Professional Documents
Culture Documents
Kel 7 Gadar
Kel 7 Gadar
HIPOVOLEMIK
& LUKA BAKAR
Kelompok 7
Dikdik Septian Nugraha
Nabila Moelya Zahra
Reina Hapsari Putri
Syok Hipovolemik
Keadaan berkurangnya perfusi organ dan oksigenasi
jaringan yang disebabkan gangguang kehilangan akut
dari darah (syok hemorragic) atau cairan tubuh yang
dapat disebabkan oleh berbagai keadaan. Syok
hipovolemik dapat didefinisikan sebagai
berkurangnya volume sirkulasi darah dibandingkan
dengan kapasitas pembuluh darah total.
Hypovolemic shock merupakan syok yang
disebabkan oleh kehilangan cairan intravascular
yang umumnya berupa darah atau plasma.
Etiologi
Syok hipovolemik merupakan syok yang terjadi
akibat berkurangnya volume plasma di intravaskuler.
Syok ini dapat terjadi akibat perdarahan hebat
(hemoragik), trauma yang menyebabkan
perpindahan cairan (ekstravasasi) ke ruang tubuh
non fungsional, dan dehidrasi berat oleh berbagai
sebab seperti luka bakar dan diare berat.
Etiologi
Kasus-kasus syok hipovolemik yang paling sering
ditemukan disebabkan oleh perdarahan sehingga
syok hipovolemik dikenal juga dengan syok
hemoragik. Perdarahan hebat dapat disebabkan oleh
berbagai trauma hebat pada organ-organ tubuh atau
fraktur yang yang disertai dengan luka ataupun luka
langsung pada pembuluh arteri utama.
PATOFISIOLOGI
Pendarahan akan menurunkan tekanan pengisian pembuluh
darah rata-rata dan menurunkan aliran darah balik. Hal inilah
yang menimbulkan penurunan curah jantung. Curah jantung
yan grendah di bawah normal akan menimbulkan beberapa
kejadian pada beberapa organ.
Faktor Resiko
• Penyakit jantung dan pembuluh darah, seperti
aneurisma aorta
• Gangguan pada saluran percernaan, seperti ulkus
duodenum. Selain itu, cedera akibat kecelakaan
berkendara, jatuh dari ketinggian, dan tertusuk
benda tajam, juga berisiko menimbulkan
perdarahan yang bisa memicu terjadinya syok
hipovolemik.
Gejala Syok
Hipovolemik
● Denyut nadi cepat,
● Tubuh terasa lemas tetapi terasa lemah
● Tekanan darah menurun ● Jantung berdebar
● Keringat dingin ● Napas cepat
● Jarang buang air kecil ● Kulit terlihat pucat
● Suhu tubuh menurun
Pemeriksaan Penunjang
• Tes darah lengkap, untuk memastikan jumlah darah
yang berkurang
• Tes kimia darah, untuk memeriksa fungsi ginjal dan
otot jantung
• Endoskopi, untuk memeriksa saluran pencernaan dan
memastikan ada tidaknya perdarahan yang bersumber
dari saluran pencernaan
• Pemindaian dengan foto Rontgen, USG, atau CT scan,
untuk memeriksa area yang dicurigai mengalami
perdarahan
Pertolongan Pertama
ketika melihat penderita
Syok Hipovolemik
• Posisikan tubuh penderita di permukaan yang rata dan angkat
kaki sekitar 30 cm, sehingga posisi kepala lebih rendah daripada
kaki.
• Jangan ubah posisi penderita jika terdapat cedera di kepala, leher,
punggung, atau kaki
• Tekan titik perdarahan menggunakan kain atau handuk dan buat
ikatan kencang menggunakan kain atau handuk tersebut pada
area tersebut untuk meminimalkan volume darah yang terbuang.
