You are on page 1of 6

Nama : Karisma Citraning Rahayu

NIM : 041723093

Tugas 3 Perilaku Konsumen

1.

a. Peran anggota keluarga dalam pengambilan keputusan :

1) Pemrakarsa (initiator), seorang anggota keluarga yang memiliki ide atau gagasan
untuk membeli atau mengonsumsi suatu produk. Saya memberikan informasi kepada
anggota keluarga untuk diputuskan dan untuk memudahkan dalam mengambil
keputusan. Yang bertindak sebagai peran inisiator (pemrakarsa) yaitu adalah sang
adik karena untuk keperluan pembelajaran, pihak sekolah membutuhkan para
siswanya memiliki gadget berupa sebagai handphone alat bantu fasilitas dalam
memperoleh pembelajaran. Maka dari itu sang adik meminta kepada orang orang
tuanya (ayah dan ibunya) untuk membelikan handphone.

2) Pemberi pengaruh (influencer), seorang anggota keluarga yang selalu diminta


pendapatnya mengenai suatu produk atau merek yang akan dibeli dan dikonsumsi.
Yang bertindak sebagai pemberi pengaruh (influencer) yaitu adalah ibu, karena sang
ayah sebelum melakukan pembelian, sudah meminta pendapatnya terlebih dahulu dari
ibu untuk produk yang sesuai kriteria buat adik.

3) Penyaring informasi (gate keeper), seorang anggota keluarga yang semua informasi
yang masuk ke dalam keluarga tersebut. Yang bertindak sebagai peran penyaring
informasi (gate keeper) yaitu adalah sang kakak - karena kakak mencari informasi
dari berbagai sumber, berbagai referensi dari situs e-commerce sampai situs
elektronik terkait jenis produk merek handphone. Kemudian dari berbagai informasi
yang sudah didapat sang kakak lalu temukan informasi tersebut mengkriteriakan dari
mulai berbagai jenis merek handphone, harga, warna, fitur dan spesifikasi lainnya
yang relevan untuk sang adik
4) Pengambil keputusan (decider), seorang anggota keluarga yang memiliki berwenang
untuk memutuskan apakah membeli suatu produk atau suatu merek. Misalnya, ayah
biasanya memiliki wewenang dalam pengambilan keputusan pembelian alat-alat
elektronik. Yang bertindak sebagai peran pengambil keputusan (decider) yaitu adalah
ibu. Karena setelah informasi yang didapatkan dari kakak, ayah langsung
menanyakan ke ibu terkait keputusannya, apakah jadi membeli handpohone atau
tidak. Disini peran ibu cukup penting dan cukup dominan. Sebab ibu sebelum
memutuskan, harus mempertimbangkan terlebih dahulu terkait efisiensi produk merek
handphone selain yang dilihat harga yang ekonomis juga diperhitungkan terkait
perangkat handphone tersebut cukup kompatibel atau tidak mendukung pembelajaran.

5) Pembeli (pembeli), seorang anggota keluarga yang membeli suatu produk atau yang
diberi tugas untuk melakukan pembelian produk. Misalnya ayah menyuruh kakak
untuk membeli handphone melalui aplikasi e-commerce.

6) Pengguna (user), seorang anggota keluarga yang menggunakan atau mengonsumsi


suatu produk dan jasa. Dan yang terakhir seseorang yang berperan sebagai pengguna
(user) adalah adik karena handphone tersebut digunakan untuk pembelajaran daring si
adik.

Solomon, M., Bamossy, G., Askegaard, S., Hogg, M.K (2006) membahas
mengenai Identifikasi pengambil keputusanyang menyatakan bahwa "Empat faktor
muncul untuk menentukan sejauh mana keputusan akan dibuat bersama-sama atau oleh
satu atau pasangan lain:

1) Sex-role stereotip: Pasangan yang percaya pada stereotip peran jenis kelamin
tradisional cenderung membuat keputusan individu untuk seks produk-diketik (yaitu
mereka yang dianggap 'maskulin' atau 'feminin').

2) Sumber Spousal (suami-istri): Pasangan yang memberikan lebih banyak kontribusi


terhadap sumber daya untuk keluarga, akan memiliki pengaruh yang lebih besar.

3) Pengalaman: keputusan individu yang dibuat lebih sering ketika pasangan memiliki
pengalaman sebagai pengambilan keputusan.
b. Dua alasan utama pentingnya mempelajari keluarga dari segi perspektif perilaku
konsumen adalah pembelian berbagai macam produk dan jasa dilakukan oleh beberapa
konsumen yang mengatasnamakan sebuah keluarga dan keputusan pembelian barang dan
jasa dipengaruhi oleh anggota keluarga lainnya meskipun pembelian dilakukan oleh
seorang anggota (individu).

