You are on page 1of 22

ERGONOMI INDUSTRI PADA MANUFAKTUR

“ PENGEMBANGAN PRODUK MEJA LAPTOP LIPAT DENGAN PENDEKATAN

ERGONOMI DAN ANTROPOMETRI ”

DISUSUN OLEH :

NAMA : NURUL FITR JUNAEDI

STAMBUK : 091202000047

MATA KULIAH : ERGONOMI & SISTEM KERJA 1

KELAS : C2

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR

2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah melimpahkan segala

rahmat, taufiq serta inayahnya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan

penyusunan rangkuman materi yang merupakan menjadi komponen

penilaian dalam perkuliahan ergonomi dan sistem kerja 1. Adapun judul

materi yang saya rangkum adalah berkaitan dengan “ergonomi industri pada

manufaktur perancangan stasiun kerja, penulis menyadari sepenuhnya

penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna baik dalam isinya

maupun dalam penyajianya, berkat dorongan dan bimbingan dari semua

pihak maka penulisan rangkuman ini dapat terselesaikan.

Semoga karya sederhana ini layak untuk dijadikan sumber rujukan

dalam mengkaji ergonomi industri. Dan memberikan kontribusi praktis

maupun akademik bagi internal civitas akademik Universitas Muslim

Indonesia, utamanya bagi Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik

Industri, Dan tak dipungkiri bagi semua golongan. Semua kebenaran dalam

makalah adalah semata dari Allah SWT dan miliknya, sedangkan segala

kesalahan kekurangan semata dari keterbatasan saya.


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

KATA PENGANTAR ................................................................................. ii

DAFTAR ISI ............................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ..................................................................................1

1.2 Tujuan ...............................................................................................2

1.3 Manfaat .............................................................................................2

BAB II INDUSTR

2.1 Ergonomi...........................................................................................3

2.1 Indsutri Manufaktur ..........................................................................7

BAB III APLIKASI ERGONOMI PADA INDUSTRI MANUFAKTUR

3.1 Ergonomi pada Indsutri Manufaktur...............................................10

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Pengaplikasian Ergonomi pada Indsutri Manufaktur .............................15

4.2 Metode Penelitian...................................................................................17

4.3 Analisa dan Pembahasan ........................................................................18

BAB V PENUTUP
Kesimpulan

Daftar Pustaka

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ergonomi adalah disiplin keilmuan yang mempelajari perilaku manusia

dalam kaitannya dengan pekerjaan. Dengan ergonomi akan dilakukan

penserasian semua elemen yang berinteraksi dengan manusia, yaitu tasks,

organisasi, lingkungan, dan tools/technologi. Ketika semua elemen serasi maka

akan terjadi keharmonisan di tempat kerja yang berdampak pada meningkatnya

produktivitas, kualitas, efisiensi, dan kepuasan pekerja. Disiplin ergonomi

secara khusus akan mempelajari keterbatasan dari kemampuan manusia dalam

berinteraksi dengan teknologi dan produk-produk buatannya. Dengan ergonomi

tuntutan tugas, peralatan, cara kerja dan lingkungan diserasikan dengan

kemampuan, kebolehan dan batasan manusia sehingga diperoleh kondisi kerja

dan lingkungan yang sehat, aman, nyaman dan efisien. (Surata, 2016)

Di dalam ergonomi, prinsip, metode dan data ilmiah dari berbagai disiplin

diaplikasikan untuk mengembangkan sistem perekayasaan dimana manusia

memainkan peranan penting. Prinsip yang selalu digunakan dalam ergonomi

adalah prinsip fitting the task to the man, yang berarti bahwa pekerjaan harus

disesuaikan dengan kemampuan dan keterbatasan manusia sehingga hasil yang

dicapai dapat meningkat Aplikasi ergonomi disamping menciptakan sistem

kerja yang manusiawi, juga terbukti memberikan keuntungan secara ekonomi.

