You are on page 1of 28

AGAMA KRISTEN PROTESTAN

Makalah ini Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Agama-agama


Dosen Pengampu Prof. Dr. H. Fauzan Naif, M.A.

Disusun Oleh Kelompok 7 :
Ulfa Pridayanti                    17105030059
Ahmad Syakir Maulana      17105030060
Alfa Limatu Szanaya           17105030063

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR


FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM
UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
2018

KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Yang Maha Kuasa dan Maha Menguasai seluruh alam
berkat taufik dan hidayah-Nya, akhirnya kami telah selesai menyusun makalah untuk
mata kuliah Sejarah Agama-agama yang berjudul Agama Kristen Protestan.
Sholawat dan salam tak lupa kami sanjungkan kepada baginda Nabi tercinta
Rasulullah Muhammad SAW. yang kita nantikan syafaat beliau di yaumul akhir nanti.
Amin.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Dosen kami, Bapak Prof. Dr.
H. Fauzan Naif, M.A. yang telah ikhlas mengajar mata kuliah Sejarah Agama-agama di
kelas C. Tak lupa kepada Ayah dan Ibu kami tercinta di kampung halaman yang
senantiasa mendoakan putra-putrinya tak henti-henti. Juga teman-teman Ilmu Al-Qur’an
dan Tafsir khususnya kelas C yang turut memberikan motivasi dan masukan dalam
penyelesaian tugas ini.
Kritik dan saran yang konstruktif sangat penulis harapkan demi perbaikan tugas
makalah di masa mendatang. Dan kami berharap, semoga makalah sederhana ini
memberi manfaat kepada pembaca yang budiman.

Yogyakarta, 12 Februari 2018

DAFTAR ISI
Kata Pengantar                                                                                               1
Daftar Isi                                                                                                         2
BAB I : PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang                                                                                   3
B.    Rumusan  Masalah                                                                             3
C.    Tujuan Pembahasan                                                                           3
D.    Manfaat Pembahasan                                                                         3
BAB II: PEMBAHASAN
A.     Pengertian dan Asal-usul Agama Kristen Protestan                        5
a)     Keadaan Gereja Sebelum Reformasi Luther                               5
b)     Kelahiran Agama Kristen Protestan                                            6
B.     Perkembangan Agama Kristen Protestan                                         7
a)     Latar Belakang Reformasi                                                           7
b)     Perkembangan Reformasi                                                                        17
c)     Perbedaan Pokok antara Calvin dan Luther                                 18
d)     Perkembangan Lebih Lanjut                                                        18
C.    Pokok-pokok Ajaran Protestan                                                          19
BAB III: PENUTUP
A.    Kesimpulan                                                                                        29
B.    Kritik dan Saran                                                                                 30
Daftar Pustaka                                                                                                            31

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Bicara agama secara garis besar dapat diklasifikasikan menjadi dua, yakni agama
buatan manusia dan agama wahyu yang tentu saja sangat berbeda satu dengan
lainnya. Tuhan telah mengirim para Nabi dan para utusanNya agar manusia
membuang agama-agama yang dibuat oleh tangan manusia dan menggunakan agama
yang diwahyukan. Tetapi adat-istiadat lama sukar sekali dihilangkan. Beberapa bagian
dari agama bikin-bikinan manusia ini tetap tertinggal dan terserak dalam agama wahyu.
Para pendeta dari agama yang lama dan orang-orang yang percaya dengan
setengah hati kepada agama wahyu ini, mendapatkan bahwa lebih enak
dan menguntungkan untuk tetap menjalankan praktik-praktik adat kebiasaan lama.
Mereka membangkitkannya lagi setelah wafat nabiNya dan mencampurinya dengan
kepercayaan serta amalan dari agama wahyu. Dengan berlalunya waktu, roh semangat
itu lenyap dan agama wahyu pun menjadi rusak dan tafsiran-tafsiran bikinan manusia
menyusup ke dalamnya. Maka kita dapati bahwa sebagian besar agama-agama yang
ada adalah campuran dari bagian-bagian yang terambil oleh tangan-tangan manusia
serta agama yang diwahyukan.
B.    Rumusan Masalah
1.     Bagaimana asal-usul agama Kristen Protestan?
2.     Bagaimana perkembangan agama Kristen Protestan?
3.     Apa saja pokok-pokok ajaran agama Kristen Protestan?
C.    Tujuan Pembahasan
1.     Mengenal sejarah atau asal usul adanya agama Kristen Protestan
2.     Mengetahui perkembangan agama Kristen Protestan
3.     Mengetahui pokok-pokok ajaran agama Kristen Protestan
D.    Manfaat Pembahasan
1.     Menambah wawasan keagamaan, terutama yang berhubungan dengan agama
Kristen Protestan
2.     Mengenal istilah-istilah yang digunakan agama Kristen Protestan
3.     Mengetahui pokok-pokok ajaran agama Kristen Protestan
4.     Dengan mengetahui adanya agama Kristen Protestan, diharapkan menambah sikap
toleransi kita dalam kehidupan terutama terkait hal agama di dalam konteks kehidupan
Negara Indonesia yang plural.

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian dan Asal Usul Agama Kristen
Nama “protestan” berasal dari kata “protes” yang dilancarkan oleh pangeran-
pangeran Jerman yang mendukung gerakan reformasi melawan keputusan mayoritas
yang beragama Katolik Romawi, sewaktu sidang dewan kekaisaran (Dewan Negara)
ke-2 di kota Speyer (1529) karena melarang meluasnya reformasi. Para raja atau
Pangeran Jerman tersebut pada umumnya menjadi pengikut Injili atau raja-raja Luteran,
dan menentang tekanan yang kuat sekali dari penguasa yang beragama Katolik. Dari
protes mereka timbullah kelompok  “protestan”. Semula nama tersebut bernada negatif
dan bersifat ejekan tetapi lama-kelamaan disambut positif sebagai nama kehormatan.
1.     Keadaan Gereja sebelum Reformasi Luther

Kelahiran agama Kristen Protestan banyak dipengaruhi oleh latar belakang


perkambangan masyarakat Eropa Barat pada abad-abad menjelang kelahiranya, yaitu
abad 16. Secara fundamental dan radikal terjadi pembaharuan masyarakat sesudah
abad pertengahan, dan mulailah zaman renaisans selama abad 15 sampai abad 16.
Lahirnya Humanisme di Eropa merupakan gerakan yang berdampak positif dan juga
negatif terhadap gereja saat itu. Pertumbuhan individualisme merupakan faktor yang
sangat penting di Eropa, karena disatu pihak menimbulakan perubahan-perubahan
kebudayaan bangsa Eropa yang sangat mendasar, akan tetapi dilain pihak gereja yang
mapan terkena akibat adanya kemerosotan moral pada lapisan pimpinan mulai dari
Paus sampai raja-raja dan pangeran-pangeran. Perpecahan pada tingkat kepausan
terjadi, sebaliknya raja-raja mempunyai pengaruh yang lebih kuat sehingga wibawa
moral Paus menjadi merosot, bahkan dapat dikatakan hilang dari pentas dunia Eropa.
Kehidupan mewah dalam istana-istana Paus melebihi kemewahan raja-raja
Perancis dan Inggris, sementara perubahan-perubahan sosial politik terjadi secara
tajam sehingga kedudukan rohaniawan tergeser oleh paham orang-orang awam yang
telah memiliki kedudukan sama dengan rohaniawan. Apalagi pengaruh mistik semakin
besar terhadap orang awam. Rohaniawan dan Biarawan telah kehilangan monopoli
mereka dalam masyarakat sehingga kehidupan gereja mendapatkan kritik-kritik yang
mendasar di tengah-tengah masyarakat luas. Pada puncaknya penyalahgunaan
wewenang gereja merajalela tanpa memperdulikan tanggung jawab rohaniahnya,
dengan adanya penjualan surat indulgensi dan abolusi kepada anggota jemaat
gereja. Hal ini menimbulkan pertentangan, protes dan kejengkelan dari para anggota
jemaat gereja diberbagai negara, termasuk dari kalangan pimpinan gereja sendiri.
2.     Kelahiran Agama Kristen Protestan

