You are on page 1of 10

PEMBAHASAN

A. Zaman Batu
            Zaman batu menunjuk pada suatu periode di mana alat-alat kehidupan manusia
umumnya/dominan terbuat dari batu, walaupun ada juga alat-alat tertentu yang terbuat
dari kayu dan tulang. Dari alat-alat peninggalan zaman batu tersebut, melalui Metode
Tipologi (cara menentukan umur berdasarkan bentuk atau tipe benda peninggalan),
maka zaman batu dibedakan lagi menjadi 3 periode/masa, yaitu:

1.  Batu Tua/ Palaeolithikum


            Merupakan suatu masa di mana alat-alat hidup terbuat dari batu kasar dan
belum
diasah/diupam, sehingga bentuknya masih sederhana. Contohnya: kapak genggam. Za
man Paleolitikum atau dikenal juga dengan zaman Batu Tua adalah masa peradaban
yang terjadi sebelum zaman Logam dan masih menggunakan perkakas yang terbuat dari batu
kasar yang belum diasah dan sederhana. Diperkirakan zaman ini berlangsung 600 ribu tahun y
ang lalu. Selain alat perkakas yang masih sederhana, zaman Paleolitikum juga memiliki ciri-ciri,
yaitu memiliki mata pencarian mengumpulkan makanan, hidup berpindah-pindah, dan belum
mengenal cocok tanam.

2. Batu Tengah Madya/Mesolithikum
            Merupakan masa peralihan di mana cara pembuatan alat-alat kehidupannya
lebih baik dan lebih halus dari zaman batu tua. Contohnya: Pebble/Kapak Sumatera.
Zaman batu pertengahan “Mesolitikum” diperkirakan berlangsung kurang lebih 20.000
tahun silam, pada zaman ini kehidupan manusia tidak jauh berbeda dengan zaman
batu tua yakni berburu, mengumpulkan makanan, dan menangkap ikan, mereka juga
sudah mulai hidup menetap di guas, tepi sungai atau tepi pantai.

Mesolitikum atau Zaman Batu Madya “Bahasa Yunani; mesos “tengah”, lithos batu”
adalah suatu periode dalam perkembangan teknologi manusia, antara Paleolitik atau
Zaman Batu Tua dan Neolitik atau Zaman Batu Muda. Untuk alat-alat perkakas yang
digunakan pada masa Mesolithikum hampir sama dengan alat-alat pada zaman
Palaeolithikum hanya sudah sedikit dihaluskan.

Zaman Mesolithikum (zaman batu madya)

Mesolithikum juga di sebut zaman batu tengah atau zaman batu madya, yang di


perkirakan berlangsung pada masa Holosen (10.000 tahun yang lalu). Perkembangan
kebudayaan pada zaman ini berlangsung lebih cepat dari masa sebelumnya. Hal ini di
sebabkan antara lain.

1. Keadaan alam yang sudah lebih stabil, yang memungkinkan manusia dapat hidup
lebih tenang, sehingga dapat mengembangkan kebudayaannya
2. Manusia pendukungnya adalah dari jenis Homo sapien, mahluk yang lebih cerdas di
bandingkan pendahulunya.

Mesolitikum secara bahasa dapat diartikan sebagai batu tengah, merupakan tahapan
perkembangan masyarakat masa pra sejarah antara batu tua dan batu muda. Tidak
jauh berbeda dengan peride sebelumnya, kehidupan berburu atau mengumpulkan
makanan. Namun manusia pada masa itu juga mulai mempunyai tempat tinggal agak
tetap dan bercocok tanam secara sederhana. Tempat tinggal yang mereka pilih
umumnya berlokasi di tepi pantai (kjokkenmoddinger) dan goa-goa (abrissousroche)
sehingga di lokasi-lokasi tersebut banyak ditemukan berkas-berkas kebudayaan
manusia pada zaman itu.

