You are on page 1of 16

Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam mineral, baik dari segi
variasi jumlah maupun umurnya. Berbagai mineral logam, nonlogam, batuan, maupun
sumber daya energy terdapat di hamper seluruh wilayah Tanah Air secara merata. Seperti
yang sudah diketahui oleh khalayak umum, bahan galian mineral merupakan sumber daya
alam nonrenewable di mana ketersediaannya di bumi tidak dapat diperbaharui dengan ilmu
pengetahuan maupun teknologi maupun manajemen pengelolaan dalam rangka
memanfaatkan hasil alam tersebut harus dilakukan dengan cermat dan tepat.

Bahan galian industri sebagian besar termasuk bahan galian golongan C, walaupun
beberapa jenis t;rmasuk dalam bahan galian golongan yang lain. Secara geologi bahan
galian industri terdapat dalam ketiga jenis batuan yang ada dialam yaitu terdapat dalam
batuan beku, batuan sedimen ataupun batuan metamorf, mulai dari yang berumur Pra
Tersier sampai Kuarter. Bahan bangunan alam tidak lain adalah bahan galian industri yang
belum diientuh rekayasa teknik. Oleh sebab itu dengan semakin majunya rekayasa teknik
tidak tertutup kemungkinan jenis bahan galian industri akan bertambah jenisnya. Bahan
galian industri sangat erat kaitannya dengan kehidupan manusia sehari-hari, bahkan dapat
dikatakan bahwa manusia hidup tidak terlepas dari bahan galian industri. Hampir semua
peralatan rumah tangga, bangunan fisik, obat, kosmetik, alat rulis, barang pecah belah
sampai kreasi seni dibuat langsung atau dari hasil pengolahan bahan galian industri melalui
rekayasa teknik.

Magnesium (Mg) adalah unsur paling melimpah kedelapan dan merupakan sekitar 2% dari
kerak bumi, dan merupakan unsur paling banyak ketiga yang terlarut dalam air laut.
Meskipun magnesium ditemukan di lebih dari 60 mineral, hanya dolomit, magnesit
(MgCO3), brucite (Mg (OH)2), karnalit (KMgCl3 • 6(H2O)), dan olivin ((Mg, Fe) 2SiO4)
yang penting secara komersial . Dari mineral tersebut, magnesit (MgCO3) dan dolomit
(MgCO3.CaCO3) merupakan sumber terbesar senyawa magnesium (Mg).
Genese Bahan Galian Magnesit
Magnesite adalah mineral yang memiliki rumus kimia MgCO 3 (magnesium karbonat), yang
merupakan pencampuran 2 kristal besi karbonat dan magnesium (ankerite) yang memiliki
struktur berlapis. Ini adalah salah satu bahan Produksi Magnesit Brick dengan kinerja
tinggi, memiliki campuran bahan baku mineral adalah MgO, SiO 2, Fe2O3 dan Al2O3 dengan
kualitas terbaik.

Magnesit digunakan untuk menghasilkan magnesium oksida (MgO), yang berfungsi


sebagai bahan tahan api untuk industri baja dan sebagai bahan baku untuk industri kimia.
Magnesit dalam jumlah kecil juga digunakan sebagai permata dan bahan sementara.

Kristal Magnesite umumnya terbentuk oleh proses dolomitisasi hidrotermal batu gamping
ganggang atau penggantian dolomit amfibolit, piroksenit, diabas, peridotit, riolit, basalt dan
granit.

Magnesite kriptokristalin atau amorf terbentuk dari alterasi larutan serpentin atau larutan
ultrabasa lainnya. Magnesit jenis yang tersebut terakhir ini umumnya terdapat dalam
jumlah sedikit karena sebarannya terbatas hanya dipermukaan batuan induk.

