Professional Documents
Culture Documents
Analisis SWOT PT PERKEBUNAN NUSANTARA III
Analisis SWOT PT PERKEBUNAN NUSANTARA III
PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan memiliki visi dan misi serta logo di
bawah ini.
1. Visi
Visi perusahaan PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan yaitu menjadi
Perusahaan agribisnis kelas dunia dengan kinerja prima dan melaksanakan tata kelola
bisnis terbaik.
2. Misi
Adapun misi perusahaan dari PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, yaitu :
a. Mengembangkan industri hilir berbasis perkebunan secara berkesinambungan.
b. Menghasilkan produk berkualitas untuk pelanggan.
c. Memperlakukan karyawan sebagai aset strategis dan mengembangkannya secara
optimal
d. Berupaya menjadi perusahaan terpilih yang memberikan "imbalhasil" terbaik bagi
para Investor. e. Menjadikan perusahaan yang paling menarik untuk bermitra bisnis. f.
Memotivasi karyawan untuk berpartisipasi aktif dalam pengembangan komunitas. g.
melaksanakan seluruh aktifitas perusahaan yang berwawasan lingkungan.
3. Makna Logo Perusahaan
Bentuk logo perusahaan PT Perkebunan Nusantara III (Persero) dapat dilihat pada
Gambar Dibawah ini
a. Aspek Global
Dalam aspek global ini, harus mengetahui SWOT yang berkaitandengan aspek global,
yang bersifat garis besar. Aspek global ini sangat berkaitan dengan “Visi dan Misi” yang
harus dikembangkan oleh PT Perkebunan Nusantara III (Persero). Aspek tersebut tentu
saja akan bersifat jangka panjang yang biasanya sampai dengan 25 tahunan atau lebih.
Rencana global tersebut harus dirancang dari SWOT yang dimiliki oleh PT Perkebunan
Nusantara III (Persero) dengan akar permasalahan yang ada. Oleh kareana itu kita harus
melakukan analisis terhadap faktor internal dan eksternal. Analisis faktor internal
ditunjukkan untuk memperoleh kekuatan dan kelemahan yang ada pada PT Perkebunan
Nusantara III (Persero).
b. Aspek Strategis.
Aspek strategis ini merupakan penjabaran yang lebih rinci kedalam rencana kerja
yang lebih bersifat jangka menengah (biasanya 5 tahunan) guna merealisasikan apa yang
sudah dirumuskan oleh rencana global diatas. Dalam tahap strategis ini juga kita harus
mampu untuk memikirkan berbagai alternatif strategi yang mungkin dapat dilakukan
untuk merealisasikan rancangan global, dengan tetap memperhatikan SWOT yang ada di
PT Perkebunan Nusantara III (Persero). Dengan pengamatan kita terhadap SWOT kita
harus mampu merumuskan berbagai alternatif strategis.
Perlu di perhatikan bahwa strategi merupakan alternatif metode yang dapat dilakukan,
serta akan berfungsi sebagai petunjuk untuk menentukan prioritas kerja, dapat pula
berfungsi sebagai alat bantu alur fikir kita dalam memecahkan masalah yang dihadapin
perusahaan.
c. Aspek Operasional
Aspek operasional merupakan aspek yang bersifat jangka pendek atau tahunan, atau
bahkan kurang dari satu tahun, atau bahkan kurang dari setahun, misalnya rencana untuk
satu semester, ataupun satu triwulan bahka mungkin pula bulanan atau mingguan.
Rencana operasional ini akan menjabarkan secara operasional serta rinci terhadap rencana
strategis. Operasional serta rinci terhadap strategis yang telah dipilih dan di tetapkan
harus ditindak lanjutkan dalam bentuk penentuan keterampilan atau keahlian yang harus
dikuasain, bentuk-bentuk latihan yang harus disiapkan, begitu pula siapa personalia yang
harus melakukannya dan sebagainya. Disusun targettarget yang harus dicapai serta
anggaran atau budget yang akan dikeluarkan untuk pelaksanaan perencanaan tersebut.
SWOT juga mengacu pada penelitian yang dilaksanakan di PT Perkebunan Nusantara III
(Persero), dengan hal itu banyak disimpulkan bahwa SWOT sangat berguna untuk
mengetahui baik atau tidaknya suatu perusahaan.