Keadaan seperti digambarkan diatas merupakan kondisi yang melahirkan


kenyataan adanya perbedaan antara teologi beserta prakteknya dengan ajaran dalam
Alkitab. Kondisi demikian dirasakan oleh Luther sebagai titik tolak untuk memulai
pembaharuan gereja. Sebagai seorang biarawan yang saleh, Luther adalah anggota
ordo Agustin, suatu ordo yang sangat ketat dan keras, dibawah pimpinan Johan von
Staupitz. Luther adalah seorang doktor teologi dari Universitas Wittenberg. Tugasnya
sampai tahun 1517 adalah menafsirkan Alkitab meliputi Mazmur, surat-surat Paulus
kepada Jemaat Roma dan Galatia, dan surat kepada orang-orang Ibrani. Melalui
studinya terhadap Alkitab, ia merasakan penghayatan terhadap Tuhan secara baru
sehingga corak yang dihadapi dalam kehidupan gereja tidak bisa tidak dirubahnya.
Dengan ajaran “solafides”nya, jantung Reformasi mulai berdenyut dan mempengaruhi
seluruh kehidupan gereja di dunia.
Peristiwa yang mendorong timbulnya Reformasi ialah penjualan surat-surat
penghapusan siksa (indulgensi) yang dilakukan semasa Paus Leo X. Pada saat itu
gereja hendak membangun gereja Santo Petrus untuk kebanggaan gereja Roma. Untuk
mendapatkan biaya, Paus melalui Uskup Agung Albrecht dari Mainz, mengangkat
dominikus Johanes Tetzel untuk melakukan penjualan indulgensi. Hal tersebut
dipandang merendahkan derajat Tuhan, karena pengampunan dosa dan perdamain
dengan Tuhan bisa didapatkan hanya dengan uang, bukan dengan penyesalan dan
sakramen-sakramen. Dalam hubungan ini Luther mengambil keputusan untuk
menjadikan peristiwa tersebut sebagai pokok pembicaraan anatara sarjana-sarjana
teologi. Untuk itu ia merumuskan 95 dalil mengenai penghapusan siksa (dalam
bahasa Latin). Pada tahun 1517, dalil-dalil tersebut diperkenalkan dan ditempelkan
pada dinding pintu gereja di pintu gereja di Wettenberg. Sejak itu gereja Roma Katolik
menuduh Luther sebagai penyesat ajaran gereja.
Dengan berbagai cara dan siasat, gereja Roma Katolik berusaha
memadamkan gerakan dan ajaran Luther. Akan tetapi, ajaran-ajaranya dapat sambutan
di mana-mana di Eropa, sementara usaha memadamkan dan menghancurkanya tidak
berhasil. Cara dan siasat gereja Roma Katolik tersebut anatara lain berbentuk ancaman
pengucilan, perdebatan terbuka dalam sidang bulla kutukan, ancaman fisik dan
akhirnya dengan melaksanakan persidangan resmi kekaisaran. Akhirnya pada 1529
diadakan “Reichstag” (rapat negara) Speyer yang dihadiri oleh raja-raja yang mayoritas
beragama Katoli, disamping ada minoritas raja-raja yang dipengaruhi ajaran Luther.
Sidang tersebut mengambil keputusan untuk menghapuskan Edicta Warms tahun 1926
dan mengeluarkan dekrit pelanggaran gerakan reformasi disertai pemberian kebebasan
membuat misa kudus bagi gereja katolik di daerah gereja Reformasi raja-raja yang pro
Luther (injili) membuat protes keras secara resmi. Dari diadak protes itu lahir agama
“protestan ”. Gerakan mereka juga melahirkan pembaharuan di Swiss yang dipelopori
oleh Ulrich Zwingli, seorang pastor dari reformasi gereja, kemudian lebih
disempurnakan lagi oleh Calvin dari Prancis yang kemudian mengembangkan ajaranya
di Swiss hingga meninggal pada 1564.
B.    PERKEMBANGAN AGAMA KRISTEN PROTESTAN
1.     Latar Belakang Reformasi

Reformasi muncul dan berkembang dalam lingkungan gereja dan masyarakar


Eropa Barat. Pencetusnya Martin Luther, adalah seorang rahib di Jerman yang banyak
terpengaruh oleh kehidupan lingkungannya, baik pengalaman-pengalaman yang
diperolehnya secara individual maupun pengalaman-pengalaman dan lingkungan
kemasyarakatan di Eropa. Sebagai seorang rahib, pemikiranya terpengaruh oleh
pemikiran tokoh-tokoh gerakan yang ingin mengusahakan pembaharuan dalam gereja,
baik yang dilakukan oleh pemikir-pemikir teolog abad pertengahan yang berciri skolastik
maupun pemikir-pemikir sesudahnya. Pada umumnya mereka memiliki dasar-dasar
keyakinan yang kuat dan sungguh-sungguh atas kebenaran Injil. Keyakinan tersebut
kemudian diikuti oleh para pemikir gereja yang lain dan mereka pula yang dapat
dikatakan sebagai kaum yang telah merintis jalan ke arah reformasi, yang kemudian
dicetuskan oleh Martin Luther.
Akibat sosial kemasyarakatan yang didominasi oleh kemajuan-kemajuan di
bidang perdagangan, serta pembaharuan-pembaharua di bidang sosial dan politik
melahirkan semangat baru dalam kehidupan masyarakat Eropa. Hal tersebut
merupakan tanda adanya pembaharuaan zaman. Pertumbuhan kota-kota besar sangat
pesat disamping lahirnya semangat individualisme di tengah-tengah krisis dalam
kehidupan. Oleh sebab itu, pada umumnya orang tidak merasa senang dan tidak puas
terhadap kondisi gereja pada saat itu. Kritik-kritik dan apatisme terhadap peranan dan
kedudukan gereja, khususnya terhadap Paus meluas. Kodisi demikian merupakan
dasar titik tolak bagi suburnya pemikiran kearah reformasi gereja.
1)     Gereja Lama dalam Pembaharuan

a.      Pemikiran Mistik dalam Gereja.

Inti ajaran mistik gereja pada abad pertengahan ialah keinginan agar jiwa
mengalami dan merasakan Allah secara langsung, menyelinap di dalam-Nya serta
tenggelam di dalam-Nya. Teologi Bernhard dan Clairvaux, tokoh-tokoh utama pada
masa ini, adalah kesalehan yang mistik. Menurut pendapat mereka, jiwa harus
mengarahkan seluruh perhatiannya kepada Yesus Kristus yang sedang menderita
sengsara itu. Untuk itu ada tiga tahap pencapainya, yaitu (1) bila melihat Yesus jiwa
akan menyesali dosanya dan bertobat, (2) jiwa memikirkan dengan mencoba
mencontoh kasih Kristus dan dinyalakan olehnya dalam keasyikan yang tidak dapat
dikatakan. Sementara itu, tokoh terkenal lainya, Eckhart lebih berani berbicara tentang
persatuan Jiwa dengan Allah sendiri. Hanya Dia yang sungguh-sungguh ada, makhluk
sebenarnya tidak memiliki eksistensi bila dibandingkan dengan Allah. Akan tetapi
manusia mempunyai suatu cetusan dari hakikat ilahi dalam dirinya, yaitu “hati nurani”.
Oleh karena itu manusia perlu mengosongkan diri agar dapat menjadi sadar akan
kehadiran Allah di dalam dirinya, ia harus kehilangan seluruh perhatian kepada apa
yang tidak ada agar menjadi satu dengan Dia yang ada. Pada tingkat kesadaran
persatuan yang tertinggi, manusia adalah begitu dekat dengan Allah sehingga tidak
dapat dibedakan lagi dengan Dia.