Kepercayaan

Masyarakat mesolithikum di Indonesia sudah mulai mengenal kepercayaan dan


penguburan mayat. Lukisan manusia dipulau Seram dan Papua merupakan gambar
nenek moyang dan dianggap memiliki kekuatan magis sebagai penolak roh jahat.
Demikian halnya gambar kadal di wilayah tersebut,dianggap sebagai penjelmaan nenek
moyang atau kepala suku sebagai lambing kekuatan magis. Pemujaan terhadap
binatang yang dianggap memiliki kekuatan magis disebut Totemisme.
Bukti-bukti penguburan dari zaman mesolithikum ditemukan di Gua Lawa (Sampung )
dan di kjokkenmodinger. Mayat-mayat tersebut dibekali dengan keperluan sehari-
hari,seperti kapak-kapak yang indah dan perhiasan. Ada pula mayat yang ditaburi cat
merah dalam suatu upacara penguburan dengan maksud memberikan kehidupan baru
di alam baka.

3. Batu Muda/Neolithikum
Merupakan suatu masa di mana alat-alat kehidupan manusia dibuat dari
batu yang sudah
dihaluskan, serta bentuknya lebih sempurna dari zaman sebelumnya. Contohnya:
kapak persegi dan kapak lonjong.

Pada zaman batu muda, kehidupan manusia purba sudah berangsur-angsur hidup
menetap tidak lagi berpindah-pindah, manusia pada zaman ini sudah mulai mengenal
cara bercocok tanam meskipun masih sangat sederhana. Selain kegiatan berburu yang
masih tetap dilakukan. Manusia purba pada masa neolithikum sudah bisa menghasilkan
bahan makanan sendiri atau biasa disebut food producing.

Peralatan yang digunakan pada masa neolithikum sudah diasah sampai halus, bahkan
ada peralatan yang bentuknya sangat indah. Peralatan yang diasah pada masa itu ialah
kapak lonjong dan kapak persegi. Di Jawa Timur dan Sulawesi Selatan ada yang telah
membuat mata panah dan mata tombak yang digunakan untuk berburu dan keperluan
lainnya.

Perkembangan penting pada zaman batu muda ialah banyak ditemukannya kapak
lonjong dan kapaka persegi dengan daerah temuan yang berbeda. Kapak persegi
banyak ditemukan di wilayah Indonesia bagian Barat, seperti Sumatera, Kalimantan,
Jawa dan Nusa Tenggara. Adapun kapak lonjong banyak ditemukan di wilayah
Indonesia bagian Timur, seperti Sulawesi, Halmahera, Maluku dan Papua.

B. Zaman Logam
            Perlu ditegaskan bahwa dengan dimulainya zaman logam bukan berarti
berakhirnya zaman batu, karena pada zaman logampun alat-alat dari batu terus
berkembang bahkan sampai sekarang. Sesungguhnya nama zaman logam hanyalah
untuk menyatakan bahwa pada zaman tersebut alat-alat dari logam telah dikenal dan
dipergunakan secara dominan. Zaman logam disebut juga dengan zaman perundagian.
Perkembangan zaman logam di Indonesia berbeda dengan di Eropa, karena zaman
logam di Eropa mengalami 3 fase/bagian, yaitu zaman tembaga, zaman perunggu, dan
zaman besi. Di Indonesia khususnya dan Asia Tenggara umumnya tidak mengalami
zaman tembaga tetapi langsung memasuki zaman perunggu dan besi secara
bersamaan. Dan hasil temuan yang lebih dominan adalah alat-alat dari perunggu
sehingga zaman logam disebut juga dengan zaman perunggu.
3. Sebagai perkembangan dari zaman batu, manusia masuk ke zaman logam. Sesuai
dengan namanya, zaman logam adalah zaman berkembangnya peralatan berbahan
dasar logam. Masyarakat pada zaman ini sudah banyak yang menggunakan bahan
logam untuk keperluan sehari-hari. Mengapa zaman logam dinamakan zaman
perundagian? Hal ini karena dalam masyarakat terdapat kaum undagi. Kata undagi
berasal dari bahasa Bali, berarti seseorang atau golongan masyarakat yang memiliki
keterampilan jenis usaha tertentu. Misalnya pembuatan gerabah, perhiasan kayu,
sampan, dan batu. Zaman logam menjadi masa akhir praaksara, di mana kehidupan
manusia semakin kompleks. Mereka telah pandai menghasilkan barang-barang
logam, seperti sabit, cangkul, dan lain-lain.

4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.

25.
26.

27.

28.