Good ergonomics is good economics, yang berarti penerapan ergonomi yang

benar akan memberikan keuntungan ekonomi yang lebih tinggi, dan telah

dibuktikan dengan penerapan ergonomic pada beberapa industri.(Surata, 2016)

3
Industri manufaktur merupakan salah satu sektor utama pendorong

pertumbuhan ekonomi, dengan kontribusi hampir mencapai 30 persen terhadap

produk domestik bruto (PDB). Selain besarnya pangsa ekspor pada industri

manufaktur, penyerapan tenaga kerja pada industri manufaktur non migas ini

juga menempati urutan atas, sehingga membaik tidaknya kinerja sektor industri

manufaktur berdampak nyata baik terhadap ekspor, penyerapan tenaga kerja

maupun ekonomi secara keseluruhan. Oleh karena itu peningkatan daya saing

industri manufatur harus terus dilakukan. Peningkatan daya saing dapat

dilakukan dengan penerapan strategi manufaktur yang meliputi biaya,

pengiriman, fleksibelitas, dan kualitas. Kualitas merupakan satu-satunya

komponen strategi manufaktur yang mempengaruhi kinerja perusahaan.

(Surata, 2016)

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk mengetahui penerapan

ergonomi industri di bidang manufaktur

1.3 Manfaat

Adapun mandaat yang didapat pada penulisan makalah ini yaitu dapat

mengetahui penerapan ergonomic indsutri di bidang manufaktur.

4
BAB II

INDUSTRI YANG DIAMATI

2.1 Ergonomi

Ergonomi berasal dari kata Yunani yaitu ergon (kerja) dan nomos (aturan).

Definisi ergonomi adalah ilmu, teknologi dan seni untuk menyerasikan alat,

cara kerja dan lingkungan pada kemampuan, kebolehan dan batasan manusia

sehingga diperoleh kondisi kerja dan lingkungan yang sehat, aman, nyaman dan

efisien sehingga tercapai produktivitas yang setinggi-tingginya. Ergonomi

sangat diperlukan di dalam suatu kegiatan yang melibatkan manusia di

dalamnya dengan memperhitungkan kemampuan dan tuntutan tugas.

Kemampuan manusia sangat ditentukan oleh faktor-faktor profil, kapasitas

fisiologi, kapasitas psikologi dan kapasitas biomekanik, sedangkan tuntutan

tugas dipengaruhi oleh karakteristik dari materi pekerjaan, tugas yang harus

dilakukan, organisasi dan lingkungan dimana pekerjaan itu dilakukan. (Wayan

Mustika & Made Sutajaya, 2016)

Dengan ergonomi dapat ditekan dampak negatif pemanfaatan ilmu

pengetahuan dan teknologi, karena dengan ergonomi berbagai penyakit akibat

kerja, kecelakaan, pencemaran, keracunan, ketidak-puasan kerja, kesalahan

unsur manusia, bisa dihindari atau ditekan sekecil-kecilnya. Pemanfaatan

prinsip-prinsip ergonomi dalam mendesain suatu produk membuat produk

tersebut menjadi lebih sesuai dengan pemakai (users friendly), memuaskan,

nyaman dan aman. Untuk memudahkan dan mengurangi dampak negatif yang

mungkin timbul, penerapan ergonomi hendaknya menggunakan bahasa yang

sederhana, bahasa perusahaan atau bahasa masyarakat. Pendekatan sistemik,

5
holistik, interdisipliner dan partisipatori (SHIP) hendaknya selalu dimanfaatkan

dalam setiap pemecahan masalah atau merencanakan sesuatu sehingga tidak

ada lagi masalah yang tertinggal atau muncul di kemudian hari. (Wayan

Mustika & Made Sutajaya, 2016)

Di samping itu pendekatan SHIP hendaknya diterapkan dalam pemilihan

dan alih teknologi sehingga menjadi tepat guna, dengan persyaratan:

(a) Secara teknik hasilnya lebih baik

(b) Secara ekonomi lebih menguntungkan

(c) Secara sosial budaya dapat diterima

(d) Kesehatan dapat dijamin dan dipertanggungjawabkan

(e) Hemat dalam pemakaian energi dan

(f) Tidak merusak lingkungan.

