You are on page 1of 11

MAKALAH

“KONSEP DASAR PRE DAN POST OPERASI PADA KASUS


KEBIDANAN”
Mata Kuliah: Keterampilan Klinik Praktik Kebidanan
Dosen Pengampu : Meyska Widyandini, SST., M.Tr.Keb

Disusun Oleh:

Nama : Milka
NIM : 2022011540102

YAYASAN STIKES EKA HARAP PALANGKARAYA


PROGRAM STUDI DII KEBIDANAN
2023
Kata Pengantar
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat,
serta Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “KONSEP DASAR
PRE DAN POST OPERASI PADA KASUS KEBIDANAN” ini.
Penulis menyadari akan keterbatasan dan kekurangan dalam penulisan makalah ini,
oleh karena itu saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan
penulis selanjutnya
Palangka Raya, 8 Maret 2023
SAMPUL DEPAN....................................................................................................ii
KATA PENGANTAR..............................................................................................vi
DAFTAR ISI...........................................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................1
A. Latar Belakang……………………………………………………………..1
B. Rumusan Masalah………………………………………………………….1
C. Tujuan……………………………………………………………………....1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................….8
A. Apa pengertian ?.........................................................................................3
B. Apa saja jenis – jenis Operasi Dalam Kasus Kebidanan…………………4
C. Apa saja jenis – jenis Anastesi……………………………………………4
D. Apa saja perawatan Pre Operasi…………………………………………..5
E. Apa saja perawatan intra Operasi…………………………………………6
F. Apa saja perawatan post Operasi…………………………………………6
G. Apa saja Tujuan Pre operasi ?.....................................................................7

BAB III PENUTUP...................................................................................................8


A. Apa pengertian ?...........................................................................................8
B. Apa saja jenis – jenis Operasi Dalam Kasus Kebidanan…………………..8

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................9
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Operasi adalah keadaan yang membutuhkan tindakan pembedahan. Dalam


pelaksanaan operasi sangat beresiko, lebih dari 230 juta operasi mayor dilakukan setiap
tahun di dunia, menyebabkan keadaan pasien saat operasi akan lemah, meningkatkan
komplikasi setelah operasi dilakukan dan menyebabkan kematian ( Pearse & Moreno,
2012).

Operasi menjadi salah satu keadaan pemicu kecemasan dan stress, bahkan jika
prosedur yang dilakukan masih tergolong kategori operasi minor. Reaksi psikologi dan
fisiologi pada prosedur operasi dan proses anestesi yang memungkinkan adanya respon
kecemasan ditandai dengan naiknya tekanan darah, dan detak jantung. Pada periode
preoperatif pasien akan membutuhkan persiapan terutama berkaitan dengan tubuhnya,
dimana hal tersebut menjadi faktor stresor sehingga respon kecemasan yang timbul
berlebihan dan berdampak pada proses penyembuhan. Pada periode postoperatif
kecemasan bisa timbul dari kurangnya pengetahuan yang terjadi selama operasi, harapan
yang tidak pasti tentang hasil dari operasi, dan dampak yang ditimbulkan setelah operasi
seperti resiko operasi yang dibaca atau didengar oleh pasien, ketakutan yang berhubungan
dengan nyeri, perubahan body image, serta prosedur diagnosa (Lewis, 2011).

Menurut Fortinash dan Holoday (2007), 20 Juta orang di dunia memiliki kecemasan
dimana keadaan tersebut sebagai suatu respon manusia akibat suatu keadaaan tidak
paham, tidak nyaman, tidak mudah, ada tekanan dan ketakutan akan sesuatu yang terjadi.