Meskipun ajakan mistik dianggap bertentangan dengan iman Kristen, namun kaum
mistikus tetap beranggapan sebagai anggota-anggota gereja yang setia. Pemikiran
mistik sudah merupakan ajaran gereja yang diresapi oleh para pengikutnya, karena
gereja sendiri mengajarkan bahwa jiwa adalah lebih berharga daripada badan.
Pengaruh mistik dirasakan luas oleh kalangan bangsawan, biarawan dan orang-orang
kota, khususnya di Jerman Selatan, karena pada umumnya gereja dianggap tidak dapat
memuaskan kehidupan rohani mereka. Mereka lebih suka menyerahkan diri mereka ke
jalan mistik Kristen yang didasarkan pada alasan-alasan Alkitab dan pandangan-
pandangan filsafat Platonis yang  bercorak pantaestik dan doalistik. Menurut mereka,
dalam Yahya 15:14 mereka dapat dipanggil sebagai sahabat Tuhan. Selain itu, ada
mistik yang menyebut dirinya “saudara-saudara dari Roh Kudus”. Di Jerman Selatan
mereka dapat dikatakan merupakan bidat-bidat yang menolak terang-terangan gereja
dan sakramen, karena manusia sendiri adalah Allah juga sehingga tidak dapat berdosa.
Golongan ini secara tegas menarik garis pemisah antara iman Kristen dan mistik
panteistik.

b.     Perintis Pembaharuan Gereja

Sementara itu kritik-kritik tajam dilemparkan oleh kelompok perintis reformasi


terhadap ajaran gereja dan tata pemerintahannya. Kritik-kritik tersebut berdasarkan
pada al kitab dan tokoh-tokohnya merupakan pemikir-pemikir yang dikenal dan disetujui
oleh Luther Wiclif (1320-1384) adalah pengecam gereja katholik sehubungan dengan
kekayaan yang ditumpuk oleh gereja, kekuaaan kaum Klerus atau kaum awam dan
ajaran-ajaran sakramen-sakramennya, pemujaan terhadap orang-orang Kudus dan
Relikui ke Pausan yang dipandang sebagai anti – christ. Semua itu tidak terdapat dalam
Al-Kitab sehingga harus ditolak. Pandangannya mendapatkan kedudukan yang kuat
dikalangan bangsawan Inggris. Johanes Hus (1369-1415) adalah seorang guru besar
dan pengkhotbah dikota Praha. Ia mengajarkan segala ajaran Wiclif kepada
mahasiswanya dan kepada semua umat Kristen di Bahama. Berbeda dengan Wiclif,
Hus masih dapat menerima sakramen. Hus mendapat kutukan dan Interdik, yaitu
hukuman gerejani yang mencabut keuntungan spiritual tertentu pada diri seseorang,
dari Paus tetapi seluruh daerah itu tetap melawan gereja Katholik. Perlawanan itu pada
dasarnya bukan sekedar meyakini ajaran baru akan tetapi lebih dari itu adalah cita-cita
kebangsaan Cekoslowakia yang tidak suka dikuasai oleh orang jerman yang telah kaya
dan oleh Gereja Katolik. Raja Sigmund ingin menyelesaikan huru-hara tersebut dengan
membujuk Hus agar pergi ke Constanz, supaya persoalannya dapat diundurkan dalam
konsili. Raja telah berjanji akan melindunginya, tetapi Hus ditangkap atas perintah
pembesar-pembesar gereja katolik dipenjarakan dan disiksa. Karena tidak mau menarik
ajaran-ajarannya, maka ia dihukum mati dengan cara dibakar hidup-hidup di Constanz.
Sahabatnya, Hieronymus dari Praha, mengalami nasib yang sama.

Ketika Sigmund menjadi raja di Bohemia mulailah perang Husit yang dahsyat
(1419-1436), yang dimulai oleh kelompok Calixtin, yang menuntut supaya kaum awam
boleh menerima perjamuan dengan dua rupa, bukan dengan roti saja, tetapi piala
anggur juga. Kelompok yang radikal, orang-orang Taborit, bermaksud membuang
segala perkara dan peraturan yang tidak nyata-nyata dalam taurat Allah (Al-kitab)
meraka memimpin kendali di lapangan militer dalam gerakan mereka yang membunuh,
membakar rumah biara. Akhirnya pasukan Paus dapat dikalahkannya. Peperangan
tersebut akhirnya padam, namun di Bohemia didirikan dan diakui sebuah Gereja Husit
disamping gereja Katolik. Orang-orang Taborip lama kelamaan hilang hanya
sekelompok yang masih ada di Bohemia yang kemudian dapat dipengaruhi oleh Gereja
Protestan.

Disamping tokoh-tokoh yang telah disebutkan di atas, ada pula yang dapat


dikatakan perintis reformasi yaitu Rahib dari Dominikan yang bernama Soyanarola
(1452-1498), yang berpengaruh dikota Florensa, Itali. Gerakannya ingin mengajak
seluruh masyarakat untuk bertobat, segala bentuk kemewahan dan keinginan dunia ini
harus dikekang. Dan selaku Raja Florensa ialah Yesus sendiri. Untuk itu dia mengusir
penguasa disana dan menguasainya dengan kekuatan paksa serta menyerang Paus
Alexander V dengan hebat. Akhirnya ia jatuh oleh lawan–lawannya dan rakyat yang
tidak senang dengan kepemimpinannya yang keras. Ia ditangkap oleh Inkuisisi, disiksa
dan di bakar.

Kekuatan Wiclif, Hus dan Safanarola meletakkan sikap yang keras terhadap
sekularisasi gereja yang dilawannya. Ajaran mereka selalu didasarkan pada Al-Kitab,
deikian pula aksi-aksi mereka dalam usaha merintis kearah pembaharuan gereja pada
masa itu.

Kelompok Humanis ingin juga mengatasi suasana abad pertengahan dengan arah
ingin kembali kepada ajaran gereja lama. Tokoh utamanya adalah Desiderius Erasmus
(1469-1536) seorang belanda. Pandangan Humanismennya merupakan suatu
campuran antara pandangan-pandangan Yunani-Romawi dengan ajaran Injil. Ia dapat
disebut sebagai bapak aliran Kekristenan yang serba bebas (Liberal) maksudnya,
menurut Erasmus Injil adalah suatu ajaran yang Indah tentang kebajikan manusi,
khususnya yang terdapat pada Khotbah Yesus dbukit. Baginya Yesus adalah
kegenapan yang paling sempurna dari segala perkara yang bersih dan benar, yang
sudah terdapat pada agama-agama kuno. Juga, menurut dia dalam filsafat berfikir
tentang Logos hanya disempurnakan saja oleh teologi Kristen dan Injil. Dalam
mendukung pemikiran-pemikirannya ia menerbitkan karya-karya Ireneus, Origenes,
Ambrosius, Agustinus, dsb. Adapun usaha pokoknya adalah menerbitkan perjanjian
baru dalam bahasa asing yaitu bahasa Yunani (1516), melakukan setudi kembali pada
bahasa Ibrani sebagai bahasa asli perjanjian. Kaya-karya tersebut dijadikan dasar oleh
Luther untuk menerjemakan Al-Kitab dalam bahasa Jerman.

Meskipun telah telah muncul gerakan-gerakan pembaharuan, tetapi pada akhir


abad pertengahan gejala-gejala keburukan dalam kehidupan grejani tetap muncul pada
saat-saat sesudah gereja katholik dan jabatan Paus mencapai puncak kebesarannya
pada abad ke 13. Setelah itu kewibawaan dan kekuasaannya turun dengan cepat.
Negara-negara Nasional mulai memerdekakan diri dari kebiasaan gereja, dan kaum
awam tidak lagi begitu peka terhadap kewibawaan gereja. Keadaan ini dipertanyakan
dengan adanya perubahan budaya yang sangat mendasar yaitu lahirnya semangat
individualisme, yang merupakan faktor yang penting, dalam saat gereja mengalami
kemrosotan moral yang sangat parah.