Dari beberapa perbaikan ergonomi yang telah dilakukan oleh para ahli di

luar negeri yang pencatatan datanya sudah baik, rapi dan teratur, terbukti bahwa

dengan penerapan ergonomi mampu memberikan keuntungan secara ekonomi,

meningkatkan keselamatan dan kenyamanan kerja. Malah telah sampai pada

simpulan Good ergonomic is good economic. Maksudnya adalah, apabila

ergonomi dapat diterapkan dengan baik dan benar akan dapat memberikan

keuntungan ekonomi yang lebih baik. Ini bisa diterima dan dipertanggung-

jawabkan, karena hasil yang dicapai melalui penerapan ergonomi yang baik dan

benar memberikan manfaat:

(a) Pemakaian tenaga otot bisa lebih efisien

(b) Pemanfaatan waktu lebih efisien

(c) Kelelahan berkurang

6
(d) Kecelakaan kerja berkurang atau dapat ditiadakan

(e) Penyakit akibat kerja berkurang

(f) Kenyamanan dan kepuasan kerja meningkat

(g) Efisiensi kerja meningkat

(h) Mutu produk dan produktivitas kerja meningkat

(i) Kesalahan kerja berkurang dan kerusakan dapat diminimalka dan

(j) Pengeluaran untuk mengatasi akibat dari kecelakaan dan penyakit akibat

konsekuensinya biaya operasional dapat ditekan.

2.2 Industri Manufaktur

Ergonomi adalah disiplin keilmuan yang mempelajari perilaku manusia

dalam kaitannya dengan pekerjaan. Dengan ergonomi akan dilakukan

penserasian semua elemen yang berinteraksi dengan manusia, yaitu tasks,

organisasi, lingkungan, dan tools/technology. Ketika semua elemen serasi

maka akan terjadi keharmonisan di tempat kerja yang berdampak pada

meningkatnya produktivitas, kualitas, efisiensi, dan kepuasan pekerja. Disiplin

ergonomi secara khusus akan mempelajari keterbatasan dari kemampuan

manusia dalam berinteraksi dengan teknologi dan produk-produk buatannya.

Dengan ergonomi tuntutan tugas, peralatan, cara kerja dan lingkungan

diserasikan dengan kemampuan, kebolehan dan batasan manusia sehingga

diperoleh kondisi kerja dan lingkungan yang sehat, aman, nyaman dan efisien.

(Surata, 2016)

Di dalam ergonomi, prinsip, metode dan data ilmiah dari berbagai disiplin

diaplikasikan untuk mengembangkan sistem perekayasaan dimana manusia

memainkan peranan penting. Prinsip yang selalu digunakan dalam ergonomi

7
adalah prinsip fitting the task to the man, yang berarti bahwa pekerjaan harus

disesuaikan dengan kemampuan dan keterbatasan manusia sehingga hasil yang

dicapai dapat meningkat. Aplikasi ergonomi disamping menciptakan sistem

kerja yang manusiawi, juga terbukti memberikan keuntungan secara ekonomi.

Hendrick menyatakan good ergonomics is good economics, yang berarti

penerapan ergonomi yang benar akan memberikan keuntungan ekonomi yang

lebih tinggi, dan telah dibuktikan dengan penerapan usus akan mempelajari

keterbatasan dari kemampuan manusia dalam berinteraksi dengan teknologi

dan produk-produk buatannya. (Surata, 2016)

Dengan ergonomi tuntutan tugas, peralatan, cara kerja dan lingkungan

diserasikan dengan kemampuan, kebolehan dan batasan manusia sehingga

diperoleh kondisi kerja dan lingkungan yang sehat, aman, nyaman dan efisien.

Di dalam ergonomi, prinsip, metode dan data ilmiah dari berbagai disiplin

diaplikasikan untuk mengembangkan sistem perekayasaan dimana manusia

memainkan peranan penting. Prinsip yang selalu digunakan dalam ergonomi

adalah prinsip fitting the task to the man, yang berarti bahwa pekerjaan harus

disesuaikan dengan kemampuan dan keterbatasan manusia sehingga hasil yang

dicapai dapat meningkat. Aplikasi ergonomi disamping menciptakan sistem

kerja yang manusiawi, juga terbukti memberikan keuntungan secara ekonomi.