29.
30.
31.
32.
PENDIDIKAN PADA ZAMAN PURBA/KUNO   
Pendidikan adalah usaha manusia untuk kepentingan manusia. Jadi pada saat manusia itu ada dan
masih ada, pendidikan itu telah dan masih ada pula. Pada kenyataannya dapat kita telaah bahwa praktek
pendidikan dari zaman ke zaman mempunyai garis persamaan. Garis persamaan atau benang merah
pendidikan itu ialah :
1. Pendidikan adalah bagian dari kebudayaan yang tidak dapat dipisahkan.
2. Pendidikan merupakan kegiatan yang bersifar universal.
3. Praktek pelaksanaan pendidikan memiliki segi-segi yang umum sekaligus memiliki keunikan (ke-
khasan) berkaitan dengan pandangan hidup masing-masing bangsa.
MESIR
 
Mesir purba telah mengenal peradaban dan kebudayaan tinggi. Ini terbukti dengan telah dikenalnya
tulisan dengan huruf heiroglyph (tulisan suci), telah kenal kalender (penanggalan) dengan pembagian 12
bulan tiap tahun, telah mengenal irigasi dan sebagainya.
 
Tujuan pendidikan agar manusia berbuat susila sesuai dengan ajaran agama. Materi pelajaran yang
diberikan ialah membaca, menulis, berhitung, bahasa dan ilmu mengukur tanah serta astronomi. Meski
telah memiliki pusat-pusat pendidikan yakni di kuil-kuil (piramide) yang di dalamnya terdapat
perpustakaan dan asrama bagi para guru dan murid-muridnya.
 
INDIA
 
Secara ketat/tegas India membagi masyarakat dengan kasta/tingkatan. Dalam kehidupan agama Hindu
di India terkenal ada 4 kasta, yaitu; 1) kasta Brahmana, 2) kasta Ksatria, 3) kasta Waisya, 4) kasta Sudra
(Syudra).
 
Hidup di India bukan ditentukan oleh kepercayaan kepada dewa, tetapi ditentukan oleh tingkatan atau
kasta tadi. Tujuan akhir hidup adalah mencapai Nirwana. Ciri-ciri pendidikan di India adalah :
1. Pengajaran agama di nomor satukan.
2. Pendidikan diselenggarakan oleh kasta Brahmana.
3. Tujuan pendidikan; mencapai kebahagian abadi (Nirwana).
Penyelenggaraan peadidikan berlangsung di rumah (keluarga) dan sekolah. Materii pelajaran yang
diajarkan yaitu astronomi, matematik, pengetahuan tentang obat-obatan, hukum, kesusasteraan, sejarah.
 
CINA
 
Cina memiliki keunikan dalam hal kebudayaan dan pendidikan. Artinya dibandingkan dengan negara-
negara timur lainnya. Cina memiliki sejarah tersendiri. Kebudayaan Cina adalab asli Cina tidak terbaur
atau tercampur dengan kebudayaan dari luar. Ciri-ciri pendidikannya antara lain:
1. Persoalan pendidikan tidak ada kaitannya dengan agama.
2. Pendidikan diselenggarakan oleh keluarga dan negara.
3. Tujuan pendidikan adalah mendidik orang berhati mulia dan menghormati sesama.
Tokoh-tokoh pendidik dan filsuf terkenal pada saat itu ia LaoTse dengan ajaran Tao =jalan Tuhan yang
menjadi Taoisme sangat berpengaruh terhadap hidup dan perikehidupan Cina. Tidak kalah juga
pengaruhnya Kon Fu Tse (Konfusius) dengan ajaran Li (etiket, kewajiban). Penyelenggaraan Pendidikan
dilaksanakan di dalam keluarga dan sekolah, Pelajaran pokoknya adalah menulis dan mempelajari
lambang lambang kata kata yang jumlahnya mencapai 50 000. Di Cina juga dikenal adanya pendidikan
pegawai.
 
YUNANI
 
Yunani kuno terbagi menjadi Sparta dan Athena. Orang-orang Sparta mementingkan pembentukan jiwa
patriotik yang kuat dan gagah berani. Tujuan pendidikan Sparta adalah membentuk warga negara yang
siap membela negara (membentuk tentara yang gagah berani)
 .
Ciri-ciri pendidikannya adalah :
1. Pendikan diperuntukkan hanya bagi warga negara yang merdeka (hukan budak).
2. Anak-anak cacat atau lemah dimusnahkan.
3. Lebih mengutamakan pendidikan jasmani.
4. Anak-anak yang telah mencapai umur 7 tabun diasramakan.
Sedangkan Athena lebih mernentlngkan kesehatan jasmani dan rohani serta hidup harmonis.
 