B. Standar Analisis SWOT PT Perkebunan Nusantara III (Persero)
1. Pembobotan (Weighting) dan Penilaian (Raiting)
Dalam analisis SWOT setiap faktor / variable strategik diukur dengan melakukan pembobotan
dan penilaian untuk menghitung jumlah nilai bobot dari kekuatan dan kelemahan dengan
peluang dan ancaman. Pembobotan dan penilaian dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut
:
a. Pembobotan (weighting) dilakukan berdasarkan pertimbangan pengaruh faktor atau variabel
tersebut terhadap pencapaian tujuan perusahaan dibandingkan dengan faktor-faktor atau
variabel-variabel lainya dalam kelompoknya. Faktor yang mempunyai pengaruh yang paling
besar terhadap pencapaian tujuan perusahaan diberi bobot terbesar, demikian seharusnya
hingga faktor yang mempunyai pengaruh paling kecil diberi bobot terkecil. Total bobot untuk
setiap faktor, peluang, ancaman, kekuatan, dan kelemahan adalah 100%.
b. Penilaian (raiting) untuk setiap faktor atau variabel dilakukan dengan menggunakan nilai 1
sampai dengan 5. Penilaian dilakukan dengan membandingkan antara kondisi faktor yang
dinilai saat ini (dapat berupa pencapaian kinerja) terhadap standar yang ditetapkan (target
tahunan, rata-rata industri, atau kinerja terbaik dari benchmarking)
c. Skor (scoring) dilakukan dengan mengalikan bobot dengan nilai, sehingga akan diperoleh
jumlah skor Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Ancaman. Jumlah skor kekuatan dikurangi
dengan jumlah skor kelemahan diperoleh skor IFE (Internal Factors Evalution). Jumlah skor
peluang dikurangin dengan jumlah skor ancaman diperoleh skor EFE (External Factors
Evalution)
d. Berdasarkan skor IFE dan EFE digambarkan diagram untuk menentukan posisi perusahaan.
Pemberian skor (scoring) terhadap faktor-faktor eksternal dan internal dalam analisis SWOT dapat
dijelaskan sebagai berikut :
Faktor-faktor strategik eksternal yang menggunakan peluang yaitu yang mempunyai skor
tertinggi adalah permintaan pasar masih terbuka; pengembangan industri hilir dan bisnis non
perkebunan; tersedianya teknologi untuk meningkatkan produktivitas dengan memanfaatkan
perkembangan teknologi yang tersedia, serta peluang untuk dapat menjalankan usaha dengan
baik karena dukungan dari pemerintah yang cukup baik. Sedangkan faktor-faktor yang
merupakan ancaman dan mempunyai skor tinggi adalah tingginya kehilangan produksi;
penggarapan lahan oleh masyarakat; perluasan wilayah kota. Hal ini menunjukkan bahwa
yang menjadi ancama perusahaan adalah keamanan produksi, dan keamanan lahan terhadap
penggarapan maupun perluasan wilayah kota.
Faktor-faktor yang merupakan kelemahan yaitu yang mempunyai skor tertinggi adalah
kondisi keuangan yang kurang baik; komposisi umur tanaman tidak ideal. Faktor-faktor lain yang
juga menjadi kelemahan adalah produktivitas sumber daya kurang optimal; harga pokok produksi
tinggi; dan komoditas tembakau dan tebu yang selalu merugi.
Hasil analisis SWOT menunjukkan bahwa skor peluang lebih kecil dari ancaman yang ada,
sedangkan skor kekuatan lebih kecil dari kelemahan, hal ini menunjukkan bahwa perusahaan berada
dalam kondisi ancaman sekaligus kelemahan yang harus diatasi dengan memanfaatkan kekuatan dan
peluang yang dimiliki.
b. Penentuan Posisi Perusahaan
Hasil analisis SWOT menghasilkan Skor IFE dan EFE seperti terlihat pada tabel 3.3 hasil ini
selanjutnya dituangkan dalam Diagram Delphie seperti terlihat pada gambar 3 yang
menunjukkan peta posisi perusahaan pada posisi bertahan (survival).