Selain itu terjadinya kecemasan pada pasien dikarenakan bagi pasien melakukan
tindakan operasi adalah suatu keputusan yang besar. Pasien berharap ketika melakukan
operasi seseorang akan bersama mereka dan melindungi mereka selama kurun waktu
operasi yang memungkinkan, pasien tidak mempunyai kemampuan mengontrol dan
menjaga dirinya sendiri. Pasien yang melakukan operasi sebagian besar berharap untuk
mendapatkan support dan dorongan dari perawat perioperatif (Black & Hawks , 2010)
B. Rumusan Masalah

a) Apa pengertian ?
b) Apa saja jenis – jenis Operasi Dalam Kasus Kebidanan
c) Apa saja jenis – jenis Anastesi
d) Apa saja perawatan Pre Operasi
e) Apa saja perawatan intra Operasi
f) Apa saja perawatan post Operasi
g) Apa saja Tujuan Pre operasi ?
C. Tujuan
a) Mengetahui pengertian Pasien Pre dan Pos Operasi
b) Mengetahui jenis – jenis Operasi Dalam Kasus Kebidanan
c) Mengetahui Apa saja jenis – jenis Anastesi
d) Mengetahui apa saja perawatan Pre Operasi
e) Mengetahui Apa saja perawatan intra Operasi
f) Mengetahui Apa saja perawatan post Operasi
g) Mengetahui Tujuan Pre operasi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertiaan Pasien Pre dan Pos Operasi
Pre operasi merupakan masasebelum dilakukannya tindakan pembedahan, dimulai
sejak persiapan pembedahan dan berakhir sampai pasien di meja bedah.

Sedangkan post operasi merupakan masa setelah dilakukan pembedahan yang


dimulai sejak pasien memasukiruang pemulihan dan berakhir sampai evaluasi selanjutnya.

B. Jenis – jenis Operasi Dalam Kasus Kebidanan


a. Jenis-Jenis Pembedahan Berdasarkan Lokasi
Berdasarkan lokasinya, pembedahan dapat dibagi menjadi bedah toraks
kardiovaskuler, bedah neurologi, bedah ortopedi, bedah urologi, bedah kepala
leher, bedah digestif, dan lain-lain.
b.     Jenis-Jenis Pembedahan Berdasarkan Tujuan
Berdasarkan tujuannya, pembedahan dapat dibagi menjadi :
1) Pembedahan diagnosis, ditunjukan untuk menentukan sebab terjadinya gejala
penyakit seperti biopsy, eksplorasi, dan laparotomi.
2) Pembedahan kuratif, dilakukan untuk mengambil bagian dari penyakit.
Misalnya pembendahan apendektomi.
3) Pembedahan restoratif, dilakukan untuk memperbaiki deformitas,
menyambung daerah yang terpisah.
4) Pembedahan paliatif, dilakukan untuk mengurangi gejala tanpa
menyembuhkan penyakit.
5) Pembedahan kosmetik, dilakukan untuk memperbaiki bentuk dalam tubuh
seperti rhinoplasti.
C. Jenis – jenis Anastesi
a. Anestesia umum, dilakukan umtuk memblok pusat kesadaran otak dengan
menghilangkan kesadaran, menimbulkan relaksasi, dan hilangnya rasa.
b. Anestesia regional, dilakukan pada pasien yang masih dalam keadaan sadar untuk
meniadakan proses konduktivitas pada ujung atau serabut saraf sensoris di bagian
tubuh tertentu, sehingga dapat menyebabkan adanya hilang rasa pada daerah
tubuh tersebut.
c. Anestesia lokal, dilakukan untuk memblok transmisi impuls saraf pada daerah
yang akan dilakukan anestesia dan pasien dalam keadaan sadar.
d. Hipoanestesia, dilakukan untuk membuat status kesadaran menjadi pasif secara
artifisial sehingga terjadi peningkatan ketaatan pada saran atau perintah serta
untuk mengurangi  kesadaran sehingga perhatian menjadi terbatas.
e. Akupuntur, anestesia yang dilakukan untuk memblok rangsangan nyeri dengan
merangsang keluarnya endorfin tanpa menghilangkan kesadaran.