Ciri-ciri pendidikan di Athena adalah:
1. Pendidikan diselcnggaratcan oleb keluarga dan sekolah.
2. Sekolab diperuntukkan bagi siapa saja (behas).
Materi atau hahan pengajaran utama bangsa Athena adalah gymnastis (gymnastik) dan musik. Yang
pertama bagi pendidikan jasmani dan yang lain bagi pendidikan rohani.
 
ROMAWI
 
Pada mulanya tujuan pendidikan Rornawi adalab terbentuknya manusia-manusia yang siap berkorban
membela tanah air. Inti pelajaran adalah mempersiapkan warga negara menjadi tentara.Penyelenggara
pendidikan adalah di rumah-rumah keluarga bangsawan. Materi pelajarannya meliputi mebaca, menulis,
dan berhitung. Pada perkembangan selanjutnya Romawi terbawa oleh arus aliran Epicurisme dan aliran
Stoa. Aliran Epicurisme berpendapat hahwa kebahagian akan terwujud manakala manusia menyatu
dengan alam.  Aliran Stoa berpendapat bahwa tujuan hidup adalah mencapai kebajikan. Kebajikan itu
akan terwujud apabila manusia dapat menyesuai kan din dengan alamnya, karena manusia adalah
bagian dari alam. Sedangkan alam itu sendiri dikuasai oleb budi Ilahi.
    
Dengan munculnya dua faham tersebut cjta-cita atu tujuanRomawi beruhab dari rnembentuk manusia
sehat kuat untuk membela tanah air (kebajikan kepahlawanan) menjadi membentuk manusia yang
bijaksana dan berakal budi (kebajikan kemanusian).
 
PENDIDIKAN PADA ABAD PERTENGAHAN
  
Ciri-ciri utama dari pendidikan pada abad pertengahan adalah :
1. Seluruh pusat pendidikan bersatu untuk mewujudkan cita-cita yang telah ditetapkan oleb gerreja Roma
Katolik.
2. Gereja berusaha untuk memperbaiki kehidupan rakyat.
3. Mendirikan sekolah-sekolah.
RENAESANCE 
 
Masa kelahiran (Rehaessance) ditandai dengan adanya usaha untuk mengkaji, menafsirkan,
merencanakan dan apabila perlu mengecam berlakunya kebudayaan klasik (kuno).
 
Ciri-ciri utama gerakan ini adalah :
1. Terbebasnya manusia dari ikatan abad tengah.
2. Mencari alternatif pedoman yang dapat membebaskan individu dari ikatanin ikatan tadi.
Pada masa/jaman Renaessance muncul aliran :
1. Humanisme: berciri optimistis, tak percaya pada kekuatan di luar manusia termasuk dewa atau Tuhan.
2. Reformasi: berciri menetang gereja Katolik, ingin kembali ke ajaran Nasrani dengan Injil sehagai
panutannya.
3. Kontra Reformasi: ingin memperbaiki. keadaan (setelah adanya Reforrnasi) dan menjalankan disiplin
tinggi terhadap peraturan gereja.
Keadaan Pendidikan :
Tujuan pendidikan Humanisme: membentuk manusla yang berani, bebas dan gembira.
Tujuan pendidikan Reformasi: membentuk manusia yang bebas dari segala macam ikatan.
Tujuan pendidikan Kontra Reformasi:  mempertfnggi disiplin menjalankan agama Katolik. 
1. GARIS BESAR PENDIDIKAN PADA ABAD KE-17 SAMPAI ABAD KE-20 (DI BELAHAN DUNIA
BARAT  ATAU EROPA)
Permulaan abad  ke-17 atau masa-masa akhir abad ke 16 muncul alira baru dalam dunia pendidikan.
Aliran baru itu disebut Realisme. Ciri-ciri utama aliran ini yaitu :
1. Tidak sejalan dengan pemikiran Humanisme dan aliran yang mendahuluinya. Aliran yang lalu (kuno)
bersifat verbalistik dan berorientasi kepada alam nyata.
2. Realisme (real= nyata, konkret) tertarik pada dunia nyata kepada alam dan benda benda.
Realisme berpendapat bahwa lewat pendidikan orang harus mernperoleh pengetahuan dan pengertian
yang mendalam. Hal ini dapat dicapai dengan menjelajahi permasalahan lewat dunia nyata. Untuk
mencapai pengetahuan yang benar cara berfikir duktif harus dinggalkan dan diganti cara berpikir induktif
dan mengutamakan pengamatan serta pengalaman.
 
