Professional Documents
Culture Documents
Askep Stase Anak Picu Nicu - Inritoefajarialam T 2202030 - 09 Desember 2022
Askep Stase Anak Picu Nicu - Inritoefajarialam T 2202030 - 09 Desember 2022
TAHUN 2022
DISUSUN OLEH :
INRITOEFAJARIALAM T
(2204030)
TAHUN 2022
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN STASE
TAHUN 2022
Asuhan Keperawatan Ini dibuat sebagai Salah Satu Tugas Praktik Stase Anak
TAHUN 2022
HALAMAN PERSETUJUAN
Keperawatan Stase Anak pada An. A dengan Talasemia di ruang PICU Rumah
Sakit Bethesda Yogyakarta Tahun 2022” ini telah diperiksa dan disetujui oleh
Mengetahui,
Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena kasih dan
keperawatan pada stase anak dengan judul “Laporan Pendahuluan dan Asuhan
anak.
Pada proses penyusunan laporan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
Yogyakarta.
kritik dan saran yang diberikan sangat bermanfaat dalam menjadikan ini sebagai
Inritoefajarialam Tition T
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...........................................................................................................
ii
HALAMAN PERSETUJUAN............................................................................................
iii
KATA PENGANTAR.........................................................................................................
iv
DAFTAR ISI.......................................................................................................................
DAFTAR TABEL...............................................................................................................
vi
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................................
vii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................
A. Latar Belakang.........................................................................................................
B. Tujuan Umum..........................................................................................................
2
C. Sistematika Penulisan..............................................................................................
B. Konsep Keperawatan...............................................................................................
22
A. Pengkajian...............................................................................................................
B. Diagnosis Keperawatan...........................................................................................
C. Rencana Keperawatan.............................................................................................
D. Catatan Perkembangan............................................................................................
BAB IV PEMBAHASAN...................................................................................................
BAB V PENUTUP..............................................................................................................
A. Kesimpulan..............................................................................................................
B. Saran........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dengan angka kelahiran 23 per 1.000 dari 240 juta penduduk Indonesia,
dengan angka kelahiran 23 per 1.000 dari 240 juta penduduk Indonesia,
lain adalah thalasemia minor, yang terjadi padaorang sehat, namun dapat
kepada pasien kelolaan di ruang PICU selama 3 x 24 jam dengan satu kali
shift.
B. Tujuan Penulisan
Keperawatan Anak.
a. Pengkajian
b. Diagnosa
c. Perencanaan
d. Implementasi
e. Evaluasi
f. Dokumentasi
3. Sistematika Penulisan
a. Bab I Pendahuluan
penulisan.
d. Bab IV Pembahasan
Bab ini berisi tentang analisis dengan membandingkan teori yang
e. Bab V Penutup
Bab ini berisi mengenai kesimpulan dan saran yang didapat pada
LANDASAN TEORI
1. Definisi
2. Etiologi
a. Pengertian Darah
4
Darah merupakan cairan yang terdiridari banyak sel bebas yang
b. Fungsi Darah
2). Mengangkut sisa oksidasi dari sel tubuh untuk dikeluarkan dari
c. Komposisi Darah
pembekuan darah.
1) Air: 91,0%
4) Garam
1) albumin
3) immunoglobin(antibodi)
4) hormon
Bayi baru lahir dengan thalasemia beta mayor tidak anemis. Gejala
tahun pertama kehidupan dan pada kasus yang berat terjadi beberapa
minggu pada setelah lahir. Bila penyakit ini tidak ditangani dengan
1) Letargi
2) Pucat
3) Kelemahan
4) Anoreksia
5) Sesak nafas
7) Pembesaran limpa
6. Komplikasi
Thalasemia.
hati. Penyakit jantung yang disebabkan oleh kelebihan zat besi akan
b. Infeksi
menjadi
salah satu penyebab kematian pada penderita Thalasemia. Penderita
lebih besar untuk terkena infeksikarena tidak ada lagi organ yang
c. Osteoporosis
7. Pemeriksaan Diagnostik
8. Penatalaksanaan Medik
1) Transfusi sel darah merah (SDM) sampai kadar Hb sekitar 11
badan.
hati.
3) Tindakan splenektomi
beta mayor.
B. Konsep Keperawatan
1. Pengkajian
a. Biodata
bertanggung jawab
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama
klien, infeksi).
2) Keluhan tambahan
berkesinambungan
1) Prenatal Care
setelah melahirkan.
3) Post Natal
saudarasaudaranya.
d. Riwayat Keluarga
dan 3 generasi).
e. Riwayat Imunisasi
waktu imunisasi).
lingkar kepala.
g. Riwayat Nutrisi
1) Pemberian ASI
h. Riwayat Psikososial
i. Riwayat Spiritual
2) Kegiatan keagamaan
j. Reaksi Hospitalisasi
kondisi anak, perasaan orang tua saat ini, orang tua selalu
k. Aktivitas Sehari-hari
1) Nutrisi : Selera makan anak sebelum sakit dan saat sakit.
