Professional Documents
Culture Documents
AKIDAH AKHLAK DAN TASAWUF Wina Aidila Fitri
AKIDAH AKHLAK DAN TASAWUF Wina Aidila Fitri
“Standar Baik dan Buruk Berdasarkan Ajaran Akhlak, Moral dan Etika”
OLEH :
STAIN BENGKALIS
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT. Yang telah memberikan Rahmat serta
KaruniaNya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah yang berjudul
“Standar baik dan buruk berdasarkan ajaran akhlak, moral dan etika” ini tepat pada
waktunya. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada berbagai
pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah tersebut.
Makalah ini kami susun dalam guna memenuhi tugas Akidah Akhlak dan
Tasawuf . Makalah ini berisikan bagaimana memahami baik dan buruknya berdasarkan
ajaran akhlak moral dan etika
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih ada kekurangannya, baik dalam
mengupas permasalahan maupun cara penyajiannya. Oleh kartena itu penulis
mengharapkan segala saran dan kritik yang membangun sebagai masukan yang berharga
demi kemajuan penulis dimasa mendatang. Penulis berharap makalah ini bisa bermanfaat
khususnya bagi penulis sendiri maupun pembaca dalam memberikan informasi tentang
silabus.
Pemakalah
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................ii
BAB 1.........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................................................1
BAB 11........................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................2
C. Standar Baik dan Buruk Berdasarkan Ajaran Akhlak, Moral, dan Etika..........................................2
D. Konsep Baik dan Buruk Menurut Aliran.........................................................................................3
1. Hedonism.....................................................................................................................................3
2. Naturalisme..................................................................................................................................4
3. Idealism.......................................................................................................................................4
4. Ilmu kalam...................................................................................................................................4
5. Tasawuf.......................................................................................................................................5
E. Penerapan Akhlak Tasawuf dilingkungan Muslim dan Nonmuslim................................................5
BAB 111......................................................................................................................................................7
PENUTUP...................................................................................................................................................7
A. Kesimpulan......................................................................................................................................7
B. Saran................................................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................................8
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Akhlak menurut imam Al- Ghazali adalah sifat yang melekat diri seseorang yang
menjadikannya dengan mudah bertindak tanpa banyak pertimbangan lagi. Ada pula
sebagian ulama mengatakan bahwa akhlak itu adalah suatu sifat yang tertanam dalam
jiwa seseorang dimana sifat itu akan timbul dengan mudah karena sudah menjadi
kebiasaan.
Pengertian baik menurut ethic adalah sesuatu yang berharga untuk sesuatu tujuan.
Sebaliknya,yang tidak berharga tidak berguna untuk tujuan, apabila yang merugikan, atau
yang menyebabkan, tidak tercapainya tujuan adalah buruk.
Tujuan dari masing-masing sesuatu, walaupun berbeda-beda, semuanya akan
bermuara satu tujuan yang dinamakan baik, semuanya mengharapkan mendapatkan yang
baik dan bahagia, tujuan yang akhir yang sama ini dalam ilmu ethic “kebaikan tertinggi”,
yang dengan istilah latinnya disebut summum bonum atau bahasa arabnya Al- khair al-
kully.
B. Rumusan Masalah
1
BAB 11
PEMBAHASAN
C. Standar Baik dan Buruk Berdasarkan Ajaran Akhlak, Moral, dan Etika
Akhlak tasawuf Imam Al- Ghazali adalah sifat yang melekat diri seseorang yang
menjadikannya dengan mudah bertindak tanpa banyak pertimbangan lagi. Adapula
sebagian ulama mengatakan bahwa akhlak itu dalah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa
seseorang dimana sifat itu akan timbul dengan mudah karena sudah menjadi kebiasaan.
Pengertian baik menurut ethic adalah sesuatu yang berharga untuk sesuatu tujuan.
Sebaliknya,yang tidak berharga tidak berguna untuk tujuan, apabila yang merugikan, atau
yang menyebabkan, tidak tercapainya tujuan adalah buruk.