C. Pengertian Strategi
1. Strategi Bersaing
Oxpord Pocked Dictionary : “Merupakan seni perang, khususnya perencanaan gerakan
pasukan, kapal dan sebagainya menuju posisi yang layak, rencana tindakan atau kebajikan
dalam bisnis atau politik dan sebainya”. Alfred Chandler (1962) Strategy and structure :
“Merupakan penetapan sasaran dan tujuan jangka panjang sebuah perusahaan, dan arah
tindakan serta alokasi sumber daya yang diperlukan untuk mencapai sasaran dan tujuan itu.
Robert D Buzzell & Bradley T Gale (1987) : “Strategi adalah kebijakan dan keputusan kunci
yang digunakan oleh manajemen yang mempunyai dampak yang besar pada kinerja
keuangan. Kebijakan dan keputusan ini biasanya melibatkan komitmen sumber daya yang
penting dan tidak dapat diganti dengan mudah”. Kenneth Andrew (1971) Konsep Strategi
Kooperatif : “Strategy adalah pola sasaran, maksud atau tujuan dan kebijakan serta rencana-
rencana penting untuk mencapai tujuan itu, yang dinyatakan dengan cara seperti menetapkan
bisnis yang di anut atau yang akan di anut oleh perusahaan, dan jenis atau akan menjadi apa
perusahaan ini”.
Dalam manajeman strategi yang baru, Mintzberg mengemukakan 5P yang sama
artinya dengan strategi, yaitu:
1) Strategi adalah Perencanaan (Plan) Konsep strategi tidak lepas dari aspek
perencanaan, arahan atau acuan gerak langkah perusahaan untuk mencapai suatu tujuan di
masa depan. Akan tetapi, tidak selamanya strategi adalah perencanaan ke masa depan yang
belum dilaksanakan. Strategi juga menyangkut segala sesuatu yang telah dilakukan
sebelumnya.
2) Strategi adalah Pola (Patern) Menurut Mintzberg, srtattegi adalah pola (strategy is
patern), yang selanjutnya disebut sebagai intended strategy, karena belum terlaksana dan
berorientasi ke masa depan. Atau disebut juga sebagai realized strategy karena telah dilakukan
oleh perusahaan.
3) Strategi adalah Posisi (Position) Yaitu memposisikan produk tertentu ke pasar
tertentu yang dituju. Strategi sebagai posisi menurut Mintzberg cenderung melihat ke bawah,
yaitu ke suatu titik bidik di mana produk tertentu bertemu dengan pelanggan, dan melihat ke
luar yaitu meninjau berbagai aspek lingkungan eksternal.
4) Strategi adalah Perspektif (Perspektif) Jika dalam arti Pola dan Posisi cenderung
melihat ke bawah dan ke luar, maka sebaliknya dalam Perspektif cenderung lebih melihat ke
dalam yaitu ke dalam organisasi, dan ke atas yaitu melihat grand vision dari perusahaan.
5) Strategi adalah Permainan (Play) Dalam arti ini, strategi adalah suatu manuver
tertentu untuk memperdaya lawan atau pesaing. Suatu merek misalnya meluncurkan merek
kedua agar posisinya tetap kukuh dan tidak tersentuh, karena merek-merek pesaing akan
sibuk berperang melawan merek kedua.
D. Bentuk Strategi Pada PT Perkebunan Nusantara III (Persero)
1. Strategi Pencapaian
Staretegi Korporasi (Corporate Strategy) Hasil analisis Swot menunjukkan bahwa posisi
perusahaan pada saat ini berada pada kwadran III yaitu pada posisi survival. Pada posisi ini,
strategi yang sesuai untuk diterapkan adalah strategi bertahan (Defensive Strategy). Namun
sejalan dengan visi, misi dan arah pengembangan perusahaan, maka strategi korporasi yang
ditempuh adalah strategi kombinasi, yang meliputi strategi-strategi :
1) Strategi bertahan (defensive strategy) ditempuh untuk agribisnis perkebunan dan usaha non
perkebunan yang saat ini dikelola adalah dengan melakukan penyehatan dan konsolidasi.
2) Strategi Pertumbuhan integrasi (integrative Growth Strategy) ditempuh untuk
mengembangkan atau membangun bisnis baru yang masih berhubungan dengan bisnis yang
sudah ada, seperti : pengembangan areal tanaman kelapa sawit serta peningkatan sarana dan
prasarananya, pengembangan tanaman tebu, pabrik etanol, dan lain-lain.