Magnesit dapat ditemukan dalam mineral sekunder dan biasanya berasosiasi dengan batuan
sedimen atau batuan metamorfik, berasal dari endapan marin, kecuali brukit. Magnesite
ditemukan didalam batuan serpentin. Magnesite umumnya jarang ditemukan dalam bentuk
mineral, tetapi secara utuh terdapat pada larutan padat siderit (FeCO 3) bersama-sama Mn
dan Ca yang dapat menggantikan unsur Mg. Mineral magnesite keterdapatannya
berasosiasi dengan batuan ubahan, sehingga cadangan magnesit akan mengikuti pola
cadangan bahan ubahan tersebut. Batuan atau mineral yang mengandung magnesite adalah
dolomit (CaMg(CO3)2, magnesit zedin (MgCO3), epsonil (MgSO4)7H2O, dan brukit
(Mg(OH)2
Magnesit

Sifat Fisik dan kimia Magnesit


Mineral Magnesite mempunyai sifat dan karakteristik sebagai berikut :
1.Warna : Tidak berwarna, putih, kekuningan, kecoklatan, ataupun merah
muda.
2 .Belahan : Sempurna
3. Pecahan : Conchoidal
4. Ketahanan : Brittle
5. Kekerasan : 3,5 – 4,5 pada skala Mohs
6. Kilap : Kaca
7. Cerat : Putih
8. Diaphanaety : Transparan
9. Berat Jenis : 3.0 -3.2
10. Karakteristik : Mineral ini tidak larut dalam asam klorida tetapi berbuih bila
dipanaskan, tidak terbakar. Apabila disinari ultraviolet akan memancarkan warna biru atau
hijau.
11. Komposisi Kimia : MgCO3

Magnesit memiliki komposisi kimia MgCO 3, dan ketika dipanaskan akan terdisosiasi
menjadi MgO dan CO2. MgO memiliki suhu leleh yang sangat tinggi, dan itu membuatnya
menjadi bahan tahan api yang baik dalam banyak proses pembuatan baja, metalurgi, dan
keramik. MgO adalah salah satu bahan yang paling umum digunakan untuk membuat batu
bata yang digunakan untuk melapisi kiln, oven industri, dan blast furnace. MgO juga
digunakan untuk membuat pupuk, bahan kimia magnesium, dan disuling menjadi logam
magnesium.

Tempat Diketemukan
Di Indonesia mineral magnesit dijumpai antara lain:
 Daerah Istimewa Aceh: Daerah Kr. Jreue Kab. Aceh Besar (cukup baik, berupa
urat-urat pada bahan ultrabasa berasosiasi dengan talk

• Dari sumber data dinas pertambangan dan energy Aceh potensi sumberdaya magnesit
yaitu 210 juta ton.
 Nusa Tenggara Timur: P. Moa (berasosiasi dengan peridotit -serpentinit).
 Sulawesi Tenggara: P. Padamarang (berasosiasi dengan batuanultrabasa, peridotit
serpentinit yang berumur Pra Tersier); P. Lambasina (berasosiasi dengan batuan
ultrabasa, peridotit serpentinit ya ng berumur Pra Tersier).
Namun dari rekapitulasi sumber daya dan cadangan mineral bukan logam dan batuan tahun
2014, sumberdaya magnesit di Indonesia hanya mencaai 780 ton secara hipotetik.
Teknik Penambangan Magnesit

Teknik penambangan magnesit sama seperti penambangan kaolin yaitu penambangannya


dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu:

1. Tambang terbuka (open pit)


2. Tambang semprot (hydraulicking)

Tambang Magnesit Grecian, Yunani

Dua cara yang pertama lebih banyak diterapkan dibanding cara yang ketiga. Pada tambang
terbuka, pengupasan tanah penutup dilakukan dengan alat sederhana atau dengan alat
mekanis (bulldoser, scrapper, dan lain – lain). Endapan magnesitnya dapat digali dengan
menggunakan excavator antara lain : backhoe ataupun shovel, kemudian dimuat kedalam
truck dan diangkut ke pabrik pengolahan. Pada cara tambang semprot setelah pengupasan
tanah penutup lalu disemprot dengan menggunakan pompa air bertekanan tinggi. Hasil
penyemprotan berbentuk lumpur yaitu campuran magnesit dengan air. Kemudian lumpur
tersebut dipompakan ke tempat pengolahan dengan pipa – pipa.
Teknik pertambangan pada magnesit di tambang terbuka

Teknik pertambangan pada magnesit di tambang semprot

Magnesit hasil dari penambangan dibersihkan dari pengotor/ kontaminan. Tahap berikutnya
disemprot dengan air untuk menghilangkan kotoran yang masih menempel. Proses lanjutan
dapat diperlakukan seperti pada kaolin. Keterdapatan magnesit alam sangat terbatas,
sehingga untuk memenuhi kebutuhan dibuat magnesit sintetis dari dolomit atau batu
gamping dolomitan (dikenal sebagai seuwqter magnesia).