(Surata, 2016)

Hendrick menyatakan good ergonomics is good economics, yang berarti

penerapan ergonomi yang benar akan memberikan keuntungan ekonomi yang

lebih tinggi, dan telah dibuktikan dengan penerapan ergonomi pada industri

kehutanan, transportasi, sistem penanganan bahan, desain produk, perbaikan

8
stasiun kerja, dan sebagainya dapat meningkatkan produksi secara bermakna.

Mesin dan peralatan pada dasarnya diciptakan untuk meningkatkan kapasitas,

kecepatan dan keakuratan serta mengurangi biaya produksi. Seorang perancang

tidak hanya dituntut untuk menghasilkan mesin atau alat yang mampu berkerja

dengan performansi tinggi dan efisien sesuai dengan yang direncanakan, akan

tetapi juga harus berorientasi pada proses untuk meningkatkan performansi

sistem secara keseluruhan, dimana manusia terlibat di dalamnya. (Surata, 2016)

Untuk mencapai kondisi tersebut maka perlu melibatkan berbagai disiplin

ilmu (interdisipliner) pada saat desain, termasuk disiplin ilmu ergonomi.

Pendekatan ergonomi tidak selalu membutuhkan biaya mahal, terutama bila

diterapkan sejak tahap perencanaan. Estimasi biaya perencanaan sekitar 20 –

30% dari total biaya produksi. Penerapan ergonomi dalam desain dan sistem

manufaktur merupakan strategi proaktif yang penting untuk meningkatkan

kondisi kerja dan efisiensi produksi. Hubungan tersebut ditunjukkan pada

Gambar 1. (Surata, 2016)

Gambar 2.1 Ergonomi dalam Proses Desain dan Manufaktur

9
BAB III

APLIKASI ERGONOMI PADA INDUSTRI MANUFAKTUR

3.1 Ergonomi pada Indsutri Manufaktur

Ergonomi adalah ilmu kerja dan semua / sebagian besar kerja berada di
lingkungan industri termasuk industri manufaktur. Istilah ergonomi di industri
manufaktur telah lebih dulu dan lebih banyak “dikenal” daripada di industri lainnya
seperti pertambangan, konstruksi atau minyak & gas. Secara umum penerapan
ergonomi di semua industri sama namun karena terdapat karakteristik setiap jenis
industri yang berbeda-beda, maka penerapan ergonomi pada tiap jenis industri pun
ada yang berbeda-beda dan mempunyai kekhasan sendiri termasuk dalam
manufaktur.
Berikut karakteristik-karakteristik industri manufaktur dan penerapan ergonomi
yang khas di industri manufaktur:
a. High level of housekeeping (tingkat pemeliharaan “rumah tangga” yang tinggi).

Pada manufaktur, semua mesin, peralatan dan benda-benda lain termasuk

manusia diletakan atau ditempatkan dengan baik, teratur dan sangat

terorganisir. Kebersihan dan kerapian pada lingkungan kerja merupakan hal

yang wajib dalam manufaktur.

b. Linked resources (sumber daya yang saling terhubung). Proses produksi pada

manufaktur berbentuk sebuah alur atau aliran produksi. Jadi dari bahan mentah

menjadi barang jadi semuanya diproses dalam satu alur sehingga semua sumber

daya di setiap tingkatan itu sangat berhubungan dan dijaga keseimbangannya

supaya produksi lancar dan disinilah peran ergonomi. Bidang ergonomi yang

berkaitan dengan sumberdaya yang saling terhubung adalah aliran informasi

kerja (ergonomi organisasi dan kognitif),

c. Products move (produk yang bergerak). Produk jadi, setengah jadi atau bahan

mentah pada manufaktur akan terus bergerak kontinyu dalam proses produksi.

10
Karena terus bergerak dibutuhkan suatu pengaturan aliran atau waktu kerja

khusus contohnya time study (ergonomi fisik).

d. High people movement (pergerakan manusia yang tinggi). Karena produksi

berbentuk aliran atau alur maka seluruh area produksi berkaitan sehingga bila

terjadi suatu “kejadian” maka itu bisa disebabkan oleh sebagian atau

keseluruhan dari aliran itu sehingga manusia dapat berpindah-pindah dari satu

are ke area lain walaupun tidak berlaku bagi semua pekerja. Semua itu

membutuhkan aliran informasi kerja yang jelas dan lagi-lagi diperlukan

perancangan aliran informasi kerja yang baik (ergonomi organisasi dan

kognitif).

