You are on page 1of 18

Resume HIV/AIDS

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kelompok Mata Kuliah


“Kep. Menjelang Ajal dan Paliatif ”
Dosen Pengampu :
Ns. Usup Supiandi, S.Kep.M.Kep

Kelompok 2 :
Sofie Chaliani
Wida Widayati
Raka Ferandika
Reina Hapsari Putri
Nabila Moelya Zahra
Ryo Maulana Sya’ban

Program Studi S1 Keperawatan


Universitas Indonesia Maju
Tahun 2022
A. Perawatan Paliatif HIV/AIDS
Perawatan paliatif adalah perawatan terpadu yang bertujuan
meningkatkan kualitas hidup, suatu perawatan yang bertujuan mencapai kualitas
hidup optimal bagi ODHA dan keluarganya, dengan meminimalkan penderitaan
dengan perawatan klinis, psikologis, spiritual, dan sosial sepanjang seluruh
perjalanan penyakit HIV mulai saat diagnosis ditegakkan sampai akhir hayat
artinya tidak memperdulikan pada stadium dini atau lanjut, masih bisa
disembuhkan atau tidak, mutlak perawatan paliatif harus diberikan kepada
penderita itu.
Perawatan paliatif tidak berhenti setelah penderita meninggal, tetapi
masih diteruskan dengan memberikan dukungan kepada anggota keluarga yang
berduka. Individu dengan HIV/AIDS mengalami permasalahan yang sangat
kompleks baik secara biologis, psikologis, sosial, dan spiritual maupun
kulturalnya karenanya sangat dibutuhkan perawatan paliatif untuk pasien
HIV/AIDS. Semua pasien mempunyai hak untuk mendapatkan perawatan yang
terbaik sampai akhir hayatnya, pelayanan yang diberikan harus sedemikian rupa
sehingga penderita dapat meninggal dengan tenang dan dalam keimanan yang
dianutnya.

B. Tujuan Perawatan Paliatif HIV/AIDS


Tujuan dari perawatan paliatif adalah untuk meningkatkan kualitas hidup
pasien dan keluarga yang hidup dengan HIV serta membutuhkan perawatan
paliatif, tujuan utamanya untuk :
1. Menigkatkan kapasitas keluarga untuk memberikan perawatan paliatif
2. Mendukung peningkatan akses ke perawatan paliatif untuk mendapatkan
perawatan secara terus menerus
3. Mengintegrasikan perawatan paliatif dalam perawatan, dukungan, dan
layanan pengobatan yang ada
4. Menganjurkan untuk perawatan paliatif yang berkelanjutan dan holistik
5. Meningkatkan akses terhadap obat-obatan dan komoditas pnting dalam
perawatan paliatif
6. Meningkatkan kualitas pelayanan perawatan paliatif
Perawatan paliatif pada pasien HIV yaitu perawatan yang diberikan dengan
pendekatan secara komprehensif, mencangkup pengobatan sakit, pengobatan
gejala, konsultasi dan pengobatan untuk mengatasi masalah kejiwaan dan
psikologis, dukungan dalam mengatasi stigma dan diskriminasi atau penolakan
dari keluarga, rujukan pada layanan sosial, layanan kesehatan primer.

C. Intervensi Perawatan Paliatif HIV/AIDS


Berbagai intervensi dapat diberikan untuk pasien HIV pada perawatan
paliatif, termasuk didalamnya perawatan secara umum, perawatan fisik,
perawatan soaial, dan perawatan rohani pada pasien dan keluarga.
Pelayanan perawatan paliatif diberikan secara terintegrasi antara dokter,
perawat, terapis, petugas sosial-medis, psikologi, rohaniwan, relawan, dan
profesi lain yang diperlukan. Perawat sebagai salah satu anggota tim paliatif
berperan memberikan asuhan keperawatan secara komprehensif pada pasien dan
keluarga.