D. Perawatan Pre Operasi


a. Konsultasi dengan dokter obstetrik dan dokter anestesi
b. Semua ibu yang akan dioperasi harus diperiksa dokter obstetri dan dokter anestesi
sebelum operasi dilakukan. Anggota multidisiplin lainnya juga dapat terlibat,
misalnya fisioterapis.
c. Pramedikasi
Pramedikasi adalah obat yang diberikan sebelum operasi dilakukan. Sebagai
persiapan atau bagian dari anestesi. Pramedikasi dapat diresepkan dalam berbagai
bentuk sesuai kebutuhan, misalnya relaksan, antiemetik, analgesik dll.
d. Perawatan kandung kemih dan usus
Konstipasi dapat terjadi sebagai masalah pascabedah setelah puasa dan
imobilisasi, oleh karena itu lebih baik bila dilakukan pengosongan usus sebelum
operasi. Kateter residu atau indweling dapat tetap dipasang untuk mencegah
terjadinya trauma pada kandung kemih selama operasi.
e. Mengidentifikasi dan melepas prosthesis
Semua prostesis seperti lensa kontak, gigi palsu, kaki palsu, perhiasan dll harus
dilepas sebelum pembedahan. Selubung gigi juga harus dilepas seandenya akan
diberikan anestesi umum, karena adanya resiko terlepas dan tertelan. Pakai gelang
identitas, terutama pada ibu yang diperkirakan akan tidak sadar dan disiapkan
gelang identitas untuk bayi.
f. Persiapan Fisik
Persiapan fisik pre operasi yang dialami oleh pasien dibagi dalam 2 tahapan, yaitu
persiapan di unit perawatan dan persiapan di ruang operasi.
E. Perawatan Intra Operasi
Keperawatan Intraoperatif adalah tindakan keperawatan selama fase
intraoperasi berfokus pada kondisi emosional dan juga faktor fisik seperti
keamanan,posisi tubuh, menjaga asepsis dan mengontrol kondisi ruang bedah.
Pengkajian praoperasi membantu perawat merencanakan intervensi selama fase ini.
Perawat tetap bertindak sebagai penjaga pasien, mengatisipasi komplikasi yang
mungkin terjadi. Bila dokter bedah fokus melakukan tindakan bedah, tim anestesi
fokus pada pernafasan dan memepertahankan stabilitas fisiologis, perawat
bertanggung jawab dengan semua aktivitas lain yang berlangsung di ruang operasi.
Tim pembedahan adalah sekelompok tenaga kesehatan profesional yang terlatih dan
mengatur keselamatan pasein. Meskipun setiap prosedur bedah berbedah-bedah satu
sama lain , beberapa orang tertentu pasti selalu ada, seperti dokter bedah, dokter
anestesi, perawat dan tim penyedia baju operasi. Dokter bedah mengetuai tim
pembedahan dan mengambil keputusan terkait prosedur bedah. Tergantung prosedur
bedah yang dilakukan, dokter bedah lain atau perawat terdaftar yang menjalani
pendidikan dan latihan tambahan dapat bertindak sebagai asisten pertama (registered
nurse assistant/RNFA), dokter anestesi atau certified registered nurse anesthetist
(CRNA) memberikan anestesi, meredakan nyeri dan membuat pasein rileks
denganobat. Perawat yang diruang bedah adalah perawat yang terdaftar (registerd
nuse,Rn) dan angota inti dari tim pembedahan.
F. Perawatan Post Operasi
Post operasi adalah masa yang dimulai ketika masuknya pasien
keruang pemulihan dan berakhir dengan evaluasi tindak lanjut pada tatanan klinik
ataudirumah. Setelah pembedahan, perawatan klien dapat menjadi kompleks
akibatfisiologis yang mungkin terjadi. Untuk mengkaji kondisi pasca atau post
operasiini, perawat mengandalkan informasi yang berasal dari hasil pengkajian
keperawatan preoperative. Pengetahuan yang dimiliki klien tentang prosedur
pembedahan dan hal - hal yang terjadi selama pembedahan berlangsung.Informasi ini
membantu perawat mendeteksi adanya perubahan.
Tindakan pasca operasi dilakukan dalam 2 tahap, yaitu periode pemulihan
segera dan pemulihan berkelanjutan setelah fase pasca operasi. Untuk klien yang
menjalani bedah sehari, pemulihan normalnya terjadi dalam 1 sampai 2 jam
dan penyembuhan dilakukan di rumah. Untuk klien yang dirawat di rumah
sakit pemulihan terjadi selama beberapa jam dan penyembuhan berlangsung selama
1hari atau lebih tergantung pada luasnya pembedahan dan respon klien. Setelah
tindakan pembedahan (pra oprasi), beberapa hal yang perlu dikaji diantaranya adalah
status kesadaran, kualitas jalan napas, sirkulasi dan perubahan tanda vital yang lain,
keseimbangan elektrolit,  kardiovaskular, lokasi daerah pembedahan dan sekitarnya,
serta alat-alat yang digunakan dalam pembedahan. Selama periode ini proses asuhan
diarahkan pada menstabilkan kondisi pasien pada keadaan equlibrium fisiologis
pasien, menghilangkan nyeri dan pencegahan komplikasi. Pengkajian yang cermat
dan intervensi segera membantu pasien kembali pada fungsi optimalnya dengan cepat,
aman dan nyaman.
G. Tujuan Persiapan Pre Operasi
Tujuan dari pemberian pengenalan pra-operasi ini oleh staf medis, untuk membuat
pasien merasa nyaman sebelum, ketika, dan setelah menjalani prosedur. Pengenalan
ini juga terbukti dapat membantu pasien mengatasi rasa takutnya saat berada di rumah
sakit.
BAB III
PENUTUP