e. Material moves in a fixed flow (bahan mentah dan juga barang setengah jadi

bergerak di suatu aliran yang tetap). Pergerakan ini kontinyu dan karena itu

diperlukan suatu pengaturan jumlah bahan atau barang setengah jadi yang

dipelajari dalam PPIC. Dalam PPIC, informasi sangat krusial dan karena itu

lagi-lagi diperlukan perancangan aliran informasi kerja yang baik (ergonomi

organisasi dan kognitif).

f. More worker inspections (banyak terdapat inspeksi pekerja). Yang dimaksud

inspeksi pekerja adalah melakukan hal-hal agar pekerja itu dapat meningkatkan

perannya dalam meningkatkan output produksi baik dari kualitas atau kuantitas

namun jika konteksnya adalah “inspeksi” maka biasanya yang dimaksud adalah

kualitas output atau produk. Salah satu contoh penerapan ergonomi dalam

inspeksi pekerja untuk menjaga kualitas adalah membuat standar atau instruksi

kerja tertentu contohnya melakukan motion dan time study untuk tiap pekerjaan

11
sehingga nantinya tiap tahap atau jenis pekerjaan mempunyai waktu standar

yang pas agar si pekerja mampu menghasilkan output dengan kualitas baik.

g. High employee satisfaction (“kepuasan” pekerja yang tinggi). Beban pekerjaan

yang berat, membosankan, dan sebagainya membuat pekerja memerlukan suatu

motivasi kerja yang terus diperbarui dan di manufaktur banyak sekali terdapat

event motivasi seperti ini bagi pekerja. Selain itu teknologi di industri

manufaktur relatif lebih cepat berkembang dan dinamis (salah satunya terjadi

karena jenis produk yang sering berubah mengikuti selera pasar) sehingga

banyak proses kerja yang baru seperti mesin baru dsb dan alhasil sering

diperlukan training kerja yang sesuai sehingga pada dasarnya di industri

manufaktur kepuasan pekerja terpenuhi karena neednya lebih cepat terpenuhi.

Training dan motivasi ini bisa optimal dengan menerapkan ergonomi

organisasi.

h. More visual signals (banyak sinyal visual). Pada manufaktur banyak sekali

dijumpai tahap demi tahap proses detail dan banyak sumber daya seperti bahan

yang bervariasi dsb. Oleh karena itu diperlukan suatu penanda atau sinyal visual

khusus untuk mencegah terjadinya kesalahan. Dalam ergonomi disebut display

(masuk ergonomi kognitif).

i. Easier planning (perencanaan yang relatif mudah). Perencanaan pada

manufaktur relatif lebih mudah karena manufaktur mengetahui berapa

permintaan, berapa kapasitas prosuksi, dan berapa suplai dengan pasti. Oleh

karena itu pada manufaktur mudah dilakukan suatu analisis atau perencanaan

seperti PPIC, forecasting dsb. Lagi-lagi disini aliran informasi sangat penting

12
sehingga perlu menerapkan ergonomi kognitif dan organisasi untuk

mengoptimalkan aliran informasi itu.

j. Supplier involvement (adanya keterlibatan penyuplai). Karena terdapat

penyuplai dan aliran informasi dalam supply chain itu sangat penting maka

ergonomi disini (kognitif dan organisasi) juga berperan dalam mengoptimalkan

aliran informasi tersebut.

k. Less variation of work motion (per worker) but there is a lot of repetitive motion

(jenis pekerjaan per pekerja biasanya kurang variasi gerakan karena

prosedurnya sudah ditetapkan dan frekuensi pengulangan gerakan itu sangat

tinggi karena alur produksi berjalan terus). Perlu diketahui bahwa masalah

kesehatan kerja dalam industri manufaktur yang sangat meninjol adalah

musculoskeletal disorder yang disebabkan oleh cumulative trauma. Karena itu

perlu dilakukan semcamam analisis beban, postur, gerakan, dan sebagainya dan

semuanya bias dianalisis menggunakan ergonomi fisik (RULA, REBA dsb).

l. The most common type of work is assembly / mixing, shaping, casting etc

(proses kerja yang paling umum adalah assembly / mixing, shaping, casting dsb.