2.

a. Lima karakteristik situasi konsumen menurut teori Engel, Blackwell dan Miniard (1995)
sesuai dengan konsep kafe berbasis outdoor :

1) Lingkungan Fisik

Sarana fisik yang menggambarkan situasi konsumen yang meliputi: lokasi,


dekorasi, aroma, cahaya, cuaca, dan objek fisik lainnya yang ada di sekeliling konsumen

2) lingkungan Sosial

Kehadiran dan ketidakhadiran orang lain pada situasi tersebut

3) Waktu

Waktu atau saat perilaku muncul (jam, hari, musim libur, bulan puasa, natal, dan
tahun baru). Waktu mungkin diukur secara subjektif berdasarkan situasi konsumen,
misalnya kapan terakhir kali membeli biskuit. Arti kapan terakhir kali akan berbeda
diantara konsumen

4) Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai pada suatu situasi. Konsumen yang belanja untuk
hadiah akan menghadapi situasi berbeda dibandingkan belanja untuk kebutuhan sendiri

5) Suasana Hati

Suasana hati atau kondisi jiwa sesaat (misalnya perasaan khawatir, tergesa- gesa,
sedih, marah) yang dibawa pada suatu situasi
b. Salah satu bentuk komunikasi non-pribadi adalah iklan. Perusahan harus membangun
iklan yang bagus supaya terjadi situasi komunikasi yang baik sehingga menjadi acuan
konsumen untuk mengambil keputusan. Inilah yang disebut situasi komunikasi yang
bukan bersifat pribadi. Iklan adalah penyampaian informasi sebuah produk atau merek
yang dilakukan oleh sebuah perusahaan melalui media masa atau media lainnya.
Beberapa media iklan yang cukup populer adalah: Iklan TV, Iklan Radio, Iklan Surat
Kabar, Iklan Majalah, dan Iklan Luar Ruangan. Cara menyusun iklan yang sesuai untuk
memasarkan cafe tersebut di sosial media yaitu dengan cara si pemilik cafe membuat
konten-konten tentang cafe tersebut dan memposting di sosial media, hal ini akan
membuat pelanggan menjadi penasaran dengan suasana, makanan serta tempat di dalam
cafe tersebut.