Perawatan paliatif Intervensi


Umum Penilaian holistik terhadap kebutuhan fisik, emosi, sosial, dan
spiritual dan keluarganya.
Sistem rujukan untuk menghubungkan klien yang dapat
membantu mengatasi masalah yang telah teridentifikasi.
Fisik Penilaian, pencegahan, dan pengobatan rasa sakit.
Penilaian, pencegahan, dan pengobatan gejala lain.
Pengajaran kemampuan perawatan diri untuk mengelola gejala
efek samping di rumah dan mengetahui tanda-tanda bahaya
Perhatikan kebutuhan fisik dalam masa akhir kehidupan
Perawatan oleh pengasuh kelompok dukungan konsultasi
Sosial Bantuan dalam pengelolaan stigma dan diskriminasi
Dukungan dengan isu-isu hokum seperti mempersiapkan surat
wasiat
Bantuan terhadap kebutuhan keuangan, kebutuhan gizi,
perumahan dan pendidikan.
Rohani Konsultasi spiritual
Konsultasi harian untuk aktifitas rohani

D. Peran dan Fungsi Perawatan Paliatif


1. Pelaksana Perawatan
Sebagai pelaksana perawatan dapat bertindak sebagai pemberi asuhan keperawatan
pada pasien HIV/AIDS, memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien dan
keluarganya,memberikan advokasi serta melakukan peran kolaborasi dengan
profesi lain yang terlihat dalam perawatan pasien HIV/AIDS. Perawat juga dapat
melakukan fasilitasi terhadap semua kebutuhan pasien serta melakukan modifikasi
lingkungan untuk memberikan kenyamanan kepada pasien HIV/AIDS.
2. Pengelola
Sebagai pengelola perawatan, perawat dapat berperan sebagai manajer kasus,
maupun konsultan pasien HIV/AIDS dan keluarganya.
3. Peneliti
Perawat dapat berperan melakukan penelitian di bidang keperawatan dengan tema
perawatan paliatif khususnya pada pasien HIV/AIDS sebagai evidence based
practice dalam mengembangkan pelayanan keperawatan paliatif pada pasien
HIV/AIDS dan keluarganya.

E. Terapi Paliatif pada Penderita HIV/AIDS Ditinjau dari Aspek


Psikiatri
Batasan kualitas hidup menurut WHO adalah persepsi individu tentang
hidupnya dalam konteks budaya dan sistem nilai yang berlaku di tempat ia hidup
dan berhubungan erat dengan tujuan hidup, harapan, standard dan hal-hal yang
ada pada dirinya. Kualitas hidup ini terdiri dari 4 dimensi yaitu fisik, psikologis,
sosial dan spiritual.
Dimensi fisik diartikan dengan terbebas dari gejala sementara kebutuhan
psikologis yaitu tercapainya rasa aman, kebutuhan untuk dihargai dan tingkat
pemahaman terhadap penyakitnya, dimensi sosial mencangkup bagaimana
seseorang diterima apa adanya, keinginan untuk tetap dilibatkan dan keinginan
dibebaskan dari tanggung jawab, kebutuhan spiritual pasien meliputi keinginan
yang dicintai, dimaafkan seluruh kesalahan, harga diri dan hidup yang
bermakna.
Tujuan diterapkannya terapi paliatif dalam mencapai kualitas terbaik
bagi kehidupan pasien dan keluarga dalam menghadapi ancaman kematian dan
penyakit yang tidak dapat disembuhkan, orang dengan HIV/AIDS merupakan
salah satu indikasinya elemen yang penting adalah teratasinya semua
penderitaan baik fisik, psikologikal, spiritual dan sosial serta mendukung
ceregivers untuk tetap bekerja dalam keadaan berduka dan emosi.
Terapi paliatif bagi penderita HIV/AIDS merupakan tantangan tersendiri
mengingat bahwa :
1. Penyakit ini merupakan proses yang kompleks dengan komplikasi banyak
tanpa dapat diprediksi
2. Penatalaksanaan yang kompleks mencangkup pelayanan kesehatan
3. Stigmatisasi dan diskriminasi dihadapi oleh sebagian orang dengan
HIV/AIDS
4. Isu-isu dalam keluarga, diantaranya infeksi dari kedua pasangan
5. Peran dalam keluarga, misalnya anak kecil menjaga orang tuanya
6. Terapi paliatif yang dilakukan bagi Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) :
7. Penatalaksanaan nyeri
8. Penanganan terhadap gejala lain seperti mual, kelelahan
9. Dukungan psikologis
10. Dukungan spiritual dan persiapan menghadapi kematian
11. Dukungan terhadapkeluarga
Untuk mencapai tujuan meningkatnya kualitas hidup, tentunya dibutuhkan
kerjasama tim yang professional dalam membantu ODHA dan keluarga.
Komponen tim yang dimaksud terdiri dari dokter dari berbagai keahlian,
perawat, psikolog, pekerja sosial, relawan, rohaniawan, keluarga dan
sebagainya, hal yang perlu diperhatikan lainnya adalah bagaimana
mempersiapkan akhir hidup yang tenang oleh karena itu, pendekatan secara
menyeluruh diperlukan mengingat manusia adalah makhluk bio-psiko-sosio-
spiritual.
Diperlukan kerjasama dari seluruh komponen tim yang baik, dibutuhkan
komunikasi yang efektif. Ada 3 hal penting yang harus dikuasai yaitu
keterampilan dasar berkomunikasi, keterampilan berkomunikasi khusus meliputi
penyampaian informasi dan dialog yang terapeutik serta komunikasi dengan
keluarga lain dan sejawat.