Hampir sepanjang abad 15, para Paus tidak tinggal ditempat tinggalnya yang
tradisional yaitu Roma tetapi dikota Alvignon Prancic. Ditempat ini mereka sangat
dipengaruhi oleh Raja Prancis. Kenyataan tersebut tentu tidak memperkokoh posisi
mereka sebagai penguasa moral yang keberadaan mereka ada diatas segala golongan
dan semua pihak. Sewaktu usaha kembali ke Roma pada tahun 1378, gerakan-gerakan
siasat politik dalam pemilihan Paus telah menciptakan keadaan sedemikian rupa
sehingga terpilihlah dua orang Paus yang bertengkar satu sama lain secara hebat.
Peristiwa ini menimbulkan perpecahan dibarat (Schisma) pada tahun 1378 – 1417.
Dilingkungan gereja pun, kewibawaan Paus telah runtuh dan kebobrokan sangat
mencolok. Kemewahan diIstana Paus melebihi kemewahan diistana raja-raja Prancis
dan Inggris. Untuk mendukung kehidupan mewah dengan sendirinya diperlukan biaya
tinggi. Oleh sebab itu diperlukan uang yang diperoleh dari pajak kegrejaan, kemudian
juga dengan penjualan jabatan-jabatan dan surat indulgensi, yaitu pembebasan dari
hukuman dosa yang dapat diperoleh dengan pembayaran uang. Dalam kondisi seperti
itu, kemampuan kaum mistik dalam mempengaruhi dan menyadarkan kaum awam
melalui bahasa masing-masing benar-benar telah menggeser kedudukan rohaniawan
dalam memperkaya diri dibidang Agama dan sekaligus mengurangi monopoli gereja
dalam penyelamatan jiwa. Dalam kondisi yang memuncak, protes-protes berdasarkan
keagamaan mencapai titik didih yang menentukan bagi lahirnya reformasi terhadap
gereja, yang dipelopori Martin Luther pada tahun 1517. Semua hal yang terjadi dalam
gereja Eropa mempengaruhi jalannya reformasi ini. Dapat dipahami bahwa titik sentral
kritik berada pada gereja, karena gereja merupakan tulang punggung yang penting
dalam kehidupan bangsa Eropa pada saat itu. Apalagi Eropa sudah tidak lagi menjadi
satu kesatuan, sehingga gerakan yang bersifat kritis terhadap gereja tidak mudah
dipadamkan bahkan berkembang dan mendapat tempat dalam masyarakat luas.