Pengertian benar menurut etika (ilmu akhlak) ialah hal-hal yang susuai dengan
peraturan-peraturan. Sebaliknya pengertian salah menurut etika ialah hal-hal yang tidak
sesuai dengan peraturan peraturan yang berlaku.1
Kebenaran yang objektif, yang merupakan kebenaran yang pasti dan satu itu
adalah kebenaran yang didasarkan kepada peraturan yang dibuat oleh yang maha satu,
maha mengetahui segala sesuatu yang maha benar karena itu, satu-satunya kebenaran
yang objektif adalah kebenaran yang dibuat oleh yang maha satu itu. Dan peraturan yang
dibuat manusia yang bersifat relative itu adalah benarapabila tidak bertentangan dengan
peraturan yang obyektif yang dibuat oleh maha satu yang maha benar. Yakni peraturan
1
Rosihon Anwar, Akhlak Tasawuf(Bandung : Penerbit Pustaka Setia, 2010), 70.
2
yang tidak bertentangan dengan wahyu karena kebenaran mutlak adalah kebenaran dari
yang maha benar.
2
Didalam akhlak islamiyah, untuk mencapai tujuan baik harus dengan jalan yang
baik dan benar. Sebab ada garis yang jelas anatara yang boleh dan tidak boleh, ada garis
damarkasi anatar yang boleh dilampaui dan yang tidak boleh dilampaui, garis pemisah
antara halal dan haram. Semua orang muslim harus melalui jalan yang dibolehkan dan
tidak boleh melalui jalan yang dilarang. Bahkan antara yang halal dan yang haram tidak
jelas, disebut syubhat, orang muslim harus berhati-hati, jangan sampai jatuh di daerah
yang syubhat, sebab dikhawatirkan akan jatuh di daerah yang haram.
Jadi, menurut akhlak islam, perbuatan itu disamping baik juga harus benar, yang
benar juga harus baik. Sebab dalam ethic yang benar belum tentu baik dan yang baik
belum tentu benar.3
E. Hedonism
F. Naturalisme
2
Ibid., 71.
3
Ibid., 71.
4
Rosihon Anwar, Akhlak Tasawuf(Bandung : Penerbit Pustaka Setia, 2010), 77.
3
Aliran ini memandang bahwa untuk menilai sesuatu yang baik dan buruk
itu dapat dipengaruhi oleh pembawaan manusia sejak lahir kedunia.
Dengan kata lain manusia sejak anak-anak dapat menilai sesuatu itu baik
ataupun buruk, akan tetapi dia belum bisa menganalisis mengapa sesuatu
itu baik ataupun buruk. Untuk bisa menganalisi sesuatu itu baik dan buruk
diperlukan pengalaman hidup yang lama, karena semakin lama
pengalaman hidupnya maka semakin matang pemahaman terhadap sesuatu
yang baik dan buruk, dengan ini dapat ditegaskan bahwa menilai sesuatu
itu ditentukan oleh kebutuhan dan kondisi wilayah yang ditempati oleh
manusia.
G. Idealism
Aliran ini memandang bahwa kebenaran yang hakiki tidak dapat dilihat
melalui panca indra semata, karena semua sesuatu yang tampak melalui
panca indra hanya merupakan kepalsuan belaka dan bukan sesuatu yang
sebenarnya, jadi kesimpulan di aliran ini, bahwa untuk mengetahui sesuatu
itu baik atau buruk maka dapat diukur dengan cita.
H. Ilmu kalam
4
menurut sudut pandang manusia karena alam semesta ini diciptakan untuk
kepentingan manusia.
Ajaran tentang keadilan ini terkait erat dengan perbuatan manusia,
manusia menurut mu’tazilah malkukan dan menciptakan perbuatannya
sendiri, terlepas dari kehendak dan kekuasaan tuhan baik secara langsung
atau tidak. Perbuatan apasaja yang dilahirkan adalah perbuatan manusia
iru sendiri kecuali dalam mempersepsi warna, bau, dan sesuatu
lainnyayang dialaminya tidak diketahui manusia. Pemahaman dan
pengetahuan yang timbul dengan selain melalui informasi dan instruksi itu
diciptakan sendiri oleh allah dan bukan perbuatan manusia. Kalau dilihat
pendapat ini memang allah maha adil atas segala makhluknya karena alam
ini beserta isinya diciptakan untuk manusia tapi dalam masalh perbuatan,
sudah pasti ada campur tangan tuhan karena apapun yang dikerjakan oleh
manusia bukan karena kehendaknya sendiri akan tetapi ada yang
menggerakkan sehingga ia berbuat.