F. Perawatan Paliatif dari Aspek Spiritual


Dalam islam, sakit merupakan cobaan atau ujian yang diberikan oleh
Allah Swt. Tidak hanya kepada orang yang sedang menderita sakit, tetapi juga
kepada orang sekitarnya. Sakit merupakan suatu musibah yang pasti menimpa
setiap orang, selain menjadi sebuah ujian dan cobaan Allah Swt memberikan
suatu ganjaran besar bagi orang yang tabah dan sabar menerimanya, karena sakit
justru akan menggugurkan kesalahan- kesalahannya sebagaimana pohon
menggugurkan dedaunan.
Ada jaminan dari Allah Swt bahwa sakit merupakan sarana penghapusan
dosa bagi manusia bukan berarti pula harus pasrah dan merasakan saja
penderitaan tanpa ada usaha untuk menyembuhkan nya. Tawakal dalam islam
dimaknai sebagai suatu kepasrahan dan penerimaan terhadap apa yang akan
terjadi setelah berusaha dan melakukan upaya untuk terwujudnya sebuah tujuan
atau maksud.
Kesabaran dalam musibah ini merupakan sebuah sikap yang harus
dimiliki oleh setiap mukmin, karena menurut imam al- Ghazali berdasarkan
hadis dari Abu Manshur al-daylami, keimanan terbagi menjadi dua yaitu
kesabaran dan syukur.
Kehidupan merupakan ujian dan ladang untuk menggapai kebahagiaan
sejati, di dunia dan akhirat. Didalamnya terdapat beragam hal yang terjadi, mulai
dari kesengsaraan sampau kenikmatan yang berlimpah, namun hal itu semua
merupakan suatu ujian yang diberikan Allah Swt, sampai dimana batas ketaatan
dan keimanan seorang hamba, atas segala ujian seseorang harus senantiasa
berada disamping-Nya, karena dialah yang akan memberikan petunjuk dan
ampunan kepada hamba-hamba-Nya. Zikir merupakan sarana untuk mengingat
Allah Swt dalam segala kehidupan dan doa sebagai suatu sarana permohonan
hamba kepada Tuhannya merupakan sua hal yang tidak dapat dipisahkan.
Sebagaimana disampaikan oleh imam al-Quraisyi bahwa zikir
merupakan suatu pertanda bahwa seseorang itu cinta kepada Allah dan bukti dari
cinta ini adalah berupaya sekuat tenaga untuk mendapatkan keindahan-Nya.
Dalam hal ini, seseorang yang selalu mengingat Allah Swt dan memohon kepada
Allah dari setiap aspek kehidupannya, maka senantiasa akan diberikan petunjuk
dan hidayah, serta ampunan kelak di akhirat.