2)     Pencetus Reformasi Gereja


a.      Luther dan Pemikirannya.
Luther lahir pada 10 november 1483 dari keluarga petani di Thuringen. Ia seorang
anak yang cerdas. Semasa masih kanak-kanak ia sering menyanyi dan berbakat dalam
musik. Bapaknya Hans Luther menginginkan ia menjadi seorang ahli hukum sehingga
perlu mempelajari filsafat terlebih dahulu, dan pembelajaran yang paling berkesan dan
berpengaruh pada Luther adalah William Occam, seorang rahib dari Ordo Fransiscan
(1280-1349). Khususnya tentang iman dan negara berpengaruh dalam diri Luther, dan
setelah selesai ujian sewaktu ia pulang dari perjalanan dari rumah orangtuanya ke
Effurt, ia tertimpa badai hujan deras dan guruh halilintar, ia hampir saja tersambar kilat,
dengan perasaan takut ia berseru; “Santa Anna yang baik tolonglah aku. Aku mau
menjadi rahib.” Dua minggu kemudian, ia menepati janjinya dan masuk kedalam biara
yang memiliki aturan paling keras yaitu biara dari ordo Eremit Agustin.
Selama dalam biara ia ditugaskan menuntut ilmu teologia dan kemudian di
tahbiskan sebagai imam pada tahun 1507. Luther adalah rahib yang sangat serius,
namun dalam beberapa usahanya ia mendapat kegelisahan batin dalam usaha
menempuh jalan keselamatan baginya yang ditunjukkan oleh gereja pada saat itu.
Suatu ketika di tahun 1510, Luther dikirim ke Roma sebagai utusan ordonya. Hatinya
sungguh sedih melihat cara hidup yang serba gampang dari klerus di pusat gereja
Roma Katolik.
Pada masa kurun waktu antara 1511-1514. Luther mulai memasuki tahap
kehidupan yang baru, bebas dari kegelisahan dan ketakutan, ia menemukan kepastian
hidup bahwa rahmat Tuhan bukan lagi suatu tujuan yang jauh, yang tidak mungkin di
capai oleh manusia, melainkan pusat dan kuasa hidupnya. Dulu Luther menduga
bahwa rahmat itu dicurahkan kedalam jiwa manusia lewat sakramen. Kini ia meyakini
bahwa rahmat tersebut tidak lain hanya pada firman keampunan dan Tuhan Maha Esa.
Segera setelah pandangan baru di atas tersiar orang-orang menjadi heran karena
pengaruh-pengaruh pandangan Skolastik dan Aristoteles makin menjadi tertolak. Cita-
cita gereja yang ingin dalam hidup mistik yang berusaha meminta keselematan dan
persekutuan langsung dari yesus di tentang langsung oleh Luther berdasarkan
ajarannya pada iman dan rahmat sebagai sumber hidup manusia.
Pada puncak penemuan jalan keluar oleh Luther ia mendapat pengertian baru
tentang perkataan Paulus dalam Roma 1:16-17: ”sebab aku mempunyai keyakinan
yang kokoh dalam injil, karena injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap
orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi tetapi juga orang Yunani. Sebab
didalamnya nyata kebenaran Allah yang bertolak dari iman dan memimpin kepada
iman, seperti ada tertulis ‘orang yang benar akan hidup oleh iman”.
Menurut Luther, dalam nash tersebut ada yang tidak cocok, sebab ia selalu
mendengar bahwa kebenaran Tuhan adalah keadilan Tuhan yang sama dengan
seorang hakim duniawi: membebaskan, membenarkan orang orang yang baik dan
menghukum orang orang yang salah. Disini Luther mengetahui dirinya sebagai
pendosa. Jadi dengan kebenaran Tuhan bagaimanapun juga menghukumnya.
Renungan membangkitkan kesadarannya bahwa kebenaran Tuhan itu adalah dari
anugrah Tuhan yang menerima orang-orang yang berdosa serta berputus asa terhadap
dirinya sendiri sebaliknya menolak orang-orang yang menganggap dirinya baik.
b.     Titik Tolak Pembaharuan Luther.
Penghayatan yang dijadikan titik sentral bagi gerakan reformasi yang menyeruluh
ialah pertemuan Luther dengan Tuhan didalam Alkitab yang berbeda dengan ajaran
yang dikenalnya dalam gereja sehingga ia meyakini dengan cara baru hubungan antara
Tuhan dan manusia. Jadi ada dua perbedaan pandangan Luther yang mendasar
dengan gereja saat itu. Pertama adalah mengenai rahmat (anugrah), dan kedua
mengenai gereja.
Perbedaan tentang rahmat atau anugrah titik beratnya pada pernyataan bahwa
manusia tidak dapat berbuat sesuatu apapun, tetapi hanya Tuhan yang mengerjakan
segalanya. Prinsip gereja pada saat itu menyatakan bahwa Tuhan di dalam segala
sesuatu dan diatas segala seuatu. Tuhan mengerjakan segala sesuatu tapi bukan
seorang diri dan kehendak manusia memberikan kerja sama serta ada yang adikodrati
dan ada kodrati sebagai konsekuensi dari pandangan tersebut maka Luther mulai
menolak api penyucian dan indulgensi selanjutnya ia hanya menerima dua sakramen
permandian dan perjamuan.
Mengenai perbedaan kedua, prinsipnya hubungan manusia dapat langsung
dengan Tuhan, sehinggan dengan sendirinya gereja kehilangan sifat sebagai perantara
antara Tuhan dan manusia. Luther membuang kewibawaan gereja dan mengajarkan
bahwa Alkitab adalah sumber satu-satunya untuk iman (kepercayaan), sedang menurut
gereja pada suatu kitab kudus dan hadis adalah kepercayaan, yang hanya dapat
diterangkan oleh kewibawaan mengajar dari gereja yang tidak megajar kesalahan.
c.      Peristiwa Penyebab Reformasi Gereja
Sebab-sebab umun yang menimbulkan reformasi gereja ialah adanya jurang
perbedaan yang dalam antara teologi serta praktek gereja dengan ajaran Alkitab
sebagaimana yang disadari oleh Luther. Awal mula terjadinya reformasi ialah adanya
penjualan surat-surat indulgensi di Jerman oleh para biarawan dominikan, yang
bertujuan untuk membangun gereja santo petrus dan peristiwa ini dikenal dengan
sebutan “simoni gereja”.
Peristiwa ini menggambarkan dengan jelas bahwa indulgensi merupakan usaha
yang mempermainkan pemeliharan jiwa dan sakramen pengakuan dosa hanya untuk
kepentingan uang semata. Martin Luther terpaksa bangkit menyerang kebiasaan buruk
ini, namun klerus dan yang lain tidak berani melawan ini sehingga pada tanggal 31
oktober 1517 Luther menempelkan selembar kertas dengan mencantumkan 95 dalil
yang ditempatkan di pintu utama gereja Wittenberg dan kertas tersebut banyak di baca
oleh orang kudus yang datang ke gereja tersebut dan banyak orang yang merasa
dikecewakan oleh kepausan, maka mereka memberi dukungan terhadap ajakan Luther
dan ikut menyerukan agar gereja berhenti melakukan penyelewengan, dan akhirnya
usaha pencarian uang ini menurun drastis sehungga Luther menjadi sasaran penguasa
bahkan Luther dituduh sebagai orang sesat dan disuruh menarik semua pendapatnya,
namun Luther mendapatkan kondisi yang menguntungkan karena Raja Frederik berjanji
secara rahasia untuk melindunginya. Pada tanggal 15 Juni 1520 Paus Lex menerbitkan
bulla kepausan “exsurge domine” yang berisi kutukan kepada Luther dan menolak
ucapannya yang dianggap sesat  dan mengucilkannya bilamana Luther tidak menarik
ucapan-ucapanya, tapi Luther justru membakar bulla tersebut didepan pintu gerbang
Wittenberg dan disaksikan oleh guru-guru besar dan mahasiswa, kemudian pada
tanggal 26 Mei, Kaisar Kaler V mengeluarkan edicta worms yang berisi pengucilan
terhadap Luther dan bahwa segala karangan Luther harus dibakar dan ia boleh dibunuh
oleh siapa saja yang menemuinya, keputusan itu bukanlah keputusan setiap penguasa,
kemudian di tengah jalan Luther disergap oleh segerombolan orang berkuda yang
mana itu adalah utusan Frederik yang bertujuan untuk mengamankan Luther dari maut
dan ia disembunyikan dalam puri Wertberg selama 12 tahun, disana ia telah
menyelesaikan menerjemah perjanjian baru kedalam Bahasa Jerman.
2.     Perkembangan Reformasi
Semua usaha membendung dan mereformasikan gereja tidak berhasil, bahkan
justru melahirkan dan mengembangkan Kristen Protestan di Eropa. Ini dilakukan oleh
Ulrich Zwingli di Swiss (1484-1531). Ia adalah pengikut Erasmus. Sehingga
sebagaimana Erasmus juga membiarkan bentuk gereja Roma berlaku terus dengan
harapan semangat humanismenya dapat mewarnai gereja secara perlahan. Sejak
1519, Zwingli memihak Luther.
Pada tahun 1522 terjadi huru-hara Wittenberg oleh pengikut Luther untuk
mewujudkan ajaran baru dalam praktek. Pemuka huru-hara tersebut adalah guru besar
Karlstedt yang bercita-cita menumbangkan biara yang tidak sesuai dengan injil. Luther
dan Zwingli pada prinsipnya menyokong cita-cita itu, dan gerakan ini berhasil namun
Luther dan Zwingli memiliki perbedaan pendapat, Luther ingin mempertahankan semua
bentuk gereja, sedangkan Zwingli ingin perubahan sama sekali baik isi maupun bentuk.
Pada 1523 diselenggarakan pertemuan debat. Akibatnya dewan kota memerintahkan
agar mengeluarkan Salib, Mezbah, Patung dan Orgel dari gedung gereja dan diganti
dengan tradisi “Calvinis”.
Yohanes Calvin lahir di Jenewa (1509-1564) adalah seorang sarjana hukum asal
Perancis yang menaruh perhatian besar terhadap teologia. Ia adalah seorang pengikut
Erasmus, sejak 1533 ia mulai menulis tentang ajaran protestan yang biasa disebut
”institusio”. Dalam ajaran pembenaran oleh iman Calvin sejalan dengan Luther, tetapi ia
menekankan pentingnya “penyucian” kehidupan baru yang harus ditempuh orang-orang
kristen. Calvin menegaskan bahwa jemaat yang mendengarkan firman Tuhan dalam
perjamuan kudus diharuskan suci.
Pada tahun 1541 Calvin kembali ke Jenewa dan meninggal disana, ia melanjutkan
usahanya mengatur kehidupan jemaat dengan menyusun tatanan gereja baru dan ia
menulis buku “Katekismus Jenema”, yang berisi tentang iman, hukum, doa dan
sakramen.
C.    Perbedaan pokok Calvin dan Luther
Perbedaan antara mereka berdua antara lain yaitu:
Luther
·       Bertolak dari kesatuan antara kemanusiaan & keilahian Kristus,
·       Pembenaran orang berdosa sebagai inti, pusat & puncak ajaran Kristen. Kesan:
perbuatan-perbuatan baik berbahaya untuk keselamatan (karena manusia terlalu
mengandalkannya).
Calvin
·       Bertolak dari perbedaan antara kemanusiaan & keilahian Kristus,
·       Kemuliaan Allah (gloria Dei) adalah tujuan utama dari segala-galanya: kelahiran
baru (regeneratio) atau pengudusan (sanctificatio) harus menyertai pembenaran orang
berdosa (justificatio).

