saat awal perekrutan. Pegawai senior atau
yang berada pada golongan IV di lingkungan Kementerian PUPR semakin berkurang
jumlahnya karena banyak pegawai yang memasuki usia pensiun.

Gambar 3.5 Diagram Persentase Jumlah PNS Berdasarkan Golongan


Sumber: Biro Kepegawaian, Organisasi, dan Tata Laksana per 22 Januari 2021

Guna meningkatkan kualitas SDM PUPR yang profesional dan kompeten, sejak beberapa tahun
lalu, pendekatan rekrutmen pegawai telah diubah dengan menetapkan batas latar belakang
pendidikan secara umum adalah D3, S1, dan S2.

Hal tersebut berdampak terhadap jumlah PNS Pusat Kementerian PUPR berdasarkan tingkat
pendidikan yang paling banyak adalah S1 dengan jumlah 9.492 (42,8%). Sementara itu PNS
dengan gelar S2 sebanyak 4766 pegawai, bahkan terdapat 104 pegawai yang telah bergelar

Laporan Kinerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2020 III - 3
doktor (S3). Jumlah PNS dengan tingkat pendidikan SMA atau di bawahnya masih cukup tinggi
yaitu 6.642 (30%) namun persentasenya terus menurun dibandingkan dengan tahun lalu.

Gambar 3.6 Diagram Persentase Jumlah PNS Berdasarkan Pendidikan


Sumber: Biro Kepegawaian, Organisasi, dan Tata Laksana per 22 Januari 2021

Jumlah PNS dengan jabatan struktural di Kementerian PUPR tahun 2020 sebanyak 1.111
pegawai. Dari keseluruhan PNS jabatan struktural, komposisi pembagian jumlah pegawai
meliputi Eselon I berjumlah 15 pegawai, Eselon II berjumlah 97 pegawai, Eselon III berjumlah
480 pegawai, dan Eselon IV berjumlah 519 pegawai. Jumlah PNS dengan jabatan struktural
Eselon IV paling banyak diantara eselon yang lainnya.

Sementara jumlah PNS dengan jabatan fungsional sebanyak 6.318 pegawai, yang diisi oleh
PNS Golongan II, Golongan III, dan Golongan IV. Tidak ada Golongan I di dalam PNS jabatan
fungsional, sementara Golongan III mendominasi PNS jabatan fungsional. PNS dengan
jabatan struktural terbanyak ada di Ditjen. Sumber Daya Air, sementara PNS dengan jabatan
fungsional terbanyak ada di Ditjen. Bina Marga dikarenakan banyaknya jumlah PNS di balai-
balai yang tersebar seluruh Indonesia.

III - 4 Laporan Kinerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2020
Gambar 3.7 Diagram Persentase Jumlah PNS Berdasarkan Jabatan
Sumber: Biro Kepegawaian, Organisasi, dan Tata Laksana per 22 Januari 2021

III.2 Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana merupakan fasilitas pendukung dalam pelaksanaan kegiatan di


organisasi, instansi atau perkantoran dalam meningkatkan produktivitas kerja suatu
organisasi. Pengertian sarana dan prasarana dalam suatu organisasi dan instansi perkantoran
merupakan proses pendukung aktivitas yang dilaksanakan dalam kegiatan organisasi dan
instansi perkantoran. Data sarana dan prasarana Kementerian PUPR yang ditampilkan
menggunakan Laporan Posisi Barang Milik Negara di Neraca Triwulan III per 22 Februari 2021,
sebagai berikut:

Laporan Kinerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2020 III - 5
Tabel 3.1 Sarana dan Prasarana Kementerian PUPR Tahun 2020

KODE AKUN NERACA JUMLAH


117111 Barang konsumsi 13.712.244.564
117113 Bahan untuk pemeliharaan 612.949.719
117114 Suku cadang 6.415.738.454
117122 Tanah bangunan untuk dijual atau diserahkan 7.652.460.678.516
kepada masyarakat
117124 Peralatan dan mesin untuk dijual atau 617.226.530.501
diserahkan kepada masyarakat
117125 Jalan irigasi dan jaringan untuk diserahkan 6.976.531.019.862
kepada masyarakat
117126 Aset tetap lainnya untuk diserahkan kepada 3.533.398.337.985
masyarakat
117127 Aset lain-lain untuk diserahkan kepada 7.188.680.776
masyarakat
117128 Barang persediaan lainnya untuk 12.773.840.201
dijual/diserahkan ke masyarakat
117129 Persediaan lainnya untuk diserahkan kepada 4.471.465.605.317
masyarakat
117131 Bahan baku 229.930.191.409
117191 Persediaan untuk tujuan strategis/berjaga- 40.198.020.763
jaga
117199 Persediaan lainnya 485.632.663.238
131111 Tanah 859.462.209.187.127
132111 Peralatan dan mesin 14.709.082.353.588
133111 Gedung dan bangunan 24.796.949.190.031
134111 Jalan dan jembatan 389.315.476.975.711
134112 Irigasi 337.584.357.077.456
134113 Jaringan 29.050.041.229.754
135111 Aset tetap renovasi 33.816.910.756.257
135121 Aset tetap lainnya 1.518.628.794.529
136111 Konstruksi dalam pengerjaan 77.600.491.681.873
137111 Akumulasi penyusutan peralatan dan mesin (10.264.376.042.468)
137211 Akumulasi penyusutan gedung dan bangunan (1.813.126.924.703)
137311 Akumulasi penyusutan jalan dan jembatan (167.601.004.428.732)
137312 Akumulasi penyusutan irigasi (74.984.326.297.128)
137313 Akumulasi penyusutan jaringan (7.280.389.698.911)
137411 Akumulasi penyusutan aset tetap lainnya (6.005.232.342.885)
161111 Kemitraan dengan pihak ketiga 359.970.706.910.351
162121 Hak cipta 96.324.475
162151 Software 163.361.479.848
162161 Lisensi 1.756.562.800
162171 Hasil kajian/penelitian 5.683.518.497.445
162191 Aset tak berwujud lainnya 1.909.864.097.347
162311 Aset tak berwujud dalam pengerjaan 59.153.807.200
166112 Aset tetap yang tidak digunakan dalam 37.474.612.433.826
operasi pemerintahan

III - 6 Laporan Kinerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2020
KODE AKUN NERACA JUMLAH
166113 Aset tak berwujud yang tidak digunakan 1.149.494.171.227
dalam operasional
169111 Akumulasi penyusutan kemitraan dengan (373.063.992.976)
pihak ketiga
169122 Akumulasi penyusutan aset tetap yang tidak (11.496.379.036.571)
digunakan dalam
169312 Akumulasi amortisasi hak cipta (15.249.692)
169315 Akumulasi amortisasi software (110.403.539.705)
169316 Akumulasi amortisasi lisensi (900.581.494)
169317 Akumulasi amortisasi aset tak berwujud (17.116.300)
lainnya
169318 Akumulasi amortisasi aset tak berwujud (15.299.596.157)
yang tidak digunakan

JUMLAH 1.918.369.723.184.430
Sumber: Laporan Posisi Barang Milik Negara PUPR Tahun 2020, Status Data 22 Februari 2021

III.3 Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran

DIPA awal Kementerian PUPR Tahun Anggaran 2020 adalah sebesar Rp 120.217.535.952,
kemudian terdapat perubahan DIPA menjadi Rp 107.159.063.172. Anggaran tersebut
dialokasikan untuk 5 program yang akan dilaksanakan 10 unit organisasi. Perubahan tersebut
diakibatkan adanya penyesuaian belanja terkait penanganan dampak pandemi Covid-19 yang
lebih banyak difokuskan pada program padat karya dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN),
berupa:

1. Pembangunan sarana prasarana, dukungan terhadap Food Estate dan lingkungan


hidup;
2. Luncuran PHLN dan percepatan SBSN;
3. Alokasi pencatatan atas tanah L-Man.

Pada pertengahan tahun 2020, terdapat perubahan struktur organisasi Kementerian PUPR
dari 11 unit organisasi menjadi 10 unit organisasi dimana unit kerja di Badan Penelitian dan
Pengembangan dilebur masuk ke masing-masing unit organisasi sesuai dengan substansinya,
dengan nomenklatur program tetap dikarenakan adanya efisiensi waktu pelaksanaan. Terkait
perubahan tersebut, seluruh unit organisasi mengalami penyesuaian anggaran. Unit
organisasi yang mengalami kenaikan anggaran adalah Ditjen. Bina Marga, Ditjen. Pembiayaan
Infrastruktur PUP, dan BPIW, sementara unit organisasi lainnya mengalami penurunan
anggaran. Penurunan anggaran terbesar dialami Ditjen. Sumber Daya Air sebesar Rp 12,8
triliun.

Laporan Kinerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2020 III - 7
Tabel 3.2 DIPA Tahun 2020 Sebelum dan Sesudah Revisi

Sumber: eMonitoring Pelaksanaan 2020, Status Data 23 Januari 2021; 16.00 WIB

Anggaran Kementerian PUPR berdasarkan sumber dana terdiri atas rupiah murni, penerimaan
negara bukan pajak (PNBP), badan layanan umum (BLU), hibah luar negeri, pinjaman luar
negeri, rupiah murni pendamping, pinjaman luar negeri, dan surat berharga syariah negara
(SBSN). Alokasi anggaran terbesar adalah rupiah murni sebesar Rp 85,59 triliun (80%), SBSN
sebesar Rp 7,61 triliun (7%), dan pinjaman luar negeri sebesar Rp 13,94 triliun (13%).
Pinjaman luar negeri diberikan untuk Ditjen. Sumber Daya Air, Ditjen. Bina Marga, Ditjen.
Cipta Karya, Ditjen. Perumahan, Ditjen. Pembiayaan Infrastruktur PUP, dan BPIW. Sedangkan
alokasi dana SBSN diberikan untuk Ditjen. Sumber Daya Air dan Ditjen. Bina Marga.

Tabel 3.3 DIPA Tahun 2020 Berdasarkan Sumber Dana

Sumber: eMonitoring Pelaksanaan 2020, Status Data 23 Januari 2021; 16.00 WIB

Berdasarkan jenis belanja, pagu Kementerian PUPR digunakan untuk belanja pegawai, belanja
barang dan belanja modal. Sebagian besar pagu Kementerian PUPR digunakan untuk belanja
modal sebesar Rp 71,18 triliun (66,43%) yaitu pembangunan fisik infrastruktur yang dapat
dimanfaatkan langsung oleh masyarakat. Sementara persentase belanja pegawai cukup kecil
hanya Rp 3,02 triliun (2,82%) dan belanja barang sebesar Rp 32,94 triliun (30,75%).

III - 8 Laporan Kinerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2020
Tabel 3.5 DIPA Tahun 2020 Berdasarkan Belanja

Sumber: eMonitoring Pelaksanaan 2020, Status Data 23 Januari 2021; 16.00 WIB

Laporan Kinerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2020 III - 9
BAB IV
AKUNTABILITAS
KINERJA
❑ Capaian Kinerja
❑ Perbandingan Kinerja
❑ Realisasi Anggaran

Rusun Mahasiswa Unpad, Jawa Barat


BAB IV
AKUNTABILITAS KINERJA

IV.1 Capaian Kinerja Kementerian PUPR

Pelaporan kinerja adalah salah satu sub sistem dari sebuah Sistem Akuntabilitas Kinerja.
Dalam siklus penyelenggaraan SAKIP, pelaporan kinerja disusun setelah dilakukan
pengelolaan data kinerja. Hasil pelaporan kinerja akan menjadi masukan bagi reviu dan
evaluasi kinerja. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj/Lakin) adalah ikhtisar yang
menjelaskan secara ringkas dan lengkap tentang capaian kinerja yang disusun berdasarkan
rencana kerja yang ditetapkan dalam rangka pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara. Dengan demikian capaian kinerja organisasi merupakan poin penting dalam sebuah
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

Pengukuran capaian kinerja dimulai sejak dari penetapan tujuan pembangunan infrastruktur
pekerjaan umum dan perumahan rakyat, yang ditetapkan dalam Rencana Strategis (Renstra)
Kementerian PUPR, yaitu:
1. Peningkatan ketersediaan dan kemudahan akses serta efisiensi pemanfaatan air untuk
memenuhi kebutuhan domestik, peningkatan produktivitas pertanian, pengembangan
energi, industri dan sektor ekonomi unggulan, serta konservasi dan pengurangan
risiko/kerentanan bencana alam;
2. Peningkatan kelancaran konektivitas dan akses jalan yang lebih merata bagi
peningkatan pelayanan sistem logistik nasional yang lebih efisien dan penguatan daya
saing;
3. Peningkatan pemenuhan kebutuhan perumahan dan infrastruktur permukiman yang
layak dan aman menuju terwujudnya smart living, dengan pemanfaatan dan
pengelolaan yang partisipatif untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat;
4. Peningkatan pembinaan sumber daya manusia untuk pemenuhan kebutuhan sumber
daya manusia vokasional bidang konstruksi yang kompeten dan profesional;
5. Peningkatan penyelenggaraan pembangunan infrastruktur yang efektif, bersih dan
terpercaya yang didukung oleh sumber daya manusia aparatur yang berkinerja tinggi.

Sasaran Strategis (SS) pembangunan infrastruktur pekerjaan umum dan perumahan rakyat
merupakan kondisi yang diinginkan dapat dicapai oleh Kementerian PUPR sebagai suatu
outcome/impact dari beberapa program yang dilaksanakan. Lima Sasaran Strategis
Kementerian PUPR yang ditetapkan dalam Renstra Kementerian PUPR memiliki Indikator
Kinerja Sasaran Strategis (IKSS) yang merupakan bagian dari Indikator Kinerja Utama (IKU)
Kementerian PUPR yang akan dicapai selama periode 2020-2024. IKU Kementerian PUPR
meliputi Indikator Kinerja Sasaran Strategis (IKSS), Indikator Kinerja Sasaran Program (IKSP),
dan Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan (IKSK). Lima Sasaran Strategis Kementerian PUPR
adalah:

Laporan Kinerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2020 IV - 1
Sasaran Strategis 1 : Meningkatnya ketersediaan air melalui infrastruktur sumber daya
air
Sasaran Strategis 2 : Meningkatnya konektivitas jaringan jalan nasional
Sasaran Strategis 3 : Meningkatnya penyediaan akses perumahan dan infrastruktur
permukiman yang layak, aman dan terjangkau
Sasaran Strategis 4 : Meningkatnya pemenuhan kebutuhan sumber daya manusia
vokasional bidang konstruksi yang kompeten dan profesional
Sasaran Strategis 5 : Meningkatnya kualitas tata kelola Kementerian PUPR dan tugas
teknis lainnya

Capaian kinerja Kementerian PUPR didukung oleh 5 (lima) Sasaran Strategis dan 5 (lima)
Program sesuai dengan yang telah diperjanjikan oleh Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat di dalam dokumen Perjanjian Kinerja revisi Tahun 2020 yang telah
disesuaikan dengan dokumen Rencana Strategis Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Tahun 2020 – 2024. Kinerja Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat tahun 2020 adalah sangat memuaskan dengan capaian kinerja
sebesar 111,13%, yang didapat dari rata-rata capaian kinerja semua indikator kinerja pada
setiap Sasaran Strategis Kementerian PUPR. (Berita Acara Kesepakatan terlampir)

Tabel 4.1 Capaian Kinerja Kementerian PUPR TA 2020

Sasaran Strategis/Indikator Kinerja Satuan Target Capaian Kinerja

SS-1 Meningkatnya ketersediaan air melalui infrastruktur sumber daya air


Persentase penyediaan air
baku untuk air bersih di
IKSS-1 % 67,00 67,60 100,90%
wilayah sungai kewenangan
pusat
Persentase peningkatan
IKSS-2 perlindungan banjir di wilayah % 54,40 51,98 95,55%
sungai kewenangan pusat
IKSS-3 Kapasitas tampung per kapita m3/kapita 52,50 53,14 101,22%
Volume layanan air untuk
IKSS-4 meningkatkan produktivitas m3/tahun/hektar 19.845 30.813 155,27%
irigasi
SS-2 Meningkatnya konektivitas jaringan jalan nasional
Waktu tempuh pada jalan
IKSS jam/100 km 2,21 2,16 102,31%
lintas utama pulau
Meningkatnya penyediaan akses perumahan dan infrastruktur permukiman
SS-3
yang layak, aman, dan terjangkau
Persentase peningkatan
pelayanan infrastruktur
IKSS-1 permukiman yang layak dan % 60,29 60,07 99,63%
aman melalui pendekatan
smart living
Persentase pemenuhan
IKSS-2 % 56,86 56,66 99,65%
kebutuhan rumah layak huni

IV - 2 Laporan Kinerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2020
Sasaran Strategis/Indikator Kinerja Satuan Target Capaian Kinerja

Meningkatnya pemenuhan kebutuhan sumber daya manusia vokasional bidang


SS-4
konstruksi yang kompeten dan profesional
Tingkat pemenuhan kebutuhan
SDM vokasional bidang
IKSS-1 % 5,30 8,56 163,03%
konstruksi yang kompeten dan
profesional
Persentase lulusan pendidikan
IKSS-2 vokasi yang kompeten dan % 25,00 22,30 89,20%
siap kerja
SS-5 Meningkatnya kualitas tata kelola Kementerian PUPR dan tugas teknis lainnya
Tingkat kualitas tata kelola
IKSS-1 % 72,39 79,20 109,40%
Kementerian PUPR
Tingkat pemenuhan
investasi/pembiayaan
infrastruktur PUP yang
IKSS-2 % 100,00 116,88 116,88%
didukung sistem, kebijakan
dan strategi pembiayaan yang
efisien dan efektif
Persentase kualitas
IKSS-3 pengawasan intern dalam % 72,00 78,00 108,33%
penyelenggaraan infrastruktur
Indeks pengembangan
IKSS-4 kompetensi SDM aparatur % 70,00 70,59 100,84%
PUPR
Tingkat keselarasan dukungan
IKSS-5 infrastruktur di kawasan % 60,00 69,48 115,80%
strategis
Tingkat keandalan sumber
IKSS-6 % 43,00 47,25 108,96%
daya konstruksi
CAPAIAN KINERJA KEMENTERIAN PUPR 111,13%
Sumber: Hasil perhitungan unit organisasi, 2021

Capaian ini menunjukkan hasil kerja keras seluruh personil Kementerian PUPR baik di pusat
maupun daerah pada 10 (sepuluh) unit organisasi dalam rangka melaksanakan pembangunan
infrastruktur yang berkeadilan sesuai dengan rencana strategis dan direktif presiden.

Selama pelaksanaan kegiatan, terdapat beberapa kendala sebagai berikut:

1. Terkendala terkait permasalahan lahan, dikarenakan:


- Penolakan warga terdampak;
- Belum terpenuhinya kewajiban Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH);
- Belum terbebaskannya Tanah Kas Desa (TKD), tanah BUMN Perum Perhutani, dan
lain-lain;
- Sengketa tapal batas desa dan kecamatan;
- Penetapan lokasi terlambat dan lahan belum clean and clear;
- Lokasi proyek KPBU merupakan lahan BMN Kementerian PUPR;
- Hasil tes kepadatan tanah belum selesai.