G. Penatalaksanaan Nyeri pada Perawatan Paliatif


Nyeri pada pasien HIV dapat berasal dari berbagai sumber, termasuk infeksi
virus HIV dan mengakibatkan pasien rentan terhadap efek samping ART dan
terapi lain, masalah kesehatan lain yang tidak berhubungan dengan pengobatan
mereka. Terlepas dari penyebab dasar nyeri itu, hal itu dapat mempengaruhi
fungsi dan mutu hidup.
1. Penyebab nyeri
a. Faktor Fisik
Bisa terjadi akibat penyebab nyeri akibat kelainan kardiovaskuler, sakit
kepala atau migraine akibat ketegangang otot.
b. Faktor Psikologis
Marah
Pada system birokrasi yang menghambat, marah kepada teman tidak mau
menjenguk, marah pada prosedur diagnosis yang lama, pengobatan yang
dirasakan gagal
Cemas
Takut pada rumah sakit, dokter dan perawat, takut kehilangan masa depan.
Depresi
Kehilangan kedudukan sosial, kehilangan pekerjaan, penghasilan dan harga
diri, kehilangan peran dalam keluarga, lelah yang berkepanjangan dan
insomnia, tidak punya harapan, bentk badan abnormal.
2. Terapi nyeri
a. Prinsip umum
- Assessment nyeri merupakan dasar dari keberhasilan terapi.
Assesment jenis nyeri ( neuropatik, bone dll ) dan derajat nyeri
menentukan pemilihan obat analgesic yang sesuai assessment
stadium penyakit dapat memberikan informasi tentang penyebab
nyeri dan juga membantu pemilihan modalitas terapi nyeri yang
sesuai.
- Komunikasi yang baik penting untuk mengendalikan nyeri dengan
baik.
b. Prinsip terapi
- Terapi nyeri harus merupakan bagian yang tergabung salam suatu
rencana keseluruhan perawatan untuk digunakan modalits terapi yang
sesuai dengan stadium penyakit.
- Assess problem psikososial dan spiritual dan segera diatasi.
- Terapi harus konsisten dan tidak berubah-ubah.
- Reassessment perlu dilakukan untuk memonnitorng kasiat dan efek
samping pengobatan dilakukan setiap hari dan membuat perubahan
yang sesuai dengan progresifitas penyakitnya dan mencegah
timbulnya efek samping.
- Menentukan hasil / pencapaian pengobatan sehingga dapat
mengurangi nyeri yang diderita ditandai dengan perbaikan fungsi
fisik, perbaikan psikologis, perbaikan kualitas tidur hingga dapat
meningkatkan kualitas hidup penderita.
3. Terapi farmalogik
a. Pemilihan obat
Gunakan obat yang sesuai untuk jenis nyeri dan derajat nyeri, gunakan
kombinasi beberapa obat, gunakan obat sesuai the WHO three step
analgesic ladder ( by theladder )
b. Cara pemberian
Berikan dosis yang adekuat, berikan dosis secara titrasi pada setiap individu
dimulai dari dosis rendah, dinaikkan pelan-pelan sampai tercapai dosis yang
dapat menghilangkan nyeri berikan jadwal pemberian obat berdasarkan
farmakologi obat, jadwal yang tepat untuk mencegah nyeri, berikan jadwal
atau instruksi obat secara tertulis, perhatikan dan cegah efek samping,
pertahankan program penggunaan analgesic sesimpel mungkin.
Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian
a. Identitas Diri Klien
Nama : Tn. R
Umur : 20 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Status perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Pekerjaan : Pedagang
Pendidikan : Tamat SD
Alamat : Kp. Karangtengah
Tanggal masuk : 19-10-2022
Tanggal pengkajian : 20-10-2022
Suku bangsa : Lampung-Indonesia
Sumber informasi : Bapak Kandung
Diagnosa Medis : HIV/AIDS
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. R
Umur : 42 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : Petani
Hub. Keluarga : Ayah Kandung
c. Alasan Masuk
Klien masuk dengan keluhan demam hilang timbul sejak 2 bulan sebelum
masuk rumah sakit
d. Riwayat Kesehatan
- Riwayat Kesehatan Sekarang
Saat dilakukan pengkajian tanggal 19 Oktober 2022 pada pukul 08.00 WIB,
keluarga klien mengatakan klien mempunyai riwayat hubungan sex bebas
semenjak 3 tahun yang lalu, klien mengatakan badan nya terasa lemas,
pasien merasakan nyeri pada persendian saat istirahat dan aktivitas. Klien
tampak pucat, BAB (+) sejak 1 hari saat pengkajian. Selama dirawat
dirumah sakit klien tampak lemah dan letih, klien tampak susah untuk
beraktifitas secara mandiri, klien tampak kurus, klien tampak meringis
menahan sakit, klien tampak pucat, klien tampak terbaring.
- Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga mengatakan keluarganya tidak ada mengalami riwayat penyakkit
yang sama dengan yang diderita klien dan tidak memiliki penyakit
keturunanseperti DM, Hipertensi, Jantung. Penyakit menular seperti, TBC,
HIV, Hepatitis, dll.
e. Genogram