D.    Perkembangan lebih lanjut


Pembaharuan yang dilakukan oleh Luther tampaknya telah membuat gereja dalam
kegoyahan. Dalam suasana seperti itu banyak kelompok yang sudah ada sebelum
reformasi muncul dan mencampur ide Luther dengan ide mereka, dan tokoh yang
paling banyak berpengaruh sekarang ini adalah Calvin begitu juga di indonesia dan
pada abad ke 18 lahir gereja baptis dan metodis di eropa, Calvinisme juga menyebar ke
afrika dan asia dalam bentuk berbagai sekte dan aliran.
1.     Gerakan baru dalam Gereja Kristen Barat. Lahirnya gerakan baru gereja
Protestan  dipengaruhi dua peristiwa besar yaitu gerakan pencerahan dan revivalisme
pada abad ke 17. Pencerahan adalah gerakan yang menyatakan bahwa dalam segala
sesuatu manusia tidak perlu patuh terhadao kepercayaan yang timbul dari luar misalnya
Alkitab, gereja dan lain sebagainya, sedangkan revivalisme berusaha menyerang
pencerahan telogia gereja resmi yang menganggap bahwa gereja-gereja telah mati.
2.     Gereja Protestan di Afrika. Sejak abad ke 18 Afrika adalah benua yang hampir
seluruhnya jadi ajang penjajahan bangsa barat hanya Etiopia yang merdeka perintis
utama nya adalah Samuel Crowther (1810-1892) untuk Afrika Barat dan David
Livingstonem untuk bagian selatan, agama Kristen Protestan menonjol di negara yang
dijajah Inggris dan bagian Afrika Selatan, bagian lainya hampir sepenuhnya di kuasai
gereja Katolik seperti Angola, Mozambique dan sebagainya.
3.     Perkembangan di Asia. Pada abad ke 17 bersamaan dengan tersebarnya
kolonialisme dari Eropa, baik yang dilakuakn belanda maupun Inggris, di India Selatan
gereja Protestan dipengaruhi oleh gerakan pietis dan revival. Sebagaimana halnya di
India gerakan pietis dan revival juga memberikan andil besar dalam perkambangan
Protestan di Srilanka, Jepang, Cina meskipun mendapat tantangan dari agama asli dan
di Indonesia agama Protestan dibawa oleh penjajah Belanda dan Romawi
perkembangannya terjadi pada periode VOC dan sesudah VOC.
C.    POKOK-POKOK AJARAN PROTESTAN
Kristosentrisme adalah dasar dari ajaran-ajaran Kristen. Hal ini dapat dilihat dari
kedudukan Yesus Kristus sebagai pusat segala-galanya dalam kehidupan seorang
Kristiani. Ajarannya terwujud dalam konsep inkarnasi, penebusan, dan trinitas.
Ajaran Protestan yang menonjol  dapat dilihat dari dua hal: pertama, asas anti
pemutlakan terhadap hal-hal yang nisbi, dan kedua, pembenaran iman (percaya).
Dalam kepercayaan seorang Kristiani, manusia dapat bertemu dengan Allah dalam tiga
tempat, yaitu : (1) dalam tatanan dan keagungan alam; (2) dalam pribadi Yesus Kristus
yang hidup dalam sejarah, dan (3) dalam hati nurani manusia. Segi-segi kehidupan
tersebut masing-masing ada pada Tuhan Bapa, Tuhan Anak, dan Roh Kudus, dan
dapat dipelajari dari isi dan makna yang tercantu dalam 12 pasal “Pengakuan Iman
Rasuli” sebagaimana singkat diuraikan di bawah ini.
A.    Pengakuan Iman Rasuli
Dalam agama Protestan, pengakuan iman disebut Apostolicum (Yunani :
apostoles = iman) yanng didefinisikan dengan “Pengakuan Iman Rasuli”. Nama lain
yang biasa digunakan adalah “Dua Belas Pasal Kepercayaan Kristen”. Pengakuan ini
dibuat oleh para rasul dan disusun secara bertahap. Rumusan Pengakuan Iman Rasuli
adalah sebagai berikut:
Bagian I
1)     Aku percaya kepada Allah Bapa yang Maha Kuasa, Khalik langit dan bumi.
Bagian II
2)     Dan kepada Yesus Kristus, Anak-Nya yang tunggal, Tuhan Kita.
3)     Yang terkandung dalam Roh Kudus, lahir dari anak dara Maria.
4)     Yang mederita di bawah pemerintahan Pointus Pilatus, disalibkan, mati, dan
dikuburkan turun ke dala kerajaan maut.
5)     Pada hari ketiga bangkit pula dari antara orang mati.
6)     Naik ke surga, duduk di sebelah kanan Allah, Bapa yang Maha Kuasa.
7)     Dan akan datang dari sana untuk menghakimi orang yang hidup dan mati.
Bagian III
8)     Aku percaya kepada Roh Kudus.
9)     Gereja yang kudus dan am, persekutuan orang kudus.
10) Pengampunan dosa.
11) Kebangkitan daging.
12) Dan hidup yang kekal.
Pada mulanya, pengakuan gereja Kristen disimpulkan dalam rumusan pendek
“Yesus adalah Tuhan” atau “Yesus adalah Kristus”. Berdasarkan pengakuan itu
seseorang dapat dibaptiskan karena pada mulanya gereja Kristen berada di tengah-
tengah bangsa Yahudi, sehingga pengakuan cukup dengan satu pasal saja. Karena
kemudian orang Yahudi sudah percaya dengan Tuhan orang Israel, yang menurut
kepercayaan Kristen disebut “Bapa Yesus Kristus”, maka pembaptisan memerlukan
satu pasal lagi, yaitu pengakuan bahwa Yesus Kristus adalah “Anak Allah”, Sang
Mesias yang telah dijanjikan oleh Tuhan.
Pengakuan akan Yesus Kristus itu ditumbuhkan oleh Roh Kudus yang bekerja
dalam setiap hati manusia. Roh Kuduslah yang menyatakan pada diri manusia bahwa
Yesus adalah Tuhannya. Jadi, Roh Kudus adalah Tuhan yang berbicara dalam hati
manusia. Dengan demikian pengakuan Kristen itu menjadi pengakuan yangterdiri dari
tiga bagian, yakni tentang Tuhan Bapa, Yesus Kristus, dan tentang Roh Kudus atau
Roh Tuhan. Ketiga-tiganya diyakini sebagai sungguh-sungguh satu, yang melahirkan
konsep “Tuhan Tritunggal”.
B.    Kepercayaan tentang Tuhan
Seorang Kristen mempercayai adanya dua pihak, yaitu Allah tidak boleh
diturunkan dari dalam surga, tetapi di pihak lain Allah telah menjadi manusia dalam
kedatangan Yesus Kristus yang tidak boleh ditempatkan di titik tertinggi yang tidak
dapat dicapai manusia. Keduanya nampak kontradiktif, tetapi keduanya harus memiliki
tekanan yang sama tanpa harus meleburkannya satu sama lain. Hal tersebut dapat
digambarkan dalam kedatangan Yesus Kristus, bahwa Allah yang hidup itu telah
menyatakan diri sebagai Dia yang sungguh-sungguh Allah dan sungguh-sungguh
manusia.
Allah adalah roh. Artinya Allah itu bukan makhluk dan Allah tidak dibatasi oleh
tempat atau ruang tertentu. Karena Allah adalah roh maka menyembahnya harus
dengan roh dan kebenaran. Ibadah lahiriyah itu tidak memiliki arti apa-apa dihadapan
Allah jika tidak menyembahnya dengan roh dan kebenaran.
Allah adalah Esa. Allah itu buka dua atau lebih dari satu. Dia adalah Allah yang
menciptakan alam semesta dan berkuasa sepanjang zaman. Untuk datang kepada
yang Esa juga melalui jalan yang esa, yaitu melalui diriNya sendiri dalam Yesus Kristus.
Allah adalah kekal. Tidak berubah karena waktu, tidak bergantung pada makhluk,
dulu, sekarang, dan selamanya. Allah tidak terbatasi oleh pikiran manusia, tapi tahu
segala yang dipikirkan manusia. Allah memilliki pikiran, perasaan, kehendak, dan
sebagainya.
C.    Yesus Kristus
Pada bagian ke II Pegakuan Iman Rasuli, Yesus Kristus diberi kehormatan yang
sama dengan Allah Bapa, karena keduanya merupakan satu kesatuan dalam konsep
Tritunggal. Mengenai Yesus Kristus, gereja meyakini bahwa ia adalah benar-benar
Tuhan dan benar-benar manusia. Yesus juga bukan suatu oknum yang derajatnya
diantara Tuhan dan manusia, juga bukan manusia setengah Tuhan. Untuk dapat
memahami ini, gereja menggunakan pendekatan dialektis, karena dalam dogmatika
Kristen cara tersebut dipergunakan untuk menyatakan seolah-olah ada dua kebenaran
yang tidak boleh dihilangkan satu sama lain.
Dengan demikian ditemukan dua segi pokok dalam pribadi Yesus Kristus.
1.     Yesus orang Nazaret itu adalah benar-benar manusia, dan menjadi manusia seperti
manusia pada umumnya, hanya saja ia tak berdosa.
2.     Yesus adalah benar-benar tergolong Allah. Nama Yesus berasal dari bahasa Ibrani
“Yosua” yang berarti Tuhan menolong, Dia adalah Juru Selamat yang datang dari Allah
untuk menyelamatkan dunia dan manusia. Dia adalah Kristus yang dijelmakan oleh
Allah menjadi Nabi, Imam dan Raja yang tiada tara. Dia adalah Anak Allah yang sudah
dibanngkitkan dan hidup; bahkan Dia mengatakan “Aku dan Bapa adalah Satu”.
Menurut ajaran Kristen, bukti-bukti keilahian dan kemanusiaan Yesus juga telah
nyata dalam Alkitab. Bukti keilahian misalnya adalah memiliki nama-nama Ilahi,
memiliki sifat-sifat Allah, dapat mengerjakan hal-hal yang dapat dilakukan Allah seperti
mencipta, mengampuni dosa, dan menghidupkan orang mati. Bukti kemanusiaan
diantaranya memiliki tubuh manusia, memiliki sifat manusia, diperlakukan sebagai
manusi, dan memiliki nama-nama manusia. Tetapi sebagai manusia, Yesus tidak
memiliki dosa.
Yesus juga disebut sebagai Anak Allah yang Tunggal. Pada hakikatnya adalah
Allah yang datang berdiri disamping manusia dalam keadaan Yesus Kristus. Datangnya
Allah kepada manusia itu adalah Anak Allah. Adapun istilah “Yang Tuggal” berasal dari
Injil Yohanes. Karena Yesus Kristus adalah Anak Allah yang sungguh-sungguh Allah
maka harus dipertegas dan diperkuat dengan “Yang Tunggal”, yaitu Dia yang menurut
asalnya adalah kekal, benar-benar datang dari Allah.
Bagi umat Kristiani kedatangan Yesus Kristus merupakan berita suka cita, karena
membuktikan bahwa Allah mengasihi manusia. Melalui penderitaannya dapat disadari