Laporan Kinerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2020 IV - 3
2. Terkendala terkait proses lelang, yang disebabkan karena:
- Penerbitan penetapan lokasi sebelum pengumuman prakualifikasi;
- Metode penunjukan langsung masih terkendala ketidaksiapan kualifikasi penyedia
jasa;
- Proses serah terima aset di beberapa lokasi masih menunggu serah terima akhir
(FHO) dan masa pemeliharaan lintas tahun anggaran, serta dokumen serah terima
aset masih dalam proses penyiapan;
- Pelelangan terlambat dan terkendala karena adanya penyesuaian dokumen lelang
dan kontrak terhadap kebijakan refocusing anggaran;
- Persiapan lelang yang tidak maksimal seperti penyiapan dokumen lelang dan
dokumen perencanaan yang membutuhkan waktu serta pemenuhan readiness
criteria yang belum maksimal menyebabkan jadwal lelang terlambat;
- Terlambatnya proses koordinasi dengan BP2JK terkait dokumen yang akan
dilelangkan;
- Proses evaluasi dokumen lelang yang membutuhkan waktu.
3. Keterlambatan pengiriman material karena akses yang jauh dan sulit, serta dikarenakan
langkanya material lokal.
4. Adanya pandemi Covid-19 yang menyebabkan:
- Menurunnya jumlah akad KPR / permintaan SSB dan SBUM karena pekerjaan dan
kondisi ekonomi masyarakat terdampak Covid-19;
- Pemberlakuan PSBB di pusat maupun daerah menghambat rencana survei ke
lapangan atau koordinasi dengan Satker dan pemerintah daerah penerima
penyediaan serta menghambat proses pengumpulan data dokumentasi dan
menghambat pelaksanaan pemantauan langsung ke lokasi pembangunan.
5. Bergulirnya beberapa kegiatan pada tahun 2020 ke tahun berikutnya dikarenakan
refocusing anggaran dan realokasi kegiatan.

Namun demikian, Kementerian PUPR berupaya untuk mencapai target dengan beberapa
upaya percepatan mulai dari pemrograman hingga pelaksanaan, meliputi:

1. Mempercepat proses pengadaan lahan untuk proyek-proyek strategis;


2. Peningkatan kualitas perencanaan lelang melalui BP2JK, baik dari segi kelengkapan
dokumen maupun sumber daya;
3. Peningkatan koordinasi dan kolaborasi dengan pemerintah daerah, TNI, dan Polri serta
pendekatan sosial dengan penduduk lokal, tokoh adat wilayah setempat, tokoh pemuda,
dan tokoh agama untuk meminimalisasi konflik sosial dan risiko keamanan yang
dimungkinkan terjadi;
4. Memfokuskan perencanaan, pemrograman dan penganggaran pada infrastruktur yang
menjadi Proyek Strategis Nasional (PSN);
5. Penerapan kebijakan refocusing dan Pemulihan Ekonomi Nasional menghadapi dampak
Covid-19.

IV - 4 Laporan Kinerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2020
IV.1.1 Meningkatnya Ketersediaan Air Melalui Infrastruktur Sumber Daya
Air

Dalam rangka mewujudkan ketahanan air, kedaulatan pangan, dan kedaulatan energi, serta
dalam rangka melaksanakan amanat RPJMN, Kementerian PUPR berupaya meningkatkan
ketersediaan air melalui penyediaan air baku untuk air bersih dan peningkatan perlindungan
banjir di wilayah sungai kewenangan pusat, penyiapan kapasitas tampung per kapita, dan
penyediaan layanan air untuk meningkatkan produktivitas irigasi. Berdasarkan Rencana
Strategis Kementerian PUPR 2020 – 2024, target tersebut dilaksanakan oleh Direktorat
Jenderal Sumber Daya Air melalui Sasaran Strategis “Meningkatnya ketersediaan air melalui
infrastruktur sumber daya air” (SS-1) yang diukur melalui Indikator Kinerja Sasaran Strategis
“Persentase penyediaan air baku untuk air bersih di wilayah sungai kewenangan pusat”,
“Persentase peningkatan perlindungan banjir di wilayah sungai kewenangan pusat”,
“Kapasitas tampung per kapita”, dan “Volume layanan air untuk meningkatkan produktivitas
irigasi”, mengacu pada metode pengukuran pada masing-masing Indikator Kinerja Sasaran
Strategis sebagaimana diuraikan pada Bab 2. Sasaran Strategis tersebut sepenuhnya
didukung oleh Sasaran Program “Meningkatnya ketersediaan air melalui pengelolaan sumber
daya air secara terintegrasi” yang menggambarkan capaian kinerja yang dihasilkan oleh
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air pada tahun 2020 (lihat Tabel 4.2).

Tabel 4.2 Capaian Kinerja Sasaran Strategis 1


Sasaran Strategis/Indikator Kinerja Satuan Target Capaian Kinerja
SS-1 Meningkatnya ketersediaan air melalui infrastruktur sumber daya air
Persentase penyediaan air baku untuk
IKSS-1 air bersih di wilayah sungai kewenangan % 67,00 67,60 100,90%
pusat
Persentase peningkatan perlindungan
IKSS-2 banjir di wilayah sungai kewenangan % 54,40 51,98 95,55%
pusat
IKSS-3 Kapasitas tampung per kapita m3/kapita 52,50 53,14 101,22%
Volume layanan air untuk meningkatkan m3/tahun
IKSS-4 19.845 30.813 155,27%
produktivitas irigasi /hektar
Meningkatnya ketersediaan air melalui pengelolaan sumber daya air secara
SP
terintegrasi
Jumlah penambahan kapasitas layanan
IKSP-1 sarana prasarana air baku yang m3/detik 4,10 2,52 61,46%
terbangun
Penurunan luas kawasan terkena
IKSP-2 ha 10.260 5.396,7 52,60%
dampak banjir
IKSP-3 Tingkat pengendalian lumpur Sidoarjo % 52,00 76,06 146,27%
Jumlah kumulatif penambahan kapasitas
IKSP-4 tampung sumber-sumber air yang miliar m3 14,35 14,36 100,07%
dibangun
Jumlah potensi tenaga listrik dari
IKSP-5 MW 24,43 3,68 15,06%
infrastruktur sumber daya air
IKSP-6 Jumlah DAS yang direvitalisasi DAS 3 3 100,00%
Jumlah penambahan luas layanan irigasi
IKSP-7 padi yang dibangun melalui APBN, ha 45.000 11.236 24,97%
APBD, dan DAK

Laporan Kinerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2020 IV - 5
Sasaran Strategis/Indikator Kinerja Satuan Target Capaian Kinerja
Jumlah luas daerah irigasi yang
IKSP-8 direhabilitasi melalui APBN, APBD, dan ha 80.000 58.130 72,66%
DAK
Jumlah DAS yang menerapkan 5 5 100,00%
IKSP-9 DAS
modernisasi hidrologi
Tingkat layanan prasarana sumber daya
IKSP-10 % 30,00 50,89 169,63%
air
Sumber: Hasil perhitungan unit organisasi, 2021

Berdasarkan Tabel 4.2, terdapat Indikator Kinerja Sasaran Strategis (IKSS) yang tidak
tercapai realisasi atas targetnya, yaitu “Persentase peningkatan perlindungan banjir di wilayah
sungai kewenangan pusat”, yang didukung Sasaran Program “Meningkatnya ketersediaan air
melalui pengelolaan sumber daya air secara terintegrasi” yang diukur melalui Indikator Kinerja
Sasaran Program “Penurunan luas kawasan terkena dampak banjir”. Pada tahun 2020,
capaian IKSS tersebut tidak dapat memenuhi target yang telah direncanakan, dikarenakan
adanya refocusing anggaran dari total pagu anggaran sebesar Rp 6.836.581.309.000,-
menjadi Rp 3.601.061.655.000,- sebagai dampak dari pandemi Covid-19. Lebih lanjut,
penurunan luas kawasan terkena dampak banjir, yang diukur dari luas kawasan yang
terlindungi dari banjir, dengan target seluas 10.260 ha hanya dapat dicapai seluas 5.396,7
ha. Namun, dengan adanya refocusing tersebut tidak mempengaruhi pencapaian target
jumlah revitalisasi DAS sebanyak 3 DAS. Sehingga pada Tahun Anggaran 2020, capaian
kinerja atas Indikator Kinerja Sasaran Strategis ini hanya mencapai 95,55%.

Secara rinci beberapa hal yang menjadi kendala dalam upaya pencapaian kinerja SS-1
sehingga mengakibatkan kegagalan dalam pencapaian target meliputi:

1. Kebijakan yang tidak sinkron antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah
maupun antar sektor di lingkungan Kementerian PUPR. Selain hal tersebut, tindak lanjut
pemanfaatan hasil pembangunan infrastruktur belum maksimal dan membutuhkan
dukungan pemerintah daerah.
2. Sebagai pelaksanaan Inpres No. 4 Tahun 2020 tentang Refocusing Kegiatan, Realokasi
Anggaran serta Pengadaan Barang dan Jasa dalam Rangka Percepatan Penanganan
Covid-19, Ditjen. Sumber Daya Air melaksanakan realokasi program dan anggaran yang
berdampak pada perubahan perencanaan maupun pelaksanaan program, antara lain:
a. Penghematan alokasi perjalanan dinas dan paket meeting dari sisa anggaran yang
belum terserap pada TA 2020
b. Optimalisasi kegiatan non-fisik yang bisa ditunda/dihemat (antara lain paket SID
dan DED)
c. Penundaan paket-paket kontraktual yang belum lelang dan pelaksanaannya secara
teknis dapat ditunda ke tahun depan (antara lain rehabilitasi jaringan irigasi DI Baro
Raya, Kab. Pidie)
d. Perubahan paket-paket SYC TA 2020 menjadi paket-paket tahun jamak (MYC),
termasuk paket-paket kontraktual lebih kecil dari Rp 100 milyar (antara lain
rehabilitasi jaringan irigasi DI Ciujung, Banten)

IV - 6 Laporan Kinerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2020
e. Rekomposisi alokasi anggaran tahun 2020 pada paket kegiatan tahun jamak (MYC)
sehingga pelaksanaannya dapat lebih diperpanjang (antara lain pembangunan
Bendungan Way Sekampung – Lampung, Bendungan Jragung – Jateng, Bendungan
Temef – NTT)
f. Pengurangan/penyesuaian pagu SYC (antara lain penataan kawasan Pantai Panjang
di Bengkulu)

Beberapa Indikator Kinerja Sasaran Strategis dapat tercapai realisasi atas target yang telah
direncanakannya, meliputi:

1. “Persentase penyediaan air baku untuk air bersih di wilayah sungai kewenangan
pusat”.
IKSS ini pada tahun 2020 ditargetkan sebesar 67% dengan realisasi terhadap target
sebesar 67,6% sehingga kinerja yang dicapai sebesar 100,9%. Hal ini mengindikasikan
bahwa pada tahun 2020, kapasitas air baku yang diselenggarakan oleh Direktorat
Jenderal Sumber Daya Air dapat memenuhi terutama untuk kebutuhan air bersih
domestik, industri, maupun pariwisata yang terlayani dari wilayah sungai kewenangan
pusat.
2. “Kapasitas tampung per kapita”.
IKSS ini dapat direalisasikan sebesar 101,22% melampaui target yang telah
ditetapkan. Dengan demikian, pada tahun 2020, kapasitas tampung air pada waduk,
embung, dam maupun pemanfaatan tampungan alami dapat memenuhi atau dapat
melayani sesuai dengan jumlah penduduk yang terlayani dari infrastruktur tersebut.
3. “Volume layanan air untuk meningkatkan produktivitas irigasi”.
IKSS ini dapat direalisasikan dengan capaian kinerja sebesar 155,27%, yang
menggambarkan bahwa dari target 19.845 m3/tahun/hektar atas volume layanan air
irigasi untuk meningkatkan produktivitas pertanian, dapat direalisasikan sebesar
30.813 m3/tahun/hektar.

Sasaran Strategis “Meningkatnya ketersediaan air melalui infrastruktur sumber daya air”
didukung oleh Sasaran Program “Meningkatnya ketersediaan air melalui pengelolaan sumber
daya air secara terintegrasi, yang diukur dengan menggunakan 10 Indikator Kinerja Sasaran
Program (IKSP), yaitu:

1. IKSP-1: Jumlah penambahan kapasitas layanan sarana prasarana air baku


yang terbangun.

IKSP ini diukur dari tambahan debit layanan sarana prasarana air baku yang dibangun
dengan bersumber dari air tanah dan air permukaan. Lebih lanjut, tambahan debit
layanan air baku tersebut diperoleh dari output kegiatan sumur air tanah yang
dibangun, embung air baku yang dibangun, dan unit air baku yang dibangun. Indikator
ini dapat dicapai sebesar 2,52 m3/detik dari target 4,10 m3/detik sehingga kinerja
yang diperoleh hanya mencapai 61,46%. Kendala yang dihadapi adalah karena adanya
refocusing anggaran yang mengakibatkan berkurangnya alokasi pendanaan sebesar
47% dari Rp 2,65 triliun menjadi Rp 1,39 triliun.

Laporan Kinerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2020 IV - 7
2. IKSP-2: Penurunan luas kawasan terkena dampak banjir.

IKSP ini diukur dari luas kawasan yang terlindungi banjir. Lebih lanjut, penurunan luas
kawasan yang terkena dampak banjir merupakan outcome dari pelaksanaan kegiatan
normalisasi sungai dan pembangunan/peningkatan tanggul, bangunan perkuatan
tebing, kanal banjir, stasiun (pompa banjir), polder/kolam retensi, dan saluran
drainase. Pada tahun 2020, kawasan yang terlindungi dari dampak banjir adalah seluas
5.396,7 ha dari target seluas 10.260 ha, sehingga capaian kinerja yang didapat di akhir
tahun 2020 hanya sebesar 52,60%. Kendala yang dihadapi adalah karena adanya
refocusing anggaran yang mengakibatkan berkurangnya alokasi pendanaan sebesar
42% dari Rp 6,8 triliun menjadi Rp 3,9 triliun.

3. IKSP-3: Tingkat pengendalian lumpur Sidoarjo.

IKSP ini diukur dari persentase semburan lumpur yang ditangani oleh Direktorat
Jenderal Sumber Daya Air. Tingkat pengendalian lumpur yang dapat ditangani sampai
akhir tahun 2020 mencapai 76,06% dari target 52,00%, sehingga kinerja yang
diperoleh mencapai 146,27%.

4. IKSP-4: Jumlah kumulatif penambahan kapasitas tampung sumber-sumber


air yang dibangun.

IKSP ini diukur secara kumulatif dari kapasitas tampung efektif bendungan pada tahun
eksisting (mencakup bendungan, embung, pemanfaatan tampungan alami, dan dam
upgrading). Kumulatif kapasitas tampung diperhitungkan dari output kegiatan
bendungan selesai dibangun, serta embung dan bangunan penampung air lainnya
yang dibangun. Penambahan kapasitas tampung tahun 2020 diperhitungkan dari 4
bendungan selesai dibangun yaitu Bendungan Tapin, Tukul, Napun Gete, dan
Passeloreng dengan total tampungan 214,67 juta m3 dan 60 embung dengan total
tampungan 15,42 juta m3, sehingga kumulatif kapasitas tampung sebesar 14,36 miliar
m3 (tampungan eksisting bendungan sebesar 13,77 miliar m3 dan embung 0,36 miliar
m3).

Pada akhir tahun 2020 dapat dicapai penambahan kapasitas tampung pada sumber
air yang dibangun secara kumulatif sebesar 14,36 miliar m3, dari target sebesar 14,35
miliar m3, sehingga capaian kinerja untuk yang didapat di akhir tahun 2020 mencapai
100,07%.

5. IKSP-5: Jumlah potensi tenaga listrik dari infrastruktur sumber daya air.

IKSP ini diukur dari kumulatif potensi tenaga listrik dari bendungan yang selesai pada
tahun eksisting. Potensi tenaga listrik yang dihasilkan melalui pembangunan
infrastruktur sumber daya air pada tahun 2020 adalah sebesar 3,68 Mw dari target
sebesar 24,43 Mw, sehingga capaian kinerja yang didapat pada akhir tahun 2020
hanya sebesar 15,06%. Kendala yang menyebabkan tidak tercapainya target atas
indikator kinerja ini dikarenakan dari 11 bendungan dengan total potensi listrik sebesar
24,43 Mw yang ditargetkan di awal tahun 2020, hanya 4 bendungan selesai dibangun

IV - 8 Laporan Kinerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2020
pada akhir tahun 2020 (yakni Bendungan Tapin, Tukul, Napun Gete, dan Passeloreng)
dengan total potensi listrik sebesar 3,68 Mw. Beberapa bendungan yang pada awalnya
ditargetkan selesai pada tahun 2020 terkendala permasalahan lahan seperti yang
terjadi di Bendungan Kuningan, Keureuto, dan Marangkayu.

6. IKSP-6: Jumlah Daerah Aliran Sungai (DAS) yang direvitalisasi.

IKSP ini diukur dari jumlah DAS yang direvitalisasi terutama meliputi DAS Asahan,
Cisadane, Ciliwung, dan Citarum. Adapun terhadap target 3 (tiga) DAS yang
direvitalisasi, dapat direalisasikan capaian kinerja sebesar 100%, yakni revitalisasi
untuk DAS Ciliwung, Asahan, dan Citarum.

7. IKSP-7: Jumlah penambahan luas layanan irigasi padi yang dibangun


melalui APBN, APBD, dan DAK.

IKSP ini diukur dari luas daerah irigasi yang dibangun mencakup irigasi permukaan,
rawa, tambak, non-padi, JIAT, baik yang diselenggarakan melalui pendanaan APBN,
APBD maupun DAK. Pada tahun 2020, daerah irigasi yang terlayani infrastruktur
jaringan irigasi adalah seluas 11.236 ha dari target seluas 45.000 ha, sehingga capaian
kinerja yang didapat hanya sebesar 24,97%. Kendala yang dihadapi adalah karena
adanya refocusing anggaran yang mengakibatkan berkurangnya alokasi pendanaan
sebesar 54% dari Rp 4,25 triliun menjadi Rp 1,98 triliun. Beberapa paket pekerjaan
batal dilaksanakan, atau jika sudah berprogres dan merupakan program prioritas maka
pelaksanaannya akan dialihkan menjadi kontrak tahun jamak karena alokasi anggaran
berkurang sehingga outcome jaringan irigasi berupa luas layanan belum dapat
diperhitungkan pada tahun eksisting.