Tokoh-tokoh pendidikan penting dan berjasa dalam hidang pendidikan abad ke-17 antara lain:
1. Francis Bacon, ia berkeyakinan hahwa pendidikan masa lalu (klasik) tidak bermanfaat hagi umat
manusia lagi. Apabila manusia ingin sarnpai pada kebenaran harus meninggalkan cara berpikir deduktif
dan beralih ke cara berpikir yang induktif. Dengan cara berpikir yang analitik orang akan dapat
membuka rahasia alam dan dengan terbukanya alam itu kita sebagai bagian dari alam dapat
menentukan sikap dan mengatur strategi hidup. Artinya, dengan terbukanya alam kita rnanusia dapat
menyesuaikan atau memanfaatkan alam dari hidup dan kehidupan manusia.
2. Johann Amos Comenuis. Ia berpendapat bahwa pendidikan harus diorientasikan ke dunia sana (baka),
keakhirat. Ia menekankan pendidikan budi pekerti dan kearifan. Asas hukum didaktik yang ía
kemukakan adalah : 1) hukurn kepastian, 2) hukum urutan 3) hukum kelancaran dan kesempatan
belajar.
3. c. Jean Baptiste La Salle, ia sependapat dengan Comenius, pendidikan harus tertuju kepada hal-hal
yang bersifat kebakaan (keakhiratan). Di dalam menyiasati pendidikan ia menggunakan alat pendidikan
yang terkenal yakni hukuman dan ganjaran. Ia menekankan pengajaran kelompok.
Abad 18 sering disebut abad pencerahan (aufklarung). Segala usaha disemua semua lapangan
kehidupan memerluken penataan kembali. Perlu ditata kembali karena abad (masa) yang lalu adalah
masa gelap yang tidak memberikan harapan hidup yang Iebih baik. Oleh karena itu perlu pencerahan.
Hal ini dimungkinkan oleh adanya pemikiran yang Iebih rasional yang ingin terbebas dari Iingkungan
tradisi dan adat istiadat. Bagi kaurn nasionalis telah kehilangan hak hidup (jiwa).
 
PERBEDAAN MASA KEGELAPAN DAN MASA PENCERAHAN

ABAD KEGELAPAN ABAD PENCERAHAN

a Manusia percaya pada Tuhan dengan manusia percaya pada kemauan akal budinya.
. segala ajarannya. Manusia meyakini bahwa yang dapat
membahagiakan adalah manusia itu sendiri, bukan
kasih sayang Tuhan.
b Manusia terikat oleh aturan dan ketentua Manusia ingin bebas dari semua ikatan yang
. gereja. membelenggunya, baik ikatan gereja maupun
negara.

c Manusia dibentuk untuk melayani gereja, Manusia ingin adanya kebebasan pendidikan tanpa
. pendidikan diselenggarakan oleh gereja campur tangan gereja dan negara.
dan mengabdi gereja.

Tokoh yang menonjol pada abad ke-18 adalah :