Kebanyakan jenis pekerjaan tersebut menghadapi sebuah mesin untuk

memproses bahan. Karena itu penerapan ergonominya harus disesuaikan

dengan kebutuhan yakni tidak hanya untuk hubungan manusia dan mesin tapi

hubungan manusia, mesin, dan produk. Contoh penerapan ergonomi disini

adalah mendesain jig saw, poke yoke dsb sehingga manusia tidak melakukan

kesalahan dan aman, mesin tidak rusak, dan kualitas produk terjaga (ergonomi

fisik).

13
m. Most of them are located not in remote area (Mayoritas bukan di daerah

terpencil). Karena lokasinya yang biasanya di kota maka kebutuhan pekerja

berkaitan dengan lingkungan kehidupan di perkotaan juga harus diperhatikan

(ergonomi organisasi).

n. The quality of the product represents the quality of the work and process

(kualitas produk merepresentasikan baik buruknya proses produksi). Pada

manufaktur, kualitas menjadi hal yang penting dan yang membuat kualitas itu

adalah si manusia yang bekerja. Peran ergonomi disini adalah meracang kerja

agar manusia dapat menhasilkan output yang sesuai standar kualitas.

Keseluruhan ergonomic bias dipakai.

o. More recognizing automated work (sudah mulai banyak mengenal proses kerja

yang otomatis / otomasi proses produksi). Karena sudah ada proses otomasi

maka peran manusia mulai bergeser. Hubungan ‘langsung’ manusia mesin

mungkin akan berkurang dan akan berubah menjadi hubungan ‘tidak langsung’.

Disini diperlukan ergonomic kognitif dan organisasi.

p. Almost all are indoor work (kerja lapangannya berupa kerja indoor). Karena

kerja dilakukan di indoor maka penyesuaian lingkungan terutama udara,

pencahayaan, suhu, kelembaban, warna, dan kebisingan harus diperhatikan dan

disesuaikan dengan karakteristik lingkungan indoor. Hal tersebut dilakukan

melalui penerapan ergonomi lingkungan.

14
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Pengaplikasian Egonomi pada Indistri Manufaltur

Salah satu contoh dari pengaplikasian ergonomi pada industri manufaktur yaitu

Pengembangan produk (product development) yang merupakan suatu kegiatan atau

aktifitas yang dilakukan dalam menghadapi kemungkinan perubahan suatu produk

ke arah yang lebih baik sehingga dapat memberikan daya guna maupun daya

pemuas yang lebih besar (Assaury, 1996). Setiap produk akan mengalami masa

perubahan untuk dikembangkan dan di inovasikan sesuai dengan tuntutan

perubahan jaman ataupun sesuai dengan kebutuhan konsumen. Produk meja laptop

sudah banyak mengalami perubahan dalam setiap perkembangan dan inovasinya,

baik dari segi bentuk ataupun fungsinya.

Akan tetapi berdasarkan hasil observasi lapangan ditemukan bahwa meja laptop

dipasaran kurang memperhatikan nilai ergonomis dan nilai kegunaan. Hal tersebut

dikarenakan meja laptop yang ada dipasaran saat ini lebih mengutamakan desain

bentuk yang simple dan minimalis sebagai tuntutan trend, tetapi tidak

memperhatikan fungsi utama dari meja laptop itu sendiri, sehingga menimbulkan

kelemahan terutama dari segi ergonomisnya. Produk yang dirancang tidak

berdasarkan aspek ergonomi akan menimbulkan ketidaknyamanan saat digunakan.

Inti dari ergonomi adalah suatu prinsip bahwa produk yang harus disesuaikan

dengan kemampuan dan keterbatasan yang dimiliki oleh manusia . Hal ini berarti

dalam merancang suatu produk, perlu diperhitungkan faktor-faktor apa saja yang

menjadi kelebihan dan keterbatasan manusia.