8. IKSP-8: Jumlah luas daerah irigasi yang direhabilitasi melalui APBN, APBD,
dan DAK.

IKSP ini diukur dari luas daerah irigasi yang direhabilitasi mencakup irigasi permukaan,
rawa, tambak, non padi, JIAT, baik yang diselenggarakan melalui pendanaan APBN,
APBD, maupun DAK. Pada tahun 2020, daerah irigasi yang direhabilitasi adalah seluas
58.130 ha dari target seluas 80.000 ha, sehingga capaian kinerja yang didapat sebesar
72,66%. Kendala yang dihadapi adalah karena adanya refocusing anggaran yang
mengakibatkan berkurangnya alokasi pendanaan dari 3,77 Triliun menjadi Rp 3,06
Triliun. Menjelang akhir tahun anggaran terdapat percepatan loan IPDMIP untuk
pekerjaan rehabilitasi irigasi, namun pekerjaan ini bersifat kontrak tahun jamak
sehingga outcome rehabilitasi layanan irigasi belum dapat tercatat di tahun anggaran
2020.

9. IKSP-9: Jumlah Daerah Aliran Sungai (DAS) yang menerapkan modernisasi


hidrologi.

IKSP ini diukur dari jumlah DAS yang menerapkan modernisasi hidrologi. Dari target 5
(lima) DAS, dapat direalisasikan capaian kinerja sebesar 100%, yakni penerapan
modernisasi pada DAS Ciujung (WS Cidanau Ciujung Cidurian), DAS Cisadane (WS

Laporan Kinerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2020 IV - 9
Ciliwung Cisadane), DAS Citanduy (WS Citanduy), DAS Bengawan Solo (WS Bengawan
Solo), dan DAS Serang Lusi (WS Jratunseluna).

10. IKSP-10: Tingkat layanan prasarana sumber daya air.

IKSP ini diukur menggunakan indikator layanan prasarana sumber daya air menuju
layanan OP Bangkit. Adapun dari target 30% tingkat layanan, dapat direalisasikan
sebesar 50,89% tingkat layanan, sehingga diperoleh capaian kinerja sebesar
169,63%.

Sepanjang tahun 2020, terdapat beberapa pekerjaan pembangunan output utama yang telah
dilakukan oleh Kementerian PUPR untuk mendukung tercapainya Sasaran Strategis
“Meningkatnya ketersediaan air melalui infrastruktur sumber daya air”, yakni di antaranya:

1. Pembangunan Bendungan Tapin

Gambar 4.1 Bendungan Tapin, Kalimantan Selatan


Sumber: Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Tahun 2020

Kegiatan ini berlokasi di Kabupaten Tapin Provinsi Kalimantan Selatan, dengan biaya
pembangunan Rp 1,02 trilyun dan dilaksanakan secara kontrak tahun jamak dari tahun
2015 sampai 2020. Bendungan ini bermanfaat dalam penyediaan air irigasi seluas
5.472 ha, reduksi banjir 107 m3/det, penyediaan air baku sebesar 0,5 m3/detik dan
potensi listrik sebesar 3,3 MW.

IV - 10 Laporan Kinerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2020
2. Pembangunan Bendungan Tukul

Gambar 4.2 Bendungan Tukul, Jawa Timur


Sumber: Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Tahun 2020

Pembangunan Bendungan Tukul yang berlokasi di Kabupaten Pacitan Provinsi Jawa


Timur ini dilaksanakan selama 2013-2020 dengan alokasi dana sebesar Rp 916,04
milyar. Manfaat bendungan ini adalah penyediaan air baku dengan debit 0,3 m 3/detik,
penyediaan air irigasi seluas 600 ha, dan potensi listrik 0,26 MW.

3. Pembangunan Bendungan Napun Gete

Gambar 4.3 Bendungan Napun Gete, Nusa Tenggara Timur


Sumber: Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Tahun 2020

Bendungan Napun Gete berlokasi di Kabupaten Sikka Provinsi Nusa Tenggara Timur,
dengan masa pelaksanaan pembangunan 2016-2020 dan alokasi dana sebesar Rp

Laporan Kinerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2020 IV - 11
884,66 milyar. Manfaat pembangunan bendungan ini adalah untuk mereduksi banjir
sebesar 219,43 m3/detik, pemenuhan air baku untuk air minum dengan debit 0,214
m3/detik, melayani irigasi seluas 300 ha dan potensi listrik mikrohidro sebesar 0,78
MW.

4. Pembangunan Bendungan Passeloreng

Gambar 4.4 Bendungan Passeloreng, Sulawesi Selatan


Sumber: Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Tahun 2020

Bendungan Passeloreng berlokasi di Kabupaten Wajo Provinsi Sulawesi Selatan,


dengan masa pelaksanaan pembangunan 2015-2020 dan alokasi dana sebesar Rp
790,65 milyar. Manfaat pembangunan bendungan ini adalah untuk mereduksi banjir
sebesar 1.003 m3/detik, melayani irigasi seluas 8.510 ha, pemenuhan air baku untuk
air minum dengan debit 0,2 m3/detik, dan potensi listrik mikrohidro sebesar 0,8 MW.

IV - 12 Laporan Kinerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2020
5. Pembangunan Embung Klopoduwur

Gambar 4.5 Embung Klopoduwur, Jawa Tengah


Sumber: Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Tahun 2020

Pembangunan Embung Klopoduwur berada di Desa Klopoduwur, Kecamatan


Banjarejo, Kabupaten Blora Provinsi Jawa Tengah. Embung ini memiliki kapasitas
tampung 115.540 m3, dengan luas genangan 3,38 ha. Realisasi anggaran untuk
pembangunan embung ini sebesar Rp 18,74 milyar, dengan manfaatnya adalah
sebagai sarana konservasi air, layanan irigasi 30 ha, pemenuhan air baku 7,79 lt/detik,
dan pariwisata.

6. Pembangunan Embung Imogiri

Gambar 4.6 Embung Imogiri, Daerah Istimewa Yogyakarta


Sumber: Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Tahun 2020

Laporan Kinerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2020 IV - 13
Embung Imogiri berlokasi di Desa Wukirsari, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, dengan kapasitas tampung 233.915 m3 dan luas
genangan 2.522,6 ha. Dengan alokasi dana sebesar Rp 8,3 milyar, embung ini
bermanfaat sebagai pengendali banjir dan pariwisata.

7. Pembangunan Embung Bansari

Gambar 4.7 Embung Bansari, Jawa Tengah


Sumber: Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Tahun 2020

Embung Bansari berlokasi di Desa Bansari, Kecamatan Bansari, Kabupaten


Temanggung Provinsi Jawa Tengah. Embung ini dibangun dengan kapasitas tampung
8.588 m3 dan luas genangan 0,56 ha. Dengan alokasi dana sebesar Rp 5,38 milyar,
embung ini bermanfaat untuk konservasi dan pendidikan.

IV.1.2 Meningkatnya Konektivitas Jaringan Jalan Nasional

Dalam rangka melaksanakan amanat RPJMN, Kementerian PUPR berupaya meningkatkan


konektivitas jaringan jalan nasional melalui peningkatan waktu tempuh pada jalan lintas
utama pulau. Berdasarkan Rencana Strategis Kementerian PUPR 2020 – 2024, target tersebut
dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga melalui Sasaran Strategis “Meningkatnya
konektivitas jaringan jalan nasional” (SS-2) yang ditentukan dengan Indikator Kinerja Sasaran
Strategis “Waktu tempuh pada jalan lintas utama pulau” (dalam jam per 100 km), serta diukur
melalui rata – rata waktu yang diperlukan untuk menempuh jarak 100 km pada koridor jalan
nasional utama terpilih, mengacu pada metode pengukuran Indikator Kinerja Sasaran
Strategis sebagaimana diuraikan pada Bab 2. Sasaran Strategis tersebut sepenuhnya
didukung oleh Sasaran Program “Meningkatnya kinerja pelayanan jalan nasional” yang
menggambarkan capaian kinerja yang dihasilkan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga pada
tahun 2020 (lihat Tabel 4.3).

Penyelenggaraan infrastruktur jalan dan jembatan dilaksanakan dalam rangka meningkatkan


konektivitas jaringan jalan di Indonesia yang tidak hanya berfokus pada pembangunan di
Pulau Jawa dan wilayah Barat Indonesia namun juga di Wilayah Timur Indonesia serta daerah

IV - 14 Laporan Kinerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2020
pinggiran dan perbatasan dengan berfokus kepada pembangunan infrastruktur jalan dan
jembatan yang mendukung pengembangan wilayah, preservasi jalan guna peningkatan
kualitas kemantapan jalan, serta penataan jalan nasional di kawasan perkotaan sebagai daya
dukung kawasan dan infrastruktur lainnya.

Tabel 4.3 Capaian Kinerja Sasaran Strategis 2

Sasaran Strategis/Indikator Kinerja Satuan Target Capaian Kinerja

SS-2 Meningkatnya konektivitas jaringan jalan nasional


jam/100
IKSS Waktu tempuh pada jalan lintas utama pulau 2,21 2,16 102,31%
km
SP Meningkatnya kinerja pelayanan jalan nasional
IKSP-1 Tingkat aksesibilitas jalan nasional % 81,8 81,7 99,88%
IKSP-2 Rating kondisi jalan nasional nilai 2,7 2,66 101,05%
IKSP-3 Rating keselamatan jalan nasional nilai 3,512 3,514 99,94%
Sumber: Hasil perhitungan unit organisasi, 2021

Target waktu tempuh pada jalan lintas utama pulau pada tahun 2020 adalah 2,21 jam/100
km. Realisasi waktu tempuh yang berhasil diraih pada akhir tahun 2020 sebesar 2,16
jam/100km, atau diperoleh capaian kinerja sebesar 102,31%, dimana mampu melampaui
target sebesar 2,26% dari target yang ditetapkan.

Sasaran Strategis “Meningkatnya konektivitas jaringan jalan nasional” didukung oleh Sasaran
Program “Meningkatnya kinerja pelayanan jalan nasional” yang diukur dengan menggunakan
3 (tiga) Indikator Kinerja Sasaran Program, yaitu:

1. IKSP-1: Tingkat aksesibilitas jalan nasional.

Target IKSP ini pada tahun 2020 adalah 81,8%. Ditjen. Bina Marga pada akhir tahun
2020 mencapai tingkat aksesibilitas jalan nasional sebesar 81,7% dengan capaian
kinerja sebesar 99,88% dari target, dimana terdapat gap sebesar 0,12% dari target
yang ditetapkan. Capaian tersebut merupakan penambahan 4 (empat) dari 5 (lima)
spatial nodes yang telah terakses oleh jalan nasional pada tahun 2020. Berdasarkan
data Direktorat Pembangunan Jalan, kegiatan yang terlaksana terkait dukungan
aksesibilitas hingga akhir tahun 2020 adalah sebagai berikut :

Tabel 4.4 Kegiatan Terkait Dukungan Aksesibilitas Jalan Tahun 2020


Nama Kegiatan Direktorat
Spatial
No Provinsi Spatial Pembangunan Tahun Keterangan
Nodes
Nodes 2020
Kalimantan Long 3,1 km Peningkatan Struktur
1 PKSN Tercapai
Timur Pahangai Perkerasan
Belum dapat dilelangkan
Kalimantan Tidak
2 PP Sangatta karena belum ada kepastian
Timur tercapai
terkait kejelasan segmen

Laporan Kinerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2020 IV - 15
Nama Kegiatan Direktorat
Spatial
No Provinsi Spatial Pembangunan Tahun Keterangan
Nodes
Nodes 2020
yang menjadi kewenangan
pusat
Moyo dan
1,5 km Pembangunan jalan
3 NTB KSPN Sekitarnya Tercapai
sampai perkerasan
(Samota)
Sulawesi KEK 2,45 km pembangunan jalan
4 KEK Tercapai
Utara Likupang sampai perkerasan
Maluku 3,5 km Pembanngunan jalan
5 KEK KEK Morotai Tercapai
Utara sampai perkerasan
Sumber: Data unit organisasi, 2021

2. IKSP-2: Rating kondisi jalan nasional.

Target IKSP ini pada tahun 2020 adalah 2,70. Ditjen. Bina Marga pada akhir tahun
2020 mencapai nilai 2,66 untuk rating kondisi jalan nasional dengan capaian kinerja
sebesar 101,05% dari target, dimana mampu melampaui target sebesar 1,48% dari
target yang ditetapkan. Hal ini dimungkinkan karena:

a. Kebijakan refocusing anggaran dilaksanakan secara optimal, dimana strategi


penanganan lebih memprioritaskan paket pekerjaan preservasi jalan dan jembatan
guna mempertahankan kemantapan kondisi jalan nasional.

b. Penggunaan dana SBSN sebagai inovasi pembiayaan juga dimanfaatkan untuk


mendanai peningkatan kemantapan jalan nasional.

3. IKSP-3: Rating keselamatan jalan nasional.

Target IKSP ini pada tahun 2020 adalah 3,512. Ditjen. Bina Marga pada akhir tahun
2020 mencapai nilai 3,514 untuk rating kondisi jalan nasional dengan capaian kinerja
sebesar 99,94% dari target, dimana terdapat gap sebesar 0,057% dari target yang
ditetapkan. Capaian tersebut diberikan melalui penanganan 6 titik blackspot dari 9 titik
yang ditargetkan tertangani pada tahun 2020, sebagai berikut :

Tabel 4.5 Titik Blackspot Tertangani Tahun 2020


No Ruas Nama Titik Blackspot Keterangan
LN. DIPONEGORO (SP.SEI
1 HARAPAN-SP. BASECAMP Jl. Kartini Kibing Batuaji
BATU AJI) Belum masuk dalam
Simpang Empat penanganan di tahun
2 SIMP.KABIL-SIMP.JAM
Sudirman-Gajah Mada 2020 di DIPA BPJN
LN. DIPONEGORO (SP.SEI Kepulauan Riau
Tiban Baru, Sekupang-
3 HARAPAN-SP. BASECAMP
Kota Batam
BATU AJI)
Jl. Palu ‐ Toli‐toli, Sudah ditangani sesuai
4 SABANG ‐ TAMBU
Damsol, Talaga dengan rekomendasi

IV - 16 Laporan Kinerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2020
No Ruas Nama Titik Blackspot Keterangan
Alindau, Sindue Tobata, penanganan melalui
5 TAMBU ‐ TOMPE
Kabupaten Dongga kegiatan preservasi
OGOTUA ‐ OGOAMAS (BTS. Jl. Tolitoli ‐ Palu, Soni, jalan menggunakan
6
KAB. DONGGALA) Dampal Selatan DIPA BPJN Sulawesi
Jl. Tolitoli ‐ Palu, Tengah
7 MALALA ‐ OGOTUA
Tinabogan, Dondo
TOMPE ‐ PANTOLOAN (BTS. Jl. Palu ‐ Toli‐toli, Tibo,
8
KOTA PALU) Sindue
OGOTUA ‐ OGOAMAS (BTS. Jl. Palu ‐ Toli‐toli, Bou,
9
KAB. DONGGALA) Sojol
Sumber: Data unit organisasi, 2021

Dalam rangka mendukung tercapainya Sasaran Strategis “Meningkatnya konektivitas jaringan


jalan nasional”, sepanjang tahun 2020 Kementerian PUPR melaksanakan pembangunan
beberapa output utama, diantaranya yang telah diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia
yaitu:

1. Pembangunan Jembatan Teluk Kendari

Gambar 4.8 Peresmian Jembatan Teluk Kendari oleh Presiden RI


Sumber: Direktorat Jenderal Bina Marga, Tahun 2020

Pembangunan Jembatan Teluk Kendari di Kota Kendari Sulawesi Tenggara termasuk


ke dalam paket infrastruktur yang diresmikan secara formal, baik bersama Presiden
Republik Indonesia maupun, maupun Menteri PUPR bersama Kepala Daerah setempat.
Pembangunan Jembatan Teluk Kendari termasuk Program Strategis Nasional yang
dilaksanakan melalui kontrak tahun jamak 2015-2019, tertanggal kontrak 27

Laporan Kinerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2020 IV - 17
Desember 2015 dengan masa pemeliharaan selama 1.095 hari dan rencana FHO pada
8 November 2023. Total anggaran pembangunan Jembatan Teluk Kendari sebesar Rp
800.906.868.000,- yang dibiayai oleh APBN. Jembatan Teluk Kendari merupakan
jembatan tipe cable stayed dengan total panjang jembatan 1.348,47 meter. Realisasi
fisik pekerjaan ini pada tahun 2020 mencapai 100% dengan realisasi anggaran
mencapai 100% atau senilai Rp 130.603.835.000,-.

2. Pembangunan Jalan Tol Banda Aceh – Sigli

Gambar 4.9 Peresmian Jalan Tol Aceh – Sigli Seksi IV Blang - Indrapuri
Sumber: Direktorat Jenderal Bina Marga, Tahun 2020

Jalan tol Aceh – Sigli merupakan bagian dari jalan tol Trans Sumatera yang
menghubungkan Provinsi Aceh sampai Provinsi Lampung sepanjang 2.756 km. Pada
tahun 2020 telah diresmikan seksi IV Blang Bintang – Indrapuri sepanjang 14 km.
Keberadaan jalan tol ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan dan pemerataan
ekonomi di Pulau Sumatera.

IV.1.3 Meningkatnya Penyediaan Akses Perumahan dan Infrastruktur


Permukiman yang Layak, Aman, dan Terjangkau

Sebagai pelaksanaan amanat RPJMN, Kementerian PUPR berupaya meningkatkan penyediaan


akses perumahan dan infrastruktur permukiman yang layak, aman, dan terjangkau melalui
pelayanan infrastruktur permukiman yang layak dan aman dengan pendekatan smart living,
serta pemenuhan kebutuhan rumah layak huni. Berdasarkan Rencana Strategis Kementerian
PUPR 2020 – 2024, target tersebut dilaksanakan oleh: 1) Direktorat Jenderal Cipta Karya
melalui penyediaan infrastruktur permukiman yang partisipatif dan berkelanjutan dengan
fokus pada perwujudan permukiman layak huni, penerapan bangunan gedung hijau,
pembangunan permukiman tahan bencana, serta penerapan teknologi dan permukiman

IV - 18 Laporan Kinerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2020
ramah lingkungan; 2) Direktorat Jenderal Perumahan melalui optimalisasi penyediaan rumah
layak huni dengan program sejuta rumah terutama untuk masyarakat berpenghasilan rendah
(MBR) dan Aparatur Sipil Negara (ASN); dan 3) Direktorat Jenderal Pembiayaan Infrastruktur
Pekerjaan Umum dan Perumahan melalui kebijakan pengembangan skema pembiayaan yang
lebih terjangkau, efisien, dan akuntabel difokuskan untuk mendukung penyediaan rumah
layak huni dan terjangkau.