1. I. J. Rousesau berpendapat bahhwa pada dasar (asal)-nya rnunusia baik, menjadi jelek (jahat) karena
peng lingkungan. Dasar pendidikan menurut Rousseau adalah pembawaan dan tujuan pendidikan ialah
membentuk manusia yang bebas merdeka. Sifat pendidikan adalah individualistis dan individu (anak)
itu harus dijauhkan dari pengaruh masyarakat dan bahkan dijauhkan dari orang tuanya. Hasil
pemikirannya dituangkan dalam buku Le Contract Social berisi tentang ilmu kenegaraan dan Emile
yang berisi bagaimana mendidik anak sampai dewasa yang baik dan benar.
2. John Locke (1632-1704), ia seorang tabib yang ahli filsafat dan ahli ilmu jiwa J.I. Locke berpendapat
bahwa jiwa itu waktu dilahirkan kosong dan pasif. Jiwa itu pada saat lahir sama dengan tabula rasa
(meja lilin) atau a shett of paiper (sehelai kertas) putih bersih. J. I Locke seorang empirist, ia
menyatakan bahwa empirist (pengalaman) adalah sumber pengetahuan. Tentang masalah pendidikan
Locke berpendapat bahwa pendidikan itu berkuasa bahkan maha kuasa. Ia tidak percaya adanya
pembawaan (bakat). Tujuan pendidikan menurut dia adalah membetuk seseorang kasatria (gentleman)
yang saleh dan berguna bagi hidup bersama dalam masyarakat. Sebagai seorang tabib (dokter) ia
menekankan pentingnya pendidikan jasmani. Locke juga adalah seorang deist (De = Deus = Tuhan).
Tetapi ia tidak mau menerima ajaran agama yang dogmatis (kaku, beku, lugu). Baginya agama adalah
akal budi. Oleh karenat itu ia memperhatikan pendidikan kesusilaan. Manusia harus mampu munguasai
diri sendiri dan memiliki hargadiri. Anak harus patuh tanpa ganjaran ataupun hukuman.
Abad 19 dunia mengalami percepatan (akselerasi) di segala lapangan hidup karena dilhami revolusi
Perancis dan revolusi industri. Dengan meluasnya cita-cita pencerahan yang mengumandangk
semboyan manusia dilahirkan bebas dan memiliki derajat yang sama, rnereka (kasta ketiga, di luar kaum
agama dan bangsawan) menuntut egality fraternity dan liberty. Mereka menuntut penyelenggaraan
pendidikan jangan hanya di peruntukkan bagi bangsawan dan kaum agamis saja. Orang mulai menyadari
bahwa sekolah sebagai suatu lembaga penting untuk mencapai kemajuan dalam segala lapangan hidup.
Kemajuan cara berpikir melalui jasa ilmu dan pengetahuan membawa perkembangan di bidang industri.
Mekanisme di bidang produksi mengganti tangan-tangan manusia. Jadi di bidang industri pun mengalami
lompatan percepatan kemajuan. Jadi sangat masuk akallah apabila di budang pendidikan dan
pengajaran pada abad ke-19 itu mengalami perkembangan pula. Perkembangan itu antara lain adalah
pendidikan per kepala harus diganti dengan sistem klasikal.

Pendapat Pentalozzi J.H. Pestalozzi sangat mementingkan pendidikan keluarga.  Keluarga menurut
Pestalozzi merupakan kunci keberhasilan pendidikan. Inti pendidikan adalah pendidikan kesusilaan dan
pendidika keagaman. Dasar pendidikan menurut dia adalah kodrat anak dan tujuan pendidikan
mengembangkan segala daya kemampuan anak untuk mencapai kemanusiaan sejati. Adalah menjadi
tugas pendidik agar anak dapat niengentaskan dirinya sendiri (dapat hidup mandiri). Sebagai alat
pelajaran metode yang tepat menurut Pentalozzi adalah metode peragaan.
 
Friedrich Frobel (1782-1852), sangat mencintai anak dengan dunia anak-anaknya. Dia berpendapat
bahwa sumber dari segala sumber segala sesuatu adalah Tuhan. Tiap manusia mempunyai dorongan.
Tugas pendidik adalah memperkembangkan dorongan itu secermat-cermatnya agar dengan demikian
manusia memiliki budi pekerti dan dapat menciptakan kebudayaan serta memelihara dan memajukan
kebudayaan itu. Pendidikan yang benar adalah pendidikan yang memperhatikan persesuaian antara
kebutuhan dengan alam anak-anak. Perinsip pendidikan Frobel adalah anak harus dibuat aktif, aktif
bermain dan aktif bekerja serta aktif berlatih. Perinsip didaktiknya adalah pengajaran harus dimulai dari
yang sederhana, yang gampang meningkat kepada hal-hal yang komplek, yang sulit.
 