betapa besar kasih Tuhan kepada manusia. Penderitaan dan kematian Yesus Kristus
sudah direncanakan Tuhan, diantara maksud dari penderitaan dan kematian itu
adalah : (1) dalam rangka menggenapi apa yang telah dikatakan dalam Alkitab; (2)
merupakan pernyataan kasih Tuhan kepada manusia; (3) untuk memikul atau
menanggung dosa manusia yang percaya kepadanya; dan (4) untuk mendamaikan
manusia denga Allah melalui diriNya.
Yesus Kristus tidak berakhir pada saat kematiannya. Yaitu pada hari Jum’at yang
Agung, disusul oleh Hari Paskah, pada hari ketiga setelah dikubur ia bangkit diantara
orang yang mati. Kebangkitannya itu adalah kemenangan atas dosa, maut dan iblis.
Yesus tidak dibangkitkan dari kematian semua, tetapi benar-benar telah mati, dan
yanng bangkit bukan hanya roh tetapi dapat dilihat sebagaimana manusia yang
bertubuh.
Adapun arti kebangkitan Yesus Kristus bagi umat Kristiani ada tiga:
1)     Memperoleh pengampunan dosa dan menjadi orang yang benar di hadapan Tuhan
berdasarkan kemenangan yang diperjuangkan Kristus sebagai penebus
2)     Karena telah disalib, maka dalam kehidupan kini manusia dibangkitkan untuk memulai
kehidupan yang baru
3)     Karena Yesus adalah manusia pertama yang dibangkitkan, maka umat Kristen
percaya bahwa mereka pasti akan mengalami kebangkitan seperti Yesus dan tidak
dihukum, melainkan masuk surga.
Yesus Kristus akan benar-benar datang ke dunia untuk kedua kalinya, yan bagi
orang Kristen merupakan pengharapan juga saat yang menakutkan bagi orang yag tida
percaya, karena kedatangannya adalah untuk menghukum mereka yang tidak percaya
karena dosa mereka, dan menjemput orang-orang yang percaya padanya.
Terkait tanda-tanda akan datang untuk kedua kalinya adalah munculnya mesas-
mesias palsu, datangnya siksaan-siksaan berat, dunia dalam keadaan porak poranda
yaitu matahari menjadi gelap, bulan tak bersinar dan bintang-bintang berjaTuhan serta
terdengar bunyi sangkakala surga. Kapan saat itu terjadi tak ada seorangpun yang
tahu.
D.    Roh Kudus
Roh Kudus adalah Allah sebagaimana dinyatakan oleh namanya, sifat-sifatnya
dan karya-karyanya. Maka dari itu orang Kristen bersyukur kepada Allah sebab Allah
melalui Roh Kudus mau bersemeyam di hati setiap orang yang percaya kepadaNya.
Peranan Roh Kudus dalam keselamatan antara lain:
1)     Meyakinkan manusia akan pertemuannya dengan Yesus Kristus
2)     Melahirkan kembali manusia scara rohani, dengan syarat manusia harus beriman
kepada Yesus  sehinggan ia mejadi ciptaan baru dan menerima hidup yang baru pula
3)     Mencap manusia adalah milik Allah bagi yang percaya dan bertaubat
4)     Membaptis orang yang percaya untuk menjadi anggota tubuh Kristus
5)     Mendiami hati orang yang percaya kepada Roh Kudus
6)     Memenuhi kehidupan orang yang percaya, yaitu berupa perasaan, kemauan, yang
dikuasai oleh Roh Kudus. Caranya dengan hidup dengan penuh penyerahan,
melaksanakan firman Allah dan mengakui segala dosa.
E.     Eskatologi
Eskatologi yaitu  ajaran tentang kejadian-kejadian pada hari akhir. Hal ini telah
terkait dengan Pengakuan Iman Rasuli pada bagian kedua dalam pasal yang
berbunyi “Yesus Kristus akan datang kembali untuk menghukumi orang yang hidup dan
mati”. Dalam ajaran eskatologi ini ada dua poin penting : pertama, tentang
keselamatan; kedua, tentang kedatangan Yesus Kristus kedua kalinya dan Kerajaan
Seribu Tahun.
Adapun keselamatan dibedakan menjadi dua macam :
1)     Keselamatan di dunia, yakni hidup sebagai orang yang dosanya telah diampuni, atau
sebagai anak-anak Allah yang telah bertaubat dan dilahirkan kembali
2)     Keselamatan di masa depan, (kkebangkitan daging dan hidup kekal), yakni percaya
bahwa Yesus Kristus yang telah disalibkan dan telah bangkit akan datang dengan
kemuliaan untuk mewujudkan Kerajaan Allah. Semua orang Kristen yakin bahwa
mereka sedang menuju ke Kerajaan Allah, menuju kesempurnaan mengenal Allah,
mengasihi-Nya serta memuliakan-Nya. Karena penghormatan kepada-Ny dan
kehormatan Allah itu akan menjadi keselamatan bagi setiap Kristiani.
Kedatangan kembali Yesus Kristus diyakini sudah sangat dekat, meskipun tidak
ada yang tahu kapan akan terjadi dan tiap orang yang percaya hendaknya berjaga-
jaga. Namun hal ini pasti terjadi, karena Yesus sendiri ketika di dunia pernah
mengulang pernyataan tersebut sebanyak dua kali dalam penglihatan kepada Rasul
Yohannes. Kedatagan kembali itu adalah untuk mendirikan “Kerajaan Seribu Tahun”.
Keadaan kerajaan tersebut penuh dengan keindahan dan didirikan atas Kuasa Allah.
Ada waktu itu Yesus Kristus penuh dengan kemuliaan dan kemahakuasaan. Tidak ada
kekerasan, peperangan, perkelahian, semuanya dirubah mejadi taman yang indah. Ibu
kota kerajaan itu adalah Yerusalem, dan orang-orang Yahudi sudah menjadi Kristen.
Setan-setan dilemparkan ke dalam jurang maut selama seribu tahun. Kalau ada orang
yang melakukan pelanggaran, itu dari dirinya sendiri, bukan bisikan setan. Karena itu
Yesus akan menghukumnya dengan kematian.
F.     Ajaran tentang Alam dan Manusia
Alam dan sejarah adalah ciptaan Tuhan, tetapi Tuhan tidak berada pada kedua
ciptaan-Nya itu. Setiap orang Kristen percaya bahwa Tuhan bekerja di dalam ciptaan-
Nya. Dalam alam, manusia dititahkan Tuhan untuk memulainya. Jadi melalui titah kerja
tersebut dunia ini dibudayakan oleh manusia. Kemampuan mengusahakan yang
diberikan kepada manusia itu berada dalam janji firman-Nya yang berlaku hingga
sekarag. Selama manusia menyadari titah-Nya, maka manusia aka bertanggung jawab
kepada Tuhannya.
Menurut Kejadian 1:26-27, manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah
(Imago Dei), tetapi manusia telah memberontak dan selalu akan memberontak kepada
Allah. Manusia pertama yag diciptakan adalah Adam, sesudah itu baru Hawa. Semula
Adam dan Hawa adalah manusia suci karena mereka diciptakan sesuai dengan gambar
dan rupa Allah. Tujuan penciptaannya adalah agar manusia dapat bersekutu dengan
Allah dan mencerminkan kemuliaan-Nya di dunia. Tetapi karena manusia berbuat dosa,
maka gambar dan rupa Allah menjadi rusak. KejaTuhan manusia dalam dosa bukan
rencana Allah tetapi rencana iblis yang dituruti oleh manusia. Akibatnya semua manusia
yang lahir darinya menjadi ikut berdosa. Kemudian sebagai akibat dari dosa itu mereka
(Adam dan Hawa) diusir dari Eden dan semua keturunan mereka di dunia sudah
berada di bawah hukuman dosa yang membawa akibat kematian.
Manusia yag dikehendaki Allah adalah orang yang memandang kepada Yesus
Kristus, karena ia adalah gambar Allah yang sebenarnya. Sebalikmya, orang yang
belum menerima Yesus Kristus sama saja dengan orang yang memiliki gambar dan
rupa Allah yang sudah dirusak oleh dosa. Orang-orang ini memerlukan Yesus agar
gambar dan rupa Allah yang telah rusak tersebut dapat diperbarui kemballi oleh kuasa
Yesus Kristus dan manusia dapat bersekutu kembali dengan Allah.
Menurut keyakinan Protestan, setiap orang yang percaya kepada Yesus Kristus
sudah menjadi ciptaan baru (manusia baru). Sebaliknya, manusia di dalam Adam
adalah manusia lama yang menerima hukuman dosa. Bagi yang menjadi manusia baru
(di dalam Kristus) akan menerima penebusan dosa bukan karena perbuatannya, tetapi
karena kuasa Yesus Kristus. Kelahiran kembali seseorang dilakukan oleh Roh Kudus
dan terjadi saat orang tersebut percaya. Istilah dilahirkan kembali merupakan kiasan
yang berarti “dilahirkan dari atas”, yaitu diperbarui dari kesalahannya, menjadi hidup
kembali sebagai anak Allah, seorang yang hidup dalam hubungan yang benar dengan
Bapanya.  
G.    Etika Kristen
Etika Kristen adalah etika yang berdasar agama, etika transenden, etik ateonom,
dan etika teosentris. Etika Kristen bertugas mengupas hubungan antara iman dan
manusia, sesama manusia di dunia, dan sebagainya. Bila ditinjau dari sejarah teologi
Kristen, etika termasuk dalam dogmatika Kristen, oleh karena itu etika tersebut
merupakan suatu pengetahuan yang normatif, yang hanya menerangkan tindakan
manusia dari sudut iman kepada hukkum Tora dan Injil dalam masalah-masalah baik
dan buruk sebagaimana yang dikehendaki Allah.
Sumber-sumber etika Kristen adalah :
1)     Alkitab
2)     Etika Falsafi, baik yang bercorak naturalistik maupun idealistik
3)     Adat istiadat dari suatu masyarakat. Dengan dasar:
a)     Kepercayaan kepada Allah yang menyatakan diriNya dalam Kristus
b)     Pengakuan tentang manusia, yakni tentang pandangan manusia menurut Alkitab dan
menurut pandangan lainnya
c)     Hal ihwal manusia menurut gambaran gambar dan rupa Allah
d)     Hal-hal yang menyangkut asal, hakikat dan perkembangan dosa
e)     Tentang kebebasan kehendak manusia.
Tujuannya adalah untuk menggerakkan orag supaya bertaubat dan
membangunkan orang agar berjuang melawan gangguan-gangguan yang timbul dari
wataknya, melalui pembenaran dalam kehidupan manusia sehingga dirinya menjadi
“ciptaan baru”.