Ketiga unit organisasi tersebut memberikan kontribusi pada pencapaian Sasaran Strategis
“Meningkatnya penyediaan akses perumahan dan infrastruktur permukiman yang layak,
aman, dan terjangkau” (SS-3) yang sepenuhnya didukung oleh Sasaran Program
“Meningkatnya pelayanan infrastruktur perumahan dan permukiman yang layak dan aman”
yang menggambarkan capaian kinerja 3 (tiga) unit organisasi pelaksananya (lihat Tabel 4.6).

Sasaran Strategis “Meningkatnya penyediaan akses perumahan dan infrastruktur permukiman


yang layak, aman, dan terjangkau” diukur melalui Indikator Kinerja Sasaran Strategis (IKSS),
sebagai berikut:

1. IKSS-1: Persentase peningkatan pelayanan infrastruktur permukiman yang


layak dan aman melalui pendekatan smart living.

IKSS ini dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya, dimana target peningkatan
pelayanan infrastruktur permukiman yang layak dan aman yang diimplementasikan
melalui pendekatan smart living pada tahun 2020 adalah sebesar 60,29%. Realisasi
sasaran strategis yang berhasil diraih pada akhir tahun 2020 sebesar 60,07%,
sehingga diperoleh capaian kinerja sebesar 99,63%. Salah satu faktor penyebab tidak
tercapainya target indikator tersebut adalah nilai baseline jumlah rumah tangga
terhadap akses pengolahan sampah menggunakan data tahun 2019, dikarenakan
Badan Pusat Statistik (BPS) belum menerbitkan data tahun 2020, sehingga capaian
nasional atas data tersebut belum dapat dihitung.

Pembinaan dan pengembangan infrastruktur permukiman dengan pendekatan smart


living berfokus pada peningkatan penyediaan infrastruktur permukiman partisipatif
dan berkelanjutan dengan pengarusutamaan empat aspek dalam pelaksanaannya,
yaitu perwujudan permukiman layak huni, penerapan bangunan gedung hijau,
pembangunan permukiman tahan bencana, serta penerapan teknologi dan
permukiman ramah lingkungan, dengan pemanfaatan dan pengelolaan partisipatif,
yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Kebijakan
pembinaan dan pengembangan infrastruktur permukiman, meliputi: a) Membangun
sistem penyediaan infrastruktur permukiman berbasis entitas, yang andal, responsif
terhadap mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, inklusif (termasuk pengarusutamaan
gender), berkelanjutan, serta bersifat return of investment, dalam setiap tahapan
penyelenggaraan infrastruktur permukiman; b) Mendukung kontribusi dan
kemandirian pemerintah daerah serta partisipasi semua pihak dalam rangka
keberhasilan pengelolaan infrastruktur permukiman; c) menerapkan inovasi
terbarukan dan/atau tepat guna dalam implementasi penyelenggaraan infrastruktur
permukiman.

Laporan Kinerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2020 IV - 19
2. IKSS-2: Tingkat pemenuhan kebutuhan rumah layak huni.

IKSS ini dicapai dan diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Perumahan dan
Direktorat Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan. Pada
tahun 2020, target tingkat pemenuhan kebutuhan rumah layak huni adalah sebesar
56,86%. Dengan realisasi pada akhir tahun 2020 sebesar 56,66%, diperoleh capaian
kinerja sebesar 99,65% dari target.

Tabel 4.6 Capaian Kinerja Sasaran Strategis 3

Sasaran Strategis/Indikator Kinerja Satuan Target Capaian Kinerja


Meningkatnya penyediaan akses perumahan dan infrastruktur permukiman
SS-3
yang layak, aman, dan terjangkau
Persentase peningkatan pelayanan
IKSS-1 infrastruktur permukiman yang layak dan % 60,29 60,07 99,63%
aman melalui pendekatan smart living
Persentase pemenuhan kebutuhan rumah
IKSS-2 % 56,86 56,66 99,65%
layak huni
Meningkatnya pelayanan infrastruktur perumahan dan permukiman yang
SP
layak dan aman
Persentase rumah tangga dengan akses air
IKSP-1 % 91,80 90,74 98,85%
minum layak
Persentase rumah tangga dengan akses air
IKSP-2 % 78,10 78,28 100,23%
limbah domestik layak dan aman
Persentase rumah tangga dengan akses
IKSP-3 % 76,62 62,37 81,40%
sampah yang terkelola di perkotaan
Persentase luasan kawasan permukiman
IKSP-4 % 17,35 33,06 190,55%
yang ditingkatkan kualitasnya
Persentase kab/kota yang terfasilitasi
IKSP-5 implementasi penyelenggaraan bangunan % 100,00 97,84 97,84%
gedung yang tertib dan andal
Persentase inisiasi penerapan bangunan
IKSP-6 % 20,00 20,00 100,00%
gedung hijau
Persentase sarana prasarana strategis yang
IKSP-7 % 38,18 38,18 100,00%
ditingkatkan kualitasnya
Persentase pemenuhan kebutuhan rumah
IKSP-8 % 56,39 56,80 100,01%
layak huni
Persentase rumah MBR yang mendapat
IKSP-9 % 3,24 4,39 135,46%
bantuan PSU
Persentase pemenuhan aksesibilitas rumah
tangga berpenghasilan rendah yang
IKSP-10 % 100,00 70,88 70,88%
mendapat fasilitasi dan bantuan pembiayaan
perumahan
Sumber: Hasil perhitungan unit organisasi, 2021

Sasaran Program “Meningkatnya pelayanan infrastruktur perumahan dan permukiman yang


layak dan aman” diukur dengan menggunakan 10 Indikator Kinerja Sasaran Program (IKSP)
sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 4.6, dimana IKSP-1 sampai IKSP-7 dilaksanakan oleh
Direktorat Jenderal Cipta Karya, IKSP-8 dan IKSP-9 dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal
Perumahan, dan IKSP-10 dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Pembiayaan Infrastruktur
Pekerjaan Umum dan Perumahan.

IV - 20 Laporan Kinerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2020
IKSP-3 yaitu “Persentase rumah tangga dengan akses sampah yang terkelola di perkotaan”
memberikan capaian yang relatif rendah yaitu 62,37%, sehingga capaian kinerja yang
diperoleh hanya 81,40%. Hal ini dikarenakan salah satu pembentuk nilai indikator tersebut
yakni nilai baseline jumlah rumah tangga terhadap akses pengolahan sampah menggunakan
data tahun 2019, dikarenakan Badan Pusat Statistik (BPS) belum menerbitkan data tahun
2020, sehingga capaian nasional atas data tersebut belum dapat dihitung.

Selain itu, pada IKSS-2 yaitu “Persentase pemenuhan kebutuhan rumah layak huni” tidak
dapat tercapai pemenuhan targetnya dikarenakan pada IKSP-10 yaitu “Persentase
pemenuhan aksesibilitas rumah tangga berpenghasilan rendah yang mendapat fasilitasi dan
bantuan pembiayaan perumahan pembentuk Sasaran Program “Meningkatnya pelayanan
infrastruktur perumahan dan permukiman yang layak dan aman” tidak terpenuhi capaian
targetnya, yaitu hanya mencapai 70,88% dari target. Beberapa penyebab tidak tercapainya
target adalah sebagai berikut:

1. Pengembang lebih mengutamakan program bantuan subsidi perumahan lainnya


dibandingkan BP2BT karena persyaratan relatif lebih mudah.
2. Pengembang memiliki kekhawatiran terhadap pencairan bantuan yang dinilai cukup besar
dapat dicairkan tepat waktu.
3. Bank pelaksana lebih selektif terhadap pemohon dengan pekerjaan yang terdampak
Covid-19.
4. Penurunan daya beli dan juga minat pasar terhadap perumahan yang terdampak oleh
pandemi Covid-19.

Dalam rangka pencapaian Sasaran Strategis “Meningkatnya penyediaan akses perumahan


dan infrastruktur permukiman yang layak, aman, dan terjangkau”, sepanjang tahun 2020
Kementerian PUPR telah melaksanakan pembangunan beberapa output utama, di antaranya
sebagai berikut:

1. Pembangunan untuk mendukung pelaksanaan PON XX di Papua tahun 2021

Gambar 4.10 Venue Olahraga untuk PON XX di Papua


Sumber: Direktorat Jenderal Cipta Karya, Tahun 2020

Laporan Kinerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2020 IV - 21
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat
Jenderal Cipta Karya telah menyelesaikan pembangunan empat dari tujuh venue untuk
mendukung pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX di Papua tahun 2021.
Keempat venue yang sudah selesai 100% dan siap diserahterimakan ke Pemerintah
Daerah yakni Venue Area Aquatic; Venue Istora Papua Bangkit; Venue Arena Cricket;
dan Hockey Indoor dan Outdoor yang merupakan amanat dari Inpres No. 10/2017.
Pada 17 Agustus 2020 lalu bertepatan dengan HUT RI ke-75 Istora Papua Bangkit
yang dibangun dengan dana sebesar Rp 257,5 miliar berhasil mencatatkan Rekor
Museum Rekor – Dunia Indonesia (MURI) untuk 3 (tiga) kategori sekaligus.

2. Dalam rangka pengendalian infeksi penyakit menular, utamanya Covid-19, telah


dibangun dan diperbaiki fasilitas observasi/penampungan/karantina, antara lain
sebagai berikut:

a. Wisma Atlet Kemayoran


Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melalui Direktorat Jenderal
Perumahan melaksanakan perbaikan dan perapihan Wisma Atlet di Kemayoran,
Jakarta yang akan digunakan sebagai Rumah Sakit Darurat Covid-19. Perbaikan
dilakukan sebagai respon atas permintaan Badan Nasional Penanggulangan
Bencana (BNPB) selaku Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19.
Dari 10 tower yang ada di Wisma Atlet Kemayoran, Kementerian PUPR
menyiapkan 7 tower untuk digunakan sebagai RS Darurat yakni tower 1, 2, 3, 4,
5, 6 dan 7.

b. RSD Pulau Galang


Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah
menyelesaikan pembangunan fasilitas observasi/penampungan/karantina untuk
pengendalian infeksi penyakit menular, utamanya Covid-19 di Pulau Galang, Kota
Batam, Provinsi Kepulauan Riau. Pembangunan fasilitas dibagi menjadi 3 Zonasi,
yakni Zona A (Renovasi Eks Sinam), Zona B meliputi fasilitas penampungan dan
fasilitas pendukung, dan Zona C yang memanfaatkan cadangan lahan.

c. RS Akademik UGM
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tengah
melanjutkan pembangunan Rumah Sakit (RS) Akademik Universitas Gajah Mada
(UGM) sebagai RS rujukan penanganan COVID-19 di Daerah Istimewa Yogyakarta
yang sudah sempat dibangun namun terhenti pada tahun 2010 dengan progres
saat itu 75%. Pekerjaan lanjutan penyelesaian RS Akademik UGM dilaksanakan
sejak 20 April 2020 dan merupakan bagian dari refocusing kegiatan Kementerian
PUPR sebesar Rp1,829 triliun untuk mendukung percepatan penanganan COVID-
19. RS tersebut terdiri dari dua gedung, Gedung Yudhistira dan Gedung Arjuna
masing-masing terdiri dari lima lantai dengan luas seluruhnya sekitar 8.600 m2.

IV - 22 Laporan Kinerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2020
Gambar 4.11 Wisma Atlet Kemayoran, RSD Pulau Galang, RSA UGM
Sumber: Ditjen Perumahan dan Ditjen Cipta Karya, Tahun 2020

3. Dalam rangka mendukung Proyek Strategis Nasional (PSN), telah dibangun Rumah
Susun Tingkat Tinggi (MYC) sebanyak 533 unit, antara lain:
a. Pembangunan Rumah Susun Tingkat Tinggi Pasar Jumat sebanyak 460 unit,
dengan realisasi keuangan sebesar 100% dan realisasi fisik sebesar 100%.
b. Pembangunan Rumah Susun Tingkat Tinggi Paspampres sebanyak 93 unit,
dengan realisasi keuangan sebesar 100% dan realisasi fisik sebesar 100%.

Gambar 4.12 Rusun Pasar Jumat dan Rusun Paspamres


Sumber: Direktorat Jenderal Perumahan, Tahun 2020

4. Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) yang mendukung Kawasan Strategis


Pariwisata Nasional (KSPN) dalam rangka Wonderful Indonesia melalui Sarana Hunian
Pariwisata (Sarhunta) sebanyak 4.679 unit, yang terdiri dari:
a. BSPS Sarhunta KSPN Danau Toba sebanyak 1.799 unit, dengan realisasi
keuangan sebesar 90,81% dan realisasi fisik sebesar 89,35%;
b. BSPS Sarhunta KSPN Borobudur sebanyak 821 unit, dengan realisasi
keuangan sebesar 99,50% dan realisasi fisik sebesar 100%;
c. BSPS Sarhunta KSPN Mandalika sebanyak 915 unit, dengan realisasi
keuangan sebesar 99,78% dan realisasi fisik sebesar 99,78%;
d. BSPS Sarhunta KSPN Labuan Bajo sebanyak 656 unit, dengan realisasi
keuangan sebesar 90,72% dan realisasi fisik sebesar 91,20%;
e. BSPS Sarhunta KSPN Likupang sebanyak 488 unit, dengan realisasi keuangan
sebesar 96,19% dan realisasi fisik sebesar 93,25%.

Laporan Kinerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2020 IV - 23
Gambar 4.13 BSPS Sarhunta KSPN Danau Toba, KSPN Borobudur,
KSPN Mandalika
Sumber: Direktorat Jenderal Perumahan, Tahun 2020

IV.1.4 Meningkatnya Pemenuhan Kebutuhan Sumber Daya Manusia


Vokasional Bidang Konstruksi Yang Kompeten dan Profesional

Dalam rangka mendukung percepatan pembangunan infrastruktur sumber daya air, jalan dan
jembatan, dan permukiman yang layak dan aman, Kementerian PUPR berupaya meningkatkan
kuantitas dan kualitas sumber daya manusia nya melalui pemenuhan kebutuhan sumber daya
manusia vokasional bidang konstruksi yang kompeten dan profesional, serta peningkatan
sumber daya manusia dengan lulusan pendidikan vokasi yang kompeten dan siap kerja.
Berdasarkan Rencana Strategis Kementerian PUPR 2020 – 2024, target tersebut dilaksanakan
oleh Direktorat Jenderal Bina Konstruksi dengan menetapkan arah kebijakan terkait
peningkatan ketersediaan tenaga kerja konstruksi yang kompeten melalui peningkatan jumlah
dan kualitas instruktur dan asesor bidang konstruksi, pengembangan modul pelatihan
konstruksi, dan peningkatan kualitas penyelenggaraan pelatihan tenaga kerja konstruksi,
termasuk sumber daya manusia vokasional; dan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
dengan menetapkan kebijakan terkait pengembangan vocational school yang berfokus pada
peningkatan lulusan Politeknik PU yang bersertifikasi profesi di bidang strategis.

Kedua unit organisasi tersebut memberikan kontribusi pada pencapaian Sasaran Strategis
“Meningkatnya pemenuhan kebutuhan sumber daya manusia vokasional bidang konstruksi
yang kompeten dan profesional” (SS-4), yang dicapai melalui 2 (dua) Indikator Kinerja
Sasaran Strategis (IKSS) berikut:

1. IKSS-1: Tingkat pemenuhan kebutuhan sumber daya manusia vokasional


bidang konstruksi yang kompeten dan profesional.

IKSS ini dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Bina Konstruksi, dengan target tingkat
pemenuhan kebutuhan sumber daya manusia vokasional bidang konstruksi yang
kompeten dan profesional pada tahun 2020 ditetapkan sebesar 5,3%. Pada akhir
tahun 2020 berhasil dicapai realisasi sebesar 8,56%, sehingga diperoleh capaian
kinerja sebesar 163,03%.

2. IKSS-2: Persentase lulusan pendidikan vokasi yang kompeten dan siap


kerja.

IKSS ini dilaksanakan dan menjadi tanggung jawab Badan Pengembangan Sumber
Daya Manusia, dengan target persentase lulusan pendidikan vokasi yang kompeten

IV - 24 Laporan Kinerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2020
dan siap kerja pada tahun 2020 ditetapkan sebesar 25%. Namun realisasi atas target
tersebut hanya sebesar 22,30% sehingga kinerja yang dicapai hanya 89,20%.

Tabel 4.7 Capaian Kinerja Sasaran Strategis 4

Sasaran Strategis/Indikator Kinerja Satuan Target Capaian Kinerja


Meningkatnya pemenuhan kebutuhan SDM vokasional bidang konstruksi yang
SS-4
kompeten dan profesional
Tingkat pemenuhan kebutuhan SDM
IKSS-1 vokasional bidang konstruksi yang kompeten % 5,30 8,56 163,03%
dan profesional
Persentase lulusan pendidikan vokasi yang
IKSS-2 % 25,00 22,30 89,20%
kompeten dan siap kerja
Meningkatnya SDM vokasional bidang konstruksi yang kompeten dan
SP
profesional
Tingkat SDM vokasional bidang konstruksi
IKSP % 70,00 73,00 104,72%
yang kompeten dan profesional
SP Meningkatnya SDM vokasional bidang PUPR yang bersertifikat
Tingkat pengembangan kompetensi SDM
IKSP % 25,00 22,30 89,20%
pendidikan vokasi bidang PUPR
Sumber: Hasil perhitungan unit organisasi, 2021

Sasaran Strategis “Meningkatnya pemenuhan kebutuhan sumber daya manusia vokasional


bidang konstruksi yang kompeten dan profesional” didukung oleh 2 (dua) Sasaran Program,
yaitu 1) “Meningkatnya sumber daya manusia vokasional bidang konstruksi yang kompeten
dan profesional”, yang diukur dengan menggunakan Indikator Kinerja Sasaran Program (IKSP)
“Tingkat sumber daya manusia vokasional bidang konstruksi yang kompeten dan profesional”
dan dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Bina Konstruksi; dan 2) “Meningkatnya sumber
daya manusia vokasional bidang PUPR yang bersertifikat”, yang diukur dengan menggunakan
Indikator Kinerja Sasaran Program (IKSP) “Tingkat pengembangan kompetensi sumber daya
manusia pendidikan vokasi bidang PUPR” dan dilaksanakan oleh Badan Pengembangan
Sumber Daya Manusia.

IKSP “Tingkat sumber daya manusia vokasional bidang konstruksi yang kompeten dan
profesional” berhasil memenuhi capaian targetnya sebesar 73% dengan kinerja 104,72%. Hal
ini menunjukkan bahwa jumlah sumber daya manusia vokasional bidang konstruksi yang
mendapatkan pembinaan melalui 7 (tujuh) Balai Jasa Konstruksi yang tersebar di beberapa
provinsi telah melampaui target yang ditetapkan dalam dokumen perjanjian kinerja, dengan
46.702 orang yang terbina dan 34.236 orang yang mendapatkan sertifikat bidang konstruksi
(kompeten).