Proses pengolahan Magnesit

Proses pengolahan magnesit dilakukan dengan menggunakan metode fisika dan kimia
untuk menghasilkan produk bermutu tinggi untuk digunakan dalam pembuatan refraktori,
logam magnesium, atau produk lainnya

Bijih magnesit dipisahkan dari silika pengotor, besi dan senyawa lainnya dengan cara
menghancurkan, menggiling, menyaring dan menggunakan metode benefisiasi. Untuk
pemanfaatan bijih magnesit, metode fisik, kimia dan fisikokimia digunakan. Metode fisik
adalah pemisahan di tangan dengan (triase) pemisahan magnetik, pemisahan gravitasi.
Metode kimianya adalah pencucian kimiawi magnesit dengan menggunakan asam
anorganik umum seperti asam klorida, sulfat dan asam nitrat. Metode fisikokimia juga
flotasi. Pemisahan gravitasi dan flotasi adalah dua metode utama yang digunakan untuk
pemanfaatan bijih magnesit. ukuran dan fase kedua; Pemisah magnetik basah yang sangat
intensif telah digunakan untuk memisahkan mineral besi. Flotasi biasanya digunakan untuk
pemisahan magnesit halus, terutama jika konsentrat magnesit bermutu tinggi.

Crushing: bijih mentah (kurang dari 200mm) melalui dua tahap satu proses sirkuit tertutup,
yang meliputi crusher dan screen vibration. Dan kemudian dipecah menjadi 10 ~ 0mm.

Proses Crushing bijih Magnesit

Screening yaitu proses pengayakan atau pemilahan ukuran butir jadi apabila ukuran butir
lebih dari 10 mm maka akan dilakukan proses crushing yang kedua, namun jika sudah lolos
maka proses selanjutnya proses pemisahan bijih magnesit dari pengotor, tetapi untuk
pemisahan dengan metode flotasi maka ukuran butir tadi akan dilakukan proses grinding.
Proses screening ukuran butir bijih magnesit

Grinding: proses ini bijih yang dihancurkan akan digiling sirkuit tertutup, di mana bijih
akan digiling hingga -200mm lalu selanjutnya proses tersebut dilanjut dengan tahap flotasi

Tahap Pemisahan
Pemisahan gravitasi dan flotasi adalah dua metode utama yang digunakan untuk
pemanfaatan bijih magnesit. Pemisahan gravitasi digunakan untuk ukuran kasar (yaitu> 1
mm) dan flotasi biasanya digunakan untuk pemisahan magnesit halus, terutama bila
diperlukan konsentrat magnesit bermutu tinggi

Pemisahan secara gravitasi digunakan untuk memisahkan partikel yang ukurannya sangat
dekat satu sama lain. Metode ini digunakan untuk ukuran butir yang lebih dari 1 mm.
setelah proses ini dilakukan lagi metode pemisah secara magnetic basah untuk memisahkan
ukuran butir dengan pengotor yang mengandung mineral besi
Diagram Alir Proses Pengolahan Mineral Magnesit Gravity Separation

Proses Flotasi Magnesit

Proses flotasi bijih magnesit tingkat rendah: pengotor dalam bijih mentah tidak dapat
dihilangkan jika hanya menerapkan metode reverse flotation terbalik. Jadi untuk magnet
kelas rendah, biasanya menggabungkan dua metode, proses flotasi balik (satu pengasaran -
satu pembersihan) & proses pengapungan langsung (satu pengasaran - satu pemulungan).
Dalam proses reverse flotation, yaitu dengan memisahkan bagian tailing, sementara
pengapungan langsung mendapatkan konsentrat magnesit dan milddling
Diagram Alir Proses Pengolahan Mineral Magnesit dengan flotasi
Proses pemisahan bijih magnesit dari pengotor secara flotasi
Skala kualitas konsentrat bijih magnesit
Super Extra Special Quality 1 Quality 2 Quality 3 Quality 4
Extra (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%)
SiO2 0.00-0.38 0.39-0.48 0.49-0.57 0.58-0.86 0.87-1.20 1.21-1.67 1.68-2.15
CaO 0.00-0.86 0.00-0.86 0.87-0.96 0.97-1.05 1.06-1.10 1.01-1.20 1.21-1.34
Fe2O3 0.00-0.24 0.25-0.29 0.30-0.33 0.34-0.43 0.44-0.48 0.49-0.62 0.63-0.72
Al2O3 0.00-0.05 0.00-0.05 0.00-0.05 0.00-0.05 0.06-0.10 0.06-0.10 0.06-0.10