4) Pola istirahat tidur : Jam tidur anak saat siang dan malam, pola
l. Pemeriksaan Fisik
kepala
rambut
auskultasi(dada)
kelainan
selaput otak
m. Tes Diagnostik
1) Laboratorium
2) Foto Rontgen
2. Diagnosis Keperawatan
pengiriman o2 ke sel.
3. Rencana Keperawatan
berikut ini:
4. Implementasi
5. Evaluasi
2013).
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Oleh : Inritoefajarialam T
1. IDENTITAS PASIEN
Nama : An. A
Agama : Islam
No. RM : 02103476
Kelas :
2. KELUHAN PASIEN
2 hari belakangan.
nafsu makan pada Sabtu, 03 Nov 2022 lalu gejala tidak lekas
membaik pada hari Minggu pukul 05.00 pagi klien dibawa ke PKU
Suhu : 37,3 derajat dan SPO 89% klien dirawat dengan melakukan
38,5 derajat RR 30x/menit dan SPO2 92% keluhan lemas dan tidak
kemudian demam sejak 2 hari yang lalu. Muntah sekali pada sabtu
lalu (03 Nov 2022) berupa muntahan susu serta klien mengeluh
Kembali dengan suhu tubuh 38.6 derajat lalu klien Kembali dibawa
3. RIWAYAT KELAHIRAN
a. Ante Natal
b. Intra Natal
c. Post Natal
BB : 2,700 gram
PB lahir : 49 cm
PB sekarang : 92 cm
LK : 48,5cm
LP (lingkar perut) : 45 cm
a. Nutrisi
b. Cairan
minuman pendamping gizi berupa air mineral 250 cc dan teh 250
cc
c. Aktifitas
d. Kebersihan Diri
perawat.
5. PEMERIKSAAN FISIK
a. Antropometri
b. Tanda-Tanda Vital
Suhu : 38.6 oC
c. Kepala
luka, dalam satu folikel terdapat 2-3 helai rambut, tidak ada
kelainan bawaan,
d. Mata
tidak anemis, ada air mata sesekali mengalir, tidak ada sekret, pupil
efektif.
e. Telinga
f. Hidung
h. Leher
i. Dada
Tidak ada luka, perkembangan dada antara kanan dan kiri sama,
normal.
j. Perut
Simetris, tidak ada luka, perut sedikit buncit, tidak ada kelainan
k. Anus
Paten, tidak ada hemoroid, tidak ada kelainan bawaan (atresia ani)
l. Ekstremitas
1) Atas
menggenggam (-)
2) Bawah
m. Sistem Pernafasan
Palpasi : simetris
Auskultasi : vesikuler
Lendir : sedikit
n. Sistem Kardiovaskuler
o. Sistem neurologis
bergerak)
GCS : E 4, M 6, V 4 (14)
Reflek moro :-
Reflek menggenggam : -
Reflek Babinski :+
Kejang : Tidak
p. Sistem gastrointestinal
Warna : kuning
Datar
6) Muntah :1x
q. Sistem Perkemihan
1) BAK
r. Sistem Integumen
Turgor : baik/elastis
s. Nutrisi
Status nutrisi : berat dibawah rata-rata
Intake parenteral :-
t. Psikososial
u. Orientasi
a. Foto Thorak
N
DATA MASALAH PENYEBAB
O
1 DS : - Bersihan jalan Sekresi yang
DO : nafas Tidak tertahan
- Batuk An.A tidak efektif Efektif
- Sputum berlebih
- Ada suara nafas
tambahan ronkhi
- Terlihat sekret pada
hidung dan mulut
- RR 26 x/mnt
2 DS : Hipertermia Proses penyakit
- Ibu pasien mengatakan infeksi
anaknya panas sejak 3
hari yang lalu (Sabtu, 03
Des 2022)
DO :
- Suhu 37.9 oC
- Hasil pemeriksaan Lab
Salmonella Parathypi
AO positif 1/320 &
Salmonella Parathypi
CH positif 1/160
- Kulit terasa panas
3 DS : Perfusi Perifer Keletihan
- Ibu pasien mengatakan Tidak Efektif
anaknya sejak 3 hari
yang lalu lemas, pucat,
dan nafsu makannya
menurun
DO :
- Klien terlihat pucat
- Mukosa bibir klien
terlihat kering
- Hasil pemeriksaan
Hemoglobin menurun
(4.4)
4 DS : Keletihan Kondisi fisiologis
- Ibu pasien mengatakan (anemia)
anaknya sejak 3 hari
yang lalu lemas
DO :
- Klien tampak lesu
- Klien terbaring lemag
diatas tempat tidur
- Klien tidak dapat
mempertahankan
aktivitas rutin
5 DS : Resiko Defisit Ketidakmampuan