Tabel 4.8 Sumber Daya Manusia Vokasional yang Terbina dan Kompeten

Realisasi
Target Pk
No Satuan Kerja (Orang)
(Orang)
TERBINA KOMPETEN
1 BJKW I ACEH 6.345 6.239 6.131
2 BJKW II PALEMBANG 3.241 3.382 3.171
3 BJKW III JAKARTA 6.990 6.253 5.815

Laporan Kinerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2020 IV - 25
Realisasi
Target Pk
No Satuan Kerja (Orang)
(Orang)
TERBINA KOMPETEN
4 BJKW IV SURABAYA 17.711 20.448 9.886
5 BJKW V BANJARMASIN 6.319 1.044 986
6 BJKW VI MAKASSAR 5.702 7.233 6.265
7 BJKW VII JAYAPURA 1.726 2.103 1.982
TOTAL 48.034 46.702 34.236
Sumber: Data Lakip Direktorat Jenderal Bina Konstruksi, 2020

Sementara itu, IKSP “Tingkat pengembangan kompetensi sumber daya manusia pendidikan
vokasi bidang PUPR”, dengan realisasi sebesar 22,30% tidak berhasil memenuhi capaian
targetnya (25%), dimana kinerja hanya mencapai 89,20%. Hal ini dikarenakan selama masa
pandemi Covid-19, metode pembelajaran di Politeknik PU yang awalnya menggunakan
metode on class berubah menjadi daring sesuai Surat Edaran Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Pendidikan Dalam Masa Darurat
Coronavirus Disease (Covid-19), sementara Politeknik PU mempunyai kurikulum pembelajaran
yang didominasi oleh pembelajaran secara praktik, mengingat pembelajaran praktik
merupakan keahlian inti dari kurikulum Politeknik PU. Hal ini cukup menghambat
pembelajaran di Politeknik PU.

Sebagai langkah perbaikan kinerja, tindak lanjut yang akan dilakukan kedepan adalah
meningkatkan intensitas penggunaan materi pengajaran melalui tutorial sebagai pengganti
praktik di lapangan selama masa pandemi Covid-19, serta mengusulkan kelas tatap muka
terbatas bagi mahasiswa dengan tetap berpedoman pada protokol kesehatan.

IV.1.5 Meningkatnya Kualitas Tata Kelola Kementerian PUPR dan Tugas


Teknis Lainnya

Berdasarkan dokumen Rencana Strategis (Renstra) Kementerian PUPR 2020 – 2024, kebijakan
dan strategi utama terkait tata kelola penyelenggaraan pembangunan diarahkan pada upaya
mendorong penerapan inovasi tata kelola administrasi Kementerian PUPR dengan strategi: 1)
Penerapan Sistem Pemerintah Berbasis Elektronik (SPBE); 2) Mewujudkan birokrasi yang
profesional, tepat, cepat dan akuntabel; 3) Peningkatan kualitas tata kelola keuangan,
administrasi penganggaran dan BMN Kementerian PUPR yang transparan dan akuntabel; 4)
Peningkatan kualitas pelayanan perencanaan dan pemrograman infrastruktur PUPR
kewenangan pusat dan daerah yang transparan dan akuntabel; 5) Penataan layanan hukum
(fasilitasi produk hukum dan advokasi yang adaptif); 6) Peningkatan penyelenggaraan
komunikasi publik yang modern, terpadu dan berorientasi publik; 7) Peningkatan kenyamanan
bekerja bagi pegawai Kementerian PUPR; dan 8) Peningkatan kualitas layanan kajian dan
pemantauan kebijakan Menteri.

Kebijakan dan strategi utama tersebut dicapai melalui implementasi Sasaran Strategis
“Meningkatnya kualitas tata kelola Kementerian PUPR dan tugas teknis lainnya”, yang
didukung dan dilaksanakan oleh 6 (enam) unit organisasi di lingkungan Kementerian PUPR
dan diukur melalui 6 (enam) Indikator Kinerja Sasaran Strategis (IKSS) sebagai berikut:

IV - 26 Laporan Kinerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2020
1. IKSS-1: Tingkat kualitas tata kelola Kementerian PUPR.

IKSS ini didukung dan dilaksanakan oleh Sekretariat Jenderal, dimana dari target yang
ditetapkan sebesar 72,39% pada tahun 2020, berhasil dilaksanakan realisasi sebesar
79,2%, sehingga kinerja mencapai 109,40%. Hal ini mengindikasikan bahwa tingkat
kepuasan layanan administrasi Kementerian PUPR dan tingkat kesehatan organisasi
yang meliputi indeks Reformasi Birokrasi Kementerian PUPR telah mengalami
peningkatan kualitas atau telah berhasil dicapai dengan sangat baik. Selain hal
tersebut, keberhasilan ini juga dicapai melalui pengintegrasian sistem informasi
manajemen yang ada di lingkungan Kementerian PUPR, sehingga data maupun
informasi baik yang keluar maupun masuk dilakukan melalui pelayanan integrasi satu
pintu.

2. IKSS-2: Tingkat pemenuhan investasi/pembiayaan infrastruktur pekerjaan


umum dan perumahan yang didukung sistem, kebijakan dan strategi
pembiayaan yang efisien dan efektif.

IKSS ini dilaksanakan dan menjadi tanggung jawab Direktorat Jenderal Pembiayaan
Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan, dimana dari target yang ditetapkan
sebesar 100% pada tahun 2020, berhasil dilaksanakan realisasi sebesar 116,88%,
sehingga kinerja mencapai 116,88%. Hal ini dikarenakan dari target Rp 54,19 triliun
atas nilai invetasi/pembiayaan KPBU untuk penyelenggaraan infrastruktur sumber
daya air, jalan dan jembatan, permukiman, dan perumahan, dapat direalisasikan
sebesar Rp 68,09 triliun.

3. IKSS-3: Persentase kualitas pengawasan intern dalam penyelenggaraan


infrastruktur.

IKSS ini didukung dan dilaksanakan oleh Inspektorat Jenderal, dimana dari target yang
ditetapkan sebesar 72% pada tahun 2020, berhasil dilaksanakan realisasi sebesar
78%, sehingga kinerja mencapai 108,33%.

4. IKSS-4: Indeks pengembangan kompetensi sumber daya manusia aparatur


PUPR.

IKSS ini didukung dan dilaksanakan oleh Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
(BPSDM), dimana dari target yang ditetapkan sebesar 70% pada tahun 2020, berhasil
dilaksanakan realisasi sebesar 70,59%, sehingga kinerja mencapai 100,84%. Hal ini
menandakan bahwa BPSDM berhasil menjalankan tugas dan fungsinya dalam: 1)
Mencetak Aparatur Sipil Negara (ASN) yang kompeten melalui pendidikan dan
pelatihan, dan pejabat yang memenuhi standar kompetensi jabatan; 2) Memenuhi
pengembangan kompetensi pegawai; dan 3) Meningkatkan dan menjaga tingkat
kepuasan pengguna layanan.

Laporan Kinerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2020 IV - 27
5. IKSS-5: Tingkat keselarasan dukungan infrastruktur di kawasan strategis.

IKSS ini dilaksanakan dan menjadi tanggung jawab Badan Pengembangan


Infrastruktur Wilayah, dimana dari target yang ditetapkan sebesar 60% pada tahun
2020, berhasil dilaksanakan realisasi sebesar 69,48%, sehingga kinerja mencapai
115,8%. Capaian tersebut diperkuat dengan cukup intensifnya iterasi dan pembahasan
rencana dan penajaman program dengan kementerian/lembaga lain, sehingga
program-program yang dirumuskan telah memperhitungkan keterkaitannya dengan
rencana pengembangan sektor lain di luar sektor pekerjaan umum dan perumahan
rakyat, antara lain sektor perhubungan, pertanian, perindustrian, pariwisata, dan
sektor lainnya.

Dari total 150 kawasan yang ditargetkan melalui IKSS-3, hingga tahun 2020 ini BPIW
telah menangani 173 kawasan melalui dokumen perencanaan dan pemrograman
infrastruktur PUPR yang telah dibahas baik dengan kementerian/lembaga terkait
ataupun dengan pemerintah daerah sebagai stakeholders external pengembangan
infrastruktur PUPR. Capaian ini menunjukan kinerja BPIW telah melampaui target
dengan adanya penambahan 23 kawasan yang ditangani.

6. IKSS-6: Tingkat keandalan sumber daya konstruksi.

IKSS ini didukung dan dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Bina Konstruksi, dimana
dari target yang ditetapkan sebesar 43% pada tahun 2020, berhasil dilaksanakan
realisasi sebesar 47,25%, sehingga kinerja mencapai 108,96%. Melalui Direktorat
Pengembangan Jasa Konstruksi, pemenuhan capaian target untuk tingkat keandalan
sumber daya konstruksi ini diperoleh melalui pengelolaan dan penerapan NSPK
penyelenggaraan konstruksi terhadap pekerjaan konstruksi yang sedang dijalankan
oleh Kementerian PUPR di tahun 2020.

Tabel 4.9 Capaian Kinerja Sasaran Strategis 5

Sasaran Strategis/Indikator Kinerja Satuan Target Capaian Kinerja


SS-5 Meningkatnya kualitas tata kelola Kementerian PUPR dan tugas teknis lainnya
IKSS-1 Tingkat kualitas tata kelola Kementerian PUPR % 72,39 79,20 109,40%
Tingkat pemenuhan investasi/pembiayaan
infrastruktur PUP yang didukung sistem,
IKSS-2 % 100,00 116,88 116,88%
kebijakan dan strategi pembiayaan yang
efisien dan efektif
Persentase kualitas pengawasan intern dalam
IKSS-3 % 72,00 78,00 108,33%
penyelenggaraan infrastruktur
Indeks pengembangan kompetensi SDM
IKSS-4 % 70,00 70,59 100,84%
aparatur PUPR
Tingkat keselarasan dukungan infrastruktur di
IKSS-5 % 60,00 69,48 115,80%
kawasan strategis
IKSS-6 Tingkat keandalan sumber daya konstruksi % 43,00 47,25 108,96%
SP Meningkatnya dukungan manajemen dan tugas teknis lainnya
Tingkat kualitas dukungan manajemen
IKSP-1 % 55,92 67,98 121,57%
Kementerian PUPR dan tugas teknis lainnya

IV - 28 Laporan Kinerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2020
Sasaran Strategis/Indikator Kinerja Satuan Target Capaian Kinerja
Tingkat ketersediaan KPBU infrastruktur PUP
yang siap dikerjasamakan dan didukung
IKSP-2 % 100,00 98,93 98,93%
sistem, kebijakan dan strategi pembiayaan
yang efisien dan efektif
Tingkat kualitas pengawasan intern
IKSP-3 % 72,00 78,00 108,33%
Kementerian PUPR
Indeks pengembangan kompetensi SDM
IKSP-4 % 70,00 70,59 100,84%
aparatur PUPR
Tingkat pemanfaatan kebijakan, strategi
IKSP-5 % 60,00 69,48 115,80%
perencanaan dan pemrograman
IKSP-6 Tingkat kualitas sumber daya konstruksi % 43,00 47,25 108,96%
Sumber: Hasil perhitungan unit organisasi, 2021

Sasaran Strategis “Meningkatnya kualitas tata kelola Kementerian PUPR dan tugas teknis
lainnya” didukung oleh Sasaran Program “Meningkatnya dukungan manajemen dan tugas
teknis lainnya” yang diukur dengan menggunakan 8 Indikator Kinerja Sasaran Program (IKSP)
sebagai berikut:

1. IKSP-1: Tingkat kualitas dukungan manajemen Kementerian PUPR dan


tugas teknis lainnya.

Pengukuran IKSP ini berdasarkan indikator kinerja dari perhitungan unit kerja di
lingkungan Sekretariat Jenderal, dimana indikator tersebut sudah mewakili kinerja
seluruh unit organisasi. Pembobotan kinerja dari unit organisasi tidak dilakukan untuk
mencegah double counting, namun demikian ditetapkan indikator kinerja generik yang
mewakili kinerja Program Dukungan Manajemen di tiap unit organisasi.

Capaian IKSP “Tingkat kualitas dukungan manajemen Kementerian PUPR dan tugas
teknis lainnya” adalah sebesar 67,61% dari target 55,92%, sehingga kinerja pada
tahun 2020 mencapai 120,92%.

2. IKSP-2: Tingkat ketersediaan KPBU infrastruktur pekerjaan umum dan


perumahan yang siap dikerjasamakan dan didukung sistem, kebijakan dan
strategi pembiayaan yang efisien dan efektif.

IKSP ini mendukung pelaksanaan Sasaran Program “Meningkatnya dukungan


manajemen dan tugas teknis lainnya” yang kemudian mendukung pada pencapaian
IKSS “Tingkat pemenuhan investasi/pembiayaan infrastruktur pekerjaan umum dan
perumahan yang didukung sistem, kebijakan dan strategi pembiayaan yang efisien
dan efektif”, yang dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Pembiayaan Infrastruktur
Pekerjaan Umum dan Perumahan.

Capaian IKSP “Tingkat ketersediaan KPBU infrastruktur pekerjaan umum dan


perumahan yang siap dikerjasamakan dan didukung sistem, kebijakan dan strategi
pembiayaan yang efisien dan efektif” hanya dapat dicapai sebesar 98,93% dari target
100%, sehingga kinerja yang diperoleh sebesar 98,93%.

Laporan Kinerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2020 IV - 29
Kendala yang menyebabkan tidak tercapainya realisasi target atas IKSP ini adalah
sebagai berikut:

a. Proses permohonan fasilitas penyiapan proyek dan pendampingan transaksi


(Project Development Facility/PDF) ke Kementerian Keuangan membutuhkan
waktu yang cukup lama sehingga proses transaksi KPBU menjadi mundur.
b. Penerbitan penetapan lokasi sebelum pengumuman prakualifikasi.
c. Pada proyek unsolicited, calon pemrakarsa sering terlambat/tidak ada kejelasan
batas waktu dalam menyampaikan dokumen feasibility study/FS (Studi
Kelayakan).
d. Adanya persyaratan-persyaratan khusus yang harus dipenuhi untuk proyek
pengembalian investasi availability payment/AP.
e. Belum adanya benchmark proyek KPBU bidang perumahan, sehingga dalam
penyusunan studi/kebijakan terkait KPBU perlu koordinasi dengan stakeholder
terkait.
f. Lokasi KPBU perumahan yang diprioritaskan merupakan lahan BMN Kementerian
PUPR.
3. IKSP-3: Tingkat kualitas pengawasan intern Kementerian PUPR.

IKSP ini didukung dan dilaksanakan oleh Inspektorat Jenderal, dengan capaian pada
tahun 2020 sebesar 78% dari target 72%, sehingga kinerja yang diperoleh mencapai
108,33%. Hal ini menandakan tingkat kapabilitas Inspektorat Jenderal melalui level
internal audit capability model, tingkat kualitas pengawasan kinerja dan keuangan,
dan tingkat dukungan manajemen pengawasan Kementerian PUPR telah melampaui
target.

4. IKSP-4: Indeks pengembangan kompetensi sumber daya manusia aparatur


PUPR.

IKSP ini didukung dan dilaksanakan oleh Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia,
dengan capaian pada tahun 2020 sebesar 70,59% dari target 70%, sehingga kinerja
yang diperoleh mencapai 100,84%.

5. IKSP-5: Tingkat pemanfaatan kebijakan, strategi perencanaan dan


pemrograman.

IKSP yang dilaksanakan oleh Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah ini dihitung
dengan membandingkan jumlah kawasan yang ditangani dengan perencanaan dan
pemrograman infrastruktur PUPR pada tahun 2020 dengan jumlah kawasan yang
ditargetkan dalam RPJMN 2020-2024. Penanganan perencanaan dan pemrograman
infrastruktur PUPR pada kawasan strategis yang telah dilaksanakan pada periode
2015-2019 dijadikan baseline sehingga apabila dijumlahkan dengan penanganan
perencanaan dan pemrograman infrastruktur PUPR di 249 kawasan strategis yang
tersebar di seluruh Indonesia pada tahun 2020, maka BPIW mencapai realisasi sebesar
69,48%.

IV - 30 Laporan Kinerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2020
Hal ini menunjukan bahwa capaian telah melampaui target yang ditetapkan sebesar
60% pada tahun 2020, dimana ada penambahan 9,48% atau 23 kawasan yang
tertangani selama tahun 2020. Realisasi ini diberikan dengan adanya koordinasi yang
baik antara BPIW dengan unit organisasi teknis di lingkungan Kementerian PUPR
terutama Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Direktorat Jenderal Bina Marga,
Direktorat Jenderal Cipta Karya, dan Direktorat Jenderal Perumahan.

6. IKSP-6: Tingkat kualitas sumber daya konstruksi.

IKSP ini didukung dan dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Bina Konstruksi, dengan
capaian pada tahun 2020 sebesar 47,25% dari target 43%, sehingga kinerja yang
diperoleh mencapai 108,96%. Melalui Direktorat Pengembangan Jasa Konstruksi,
pemenuhan capaian target untuk tingkat keandalan sumber daya konstruksi ini didapat
melalui pengelolaan dan penerapan NSPK penyelenggaraan konstruksi pada pekerjaan
konstruksi yang sedang dijalankan oleh Kementerian PUPR di tahun 2020.

Laporan Kinerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2020 IV - 31
IV.2 Perbandingan Kinerja Kementerian

IV.2.1 Perbandingan Kinerja Tahun Lalu

A. Capaian Kinerja Tahun 2019

Capaian kinerja Sasaran Strategis Kementerian PUPR tahun 2019 didapatkan melalui skema
pembobotan pada masing-masing Indikator Kinerja Sasaran Strategis/Sasaran Program/
Indikator Kinerja Sasaran Program pembentuknya. Dengan pertimbangan tren alokasi
anggaran dan kesepakatan, pembobotan diberikan rata untuk masing-masing Sasaran
Strategis.