Pertolongan Pertama
ketika melihat penderita
Syok Hipovolemik
04 Serangan jantung
05 Kematian
LUKA
BAKAR
(COMBUSTIO)
Luka Bakar
suatu bentuk kerusakan atau kehilangan
jaringan yang disebabkan kontak dengan
sumber panas, bahan kimia, listrik dan
radiasi. Kulit dengan luka bakar akan
mengalami kerusakan pada epidermis.
dermis, maupun jaringan subkutan
tergantung faktor penyebab dan lamanya
kontak dengan sumber panas/penyebabnya.
Kedalaman luka bakar akan mempengaruhi
kerusakan gangguan integritas kulit dan
kematian sel-sel
Etiologi
Luka Bakar Derajat I Luka Bakar Derajat I Luka Bakar Derajat I > 25% pada
< 15% pada dewasa 15-25% pada dewasa Dewasa
Luka Bakar Derajat II
Luka Bakar Derajat II Luka Bakar Derajat II >20% pada
10-20% pada anak/dewasa
<10% pada anak/lansia anak < 10th/ dewasa >50th
usia > 40th
Luka Bakar Derajat III Luka Bakar Derajat III
Luka Bakar Derajat III > 10%
<2% < 100%
Luka Bakar : tangan, muka, mata,
telinga, kaki, parineum
Luka bakar inhalasi : sengatan listrik
disertai trauma lain.
Komplikasi
• Gagal jantung kongestif dan edema
pulmonal
• Sindrom kompartemen
• Adult respiratory distress syndrome
• Ileus paralitik dan ulkus curling
• Gagal ginjal akut
Pengkajian
Primer
Airway :
mengkaji ada atau tidaknya sumbatan jalan nafas, sumbatan total
atau sebagian, distress pernafasan, ada tidaknya aliran udara dan
adanya gangguan pada jalan nafas misalnya edema tipe torniket pada
daerah leher yang dapat menyumbat pernafasan.
Masalah airway yang timbul pada pasien luka bakar yaitu pasien sulit
bernafas, terdapat edema di jalan nafas, batuk, suara serak, stridor,
takipne, dispnea, agitasi adanya sputum mengandung karbon.
Pengkajian
Breathing :
mengkaji adanya henti nafas dan adekuatnya pernafasan,
frekuensi nafas dan pergerakan dinding dada(naik turunnya
dinding dada), suara pernafasan melalui hidung atau mulut,
merasakan udara yang dikeluarkan dari jalan nafas.
Masalah breathing yang timbul pada pasien luka bakar yaitu
terganggunya ekspansi dada akibat adanya krustal tebal pada luka
bakar derajat 3 yang mengelilingi dada, adanya penggunaan otot
bantu pernafasan, pasien sulit bernafas, RR > 24x/menit, irama
nafas tidak teratur, nafas cepat dan pendek, suara nafas wheezing
Pengkajian
Circulation :
mengkaji ada tidaknya denyut nadi, kemungkinan syok, dan
adanya perdarahan eksternal, denyut nadi, kekuatan dan
keteraturan, warna kulit dan kelembaban, tanda-tanda
perdarahan eksternal, tanda- tanda trauma.
Masalah circulation yang timbul pada pasien luka bakar yaitu
peningkatan curah jantung dalam beberapa menit pertama
cedera, nadi tidak dapat diraba, tingkat kesadaran menurun.
Pengkajian
Sekunder
• Sistem Kardiovaskular, Kaji atas adanya keluhan nyeri pada dada, normalitas
tanda-tanda vital, dan denyut jantung yang cepat, pelan atau tidak teratur akan
terjadi peningkatan curah jantung dalam beberapa menit cedera, dan nadi sulit
diraba.
• Sistem integumen, Meliputi pemeriksaan warna, tekstur, turgor, suhu,
kepucatan, sianosis dan kekuningan.Pada sistem integumen pasien luka bakar
mengalami gangguan integritas kulit seperti kulit berwarna abu-abu dan pucat,
dan adanya krustal
Pemeriksaan Penunjang
• Hb (Hemoglobin) turun menunjukkan adanya pengeluaran
darah yang banyak sedangkan peningkatan lebih dari 15%
mengindikasikan adanya cedera
• Ht (Hematokrit) yang meningkat menunjukkan adanya
kehilangan cairan sedangkan Ht turun dapat terjadi
sehubungan dengan kerusakan yang diakibatkan oleh panas
terhadap pembuluh darah.