Pokok-pokok pikiran pendidikan abad ke-20 :
1. Pendidikan/pengajaran lama yang pasif diganti dengan pendidikan yang membuat anak aktif.
2. Pendidikan lama bersifat teacher centred, menurut pikiran baru harus pupil centerd. Anak sebagai
subyek didik.
3. Pendidikan harus diindividualisasikan.
4. Pendidikan bertujuan membentuk manusia yang memiliki integritas kepribadian timggi dan bertanggung
jawab.
5. Pendidikan harus mampu mempersiapkan anak masuk kedalam dunia kerja, dalam masyarakat.
Tokoh-tokoh penting yang berjasa di bidang pendidikan :
1. Montessori : Asas pendidikan yang dikehendaki Montessori adalah kebebasan/kemerdekaan.
Montessori berpendapat bahwa manusia adalah makhluk yang memiliki tenaga dalam.
Dalammenyiasati pengajaran ia tidak setuju dengan hukuman. Hukuman akan datang dari anak itu
sendiri manakala anak itu mengalami kegagalan dan berbuat kesalahan. Prinsip-prinsip dasar metode
pengajaran Montessori ; 1) prinsip kebebasan, 2) prinsip ilmiah, 3) prinsip keaktifan sendiri. Montessori
setuju dengan metode penyampaian materi pelajaran dengan metode peragaan. Latihan-latihan
diberikan sesuai asas didaktik yakni secara berurutan dari yang mudah menuju yang sukar. Latihan-
latihan itu meliputi : 1) latihan otot, 2) latihan alat dria dan 3) latihan akal.
2. Dr. Ovide Decroly (1871-1932). Ia menjadi terkenal karena semboyannya : I’ecole pour la vie par la vie
(sekolah untuk kehidupan oleh kehidupan). Maknanya adalah bahwa anak adalah manusia  yang selalu
tumbuh dan berkembang. Mereka harus dipersiapkan untuk menghadapi kehidupan sosial. Jadi
sekolah harus berhubungan erat dengan kehidupan. Montessori menemukan dan kemudian menyusun
teori globalisasi dan pusat minat. Globalisasi (Jerman: gestall) adalah dalam mengamati susuatu mula-
mula terungkap kesan keseluruhan dari sesuatu itu baru kemudian menyusul bagian-bagiannya.
Tentang pusat minat menurut O. Decroly ada 4 pusat minat yaitu : 1) makanan, 2) pakaian, 3)
pertahanan diri, 4) permainan dan pekerjaan.
3. John Dewey, Ia penganut aliran filsafat pragmatisme. Seorang pragmatis berpendapat bahwa suatu
pengetahuan itu benar apabila pengetahuan itu berguna dalam memecahkan masalah kehidupan. Jadi
mengandung nilai praktis. Pendidikan memiliki 2 aspek yakni aspek psikologis dan aspek sosiologis.
Aspek psikologis artinya tiap anak mempunyai daya-daya atau potensi yang harus dikembangkan.
Aspek sosiologis adalah bahwa perkembangan daya atau potensi itu diarahkan agar bremanfaat dalam
kehidupan sosial. Dewey menentang “sekolah dengar” yang sama sekali tidak memperhatikan minat
dan instink anak. Menurut J. Dewey ada 4 instink anak yang perlu diperhatikan : 1) instik
bermasyarakat, 2) instink membentuk sesuatu, 3) instink menyelidiki, dan 4) instink kesenian.
Sesuai dengan konsep sekolah kerjanya, Dewey berpendapat bahwa sekolah yang baik adalah sekolah
dalam bentuk masyarakat kecil. Maknanya adalah sekolah adalah merupakan tempat bekerja, langsung
praktek kerja nyata. Urutan kegiatan pelajaran berintikan : 1) pelajaran berburu dan menangkap ikan, 2)
mengembala, bertani dan berdagang, dan 3) industri.
 
Dengan di tampilkannya tokoh-tokoh pendidikan beserta konsepnya bukannya berarti kita harus
mengagumi tokoh-tokoh tersebut, yang kita akui memang berotak brilian, dan mengambil alih saja
pendapat (konsep)-nya .
 
Dari sejarah pendidikan itu kita dapat mengambil manfaat, mana yang tepat dapat kita gunakan dan
mana yang seharusnya dibuang karena tidak cocok. Karena tidak semua konsep dapat diterapkan di
dalam segala waktu, tempat dan suasana.
 
