You are on page 1of 10

MAKALAH QIRATUL QUTUB

FI’IL MUDHARI

Oleh Kelomok 2 :
Nama : Alfajri Fang (18148047)
Heri Umanailo (18148054)
Sulastri Ibrahim (18148058)
Indriyani Tauhid (18148048)
Febrianti Rudi (18148057)
Anggun Lestari Manossoh (18148046)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAN NEGERI TERNATE (IAIN)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH


KATA PENGANTAR

Puji serta syukur kehadirat Allah  Swt  atas karunianya sehingga penyusunn
makalah ini telah terselesaikan. Sholawat serta salam semoga tetap terlimpahkan
kepada Nabi Agung Muhammad Saw  yang telah membawa kita dari zaman
dzulumati Al- jahiliyyati ila zamani An- Nuril ilmi.
Makalah ini berjudul “ FINGIL MUDHORI ”, makalah ini merupakan
bentuk pemenuhan tugas dari mata kuliah Bahasa Arab.
Tentu makalah ini belum bisa dikatakan baik dan sempurna. Untuk itulah,
kami dengan senang hati akan menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun
dari berbagai pihak. Supaya dikemudian hari kami dapat memperbaiki dan
menyempurnakan  makalah ini, serta kami dapat belajar dari kesalahan-kesalahan
yang telah kami lakukan.
Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat khusunya bagi
kami pribadi dan umumnya bagi semua pihak yang berkepentingan. Aamiin.
DAFTAR ISI

HALAMAN

KATA PENGANTAR...........................................................................................I
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah...................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................2
BAB 2 PEMBAHASAN :
A. Pengertian Fiil Mudhori....................................................................................3
B. Kalsifikasi Fiil Mudhori....................................................................................4
C. Ciri-ciri Fiil Mudhori........................................................................................5
BAB 3 PENUTUP :
A. Kesimpulan ......................................................................................................8
B. Saran ................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................9
BAB I
  PENDAHULUAN

A.                Latar Belakang Masalah


Sebagai Umat Islam, kita dituntut untuk bisa mengkaji dan mempelajari Al-
Qur’an  dan Sunnah, sebagai dua sumber utama ajaran Islam yang harus kita pegang
teguh. Tentunya, kita tidak mungkin memahami kedua sumber itu kecuali setelah
mengetahiu kaidah-kaidah Bahasa Arab, khususnya Ilmu Nahwu dan Ilmu Sharaf.
Karena keduanya merupakan kunci dalam mempelajari al-Qur’an dan Sunnah.
Ketika hendak mempelajari ilmu Nahwu dan Sharaf, kebanyakan kalangan Umat
Islam masih mempunyai pandangan bahwa belajar Ilmu Nahwu itu sulit, Sehingga
banyak juga kalangan Umat Islam yang merasa malas untuk mempelajari kaidah
Bahasa Arab yang disebut dengan Ilmu Nahwu dan Sharaf.
Untuk mempermudah umat islam dalam memahami ilmu nahwu ini kami
berinisiatif membuat makalah ini, dan salah satu cabang dari Ilmu Nahwu ini adalah
Fi’il Mudhori. Fi’il yang satu ini memang sedikit berbeda dengan fi’il lainnya. Sebab
kedudukan dan serta pengaplikasiannya yang memang belum banyak orang
mengetahui serta terdapat pengecualian-pengecualian yang membuat fi’il ini semakin
berbeda. Untuk itulah kami mengangkat tema Fi’il Mudhori untuk mengenalkan
klasifikasi, bentuk, maupun kedudukan dari Fi’il Mudhori.

B.  Rumusan Masalah

1.      Bagaimana Klasifikasi Fiil Mudhori’?


2.      Apa saja ciri-ciri dari Fiil Mudhori’?
BAB II

PEMBAHASAN

A.       Pengertian Fi’il Mudhori

             Fi’il Mudhari adalah kata kerja atau kalimat yang menunjukkan makna
sedang dilakukan atau yang akan dilakukakn (hal dan istikbal). Ataupun (kata kerja
bentuk sedang atau akan) kata kerja yang menunjukan kejadian sesuatu pada saat
berbicara atau setelahnya, pantas digunakan untuk kejadian saat berlangsung atau
akan berlangsung. Itulah sebabnya Fi’il Mudhori selalu diterjemahkan “sedang atau
akan” misalnya kita ambil dari Fi’il Madhi (sudah terjadi) menjadi Fi’il Mudhori
(akan terjadi)
Misalnya ‫يكتب‬ menjadi‫“ كتب‬kataba : telah membaca menjadi yaktubu :
sedang membaca”.
B. Klasifikasi Fi’il Mudhori1