3.
a. Konsumen melakukan berbagai macam langkah sebelum mereka menentukan sebuah
keputusan. Langkah-langkah tersebut adalah :
1) Tahap Pengenalan Kebutuhan
Pengenalan kebutuhan dapat kita lihat misalnya ketika konsumen memerlukan
produk untuk kebutuhan menyalurkan bakat dan hobi, maka perusahaan dengan motif
ekonomi akan menyediakan produk sesuai dengan kebutuhan konsumen tersebut.
2) Tahap Pencarian Informasi
Konsumen biasanya mencari sumber informasi yang pertama adalah informasi
yang ada didalam diri. Pencarian informasi tersebut dapat disebut sebagai pencarian
internal. Selain pencarian internal, ada juga yang biasa disebut sebagai pencarian
eksternal. Jika kita melihat kaitannya dengan periklanan. Seseorang memasang iklan
suatu produknya secara terus-menurus, karena mereka menginginkan produk mereka
tersimpan dalam memori konsumen. Informasi secara terus-menerus dari suatu merek
atau produk sangat penting bagi keberhasilan perusahaan atau suatu usaha. Apabila
merek suatu produk sudah sangat melekat pada memori konsumen, ketika konsumen
mencari informasi di dalam diri mereka dan informasi mengenai produk atau merek
tersebut telah mereka terima, maka produk atau merek tersebut akan menjadi
pertimbangan konsumen sebagai salah satu alternatif. Keuntungan tersebut yang
membuat seseorang ingin memasang iklan untuk brand atau produknya. Hal ini
merupakan salah satu langkah ketika konsumen melakukan pencarian informasi.
3) Tahap Evaluasi Alternatif
Evaluasi alternatif adalah proses mengevaluasi produk dan merek yang sudah
dibeli konsumen dan yang diinginkan oleh konsumen. Proses pengambilan keputusan
bisa rumit dan juga bisa simpel. Kebiasaan yang dilakukan konsumen dapat
membentuk keinginan mereka untuk membeli kembali produk yang relatif sama.
Apabila merekatidak memiliki pengetahuan yang cukup, sering kali mereka hanya
mengandalkan rekomendasi dari teman atau kerabat terdekatnya.
4) Tahap Proses Pembelian
Setelah melakukan proses evaluasi alternatif, selanjutnya konsumen akan
melakukan pembelian, konsumsi dan evaluasi pasca konsumsi yaitu merasakan
kepuasan konsumen atau ketidakpuasan. Konsumen apabila sudah memiliki alternatif,
maka dia akan melakukan suatu pembelian. Pembelian meliputi kegiatan mengenai
apa yang dibeli oleh konsumen. Termasuk juga konsumen membeli, tidak membeli,
kapan membeli, atau dimana akan membeli.
5) Tahap Proses Konsumsi
Tahapan berikutnya adalah proses konsumsi. Setelah konsumen membeli produk
yang dibutuhkannya, konsumen akan melakukan konsumsi. Konsumsi memiliki
banyak istilah. Konsumsi bukan hanya diartikan sebagai memakan suatu makanan.
Konsumsi juga memiliki arti lain, seperti melihat, menduduki, meniduri. Jika
produknya adalah pakaian, maka arti dari konsumsi adalah memakai. Jika produknya
adalah Telkom, konsumsi berarti menjadi pelanggan.
6) Tahap Proses Pascakonsumsi: Kepuasan dan Ketidakpuasan
Terdapat suatu teori yang dapat digunakan untuk menganalisis kepuasan, yakni
teori Disconfirmation. Teori ini mengemukakan adanya positive disconfirmation yaitu
apa yang diterima konsumen ternyata bisa terpenuhi lebih tinggi dari harapannya, hal
ini yang menyebabkan kepuasan konsumen. Kepuasan konsumen terjadi jika barang
dan jasa berfungsi melebihi harapan konsumen. Jika suatu produk dapat berfungsi
lebih baik, maka konsumen akan merasakan puas, namun jika produk hanya berfungsi
sesuai dengan harapan, ini disebut dengan konfirmasi sederhana. Sedangkan apabila
produk tidak sesuai dengan harapan disebut dengan negative disconfirmation, jadi
konsumen tidak puas dan kecewa.
b. Dari kasus diatas dapat disimpulkan bahwa kasus diatas termasuk dalam tipe
pengambilan keputusan: pemecahan masalah diperluas. Pemecahan masalah diperluas
yaitu ketika konsumen mempertimbangkan banyak hal sebelum ia mengambil sebuah
keputusan. Konsumen sebelum menentukan untuk membeli suatu produk atau apapun
biasanya disertai dengan berbagai pertimbangan. Seperti dalam kasus tersebut orang tua
yang mempersiapkan masa depan anaknya sebelum memasuki usia sekolah telah
merencanakan pendidikan dengan memilih tabungan pendidikan yang tepat baik dari fitur
produk, manfaat, bunga, biaya administrasi, denda dan ketentuan lainnya. Banyak hal
yang harus dipertimbangkan oleh kedua orangtuanya tersebut karena mereka ingin yang
terbaik untuk anaknya.
c. Salah satu kepedulian terhadap konsumen, diwujudkan oleh pemerintah dan DPR dengan
mengeluarkan UU Perlindungan Konsumen yaitu UU RI No 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen.Isi dari undang-undangan perlindungan konsumen tersebut
disarikan sebagai berikut: Tujuan utama dari undang-undang ini adalah untuk melindungi
kepentingan konsumen. Beberapa pertimbangan utama alasan UU perlindungan
konsumen ini dikeluarkan adalah 1) Bahwa Indonesia harus mewujudkan masyarakat
yang adil dan makmur sesuai dengan UUD 1945, 2) Indonesia menghadapi globalisasi
dimana berbagai negara memproduksi begitu banyak barang dan jasa yang diekspor ke
Indonesia, 3) Dampak dari ekspor yang banyak tersebut menyebabkan perlunya
perlindungan konsumen atas mutu barang yang baik serta keamanannya, 4) Perlindungan
konsumen ini ditujukan untuk meningkatkan harkat dan martabat konsumen dengan cara
meningkatkan kesadaran pengetahuan, kepedulian, kemampuan, dan kemandirian
konsumen untuk melindungi dirinya serta menumbuh kembangkan sikap, perilaku, usaha
yang bertanggung jawab. Inilah beberapa alasan yang melandasi pentingnya dikeluarkan
UU Perlindungan Konsumen.

Sumber : Perilaku Konsumen EKMA4567 Edisi 3

You might also like