-Ibu pasien mengatakan Nutrisi mencerna
nafsu makan anaknya makanan
berkurang
-Ibu pasien saat dikaji
(Senin, 05 Des 2022)
mengatakan terakhir makan
kemarin sore bubur kacang
hijau 3 sendok makan
-Ibu klien mengatakan
anaknya lemas
DO :
- Makanan klien tidak
dihabiskan masih tersisa
¾ jumlah bubur
- Pasien terlihat tidak
nafsu makan
- Klien tampak lemas
- Berat badan klien 13,1
kg
6 DS : Risiko Proses Penyakit
- Ibu pasien mengatakan Termoregulasi
anaknya panas sejak 3 hari Tidak Efektif
yang lalu (Sabtu, 03 Des
2022)
- Ibu Pasien mengatakan
anaknya mengalami
penurunan nafsu makan
dan minum
- Ibu pasien mengatakan
anaknya demam
DO :
- Suhu 37,9
- Mukosa bibir klien
terlihat kering
- Suhu 39.6oC
- Klien terlihat pucat
- Fekuensi nafas
25x/menit
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
(Sudah Diprioritaskan)
Tanggal:
tertahan
makanan
N Diagnosis Tanda
Waktu Perkembangan (SOAPIE)
o Keperawatan Tangan
1 Bersihan Jalan Nafas 06/12/22 Implementasi:
Tidak Efektif 20.00 1. Memonitor frekuensi
berhubungan dengan nafas, bunyi nafas
(Inritoefa)
Sekresi yang tertahan tambahan (ronkhi), dan
sputum
20.30 2. Melakukan fisioterapi
dada
06.00 3. Melakukan Nebulizer 1 (Inritoefa)
x 1 dengan Velutine
plus 4 mg
07.00 4. Mengedukasi Latihan
batuk efektif
Evaluasi: (Inritoefa)
S:-
O:
- RR = 40 x/mnt
14.00 - Bunyi nafas tambahan
(Inritoefa)
ronkhi pada Sebagian
besar lapang paru
perifer
- Sputum masih terlihat
21.00 di dihidung (Inritoefa)
- Telah dilakukan
fisioterapi dada secara
sederhana pada klien
- Telah diberikan terapi
22.00 inhalasi nebulizer
(Inritoefa)
dengan velutine plus
pada klien
- Telah diberikan
edukasi terkait Latihan
batuk efektif
A : Masalah teratasi teratasi
(Inritoefa)
22.30 sebagian
P : Lanjutkan intervensi 1, 2,
dan 3, yaitu :
23.00 1. Monitor frekuensi
nafas, bunyi nafas
tambahan (ronkhi), dan (Inritoefa)
sputum
2. Lakukan fisioterapi
dada
3. Lakukan Nebulizer 1 x
1 dengan Velutine plus
4 mg
500 cc)
21.24 Evaluasi:
S:-
O:
(Inritoefa)
- Suhu 38,6 oC
- Nadi = 150 x/mnt
- RR = 40 x/mnt
- SPO2 97 %
(Inritoefa)
- Pasien teraba demam
21.30 - Pasien terlihat masih
sering menangis karena
22.00 demam
- Urine 480cc /24 jam
A : Masalah teratasi sebagian (Inritoefa)
P : Lanjutkan intervensi no
1,3,4,5 dan 7, yaitu:
22.15 1. Monitor suhu tubuh
2. Longgarkan atau
lepaskan pakaian
(Inritoefa)
3. Berikan cairan oral
4. Basahi atau kipasi
23.00 permukaan tubuh
5. Kolaborasi pemberian
cairan intravena (RL
500 cc) (Inritoefa)
dada
3. Melakukan Nebulizer 1
x 1 dengan Velutine
06.45 plus 4 mg
Implementasi:
1. Memonitor frekuensi
nafas, bunyi nafas (Inritoefa)
tambahan (ronkhi), dan
06.45 sputum
2. Melakukan fisioterapi
dada
3. Melakukan
penghisapan lendir <
15 detik
Evaluasi:
06.45 S:-
(Inritoefa)
O:
- RR = 38 x/mnt
- Bunyi nafas tambahan
ronkhi pada Sebagian
besar lapang berkurang
- Sekret sudah tidak
07.15 terlihat dihidung (Inritoefa)
- Telah dilakukan
fisioterapi dada secara
sederhana pada klien
- Telah diberikan terapi
inhalasi nebulizer
dengan velutine plus
10.30 pada klien
- Telah diberikan
edukasi terkait Latihan (Inritoefa)
batuk efektif
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi no 1 2
3 yaitu:
1. Monitor frekuensi
08.00 nafas, bunyi nafas
tambahan (ronkhi), dan