Contoh :
Sekolah Dewey misalnya bagi kebanyakan negara terlalu mahal biayanya. Di samping adanya
kelemahan yang mendasar misalnya tidak memperhatikan aspek kesusilaan (kerohanian)
keagamaan/ketuhanan. Demikian pula Montessori, aspek sosial anak kurang diperhatikan dan sekolah
montessori amat mahal. Sistem pendidikan Montessori juga sangat intelektualistis karena terlalu
mementingkan prkembangan akal, perasaan kurang mendapat tempat. Ia terlalu jauh menekankan pada
perkembangan alat dria, disamping jasanya dengan asas tanpa perkembangan anak dan mendidik anak
untuk mandiri.
1. PENDIDIKAN DI INDONESIA
Berikut keadaan pendidikan di Indonesia sejak zaman purba hingga kini. Inti pembicaraan sekilas
pendidikan di Indonesia meliputi pendidikan zaman purba, zama pengaruh Islam, dan pendidikan zaman
penjajahan.
 
Dasar pendidikan masa Hindu Budha adalah filsafat Hindu Budha. Tujuan pendidikan bahwa tujuan hidup
adalah untuk mencapai Nirwana. Manusia yang dapat mencapai Nirwana adalah manusia sempurna.
Sistem penyelenggaraan pendidikan adalah sistem guru-kuladan berlangsung dalam asrama.
 
Bersamaan masuknya agama Islam ke Indonesia masuk pula kebudayaannya. Pengaruh kebudayaan
Islam meliputi semua segi kehidupan, termasuk pendidikan. Tujuan pendidikan Islam adalah membentuk
manusia muslim yang sholeh (berakhlak) yang baik. Ada dua lembaga pendidikan penting pada
penyebaran agama Islam yakni : langgar dan pesantren disusul kemudian adanya madrasah. Pendidikan
agama Islam tidak terbatas, siapapun boleh mengikuti lembaga pendidikan Islam, sifat pendidikan
demokratis dan pengajaran unuk rakyat. Di suatu tempat seperti di Sumatera Barat tidak ada pemisahan
antara langgar dan pesantren, di sini sekolah agama Islam disebut “surau”. Kemudian sekolah-sekolah
Islam berkembang dan mendirikan bangunan sekolah yang disebut madrasah.
 
Pendidikan pada masa penjajahan kurang dapat dirasakan oleh para penduduk pribumi (bumi petera).
Pendidikan pada masa penjajahan diabaikan demi kepentingan pemerintah (penjajah). Tujuan utama
pendidikan pada masa penjajahan Belanda adalah : 1) mencetak tenaga kerja murah yang siap
mengabdi kepada pemerintah (kepentingan penjajah Belanda), 2) untuk tetap mempertahankan
kelangsungan penjajah Belanda di Indonesia.
 
Pada masa penjajahan Jepang tujuan pendidikan yang dilaksanakan adalah: 1) untuk mendapat tenaga
kerja rendahan (murah) dan 2) untuk membentuk tentara yang siap melawan sekutu.
 
Menyadari keadaan pendidikan pada masa penjajahan yang sangat merendahkan martabat bangsa
sendiri, maka muncul tokoh-tokoh masyarakat yang berkeinginan untuk mendirikan lembaga pendidikan
formal (sekolah). Tokoh-tokoh antara lain Ki Hajar Dewantara, KH. Achmad Dahlan dan Moch. Syafei.
 
Sadar akan kebodohan dan keterbelakangan sebagian besar warga pribumi akibat tidak mendapat
perhatian dari penjajah maka Muhammdiyah bangkit dengan cita-cita mempertinggi dan memperluas
pendidikan agama Islam secara modern dengan tujuan memperkuat dan memperteguh keyakinan akan
kebenaran ajaran Islam.
 
Taman siswa dengan pendirinya Ki Hadjar Dewantara mendirikan sekolah sebagai usaha mencapai
kemerdekaan bangsa lewat pendidikan.
 
Moh. Syafei di Sumatera Barat mendirikan Perguruan Ruang Pendidik INS Kayutanam, ia menantang
pendidikan kolonial yang verbalistik-intelektualistik. Sekolah INS Kayutanam memakai konsep John
Dewey yaitu; “learning by doing”. Jadi INS Kayutanam mementingkan keterampilan bekerja dari pada
keterampilan berfikir murni, tetapi bukan berarti tidak rasional, justru INS mementingkan cara berfikir
yang  akaliah (rasional). Konsep ini tampak pada tujuan pendidikan yaitu : 1) mendidik anak untuk berfikir
rasional, 2) mendidik anak bekerja secara teratur dan bersungguh-sungguh, 3) membentuk anak-anak
menjadi manusia yang berwatak dan 4) menanamkan perasaan persatuan.

You might also like