Tabel 4.10 Capaian Kinerja Tahun 2019

No Sasaran Strategis/Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Kinerja


Meningkatnya keterpaduan pembangunan
infrastruktur PUPR antar daerah, antar % 100,00 101.51 101.51
sektor, dan antar tingkat pemerintahan
SS1
Indeks rasio dukungan infrastruktur
1. PUPR terhadap keterpaduan % 100,00 101.51 101.51
pengembangan kawasan
Meningkatnya dukungan untuk kedaulatan
% 88.32 84.92 96.16
pangan dan ketahanan energi
SS2 1. Tingkat dukungan ketahanan air % 88.25 85.44 96.82
Tingkat dukungan pengendalian lumpur
2. % 90.50 68.24 75.40
Sidoarjo
Meningkatnya dukungan konektivitas bagi
% 94.10 90.49 96.16
SS3 penguatan daya saing
1. Tingkat konektivitas jalan nasional % 94.10 90.49 96.16
Meningkatnya dukungan layanan
infrastruktur dasar permukiman dan % 95,00 101.47 106.81
SS4 perumahan
Tingkat pelayanan infrastruktur dasar
1. % 95,00 101.47 106.81
permukiman dan perumahan
Meningkatnya tata kelola Kementerian PUPR % 100,00 109.09 109.09
SS5
1. Indeks/tata kelola Kementerian PUPR % 100,00 109.09 109.09
Kinerja Kementerian PUPR 101,95
Sumber: Laporan Kinerja Kementerian PUPR 2019

Dengan dilakukannya pembobotan pada Indikator Kinerja Sasaran Strategis/Sasaran


Program/Indikator Kinerja Sasaran Program pembentuknya untuk mendapatkan nilai capaian
kinerja Sasaran Strategis, maka dapat dihitung capaian kinerja Kementerian PUPR tahun 2019
sebesar 101,95% dengan predikat sangat memuaskan. Namun, apabila diperbandingkan
dengan capaian kinerja pada tahun 2018 yakni sebesar 106,58%, maka capaian kinerja
Kementerian PUPR tahun 2019 mengalami penurunan. Hal ini dikarenakan adanya perubahan
Sasaran Strategis, yaitu dari 15 Sasaran Strategis tahun 2015-2017 (sesuai Peraturan Menteri
PUPR Nomor 13.1 Tahun 2015 tentang Rencana Strategis Kementerian PUPR Tahun 2015-
2019) menjadi 5 Sasaran Strategis pada tahun 2018-2019 (sesuai Peraturan Menteri PUPR

IV - 32 Laporan Kinerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2020
Nomor 08 Tahun 2018 tentang Perubahan Pertama Atas Peraturan Menteri PUPR Nomor 13.1
Tahun 2015 tentang Rencana Strategis Kementerian PUPR Tahun 2015-2019).

B. Capaian Kinerja Tahun 2020

Capaian kinerja Sasaran Strategis Kementerian PUPR untuk tahun 2020 tidak lagi dihitung
dengan metode pembobotan, namun dihitung terhadap masing-masing Indikator Kinerja
Sasaran Strategis sesuai manual pengukuran indikator kinerja pada lampiran Rencana
Strategis Kementerian PUPR 2020 – 2024. Selain itu, dengan adanya perbedaan struktur
strategi Kementerian PUPR, yang meliputi Sasaran Strategis beserta indikator kinerja
pembentuknya, Sasaran Program beserta indikator kinerja pembentuknya, dan Sasaran
Kegiatan beserta indikator kinerja pembentuknya, maka pengukuran capaian kinerja hanya
dilakukan pada indikator kinerja pembentuknya.

Berdasarkan penghitungan rerata capaian indikator kinerja pada masing-masing Sasaran


Strategis, maka capaian kinerja Kementerian PUPR tahun 2020 adalah sebesar 111,13%.
Dibandingkan dengan capaian kinerja Kementerian PUPR pada tahun sebelumnya (2019),
terdapat peningkatan kinerja sebesar 9,18%, yang menunjukkan besarnya komitmen
unit organisasi di lingkungan Kementerian PUPR dalam menjalankan tugas dan fungsinya serta
dalam menjawab tantangan organisasi dan tantangan nasional.

IV.2.2 Perbandingan Kinerja Terhadap Target Nasional

Capaian terhadap target nasional diberikan melalui output utama Kementerian PUPR
berdasarkan Rencana Strategis Kementerian PUPR 2020 – 2024 yang telah disinergikan
dengan arahan pembangunan nasional sebagaimana diamanatkan dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020 – 2024.

A. Sektor Sumber Daya Air

Output utama/prioritas sektor sumber daya air meliputi: 1) Pembangunan bendungan baru;
2) Ketersediaan air baku; 3) Pembangunan daerah irigasi; 4) Rehabilitasi jaringan irigasi; dan
5) Pengendali banjir dan pengaman pantai. Target dan realisasi pada masing-masing output
utama tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 4.11 Kinerja Target Nasional Sektor Sumber Daya Air


Target 2020
No Output Utama Satuan
2020 - 2024 Target Capaian Kinerja
1 Bendungan baru unit 61 45 46 102,22%
2 Ketersediaan air baku m3/detik 50 4,10 2,52 61,46%
Pembangunan daerah
3 ha 500.000 45.000 11.236 24,97%
irigasi
Rehabilitasi jaringan
4 ha 2.000.000 80.000 58.130 72,66%
irigasi
Pengendali banjir dan
5 km 1.982 176,4 114,8 65,08%
pengaman pantai
Sumber: RPJMN 2020 – 2024, Renstra Kementerian PUPR 2020 – 2024, Data unit organisasi 2021

Laporan Kinerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2020 IV - 33
B. Sektor Bina Marga

Berdasarkan Renstra Kementerian PUPR 2020 – 2024, arah kebijakan penyelenggaraan jalan
adalah peningkatan konektivitas jalan nasional dengan strategi yang digunakan untuk
mengimplementasikan kebijakan tersebut diantaranya melalui preservasi jalan,
pembangunan jalan dan jembatan, dan penataan jalan nasional di kawasan perkotaan.
Output utama/prioritas terkait peningkatan konektivitas jalan nasional meliputi: 1)
Pembangunan jalan tol; 2) Pembangunan jalan baru; 3) Pembangunan jembatan; dan 4)
Pembangunan flyover/underpass, dengan target dan realisasi masing-masing sebagai
berikut:

Tabel 4.12 Kinerja Target Nasional Sektor Bina Marga

Target 2020
No Output Utama Satuan
2020 - 2024 Target Capaian Kinerja
1 Jalan tol km 2.513 338,4 246 72,70%
2 Jalan baru km 3.000 458,6 463 100,96%
3 Jembatan m 38.328 18.624,30 16.293,00 87,48%
4 Flyover/Underpass m 31.053 2.815 987 35,06%
Sumber: RPJMN 2020 – 2024, Renstra Kementerian PUPR 2020 – 2024, Data unit organisasi 2021

C. Sektor Cipta Karya

Mengacu pada Sasaran Strategis yang didukung dan diselenggarakan oleh Direktorat
Jenderal Cipta Karya, yakni terkait peningkatan pelayanan infrastruktur permukiman yang
layak dan aman melalui pendekatan smart living, arah kebijakan penyelenggaraan
pengembangan infrastruktur permukiman dengan pendekatan smart living diantaranya
meliputi kebijakan peningkatan akses air minum layak dan aman, peningkatan akses sanitasi
layak dan aman, dan peningkatan kualitas permukiman. Berdasarkan arah kebijakan
tersebut, output utama/prioritas terkait sektor ke-cipta karya-an adalah: 1) Akses air minum
layak; 2) Akses sanitasi layak; 3) Penanganan permukiman kumuh; 4) Hunian dengan akses
sampah terkelola baik di perkotaan; dan 5) Pembangunan dan rehabilitasi sarana prasarana
pendidikan, olahraga, dan pasar, dengan target dan realisasi masing-masing sebagai berikut:

Tabel 4.13 Kinerja Target Nasional Sektor Cipta Karya

Target 2020
No Output Utama Satuan
2020 - 2024 Target Capaian Kinerja
Pembangunan dan
lt/detik 100% 1.605 61,5 3,83%
Peningkatan SPAM
1 Perluasan SPAM SR 878.000 110.000 13.371 12,15%
SPAM Berbasis
SR 2.000.000 400.000 621.750 155,44%
Masyarakat
2 Pengelolaan air limbah KK 90% 104.000 336.236 323,30%
Penanganan
3 KK 100% 411.000 559.220 136,06%
persampahan

IV - 34 Laporan Kinerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2020
Target 2020
No Output Utama Satuan
2020 - 2024 Target Capaian Kinerja
Penanganan kawasan
4 ha 10.000 Ha 920 262 28,48%
kumuh
Pembangunan dan
rehabilitasi prasarana &
5 sarana pendidikan, unit 5.555 Unit 1.437 472 32,85%
olahraga (termasuk
venue PON), dan pasar
Sumber: RPJMN 2020 – 2024, Renstra Kementerian PUPR 2020 – 2024, Data unit organisasi 2021

D. Sektor Perumahan

Arah kebijakan pembangunan perumahan berdasarkan Renstra Kementerian PUPR 2020 –


2024, berfokus salah satunya pada optimalisasi penyediaan rumah layak huni dengan
melanjutkan Program Sejuta Rumah, dengan strategi:

1) Pembangunan rumah susun, terutama untuk MBR dan ASN, serta untuk mendukung
pengembangan perkotaan (termasuk TOD), industri (KI/KEK), pendidikan,
keagamaan, Ibu Kota Negara (IKN), dan kawasan pertumbuhan ekonomi lainnya;
2) Pembangunan rumah khusus bagi masyarakat terdampak bencana dan program
pembangunan pemerintah/perbatasan/tertinggal/terluar, wilayah pesisir dan
kebutuhan khusus lainnya;
3) Penanganan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) bagi MBR, dukungan penanganan
kumuh perkotaan, serta untuk mendukung pengembangan fungsi pariwisata; dan
4) Pemberian bantuan pembangunan PSU untuk mendukung pembangunan perumahan
bagi MBR, termasuk perumahan skala besar untuk MBR dan perumahan yang
dibangun berbasis komunitas.

Mengacu pada strategi pembangunan perumahan tersebut, output utama/prioritas di sektor


perumahan meliputi rumah susun, rumah khusus, rumah swadaya, dan PSU perumahan,
dengan target dan realisasi masing-masing sebagai berikut:

Tabel 4.14 Kinerja Target Nasional Sektor Perumahan

Target 2020
No Output Utama Satuan
2020 - 2024 Target Capaian Kinerja
1 Rumah Susun unit 51.340 1.171 823 70,28%
2 Rumah Khusus unit 10.000 822 1.575 191,61%
3 Rumah Swadaya unit 813.660 230.550 233.298 101,19%
4 PSU Perumahan unit 262.345 8.500 11.514 135,46%
Sumber: RPJMN 2020 – 2024, Renstra Kementerian PUPR 2020 – 2024, Data unit organisasi 2021

Laporan Kinerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2020 IV - 35
IV.3 Realisasi Anggaran

Penyerapan anggaran Kementerian PUPR menunjukkan hasil yang baik yaitu sebesar 93,99%,
mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2019 yaitu 83,05%. Capaian penyerapan
anggaran terbaik di tahun 2020 diberikan oleh Program Penyelenggaraan Jalan (97,52%),
sedangkan penyerapan terendah pada Program Pengembangan Pembiayaan Infrastruktur
Pekerjaan Umum dan Perumahan (44,81%). Penyesuaian anggaran karena pandemi Covid-
19 tidak menjadi penghambat proses penyerapan anggaran, karena refocusing anggaran
tetap menyasar langsung pada penanganan dampak pandemi Covid-19. Sebagai wujud
implementasi penanganan dampak pandemi tersebut, Kementerian PUPR turut berpartisipasi
dalam mendukung program Pemulihan Ekonomi Nasional melalui program padat karya tunai,
penanganan ketahanan pangan yang diwujudkan dalam dukungan Food Estate,
pengembangan konektivitas, peningkatan kesehatan dan lingkungan masyarakat,
peningkatan investasi pada kawasan strategis nasional, dan peningkatan ketahanan bencana
dan perubahan iklim.

Nilai efisiensi anggaran Kementerian PUPR adalah 102% (diukur dari perbandingan persentase
output fisik dengan penyerapan anggaran) dengan nilai efisiensi tertinggi pada Program
Pembinaan Konstruksi. Hal tersebut menunjukkan bahwa dengan lebih rendahnya realisasi
anggaran dibandingkan target/prognosis (81,40%), output-output prioritas yang ditargetkan
tetap dapat dipenuhi (fisik 93,73%). Selain itu, Kementerian PUPR juga telah membuktikan
kepada masyarakat bahwa pembangunan infrastruktur yang dilakukan telah dapat
memberikan dampak dan manfaat bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat dan
pertumbuhan ekonomi nasional.

Tabel 4.15 Realisasi Anggaran Tahun 2020 per Program

Progres (%) Nilai


Pagu Realisasi
No Program Efisiensi
(Rp ribu) (Rp ribu)
Keu Fis (%)

Program
Dukungan
Manajemen dan
1 Pelaksanaan 266.307.356 232.924.463 87,46 92,67 106
Tugas Teknis
Lainnya
Kementerian PUPR
Program
Peningkatan
Sarana dan
2 235.748.034 212.106.332 89,97 93,88 104
Prasarana
Aparatur
Kementerian PUPR
Program
Pengawasan dan
Peningkatan
3 103.744.238 92.884.689 89,53 97,38 109
Akuntabilitas
Aparatur
Kementerian PUPR

IV - 36 Laporan Kinerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2020
Progres (%) Nilai
Pagu Realisasi
No Program Efisiensi
(Rp ribu) (Rp ribu)
Keu Fis (%)

Program
4 Penyelenggaraan 48.450.468.470 47.250.939.391 97,52 98,73 101
Jalan
Program
Pembinaan dan
5 Pengembangan 16.802.855.504 14.966.710.927 89,07 91,63 103
Infrastruktur
Permukiman
Program
6 Pengelolaan 30.893.734.690 28.652.170.151 92,74 92,97 100
Sumber Daya Air
Program
7 Pengendalian 239.778.694 221.637.804 92,43 100 108
Lumpur Sidoarjo
Program
8 Pengembangan 7.917.660.914 7.454.013.018 94,14 97,63 104
Perumahan
Program Penelitian
dan
9 369.425.686 308.720.368 83,57 95,54 114
Pengembangan
Kementerian PUPR
Program
10 Pembinaan 613.506.738 499.374.094 81,4 93,73 115
Konstruksi
Program
Pengembangan
11 205.748.635 183.313.196 89,1 99,53 112
Infrastruktur
Wilayah
Program
Pengembangan
12 416.474.512 357.907.159 85,94 98,14 114
Sumber Daya
Manusia
Program
Pengembangan
Pembiayaan
13 643.609.701 288.423.015 44,81 45,78 102
Infrastruktur
Pekerjaan Umum
dan Perumahan
TOTAL 107.159.063.172 100.721.124.607 93,99 95,41 102
Sumber: eMonitoring Pelaksanaan 2020; status data 23 Januari 2021, 16.00 WIB

Penyerapan anggaran terbagi menjadi belanja pegawai, belanja barang (operasional dan non
operasional), dan belanja modal. Penyerapan anggaran tertinggi pada belanja modal sebesar
94,92% atau Rp 67,57 triliun. Sementara belanja barang terserap sebesar 92,68% atau Rp
30,53 triliun dan belanja pegawai sebesar 86,23% atau Rp 2,60 triliun. Penyerapan anggaran
untuk belanja barang cukup tinggi karena adanya alokasi anggaran untuk penanganan
pandemi Covid-19 berupa belanja operasional dan non operasional di setiap unit organisasi di
lingkungan Kementerian PUPR. Penyerapan anggaran pada belanja pegawai juga cukup tinggi
dengan adanya pembayaran gaji dan tunjangan pegawai pada pembentukan unit kerja baru
(Direktorat Kepatuhan Intern maupun Bidang Kepatuhan Intern di setiap unit organisasi di

Laporan Kinerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2020 IV - 37
lingkungan Kementerian PUPR, beberapa Balai Pelaksana Jalan Nasional dan Balai
Perumahan), penyesuaian tunjangan pegawai sesuai tingkatan dan keahlian jabatan
fungsional, pembayaran gaji dan tunjangan pegawai yang naik pangkat dan golongan. Belanja
barang tidak terserap sekitar Rp 2,41 triliun karena adanya perubahan kebijakan sebagai
dampak dari pandemi Covid-19, meliputi tidak terlaksananya beberapa agenda kegiatan non
fisik (workshop, FGD, seminar, rapat, dan perjalanan dinas), serta pekerjaan yang gagal lelang
sehingga honor-honor dan administrasi kegiatan banyak tidak terserap. Sisa belanja barang
tidak terserap tertinggi berada di Ditjen. Cipta Karya khususnya Balai Prasarana Permukiman
Wilayah, karena keterlambatan terbitnya DIPA sehingga kegiatan terlambat dilaksanakan dan
honor tidak terserap. Belanja modal tidak terserap sebesar Rp 3,61 triliun karena adanya
beberapa kendala dalam pembangunan fisik infrastruktur yaitu:

1. Perubahan organisasi dan tata kerja yang mengakibatkan keterlambatan penerbitan SK


Pejabat Inti Satuan Kerja (PISK) dan DIPA;
2. Penambahan tugas (direktif Presiden dan Menteri) di tahun berjalan;
3. Revisi DIPA yang mengakibatkan keterlambatan pekerjaan;
4. Kendala dalam pembebasan lahan (lokasi tidak siap);
5. Beberapa pekerjaan gagal lelang;
6. Perubahan desain di tahun berjalan.

Tabel 4.16 Realisasi Anggaran Tahun 2020 per Belanja

Pagu Realisasi
No Jenis Belanja Selisih
(Rp ribu) Total Rp ribu % Keu
1 Pegawai 3.022.959.360 3.022.959.360 86,23 416.250.911
2 Barang 32.948.956.301 30.537.948.241 92,68 2.411.017.060
- Operasional 2.074.922.615 1.940.411.387 93,52 134.511.228
- Non Operasional 30.874.042.686 28.597.536.854 92,63 2.276.505.832
3 Modal 71.187.138.511 67.576.467.918 94,93 3.610.670.593
TOTAL 107.159.063.172 100.721.124.607 93,99 6.437.938.565
Sumber: eMonitoring Pelaksanaan 2020; status data 23 Januari 2021, 16.00 WIB

Data realisasi anggaran tahun 2020 per belanja berdasarkan eMonitoring Pelaksanaan 2020
telah sesuai dengan data Laporan Realisasi Anggaran Kementerian PUPR berdasarkan aplikasi
e-Rekon, dimana penyerapan anggaran tertinggi ada pada belanja modal mencapai 95% atau
sebesar Rp 67,5 triliun.