Keterangan :
: Laki-Laki

: Perempuan

: Pasien

… : Meninggal

× : Tinggal Serumah
f. Pemeriksaan Fisik
Kesadaran : Composmentis (CM)
GCS :13 ( E4 M5V4)
BB sehat : 96 kg
BB sakit : 85 kg
TB : 165 cm
Tanda-Tanda Vital
Tekanan Darah : 100/80 mmHg
Nadi : 104x/menit
Suhu : 36,9°C
Pernafasan : 22 x/menit
1. Kepala
Rambut :
I : rambut klien tampak kotor, berminyak, tidak ada ketombe, rambut
tidak beruban, rambut tampak kering, mulai rontok, bau tidak sedap, dan
rambut klien tampak tidak rapi
P : tekstur rambut kering
Mata
I: Mata terlihat simetris kiri dan kanan, penglihatan mulai menurun,
konjungtiva anemis, palpebra tidak oedema, skeleraikterik, mata tampak
cekung, pupil isokor, reflek cahaya (+/+)
Telinga
I : Telinga tampak simetris kiri dan kanan
P: tidak ada nyeri tekan, pendengaran mulai terganggu pada telinga
kanan, tidak ada pembesaran disekitar telinga, tidak ada oedema, tidak
ada perdarahan disekitar telinga
Hidung
I : Lubang hidung simetris kiri dan kanan, tidak ada lecetan di daerah
hidung, lubang hidung tampak bersih tidak ada secret, penciuman masih
bagus dan normal
Mulut dan Gigi
I : Rongga mulut tampak kotor, mokusa bibir kering, gigi tidak lengkap,
gigi berkaries, lidah klien kotor, tonsil tidak ada peradangan
2. Leher
I : Simetris kiri dan kanan, warna kulit sawo matang
P:Tidak ada pembembesaran kelenjer tiroid dan KGB
3. Thorax
Paru-paru
I : Terlihat simetris kiri dan kanan (ekspansi dinding dada), frekuensi
pernafasan 22x/menit
P : Traktil premitus melemah di bagian paru ka/ki
P : Bunyi sonor
A : Bunyi nafas whezing
Jantung
I : Tidak terlihat pembengkakan, iktus kordis tidak terlihat
P : Tidak ada nyeri tekan, iktus teraba, nadi 104x/menit
P : Terdengar bunyi redup
A : Iramanya teratur (BJ 1 Lup, BJ 2 Dup) heart Rate : 104x/menit
4. Abdomen
I : Tidak ada pembesaran
A : Bising usus 18x/menit
P : Nyeri tekan pada epigastrium
P : Bunyi normal (tympani)
5. Punggung
I : Tidak ada lesi, lecet dan tanda dekubitus pada klien.
P : Tidak ada pembengkakan.
6. Ekstermitas
Atas : simetris kiri dan kanan, ada mengalami kelemahan, ada otot pada
lengan kanan klien
Bawah : simetris kiri dan kanan mengalami kelemahan,ada otot pada kaki
kanan klien
Kekuatan otot :