1. Jenis Fi’il Mudhori secara grametikal bahasa terbagi menjadi tiga :


a.   Fi’il Mudhori yang sohih akhirnya. Artinya huruf akhirnya tidak berupa
huruf ‘ilat. Contoh : ‫يضر ب‬ ‫تضر ب‬ ‫ا ضر ب‬
b.      Fi’il Mudhori Mu’tal akhirnya. Artinya huruf akhirnya berupa huruf ‘ilat.2
[2] Contoh : ‫يغز و‬ ‫ير مي‬ ‫يسو ي‬
Jika Fi’il Mudhori yang mu’tal akhirnya ini bertemu dengan ‘amil jazim maka
hukumnya menjadi “mbuang huruf ilat”.
c.       Fi’il Mudhori yang rofa’nya menggunakan “tetapnya nun”. Artinya huruf
akhirnya berupa, alif dhomir tasniah, wawu domir jamak, ya wahdah
muanasah mukhotobah. (contohnya dapat dilihat di tabel yang berda di
pembahasan selanjutnya)

2.    Pembagian Fi’il Mudhori secara makna terbagi menjadi :

2
 a.   Fi’il Maklum yaitu Fi’il yang di sebutkan pelakunya, cara menentukannya
secara kamus tasrifiyah
                       Contoh : 
b. Fi’il Majhul yaitu Fi’il yang dihapus pelakunya, cara menentukannya huruf
awal di baca dhomah dan sebelum huruf akhir di baca fathah
C. Ciri-ciri Fi’il Mudhori
Fi’il Mudhori’ mempunyai beberapa ciri-ciri atau hukum diantaranya :
1.  Secara umum Fi’il Mudhori’ itu diawali dengan huruf mudhoro’ah dan selamanya
“dirofa’kan” ada pengecualian.
2.      Secara khusus Fi’il Mudhori mempunyi hukum seperti di bawah ini :
Fi’il Mudhori yang sohih akhirnya mendapat ketetapan hukum sama dengan hukum
Fiil Mudhori’ secara umum. Yaitu dirofa’kan selamanya, selama belum bertemu
‘amil nasib dan ‘amil jazim. Contoh :

 Sementara Fiil Mudhori yang mu’tal akhirnya yaitu yang huruf akhirnya berupa
huruf ‘ilat. Conto
1.    Fi’il Mudhari mempunyai 14  macam Dhomir  yaitu :

Subject ‫الضمير‬

Dia seorang laki-laki  ( satu orang ) ‫هو‬

Dia laki-laki-laki ( 2 orang ) ‫هما‬

Dia para laki-laki ( 3 orang atau lebih ) ‫هم‬

Dia perempuan ( satu orang ) ‫هي‬

Dia perempuan ( 2 orang ) ‫هما‬

Dia para perempuan ( 3 orang atau lebih ) ‫هن‬

Kamu seorang laki-laki ‫َأنت‬

Kamu dua orang laki-laki ‫أنتما‬

Kamu sekalian laki-laki ( 3 atau lebih) ‫أنتم‬

Kamu seorang perempuan ِ ‫َأن‬


‫ت‬

Kamu dua orang perempuan ‫أنتما‬


Kamu sekalian perempuan ( 3 atau lebih ) ‫أنتن‬

Saya ‫أنا‬

Kami ‫ن‬

Contohnya adalah dari kata kerja : Menjaga atau menghafal  :


ُ‫َحفِظَ –يَحْ فَظ‬

‫المعنى‬ ‫الفعل المضارع‬ ‫لضمير‬


Dia seorang laki-laki Menjaga  ( satu orang ) ُ‫يَحْ فَظ‬ ‫هو‬
Dia laki-laki-laki Menjaga ( 2 orang ) ‫يحفظان‬ ‫هما‬
Dia para laki-laki Menjaga ( 3 orang atau lebih ) ‫يحفظون‬ ‫هم‬
Dia perempuan Menjaga ( satu orang ) ‫تحفظ‬ ‫هي‬
Dia perempuan Menjaga ( 2 orang ) ‫تحفظان‬ ‫هما‬
Dia para perempuan Menjaga (3 orang atau lebih ) ‫يحفظن‬ ‫هن‬
Kamu seorang laki-laki Menjaga ‫تحفظ‬ ‫َأنت‬
Kamu dua orang laki-laki Menjaga ‫تحفظان‬ ‫أنتما‬
Kamu sekalian laki-laki Menjaga ( 3 atau lebih) ‫تحفظون‬ ‫أنتم‬
Kamu seorang perempuan Menjaga ‫تحفظين‬ ِ ‫َأن‬
‫ت‬
Kamu dua orang perempuan Menjaga ‫تحفظان‬ ‫أنتما‬
Kamu sekalian perempuan Menjaga ( 3 atau lebih ) ‫تحفظن‬ ‫أنتن‬
Saya Menjaga ‫أحفظ‬ ‫أنا‬
Kami menjaga ‫نحفظ‬

Contohnya adalah : Saya menghafal Al-Qur’an  : ‫انا احفظ القران‬

Dari uraian di atas dapat kita tarik kesimpulan bahwa huruf mudhoroah yang
terletak di depan Fiil Mudhori disamping sebagai tanda, juga sebagai petunjuk ‘siapa’
pelaku dari Fiil Mudhori.(saya, kamu, dia, atau kita). Sedangkan tambahan huruf
pada tiap-tiap akhir fiil Mudhori merupakan petunjuk ‘berapa banyak’ pelakunya.
(satu, dua, atau banyak. Lihatlah daftar di atas dengan seksama).