• Leukosit Leukositosis dapat terjadi sehubungan dengan adanya
infeksi atau inflamasi
• GDA (Gas Darah Arteri): Untuk mengetahui adanya
kecurigaaan cedera inhalasi. Penurunan tekanan oksigen
(PaO2) atau peningkatan tekanan karbon dioksida (PaCO2)
mungkin terlihat pada retensi karbon monoksida.
Pemeriksaan Penunjang
• Elektrolit Serum: Kalium dapat meningkat pada awal sehubungan
dengan cedera jaringan dan penurunan fungsi ginjal, natrium pada
awal mungkin menurun karena kehilangan cairan, hipertermi dapat
terjadi saat konservasi ginjal dan hipokalemi dapat terjadi bila mulai
diuresis.
• Glukosa Serum: Peninggian Glukosa Serum menunjukkan respon
stress.
• Albumin Serum: Untuk mengetahui adanya kehilangan protein pada
edema cairan.
• BUN atau Kreatinin : Peninggian menunjukkan penurunan perfusi
atau fungsi ginjal, tetapi kreatinin dapat meningkat karena cedera
jaringan.
• Ureum
• Protein
• Urine Lengkap, dll
• Rontgen: Foto Thorax, dll
Diagnosa
Kriteria Hasil:
a. Menyatakan penerimaan situasi diri
b. Bicara dengan keluarga atau orang terdekat tentang situasi
perubahan yang terjadi.
c. Membuat tujuan realitas atau rencana untuk masa depan
d. Memasukkan perubahan dalam konsep diri tanpa harga diri
negatif
Intervensi :
1. Kaji makna kehilangan atau perubahan pada pasien atau orang terdekat
Rasional :
Episode traumatik mengakibatkan perubahan tiba-tiba, tak diantisipasi
membuat perasaan kehilangan aktual yang dirasakan.
2. Bersikap realistik dan positif selama pengobatan pada penyuluhan
kesehatan dan menyusun tujuan dalam keterbatasan.
Rasional:
Meningkatkan kepercayaan dan mengadakan hubungan baik antara
pasien dan perawat.
3. Berikan harapan dalam parameter situasi individu, jangan memberikan
keyakinan yang salah.
Rasional:
Meningkatkan pandangan positif dan memberikan kesempatan untuk
menyusun tujuan dan rencana untuk masa depan berdasarkan realitas
Kerusakan mobilitas fisik b.d penurunan kekuatan dan ketahanan
Kriteria Hasil :
Menyatakan dan menunjukkan keinginan berpartisipasi dalam
aktivitas, mempertahankan posisi, fungsi dibuktikan oleh tidak
adanya kontraktor, mempertahankan atau meningkatkan kekuatan
dan fungsi yang sakit dan atau menunjukkan tehnik atau perilaku
yang memampukan aktivitas.
Intervensi :
1. Pertahankan posisi tubuh tepat dengan sokongan atau khususnya
untuk luka bakar diatas sendi
Rasional:
Meningkatkan posisi fungsional pada ekstermitas dan mencegah
kontraktor yang lebih mungkin diatas senci.
2. Lakukan latihan rentang gerak secara konsisten, diawali pasif kemudian
aktif
Rasional :
Mencegah secara progresif, mengencangkan jaringan parut dan
kontraktor, meningkatkan pemeliharaan fungsi otot atau sendi dan
menurunkan kehilangan kalsium dan tulang.
3. Instruksikan dan Bantu dalam mobilitas, contoh tingkat walker secara
tepat.
Rasional : Meningkatkan keamanan ambulasi
TERIMA
KASIH !