I. Tasawuf
Baik atau kebaikan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan yang
luhur, bermartabat, menyenangkan dan disukai manusia. Sedangkan yang
disebut buruk adalah syar dalam bahasa arab,atau sesuatu yang dinilai
sebaliknya dari yang baik, sesuatu yang hina, rendah, menyusahkan dan
tidak disukai kehadirannya oleh manusia.5
5
Mahjuddin, Akhlak Tasawuf 11 (Jakarta : Kalam Mulia, 2010), 39.
5
tolak ukur untuk mencapai kesuksesan dan kebahagiaan. Masyarakat berlomba-
lomba mencari dan mendapatkan materi sebanyak-banyaknya. Dorongan seperti
ini berdampak kecendrungan masyarakat bertindak tanpa control demi
mendapatkan apa yang diinginkan dan menghalalkan segala cara tanpa
memperdulikan sesama, hilangnya kepedulian sosial, kecendrungan individulistis,
materialistis, kapitalis dan hedonis. Tasawuf dalam kehidupan sosial mempunyai
pengaruh yang signifikan dalam menuntaskan permasalahan dan penyakit sosial
yang ada, amalan yang terdapat dalam ajaran tasawuf akan membimbing
seseorang dalam mengarungi kehidupan dunia menjadi manusia yang arif,
bijaksana dan professional dalam kehidupan bermasyarakat dan memberikan
nilai-nilai spiritual dan sosial yang jelas. Bentuk ajaran yang ditawarkan untuk
membersihkan jiwa dan penyakit sosial tersebut dalam ajaran tasawuf dapat
dilakukan dengan melalui tiga tahapan yaitu Takhalli membersihkan diri dari
sifat-sifat tercela, dari maksiat lahir dan maksiat batin yang mengotori hati
manusia seperti iri dan dengki, buruk sangka, sombong, membanggakan diri,
pamer, pemarah dan sifat-sifat tercela yang lain. Tahalli mensucikan atau
menghiasi diri dengan sifat-sifat terpuji, dengan taat lahir dan taat batin.6
6
Ibid., 40.
6
BAB 111
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kebaikan dan keburukan adalah dua hal yang melekat pada diri kita sejak
kita terlahir di dunia. Banyak ulama maupun tokoh-tokoh yang memaparkan
definisi kebaikan dan keburukan. Seperti Louis Ma’luf berpendapat bahwa baik,
lawan buruk, adalah menanggapi kesempurnaan sesuatu. Buruk, lawan baik,
adalah kata yang menunjukkan sesuatu yang tercela atau dosa.
Kebaikan dan keburukan juga dapat diukur atau ditentukan dengan
berbagai aliran. Seperti aliran Idealisme, Naturalisme, Hedonisme, dan Modern.
Masing-masing dari aliran ini mengemukakan penentuan baik dan buruk berbeda-
beda. Dan masing-masing aliran ini pula mempunyai tokoh-tokoh yang
memperkuat masing-masing aliran tersebut.
B. Saran
Makalah kami jauh dari kata sempurna dan masih banyak kesalahan-
kesalahan yang perlu dibenahi dari makalah kami ini. Oleh karena itu, kami
meminta kritik dan saran yang membangun agar makalah kami menjadi lebih baik
dan sempurna, semoga makalah ini juga bermanfaat bagi para pembaca sekalian.
DAFTAR PUSTAKA
7
Rosihon Anwar, Akhlak Tasawuf (Bandung : Penerbit pustaka setia, 2010), 70.
Ibid., 71.
Ibid., 71.
Rosihon Anwar, Akhlak Tasawuf (Bandung : Penerbit Pustaka Setia, 2010), 77.
Ibid., 40.