4444 4444
4444 4444

Keterangan :
5 : dapat melakukan ROM secara penuh dan dapat melawan gravitasi dan
tahanan
4 : dapat melakukan ROM yang penuh dan dapat melawan tahanan yang
sedang
3 : dapat melakukan ROM secara penuh dengan melawan gravitasi tetapi
tidak bisa melawan tahanan
2 : tidak mampu melawan gaya gravitsi
1 : kontraksi otot hanya dapat dipalpasi
0 : tidak ada kontraksi otot
7. Genetalia : genetalia tampak kotor, ada herpes dibagian batang penis dan
scrotum, sudah bernanah, rumbut pubis tidak ada, berbau
8. Integument : Warna kulit sawo matang, turgor kulit kering
I. Data Psikologis
1. Perilaku Verbal
➢ Cara menjawab : klien dapat menjawab setiap pertanyaan yang di
berikan walaupun jawabannya kurang jelas
➢ Cara memberi informasi : pasien menjawab setiap pertanyaan dengan
kooperatif
2. Perilaku Non-Verbal
➢ Klien dibantu dalam melakukan aktivitas
➢ Perilaku non-verbal klien : klien tampak sering mengeluhkan
penyakitnya, meringis kesakitan
3. Keadaan Emosi
Keadaan emosi klien terlihat tidak stabil dan emosi pada saat berbicara
dengan waktu yang mulai lama
4. Persepsi Penyakit
Klien beranggapan penyakit ini adalah datangnya dari Allah SWT dan
sebagai cobaan untuk lebih dekat lagi dengannya
5. Konsep Diri
Klien sebagai laki-laki dan berperan sebagai kepala keluarga
6. Adaptasi
Klien dapat beradaptasi dan mengenali bahwa klien sekarang sedang berada
di rumah sakit
7. Mekanisme Pertahanan Diri
Pasien berusaha sedapat mungkin untuk tidak menjadikan penyakitnya
sebagai beban fikiran, dan menghambat proses penyembuhan
II. Data Sosial
1. Pola Komunikasi
Komunikasi klien dengan perawat baik dan kooperatif
2. Orang yang Dapat Memberi Rasa Nyaman
Ayahnya adalah orang yang dapat membuat klien merasa nyaman
3. Orang yang Paling Berharga dalam Hidup Pasien
Orang yang paling berharga bagi klien adalah kedua orang tuanya
4. Hubungan dengan Keluarga dan Masyarakat
Hubungan klien dengan keluarga dan masyarakat baik
III. Data Spiritual
1. Keyakinan
Klien beragama islam
2. Ketaatan Beribadah
Klien mengatakan sering tidak mengerjakan sholat 5 waktu saat sehat dan
sakit
3. Keyakinan Terhadap Penyembuhan
Klien yakin bahwa penyakitnya dapat disembuhkan dan selalu berdo’a
kepada Allah SWT untuk diangkatkan penyakitnya
Aktivitas Sehari-Hari (ADL)
No Aktivitas Di Rumah Di Rumah Sakit
1. POLA NUTRISI DAN
CAIRAN
Makan dan Minum
Makan
➢ Menu Nasi biasa Diet tinggi kalori tinggi
protein (TKTP)
➢ Porsi 1 piring 2 sendok nasi
➢ Frekuensi 3 kali sehari 3 kali sehari
➢ Makan Kesukaan Nasi bungkus Tidak ada
➢ Pantangan
Minuman Tidak ada pantangan Tidak ada pantangan
➢ Jumlah
➢ Minuman 2 liter/hari 600 ml/hari
➢ Pantangan Air mineral Air mineral
Tidak ada Tidak ada
2. POLA ELIMINASI
BAB
➢ Frekuensi 3 kali sehari Tidak ada BAB sejak di
➢ Warna Kuning rawat di rumah sakit
➢ Bau Khas
➢ Konsistensi Padat
➢ Kesulitan Tidak ada
BAK
➢ Frekuensi Kurang lebih 6x sehari 1000 CC
➢ Bau Pesing Pesing
➢ Warna Kuning muda Kuning muda, putih
➢ Konsistensi Cair Cair
➢ kesulitan Tidak ada Lelah ketoilet
3. Istirahat dan Tidur
➢ Waktu tidur 20:00 WIB 21:00 WIB
➢ Lama tidur 8 Jam-Subuh 8 Jam-Pagi, sering
Subuh terbangun pada malam
➢ Waktu bangun Tidak ada hari
➢ Hal yang Pagi hari
mempermudah Tidak ada
bangun
➢ Kesulitan tidur Tidak ada
Tidak nyaman dengan
suasana rumah sakit
4. Personal Hygiene
➢ Mandi 2x sehari 1x sehari
➢ Cuci rambut 1x sehari 1x sehari
➢ Gosok gigi 2x sehari 1x sehari
➢ Potong kuku 1x seminggu Belum potong kuku
5. Rekreasi
➢ Hobi Olahraga Tidak ada
➢ Minat khusus Tidak ada Tidak ada
➢ Penggunaan waktu Jalan-Jalan Tidak ada
senggang
6. Ketergantungan
➢ Merokok 1-2 bungkus Tidak ada
➢ Minum obat Tidak ada Tidak ada
➢ Ketergantungan Tidak ada Tidak ada