4.  Dapat dimasuki huruf sin ‫ س‬dan saufa َ‫س ْوف‬


َ contoh: ‫س ْوفَ َشْـ َه ُد‬
َ ,ُ‫سيَشْـ َهد‬
َ
5.  Dapat diawali dengan salah satu di antara empat huruf ) ُ‫ت (اَنَيْت‬,‫ي‬,‫ن‬,‫ ا‬yang disebut
huruf mudhara’ah
Huruf Contoh Huruf Contoh
‫ا‬ ُ ‫ْأذه‬
‫َـب‬ ‫ي‬ َ‫ يَ ْذ َهبُــون‬,‫ يَ ْذ َهبَـا ِن‬,‫َـب‬
ُ ‫يَ ْذه‬
‫ن‬ ُ ‫نَ ْذه‬
‫َـب‬ ‫ت‬ َ‫ ت َْذ ِهبْــن‬,‫ ت َْذ َهبَــا ِن‬,‫َـب‬
ُ ‫ت َْذه‬

6. Dapat dimasuki huruf َ‫( ال‬tidak)

Contoh: ‫ب‬
ُ ‫ضـ ِر‬ ُ ‫الَ يَ ْذه‬
ْ َ‫ الَ ي‬,ُ‫ الَ يَشْـ َهد‬,‫َـب‬

7. Apabila Fi’il Mudhori bertemu (ketambahan) dengan ‘amil nasib maka: Ngamil
yang menasibkan Fi’il Mudhori. Maksudnya adalah Huruf akhir dari Fiil Mudhori
yang sudah kemasukan amil nasib harus di ubah irobnya (tandanya) dengan fathah.

Bentuk (huruf) amil nasib :

َّ ‫اَ ْن لَ ْن اِ َذن َك ْي الَ ُم َك ْي الَ ْم ُجحُوْ ْد َح‬


ْ‫ت َج َوبْ َو ُو اَو‬

8. . Apabila Fi’il Mudhori bertemu (ketambahan) dengan ‘amil jazim maka: Ngamil
yang menjazimkan Fi’il Mudhori. Maksudnya adalah Huruf akhir dari Fiil Mudhori
yang sudah kemasukan amil jazim harus di ubah irobnya (tandanya) dengan sukun.

Bentuk amil Jazim :

ٌّ َ‫لَ ْم لَّما َ اَلَم اَلَ َّما الَم اَ َمرْ ال اِ ْن َما َم ْن َم ْه َما اِ ْذ َما ا‬
َ ‫ي َمتَ اَيَّا نَ اَ ْينَ اَ َّن َح ْيثُ َما َكي‬
‫ْف ا‬

9. Fiil Mudhori dapat dipastikan sedang dilakukan dengan cara melihat (kemasukan)
huruf Lam Taukid dan Ma Naufi.

Misal

Artinya : Berkata Yaqub : “Sesungguhnya kepergian kamu bersama Yusuf amat


menyedihkanku....

BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan
 

1. Fiil Mudhari adalah kata kerja  yang menunjukan kepada tercapainya suatu
perbuatan pada zaman sekarang maupun zaman yang akan datang dan
terklasifikasi menjadi beberapa bagian, baik dari segi grametikal maupun
pemaknaan
2. Tanda-tanda atau ciri-ciri dari fiil ini memang banyak sekali ketentuan, namun
yang palin terlihat adalah adanya huruf mudhoroah yang terletak pada awal
kalimat dan selamanya di rafakan, walaupun nanti ada pengecualian yaitu
sampai bertemu amil nasib dan jazim

B.       Saran
 
Alhamdulillah tugas yang diamanatkan dosen kepada kami telah terselesaikan.
Kami mohon saran dan kritinya yang membangun karna memang dalam makalah
yang telah kami buat ini, masih banyak kekurangan. Kami sadar kami bukanlah
manusia yang sempurna dan kami ingin menjadi orang yang lebih baik lagi dari yang
baik, maupun menjadi baik dari yang tadinya buruk. Sebaik-baiknya manusia adalah
orang yang bermanfaat bagi orang lain.

DAFTAR PUSTAKA
1. Bayu. ‘Fiil Madhi, Fiil Mudhori’, Fiil Amar’ http://nahwusharaf.wordpress/bahasa-
arab/nahwu-shorof/kata-kerja-fiil/fiil-madhi-fiil-mudhori’-fiil-amar/
2.  Kitab Al-Jurmiyah
3.   Noer El-malehiy. ‘Kalimat Fiil (Kata Kerja) dan Ciri-cirinya’
http://tunasmudastainu.blogspot.in/2012/12/kalimat-fiil-kata-kerja-dan-ciri.html

You might also like