15
Salah satu faktor keterbatasan manusia yang harus dipertimbangkan adalah

keterbatasan dalam ukuran dimensi tubuh. (Wignjosoebroto, 1995). Sehingga

dalam merancang suatu produk juga perlu dilakukan pengukuran antropmteri agar

produk yang dihasilkan dapat sesuai dan tepat guna bagi pemakainya. Maksud dan

tujuan ergonomi pada penelitian ini adalah untuk menyesuaikan meja laptop dengan

manusia sebagai pemakainya. Desain meja laptop akan dirancang dari hasil

pengukuran antropometri, karena merancang produk dengan mempertimbangkan

antropometri pengguna adalah sangat penting, jika tidak maka produk itu tidak akan

sesuai dengan karakteristik penggunanya (Haslegrave, 1986).

Hasil dari penelitian ini nantinya adalah rancangan meja laptop yang ergonomis

yang dirancang berdasarkan pengukuran antropometri manusia. Penelitian ini juga

didasarkan pada penelitian terdahulu mengenai perancangan produk guna mencapai

hasil yang memuaskan bagi konsumen. Penelitian yang dilakukan Suprapto (2007),

menghasilkan bahwa hasil rancangan yang ergonomis adalah sesuai dengan ukuran

tubuh (antropometri) sehingga akan memberikan kemudahan dan kenyamanan serta

sesuai dengan kebutuhan pemakainya. Dalam perancangan fasilitas dengan

menggunakan data antropometri, maka perancangan fasilitas dapat disesuaikan

dengan kisaran persentil 5% dan 95%. Penelitian oleh yang dilakukan Pawenang

(2012), mengembangkan meja dan kursi komputer dengan pendekatan ergonomi.

Selanjutnya penelitian Hartanto, dkk (2014) menghasilkan meja laptop portable

yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen dengan menggunakan

metode Quality Function Deployment (QFD) Selanutnya pada tahun 2015,

Herwanto melakukan penelitian untuk mendesain meja laptop unik yang

diperuntukkan digunakan oleh mahasiswa Teknik Industri.

16
4.2 Metode Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah sebanyak 30 mahasiswa. Pengukuran

antropomeri dilakukan kepada semua subjek penelitian. Hasil dari pengukuran

antropometri nantinya yang akan digunakan untuk merancang meja laptop.

a. Metode Pengukuran Antropometri

Pada penelitian ini untuk merancang meja laptop ukuran tubuh yang digunakan

adalah panjang siku ke tangan, jarak siku kanan ke siku kiri dan tinggi siku

berdiri. Pengukuran antropometri tubuh pada penelitian ini menggunakan

satuan centimeter (cm).

b. Uji Keseragaman Data

Untuk memastikan bahwa yang terkumpul berasal dari sistem yang sama, maka

dilakukan pengujian terhadap keseragaman data. Pengujian keseragaman data

diperlukan untuk memisahkan data yang memiliki karakteristik yang berbeda

(Hari Purnomo, 2004). Untuk menghitung uji keseragaman data digunakan

rumus sebagai berikut :

𝐵𝐾𝐴 = X̅ +3σx̅

𝐶𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑙 = X̅

𝐵𝐾𝐵 = X̅ +3σx̅

c. Uji Kecukupan Data

Menurut Hari Purnomo (2004), uji kecukupan data diperlukan untuk

memastikan bahwa data yang telah dikumpulkan adalah cukup secara objektif.

Pada penelitian ini dilakukan uji kecukupan data untuk mengetahui apakah data

yang diambil dari 30 mahasiswa sudah cukup mewakili untuk dilakukan

perancangan meja lipat untuk laptop. Perancangan Ukuran dengan Percentil

17
Untuk merancang meja lipat untuk laptop pada penelitian ini akan menggunkan

percentil ke-5 (P5) dan percentil ke-95 (P95). Dalam antropometri, angka

persentil ke-95 akan menggambarkan ukuran manusia yang “terbesar” dan

persentil ke-5 sebaliknya akan menunjukkan ukuran “ terkecil”.