Tabel 4.17 Realisasi Anggaran Kementerian PUPR TA 2020, e-Rekon


No Jenis Belanja Pagu (Rp) Realisasi (Rp) % Keu
1 Pegawai 3.022.959.360.000 2.603.844.176.503 86
2 Barang 32.948.965.301.000 30.632.387.695.319 93
3 Modal 71.187.138.511.000 67.556.829.991.640 95
Jumlah 107.159.054.172.000 100.793.061.863.462 94
Sumber: Laporan Realisasi Anggaran Kementerian PUPR (e-Rekon), status data 31 Desember 2020

IV - 38 Laporan Kinerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2020
IV.4 Upaya Peningkatan Akuntabilitas

Berdasarkan Surat Menteri PAN dan RB No. B/93/M.AA.05/2019 tentang Hasil Evaluasi atas
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019, diberikan beberapa rekomendasi
sebagai berikut:

1. Dalam penyusunan Renstra 2020 – 2024 agar memperhatikan muatan yang


terkandung dalam RPJMN, memperbaiki definisi kinerja sesuai isu strategis dan mandat
instansi serta menetapkan indikator kinerja yang relevan dan terukur.
2. Menyempurnakan cascade kinerja dari level organisasi sampai ke individu dengan
memperhatikan keterkaitan proses mewujudkan kinerja instansi, tugas dan fungsi
organisasi, serta tujuan dibentuknya organisasi sehingga dipastikan bahwa setiap level
unit organisasi sampai individu memiliki kontribusi kinerja yang jelas secara berjenjang
sesuai levelnya dalam pencapaian sasaran instansi.
3. Menyempurnakan proses bisnis untuk memastikan hasil kinerja dan indikator kinerja
yang telah disempurnakan dapat tercapai dan selaras dengan penyusunan
kelembagaan.
4. Mendorong pelaksanaan reviu kinerja secara berjenjang baik pada tingkatan organisasi
maupun individu. Reviu kinerja ini dilakukan dengan meningkatkan penerapan sistem
aplikasi pemantauan kinerja mulai dari penetapan rencana aksi kinerja, pemantauan,
dan evaluasi capaian kinerja.
5. Meningkatkan kualitas evaluasi program dengan melakukan reviu secara berkala
terhadap kegiatan dan komponen anggaran secara berkala dengan mengacu pada
penyempurnaan indikator kinerja.
6. Meningkatkan kualitas evaluasi akuntabilitas kinerja di tingkat unit kerja dengan
memperbaiki mekanisme pelaksanaan evaluasi, meningkatkan kualitas evaluator dan
melakukan monitoring terhadap tindak lanjut rekomendasi hasil evaluasi akuntabilitas
kinerja pada unit kerja secara berkala.
7. Membangun mekanisme reward and punishment terkait kualitas penerapan SAKIP di
lingkungan Kementerian PUPR serta menumbuhkan budaya kinerja di seluruh unit
kerja.
Dalam rangka menindaklanjuti rekomendasi Kementerian PAN dan RB tersebut, guna
memenuhi target nilai SAKIP A, pada tahun 2020 ini telah dilakukan beberapa upaya
peningkatan akuntabilitas kinerja di Kementerian PUPR, di antaranya:

1. Meningkatkan kualitas perencanaan dan penetapan indikator kinerja yang relevan dan
terukur melalui penetapan Peraturan Menteri PUPR No. 23 Tahun 2020 tentang
Rencana Strategis Kementerian PUPR Tahun 2020-2024.
2. Menyusun cascading kinerja tingkat kementerian sampai individu pegawai (SKP)
dengan melakukan integrasi antara eSAKIP (kinerja organisasi) dengan eKinerja
(kinerja individu) sehingga setiap entitas memiliki ukuran kinerja yang jelas dan
terukur. Pada tahun 2020, telah dilakukan cascading kinerja tingkat kementerian
sampai individu pegawai (SKP) dengan pilot project pada unit organisasi Ditjen. Bina

Laporan Kinerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2020 IV - 39
Marga melalui surat Direktur Jenderal Bina Marga No. Kp.08.01-B5/796 tentang
Penetapan Pilot Project Penyusunan Sasaran Kerja Pegawai (SKP) Direktorat Jenderal
Bina Marga dan Ditjen. Cipta Karya melalui surat Direktur Jenderal Cipta Karya No.
08.0202-Dc/106 tentang Tindak Lanjut Usulan Penunjukan Direktorat Jenderal Cipta
Karya sebagai Lokus Pilot Project Penerapan PP Nomor 30 Tahun 2019. Selain hal
tersebut, juga dilakukan penilaian multirating 3600 guna menilai perilaku kinerja
individu yang kemudian digabung dengan pengukuran sasaran kinerja yang akan
menghasilkan nilai kinerja individu secara keseluruhan.
3. Menyempurnakan proses bisnis di masing-masing unit organisasi dengan mengacu
pada Peraturan Menteri PUPR No. 13 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian PUPR, serta mengacu pada penetapan Indikator Kinerja Sasaran
Strategis, Sasaran Program, dan Sasaran Kegiatan sesuai unit organisasi yang
mendukung indikator kinerja tersebut sebagaimana tertuang pada Peraturan Menteri
PUPR No. 23 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian PUPR Tahun 2020-
2024. Selain hal tersebut, pada tahun 2020 juga telah dilakukan pemetaan proses
bisnis level 1 di tingkat unit organisasi berdasarkan surat Sekretaris Jenderal No.
OR.02-01-sp/2674 tanggal 25 November 2020.
4. Melaksanakan pemantauan kinerja melalui peningkatan pemanfaatan aplikasi eSAKIP
dalam pengelolaan kinerja mulai dari perjanjian kinerja, pemantauan, dan evaluasi
kinerja hingga level satuan kerja, sebagaimana dapat diakses melalui laman
https://esakip.pu.go.id.
5. Melalui pemanfaatan aplikasi eSAKIP, reviu kinerja bulanan dapat dilakukan pada
kinerja program/kegiatan/output pada masing-masing unit organisasi, untuk
mendukung pencapaian Sasaran Strategis Kementerian PUPR.
6. Meningkatkan kualitas evaluasi akuntabilitas kinerja melalui evaluasi internal maupun
bimbingan teknis implementasi akuntabilitas kinerja sesuai pedoman evaluasi SAKIP.
Dalam rangka meningkatkan kualitas evaluator, pada tahun 2020 telah dilaksanakan
Bimbingan Teknis Evaluator Akuntabilitas Kinerja Kementerian PUPR melalui Surat
Kepala Biro Perencanaan Anggaran dan Kerjasama Luar Negeri, Sekretariat
Jenderal Kementerian PUPR No. UM.01.02-Sr/230 tanggal 6 Oktober 2020 perihal
Ralat Undangan Bimbingan Teknis Evaluator SAKIP di Lingkungan Kementerian PUPR.
7. Mekanisme reward and punishment dalam rangka menumbuhkan budaya kinerja di
seluruh unit kerja di lingkungan Kementerian PUPR diimplementasikan dalam bentuk
pemberian penghargaan “Pegawai Teladan dan Berprestasi”, di mana pada tahun 2020
diberikan pada saat Hari Bhakti PUPR 3 Desember 2020.

IV - 40 Laporan Kinerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2020
IV.5 Penghargaan

Pada tahun 2020, telah diperoleh beberapa penghargaan bagi Kementerian PUPR sebagai
wujud apresiasi atas tercapainya kinerja yang baik (Lampiran 2), antara lain:

1. Penghargaan dukungan kegiatan penanggulangan bencana sepanjang tahun 2019 dari


Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), 4 Februari 2020.
2. Penghargaan Gold Winner Kategori The Best of Government InMA 2020 untuk Majalah
Kiprah Kementerian PUPR dari Serikat Perusahaan Pers Banjarmasin, 7 Februari 2020.
3. Penghargaan Silver Winner Kategori Kementerian, Sub Kategori Media Cetak untuk
Majalah Kiprah Vol. 100/Tahun XIX/Edisi September 2019 pada acara The 5th PR
Indonesia Awards 2020 melalui live streaming di kanal YouTube PR Indonesia
Magazine, 20 April 2020.
4. Penghargaan The Most Popular in Media Awards Category Mainstream Media
Monitoring Kategori Kementerian pada acara The 5th PR Indonesia Awards 2020
melalui live streaming di kanal YouTube PR Indonesia Magazine, 20 April 2020.
5. Penghargaan Strategi Nasional Pencegahan Korupsi (Stranas PK) Kategori Praktik Baik
Reformasi Birokrasi dari Komisi Pencegahan Korupsi (KPK), 26 Agustus 2020.
6. Penghargaan Top 21 Inovasi Pelayanan Publik Penanganan COVID-19 untuk Wisma
Atlet Kemayoran dan Rusunawa – Kementerian PUPR: Solusi Nyata Penanganan
COVID-19 di Indonesia pada acara live streaming di kanal YouTube Kementerian
PANRB, Rabu 26 Agustus 2020, dengan penyerahan penghargaan pada 25 November
2020.
7. Penghargaan PR Indonesia Most Popular Leader in Social Media 2020 Kategori Menteri
pada The 6th Jambore PR INDONESIA yang disiarkan melalui kanal YouTube PR
INDONESIA Magazine, Selasa 22 September 2020.
8. Penghargaan Anugerah Gatra 2020: Ikonik Nusantara Kategori Inovasi dalam
Implementasi Proyek Padat Karya dari Gatra Media Grup, 27 Agustus 2020.
9. Penghargaan Bapak Menteri PUPR Basuki Hadimuljono sebagai tokoh nasional yang
turut berperan sebagai pendorong Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) melalui Program
Padat Karya Tunai dan Bedah Rumah dari Anugerah Indonesia Property & Bank Award
2020 di Jakarta, 20 November 2020.
10. Penghargaan Top Inovasi Pelayanan Publik, Inovasi Penanganan Covid-19 dan
Pengelolaan Pengaduan Pelayanan Publik Terbaik Tahun 2020 dari Kementerian
PANRB di Jakarta, 25 November 2020.
11. Penghargaan Anugerah Keterbukaan Informasi Publik 2020 dengan Predikat Informatif
dari Komisi Informasi Pusat di Jakarta, 25 November 2020.
12. Kementerian PUPR menerima 2 penghargaan Bhumandala Award 2020 yang
diselenggarakan oleh Badan Informasi Geospasial (BIG) 27 November 2020, antara
lain:
a. Bhumandala Kanaka Kategori Simpul Jaringan Terbaik

Laporan Kinerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2020 IV - 41
b. Bhumandala Kencana Kategori Pemanfaatan Simpul Jaringan Terbaik
13. Penghargaan "The Best Minister 2020" di ajang CNBC Indonesia Award 2020 dengan
tema "Menyongsong Bangkitnya Ekonomi Indonesia 2021", 10 Desember 2020.
14. Kementerian PUPR menerima 4 penghargaan BKN Award 2020 yang diselenggarakan
oleh Badan Kepegawaian Negara (BKN), pada 17 Desember 2020, antara lain :
a. Posisi pertama dalam Kategori Penilaian Kinerja.
b. Posisi pertama dalam Kategori Perencanaan Kebutuhan, Pelayanan Pengadaan,
Kepangkatan dan Pensiun.
c. Posisi kedua dalam Kategori Implementasi Sistem Aplikasi Pelayanan Kepegawaian
(SAPK) dan Pemanfaatan Computer Assisted Test (CAT).
d. Posisi ketiga dalam Kategori Penilaian Kompetensi.
15. Penghargaan Iconomics Indonesia Top 40 PR Person Award 2020 dari Iconomics
Research and Consulting di Jakarta, 18 Desember 2020.
16. Kementerian PUPR menerima 3 penghargaan dalam ajang Top Digital Awards 2020
yang diselenggarakan Majalah IT Works, 22 Desember 2020, antara lain :
a. Top Digital Implementation 2020 on Institution # Level Stars 4;
b. Top Digital Transformation Readiness 2020;
c. Top Leader on Digital Implementation 2020.

Selain penghargaan yang diberikan oleh pihak ketiga, Kementerian PUPR pada tahun 2020
juga mendapatkan tingkat kepercayaan publik atas kinerjanya melalui survei yang dilakukan
oleh Litbang Kompas setiap tahun. Metode yang digunakan adalah metode survei kuantitatif
dengan mengumpulkan data primer melalui survei telepon ( phone survey). Survei dilakukan
terhadap 1.209 responden yang tersebar di 34 provinsi di Indonesia dengan proporsi laki :
perempuan 56,2 : 43,8 dan rentang usia 17-59 tahun.

Tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja Kementerian PUPR sangat baik yaitu sebesar
67,2% masyarakat puas dan hanya 25,2% masyarakat tidak puas. Selain itu, hasil survei
tahun 2020 menunjukkan popularitas Menteri PUPR diakui oleh sebanyak 40% masyarakat.

Gambar 4.14 Diagram Tingkat Kepuasan Masyarakat Terhadap Kinerja


Kementerian PUPR
Sumber: Laporan Riset Litbang Kompas, 2020

IV - 42 Laporan Kinerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2020
Peningkatan kepuasan masyarakat dikarenakan meningkatnya kebermanfaatan dan kualitas
kinerja pembangunan oleh Kementerian PUPR. Tingkat kebermanfaatan infrastruktur PUPR
yang paling tinggi pada tahun 2020 meliputi infrastruktur jalan, proyek ketahanan air dan
pangan, serta proyek perumahan dan permukiman.

Gambar 4.15 Diagram Tingkat Kebermanfaatan Infrastruktur PUPR TA 2020


Sumber: Laporan Riset Litbang Kompas, 2020

Laporan Kinerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2020 IV - 43
BAB V
PENUTUP

❑ Permasalahan
❑ Rekomendasi

Jalan Tol Pandaan – Malang, Jawa Timur


BAB V
PENUTUP

Laporan Kinerja Kementerian PUPR Tahun 2020 merupakan bentuk pertanggungjawaban atas
pelaksanaan program sesuai dengan Rencana Strategis Kementerian PUPR 2020 – 2024.
Untuk tahun 2020 ini, Laporan Kinerja Kementerian PUPR merupakan pengukuran dan
evaluasi kinerja Kementerian PUPR untuk tahun pertama Renstra Kementerian PUPR 2020 –
2024 sekaligus tahun pertama pelaksanaan RPJMN IV 2020 – 2024 yang merupakan tahapan
terakhir dari RPJPN 2005 – 2025 sehingga menjadi sangat penting.

Capaian kinerja Kementerian PUPR diukur dan diperoleh dari 15 Indikator Kinerja Sasaran
Strategis yang mendukung 5 (lima) Sasaran Strategis sesuai dengan yang telah diperjanjikan
oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat di dalam dokumen Perjanjian Kinerja
revisi tahun 2020 yang telah disesuaikan dengan dokumen Rencana Strategis Kementerian
PUPR 2020 – 2024. Capaian kinerja Kementerian PUPR tahun 2020 adalah sangat memuaskan
dengan rata-rata capaian kinerja untuk masing-masing Indikator Kinerja Sasaran Strategis
yang mendukung Sasaran Strategis Kementerian berada di atas 100%. Capaian ini
menunjukkan hasil kerja keras seluruh insan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat baik yang berada di pusat maupun daerah pada 10 (sepuluh) unit organisasi dalam
rangka melaksanakan pembangunan infrastruktur yang berkeadilan dan berkelanjutan sesuai
dengan arahan Renstra dan direktif Presiden Republik Indonesia.

Beberapa Indikator Kinerja Sasaran Program tidak dapat tercapai akibat pandemi Covid-19
yang berlangsung sejak bulan Maret dan berkepanjangan hingga Desember 2020 bahkan
hingga tahun 2021, yang menyebabkan beberapa pelaksanaan program tidak dapat berjalan
sesuai rencana. Secara nasional, pandemi Covid-19 berdampak pada perekonomian nasional,
yang ditunjukkan dengan peningkatan pengangguran terbuka, tingkat kemiskinan, dan jumlah
penduduk miskin.

V.1 Permasalahan

Kondisi perekonomian nasional telah direspon Pemerintah dengan melakukan langkah


percepatan pemulihan ekonomi. Langkah tersebut dilakukan melalui refocusing anggaran
seluruh kementerian termasuk Kementerian PUPR. Pada Tahun Anggaran 2020, Kementerian
PUPR mendapatkan alokasi anggaran sebesar Rp 120,22 triliun. Implementasi alokasi
anggaran tersebut sebagian besar adalah untuk belanja modal (66,43%), meliputi
pembangunan fisik infrastruktur yang dimanfaatkan baik secara langsung maupun tidak
langsung oleh masyarakat. Refocusing anggaran dilakukan hingga anggaran Kementerian
PUPR menjadi Rp 107,16 triliun. Pada tahun 2020, anggaran tersebut difokuskan terutama
pada program-program pendukung Pemulihan Ekonomi Nasional, diantaranya program padat
karya, pembelian produk rakyat/UMKM, dukungan prioritas nasional, serta dukungan Food
Estate dan kawasan industri.

Laporan Kinerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2020 V-1
Dalam pelaksanaan pembangunan infrastruktur sepanjang tahun 2020, terdapat beberapa
kendala yang dihadapi oleh Kementerian PUPR, diantaranya: 1) Kesulitan dalam pembebasan
lahan; 2) Terlambatnya proses lelang karena kebijakan refocusing anggaran; 3)
Keterlambatan pengiriman material karena akses yang jauh dan sulit, dan dikarenakan
langkanya material lokal; 4) Adanya pandemi Covid-19 yang mempengaruhi mekanisme
kegiatan di lapangan; dan 5) Bergulirnya beberapa kegiatan di tahun 2020 ke tahun
berikutnya dikarenakan refocusing anggaran dan realokasi kegiatan.

V.2 Rekomendasi

Kementerian PUPR telah melakukan beberapa upaya percepatan mulai dari perencanaan,
pemrograman hingga pelaksanaan sebagai langkah tindak lanjut atas kendala yang dihadapi,
sebagai berikut: 1) Mempercepat proses pengadaan lahan untuk proyek-proyek strategis; 2)
Peningkatan kualitas perencanaan lelang melalui BP2JK, baik dari segi kelengkapan dokumen
maupun sumber daya; 3) Koordinasi dan kolaborasi bersama seluruh stakeholder terkait; dan
4) Memfokuskan perencanaan, pemrograman, dan penganggaran pada infrastruktur yang
mendukung Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

Beberapa pembangunan infrastruktur PUPR didorong dilanjutkan kembali pada Tahun


Anggaran 2021, terutama Proyek Strategis Nasional; pembangunan infrastruktur jalan tol di
Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi; pembangunan infrastruktur jalan
nasional/strategis nasional non-tol; perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah
berupa rumah susun, pembangunan rumah khusus di wilayah perbatasan, dan pemberian
bantuan rumah swadaya; penyediaan air minum (SPAM), air baku (sistem penyediaan air baku
serta sarana dan prasarana air baku), dan sistem air limbah komunal; pembangunan tanggul
penahan banjir; pembangunan Pos Lintas Batas Negara (PLBN); pembangunan bendungan
dan irigasi (pembangunan jaringan irigasi, bendung, dan saluran suplesi, serta rehabilitasi
jaringan irigasi); pembangunan prasarana pendidikan; dan pembangunan kawasan.

V-2 Laporan Kinerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2020
LAMPIRAN
1. Perjanjian Kinerja
2. Penghargaan
3. Pengukuran Kinerja
4. Berita Acara Kesepakatan Capaian Kinerja
5. Dokumentasi Kegiatan

Kotaku Pangali-ali Majene, Sulawesi Barat


LAMPIRAN 1 Peresmian Underpass NYIA, Yogyakarta

PERJANJIAN
KINERJA
LAMPIRAN 2
PENGHARGAAN Peresmian TPA Banjarbakula, Kalimantan Selatan
Penghargaan dukungan kegiatan penanggulangan bencana sepanjang tahun 2019 dari Badan
Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) 4 Februari 2020.