H.    Sakramen
Sakramen yaitu upacara suci dan resmi untuk bertemu degan Tuhan dan untuk
menerima rahmat Tuhan lewat tanda-tanda. Ada 7 sakramen, yaitu :
1)     Pembaptisan (permandian)
2)     Maha Kudus (ekaristi)
3)     Penguatan (krisma)
4)     Taubat (rekonsiliasi, pengakuan dosa)
5)     Perkawinan (pernikahan)
6)     Imamat (pentahbisan), dan
7)     Minyak Suci (pengurapan orang sakit).
Sakramen-sakramen biasanya dilayankan oleh klerus (pada tahapan tertentu), dan
umumnya dipahami melibatkan unsur-unsur yang terlihat dan tak terlihat. Unsur yang
tak terlihat (yang bermanifestasi di dalam diri)  dianggap terjadi berkat karya Roh
Kudus, rahmat Allah bekerja di dalam diri para penerima sakramen. Sedangkan unsur
yang terlihat (atau yang tampak dari luar) meliputi penggunaan benda-benda seperti air,
minyak, roti, serta hosti dan anggur yang dikosekrasi, penumpangan tangan; dimana
semuanya diteguhkan dengan suatu pernyataan oleh pelayan sakramen.
BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Nama “protestan” berasal dari kata “protes” yang dilancarkan oleh Pangeran-
pageran Jerman yang mendukung gerakan reformasi. Dari protes mereka timbullah
kelompok “protestan”. Semula nama tersebut bernada negatif dan bersifat ejekan tetapi
lama-kelamaan disambut positif sebagai nama kehormatan.
Kelahiran agama Kristen Protestan banya dipengaruhi oleh latar belakang
perkembangan masyarakat Eropa Barat pada abad-abad menjelang kelahirannya, yaitu
abad XVI. Peristiwa yang mendorong timbulnya reformasi ialah penjualan surat-surat
penghapusan dosa (indulgensi) yang dilakukan semasa Paus Leo X.
Perbedaan antara Luther dan Calvin antara lain yaitu:
Luther
·       Bertolak dari kesatuan antara kemanusiaan & keilahian Kristus,
·       Pembenaran orang berdosa sebagai inti, pusat & puncak ajaran Kristen. Kesan:
perbuatan-perbuatan baik berbahaya untuk keselamatan (karena manusia terlalu
mengandalkannya).
Calvin
·       Bertolak dari perbedaan antara kemanusiaan & keilahian Kristus,
·       Kemuliaan Allah (gloria Dei) adalah tujuan utama dari segala-galanya: kelahiran
baru (regeneratio) atau pengudusan (sanctificatio) harus menyertai pembenaran orang
berdosa (justificatio).
Dan juga perkembangan agama protestan itu sampai seluruh benua di dunia
termasuk afrika dan asia
Mengenai pokok-pokok ajaran Kristen Protestan diantaranya : (1) Pengakuan Iman
Rasuli (berisi 12 pasal kepercayaan Kristen), (2) Kepercayaan tentang Tuhan (Allah
sebagai Tuhan, Allah sebagai manusia), (3) Yesus Kristus (sebagai Anak Allah Yang
Tunggal), (4) Roh Kudus (Allah melalui Roh Kudus bersemayam di hati manusia), (5)
Eskatologi (ajaran tentang kejadian-kejadian hari akhir), (6) Ajaran tentang Alam dan
Manusia, (7) Etika Kristen dan (8) Sakramen (ritual upacara suci untuk bertemu dengan
Tuhan).
B.    Kritik dan Saran
Demikian pembahasan kami dalam makalah yang sederhana ini. Pepatah
mengatakan, “Tak ada gading yang tak retak”, begitu pula makalah ini masih jauh dari
kata sempurna. Kritik dan saran sangatlah kami harapkan dari para pembaca
sekalian untuk perbaikan makalah-makalah selanjutnya. Semoga makalah yang ringkas
ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.

DAFTAR PUSTAKA
Leeuwen, Arend Th van. 1997. Agama Kristen dalam Sejarah Dunia. Jakarta : Gunung
Mulia.
Romdhon. dan A. Singgih Basuki. 1988. Agama-agama di Dunia. Yogyakarta : IAIN
Sunan Kalijaga Press.
Sou’yb, Yusuf. 1996. Agama-agama Besar di Dunia. Jakarta : Al Husna Zikra.

You might also like