3) Strategy Pertumbuhan Diversifikasi Konglomerasi (Conglomerate Diversification Strategy)
ditempuh untuk menambah bisnis yang tidak berhubungan dengan bisnis yang ada antara lain
bisnis properti, pusat perkantoran, perhotelan, SPBU, dan bisnis lain yang potensial.
2. Strategi Bisnis
Strategi bisnis yang dikembangkan mengacu kepada strategi bersaing dari Michael E.
Porter, bahwa suatu produk atau bisnis akan mampu bersaing di industrinya apabila
mengembangkan salah satu dari dua pendekatan keunggulan bersaing, yaitu keunggulan
karena biaya rendah (low cost) atau keunggulan karena keunikannya (differentiation). Pada
strategi low-cost, peusahaan hanya berkonsentrasi kepada pesaing atas produk yang sama,
yaitu harus dapat memasarkan produk yang sama dengan harga lebih rendah dari pesaing.
Adapun strategi keunikan, perusahaan berkonsentrasi bagaimana menghasilkan produk yang
memuaskan keinginan dan kebutuhan pelanggan.
Untuk bisnis utama berupa komoditas perkebunan yang harganya lebih dominan
ditentukan oleh pasar, maka strategi yang di tempuh adalah Strategi Keunggulan Biaya (Cost
Leadership) yang dicapai melalui strategi:
1) Peningkatan Produksi, Produktivitas Tanaman.
2) Peningkatan Efesiensi dan Efektivitas pengolahan.
3) Pengendalian Biaya produksi.
Strategi bisnis non perkebunan yang ditempuh adalah melalui Kemitraan (mitra strategik)
yang saling menguntungkan dan selalu memperhatikan adanya upaya-upaya :
1) Diversifikasi produk atau jasa.
2) Peningkatan efesiensi
3) Peningkatan pelayanan
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah peneliti melakukan topik penelitian mengenai analisis SWOT sebagai dasar
penentuan strategi bersaing pada PT Perkebunan Nusantara III (Persero) dan setelah
peneliti melakukan riset pada perusahaan tersebut , maka dalam hal ini peneliti menarik
beberapa kesimpulan antara lain , yaitu :
1. Penggunaan analisis SWOT pada PT Perkebunan Nusantara III (Persero) dapat
mengetahui kekuatan-kekuatannya yang bisa dimanfaatkan secara efektif dan
efesien, dapat juga mengetahui kelemahan-kelemahanya, sehingga dapat digunakan
untuk memperbaikin kinerja perusahaan.
2. Melalui analisis SWOT ini juga PT Perkebunan Nusantara III (Persero) dapat
sensitive merasakannya, sehingga tidak ada kesempatan yang terlewatkan serta
dapat mengambil tindakan sebagai langkah antisipasi bagi berbagai ancaman yang
menghampiri perusahaan baik itu dari pihak intern maupun pihak ekstern.
B. Saran
Setelah ditemukan beberapa kesimpulan, maka sebagai penutup tugas akhir ini
peneliti akan mencoba memberi saran yang kiranya bermanfat bagiperkembangan PT
Perkebunan Nusantara III (Persero) yaitu : 1. PT Perkebunan Nusantara III (Persero) harus
terus memperhatian pelaksanaan analisis SWOT ini untuk upaya pengembangan
kelangsungan perusahaan. Karena dapat dilihat bahwa dalam menetapkan strategi yang
akan diwujudkan dalam Misi dan Visi perusahaan diperlukan analisa lingkungan yang
baik agar tujuan PT Perkebunan Nusantara III (Persero) secara menyeluruh dan dapat
dicapai sebagai mana mestinya. 2. Hasil analis SWOT menunjukkan bahwa skor ancaman
lebih kecil dari peluang yang ada, sedangkan skor kelemahan lebih kecil dari kekuatan,
hal ini menunjukkan bahwa PT Perkebunan Nusantara III (Persero) secara konsolidatif
memiliki kekuatan untuk melakukan pengembangan usaha dengan memanfaatkan
peluang-peluang yang ada
Analisis Internal dan Eksternal dan SWOT pada
PT Perkebunan Nusantara