Pemurnian Magnesit
Magnesit tergolong logam ringan, dan tahan terhadap karat berkat lapisan oksida
magnesium. Proses pemurnian magnesit dapat dilakukan dengan metode thermal atau
Electrolitic.

1. Thermal proses 
Thermal proses adalah didasarkan pada reduksi magnesium oksida dengan karbon,
silikon atau unsur lain pada temperatur dan vakum yang tinggi.
 Reduksi pendahuluan bijih
 Reduksi penguapan dan pengembunan uap magnesium
 Peleburan kristal (condensat crystal) menjadi magnesium kasar.

2. Proses Elektrolisis
Proses ini terdiri dari beberapa tingkat, yang prinsipnya adalah pengerjaan pendahuluan
dari garam magnesium anhidrous murni, elektrolisa campuran dan refining.Masing-
masing proses ini dibedakan menurut bijih yang digunakan (dapat juga carnalite,
magnesium, chlorida, dsb), dan cara pengerjaan pendahuluannya (magnesite
chlrorination,dihidration of magnesium chloride, etc). Elektrolit larutan garam
magnesium dalam teknik tidak digunakan lagi karena magnesium lebih elektro magnetik
dibanding dengan ion hidrogen pada katoda dan tidak ada cara untuk memperbaiki
teknik tersebut. Penggunaan : Magnesium umumnya dipadu dengan unsur unsur lain
untuk memperoleh bahan-bahan struktural terutama digunakan untuk roda pesawat
terbang, panel-panel pesawat. Penggunaan lain adalah untuk Pyrotechnic Explossive
technics” dan “Flash lights.

Magnesit digunakan untuk bahan tahan api dimana magnesit yang telah dipanasi dan
mengandung kurang dari 1% CO2 banyak digunakan untuk pembuatan “batu bata” yang
tahan api. Magnesit adalah bahan utama refraktori yang digunakan dalam tungku-tungku
temperatur tinggi, dapat menahan karat pada pembuatan baja. Magnesit juga digunakan
untuk bahan industri semen, bahan isolasi, pertanian, peternakan, dan industry

Penggunaan utama magnesium karbonat adalah dalam produksi magnesium oksida oleh


kalsinasi. Mineral magnesit dan dolomit digunakan untuk memproduksi batu bata tahan
api. MgCO3 juga digunakan dalam komposisi lantai tahan api, pemadam api, kosmetik,
bubuk debu, dan pasta gigi. Aplikasi lain adalah sebagai bahan pengisi, penekan asap dalam
plastik, zat penguat dalam karet neoprena, zat pengering, pencahar untuk melonggarkan
usus, dan retensi warna dalam makanan. Selain itu, magnesium karbonat dengan kemurnian
tinggi digunakan sebagai antasida dan sebagai aditif dalam garam meja agar tetap mengalir
bebas. Magnesium karbonat dapat melakukan ini karena tidak larut dalam air, hanya larut
dalam asam, yang membuatnya berbuih (menghasilkan gelembung). Sebagai aditif
makanan, magnesium karbonat dikenal sebagai E504, yang satu-satunya efek samping yang
diketahui adalah dapat bekerja sebagai pencahar dalam konsentrasi tinggi. Magnesium
karbonat juga digunakan dalam taksidermi untuk memutihkan tengkorak. Senyawa ini
dapat dicampur dengan hidrogen peroksida untuk membuat pasta, yang kemudian
diaplikasikan pada tengkorak untuk memberikannya warna putih. Selain itu, magnesium
karbonat digunakan sebagai lapisan putih untuk layar proyeksi.

You might also like