4.3 Analisa Dan Pembahasan

Pada analisa dan pembahasan ini akan dilakukan pembandingan antar produk

baru dan produk yang sudah ada dipasaran berdasarkan bahan atau material,

konstruksi, dan komponen. Bahan atau material yang digunakan untuk pembuatan

meja laptop lipat pengembangan adalah kayu jati yang sudah teruji kekuatan dan

keawetannya sementara bahan dari meja laptop di pasaran banyak terbuat dari kayu

lunak, partikel(serbuk kayu yang dipadatkan), dan banyak juga yang terbuat dari

plastik. Pada segi kontruksi kelebihan utama dari meja laptop lipat pengembangan

ini dibanding meja laptop di pasaran yaitu untuk meja laptop lipat hasil

pengembangan ini bisa diatur tinggi rendah dan kemiringannya sementara meja

laptop dipasaran rata-rata statis.

Selanjutnya pada komponen meja laptop lipat pengembangan terdapat laci yang

bisa difungsikan sebagai tempat keyboard eksternal, mouse, map, buku dan bahkan

laptop bisa dimasukkan didalamnya. Sedangkan meja laptop lipat dipasaran rata-

rata tidak ada laci dan kalaupun ada hanya kecil. Dari perbandingan tersebut diatas

meja laptop lipat pengembangan mempunyai banyak keunggulan dibanding meja

laptop di pasaran sehingga bisa menjadi produk alternatif(pilihan),bisa menjadi

produk yang bermanfaat bagi kepentingan pendidikan dan bisa menjadi produk

yang laku dijual di pasaran.

18
Gambar 4.1 Rancangan Meja Laptop Ergonomis

19
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai meja laptop lipat, maka

dapat disimpulkan bahwa hasil pengembangan produk meja laptop lipat bisa

mengurangi keluhan musculoskeletal pengguna seperti punggung sakit karena

terlalu membungkuk saat menggunakan meja yang terlalu pendek, kaki yang biasa di

tekuk/ bersila bisa lebih rileks dengan selonjoran, leher bawah yang biasa sakit

karena pandangan terlalu rendah bisa lebih nyaman dengan posisi meja yang bisa

diatur kemiringannya. Produk hasil pengembangan bisa menjadi rintisan produk

meja laptop untuk menunjang kegiatan presentasi karena mempunyai keunggulan

diantaranya adalah meja bisa diatur ketinggiannya sampai siku berdiri orang dewasa,

meja terdapat laci yang bisa digunakan untuk meletakkan keyboard eksternal,

mouse, map/ folio dan juga buku, konstruksi yang model lipat dapat dan mudah

dipindahkan atau dibawa kemana mana.

5.2 Saran

Meja laptop lipat hasil pengembangan dapat menjadi referensi bagi para

pengguna ataupun orang yang sering beraktivitas dengan laptop untuk

menggunakan produk hasil rancangan pengembangan karena lebih ergonomis

sehingga dapat memberikan kenyamanan dan keamanan terhadap tubuh.

Rancangan meja laptop lipat dapat dipertimbangkan oleh pihak universitas/ kampus

untuk sarana penunjang presentasi mahasiswa

20
DAFTAR PUSTAKA

Surata, Wayan. 2016. Pendekatan Ergonomi dalam Industri Manufaktur untuk

Meningkatkan Daya Saing, Universitas Udayana. Orasi Ilmiah.

Assauri. 1996. Manajemen Pemasaran : Dasar, Konsep, dan Strategi. Jakarta : PT.

Raja Grafindo Persada. 406 hlm.

Wignjosoebroto, Sritomo. 1995.”Ergonomi, Studi Gerak Dan Waktu. Teknik

Analisis Untuk Peningkatan Produktivitas kerja, Edisi Pertama”. PT. Guna

Widya : Jakarta.

Suprapto. 2007. Perancangan Kursi Kuliah Yang Ergonomis Di Universitas

Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo. Laporan Penelitian

Pawenang N. 2012. Pengembangan Produk Meja dan Kursi Komputer Dengan

Pendekatan Ergonomi. Teknik Industri, Universitas Pembangunan Nasional

“Veteran”. Skripsi.

Hartanto, T., Etika Muslimah., Siti Nandiroh. 2014. Desain Meja Laptop Portable

Melalui Pendekatan Quality Function Deployment (Qfd). Teknik Industri,

Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Dene Herwanto, D., Anwar J G., Saeful A. 2015. Perancangan Meja Laptop

Portable untuk Mahasiswa Teknik Industri Universitas Singaperbangsa

Karawang. Jurnal Performa. Vol. 14, No, 1(85-95).

21

You might also like