sputum
2. Lakukan fisioterapi
dada
3. Lakukan Nebulizer 1 x
1 dengan Velutine plus
4 mg
2 Hipertermi 07/12/22 S:-
berhubungan O:
dengan proses 06.45 - Suhu 38,6 oC
penyakit infeksi - Nadi = 150 x/mnt
- RR = 40 x/mnt
(Inritoefa)
- SPO2 97 %
06.45 - Pasien teraba demam
- Pasien terlihat masih
sering menangis karena
demam
06.45 - Urine 480cc /24 jam
A : Masalah belum teratasi (Inritoefa)
P : Lanjutkan intervensi no
1,2,3,4 yaitu:
06.45 1. Monitor suhu tubuh
2. Longgarkan atau
lepaskan pakaian
3. Berikan cairan oral
06.45 4. Basahi atau kipasi (Inritoefa)
permukaan tubuh
5. Kolaborasi pemberian
cairan intravena (RL
06.45 500 cc)
Implementasi :
1. Memonitor suhu tubuh
(Inritoefa)
2. Melonggarkan atau
06.45 lepaskan pakaian
3. Memberikan cairan
oral
4. Membasahi atau kipasi
06.45 permukaan tubuh
5. Mengkolaborasi (Inritoefa)
pemberian cairan
intravena (RL 500 cc)
06.45 Evaluasi :
S:-
O:
(Inritoefa)
- Suhu 38,6 oC
06.45 - Nadi = 144 x/mnt
- RR = 40 x/mnt
- SPO2 99 %
- Pasien teraba demam
- Pasien terlihat masih
06.45 sering menangis karena (Inritoefa)
demam
- Urine 520 cc /24 jam
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi no
1,2,3,4 yaitu :
06.45 1. Monitor suhu tubuh
2. Longgarkan atau
lepaskan pakaian (Inritoefa)
makananEvaluasi :
S:-
O:
- Pakaian pasien longgar
- Pasien tirah baring
08.30 - Pasien diberikan cairan
infus RL 10 cc/jam +
ca glunocas 8 cc
- Berat badan klien 13,1
A : masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi untuk
menjaga kestabilan pasien pada
nomor 1, 2, 3, dan 4 yaitu:
08.35 1. Monitor asupan dan
keluarnya makanan dan
cairan serta kebutuhan
kalori
2. Berikan penguatan
positif terhadap
keberhasilan target dan
perubahan perilaku
3. Anjurkan membuat
catatan harian tentang
perasaan dan situasi
pemicu pengeluaran
makanan (mis:
pengeluaran yang
disengaja, muntah,
aktivitas berlebihan)
4. Kolaborasi dengan ahli
gizi tentang target berat
badan, kebutuhan
kalori dan pilihan
makanan
HARI KE 3
1 Bersihan Jalan Nafas 08/12/22 S:-
Tidak Efektif O:
berhubungan dengan 06.45 - RR = 36 x/mnt
Sekresi yang tertahan - Tidak terdengar bunyi
(Inritoefa)
nafas tambahan
- Hidung bersih tidak
06.45 adanya sekret
- Telah dilakukan
fisioterapi dada secara
sederhana pada klien
07.15 - Telah diberikan terapi
(Inritoefa)
inhalasi nebulizer
dengan velutine plus
pada klien
- Telah diberikan
10.30 edukasi terkait Latihan
batuk efektif
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi 1, 2, (Inritoefa)
dan 3, yaitu :
11.00 1. Memonitor frekuensi
nafas, bunyi nafas
tambahan (ronkhi), dan
sputum
2. Melakukan fisioterapi
11.`10 dada
3. Melakukan Nebulizer 1 (Inritoefa)
x 1 dengan Velutine
plus 4 mg
Implementasi:
1. Memonitor frekuensi
11.20 nafas, bunyi nafas
tambahan (ronkhi), dan
sputum (Inritoefa)
2. Melakukan fisioterapi
dada
3. Melakukan
12..35 penghisapan lendir <
15 detik
Evaluasi:
S:-
O:
(Inritoefa)
12.40 - RR = 36 x/mnt
- Bunyi nafas tambahan
tidak ada
- Sekret sudah tidak
terlihat dihidung
- Telah dilakukan
(Inritoefa)
12.50\ fisioterapi dada secara
sederhana pada klien
- Telah diberikan terapi
inhalasi nebulizer
dengan velutine plus
13.30 pada klien
- Telah diberikan
edukasi terkait Latihan
batuk efektif (Inritoefa)
A : Masalah belum teratasi
P : Hentikan Intervensi
(Inritoefa)