HASIL PEMERIKSAAN PENUNJANG


1. Data Laboratorium
- Serologi
Tanggal 19 Oktober 2022
No Pemeriksaan Hasil
1. Anti HCV NON-REAKTIF
2. HbsAg 14,21 POSITIF
3. TPHA NON-REAKTIF
4. VDRL NEGATIF
5. Anti HbsAg NON-REAKTIF
- Imunoserologi
Tanggal 19 Oktober 2022
No Pemeriksaan Hasil Rujukan Satuan
1. Anti Toxoplasma igG# Negatif Negatif IU/mL
2. Anti-CMV igG# Positif kons : Negatif AU/mL
247.4

- Hematologi I
Tanggal 20 Oktober 2022
Nama Pemeriksaan Hasil Rujukan
LED (Laju Endap Darah) 1 jam 102 mm P<10 mm

- Kimia Klinik
Tanggal 22 Oktober 2022
No TESTS Report Flag Unit Normal Values
1. ALB 3,7 L gldL 3,8-5,4
2. ALT 43 H U/L 0-41
3. AST 150 H U/L 0-37
4. Gluk 110 H Mg/dL 74-106

- USG Tanggal 22 Oktober 2022


Dari hasil pemeriksaan USG menunjukkan Hepatomegali Non Spesifik

- Labor Biologi I
No Pemeriksaan Hasil Satuan Rujukan
1. HGB 8,2 [g/dL] P : 13.0-16.0
W : 12.0-14.0
2. RBC 2,92 [10^6/uL] P : 4.5-5.5
W : 4.0-5.0
3. HCT 24,2- [%] P : 40.0-48.0
W : 37.0-43.0
4. MCV 82,0- [fL]
5. MCH 27,8 [pG]
6. MCHC 33,9 [g/dL]
7. RDW-SD 38,5 [fL]
8. RDW-CV 13,5 [%]
9. WBC 6,85 [10^3/uL] 5.0-10.0
10 EO% 1,5 [%] 1-3
11. BASO% 0,0 [%] 0-3
12. NEUT% 81,0 [%] 50-70
13. LYMPH% 11,8 [%] 20-40
14. MONO% 5,7 [%] 2-8
15. EO# 0,10 [10^3/uL]
16. BASO# 0,00 [10^3/uL]
17. NEUT# 5,55 [10^3/uL]
18. LYMPH# 0,81 [10^3/uL]
19. PLT 23 [%] >150-400

You might also like