A.   Kesimpulan
Pre operasi merupakan tahapan dalam proses pembedahan yang dimulai prebedah
(preoperasi), bedah (intraoperasi), dan pasca bedah (postoperasi). Pre operasi merupakan
masa sebelum dilakukannya tindakan pembedahan, dimulai sejak persiapan pembedahan
dan berakhir sampai pasien di meja bedah. Intrabedah merupakan masa pembedahan
yang dimulai sejak ditransfer ke meja bedah dan berakhir sampai pasien dibawa ke ruang
pemulihan. Pra oprasi merupakan  masa setelah dilakukan  pembedahan yang dimulai
sejak pasien memasuki ruang pemulihan  dan berakhir sampai evaluasi selanjutnya.
Tingkat keberhasilan pembedahan sangat tergantung pada setiap tahapan yang dialami
dan saling ketergantungan antara tim kesehatan yang terkait (dokter bedah, dokter
anestesi, perawat/bidan) di samping peranan pasien yang kooperatif selama proses
perioperatif. Tindakan  prebedah, bedah, dan pasca bedah yang dilakukan secara tepat
dan berkesinambungan akan sangat berpengaruh terhadap suksesnya pembedahan dan
kesembuhan pasien.
B.   Saran
Hendaknya mahasiswa dapat benar – benar memahami dan mewujud nyatakan peran
tenaga kesehatan yang prefesional, serta dapat melaksanakan tugas – tugas dengan penuh
tanggung jawab, dan selalu mengembangkan ilmunya.
DAFTAR PUSTAKA

Dudley HAF, Eckersley JRT, Paterson-Brown S. 2000. Pedoman Tindakan Medik dan Bedah.
Jakarta, EGC.
Johnson, Ruth, Taylor. 1997. Buku Ajar Praktek Kebidanan. Jakarta, EGC.
Kozier, Barbara. 1995. Fundamental of Nursing : Concepts, Prosess and Practice : Sixth edition,
Menlo Park, Calofornia.
Oswari E. 1993. Bedah dan perawatannya. Jakarta, Gramedia.
Potter. 2000. Perry Guide to Basic Skill and Prosedur Dasar, Edisi III, Alih bahasa Ester
Monica. Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Samba, Suharyati. 2005. Buku Ajar Praktik Kebidanan. Jakarta, EGC.

You might also like