Penghargaan Gold Winner Kategori The Best of Government InMA 2020 untuk Majalah Kiprah
Kementerian PUPR dari Serikat Perusahaan Pers Banjarmasin, 7

Laporan Kinerja Kementerian Pekerjaan


3 Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2020
Penghargaan Silver Winner Kategori Kementerian, Sub Kategori Media Cetak untuk Majalah
Kiprah Vol 100/Tahun XIX/ Edisi September 2019 pada acara The 5th PR Indonesia Awards
2020 melalui Live Streaming di Kanal You Tube PR Indonesia Magazine, 20 April 2020.

Penghargaan The Most Popular in Media Awards Category Mainstream Media Monitoring
Kategori Kementerian pada acara The 5th PR Indonesia Awards 2020 melalui Live Streaming
di Kanal You Tube PR Indonesia Magazine, 20 April 2020.

Laporan Kinerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2020
Penghargaan Strategi Nasional Pencegahan Korupsi (Stranas PK) kategori Praktik Baik
Reformasi Birokrasi dari Komisi Pencegahan Korupsi (KPK), 26 Agustus 2020.

Penghargaan Top 21 Inovasi Pelayanan Publik Penanganan COVID-19 untuk Wisma Atlet
Kemayoran dan Rusunawa – Kementerian PUPR: Solusi Nyata Penanganan COVID-19 di
Indonesia pada acara Live Streaming di Kanal YouTube Kementerian PANRB Rabu, 26 Agustus
2020, dengan penyerahan penghargaan pada 25 November 2020.

Laporan Kinerja Kementerian Pekerjaan


5 Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2020
Penghargaan PR Indonesia Most Popular Leader in Social Media
2020 Kategori Menteri pada The 6th Jambore PR INDONESIA
yang disiarkan melalui channel YouTube PR INDONESIA
Magazine Selasa, 22 September 2020.

Penghargaan Bapak Menteri PUPR Basuki Hadimuljono sebagai tokoh nasional yang turut
berperan sebagai pendorong Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) melalui Program Padat Karya
Tunai dan Bedah Rumah dari Anugerah Indonesia Property & Bank Award 2020 di Jakarta, 20
November 2020.

Laporan Kinerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2020
Penghargaan Anugerah Keterbukaan Informasi Publik 2020 dengan Predikat Informatif, 25
November 2020.

Kementerian PUPR menerima 3 Penghargaan Bhumandala Award 2020 yang diselenggarakan


oleh Badan Informasi Geospasial (BIG) 27 November 2020, antara lain:
a. Bhumandala Kanaka Kategori Simpul Jaringan Terbaik
b. Bhumandala Kencana Kategori Pemanfaatan Simpul Jaringan Terbaik

Laporan Kinerja Kementerian Pekerjaan


7 Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2020
Penghargaan "The Best Minister 2020" di ajang CNBC Indonesia Award 2020 dengan tema
"Menyongsong Bangkitnya Ekonomi Indonesia 2021", 10 Desember 2020.

Kementerian PUPR menerima 4 Penghargaan BKN Award 2020 yang diselenggarakan oleh
Badan Kepegawaian Negara (BKN), pada 17 Desember 2020, antara lain :
a. Posisi pertama dalam Kategori Penilaian Kinerja
b. Posisi pertama dalam Kategori Perencanaan Kebutuhan, Pelayanan Pengadaan,
Kepangkatan dan Pensiun.
c. Posisi kedua dalam Kategori Implementasi Sistem Aplikasi Pelayanan Kepegawaian
(SAPK) dan Pemanfaatan Computer Assisted Test (CAT).
d. Posisi ketiga dalam Kategori Penilaian Kompetensi.

Laporan Kinerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2020
Penghargaan Iconomics Indonesia Top 40 PR Person Award 2020 dari Iconomics Research
and Consulting Jakarta, 18 Desember 2020.

Kementerian PUPR menerima 3 Penghargaan dalam ajang Top Digital Awards 2020 yang
diselenggarakan Majalah IT Works 22 Desember 2020, antara lain :
a. Top Digital Implementation 2020 on Institution Level Stars 4;
b. Top Digital Transformation Readiness 2020;
c. Top Leader on Digital Implementation 2020.

Laporan Kinerja Kementerian Pekerjaan


9 Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2020
LAMPIRAN 3 Peresmian Renovasi MTsN 3 Pekanbaru, Riau

PENGUKURAN
KINERJA
Pengukuran Kinerja mengacu Lampiran 3 Renstra PUPR 2020-2024 berupa Manual Indikator
Kinerja.

Sasaran Strategis 1

Laporan Kinerja Kementerian Pekerjaan


11 Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2020
Sasaran Strategis 2

Laporan Kinerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2020
Sasaran Strategis 3

Laporan Kinerja Kementerian Pekerjaan


13 Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2020
Laporan Kinerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2020
Sasaran Strategis 4

Laporan Kinerja Kementerian Pekerjaan


15 Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2020
Sasaran Strategis 5

Laporan Kinerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2020
Laporan Kinerja Kementerian Pekerjaan
17 Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2020
Laporan Kinerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2020
Laporan Kinerja Kementerian Pekerjaan
19 Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2020
Laporan Kinerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2020
LAMPIRAN 4
BERITA ACARA Rumah Susun Pasar Jumat, DKI Jakarta

KESEPAKATAN
CAPAIAN KINERJA
BERITA ACARA KESEPAKATAN
LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PUPR TAHUN 2020

Pada hari Rabu Tanggal Sepuluh Bulan Februari Tahun 2021 dengan menggunakan
Video Conference via Aplikasi Zoom telah dilaksanakan Rapat Finalisasi Laporan
Kinerja Kementerian PUPR Tahun 2020, dengan hasil kesepakatan capaian kinerja
sebagai berikut:

1. Capaian dan Kinerja Sasaran Strategis Kementerian PUPR TA 2020

Sasaran Strategis/
Satuan Target Capaian Kinerja
Indikator Kinerja

SS-1 Meningkatnya ketersediaan air melalui infrastruktur sumber daya air

Persentase penyediaan air


baku untuk air bersih di
IKSS-1 % 67,00 67,60 100,90%
wilayah sungai kewenangan
Pusat
Presentase peningkatan
IKSS-2 perlindungan banjir di WS % 54,40 51,98 95,55%
kewenangan Pusat

IKSS-3 Kapasitas tampung per kapita m3/kapita 52,50 53,14 101,22%

Volume layanan air untuk


IKSS-4 meningkatkan produktivitas m3/tahun/hektar 19.845 30.813 155,27%
irigasi

SS-2 Meningkatnya Konektivitas Jaringan Jalan Nasional

Waktu Tempuh pada jalan


IKSS jam/100 km 2,21 2,16 102,31%
lintas utama pulau

Meningkatnya penyediaan akses perumahan dan infrastruktur permukiman


SS-3
yang layak, aman, dan terjangkau
Persentase peningkatan
pelayanan infrastruktur
IKSS-1 permukiman yang layak dan % 60,29 60,07 99,63%
aman melalui pendekatan
smart living
Persentase Pemenuhan
IKSS-2 % 56,86 56,66 99,65%
Kebutuhan Rumah Layak Huni

Meningkatnya pemenuhan kebutuhan SDM vokasional bidang konstruksi yang


SS-4
kompeten dan professional

Laporan Kinerja Kementerian Pekerjaan


23 Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2020
Sasaran Strategis/
Satuan Target Capaian Kinerja
Indikator Kinerja
Tingkat pemenuhan
kebutuhan SDM vokasional
IKSS-1 % 5,30 8,56 163,03%
bidang konstruksi yang
kompeten dan professional
Persentase Lulusan
IKSS-2 Pendidikan Vokasi yang % 25,00 22,30 89,20%
kompeten dan siap kerja

Meningkatnya Kualitas Tata Kelola Kementerian PUPR dan Tugas Teknis


SS-5
Lainnya

Tingkat Kualitas Tata Kelola


IKSS-1 % 72,39 79,20 109,40%
Kementerian PUPR

Tingkat Pemenuhan
Investasi/Pembiayaan
Infrastruktur Pekerjaan Umum
IKSS-2 dan Perumahan yang % 100,00 116,88 116,88%
didukung sistem, kebijakan
dan strategi pembiayaan yang
efisien dan efektif
Persentase kualitas
IKSS-3 pengawasan intern dalam % 72,00 78,00 108,33%
penyelenggaraan infrastruktur
Indeks Pengembangan
IKSS-4 Kompetensi SDM Aparatur % 70,00 70,59 100,84%
PUPR
Tingkat keselarasan dukungan
IKSS-5 infrastruktur di kawasan % 60,00 69,48 115,80%
strategis

Tingkat keandalan sumber


IKSS-6 % 43,00 47,25 108,96%
daya konstruksi

CAPAIAN KINERJA KEMENTERIAN PUPR 111,13%

Laporan Kinerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2020
2. Capaian dan Kinerja Sasaran Program Kementerian PUPR Tahun 2020

2.1 Capaian dan Kinerja Sasaran Program pada Sasaran Strategis 1

Sasaran Strategis/Indikator Kinerja Satuan Target Capaian Kinerja

SS-1 Meningkatnya ketersediaan air melalui infrastruktur sumber daya air


Meningkatnya ketersediaan air melalui pengelolaan sumber daya air
SP
secara terintegrasi
Jumlah penambahan kapasitas
IKSP-1 layanan sarana prasarana air m3/detik 4,1 2,52 61,46%
baku yang terbangun
Penurunan luas kawasan terkena
IKSP-2 ha 10.260 5.396,7 52,60%
dampak banjir
Tingkat pengendalian lumpur
IKSP-3 % 52,00 76,06 146,27%
Sidoarjo
Jumlah kumulatif penambahan
IKSP-4 kapasitas tampung sumber - miliar m3 14,35 14,36 100,07%
sumber air yang dibangun
Jumlah potensi tenaga listrik dari
IKSP-5 MW 24,43 3,68 15,06%
infrastruktur SDA
IKSP-6 Jumlah DAS yang direvitalisasi DAS 3 3 100,00%
Jumlah penambahan luas
layanan irigasi padi yang
IKSP-7 ha 45.000 11.236 24,97%
dibangun melalui APBN, APBD,
dan DAK
Jumlah luas daerah irigasi yang
IKSP-8 direhabilitasi melalui APBN, ha 80.000 58.130 72,66%
APBD, dan DAK
Jumlah DAS yang menerapkan
IKSP-9 DAS 5 5 100,00%
modernisasi hidrologi
IKSP-10 Tingkat layanan prasarana SDA % 30 50,89 169,63%

2.2 Capaian dan Kinerja Sasaran Program pada Sasaran Strategis 2

Sasaran Strategis/Indikator Kinerja Satuan Target Capaian Kinerja

SS-2 Meningkatnya Konektivitas Jaringan Jalan Nasional


SP Meningkatnya Kinerja Pelayanan Jalan Nasional
IKSP-1 Tingkat aksesibilitas jalan nasional % 81,8 81,7 99,88%
IKSP-2 Rating kondisi jalan nasional nilai 2,7 2,66 101,05%
IKSP-3 Rating keselamatan jalan nasional nilai 3,512 3,514 99,94%

Laporan Kinerja Kementerian Pekerjaan


25 Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2020
2.3 Capaian dan Kinerja Sasaran Program pada Sasaran Strategis 3

Sasaran Strategis/Indikator Kinerja Satuan Target Capaian Kinerja

Meningkatnya penyediaan akses perumahan dan infrastruktur


SS-3
permukiman yang layak, aman, dan terjangkau
Meningkatnya pelayanan infrastruktur perumahan dan permukiman
SP
yang layak dan aman
Persentase rumah tangga dengan
IKSP-1 % 91,80 90,74 98,85%
akses air minum layak
Persentase rumah tangga dengan
IKSP-2 akses air limbah domestik layak % 78,10 78,28 100,23%
dan aman
Persentase rumah tangga dengan
IKSP-3 akses sampah yang terkelola di % 76,62 62,37 81,40%
perkotaan
Persentase luasan kawasan
IKSP-4 permukiman yang ditingkatkan % 17,35 33,06 190,55%
kualitasnya
Persentase kab/kota yang
terfasilitasi implementasi
IKSP-5 % 100,00 97,84 97,84%
penyelenggaraan bangunan
gedung yang tertib dan andal
Persentase inisiasi penerapan
IKSP-6 % 20,00 20,00 100,00%
bangunan gedung hijau
Persentase sarana prasarana
IKSP-7 strategis yang ditingkatkan % 38,18 38,18 100,00%
kualitasnya
Persentase pemenuhan kebutuhan
IKSP-8 % 56,39 56,8 100,01%
rumah layak huni
Persentase rumah MBR yang
IKSP-9 % 3,24 4,39 135,46%
mendapat bantuan PSU
Persentase Pemenuhan
Aksesibilitas Rumah Tangga
IKSP-10 Berpenghasilan Rendah yang % 100,00 70,88 70,88%
mendapat Fasilitasi dan Bantuan
Pembiayaan Perumahan

Laporan Kinerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2020
2.4 Capaian dan Kinerja Sasaran Program pada Sasaran Strategis 4

Sasaran Strategis/Indikator Kinerja Satuan Target Capaian Kinerja

Meningkatnya pemenuhan kebutuhan SDM vokasional bidang


SS-4
konstruksi yang kompeten dan profesional
Meningkatnya SDM Vokasional Bidang Konstruksi yang Kompeten
SP
dan Profesional
Tingkat SDM vokasional bidang
IKSP-1 konstruksi yang kompeten dan % 70,00 73,00 104,72%
profesional
SP Meningkatnya SDM Vokasional Bidang PUPR Yang Bersertifikat
Tingkat Pengembangan
IKSP-1 Kompetensi SDM % 25,00 22,30 89,20%
Pendidikan Vokasi Bidang PUPR

2.5 Capaian dan Kinerja Sasaran Program pada Sasaran Strategis 5

Sasaran Strategis/Indikator Kinerja Satuan Target Capaian Kinerja

Meningkatnya Kualitas Tata Kelola Kementerian PUPR dan Tugas


SS-5
Teknis Lainnya
SP Meningkatnya Dukungan Manajemen dan Tugas Teknis Lainnya
Tingkat kualitas dukungan
IKSP-1 manajemen Kementerian PUPR % 55,92 67,98 121,57%
dan tugas teknis lainnya
Tingkat Ketersediaan KPBU
Infrastruktur Pekerjaan Umum dan
Perumahan yang siap
IKSP-2 dikerjasamakan dan didukung % 100,00 98,93 98,93%
sistem, kebijakan dan strategi
pembiayaan yang efisien dan
efektif
Tingkat Kualitas Pengawasan
IKSP-3 % 72,00 78,00 108,33%
Intern Kementerian PUPR
Indeks Pengembangan
IKSP-4 % 70,00 70,59 100,84%
Kompetensi SDM Aparatur PUPR
Tingkat Pemanfaatan Kebijakan,
IKSP-5 Strategi Perencanaan dan % 60,00 69,48 115,80%
Pemrograman
Tingkat kualitas sumber daya
IKSP-6 % 43,00 47,25 108,96%
konstruksi

Laporan Kinerja Kementerian Pekerjaan


27 Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2020
Pusat Pengembangan Infrastruktur Wilayah Nasional

(Riska Rahmadia, S.T., M.P.P.M)

Laporan Kinerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2020
LAMPIRAN 5
DOKUMENTASI Jembatan Gantung Ensilat, Kalimantan Barat

KEGIATAN
Presiden Joko Widodo didampingi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR)
Basuki Hadimuljono meresmikan pembangunan Terowongan Nanjung di Kabupaten Bandung
sebagai bagian Sistem Pengendalian Banjir Sungai Citarum

Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3TGAI) disalurkan langsung ke
Perkumpulan Petani Pemakai Air yang telah berbadan hokum atau disahkan SK Kepala Daerah

Laporan Kinerja Kementerian Pekerjaan


29 Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2020
Presiden Joko Widodo didampingi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR)
Basuki Hadimuljono meresmikan pembangunan jalan bawah tanah atau underpass
Yogyakarta International Airport (YIA) di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa
Yogyakarta (DIY)

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono meninjau


pembangunan Tol Manado - Bitung (Mabit)

Laporan Kinerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2020
Peresmian TPA Banjarbakula di Kalimantan Selatan oleh Pesiden Jokowi dan Menteri
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono didampingi oleh
Dirjen Cipta Karya Danis H. Sumadilaga dan Kepala PSPPOP Iwan Suprijanto meninjau
Penyelesaian/Lanjutan Pembangunan Gedung Yudhistira dan Gedung Arjuna RSA UGM.

Laporan Kinerja Kementerian Pekerjaan


31 Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2020
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tengah menyelesaikan
pembangunan rumah khusus (Rusus) bagi masyarakat korban kerusuhan di Wamena, Papua
yang terjadi pada 23 September 2019 silam sebanyak 193 unit.

Bimbingan Teknis pengusulan bantuan perumahan melalui aplikasi SIBARU Wilayah Jawa dan
Sumatera Bagian Selatan. Sistem ini menjadi inovasi pelayanan publik dalam rangka
pemenuhan rumah yang layak huni

Laporan Kinerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2020
Kementerian PUPR menggenjot pembangunan fasilitas observasi/penampungan/karantina
untuk pengendalian infeksi penyakit menular, utamanya COVID-19 (Corona) di Batam,
Kepulauan Riau

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kementerian PUPR melalui Pusat
Pengembangan Kompetensi Sumber Daya Air dan Permukiman melakukan evaluasi Pelatihan
Pendampingan Penyusunan DED SPAM Regional secara daring.

Laporan Kinerja Kementerian Pekerjaan


33 Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2020
Pembukaan Acara Konstruksi Indonesia 2020 dan Launching Aplikasi SIMPAN

Pada TA 2020 Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya telah menyelesaikan
pembangunan lanjutan Konstruksi Dalam Pekerjaan (KDP) sebanyak 14 Gedung Perguruan
Tinggi Negeri (PTN) dan 8 Gedung Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) yang
sempat terhenti pembangunannya. Salah satunya adalah Gedung Bengkel Politeknik Negeri
Sambas, Kalimantan Barat.

Laporan Kinerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2020
Kementerian PUPR terus berkomitmen untuk mendukung penanganan Pandemi COVID-19
melalui pembangunan infrastruktur yang dibutuhkan untuk peningkatan kapasitas fasilitas
kesehatan di sejumlah daerah. Hingga akhir tahun 2020 terdapat tambahan tiga Rumah Sakit
(RS) rujukan yang selesai pembangunan/renovasinya, yakni RS Umum dr. Zainoel Abidin
Banda Aceh, RS Umum Daerah (RSUD) lr. Soekarno Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, dan
renovasi Gedung Kitawaya Provinsi Sulawesi Utara.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah menyelesaikan


pembangunan infrastruktur pengendali banjir di Kota Palembang untuk mereduksi banjir
akibat melimpasnya Sungai Bendung yang bermuara di Sungai Musi.

Laporan Kinerja Kementerian Pekerjaan


35 Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2020
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
DAN PERUMAHAN RAKYAT

You might also like